Khusus
Gg Perilaku : Hiperaktif
Ns. Dhia Diana Fitriani,
M.Kep
Perawat, orang tua, atau orang
dewasa lain
harus menunjukkan kesabaran yang
tinggi waktu berkomunikasi dan
berinteraksi.
FOKUS
Komunikasi bisa dilakukan secara
verbal ataupun nonverbal. Pada
prinsipnya, komunikasi yang
dilakukan bertujuan
untuk mempertahankan
kenyamanan dan keselamatan klien
serta menjaga interaksi
dan memperbaiki kerusakan
Komunikasi Verbal
● Pertanyaan sederhana atau tertutup karena anak/klien
sangat tidak koorperatif.
● Mengulang pembicaraan yang kurang jelas.
● Memperjelas ungkap verbal anak.
● Jangan berbicara sambil berjalan.
● Bicara singkat dan jelas sesuai kemampuan menerima
anak.
● Memfokuskan dan lain-lain yang sesuai dengan kondisi
anak.
Komunikasi Nonverbal
● Menerima anak secara utuh.
● Menjaga kontak mata dan menjaga jarak fisik.
● Tetap rileks jangan panik dan selalu tersenyum. Jangan
marahi anak.
● Gunakan nada suara lembut, terutama jika klien
menunjukkan emosi yang tinggi.
● Peluk anak walaupun dia menolak dan tidak memaksakan
pelukan jika anak menolak.
● Hindari bahasa tubuh tidak sabar
● Memberi contoh perilaku yang tepat.
● Tetap rileks, tenang, sabar, dan ikhlas.
● Bantu kesulitan anak.
● Upayakan anak akan aman dari bahaya fisik.
Penerapan strategi
komunikasi pada pasien
dengan kebutuhan khusus
(Gangguan Perilaku:
Hiperaktif)
Seorang anak laki-laki berusia 7 tahun diantar
ibunya ke rumah sakit untuk konsultasi karena
mencurigai adanya gangguan perilaku pada
anak.
Menurut ibu, anaknya tidak bisa duduk diam,
sering lari-lari ke jalan raya, memanjat
tembok atau pohon tanpa rasa khawatir, dan
tampak selalu gelisah.
Saat pengkajian tampak anak selalu
gelisah/tidak bisa duduk diam, tidak ada
kontak mata dan tidak respons dengan
panggilan.
Fase Prainteraksi
● Diagnosis Keperawatan :
Kerusakan komunikasi verbal
Risiko cidera fisik
Fase Prainteraksi
● Rencana Keperawatan :
a. Meningkatkan kemampuan anak untuk mengenal
komunikasinya.
b. Meningkatkan kemampuan mengontrol perilaku dan
mencegah trauma/cidera fisik.