Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN
1. Peranan Statistika

Statistika banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari, seperi pada pemerintahan,


dunia penelitian atau riset, pimpinan, dan lain-lain. Bahkan dibidang pengetahuan seperti
astronomi, biologi, psikologi, kedokteran, dsb.

2. Statistik dan Statistika


Statistik merupakan bentuk untuk menyatakan kumpulan data, bilangan maupun non
bilangan byang disusun dalam tabel dan atau diagram, yang menjelaskan atau
menggambarkan suatu persoalan.
Statistika merupakan pengetahuan yang berhubungan dengan cara-cara pengumpulan
data, pengolahan atau penganalisiannya dan penarikan kesimpulan berdasarkan kumpulan
data dan penganalisian yang dilakukan.

3. Data Statistik
Keterangan mengenai satu hal bisa berbentuk kategori, missal : rusak, baik, senang
atau bisa berbentuk bilangan merupakan data atau disebut data statistik.
 Data yang berbentuk bilangan disebut data kuantitatif. Harganya berubah atau disebut
variabel. Dari nilainya, dikenal dua golongan yaitu data diskrit (hasil menghitung) dan
data kontinu (\hasil mengukur).
 Data yang berbentuk lukisan kualitas objek disebut data kualitatif. Contohnya rusak,
gagal, berhasil, dsb.
 Menurut sumbernya, ada data intern dan data ekstern
Data intern contohnya adalah pengusaha yang mencatat aktivitas keadaan pegawai,
pengeluaran, dan hasil jualan
Data ekstern contohnya dalam berbagai situasi, untuk perbandingan misalnya
diperlukan data dari sumber lain diperusahaan. Data ekstern dibagi jadi 2 yaitu, data
ekstern primer (data primer) dan data ekstern sekunder (data sekunder).
 Data yang baru dikumpulkan dan belum diolah disebut dengan data mentah
4. Populasi dan sampel
Populasi merupakan totalitas semua nilai yang mungkin, hasil menghitung, kuantitatif
maupun kualitatif mengenai karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan yang
lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya. Adapun sebagian yang diambil dari
populasi disebut sampel. Sampel itu harus representative dalam arti segala karakteristik
populasi hendaknya tercerminkan pula dalam sampel yang diambil. Sampel yang diambil
harus bersifat takbias, sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
Populasi yang didalamnya terdapat terhingga banyak anggota disebut populasi
terhingga. Statistika induktif merupakan fase statistika yang berhubungan dengan kondisi
dimana kesimpulan diambil. Statistika deskriptif merupakan fase statistika dimana hanya
melukiskan dan menganalisis kelompok yang diberikan tanpa membuat kesimpulan
tentang populasi yang lebih besar.

5. Pengumpulan Data
Data harus yakni kebenarannya atau dapat dipercaya. Proses pengumpulan data
dilakukan dengan sampling. Langkahnya:
a. Mengadakan peneliatian langsung ke lapangan/laboratorium
b. Mengambil sebagian atau seluruhnya dari sekumpulan data dari orang lain
c. Mengadakan angket

6. Pembulatan Angka
Digunakan pembulatan angka supaya dapat bentuk yang lebih sederhana. Aturannya :
 Aturan 1 : jika angka terkiri dari yang harus dihilangkan 4 atau kurang, maka angka
terkanan dari yang mendahuluinya tidak berubah. Contoh : Rp 59.376.402.96 menjadi
59 juta.
 Aturan 2 : jika angka terkiri dari yang harus dihilangkan lebih dari 5 atau 5 diikuti
oleh angka tidak sama dengan 0, maka angka terkanan dari yang mendahuluinya
bertambah dengan satu. Contoh : 6.948 kg menjadi 7 ribu kg.
 Aturan 3 : jika angka terkiri dari yang harus dihilangkan hanya angka 5 atau 5 yang
diikuti oleh angka-angka nol belaka, maka angka terkanan dari yang mendahuluinya
tetap jika ia genap. Contoh : 8,5 menjadi 8, 19,50 menjadi 20 (karena itu ganjil).
7. Pemeriksaan Terhadap Data
Sebelum data diolah, lakukan pemeriksaan untuk menghindarkan terjadi kekeliruan.
Periksa apakah ada data yang meragukan. Kecerobohan dan sifat masa bodoh akan
menimbulkan data yang tidak benar.

BAB II
PENYAJIAN DATA
1. Pendahuluan

Data yang telah dikumpulkan selajutnya harus diatur dalam bentuk yang jelas dan baik.
Ada 2 cara penyajian data yang sering dipakai : tabel dan
grafik. Macam-macam daftar/table:
a. Daftar baris kolom
b. Daftar kontingensi
c. Daftar distribusi
frekuensi Macam-macam
diagram:
a. Diagram batang
b. Diagram garis
c. Diagram lambing/simbul
d. Diagram pastek dan diagram lingkaran
e. Diagram peta/kartogram
f. Diagram pencar/titik

2. Beberapa Contoh Daftar Statistik


Judul daftar ditulis ditengah bagian teratas dengan huruf besar, secara singkat dan
jelas. Judul kolom ditulis singkat dan jelas, jangan melakukan pemutusan kata. Pada
pembutan table diperhatikan juga :
a. Nama-nama sebaiknya disusun sesuai abjad
b. Waktu disusun secara berurut
c. Kategori dicatat menurut kebiasaan
Untuk data yang terdiri dari dua factor atau dua variable, dapat dibuat daftar
kontingensi.
Jika data kuantitatif dibuat menajdi beberapa kelompok, maka akan diperoleh daftar
distribusi frekuensi.
3. Diagram Batang
Data yang variabelnya berbentuk kategori atau atribut sangat cocok untuk diagram
batang. Untuk menggambar diagram batang perlu sumbu datar dan tegak yang
berpotongan tegak lurus, dan dibuat dengan skala bagian yang sama. Mungkin saja
diagram batang dibuat secara horizontal. Ada diagram batang tunggal, diagram batang dua
komponen, dan diagram batang tiga komponen. Untuk kategori yang berlawanan, dapat
dibuat diagram batang dua arah.

4. Diagram Garis
Untuk menggambarkan keadaan yang serba terus atau berkesinambungan, maka
dibuatlah diagram garis. Seperti diagram batang, disini pun diperlukan sistem sumbu datar
dan sumbu tegak yang saling tegak lurus. Dengan memperhatikan gerak garis, kita dapat
mempelajari bagaimana flutuasi atau naik turunnya data. Jika nilai data terkumpul sekitar
harga yang cukup besar sehingga diagramnya cukup jauh dari sumbu horizontal, maka
lebih baik dilakukan loncatan atau pemutusan sumbu tegak. Untuk menggambar grafik ini,
bisa digunakan kertas millimeter dan kertas semi-logaritma

5. Diagram Lingkaran dan Diagram Pastel


Untuk membuat diagram lingkaran, gambarkan sebuah lingkaran lalu dibagi menjadi
beberapa sektor. Diagram lingkaran sering digunakan untuk melukiskan data atribut.

6. Diagram Lambang
Sering dipakai untuk mendapatkan gambaran kasar sesuatu hal dan sebagai alat visual
bagi orang awam. Setiap satuan jumlah tertentu dibuat sebuah simbul sesuai dengan
macam datanya.

7. Diagram Peta
Diagram ini dinamakan juga kartogram. Dalam pembuatannya digunakan peta
geografis tempat data terjadi. Dengan demikian diagram ini melukiskan keadaan
dihubungkan dengan tempat kejadiannya.
8. Diagram Pencar
Disebut diagram pencar karena kumpulan datanya terdiri atas dua variable dan
diagramnya dibuat dalam sistem koordinat dan gambarnya akan merupakan kumpulan
titik- titik yang terpencar.

BAB III
DAFTAR DISTRIBUSI FREKUENSI DAN GRAFIKNYA

1. Pendahuluan
 Dalam distribusi frekuensi,objek dikumpulkan dalam kelompok berbentuk a-b yang
dibut kelas interval.
 Kelas interval disusun dari data terkecil sampai terbesar. Lalu kolom kanan diisi
bilangan yang menyatakan jumlah data dalam tiap kelas interval, disebut frekuensi.
 Bilangan di sebelah kiri kelas interval disebut ujung bawah dan bilangan di sebelah
kanan disebut ujung atas.
 Selisih positif antara tiap dua ujung bawah berurutan disebut panjang kelas interval.
 Jika data dicatat teliti hingga satuan, maka batas bawah kelas sama dengan ujung
bawah dikurangi 0,5. Batas atas nya didapat dari ujung atas ditambah dengan 0,5.
 Tanda kelas interval = ½ (ujung bawah + ujung atas)

2. Membuat Daftar Distribusi Frekuensi


Untuk membuatnya dengan panjang kelas yang sama, maka:
a. Tentukan rentang, ialah data terbesar dikurangi data terkecil
b. Tentukan banyak kelas interval yang diperlukan
c. Tentukan panjang kelas interval
d. Pilih ujung bawah kelas interval pertama
e. Sebelum daftar sebenarnya dituliskan, ada baiknya dibuat daftar penolong yang
berisikan kolom tabulasi

3. Distribusi Frekuensi Relatif dan Kumulatif


Frekuensi dinyatakan dengan banyak data yang terdapat dalam tiap kelas ; jadi dalam
bentuk absolut. Jika frekuensi dinyatakan dalam persen, maka diperoleh daftar distribusi
frekuensi relatif. Frekuensi absolut dan frekuensi relative dapat disajikan dalam sebuah
daftar.
Dari hasil sebuah ujian Matetmatika, diperoleh nilai dari empat puluh siswa yang meliputi
nilai-nilai 82, 83, 72, 82, 83, 84, 96, 99, 78, 92, 83, 89, 77, 83, 84, 92, 91, 92, 93, 95, 85, 86,
90, 87, 88, 83, 90, 87, 90, 88, 89, 87, 86, 88, 84, 73, 82, 78, 100, dan 79. Penyajian data dengan
cara acak tersebut seangatlah tidak bagus. Sebelum menyajikan data kelompok ke dalam
bentuk yang lebih menarik, kita harus mengetahui terlebih dahulu apa itu data kelompok.
Data kelompok adalah data yang diringkas menjadi beberapa kelompok dengan rentang dan
panjang kelas tetap. Misalkan menggabungkan nilai 71, 73, 75 ke dalam satu kelas pada
rentang kelas 71 – 75. Data kelompok biasanya diberikan dalam tabel data kelompok. Untuk
membuat tabel data kelompok, perlu mendata jumlah nilai yang sama beserta banyak
data/frekuensi. Sebagai contoh, lakukan analisis untuk data acak yang diberikan pada
paragraf satu. Berikut ini adalah hasilnya.

Setelah mendata nilai-nilai data acak beserta dengan frekuensinya, langkah selanjutnya
adalah menggabungkan beberapa nilai kedalam kelompok kelas. Kali ini, data dibuat ke
dalam 6 kelas interval, dengan panjang kelas adalah 5 (lima). Berikut ini adalah data tabel
data kelompok dan nilai frekuensi yang sesuai dengan data di atas.
Bisa kita lihat pada tabel di atas, data yang ada dikelompokkan ke dalam 6 kelas interval.
Interval yang pertama yaitu 71-75 dimana frekuensinya adalah 2, artinya adalah siswa yang
mendapatkan nilai ulangan di antara 71-75 sebanyak 2 orang. Di dalam interval tersebut, nilai
71 menjadi batas bawah sementara nilai 75 menjadi batas atas kelas.

Selain batas atas dan batas bawah, terdapat istilah tepi bawah dan tepi atas kelas. Tepi bawah
dan tepi atas kelas ini digunakan untuk memastikan bahwa data yang masuk berada di kelas
interval yang benar. Di samping itu, tepi bawah dan tepi atas kelas juga dapat berfungsi
sebagai penentu panjang dari kelas interval apabila data-data yang ada telah tersaji dalam
bentuk tabel distribusi frekuensi.

Cara menentukan tepi bawah dan atas kelas adalah sebagai berikut:

Tepi bawah kelas = batas bawah kelas – 0,5


Tepi atas kelas = batas atas kelas + 0,5

Sementara untuk panjang kelas interval adalah selisih yang terjadi di antara tepi atas dan
tepi bawah kelas. Jika diambil contoh dari tabel di atas untuk intervalnya yang pertama yaitu
71- 75 dapat ditentukan:

Tepi bawah kelas = 71-0,5 = 70,5


Tepi atas kelas = 75 + 0,5 = 75,5
Panjang kelas 70,5-75,5 = 5

Penyajian Data Kelompok Bentuk Histogram

Untuk menyajikan data kelompok ke dalam bentuk histogram, kita membutuhkan data nilai
batas bawah dan batas atas masing-masing kelas. Hasil selengkapnya diberikan seperti pada
tabel berikut ini. Data yang digunakan di sini adalah data yang dibahas pada sebelumnya.
Selanjutnya adalah menyajikan data kelompok yang tersusun seperti tabel di atas ke dalam
histogram. Kita perlu menyesuaikan nilai rentang kelas untuk batas bawah dan batas atas
setiap kelas dengan nilai frekuensi yang sesuai dengan data. Bentuk data nantinya berupa
persegi panjang atau yang biasa dikenal juga dengan diagram batang. Penyajian data
kelompok bentuk histogram yang sesuai dengan data pada tabel di atas diberikan seperti
gambar di bawah.

Penyajian Data Bentuk Poligon

Ulasan berikutnya adalah penyajian data bentuk poligon. Data yang disajikan dalam bentuk
poligon di sini masih sama dengan data yang digunakan pada data yang digunakan pada
penyajian data bentuk historgam. Untuk membuat penyajian data bentuk poligon, sobat
idschool perlu mencari nilai titik tengan pada masing-masing kelas. Titik tengah ini akan
mewakili nilai untuk setiap rentang kelas.
Nilai titik tengah diperoleh dengan cara menjumlahkan batas atas dan batas bawah masing-
masing kelas dan dibagi 2. Berikut ini adalah tabel kelompok yang diperlukan untuk
menyajikan data kelompok bentuk poligon.

Langkah selanjutnya, hanya perlu menyesuaikan nilai titik tengah masing-masing kelas
dengan nilai frekuensi yang sesuai. Hasil bentuk poligon untuk tabel kelompok di atas dapat
dilihat pada gambar di bawah.

Penyajian Data Bentuk Akumulatif (Ogive)

Ogive merupakan bentuk penyajian data dalam grafik berdasarkan data yang sudah disusun
dalam bentuk tabel distribusi frekuensi kumulatif. Ogive sering disebut sebagai grafik
frekuensi meningkat. Hal ini dikarenakan cara pembuatannya dengan menjumlahkan
frekuensi pada setiap kelas sebelumnya atau setelahnya. Bentuk ogive seperti poligon,
sehingga sering disebut juga sebagai poligon distribusi frekuensi kumulatif. Terdapat dua
jenis ogive, yaitu
ogive positif dan ogive negatif. Jadi kita perlu mencari terlebih dahulu masing-masing nilai
tersebut. Data yang dibutuhkan untuk menyajikan data dalam bentuk ogive dapat dilihat pada
tabel data kelompok di bawah.

Berdasarkan data pada data di atas, dapat diperoleh dua gambar ogive, yaitu ogive positif dan
ogive negatif. Untuk membentuk ogive positif gunakan frekuensi komulatif kurang dari.
Sedangkan untuk membentuk ogive negatif digunakan frekuensi komulatif lebih dari. Berikut
contoh penyajian data yang disajikan dalam bentuk ogive, baik ogive positif dan ogive
negatif, dapat dilihat pada gambar di bawah.
Cara Membuat Ogive Positif

Diberikan data kelompok untuk suatu nilai Matematika yang terdiri dari enam kelas. Data
tersebut diberikan dalam bentuk bentuk tabel data kelompok. Dengan panjang setiap kelas
adalah 5 (lima).

Kelas pertama dimulai dari nilai 71 sampai 75 dengan frekuensi sebanyak 2. Untuk kelas ke
dua, rentang kelasnya adalah 76 – 80 dengan 4 data nilai dalam kelas tersebut. Kelas ke tiga,
memuat 12 data nilai Matematika dengan rentang 81 sampai 85. Kelas ke empat dengan
rentang 86 samapi 90 memuat data nilai matematika sebanyak 13. Untuk kelas ke lima dan
keenam, rentang kelasnya berturut-turut adalah 91 – 95 dan 96 – 100.Banyaknya data yang
masuk ke dalam kelas ke lima adalah 6 data, sedangkan data yang masuk ke kelas ke enam
ada sebanyak 3 data.

Data selengkapnya untuk tabel data kelompok dengan keterangan di atas terlihat seperti pada
tabel di bawah.

Langkah pertama untuk membuat ogive positif adalah menentukan batas atas masing-masing
kelas dan data frekuensi komulatif kurang dari sesuai dengan data pada tabel kelompok yang
diberikan sebelumnya.

Batas atas kelas diperoleh dengan cara menambahkan nilai tertinggi pada kelas tersebut
dengan 0,5. Misalnya pada kelas pertama, nilai tertingginya adalah 75. Batas atas untuk kelas
pertama adalah 75 + 0,5 = 75,5.
Nilai frekuensi komulatif kurang dari diperoleh dengan cara menjumlahkan frekuensi setiap
kelas dengan semua frekuensi semua kelas di atasnya. Misalnya, akan dicari nilai frekuensi
komulatif kurang dari untuk kelas dengan rentang 81 – 85. Frekuensi (fi) kelas tersebut
adalah 12, dan dua kelas sebelumnya memiliki nilai frekuensi 2 dan 4. Sehingga, nilai
frekuensi komulatif kurang dari untuk kelas 81 – 85 adalaj 2 + 4 + 12 = 18. Selengkapnya
lihat pada tabel di bawah.

Berikutnya adalah menyiapkan bidang kartesius yang memuat nilai pada sumbu x dan data
frekuensi pada sumbu y. Untuk data dengan tabel di atas, diperoleh gambar bidang seperti di
bawah.
Selanjutnya, pasangkan data yang sesuai antara data nilai batas atas setiap kelas dan frekuensi
kurang dari. Seperti terlihat pada gambar di bawah.

Kemuadian, hubungkan setiap titik sehingga membentuk sebuah kurva. Sehingga akan
diperoleh gambar ogive positif seperti yang terlihat pada gambar ogive di bawah.
Cara Membuat Ogive Negatif

Di sini, data yang akan digunakan untuk membuat ogive negatif adalah data yang dengan
data yang digunakan untuk membuat ogive positif di atas.

Ogive negatif sama dengan cara membuat ogive positif. Perbedaannya terletak pada data
batas kelas dan frekuensi komulatif yang digunakan. Pada ogive positif menggunakan batas
atas kelas dan frekuensi komulatif kurang dari. Sedangkan pada ogive negatif menggunakan
batas bawah kelas dan frekuensi komulatif lebih dari.

Berikut ini adalah data batas bawah untuk setiap kelas dan frekuensi komulatif lebih dari.

Selanjutnya dengan langkah sama dengan cara menggambar ogive positif sebelumnya. Yaitu
menyesuaikan data antara batas bawah masing-masing kelas dan frekuensi komulatif lebih
dari. Akan diperoleh gambar ogive negatif seperti gambar berikut ini.
BAB IV
UKURAN GEJALA PUSAT DAN UKURAN LETAK
RATA-RATA ATAU RATA-RATA HITUNG

Nilai rata-rata adalah nilai tengah atau biasa juga disebut sebagai mean dari suatu kelompok
data yang mewakili seluruh kelompok data.

Kegunaan nilai rata-rata

 Dapat digunakan untuk membandingkan kualitas suatu kelompok dengan kelompok lain
 Mewakili kondisi suatu kelompok dengan 1 angka
 Mendeskripsikan suatu kelompok dengan singkat

Rumus nilai rata-rata

Keterangan:

x̄ = merupakan lambang nilai rata-rata


𝑘
∑𝑖=1 𝑥𝑖 = lambang Sigma menunjukkan penjumlahan Dari sekelompok data. Di bawah
lambang Sigma i=1 menunjukkan bahwa penjumlahan bergerak dari data pertama, sedangkan
di atas lambang Sigma terdapat k yang menunjukkan data terakhir atau data ke k. Sehingga
arti dari notasi ini adalah kita diminta untuk menjumlahkan seluruh data dari data yang
pertama
sampai ke data terakhir atau data ke k. Sehingga formula ini dapat dituliskan
menjadi x₁+x₂+x₃+ … +xn = menunjukkan banyaknya data dari i = 1 sampai k

Contoh cara menghitung nilai rata-rata:


Misalkan kita ingin melihat nilai rata-rata dari 10 siswa yang mengikuti ujian matematika di
kelas 11. Datanya tersedia pada tabel dibawah :

80 90 95 100 90 95 80 70 90 90

Langkah-langkah menghitung nilai rata-rata

1. Tentukan nilai n

Dengan menghitung seluruh observasi yang dalam kasus diatas merupakan banyaknya siswa
maka dapat diketahui nilai n sebanyak 10, sehingga n = 10.

𝑘
2. Tentukan nilai ∑ 𝑥𝑖
𝑖=1

𝑘
Seperti petunjuk sebelumnya diatas bahwa ∑𝑖=1 𝑥𝑖 artinya kita perlu menjumlahkan
seluruh data dari data yang pertama hingga data yang terakhir, maka:
𝑘
∑𝑖=1 𝑥𝑖 = 80+90+95+100+90+95+80+70+90+90

∑𝑘𝑖=1 𝑥𝑖 = 880
3. Selesaikan rumus nilai rata-ratanya

Karena seluruh komponen yang sudah ditemukan, maka kita tinggal memasukkan nilai-nilai
tersebut ke dalam rumus nilai rata-rata.

∑𝑘 𝑥𝑖
x̄ = 𝑖=1
𝑛
880
x̄ = = 88
10

Sehingga nilai rata-rata ujian matematika dari 10 siswa dari kelas 11 adalah 88.
Cara menghitung nilai rata-rata data berkelompok
Cara menghitung nilai rata-rata data berkelompok hampir sama dengan rumus rata-rata
sebelumnya, namun pada data berkelompok jumlah nilai masing-masing kelompok juga
dijumlahkan.

𝑘
∑𝑖=1 𝑥𝑖 = xi adalah amatan dari i sampai k
∑𝑘𝑖=1 𝑓𝑖 = fi adalah frekuensi amatan (banyaknya per kelompok) dari i ke k
∑𝑘𝑖=1 𝑓𝑖 = jumlah frekuensi amatan

Contoh cara menghitung nilai rata-rata data berkelompok

No. Tinggi Badan Banyaknya

1 150 10

2 155 15

3 160 20

4 165 10

maka:

x̄ =150×10+155×15+160×20+165×1010+15+20+10 = 8.67555 = 157,727


Artinya rata-rata tinggi anak dari keseluruhan kelas adalah 157,727 cm.

Rumus Rata-rata Gabungan

Rumus rata – rata gabungan merupakan rata – rata dari dua buah kelompok. Dua buah
kelompok mempunyai sejumlah anggota dan nilai rata-rata yang berbeda. Jika keduanya
digabung maka nilai rata-ratanya juga akan berubah. Nilai rata-rata gabungan dari dua
kelompok tergantung dari jumlah anggota kelompok pertama, rata-rata kelompok pertama,
jumlah anggota kelompok kedua, dan nilai rata-rata kelompok kedua.

Cara mencari nilai rata-rata gabungan dua kelompok dapat menggunakan rumus rata-rata
gabungan. Rumus rata-rata gabungan untuk dua kelompok dinyatakan melalui persamaan di
bawah.

Keterangan:

 n1 = banyak data kelompok pertama


 n2 = banyak data kelompok kedua
 x̄ 1 = rata-rata kelompok pertama
 x̄ 2 = rata-rata kelompok kedua
Dengan menggunakan ide yang sama, rumus rata-rata gabungan juga dapat digunakan untuk mencari rata-
rata gabungan dari beberapa kelompok. Rumus rata-rata gabungan dari k kelompok dinyatakan melalui
persamaan di bawah.

Persamaan di atas dapat digunakan untuk mencari nilai rata-rata gabungan dengan banyak kelompok
sejumlah k.

RATA-RATA UKUR (Geometrik)


Rata-rata ukur (geometrik) adalah rata-rata yang diperoleh dengan mengalikan semua data
dalam suatu kelompok sampel, kemudian diakarpangkatkan dengan banyaknya data sampel
tersebut.

Berikut ini adalah rumus-rumus untuk menghitung rata-rata geometrik untuk data tunggal dan
data berkelompok.

1. Rata-rata Ukur Data Tunggal

Cara I:
Cara II: Untuk bilangan yang
besar

∑ log 𝑥𝑖
log 𝑈
= 𝑛
Cara III: Pertumbuhan penduduk, bakteri, dll.
𝑥 𝑡
𝑃𝑡 = (1 + )
𝑃0 100

Keterangan

𝑃0 = keadaan awal

𝑃𝑡 = keadaan akhir

x = rata-rata pertumbuhan setiap satuan waktu

t = satuan waktu yang digunakan

2. Rata-rata Ukur Data Berkelompok

dimana i adalah xi adalah titik tengah, kk adalah banyaknya kelas dan f_ifi frekuensi
data kelas ke-i.i.

RATA-RATA HARMONIK

Untuk data x1, x2, x3, … , xn dalam sebuah sample berukuran n, maka rata-rata harmonic
ditentukan oleh :

𝐻= 𝑛
1
∑( )
𝑥𝑖
Untuk data distribusi dan frekuensi, maka rata-rata harmonic dihitung dengan rumus:

∑𝑓𝑖
𝐻=
∑(𝑓𝑖/𝑥𝑖)
Dengan xi = tanda kelas interval, dan fi = frekuensi yang sesuai dengan tanda kelas xi.

MODUS

Modus adalah data yang paling sering muncul atau memiliki frekuensi tertinggi. Modus
dilambnangkan dengan Mo.

a. Modus dari data tunggal

Contoh = Tentukan modus dari data : 7,6,5,8,3,7,9,4,6,4,8,4,10,7,5,7,dan

8. Jawab:

Data diurutkan: 3,4,4,4,5,5,6,6,7,7,7,7,8,8,8,9,10.Nilai 7 muncul paling banyak, yaitu 4 kali.


Jadi, modusnya adalah 7.

b. Modus dari data berkelompok

Mo = b + p ( 𝑏1
)
𝑏1 + 𝑏2

Keterangan:

b = batas bawah kelas modal, kelas interval; dengan frekuensi terbanyak

p = panjang kelas modal

b1 = frekuensi kelas modal dikurangi frekuensi kelas interval dengan tanda kelas yang lebih
kecil sebelum tanda kelas modal

b2 = frekuensi kelas modal dikurangi frekuensi kelas interval dengan tanda kelas yang lebih
besar sesudah tanda kelas modal.

MEDIAN
Menentukan letak data setelah data itu disusun menurut urutan nilainya. Dengan rumus :
1
𝑛−𝐹
Me = b + p ( 2
)
𝑓

Keterangan

b = batas bawah kelas median, ialah kelas dimana median akan terletak

p = panjang kelas median

n = banyak data

F = jumlah semua frekuensi dengan tanda kelas lebih kecil dari tanda kelas median

f = frekuensi kelas median

KUARTIL, DESIL, DAN PERSENTIL

1. Menentukan nilai kuartil

a. Susun data menurut urutan nilainya


b. Tentukan letak kuartil
c. Tentukan nilai kuartil

Letak Ki = Data ke 𝑖 (𝑛+1)


4

dengan i = 1, 2, 3

2. Menentukan nilai desil

Jika suatu kumpulan data dibagi menjadi 10 bagian yang sama, maka didapat sembiln pembgi
dan tiap pembagi dinamakan desil.

Letak Di = data ke 𝑖 (𝑛+1)


10

dengan i = 1, 2, … , 9

3. Menentukan nilai Persentil


Sekumpulan data yang dibagi menjadi 100 bagian yang sama akan menghasilkan 99 pembagi
yang berturut-turut dinamakan persentil.

Letak Pi = data ke 𝑖 (𝑛+1)


100

dengan i = 1, 2, … , 99

BAB V
RENTANG, RENTANG ANTAR KUARTIL DAN SMPANGAN KUARTIL

Rentang = data terbesar – data terkecil

Rumus: RAK = K3 – K1

keterangan:

RAK = Rentang antar

kuartil K3 = Kuartil ketiga

K1 = Kuartil pertama

SIMPANGAN KUARTIL

Rumus: SK = ½ (K3 – K1)

RATA-RATA SIMPANGAN

∑ ∣𝑥𝑖− X̄ ∣
RS = 𝑛
SIMPANGAN BAKU

Deviasi standar

∑ (𝑥𝑖− X̄)
S2 = 𝑛−1

S = simpanan baku

S2 = statistik

𝜎 = populasi (sigma)

𝜎2 = parameter

BILANGAN BAKU DAN KOEFISIEN VARIASI

𝑥𝑖 − X
zi = untuk i = 1, 2, 3, … , n
𝑆

zi = 𝑥𝑖 − X
+
x0 𝑆
𝑆0
𝐷𝑖𝑠𝑝𝑒𝑟𝑠𝑖 𝐴𝑏𝑠𝑜𝑙𝑢𝑡
Dispersi Relatif
= 𝑅𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎

𝑆𝑖𝑚𝑎𝑝𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛
KV
𝑏𝑎𝑘𝑢 = 𝑥 100%
𝑅𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎

Anda mungkin juga menyukai