Anda di halaman 1dari 8

Nama : Filzah Nurnika

Kelas : 2K3

NPM : 2042083

BAB XII

1. PENDAHULUAN
Hipotesis adalah asumsi atau dugaan mengenai suatu hal yang dibuat untuk menjelaskan
hal yang sering dituntut untuk melakukan pengecekan. Jika asumsi dikhususkan
mengenai populasi (umumnya mengenai nilai parameter populasi), itu disebut hipotesis
statistic. Contoh :
a. Peluang lahirnya bayi laki-laki = 0,5
b. 30% masyarakat adalah golongan A
Langkah untuk menentukan apakah menerima atau menolak hipotesis dinamakan
pengujian hipotesis

2. DUA MACAM KEKELIRUAN


Jika hasil yang didapat dari penelitian itu jauh berbeda dari hasil yang diharapkan terjadi
berdasarkan hipotesis, maka hipotesis ditolak. Jika sebaliknya, hipotesis diterima. Dua
macam kekeliruan yang terjadi :
a. Kekeliruan tipe I (𝛼) / taraf signifikan / taraf arti
Menolak hiotesis yang seharusnya diterima
b. Kekeliruan tipe II (𝛽) / taraf nyata
Menerima hipotesis yang seharusnya ditolak
Untuk keperluan praktis, dengan 𝛼 = 0,05 misalnya, atau taraf nyatanya 5% berarti kira
kira 5 dari 100 kesimpulan bahwa kita akn menolak hipotesis yang seharusnya diterima.
Dengan kata lain 95% kita yakin telah membuat kesimpulan yang benar.

3. LANGKAH PENGUJIAN HIPOTESIS


Daerah penolakan hipotesis sering disebut dengan daerah kritis. Kalau yang sedang diuji
parameter 𝜃 (𝜃 bisa berarti rata rata, proporsi, atau simpangan baku) maka akan didapat
hal-hal:
a. Hipotesis mengandung pengertian sama. Dalam hal ini pasangan H dan A adalah
1.) H : 𝜃 = 𝜃0
A : 𝜃 = 𝜃1
2.) H : 𝜃 = 𝜃0
A : 𝜃 ≠ 𝜃0
3.) H : 𝜃 = 𝜃0
A : 𝜃 > 𝜃0
4.) H : 𝜃 = 𝜃0
A : 𝜃 < 𝜃0
b. Hipotesis mengandung pengertian maksimum
H : 𝜃 ≤ 𝜃0
A : 𝜃 > 𝜃0
Yang biasa dinamakan pengujian komposit lawan komposit
c. Hipotesis mengandung pengertian maksimum
H : 𝜃 ≥ 𝜃0
A : 𝜃 < 𝜃0
Yang biasa dinamakan pengujian komposit lawan komposit

4. PENGUJIAN KOMPOSIT LAWAN KOMPOSIT


sebuah populasi berdistribusi normal dengan rata rata dan simpangan baku akan diuji
mengenai parameter rata rata. Untuk hal ini kita ambil sampel acak berukuran n lalu
dihitung x bar dan s
a. Simpangan baku diketahui
- 𝐻0 ∶ 𝜇 = 𝜇0
- 𝐻1 ∶ 𝜇 ≠ 𝜇0
𝑥 𝑏𝑎𝑟− 𝜇0
Maka : 𝑧 = 𝜎 / √𝑛
𝐻0 kita terima jika −𝑧1/2(1−𝛼) < 𝑧 < 𝑧1/2(1−𝛼) dengan 𝑧1/2(1−𝛼) didapat dari
1
daftar distribusi normal baku dengan peluang 2 (1 − 𝛼). Dalam hal lainnya

𝐻0 ditolak
b. Simpangan baku tidak diketahui
- 𝐻0 ∶ 𝜇 = 𝜇0
- 𝐻1 ∶ 𝜇 ≠ 𝜇0
𝑥 𝑏𝑎𝑟− 𝜇0
Maka : 𝑡 = 𝑠 / √𝑛
1 1 1
𝐻0 kita terima jika −𝑡1 − 2 𝑎 < 𝑡 < 𝑡1 − 2 𝑎 dengan 𝑡1 − 2 𝑎 diapat dari daftar
1
distribusi t dengan peluang (1 − 𝛼) dan dk = (n – 1). Dalam hal lainnya
2

𝐻0 ditolak

5. MENGUJI RATA-RATA : UJI SATU PIHAK


Perumusannya adalah :
- 𝐻0 ∶ 𝜇 = 𝜇0
- 𝐻1 ∶ 𝜇 > 𝜇0
a. Simpangan baku diketahui
Kita tolak 𝐻0 jika 𝑧 ≥ 𝑧0,5−𝑎 dengan 𝑧0,5−𝑎 didapat dari daftar distribusi normal baku
menggunakan peluang (0,5 – a). Dalam hal lainnya 𝐻0 kita terima
b. Simpangan baku tidak diketahui
Kriteria pengujian didapat dari daftar distribusi student t dengan dk = (n – 1) dan
peluang (1 – a) jadi kita tolak 𝐻0 jika 𝑡 ≥ 𝑡1 − 𝑎 dan terima 𝐻0 dalam hal lainnya.

6. MENGUJI PROPORSI : UJI DUA PIHAK


Perumusannya adalah :
- 𝐻0 ∶ 𝜇 = 𝜋0
- 𝐻1 ∶ 𝜇 ≠ 𝜋0
𝑥
− 𝜋0
𝑧= 𝑛
√𝜋0 (1 − 𝜋0 )
𝑛
𝐻0 kita terima jika −𝑧1/2(1−𝛼) < 𝑧 < 𝑧1/2(1−𝛼) dengan 𝑧1/2(1−𝛼) diapat dari
1
daftar distribusi normal baku dengan peluang 2 (1 − 𝛼). Dalam hal lainnya

𝐻0 ditolak

7. MENGUJI PROPORSI : UJI SATU PIHAK


Perumusannya adalah :
- 𝐻0 ∶ 𝜋 = 𝜋0
- 𝐻1 ∶ 𝜋 > 𝜋0
Tolak 𝐻0 jika 𝑧 ≥ 𝑧0,5−𝑎 dimana 𝑧0,5−𝑎 didapat dari daftar normal baku dengan peluang
(0,5 − 𝛼). Untuk 𝑧 < 𝑧0,5−𝑎 hipotesis 𝐻0 diterima

8. MENGUJI VARIANS 𝝈𝟐
a. Uji dua pihak
Perumusannya adalah :
- 𝐻0 ∶ 𝜎 2 = 𝜎02
- 𝐻1 ∶ 𝜎 2 ≠ 𝜎02
(𝑛−1)𝑠2
Maka : 𝑋 2 = 𝜎02
2 2 2 2
Terima 𝐻0 jika 𝑋1/2𝑎 < 𝑋 2 < 𝑋1−1/2𝑎 dimana 𝑋1/2𝑎 dan 𝑋1−1/2𝑎 didapat dari
daftar distribusi chi kuadrat dengan dk = (n – 1) dan masing masing dengan
1 1
peluang 2 𝑎 dan (1 − 2 𝑎). Dalam hal lain, 𝐻0 ditolak

b. Uji satu pihak


Perumusannya adalah :
- 𝐻0 ∶ 𝜎 2 = 𝜎02
- 𝐻1 ∶ 𝜎 2 > 𝜎02
2 2
Tolak 𝐻0 jika 𝑋 2 ≥ 𝑋1−𝑎 dimana 𝑋1−𝑎 didapat dari daftar chi kuadrat dengan dk
= (n – 1) dan peluang (1 − 𝛼). Dalam hal lainnya 𝐻0 diterima.

9. MENGUJI KESAMAAN DUA RATA-RATA : UJI DUA PIHAK


Perumusannya adalah :
- 𝐻0 ∶ 𝜇1 = 𝜇2
- 𝐻1 ∶ 𝜇1 ≠ 𝜇2
a. 𝜎1 = 𝜎1 = 𝜎 dan 𝜎 diketahui
𝑥 𝑏𝑎𝑟 1 − 𝑥 𝑏𝑎𝑟 2
𝑧=
√1 + 1
𝜎

𝑛1 𝑛2
Terima 𝐻0 jika −𝑧1/2(1−𝛼) < 𝑧 < 𝑧1/2(1−𝛼) dengan 𝑧1/2(1−𝛼) didapat dari daftar
1
distribusi normal baku dengan peluang 2 (1 − 𝛼). Dalam hal lainnya 𝐻0 ditolak

b. 𝜎1 = 𝜎1 = 𝜎 tetapi 𝜎 tidak diketahui


𝑥 𝑏𝑎𝑟 1 − 𝑥 𝑏𝑎𝑟 2
𝑡=
√1 + 1
𝑠

𝑛1 𝑛2
Dengan….

2
(𝑛1 − 1)𝑠12 + (𝑛2 − 1)𝑠22
𝑠 =
𝑛1 + 𝑛2 − 2
1 1 1
𝐻0 kita terima jika −𝑡1 − 2 𝑎 < 𝑡 < 𝑡1 − 2 𝑎 dengan 𝑡1 − 2 𝑎 diapat dari daftar
1
distribusi t dengan peluang (1 − 𝛼) dan dk = (n1 + n2 – 2). Dalam hal lainnya
2

𝐻0 ditolak
c. 𝜎1 ≠ 𝜎1 dan kedua duanya tidak diketahui
𝑥 𝑏𝑎𝑟 1 − 𝑥 𝑏𝑎𝑟 2
𝑡` =
2 2
√ 𝑠1 + 𝑠2
𝑛1 𝑛2
Terima 𝐻0 jika :
𝑤1 𝑡1 + 𝑤2 𝑡2 𝑤1 𝑡1 + 𝑤2 𝑡2
− < 𝑡` <
𝑤1 + 𝑤2 𝑤1 + 𝑤2
Dengan…..
𝑠12
𝑤1 =
𝑛1
𝑠22
𝑤2 =
𝑛2
1
𝑡1 = 𝑡 (1 − 𝛼) , (𝑛1 − 1)
2
1
𝑡2 = 𝑡 (1 − 𝛼) , (𝑛2 − 1)
2
d. Observasi berpasangan
- 𝐻0 ∶ 𝜇𝐵 = 0
- 𝐻1 ∶ 𝜇𝐵 ≠ 0
𝐵 𝑏𝑎𝑟
𝑇=
𝑠𝐵 /√𝑛
1 1 1
𝐻0 kita terima jika −𝑡1 − 2 𝑎 < 𝑡 < 𝑡1 − 2 𝑎 dengan 𝑡1 − 2 𝑎 diapat dari daftar
1
distribusi t dengan peluang (1 − 2 𝛼) dan dk = (n – 1). Dalam hal lainnya 𝐻0 ditolak

10. MENGUJI KESAMAAN DUA RATA-RATA : UJI SATU PIHAK


a. Uji pihak kanan
- 𝐻0 ∶ 𝜇1 = 𝜇2
- 𝐻1 ∶ 𝜇1 > 𝜇2
Tolak hipotesis 𝐻0 jika:
𝑤1 𝑡1 + 𝑤2 𝑡2
𝑡` ≥
𝑤1 + 𝑤2
Dan terima 𝐻0 jika terjadi sebaliknya. Peluang untuk penggunaan daftar distribusi
t ialah (1 - 𝛼) sedangkan dknya masing masing (n1 – 1) dan (n2 – 1)
b. Uji pihak kiri
- 𝐻0 ∶ 𝜇1 = 𝜇2
- 𝐻1 ∶ 𝜇1 < 𝜇2
Langkah langkah yang ditempuh sejalan dengan yang dilakukan untuk uji pihak
kanan.

11. MENGUJI KESAMAAN DUA PROPORSI : UJI DUA PIHAK


- 𝐻0 ∶ 𝜋1 = 𝜋2
- 𝐻1 ∶ 𝜋1 ≠ 𝜋2
𝑥1 𝑥2
(𝑛1) − (𝑛2)
𝑧=
√𝑝𝑞{( 1 ) + ( 1 )}
𝑛1 𝑛2
Dengan….
𝑥1 + 𝑥2
𝑝= 𝑑𝑎𝑛 𝑞 = 1 − 𝑝
𝑛1 + 𝑛2
Terima 𝐻0 jika −𝑧1/2(1−𝛼) < 𝑧 < 𝑧1/2(1−𝛼) dengan 𝑧1/2(1−𝛼) didapat dari daftar
1
distribusi normal baku dengan peluang 2 (1 − 𝛼). Dalam hal lainnya 𝐻0 ditolak

12. MENGUJI KESAMAAN DUA PROPORSI : UJI SATU PIHAK


- 𝐻0 ∶ 𝜋1 = 𝜋2
- 𝐻1 ∶ 𝜋1 > 𝜋2
Pada pihak kanan, tolak 𝐻0 jika 𝑧 ≥ 𝑧0,5−𝛼 dan terima 𝐻0 untuk 𝑧 < 𝑧0,5−𝛼
dengan 𝛼 taraf nyata serta sebaliknya untuk pihak kiri

13. MENGUJI KESAMAAN DUA VARIANS


- 𝐻0 ∶ 𝜎12 = 𝜎22
- 𝐻1 ∶ 𝜎12 ≠ 𝜎
𝑠12
𝐹= 2
𝑠2
Terima 𝐻0 jika 𝐹(1−𝛼)(𝑛1−1) < 𝐹 < 𝐹1/2𝛼(𝑛1−1,𝑛2−1) untuk taraf nyata 𝛼 dimana
𝐹𝛽(𝑚, 𝑛) didapat dari daftar distribusi F dengan peluang 𝛽, dk pembilang = n dan
dk penyebut = n

14. KUASA UJI DAN KURVA CIRI OPERASI


Untuk mendapatkan keputusan yang baik, kedua kekeliruan haruslah seminimal
mungkin. Tetapi hal itu sulit dicapai mengingat meminimalkan yang satu akan terjadi
peningkatan yang lain, kecuali dengan jalan memperbesar ukuran sampel. Kekeliruan tipe
I sering dibatasi dengan menentukan terlebih dahulu taraf nyata, misalnya 𝛼 = 0,01 atau
𝛼 = 0,05

15. MENENTUKAN UKURAN SAMPEL


Factor yang ikut menentukan dalam hal ini ialah :
a. Parameter apakah hipotesis yang akan diuji itu
b. Bagaimana pengujian dilakukan, satu atau dua pihak
c. Berapa besar taraf yang akan digunakan
d. Berapa besar kekeliruan yang mau dilakukan
e. Berapa besar penyimpangan yang dapat diterima

16. MENGUJI HOMOGENITAS VARIANS POPULASI


Akan diuraikan perluasannya yaitu menguji kesamaan k buah (k≥2) varians populasi
yang berdistribusi normal. Akan diuji hipotesis :
- 𝐻0 ∶ 𝜎12 = 𝜎22 = ⋯ = 𝜎𝑘2
- 𝐻1 ∶ 𝑝𝑎𝑙𝑖𝑛𝑔 𝑠𝑒𝑑𝑖𝑘𝑖𝑡 𝑠𝑎𝑡𝑢 𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎 𝑠𝑎𝑚𝑎 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑏𝑒𝑟𝑙𝑎𝑘𝑢
Disini akan diberikan sebuah saja metoda yang dikenal dengan nama uji Bartlett
Harga harga untuk uji barlet :
a. Varians gabungan dari semua sampel
∑(𝑛𝑖 − 1)𝑠𝑖2
𝑠2 = ( )
∑(𝑛𝑖 − 1)
b. Harga satuan B dengan rumus
B = (log s²) ∑ (ni – 1)

Anda mungkin juga menyukai