Anda di halaman 1dari 21

Edward Lee •“ Phsycology is the science of intellects

characters and behavior of animal


Thorndike including man. “ ~ Edward Thorndike
SEKILAS TENTANG THORNDIKE

Edward Lee "Ted" Thorndike Karyanya di bidang Psikologi


(31 Agustus 1874 - 9 Agustus Perbandingan dan proses
1949) adalah seorang Psikolog pembelajaran membuahkan
Amerika yang menghabiskan teori koneksionisme dan
hampir seluruh kariernya di membantu meletakkan dasar
Teachers College, Columbia ilmiah untuk psikologi
University pendidikan modern.
BIOGRAFI EDWARD
What we need to disscus ?

Learning Concept

Implication

Thorndike Laws
Edward Thorndike

• Menurut Thorndike, belajar merupakan


peristiwa terbentuknya asosiasi-asosiasi
antara peristiwa-peristiwa yang disebut
stimulus (S) dengan respon (R).

• Stimulus (S) adalah perubahan


lingkungan eksternal mengaktifkan
organisme untuk bereaksi atau berbuat,
sedangkan respon (R) adalah tingkah
laku yang dimunculkan karena adanya
perangsang (Burhanuddin, 2008)
PEMB
• Pembentukan asosiasi-asosiasi (koneksi-
koneksi) antara pengalaman indrawi
(persepsi dari stimulus) dan impuls-impuls
saraf (respons-respons) yang

ELAJA termanifestasi dalam perilaku.

RAN
• Pembelanjaran sering terjadi melalui
rangkaian eksperimen trial and eror
(menyeleksi dan mengkoneksi)
Edward Thorndike
KONSEP BELAJAR
Learning is incremental not insightful
Belajar melalui langkah kecil yang sistematis, tidak
langsung memahami hal yang mendalam.

Learning is not mediated by Ideal


Belajar tidak dipengaruhi nalar lebih pada
proses trial dan error.

All Mamal learn in same manner


Seluruh proses belajar manusia sama.
TRIAL AND ERROR
Pengulangan respon dalam menghadapi stimulus berfungsi untuk
menemukan tindakan yang tepat dan dilakukan terus menerus
agar lebih kuat dan tidak terjadi kemunduran.

Pembelajaran terjadi berangsur-angsur dimana respon yang


berhasil dibentuk dan yang tidak berhasil diabaikan.
TRIAL AND ERROR
Ciri-ciri belajar dengan trial and error, yaitu:
1. Ada motif pendorong aktivitas
2. ada berbagai respon terhadap situasi
3. ada eliminasi respon-respon yang gagal atau salah
4. ada kemajuan reaksi-reaksi mencapai tujuan dari
penelitiannya itu
Bagaimana dengan manusia?
Manusia lebih kompleks disebabkan manusia terlibat
dalam tipe-tipe pembelajaran lainnya yang memerlukan
koneksi ide, analisis, dan penalaran. (Thorndike, 1913b)
dengan pengubahan
Hukum Kesiapan
Three Laws of Learning
Before 1930
Hukum Kesiapan
• Semakin siap suatu organisme memperoleh suatu perubahan tingkah
laku, maka tingkah laku tersebut akan memuaskan individu sehingga
koneksi cenderung diperkuat.

Hukum Latihan
• Semakin sering suatu tingkah laku diulang/dilatih (digunakan),
maka asosiasi tersebut akan semakin dikuasai. (Law of Use)
Kemudian jika tidak dilatih tidak dapat dikuasai (Law of Diuse)

Hukum Efek
• Hubungan stimulus respon diperkuat bila akibatnya memuaskan
dan diperlemah bila akibatnya tidak memuaskan.
Transfer of Training (5 hukum tambahan)
Sesuatu yang dipelajari harus berguna bagi masa mendatang. Jika hal
tersebut tidak terpenuhi maka pelajaran tidak akan bermakna
Law of multiple
response

law of
associative Law of attitude
shifting

law of Law of
response by prepotency
analogy element
Law of multiple response
Hukum reaksi bervariasi, adanya bermacam-macam respon
sebelum memperoleh respon yang tepat dalam
memecahkan masalah yang dihadapi

Law of attitude
Hukum sikap (law of attitude), Perilaku belajar seseorang tidak
hanya ditentukan oleh hubungan stimulus dan respon namun
dipengaruhi oleh keadaan yang ada dalam diri individu
(kognitif, emosi, sosial, dan psikomotornya).
Law of prepotency element
Hukum aktivitas berat sebelah, Individu dalam proses belajar
memberikan respons pada stimulus tertentu saja sesuai
dengan persepsinya terhadap keseluruhan situasi (respon
selektif).

Law of associative shifting

Hukum perpindahan asosiasi, Proses peralihan dari situasi


yang dikenal ke situasi yang belum dikenal dilakukan secara
bertahap dengan cara menambahkan sedikit demi sedikit
unsur lama.
Law of response by analogy
Hukum respon melalui analogi, Individu dapat melakukan
respons pada situasi yang belum pernah dialami karena dapat
menghubungkan situasi yang belum pernah dialami dengan
situasi lama yang pernah dialami sehingga terjadi transfer
atau perpindahan unsur-unsur yang telah dikenal ke situasi
baru.

Semakin banyak unsur yang sama, maka transfer akan


semakin mudah.
1. Revisi Hukum Latihan (ditinggalkan karena ditemukan bila pengulangan saja
tidak cukup untuk memperkuat hubungan stimulus dengan respons.)

2. Revisi Hukum Efek( Hadiah akan meningkatkan kekuatan koneksi, sedangkan


hukuman tidak memberikan pengaruh apa-apa terhadap penguatan koneksi.)

3. Belongingness (yaitu terjadinya hubungan stimulus-respon bukannya


kedekatan, tetapi adanya saling sesuai antara kedua hal tersebut. Situasi
belajar akan mempengaruhi hasil belajar.)

4. Penyebaran efek yaitu bahwa akibat dari suatu perbuatan dapat menular.

Revisi Hukum Thorndike Pasca 1930


SUMBANGAN THORNDIKE PADA PENDIDIKAN

PINSIP MENGAJAR
• Membentuk kebiasaan

• Menyadari bahwa kebiasaan bisa rusak

• Tidak membentuk dua atau lebih


kebiasaan ketika satu kebiasaan tersebut
akan terjadi. (berikan gambaran
umum/tujuan saja)

• Kebiasaan yang sudah dibentuk siap


digunakan
SUMBANGAN THORNDIKE PADA PENDIDIKAN

Rencana memberikan sebuah pelajaran dilakukan


secara bertahap

Keterampilan perlu dikenalkan


1. Pada saat atau sebelum keterampilan itu harus
dimunculkan.
2. Saat ia sadar itu sebuah kebutuhan
3. Ketika menghadapi kesulitan
4. Keterampilan pra-syarat sudah dipenuhi
seluruhnya.
SUMBANGAN THORNDIKE PADA PENDIDIKAN

Disiplin Mental
• Proses belajar pada mata
pelajaran tertentu dapat
meningkatkan fungsi mental
dibanding mata pelajaran lainnya
• Misal : pembelajaran
matematik, fisika, dll
• Berkembang konsep inteligensi
IMPLIKASI PENDIDIKAN THORNDIKE

 Praktik pendidikan musti dipelajari secara ilmiah (sistematis)

 Guru dalam proses pembelajaran harus tahu apa yang hendak


diberikan kepada siswa.

 Pembelajaran yang baik melibatkan seluruh aspek yang diajarkan.

 Dalam proses pembelajaran, tujuan yang akan dicapai harus


dirumuskan dengan jelas, masih dalam jangkauan kemampuan siswa.

 Situasi belajar dibuat mirip dengan kehidupan nyata, sehingga terjadi


transfer dari kelas ke lingkungan luar. Materi pembelajaran yang
diberikan harus dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Kontibusi
 Alternatif untuk mengonseptualisasikan belajar dan perilaku ,
memberi pendekatan yang jauh berbeda dengan pendekatan
sebelumnya.
 Menemukan dan mengembangkan fenomena belajar seperti trial
and error, transfer training, dan berpengaruh terhadap domain
teori belajar masa selanjutnya.
 Peneliti pertama yang mengamati bahwa konsekuensi dari perilaku
akan menghasilkan efek terhadap kekuatan perilaku

Refleksi pada Teori Thorndike

Anda mungkin juga menyukai