Anda di halaman 1dari 2

Nama : Nurul Aisyah Sartika

NIM : 2285142109

Judul : Teori Belajar Conectionism Thorndike

 Pengertian Teori Belajar Menurut Thorndike


Menurut Thorndike, belajar merupakan peristiwa terbentuknya asosiasi-asosiasi antara
peristiwa-peristiwa yang disebut stimulus (S) dengan respon (R). Stimulus adalah suatu
perubahan dari lingkungan eksternal yang menjadi tanda untuk mengaktifkan organisme untuk
beraksi atau berbuat sedangkan respon adalah sembarang tingkah laku yang dimunculkan karena
adanya perangsang. Bentuk paling dasar dari belajar adalah “trial and error learning atau
selecting and connecting learning” dan berlangsung menurut hukum-hukum tertentu. Oleh
karena itu teori belajar yang dikemukakan oleh Thorndike ini sering disebut dengan teori belajar
koneksionisme atau teori asosiasi.

 Ciri-Ciri Belajar Dengan Trial And Error :


1. Ada motif pendorong aktivitas.
2. Ada berbagai respon terhadap situasi.
3. Ada aliminasi respon-respon yang gagal atau salah.
4. Ada kemajuan reaksi-reaksi mencapai tujuan.

 Hukum-Hukum Teori Thorndike


1. Hukum kesiapan “Law of Readiness”
Dalam belajar seseorang harus dalam keadaan siap dalam artian seseorang yang belajar
harus dalam keadaan yang baik dan siap, jadi seseorang yang hendak belajar agar dalam
belajarnya menuai keberhasilan maka seseorang dituntut untuk memiliki kesiapan, baik fisik
dan psikis.
2. Hukum Latihan”Law of Exercise”
Untuk menghasilkan tindakan yang cocok dan memuaskan untuk merespon suatu stimulus
maka seseorang harus mengadakan percobaan dan latihan yang berulang-ulang.
3. Hukum Akibat “Law of Effect”
Setiap organisme memiliki respon sendiri-sendiri dalam menghadapi stimulus dan situasi
yang baru, apabila suatu organisme telah menetukan respon atau tindakan yang melahirkan
kepuasan dan kecocokan dengan situasi maka hal ini pasti akan di pegang dan dilakuakn
sewaktu-waktu ia di hadapakan dengan situasi yang sama.

 Prinsip-Prinsip Teori Belajar Thorndike


1. Pada saat seseorang berhadapan dengan situasi yang bagi dia termasuk baru, berbagai ragam
respon maka akan ia lakukan.
2. Apa yang ada pada diri seseorang, yang telah ada pada dirinya turut menentukan tercapainya
tujuan yang ingin dicapai
3. Pada diri seseorang sebenarnya terdapat potensi untuk menentukan respon yang tepat
4. Orang cenderung memberikan respon yang sama terhadap situasi yang sama.
5. Orang cenderung menghubungkan respon yang ia kuasai
6. Manakala suatu respon cocok dengan situasinya relatif lebih mudah untuk dipelajari.

 Kekurangan Teori Koneksionisme


1. Belajar menurut teori ini bersifat mekanistis
2. Pelajaran bersifat teacher-centered
3. Anak-anak/peserta didik pasif
4. Teori ini membutuhkan pembentukan meteril

 Pengaplikasian Teori Connectionism Thorndike


Menurut prinsip connectionism, mata pelajaran yang tidak dipahami manfaat kesehariannya,
akan sulit pula dipahami oleh siswa. Andaikata pelajaran itu dapat dihafalkan, akan cepat sekali
dilupakan, karena apa saja yang tidak dibutuhkan pasti akan dibuang. Saat ini, banyak sekali
pelajaran yang sulit dimengerti manfaat praktisnya oleh anak didik.

Anda mungkin juga menyukai