PENDAHULUAN
Komunikasi pada anak usia sekolah merupakan suatu proses penyampaian dan
transfer informasi yang melibatkan anak usia sekolah, baik sebagai pengirim
pesan maupun penerima pesan.Dalam proses ini melibatkan usaha-usaha untuk
mengelompokkan, memilih dan mengirimkan lambang- lambang sedemikian
rupa yang dapat membantu seorang pendengar atau penerima berita
mengamati dan menyusun kembali dalam pikirannya arti dan makna yang
terkandung dalam pikiran komunikator.
Pada anak usia sekolah, komunikasi yang terjadi mempunyai perbedaan bila
dibandingkan dengan yang terjadi pada usia bayi, balita,remaja, maupun orang
dewasa. Hal ini disebabkan oleh karakteristikkhusus yang dimiliki anak tersebut
sesuai dengan usia dan perkembangannya .
Komunikasi pada anak usia sekolah sangat penting karena pada proses
tersebutmereka dapat saling mengekspresikan perasaan dan pikiran, sehingga
dapat diketahui oleh orang lain. Disamping itu dengan berkomunikasi anak anak dapat bersosialisasi dengan lingkungannya .
Pada anak -anak yang dirawat dirumah sakit karena banyaknya permasalahan
yang dialaminya baik yang berhubungan dengan sakitnya maupun karena
ketakutan dan kecemasannya terhadap situasi maupun prosedur tindakan ,
sering komunikasi menjadi terganggu. Anak menjadi lebih pendiam ataupun
tidak berkomunikasi. Keadaan ini apabila dibiarkan akan dapat memberikan efek
yang kurang baik bagi pertumbuhan dan perkembangan disamping proses
penyembuhan penyakitnya .
Perawat yang mempunyai banyak waktu dengan pasien , diharapkan dapat
memulai menciptakan komunikasi yang efektif. Keterlibatan perawat dalam
berkomunikasi sangat penting karena dengan demikian perawat mendapat
informasi dan dapat membina rasa percaya anak pada perawat serta membantu
anak agar dapat mengekspresikan perasaannya sehingga dapat dicari solusinya.
Sehubungan dengan itu perawat dituntut untuk memiliki kemampuan komunikasi
dalam memberikan askep pada anak usia sekolah, menguasai teknik-teknik
komunikasi yang cocok bagi anak usia sekolah sesuai dengan
perkembangannya .
2. TINJAUAN TEORI
2.1 Tumbuh kembang Anak
Menurut Jean Peuget, anak pada usia 7-11 tahun merupakan tahap konkrit
operasional. Pada fase ini anak sudah mulai berpikir lebih logis dan terarah,dapat
memilih , menggolongkan , mengorganisasikan fakta, disamping itu mampu
berpikir dari sudut pandang orang lain. Pada fase ini pula anak dapat
mengetahui konsep guru, tetapi belum dapat berpikir hal - hal yang abstrak.
Anak telah dapat mengatasi persoalan dengan konkrit dan sistematis menurut
persepsinya .
Sedangkan menurut Erickson, usia 6-12 tahun adalah tahap industri Vs.
inferiority. Anak siap menjadi pekerja dan ingin dilibatkan dalam aktifitas , bila
diberi tugas akan dikerjakan sampai selesai. Sudah ingin menghasilkan sesuatu ,
mulai belajar aturan - aturan dan kompetisi melalui proses pendidikan belajar
dan berhubungan dengan orang lain. Jika harapan anak terlalu tinggi dan tidak
mampu memenuhi standart maka anak menjadi inferiority, kurang percaya diri ,
gangguan prestasi dan takut kompetisi.
2.2 Komunikasi
2.2.1 Pengertian Komunikasi
1) Pengertian komunikasi yaitu :
Menurut Harold Koont dan Cyril O'Donell :
Komunikasi adalah pemindahan informasi dari satu orang ke orang lain terlepas
percaya atau tidak . Tetapi informasi yang ditransfer tentulah harus dimengerti
oleh penerima .
Menurut William Ablig :
Komunikasi adalah proses pengoperan lambang- lambang yang mengandung
pengertian antara individu- individu.
Menurut Dale Yoder :
Kata communications berasal dari sumber yang sama , seperti kata common
yang artinya bersama , bersama-sama dalam membagi ide,apabila seseorang
berbicara, orang yang lain mendengarkan .
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah :
- komunikasi dilakukan dua orang atau lebih
- komunikasi merupakan pembagian ide, pikiran, fakta , pendapat.
- Komunikasi melalui lambang-lambang yang harus dimengerti oleh pelaku
komunikasi
2) Komunikasi terapeutik adalah :
Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang dilakukan secara sadar,bertujuan
dan kegiatannya dipusatkan untuk kesembuhan pasien.
kembali tentang .", gunanya untuk kejelasan dan kesamaan ide, persepsi, dan
perasaan perawat dan klien .
5) Refleksi
(1) Refleksi isi : memvalidasi apa yang di dengar, klarifikasi ide yang
diekspresikan klien dengan pengertian perawat.
(2) Refleksi perasaan : memberi respon pada perasaan klien
terhadap isi pembicaraan agar klien mengetahui dan menerima ide dan
perasaannya.
Keuntungan :
Mengetahui dan menerima ide dan perasaan
Mengoreksi
Memberi keterangan lebih jelas
Kerugian :
Mengulang terlalu sering hal yang sama
Dapat menimbulkan marah dan frustasi
6) Memfokuskan
Membantu klien bicara pada topik yang telah dipilih dan yang penting menjaga
pembicaraan tetap pada tujuan , yaitu lebih spesifik,jelas, dan berfokus pada
realitas .
Contoh :
- Klien : " Wanita sering jadi bulan - bulanan ".
- Perawat : " Coba ceritakan bagaimana perasaan anda
sebagai wanita ".
7) Membagi persepsi
Meminta pendapat klien tentang hal yang perawat rasakan dan pikirkan .
Dengan cara ini perawat dapat meminta umpan balik dan memberi informasi .
Contoh : " Anda tertawa, tetapi saya rasa anda marah pada saya ".
8) Identifikasi " tema"
Latar belakang masalah yang dialami klien yang muncul selama percakapan .
Gunanya untuk meningkatkan pengertian dan mengeksplorasi masalah yang
penting , misalnya : " Saya lihat dari semua keterangan yang anda jelaskan ,
anda telah disakiti. Apakah ini latar belakang masalahnya ?"
9) Diam (silence)
Cara yang sukar, biasanya dilakukan setelah mengajukan pertanyaan .
Tujuannya memberi kesempatan berpikir dan memotivasi klien untuk bicara.
Pada klien yang menarik diri , teknik diam berarti perawat menerima klien.
10) Informing
Memberi informasi dan fakta untuk pendidikan kesehatan.
11) Saran
Memberi alternatif ide untuk pemecahan masalah. Tepat dipakai pada fase kerja
dan tidak tepat pada awal hubungan.
Salah satu kekuatan / keunggulan dari model ini adalah kesamaan jalur dalam
pengiriman komunikasi yaitu dari sumber ke penerima. Kekurangannya adalah
tidak menunjukkan hubungan transaksi antara sumber dan receiver. Model ini
sifatnya linear yang berarti jalurnya satu arah. Model ini dibatasi oleh omitting
komponen feed back dan tidak secara jelas mengilustrasikan fungsi proses.
Tingkah laku Leary berbeda saat menghadapi tiap pasien dan Leary menemukan
bahwa pasien juga terpengaruh tingkah laku Leary. Leary menyimpulkan bahwa
tingkah laku orang merupakan respon dari tingkah laku yang kita tampilkan
,misalnya bila kita bertingkah dominan maka kita kondisikan orang lain
bertingkah submisive.
Dalam perspektif Leary, setiap pesan komunikasi dapat dilihat melalui dua
dimensi : Dominan - Submision dan Hate - Love. Ada dua aturan yang mengatur
fungsi dimensi ini dalam interaksi manusia .
Aturan pertama : Tingkah laku komunikatif dominan atau submisive biasanya
menstimuli tingkah laku sebaliknya pada orang lain; berlaku autokratik
(dominan) biasanya akan menstimuli orang lain untuk berlaku submisive dan
sebaliknya.
Aturan kedua : Tingkah laku membenci / mencintai biasanya akan menstimuli
tingkah laku yang sama dari orang lain , artinya dengan bertingkah laku yang
baik pada orang lain , orang lain akan berlaku baik juga dan sebaliknya.
Leary menyatakan bahwa aturan - aturan ini berlaku secara reflek, respon kita
terhadap perilaku orang lain secara involuntary dan immediate sehingga
komunikasi kita otomatis akan distimulasi oleh reaksi dominan - submisive atau
hate - love dari yang lain.
Dominan
Hate Love
Submisive
1) Model Terapeutik
Model terapeutik menekankan pentingnya peran hubungan dalam membantu
klien dan pasien menempatkan diri dalam situasinya dan berusaha untuk tetap
sehat dan menjauhi sakit. Bila digunakan oleh profesional kesehatan komunikasi
terapeutik dapat didefinisikan sebagai kemampuan untuk membantu individu
mengatasi stress, menghadapi masalah psikologis dan bagaimana berhubungan
dengan orang lain secara efektif.
Meskipun banyak aspek yang terlibat dalam model komunikasi ini , ada dua
aspek fokus yaitu adanya elemen -elemen petunjuk meliputi kampanye mass
media, saran dari orang lain yang mengerti, artikel koran,dan pesan-pesan yang
berhubungan dengan variable-variable. Komunikasi menjadi penting jika individu
tersebut menerima petunjuk-petunjuk yang dapat memotivasi mereka untuk
tindakan kesehatan, contohnya artikel majalah yang menjelaskan hubungan
kanker dan merokok akan mempengaruhi individu untuk berhenti merokok.
Elemen kedua adalah berhubungan dengan faktor -faktor modifikasi yang
mencakup variable sosial - psikological, contohnya pasien yang mengalami
kegagalan dalam mengekspresikan pikirannya karena pola komunikasi yang ada
di profesional kesehatan dideskripsikan seperti formal, penolakan /
kontroling,para profesional secara kuat tidak setuju dengan pasien , dalam
interview tidak menggunakan feed back sehingga akan mempengaruhi perilaku
kesehatan klien.
Model ini juga mempunyai kelemahan dan kelebihan . Sisi positifnya, model ini
mengilustrasikan pentingnya penggunaan dan pengaruh mass media pada
perilaku sehat, model ini berfokus pada persepsi dan keyakinan klien yang dapat
mempengaruhi perilaku- perilaku yang diadopsi. Sisi negatifnya, model ini
banyak menempatkan keyakinan konseptual dan abstrak. Model ini menekankan
persepsi klien dalam tindakan preventif perawatan daripada interaksi
transaksional profesional - klien dalam meningkatkan perawatan kesehatan .
Relationship
Dari perspektif sistem , model komunikasi kesehatan menggambarkan 4 type
mayor dari relationship yang exis dalam lingkungan perawatan kesehatan :
profesional- profesional, profesional-klien, profesional-other, klien-other. Aturan
mainnya , bila individu diikutsertakan dalam komunikasi kesehatan , dia terlibat
dalam satu dari 4 type hubungan. Model ini juga mengindikasikan hubungan
interpersonal dapat mempengaruhi type hubungan dalam lingkungan perawatan
kesehatan. Sebagai contoh, bagaimana komunikasi profesional kesehatan
dengan setiap orang dapat berefek pada interaksi profesional kesehatan dengan
pasien. Sama halnya , bagaimana klien bereaksi dengan anggota - anggota dari
jaringan sosialnya akan mempengaruhi interaksi antara klien dengan profesional
kesehatan.
Klien adalah individu yang diberikan layanan kesehatan . Pada kondisi "acut
setting care" perilaku pasien tidak selalu menunjukkan sebagai pasien. Dalam
lingkungan kesehatan lain, individu yang menerima pelayanan menunjukkan
sebagai klien. Pada model komunikasi kesehatan, batasan klien digunakan untuk
menunjukkan seseorang yang menjadi fokus pelayanan perawatan kesehatan
yang "are being provided" .Batasan meliputi karakteristik khusus, nilai dan
Jaringan sosial klien termasuk set ke-tiga dari sifat individu yang berpartisipasi
dalam komunikasi kesehatan . Client's significant others telah ditemukan sebagai
hal yang paling essensial dalam mendorong klien seperti yang mereka
sampaikan untuk menjaga kesehatan .
Comm. Variables
Comm. Variables
Transaksi
Transaksi adalah elemen mayor ke-dua dalam model komunikasi kesehatan.
Transaksi merupakan suatu interaksi antara partisipan yang terlibat.Transaksi ini
melibatkan individu tentang informasi yang mencakup verbal dan non verbal.
Transaksi kesehatan merupakan bentuk kesepakatan bagaimana klien itu
mencari dan mempertahankan kesehatannya sepanjang hidup.
Konteks
Elemen ke-tiga model komunikasi kesehatan adalah konteks, yaitu setting /
tempat dimana proses terjadiyang punya pengaruh besar dalam komunikasi
antara health professional - client - anggota keluarga dan orang lain yang terlibat
dalam konteks. Salah satu unsur konteks adalah tempat dimana perawatan
kesehatan dilaksanakan ,seperti : rumah sakit, klinik, ruang rawat jalan, atau
ruang intensive yang mempengaruhi pola komunikasi didalamnya. Unsur yang
lain adalah jumlah partisipan yang terlibat dalam komunikasi (lingkungan
perawatan ) misalnya dalam bentuk group kecil atau interaksi antar individu atau
kelompok besar. Jumlah partisipan yang ada mempengaruhi situasi yang ada di
dalamnya .
3. PEMBAHASAN
Dari berbagai macam model komunikasi , yang sesuai untuk diterapkan pada
klien anak usia sekolah adalah model komunikasi kesehatan (Health
Communication Model) karena pada model ini penekanan pada proses
relationship terdapat empat tipe relationship yang ada ,yaitu hubungan antara:
professional - professional, profesional - client , professional - significant others ,
dan client - significant others.
Sesuai dengan teori perkembangan Jean Peaget, pada fase ini anak dapat
mengetahui konsep baru ( merasakan sakit) tetapi belum dapat berpikir tentang
hal-hal yang abstrak sehingga untuk mencapai proses perawatan diperlukan
significant othes / keluarga / teman untuk membantu profesional kesehatan
mengekspresikan hal abstrak yang dirasakan oleh klien.
Sedangkan menurut teori Erickson, pada fase ini anak belajar untuk dilibatkan
dalam aktifitas dan berusaha untuk menyelesaikan tugasnya, mulai belajar
aturan - aturan baru melalui proses belajar dan berhubungan dengan orang lain
sehingga mendukung profesional kesehatan untuk melakukan tindakan tindakan keperawatan pada klien.
yakni anak sudah mulai berpikir logis dan terarah ,dapat memilih ,
menggolongkan , mengorganisasikan fakta, disamping itu mampu berpikir dari
sudut pandang orang lain sedangkan jumlah partisipan yang terlibatdalam
komunikasi ( group kecil / interaksi antar individu ) akan membantu klien untuk
mengekspresikan tentang perasaan .
4. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari pembahasan di atas maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
4.1.1 Komunikasi terapeutik sangat penting diterapkan pada anak usia
sekolah,dengan demikian perawat dapat membina hubungan saling percaya
pada anak dan anak dapat mengekspresikan perasaannya .
4.1.2 Komunikasi teraputik mempunyai tujuan, unsur-unsur, prinsip,
teknik-teknik dan hambatan yang perlu diketahui dan disadari sehingga
memudahkan dalam penerapan.
4.1.3 Dari model konsep komunikasi yang ada adalah model komunikasi
kesehatan yang dapat digunakan dalam berinteraksi dengan pasien anak usia
sekolah.
4.2 Saran
Diharapkan makalah ini bisa memerikan masukan bagi perawat terutama
perawat yang bekerja pada ruang perawatan anak, sehinga kami menyarankan
agar teman-teman perawat membaca dan memahami isi makalah ini sehinga
menjadi bekalkan bila berinteraksi dengan anak usia sekolah.
DAFTAR PUSTAKA