Anda di halaman 1dari 9

Teori Belajar Humanistik

Arthur W. Combs (1912-1999)

Tugas ini diajukan untuk melengkapi persyaratan mencapai nilai mata kuliah
Belajar dan Pembelajaran

NPM : 202013500467
Nama : Ikhtiar Saputra Aksan
Kelas : R3G

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU


PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS PASCASARJANA UNIVERSITAS
INDRAPRASTA PGRI 2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah tersebut. Dalam
proses penyusunan makalah ini, saya mengalami banyak kesulitan dan hambatan,
namun berkat bantuan dan arahan dari berbagai pihak sehingga saya dapat
menyelesaikannya, maka dari itu saya mengucapkan terima kasih kepada. Ibu
Retariandalas, S.P., M.Pd. selaku Dosen Pengampu mata kuliah Belajar dan
Pembelajaran. Orang tua dan keluarga saya yang telah memberikan dukungan baik
moral maupun materil.

Saya juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun sehingga saya
dapat menjadikannya sebagai perbaikan dan pembelajaran. Saya berharap semoga
makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi saya dan bagi pembaca, terima
kasih.

Jakarta, 05 Oktober 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... i

DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 2

1.3 Tujuan Makalah......................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 4

2.1 Biografi Arthur W. Combs ................................................................................ 4

2.2 Teori Humanistik ....................................................... ................................................... 5

2.3 Prinsip Belajar Humanistik ....................................... ...................................................... 6

BAB III PENUTUP ............................................................................................... 8

3.1 Kesimpulan .............................................................................................. 8

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................


Bab 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas,
peneliti mengemukakan bahwa :
1. Pencetus Teori Humanistik
2. Prinsip Teori Humanistik
1.3 Tujuan Makalah
1. Untuk mengetahui definisi teori belajar humanistic
2. Untuk mengetahui prinsip teori belajar humanistic

Bab III
PEMBAHASAN

2.1 Biografi Arthur W. Combs

Arthur W. Combs adalah seorang pendidik / psikolog yang memulai karir akademis sebagai
profesor ilmu biologi dan psikolog sekolah di sekolah umum di Alliance, Ohio (1935-1941). Ia
bergelar MA dalam Konseling, sekolah di The Ohio State University (1941) dan pada saat itu
Carl Rogers tercatat sebagai mentor atau guru. Arthur Combs beranggapan  bahwa guru tidak
dapat memakasakan pembelajaran yang siswanya tidak suka dengan kehidupan mereka. Seorang
siswa yang tidak pintar dalam pembelajaran sains bukan karena mereka bodoh tetapi mereka
memiliki sudut pandang bahwa mereka tidak memiliki alasan penting untuk mempelajarinya.

Arthur W. Combs memulai karir profesionalnya di sekolah umum, Alliance, Ohio pada tahun
1935. Untuk meningkatkan keahliannya dalam membantu siswa, ia mencari gelar doktor di
Klinik Psikologi di negara bagian Ohio dan menghabiskan sepuluh tahun berikutnya untuk
mengoperasikan klinik dan pelatihan siswa dan konseling psikologis di Syracuse University dan
psychoterapy).
Pada tahun 1949 ia terpilih sebagai Presiden Asosiasi Psikologi di New York dan pada
tahun yang sama ia turut menulis (dengan Donald L. Snygg) perilaku individu: kerangka kerja
baru untuk psikologi. Buku ini menyajikan suatu kerangka komprehensif dan sistematis untuk
membuat rasa terbaik dari pengalaman manusia, perilaku dan hubungan antara keduanya

2.2 Teori Humanistik


Menurut Teori humanistik, tujuan belajar adalah untuk memanusiakan manusia. Proses
belajar dianggap berhasil jika si pelajar memahami lingkungannya dan dirinya sendiri. Siswa
dalam proses belajarnya harus berusaha agar lambatlaun ia mampu mencapai aktualisasi diri
dengan sebaik-baiknya. Teori belajar ini berusaha memahami perilaku belajar dari sudut pandang
pelakunya, bukan dari sudut pandang pengamatnya.

Tujuan utama para pendidik adalah membantu si siswa untuk mengembangkan dirinya,
yaitu membantu masing-masing individu untuk mengenal diri mereka sendiri sebagai manusia
yang unik dan membantu dalam mewujudkan potensi-potensi yang ada dalam diri mereka. Para
ahli humanistik melihat adanya dua bagian pada proses belajar, ialah :

1. Proses pemerolehan informasi baru,


2. Personalia informasi ini pada individu.

Bagi penganut teori humanistik, proses belajar harus berhulu dan bermuara pada
manusia. Dari teori-teori belajar, seperti behavioristic, kognitif dan konstruktivistik, teori inilah
yang paling abstrak, yang paling mendekati dunia filsafat daripada dunia pendidikan. Pada
kenyataannya, teori ini lebih berbicara tentang pendidikan dan proses belajar dalam bentuk yang
paling ideal. Dengan kata lain, teori ini lebih tertarik pada gagasan tentang belajar dalam
bentuknya yang paling ideal daripada belajar seperti apa yang diamati dalam dunia keseharian.
Karena itu, teori ini bersifat elektrik, artinya teori apapun dapat dimanfaatkan asal tujuannya
untuk ‘memanusiakan manusia’ (mencapai aktualisasi diri) dapat tercapai. Sebagai contoh, teori
belajar bermakna Ausubel (meaningful learning) dan Taksonomi Tujuh Belajar Bloom dan
Krathwohl diusulkan sebagai pendekatan yang dapat dipakai oleh aliran humanistik (padahal
teori-teori tersebut juga dimasukkan dalam aliran kognitif).

Meskipun teori ini sangat menekankan pentingnya isi dari proses belajar,dalam kenyataan
teori ini lebih banyak berbicara tentang pendidikan dan proses belajar dalam bentuknya yang
paling ideal. Dengan kata lain teori ini lebih tertarik kepada ide belajar dalam bentuknya yang
paling ideal dari pada belajar seperti apa adanya,seperti apa yang bisa kita amati dalam dunia
keseharian. Wajar jika teori ini sangat bersifat eklektika. Teori apa pun dapat dimanfaat ka nasal
tujuan untuk “memanusiakan manusia” (mencapai aktualisasi diri dan sebagainya itu) dapat
tercapai.

2.3 Prinsip Belajar Humanistik

Prinsip belajar humanisme terdiri dari :


1. Manusia mempunyai belajar alami

2. Belajar signifikan terjadi apabila materi pelajaran dirasakan murid mempuyai relevansi
dengan maksud tertentu
3. Belajar yang menyangkut perubahan di dalam persepsi mengenai dirinya
4. Tugas belajar yang mengancam diri ialah lebih mudah dirasarkan bila ancaman itu kecil
5. Bila ancaman itu rendah terdapat pangalaman siswa dalam memperoleh cara
6. Belajar yang bermakna diperolaeh jika siswa melakukannya
7. Belajar lancar jika siswa dilibatkan dalam proses belajar
8. Belajar yang melibatkan siswa seutuhnya dapat memberi hasil yang mendalam
9. Kepercayaan pada diri pada siswa ditumbuhkan dengan membiasakan untuk mawas diri
10. Belajar sosial adalah belajar mengenai proses belajar

Bab III
PENUTUP

2.1 Kesimpulan

Menurut Teori humanistik, tujuan belajar adalah untuk memanusiakan manusia. Proses belajar
dianggap berhasil jika si pelajar memahami lingkungannya dan dirinya sendiri. Siswa dalam
proses belajarnya harus berusaha agar lambat laun ia mampu mencapai aktualisasi diri secara
optimal. Teori belajar Arthur W. Combs yang dikenal dengan Meaning (makna atau arti). Belajar
terjadi bila mempunyai arti bagi individu, guru tidak bisa mamaksakan materi yang tidak disukai
atau tidak relevan dengan kehidupan siswa. Anak tidak bisa matematika atau sejarah bukan
karena bodoh tetapi karena mereka enggan dan terpaksa dan merasa sebenarnya tidak ada alasan
penting mereka harus mempelajarinya. Perilaku buruk itu sesungguhnya tak lain hanyalah dari
ketidakmauan seseorang untuk melakukan sesuatu yang tidak akan memberikan kepuasan
baginya. Dalam prakteknya teori humanistik ini cenderung mengarahkan siswa untuk berpikir
induktif, mementingkan pengalaman, serta membutuhkan keterlibatan siswa secara aktif dalam
proses belajar.
Pembelajaran berdasarkan teori humanistik ini cocok untuk diterapkan pada materi-materi
pembelajaran yang bersifat pembentukan kepribadian, hati nurani, perubahan sikap, dan analisis
terhadap fenomena sosial. Indikator dari keberhasilan aplikasi ini adalah siswa merasa senang
bergairah, berinisiatif dalam belajar dan terjadi perubahan pola pikir, perilaku dan sikap atas
kemauan sendiri.

DAFTAR PUSTAKA
https://www.kompasiana.com/trinitautari/59291ef2f196734e2c163af3/tokoh-
humanistik
https://cecepkustandi.wordpress.com/2015/06/29/teori-belajar-humanistik/

http://www.oac.cdlib.org/data/13030/1x/ft8r29p11x/files/ft8r29p11x.pdf 15
April 2010

http://www.oac.cdlib.org/data/13030/1x/ft8r29p11x/files/ft8r29p11x.pdf 15
April 2010

http://wawan-junaidi.blogspot.com).

http://community.gunadarma.ac.id/

http://elearning-po.unp.ac.id

http://roebyarto.multiply.com/journal/item/105

http://smk3ae.wordpress.com/2009/03/29/teori-belajar-humanistik

http://vie218.blogspot.com

(C. Asri Budiningsih 2008, hlm. 76. Lebih lanjut C. Asri Budiningsih (2008,
hlm. 77)

( Sri Esti Wuryani Djiwandono 2002, hlm. 182-183).

Anda mungkin juga menyukai