Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam suatu penelitian sudah sangat dikenal istilah variabel yang mana
merupakan indikator utama dalam pembuatan suatu penelitian. Dalam penelitian
psikologi yang bersifat kuantitatif biasanya dibutuhkan penggunaan simbol-simbol
untuk memudahkan dan menyederhanakan penyajian data. Untuk itu kami berusaha
menyajikan makalah dengan subtema tentang variabel dan aplikasi representasi
simbolik dalam pengukuran konstruk psikologi.
Selain itu kami juga memasukkan tema mengenai aljabar sumasi dan aljabar
ekspektasi, karena juga memiliki keterkaitan dengan penggunaan simbol-simbol
dalam perhitungan skor-skor variabel.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian variabel?
2. Apa yang dimaksud dengan konstanta?
3. Apa yang dimaksud dengan representasi simbolik?
4. Mengapa aplikasi dan representasi simbolik diperlukan?
5. Bagaimana aplikasi dan representasi simbolik dalam pengukuran konstruk
psikologi?
6. Apa yang dimaksud dengan aljabar sumasi?
7. Apa yang dimaksud dengan aljabar ekspektasi?
C. Tujuan
Berdasarkan pada rumusan masalah diatas maka tujuan dari penulisan
makalah ini adalah untuk mengetahui pengertian dari variabel dan apa saja jenis-
jenisnya serta pemgertian dari konstanta. Kemudian untuk mengetahui pengertian dari
representasi simbolik, mengapa aplikasi dan representasi simbolik ini diperlukan serta
bagaimana aplikasi dan representasi simbolik dalam pengukuran konstruk psikologi.
Selain itu kami jugamemasukkan sub bab untuk menjelaskan tentang aljabar sumasi
dan aljabar ekspektasi.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Jenis-Jenis Variabel


Variabel adalah simbol yang nilainya bervariasi, artinya angkanya bisa berbeda-
beda antar subjek, antar objek atau antar kasus. Variasi angka di sini bukan hanya dalam
arti kuantitatif tapi juga kualitatif. Maksudnya adalah terdapat variabel kuantitatif dan ada
juga variabel kualitatif yang mana jika telah diangkakanakan memiliki level atau
tingkatan sesuai dengan level angka yang mewakilinya.1
Terdapat jenis-jenis skala variabel dan jenis-jenis variabel penelitian:
Jenis-Jenis Skala Variabel
1. Skala Nominal
Merupakan ukuran palig sederhana, karena fungsinya hanya untuk membedakan atau
memberikan label kepada suatu objek atau kategori. Objek yang diteliti
dikelompokkan menjadi beberapa kelompok lalu diberi kode berupa angka, tapi tidak
boleh sama atau tumpang tindih. Contohnya,
a. Variabel jenis kelamin, Laki-laki diberi kode 1 dan perempuan diberi kode dua
atau sebaliknya. Pemberian kode ini hanya untuk membedakan jenis kelamin saja.
b. Variabel status marital, kawin diberi kode 1, tidak kawin diberi kode 2,
janda/duda diberi kode 3, dan cerai/pisah diberi kode 4 atau sebaliknya.
c. Variabel agama yang dianut, Islam diberi kode 1, Kristen diberi kode 2, Hindu
diberi kode 3, Budha diberi kode 4, dan Katolik diberi kode 5 atau sebaliknya.
Pemberian kode angka seperti diatas tidak harus berurutan, karena pemberian kode
angka ini bersifat bebas semau penulis. Dan dari beberapa contoh di atas dapat
disimpulkan bahwa skala nominal adalah skala dari kategori variabel yang memiliki
fungsi hanya sebagai pembeda dan tidak memiliki tingkatan apa-apa.
2. Skala Ordinal
Merupakan skala variabel yang dimaksudkan untuk membedakan nilai dari masing-
masing kategori yang mana nilai-nilai tersebut menunjukkan peringkat atau tingkatan,
tetapi bukan merupakan nilai absolut.
Contoh:
Jenjang jabatan akademik tenaga edukatif di perguruan tinggi dengan kode angka
sebagai berikut:

1
Saifuddin Azwar, Dasar-Dasar Psikometrika, Edisi 2 (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015). Hal.32

2
Guru : 18
Lektor Kepala : 16
Lektor : 14
Lektor Madya : 12
Lektor Muda :9
Asisten Ahli :6
Asisten Ahli Madya :2
Urutan jenjang di perguruan tinggi berbeda-beda dan untuk membedakannya
diberikan kode angka yang menunjukkan peringkat masing-masing jenjang. Meskipun
demikian tidak dapat diartikan atau dikatakan secara pasti bahwa jenjang jabatan
Lektor Madya 6 kali lebih tinggi daripada jabatan Asisten Ahli Madya. Tetapi yang
dapat dipastikan adalah bahwa jabatan Lektor Madya lebih tinggi daripada jabatan
Asisten Ahli Madya. Pemberian kode ini memang dimaksudkan hanya untuk
menyederhanakan penulisan data nilai variabel, bukan memberikan jarak.
3. Skala Interval
Merupakan skala variabel yang bukan hanya dimaksudkan untuk membedakan,
mempunyai tingkatan tapi juga memiliki jarak yang pasti antara satu kategori dengan
kategori yang lain yang dijadikan objek ukur. Jarak pasti antara satu objek dengan
objek ukur yang lain disebut dengan jarak interval atau skala interval.
Contoh:
Objek yang diukur Hasil pengukuran Ukuran interval
A 10
B 8 2
C 6 2
D 4 2
E 2 2

Dapat kita lihat bahwa dari masing-masing hasil pengukuran terdapat skala interval
atau jarak yang pasti antar hasil pengukuran yakni bernilai 2 antar hasil. Dengan kata
lain dapat kita simpulkan, hasil pengukuran objek A, 2 tingkat lebih tinggi
dibandingkan hasil pengukuran objek B.
Penelitian ilmu sosial dengan metode kuantitatif biasanya memakai instrumen skala
sikap Likert atau modifikasinya. Yakni

3
sangat Setuju skor 4
setuju skor 3
tidak setuju skor 2
sangat tidak setuju skor 1
jika subjek A menjawab sangat setuju (4) dan subjek B memilih tidak setuju (2),
peneliti tidak diperkenankan membuat kesimpulan bahwa subjek A 2 kali lebih setuju
dari subjek B.
4. Skala Rasio
Merupakan skala variabel yang bukan hanya bertujuan untuk membedakan,
mempunyai tingkat dan jarak yang pasti antar nilai, juga diasumsikan diukur dari titik
yang sama. Selain memiliki sifat skala nominal, skala ordinal dan skala interval juga
memberikan keterangan mengenai nilai mutlak (absolut) dari objek yang diukur.
Setiap nilai variabel berskala rasio selalu diukur dari titik 0 yang sama.
Contoh:

A B C D E F Objek
0
1 2 3 4 5 6

Seperti variabel berat suatu objek. Berat objek mempunyai titik nol mutlak. Artinya
ketika objek dalam keadaan tanpa bobot, maka berat suatu objek tersebut adalah 0
(nol) mutlak. Sepanjang digunakan ukuran timbangan yang sama (satuan kilogram,
misalnya), maka nilai berat sebuah objek dapat ditentukan rasionya. Dari model diatas
dapat disimpulkan:
- Berat objek F= 3 kali berat objek B, F:B = 6:2
- Objek F lebih besar dari seluruh objek yang diukur, yaitu A, B, C, D, dan E.
- Perbedaanberat antara objek E dengan objek A adalah 5-1=4
- Berat masing-masing objek yang diukr diatas adalah berbeda.2
Jenis-Jenis Variabel Penilitian
1. Variabel Kontinus
Merupakan variabel yang bobot atau nilainya dapat ditentukan dalam jarak jangkau
spesifik dengan ukuran desimal yang tidak terbatas. Pembatasan pun jika dilakukan

2
Sudarwan Danim, Metode Penelitian Untuk Ilmu-Ilmu Perilaku (Jakarta: Bumi Aksara, 1997). Hal.
101-106.

4
hanya unuk alasan teknis semata, misalnya karena terbatasnya digit angka pada
kalkulator.
2. Variabel Deskrit
Merupakan variabel yang bobot atau nilainya tidak dapat dinyatakan dalam bentuk
desimal karena satuannya bersifat khas. Variabel ini bisa dengan dua kaegori atau
lebih (dikotom) contohnya, status marital (kawin, janda, duda), jenis kelamin (laki-
laki dan perempuan), agama (Islam, Kristen, Hindu, Budha, Katolik) atau satu
kategori (politom) contohnya, jumlah siswa per kelas, jumlah kamar sebuah hotel.
3. Variabel Pengaruh dan Variabel Terpengaruh
Variabel bebas biasa disebut variabel pengaruh atau antiseden, dan veriabel terikat
sering disebut variabel terpengaruh atau konsekuensi. Veriabel bebas (pengaruh) biasa
diberi lambang X (X1, X₂, X₃, dan seterusnya) dan variabel terikat (terpengaruh)
diberi lambang Y (Y1, Y₂, dan seterusnya). Masih banyak kekacauan dalam penentuan
variabel X dan variabel Y, terutama bagi para peneliti pemula. Untuk itu, baik
variabel X ataupun Y harus diletakkan pada konteksnya dan dicari acuan teoritis.
4. Variabel Aktif dan Variabel Atribut
Variabel aktif adalah variabel yang dapat dimanipulasikan dengan cara tertentu.
Contohnya, perlakuan pada objek eksperimental,metode mengajar, teknik pelatihan,
dll. Variabel atribut yang harus dilihat seperti adanya dan tidak dapat dimanipulasi.
Contohnya, umur, jenis kelamin, status martial, status ekonomi, dll.3

B. Pengertian Konstanta
Variabel yang hanya bisa menyandang satu nilai saja, maka variabel ini memiliki
sebutan khusus yakni konstanta4. Konstanta adalah simbol kuantitatif yang besarannya
tidak bervariasi. Terdapat konstanta yang bersifat universal yang mana mewakili simbol
yang berlaku umum disemua kasus di semua tempat. Contohnya yang populer pada
bidang matematika yakni π dengan nilai 3,141592654. Diluar bidang matematika
misalnya, banyaknya jari manusia pada tiap tangan manusia yang normalnya selalu sama
yakni lika jari. Atau jarak keliling bumi pada garis khatulistiwa sebagaimana juga hari
dalam satu minggu.

3
Danim. Hal. 108-110.
4
Murray R. Spiegel dan Larry J. Stephens, Statistik, edisi ketiga (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2007). Hal.
1.

5
Ada juga berbagai macam konstanta yang berlaku terbatas atau yang hanya
berlaku pada kondisi tertentu saja. Dalam ilmu statistika misalnya simbol n yang
menunjukkan ukuran sampel, merupakan konstanta yang berlaku pada satu distribusi data
tertentu atau pada suatu kelompok sampel tertentu saja. Atau simbol k yang dalam
stasistika pengukuran menunjukkan banyaknya item tes atau belahan tes. Dalam konteks
distribusi skor item-item suatu tes, harga atau nilai k tidak bervariasi.
Karena tidak adanya variasi besaran bagi suatu distribusi konstanta, maka suatu
konstanta memiliki harga atau nilai rata-rata (mean ) yang sama dengan nilai atau harga
konstanta itu sendiri. Itulah mengapa analisis hubungan antar distribusi konstanta tidak
bisa dilakukan,seperti halnya analisis tentang perbedaan statistik antara satu konstanta
dengan konstanta yang lain.5

C. Aplikasi dan Representasi Simbolik


Dalam ilmu statistika dikenal istilah statistik dan parameter yang dikenakan pada
variabel yang sedang diperhatikan. Statistik adalah besaran-besaran kuantitatif yang
diperoleh dari suatu sampel, dan parameter adalah besaran-besaran kuantitatif bagi
variabel yang sama yang dihipotesakan berlaku bagi populasinya. Analisis statistika pada
prinsipnya adalah melakukan estimasi terhadap parameter populasi yang didasarkan pada
harga statistika yang didapat melalui komputasi data dari sampel yang bersangkutan.
Untuk membedakan besaran kuantitatif berada pada populasi atau hasil
komputasi dari data sampel, digunakan simbol-simbol khusus untuk masing-masing
statistik dan parameternya. Simbol-simbol tersebut disajikan dengan menggunakan huruf-
huruf tertentu yang manaberlaku secra universal. Untuk besaran parameter biasanya
menggunakan simbol huruf-huruf Yunani sedangkan untuk statistik menggunakan huruf-
huruf latin.
Beberapa simbol yang populer dan lazim digunakan diantaranya:
Besaran Statistik Parameter
Mean (harga rata-rata) Ȳ µ (Mu)
Deviasi Standar s σ (sigma)
Kovarians X dan Y 𝑠𝑥𝑦 𝜎𝑥𝑦
Koefisien Kolerasi Pearson r ρ (Rho)
Koefisien Regresi b β (Beta)

5
Azwar, Dasar-Dasar Psikometrika. Hal. 31-32.

6
Skor Murni T τ (Tau)
Eror Pengukuran Ε ε (Epsilon)
Ukuran Sampel n Ν

Variabel-variabel dilambangkan oleh huruf X dan Y, baik itu berupa skor yang
dihasilkan oleh tes ataupun bukan. Dalam analisis bivariat, biasanya X menyimbolkan
variabel independen (prediktor) dan Y menyimbolkan variabel dependen (kriterion).
Apabila veriabel yang digunakan lebih dari satu X atau satu Y maka digunakan simbol
tambahan berupa angka untuk membedakan satu variabel dengan variabel yang lain.
Contohnya, 𝑋1 , 𝑋2 , 𝑌3, dan seterusnya.
Dalam operasinal analisis data, penulisan statistik dan parameter setiap variabel
akan mengikuti nama dan simbol variabelnya, seperti 𝜇𝑥, 𝑟𝑥𝑦, 𝜎𝑦, 𝑠𝑥2 , dan semacamnya.
Hal yang harus diingat bahwa penggunaan statistik tertentu tidak dapat dilepaskan dari
jenis data dan level pengukuran angkanya. Contohnya, statistik rata-rata (tendensi sentral)
dalam bentuk mean hanya layak untuk data interval dan rasio, sedangkan data ordinal
harus menggunakan median dan data nominal hanya menggunakan mode. Begitu juga
statistik variabilitas skor berupa varian hanya dapat digunakan pada data interval dan data
rasio sedangkan untuk data ordinal variansnya dinyatakan dalam bentuk statistik semi-
interquartile range. Dan data nominal tidak memiliki ukuran variabilitas.6

D. Aljabar Sumasi
Hukum komputasi dalam statistika dan dalam pengukuran mengikuti semua tata
aturan aritmatika yang mencakup aturan penjumlahan (+) dan pengalian (x), namun
penyajianmya akan dimudahkan dengan penggunaan simbol-simbol operasi aljabar.
Disini pengurangan (-) merupakan penjumlahan dengan bilangan negatif dan pembagian
(:) juga dapat dikatakan sebagai pengalian dengan bilangan pecahan.
Dalam statistika, operasi sumasi atau operasi penjumlahan disimbolkan dengan
∑ (𝑠𝑖𝑔𝑚𝑎). Semua angka (skor) variabel yang mengikuti tanda atau simbol ini berarti
harus dijumlahkan. Dan dalam hal ini setiap skor yang berbada dari variabel yang sama
menggunakan subscript yang mengikuti simbol variabelnya. Subscript tunggal yang
menyertai simbol variabel bisa berarti skor dari individu yang berbeda atau skor dari
pengukuran yang berbeda. Simbol 𝑋𝑖 umumnya merupakan skor dari individu i dan

6
Azwar. Hal. 33-35.

7
simbol 𝑋𝑗 berarti skor pada pengukuran j. Jadi 𝑋1 dapat berarti skor bagi subjek 1 tapi
bisa juga berarti skor pada item atau tes yang pertama.
Untuk memberikan simbolisasi lengkap yang menunjukkan skor individu tertentu
pada pengukuran tertentu perlu digunakan 2 subscript. Contohnya, 𝑋𝑖.𝑗 berarti skor
individu i pada item j, sehingga 𝑋3.4 berarti skor individu nomor 3 pada item nomor 4.
Simbol sumasi yang paling sederhana adalah penjumlahan skor pada satu variabel
dari n subjek, yakni:
n

∑ 𝑋𝑖 = 𝑋1 + 𝑋2 + ⋯ + 𝑋𝑛
𝑖=1

Simbol ini menyatakan bahwa harga X harus dijumlahkan mulai dari 𝑋1 sampai 𝑋𝑛 ,
berapa pun besar n. Kalau n=3 maka, ∑ 𝑋𝑖 = 𝑋1 + 𝑋2 + 𝑋3.
Contoh: 𝑋1 = 4, 𝑋2 = 3, 𝑋3 = 5; maka ∑ 𝑋𝑖 = 4 + 3 + 5 = 12.
Kadang-kadang, suatu penjumlahan mengambil bentuk yang tidak sederhana dan
menyertakan skor pada lebih dari satu variabel yang diukur, contohnya :
n

∑(𝑋𝑖 + 𝑌𝑖2 − 1)
𝑖=1

Sehingga bila skor 𝑋1 = 2, skor 𝑌1 = 2, skor 𝑋2 = −4, skor 𝑌2 = 1, skor 𝑋3 = 3, dan


skor 𝑌3 = 0, maka,
n

∑(𝑋𝑖 + 𝑌𝑖2 − 1)
𝑖=1

Adalah (2+22 -1)+(-4+12 -1)+(3-02 -1) = 3


Seringkali juga suatu penjumlahan melibatkan tidak saja skor dari individu-
individu yang berbeda tetapi juga dari item-item atau dari pengukuran-pengukuran yang
berbeda sehingga simbol sumasinya perlu dinyatakan dalam bentuk:
𝑛 𝑘

∑ ∑ 𝑋𝑖𝑗
𝑖=1 𝑗=1

Yang berarti bahwa variabel 𝑋𝑖𝑗 yang harus dijumlahkan adalah skor individu pertama
(i=1) sampai individu yang terakhir (i=n) pada pengukuran yang pertama (j=1) sampai
pengukuran terakhir (j=k). Operasi ini sama juga maksudnya dengan:
(𝑋11 + 𝑋21 + 𝑋31 + ⋯ + 𝑋𝑛1 )+
(𝑋12 + 𝑋22 + 𝑋32 + ⋯ + 𝑋𝑛2)+
(𝑋13 + 𝑋23 + 𝑋33 + ⋯ + 𝑋𝑛3 )+

8
... ... ... ... ... ... ... ... ... ...+
(𝑋1𝑘 + 𝑋2𝑘 + 𝑋3𝑘 + ⋯ + 𝑋𝑛𝑘 ).
Guna menyederhanakan penghitungan dan memungkinkan perumusan formula
lain, dikenal 3 aturan untuk memanipulasi tanda-tanda sumasi, sebagai berikut:
Aturan 1; ∑ C = 𝑛C ...C adalah suatu konstanta
Aturan 2; ∑ C𝑋𝑖 = 𝐶 ∑ 𝑋𝑖
Aturan 3; ∑(𝑋𝑖 + 𝑌𝑖 ) = ∑ 𝑋𝑖 + ∑ 𝑌𝑖
Dalam ketiga aturan di atas, C merupakan suatu konstanta sedangkan 𝑋𝑖 dan 𝑌𝑖 masing-
masing merupakan variabel.

E. Aljabar Ekspektasi
Berangkat dari teori probabilitas yang menjadi dasar dari ilmu Statistika, terdapat
konsep nilai ekspektasi atau nilai harapan (ekpected value) dan aturan aturan operasinya.
Nilai harapan adalah semacam angka rata-rata dari suatu distribusi skor variabel. Untuk
suatu variabel diskrit X, nilai harapannya dirumuskan sebagai berikut:
ε (X) = ∑𝑛𝑖=1 𝑥𝑖 𝑝 (𝑋 = 𝑥𝑖 )
Pada rumus di atas, 𝑥𝑖 adalah skor variabel X yang ke i dan p(X=𝑥𝑖 ) adalah
probabilitas variabel X untuk memiliki skor sebesar 𝑥𝑖 . Nilai harapan dari hasil kali antara
dua variabel diskrit dirumuskan sebagai:
ε (XY)= ∑𝑛𝑖=1 𝑥𝑖 𝑦𝑖 𝑝 (𝑋 = 𝑥𝑖 ; 𝑌 = 𝑦𝑖 )
Sebagaimana halnya pada aljabar sumasi, untuk aljabar ekspektasi juga dikenal
beberapa aturan manipulasi.
Aturan 1. 𝜖(C)=C ...C adalah suatu konstanta
Aturan 2. 𝜖(CX)=𝐶∈ (𝑋)
Aturan 3. 𝜖(X+Y)=𝜖(X)+𝜖(Y)
Apabila variabel X dan variabel Y bersifat independen, maka berlaku
Aturan 4. 𝜖(XY)=𝜖(X)𝜖(Y)
Selanjutnya dikenal pula batasan-batasan dan hubungan-hubungan yang berlaku
dalam aljabar ekspektasi, yaitu:
a. 𝜇𝑥 =𝜀(X),
𝜇𝑥 adalah mean populasi X atau nilai harapan X
b. 𝜎𝑥2 = 𝜖(𝑋 − 𝜇𝑥 )² =ε(𝑋 2 ) − µ2𝑥
𝜎𝑥2 adalah varians populasi X

9
c. 𝜎𝑋𝑌 = ε(X−𝜇𝑋 )(𝑌 − 𝜇𝑌 )= 𝜀 (𝑋𝑌) − 𝜇𝑋 𝜇𝑌
𝜎𝑋𝑌 adalah kovarians populasi X dan Y. Jika X dan Y independen satu sama lain
independen, maka 𝜎𝑋𝑌 =0
𝜎
d. 𝜌𝑋𝑌 = 𝜎 𝑋𝑌
𝜎𝑋 𝑌

𝜌𝑋𝑌 adalah koefesien korelasi populasi antara X dan Y


2
e. 𝜎(𝑋+𝑌) = 𝜎𝑋2 + 𝜎𝑌2 + 2𝜎𝑋𝑌
∑𝑛
𝑖=1 𝑌𝑖
f. Ȳ= 𝑛

Ȳ adalah mean sampel untuk skor 𝑌𝑖


∑𝑛
𝑖=1(𝑌𝑖 −Ȳ)²
g. 𝑆𝑦2 = 𝑛−1

𝑆𝑦2 adalah varians sampel untuk skor 𝑌𝑖 .7

7
Azwar. Hal. 38-40

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Variabel adalah simbol yang nilainya bervariasi, artinya angkanya bisa
berbeda-beda antar subjek, antar objek atau antar kasus. Dengan jenis skala erbagi
mejadi empat yakniskala nominal, skala ordinal, skala interval dan skala rasio. Dan
jenis variabel penelitian terbagi menjadi 4 yalni variabel kontinus, variabel deskrit,
variabel pengaruh dan terpengaruh, dan variabel aktif dan atribut.
Konstanta adalah simbol kuantitatif yang besarannya tidak bervariasi.
Terdapan konstanta yang bersifat universal yang mana mewakili simbol yang berlaku
umum disemua kasus di semua tempat.
Untuk membedakan besaran kuantitatif berada pada populasi atau hasil
komputasi dari data sampel, digunakan simbol-simbol khusus untuk masing-masing
statistik dan parameternya. Simbol-simbol tersebut disajikan dengan menggunakan
huruf-huruf tertentu yang manaberlaku secra universal.
Operasi sumasi atau operasi penjumlahan disimbolkan dengan ∑ (𝑠𝑖𝑔𝑚𝑎).
ini setiap skor yang berbada dari variabel yang sama menggunakan subscript yang
mengikuti simbol variabelnya. Subscript tunggal yang menyertai simbol variabel bisa
berarti skor dari individu yang berbeda atau skor dari pengukuran yang berbeda.
Dari teori probabilitas yang menjadi dasar dari ilmu Statistika, terdapat konsep
nilai ekspektasi atau nilai harapan (ekpected value) dan aturan aturan operasinya.
Nilai harapan adalah semacam angka rata-rata dari suatu distribusi skor variabel.
B. Saran
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masing sangat jauh dari kata
sempurna, untuk itu penulis menyarankan kepada para pembaca untuk lebih banyak
menambah bahan bacaan terkait untuk menambah lebih banyak pengetahuan
mengenai judul ini. Dan kepada penulis selanjutnya untuk bisa melengkapi
kekurangan dan memperbanyak referensi pustaka.

11

Anda mungkin juga menyukai