Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

KOMUNIKASI PADA ANAK


Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Komunikasi

Oleh

Agung Pangestu Putra NIM: 7108001


Dyan Novianti NIM: 7108007
Maya Yuli Lestari NIM: 7108010
Nurul Khoirun Nisa’ NIM: 7108013
Sufendi Hariyanto NIM: 7108015

PRODI D3 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL
’ULUM
JOMBANG
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat allah SWT atas rahmat, taufik, serta hidayah-Nya

kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “

Komunikasi Pada Anak ”. Penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui

bagaimana prinsip, strategi atau tehnik, serta hambatan dalam berkomunikasi

dengan anak. Kususnya pada komunikasi terapiotik.

Penulis telah berusaha dengan segala kemampuan dan pengetahuan agar

penyusunan makalah ini tersaji dengan sebaik-baiknya, baik bentuk maupun isinya.

Penulis menyadari bahwa keinginan tersebut tidak akan terwujud tanpa bantuan dan

kerjasama dari semua pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penyusun

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. HM.Zulfikar As’ad, MMR selaku PR II – Dekan FIK.

2. M. Mudzakkir, S.Kep.Ners selaku Ka. Prodi D3 Keperawatan.

3. Pujiani, S.Kep.Ners selaku wali kelas tingkat 1 D III Keperawatan UNIPDU

4. Wiwiek Widiarti, S. Kep. Ners selaku Dosen mata kuliah komunikasi yang

telah membimbing dan memotifasi penulis dalam penulisan makalah ini.

5. Teman-teman dari D3 keperawatan yang telah membantu baik materiel

maupun spiritual.

Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari

kesempurnaan. Untuk itu, penulis mohon saran dan kritik yang membangun dari

pembaca demi kesempurnaan penulisan makalah selanjutnya.

Semoga penulisan karya tulis ini bermanfaat, Amin.

Jombang, Mei 2009

Penulis
DAFTAR ISl

Halaman

HALAMAN JUDUL …………………………………………………… i

KATA PENGANTAR ………………………………………………….. ii

DAFTAR ISI ……………………………………………………………. iii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ………………………………………. 1

1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………... 2

1.3 Tujuan Masalah …………………………………………………. 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Definisi Komunikasi

2.2 Prinsip-prinsip komunikasi pada Anak

2.3 Strategi atau tehnik komunikasi pada Anak

2.4 Hambatan komunikasi pada Anak

BAB III PROSES KEPERAWATAN

BAB IV PENUTUP

3.1 Kesimpulan ………………………………………………………... 12

3.2 Saran………………………………………………………………… 12

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………... 1


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sebagaimana dapat dilihat,kelangsungan hidup anak membutuhkan

kerja sama antar individu dalam berbagai tingkat struktur sosial, kelurga,

komunitas ban system kesehatan untuk mengubah praktik – praktik mereka

yang berkaitan dengan kesehatan anak. agar memiliki dampak,maka praktik –

praktik ini perlu dilakukan dengan benar dan mengikuti perkembangan zaman.

Hal ini karena, setiap anak dilahirkan dengan membawa potensi kelebihan

dan kekurangan. Ia adalah sosok pribadi mandiri dengan warna potensi khas

dari mereka sendiri.

Oleh sebab itu, dalam proses berkomunikasi dengan anak harus

memperhatikan prinsip, strategi dan hambatan dalam berkomunikasi.

Dari uraian tersebut diatas penulis membuat makalah dengan judul

“Komunikasi pada anak “.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apakah yang dimaksud dengan komunikasi pada anak?

1.2.2 Apakah prinsip komunikasi pada anak?

1.2.3 Bagaimanakah strategi atau tehnik dalam berkomunikasi pada anak?

1.2.4 Apa saja hambatan yang terjadi pada saat berkomunikasi pada anak?

1.3 Tujuan

1.3.1 Mengetahui pengertian tentang komunikasi pada anak.

1.3.2 Mengetahui prinsip-prinsip komunikasi dengan anak.

1.3.3 Mengetahui strategi dalam berkomunikasi pada anak.

1.3.4 Mendapatkan informasi tentang hambatan yang terjadi pada saat

berkomunikasi pada anak.


BAB II

KONSEP DASAR

2.1 Definisi

Komunikasi adalah kontak atau hubungan atau penyampaian berita

atau penerimaan berita yang dilakukan oleh dua orang atau lebih yang

memungkinkan pesan atau berita itu bias diterima atau dipahami. (Kamus

penerbit Gita Media Press. Kenangan dari TIM PRIMA PENA). Komunikasi

terapeutik adalah hubungan interpersonal perawat-klien (anak) merupakan

proses belajar bersama dalam rangka memperbaiki pengalaman emosional

klien. ( Stuart G. W. 1998). Secara umum komunikasi kesehatan merupakan

upaya sistematis yang secara positif mempengarui praktek-praktek kesehatan

populasi besar. Sasaran utama komunikasi kesehatan adalah melakukan

perbaikan kesehatan yang berkaitan dengan praktek dan pada gilirannya

status kesehatan. Komunikasi kesehatan yang efektif merupakan suatu

kombinasi antara seni dan ilmu.

Pendekatan komunikasi kesehatan diturunkan dari disiplin ilmu meliputi

pemasaran sosial, antropologi, analisis perilaku, periklanan, komunikasi

pendidikan, serta ilmu-ilmu sosial yang lain. Hal ini saling melengkapi, saling

tukar menukar prinsip dan tehnik umum satu sama lain sehingga masing-

masing memberikan sumbangan yang unik bagi metodelogi komunikasi

kesehatan.

2.2 Prinsip-prinsip komunikasi pada anak

Dalam komunikasi pada anak membutuhkan pertimbangan khusus

sehingga perawat dapat mengembangkan hubungan kerja yang baik dengan

anak maupun dengan keluarga. Perawat banyak menerima informasi dari orang
tua, karena kontak antara orang tua dengan antar umum akrab, informasi yang

diberikan orang tua dapat diasumsikan dan diandalkan dengan baik.

Perawat memberikan perhatian periodik kepada bayi dan anak ketika

mereka bermain untuk membuat mereka berpartisipasi. Anak yang lebih besar

dapat secara aktif terlibat dalam komunikasi. Anak-anak umumnya responsive

terhadap pesan non verbal,gerakan yang tiba-tiba atau mengancam akan

membuat mereka takut. Perawat memasuki ruang dengan senyum yang lebar

dan gerakan tangane tertentu akan menghalangi terbentuknya hubungan.

Perawat harus tetap anggun dan tenang, membirkan anak terlebih dahulu

bertindak dalam hubungan interpersonal. Nada suara yang tenang, bersahabat

dan yakin adalah yang terbaik.

Anak tidak suka dipandangi. Ketika berkomunikasi, perawat harus

melakukan kontak mata. Anak kecil sering kali merasa tidak dapat berbuat apa-

apa terutama dalam situasi yang meliputi interaksi dengan personal perawatan

kesehatan(W haley dan Wong, 1995)

Ketika diperlukan penjelasan atau petunjuk, perwat menggunakan

bahasa yang langsung dan sederhana, harus jujur, membohongi anak dengan

mengatakan bahwa prosedut yang menyakitkan tidak menyakitkan hanya akan

membuat mereka marah. Untuk meminimalkan ketakutan dan kecemasan

perawat harus selalu dengan segera mengatakan pada mereka apa yang akan

terjadi. Menggambar dan bemain adalah cara yang efektif untuk berkomunikasi

dengan anak. Hal ini memberikan kesempatan bagi anak untuk berkomunikasi

secara non-verbal [membuat gambar] dan secara verbal [menjelaskan gambar].

Perawat dapat menggunakan gambar tersebut sebagai dasar untuk memulai

komunikasi.
2.3 strategi / tehnik komunikasi pada anak.

Tehnik berkomunikasi dengan anak kecil sangat bervariasi, bergantung

pada umur dari anak tersebut.

1. bayi [0-1 tahun].

-bayi umumnya berkomunikasi hanya secara non verbal [mis. Menangis]

karena bayi tidak dapat menggunakan kata-kata.

-bayi merespon tingkahlaku non verbal pemberian perawatan. Mereka akan

tenang dengan kontak fisik yang dekat.

-bayi akan mendapatkan kenyamanan dari suara yang lembut meskipun kata-

katanya tidak dimengerti

-suara yng keras dan kasar akan membuat bayi ketakutan .

-bayi yang agak besar [6 bulan] menahgalami kecemasan karena berpisah;

karena itu orang tua harus mengawasi ketika bayi di gendong oleh orang

asing.

2. toddler [1-3 tahun] /anak-anaki pra sekolah [3-5 tahun].

-anak berkomunikasi secara verbal maupun non verbal.

-anak bersifat egosentris dan hanya memahami hal-hal yanug berhubungan

dengan dirinnya. Anak tidak dapat membedakan fantasi dan kenyataan.

-anak memahami anologi secara literal [mis. Anak harus di izinkan untuk

melakukan eksplorasi pada lingkungan].

-anak harus di izinkan menjelajahi lingkungan.

-anak memahami kalimat yang pemdek dan sederhana, kata-kata yang

dipahami dan penjelasan yang konkrit.


3.anak usia sekolah [5-12 tahun]

-anak mencapai alas an dan penjelasan atas segala sesuatu namun tidak

membutuhkan pengesahan.

-anak tertarik dalam aspek fungsional objek dan kegiatan (apa yang akan

terjadi, kenapa hal ini terjadi.

-anak memperhatikan intergritas tubuh.

-anak harus diijinkan untuk memanipulasi perlengkapan(missal;memegang

palu perkusi)

-anak memahami penjelasan sederhana dan mendemonstrasikannya.

Anak harus diijinkan untuk mengekspresikan rasa takut dan keheranan.

Tehnik dan alat untuk meningkatkan komunikasi.

1.papan komunikasi dengan kata - kata, huruf/gambar yang menunjukan

kebutuhan dasar (toilet, air)

2.kertas dan pensil untuk menunjukan ekspresi dari kebutuhan / pikiran.

3.melibatkan keluarga dan teman dalam pengiriman perawatan jiwa.

4.penggunaan sikap non verbal seperti kedipan mata /gerakan jari untuk

merespon.

5.menggunakan kata yang dapat dipahami anak, menghindari terminology

medis.

2.4. hambatan komunikasi pada anak.

Dalam berkomunikasi dengan anak perawat akan menemui beberapa

hambatan dalam proses komunikasi tersebut hal ini meliputi:

1.keterbatasan dalam perkembangan bahasa, konsep dan pengalaman.

2.keterbatasan dalam memahami konsep abstrak.

3.kadangkala kurang atau tidak tanggap dalam diajak bicara.

4.ucapan kata tidak jelas.


BAB III

PROSES KEPERAWATAN

I.Pengkajian.

Hal yang dilakukan adalah wawancara dan pengambilan riwayat (identitas

anak), pemeriksaan fisik (penggunaan saluran visual, auditari, dan taktil),

observasi tingkah laku non verbal, pengulangan catatan medis, literature, dan tes

diagnostic. Dalam kasus ini, perawat mengkaji kemampuan anak untuk

berkomunikasi, meliputi observasi suara, gaya, dan kosa kata yang digunakan.

Kendala fisik menyebkan ketidak mampuan untuk menemukan nama atau kata.

Penyakit psikologis atau depresi dapat mempengaruhi kemampuan untuk

berkomunikasi. Dalam hal ini, perawat mengisolasi penyebab psikologis masalah

wicara dengan penyebab neurologist yang mungkin.

II.Diagnosa Keperawatan.

Keberhasilan perawat dalam mengindetifikasi masalah komunikasi klien

akan menjamin perumusan diagnosa keperawatan yang akurat. Factor-faktor

yang berhubungan dengan diagnosa harus difokuskan pada penyebab kegagalan

komunikasi sehingga intervensi yang tepat dapat dipilih. Factor-faktor pendukung

yang akurat juga harusdidefinisikan. Dalam hal ini yang harus diperhatikan adalah

sebaiknya perawat menganalisis secara tertulis dari penemuan pengkajian, dan

mendiskusikan kebutuhan perawatan kesehatan dan prioritas dengan klien dan

keluarga.

III.Intervensi.

Perawat merencanakan asuhan tertulis mendiskripsikan dengan klien

untuk menentukan metode implementasi, komunikasi interpersonal yang

memenuhi tujuan perawatan klien di bawah ini:

1. mentransmisikan pesan yang jelas, ringkas,dan dapat di pahami.


2. klien meningkatkan rasa percaya kepada perawat sebagai pemberi

perawatan.

3. perawat dank lien memberi dan menerima respon.

Setelah keberhasilan di tentukan bersama, hasil yang di harapkan di

polakan dan intervensispesifik di rencanakan.

IV.Implementasi.

Perawat harus mencoba untuk mengembangkan hubungan terabiotik yang

membantu hal ini di harapkan, akan merasa nyaman dalam melakukan interaksi

meskipun terjadi perubahan selain itu yang harus di lakukan adalah

mendiskusikan dengan profesional kesehatan lainnya, pengajaran

kesehatan,penetapan dukungan terapeutik, kontak dengan sumber kesehatan

lainnya, mencTt perkembangan klien dalam rencana keperawatan dan catatan

perawat.

V.Evaluasi.

Komunikasi yang berhasil di evaluasi melalui observasi perawat terhadap

interaksi kx. Perawat mengevaluasi intervensi keperawatan berdasarkan

penetapan keberhasilan kx sebelumnya untuk menentukan apakah strategi atau

intervensi telah efektif dan apakah perubahan kx di hasilkan karena intervensi.

Hal-hal yang perlu di perhatikan dalam mengevaluasi yaitu: kemahiran untuk

memberikan respon verbal dan non verbal, hasil tertulis tentang akibat yang di

harapkan, memperbaharui rencana tertulis, dan penjelasan revisi kepada anak.


BAB IV

PENUTUP

A.Kesimpulan.

Komunikasi kesehatan merupakan upaya sistematis yang secara positif

mempengaruhi praktek-praktek kesehatan. Pendekatan komunikasi kesehatan di

turunkan dari berbagai disiplin ilmu yang saling melengkapi, tukar menukar

prinsip dan tehnik umum satu sama lain sehingga masing-masing memberikan

sumbangan yang unik bagi metodelogi komunikasi kesehatan.

Dalam proses berkomunikasi dengan anak sangat perlu memperhatikan

prinsip-prinsip, strategi / tehnik, dan hambatan – hambatan yang mungkin akan

timbul / ada dalam komunikasi. Tehnik komunikasi dengan anak sangatlah

bervariasi, tergantung pada umur dari anak tersebut. Pembagian rentang umur

dapat dibedakan atas: 1) Bayi, (0-1)

2) toddler (1-3)

3) anak-anak pra sekolah (3-5)

4) anak usia sekolah (5-12)

B.Saran.

1. dengan penulisan maklah ini penulis mengharapkan agar pembaca dalam

berkomunikasi dengan anak lebih efektif karena telah mengetahui bagaimana

prinsip dan strategi berkomunikasi dengan anak, serta mengetahui hambatan

yang akan ditemui [ada saat akan berkomunikasi dengan anak.

2. dalam penyusunan / penulisan suatu karya tulis (makalah) sebaiknya

menggunakan banyak literature walaupun nantinya tidak menutup

kemungkinan dapat memperbesar dalam kesulitan penyusunan.


DAFTAR PUSTAKA

Graeff, AJudith, dkk. 1996 . Komunikasi dalam kesehatan dan perubahan perilaku.

Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Saifulloh . (tidak ada tahun). Mencerdaskan anak . Jombang : Lintas Media.

Anda mungkin juga menyukai