Nim : 1511410048
Teori Lapangan Kurt Lewin sangat dipengaruhi oleh aliran Psikologi Gestalt. Oleh
karena itu tidak mengherankan jika teori lapangan dari Kurt Lewin juga sangat
mengutamakan keseluruhan daripada elemen atau bagian dalam studinya tentang jiwa
manusia.
Teori ini menggunakan metode konstruktif.Metode konstruktif, atau disebut juga
metode “genetik” adalah metode yang digunakan Lewin sebagai metode “klasifikasi”.
Metode klasifikasi menurut mempunyai kelemahan karena hanya mengelompokkan obyek
studi berdasarkan persamaan-persamaannya saja.
Konsekuensi dari metode konstruktif:
1. Lapangan Kehidupan
Lapangan kehidupan dari seorang individu terdiri dari orang itu sendiri dan
lingkungan kejiwaan (psikologi) yang ada padanya. Demikian pula lapangan
kehidupan suatu kelompok adalah kelompok itu sendiri ditambah dengan
lingkungan tempat kelompok itu berada pada suatu saat tertentu.
Rh = ( P + E)
Keterangan:
Rh = Ruang Hidup
P = Daerah Pribadi
Tingkah laku menurut Lewin adalah lokomosi yang berarti perubahan atau
gerakan pada lapangan kehidupan. Misalnya, seorang pegawai pergi dari
kantornya (wilayah kerja) kerumah sakit (wilayah kesehatan) untuk
memeriksakan diri ke dokter, maka pegawai itu melakukan lokomosi.Namun,
kalau perpindahan itu terjadi pada waktu pegawai tersebut seorang pingsan di
kantor dan di gotong ke rumah sakit, maka itu bukanlah lokomosi atau tingkah
laku
Lokomosi dapat terjadi karena ada “ komunikasi” antara dua wilayah dalam
lapangan kehidupan seseorang.Komunikasi antara 2 wilayah itu menimbulkan
ketegangan pada salah satu wilayah dan ketegangan menimbulkan kebutuhan dan
kebutuhan inilah yang menyebabkan tingkah laku.
3. Daya (Force)
Perubahan dapat terjadi jika pada suatu wilayah ada valensi tertentu.
Valensi dapat bersifat negative atau positif tergantung pada daya tarik atau daya
tolak yang ada pada wilayah tersebut. Kalau suatu wilayah mempunyai valensi
positif maka ia akan menarik daya-daya dari wilayah-wilayah lain untu bergerak
menuju arahnya.Sebaliknya, jika valensi yang ada pada suatu wilayah negatif ,
maka daya-daya yang ada akan menghindar atau menjauhi wilayah.
a. Daya Mendorong
4. Ketegangan
1. Konflik
Teori dari Kurt Lewin danggap lebih manusiawi sehingga banyak ahli psikologi
sosial yang tertarik dan mengembangkan lebih lanjut teori dari Kurt Lewin. Berikut ini
akan dijelaskan 4 teori lapangan yang diterapkan psikologi sosial, yaitu :
f. Sentimen
a. Pelaku (agent)
b. Tindakan Pelaku (Act of Agent)
c. Lokus (locus)
d. Hubungan langsung (Direct Joining)
e. Dasar Motif (Motive Base)
f. Besaran (magnitude)
g. Waktu (Time)
Kekurangan Cartwright:
- Kurang jelas dalam mendefinisikan istilah-istilah primitif
- Kurang jelas mendefinisikan arti “kekuasaan”
Kelebihan Cartwright:
- Teorinya berhasil merangsang berkembangnya teori French (1956)
yang mempelajari kekuasaan dalam system social
3. Teori Kekuasaan Sosial oleh French
Pusat perhatian teori ini adalah pengaruh dan kerjasama dan persaingan
dalam kelompok kecil.
Dalam situasi persaingan, jika seseorang individu atau suatu sub kelompok
sudah memasuki wilayah tujuan, maka individu-individu atau sub-sub kelompok
yang lain tidak akan bisa mencapai wilayah tujuan mereka masing-
masing.Hubungan antara wilayah-wilayah tujuan anggota-anggota kelompok
dinamakan saling menghambat.
Meskipun teori Deutsch memberikan konsep yang tajam dan jelas tentang
situasi kerjasama dan persaingan sehingga dapat dijadikan dasar untuk penelitian,
namun hipotesis yang diajukan hanya didasarkan pada suatu penelitian terhadap
sebuah kelompok kecil yang sangat khusus sifatnya, yaitu kelompok yang terdiri
dari 5 orang mahasiswa yang diminta untuk menyelesaikan tugas-tugas tertentu.
2. Kelemahan
a. Kurt Lewin tidak menyajikan teorinya secara sistematis.
b. Banyak konsep dan konstruk tidak didefinisikan secara jelas sehingga memberi arti
yang kabur.
c. Teori ini terlalu bersibuk diri dengan aspek-aspek yang mendalam dari kepribadian
sehingga agak mengabaikan tingkah laku motoris yang “overt” (nampak dari luar)
d. Penggunaan konsep-konsep topologi telah menyimpang dari arti sebenarnya
(penyalahgunaan topologi).
Teori Kontemporer Dalam Psikologi Sosial
A. Teori Motivasi
Teori ini berfokus pada kebutuhan atau motif individu. Pengalaman sehari-hari
maupun riset psikologi sosial telah memberikan banyak contoh cara bagaimana kebutuhan
kita bisa memengaruhi persepsi kita, sikap kita, dan perilaku kita.
Pandangan Freudian, atau psikoanalitik, tentang motivasi manusia menunjukkan arti
penting dari dorongan “bawaan” kita, khususnya dorongan yang berhubungan dengan
seksualitas dan agresi. Sebaliknya, psikolog sosial lebih mempertimbangkan sederetan
kebutuhan dan keinginan manusia. Psikolog sosil juga menekankan cara dimana situasi
dan hubungan sosial tertentu dapat menciptakan dan menimbulkan kebutuhan dan motif.
B. Teori Belajar
Ide utama dalam teori belajar adalah bahwa perilaku seseorang sekarang adalah hasil
dari pengalaman sebelumnya. Dalam situasi tertentu, seseorang belajar perilaku tertentu,
yang sering dengan berjalannya waktu mungkin akan menjadi kebiasaan. Ketika dia
berhadapan dengan situasi serupa, orang itu akan cenderung berperilaku sesuai dengan
kebiasaan yang pernah dilakukannya. Pendekatan ini dinamakan Social Learning oleh
Albert Bandura.
Ada tiga mekanisme umum terjadinya proses belajar yaitu:
1. Asosiasi atau pengkondisian klasik (pavlov)
2. Reinforcement (b.f.skinner)
3. Observational Learning
C. Teori Kognitif
Pendekatan kognitif menyatakan bahwa perilaku seseorang akan tergantung pada
cara dia memahami situasi sosial. Kurt Lewin mengaplikasikan gagasan Gestalt ke
psikologi sosial. Dia menekan pentingnya bagaiaman individu memahami lingkungan
sosial. Menurut Lewin, perilaku dipengaruhi oleh karakteristik personal individu (seperti
kemampuan, kepribadian, dan disposisi genetik) dan oleh pemahamannya tentang
lingkungan sosial.
D. Teori Pengambilan keputusan
1. Decision Making Theories
Mengasumsikan bahwa individu mengevaluasi untung rugi atau biaya dan
manfaat dari berbagai macam dan tindakan dan akan memilih alternatif terbaik
berdasarkan pertimbangan yang logis dan rasional.
2. Expectancy Value Theory
Memperluas gagasan teori untung rugi dengan menambahkan elemen penilaian
kemungkinan bahwa kemungkinan masing-masing pilihan akan terwujud (Edwards,
1954)
Daftar Pustaka
Sarwono, S.W. 2002. Psikologi Sosial (Individu dan Teori-Teori Psikologi Sosial). Jakarta:
Balai Pustaka