Anda di halaman 1dari 16

1.

PENDAHULUAN

Komunikasi pada anak usia sekolah merupakan suatu proses penyampaian dan
transfer informasi yang melibatkan anak usia sekolah, baik sebagai pengirim
pesan maupun penerima pesan.Dalam proses ini melibatkan usaha-usaha untuk
mengelompokkan, memilih dan mengirimkan lambang- lambang sedemikian
rupa yang dapat membantu seorang pendengar atau penerima berita
mengamati dan menyusun kembali dalam pikirannya arti dan makna yang
terkandung dalam pikiran komunikator.
Pada anak usia sekolah, komunikasi yang terjadi mempunyai perbedaan bila
dibandingkan dengan yang terjadi pada usia bayi, balita,remaja, maupun orang
dewasa. Hal ini disebabkan oleh karakteristikkhusus yang dimiliki anak tersebut
sesuai dengan usia dan perkembangannya .
Komunikasi pada anak usia sekolah sangat penting karena pada proses
tersebutmereka dapat saling mengekspresikan perasaan dan pikiran, sehingga
dapat diketahui oleh orang lain. Disamping itu dengan berkomunikasi anak anak dapat bersosialisasi dengan lingkungannya .
Pada anak -anak yang dirawat dirumah sakit karena banyaknya permasalahan
yang dialaminya baik yang berhubungan dengan sakitnya maupun karena
ketakutan dan kecemasannya terhadap situasi maupun prosedur tindakan ,
sering komunikasi menjadi terganggu. Anak menjadi lebih pendiam ataupun
tidak berkomunikasi. Keadaan ini apabila dibiarkan akan dapat memberikan efek
yang kurang baik bagi pertumbuhan dan perkembangan disamping proses
penyembuhan penyakitnya .
Perawat yang mempunyai banyak waktu dengan pasien , diharapkan dapat
memulai menciptakan komunikasi yang efektif. Keterlibatan perawat dalam
berkomunikasi sangat penting karena dengan demikian perawat mendapat
informasi dan dapat membina rasa percaya anak pada perawat serta membantu
anak agar dapat mengekspresikan perasaannya sehingga dapat dicari solusinya.
Sehubungan dengan itu perawat dituntut untuk memiliki kemampuan komunikasi
dalam memberikan askep pada anak usia sekolah, menguasai teknik-teknik
komunikasi yang cocok bagi anak usia sekolah sesuai dengan
perkembangannya .

2. TINJAUAN TEORI
2.1 Tumbuh kembang Anak
Menurut Jean Peuget, anak pada usia 7-11 tahun merupakan tahap konkrit
operasional. Pada fase ini anak sudah mulai berpikir lebih logis dan terarah,dapat
memilih , menggolongkan , mengorganisasikan fakta, disamping itu mampu
berpikir dari sudut pandang orang lain. Pada fase ini pula anak dapat

mengetahui konsep guru, tetapi belum dapat berpikir hal - hal yang abstrak.
Anak telah dapat mengatasi persoalan dengan konkrit dan sistematis menurut
persepsinya .

Sedangkan menurut Erickson, usia 6-12 tahun adalah tahap industri Vs.
inferiority. Anak siap menjadi pekerja dan ingin dilibatkan dalam aktifitas , bila
diberi tugas akan dikerjakan sampai selesai. Sudah ingin menghasilkan sesuatu ,
mulai belajar aturan - aturan dan kompetisi melalui proses pendidikan belajar
dan berhubungan dengan orang lain. Jika harapan anak terlalu tinggi dan tidak
mampu memenuhi standart maka anak menjadi inferiority, kurang percaya diri ,
gangguan prestasi dan takut kompetisi.

2.2 Komunikasi
2.2.1 Pengertian Komunikasi
1) Pengertian komunikasi yaitu :
Menurut Harold Koont dan Cyril O'Donell :
Komunikasi adalah pemindahan informasi dari satu orang ke orang lain terlepas
percaya atau tidak . Tetapi informasi yang ditransfer tentulah harus dimengerti
oleh penerima .
Menurut William Ablig :
Komunikasi adalah proses pengoperan lambang- lambang yang mengandung
pengertian antara individu- individu.
Menurut Dale Yoder :
Kata communications berasal dari sumber yang sama , seperti kata common
yang artinya bersama , bersama-sama dalam membagi ide,apabila seseorang
berbicara, orang yang lain mendengarkan .
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah :
- komunikasi dilakukan dua orang atau lebih
- komunikasi merupakan pembagian ide, pikiran, fakta , pendapat.
- Komunikasi melalui lambang-lambang yang harus dimengerti oleh pelaku
komunikasi
2) Komunikasi terapeutik adalah :
Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang dilakukan secara sadar,bertujuan
dan kegiatannya dipusatkan untuk kesembuhan pasien.

3) Komunikasi terapeutik pada anak usia sekolah adalah:


Komunikasi yang dilakukan antara perawat dan klien (anak usia sekolah ), yang
direncanakan secara sadar , bertujuan dan kegiatannya dipusatkan untuk
kesembuhan klien .
2.2.2 Kegunaan komunikasi terapeutik:
Fungsi komunikasi terapeutik adalah untuk mendorong dan menganjurkan
kerjasama antara perawat dan klien melalui hubungan perawat dan klien.
2.2.3 Tujuan komunikasi terapeutik adalah :
1) Membantu klien untuk memperjelas dan mengurangi beban
perasaan dan pikiran serta dapat mengambil tindakan untuk mengubah situasi
yang ada bila klien percaya pada hal- hal yang diperlukan .
2) Mengurangi keraguan , membantu dalam hal mengambil tindakan yang
efektifdan mempertahankan kekuatan egonya.
3) Mempengaruhi orang lain , lingkungan fisik dan dirinya sendiri.
2.2.4 Unsur-unsur komunikasi terapeutik
1) Sumber proses komunikasi yaitu pengirim dan penerima pesan
2) Pesan-pesan yang disampaikan berupa bahasa verbal dan non verbal
3) Penerima pesan membalas pesan yang disampaikan oleh sumber sehingga
dapat dimengerti atau tidak suatu pesan
4) Lingkungan pada waktu komunikasi berlangsung meliputi saluran
penyampaian dan penerimaan pesan serta lingkungan alamiah saat pesan
disampaikan
2.2.5 Prinsip-prinsip komunikasi terapeutik menurut Carl Rogers:
1) Perawat harus mengenal dirinya sendiri yang berarti menghayati,memahami
dirinya sendiri serta nilai yang dianut
2) Komunikasi harus ditandai dengan sikap saling menerima percaya,dan
menghargai
3) Perawat harus memahami dan menghayati nilai yang dianut oleh klien
4) Perawat harus menyadari pentingnya kebutuhan klien baik fisik maupun
mental
5) Perawat harus menciptakansuasana yang memungkinkan klien bebas
berkembang tanpa rasa takut

6) Perawat harus menciptakan suasana yang memungkinkan klien memiliki


motivasi untuk mengubah dirinya baik sikap,tingkah lakunya sehingga tumbuh
makin matang dan dapat memecahkan masalah - masalah yang dihadapi
7) Perawat harus mampu menguasai perasaan sendiri secara bertahap untuk
mengetahui dan mengatasi perasaan gembira, sedih, marah, keberhasilan
,maupun frustasi
8) Mampu menentukan batas waktu yang sesuai dan dapat mempertahankan
konsistensinya
9) Memahami betul arti empati sebagai tindakan yang terapeutik dan sebaliknya
simpati bukan tindakan yang terapeutik
10) Kejujuran dan komunikasi terbuka merupakan dasar hubungan komunikasi
terapeutik.
11) Mampu berperan sebagai role model.
12) Disarankan untuk mengekspresikan perasaan bila di anggap mengganggu.
13) Altruisme, mendapatkan kepuasan dengan menolong orang lain secara
manusiawi.
14) Berpegang pada etika.
15) Bertanggungjawab dalam dua dimensi yaitu tanggung jawab terhadap diri
sendiri atas tindakan yang dilakukan dan tanggungjawab terhadap orang lain.
2.2.6 Teknik -teknik komunikasi terapeutik :
1) Mendegar
Merupakan dasar utama dalam berkomunikasi. Dengan mendengar perawat
mengetahui perasaan klien. Beri kesempatan lebih banyak pada klien untuk
bicara. Perawat harus menjadi pendengar yang aktif.
2) Pertanyaan terbuka
Membneri kesempatan untuk memilih, contoh : "Apakah yang sedang saudara
pikirkan ?", " Apa yang akan kita bicarakan hari ini ?" Beri dorongan dengan cara
mengatakan : " Saya mengerti. atau o - o - o.
3) Mengulang
Mengulang pokok pikiran yang diungkapkan klien , gunanya untuk menguatkan
ungkapan klien dan memberi indikasi perawat mengikuti pembicaraan klien .
4) Klarifikasi
Dilakukan bila perawat ragu , tidak jelas, tidak mendengar, atau klien malu
mengemukakan informasi , informasi yang diperoleh tidak lengkap atau
mengemukakannya berpindah-pindah. Contoh : "Dapatkah anda jelaskan

kembali tentang .", gunanya untuk kejelasan dan kesamaan ide, persepsi, dan
perasaan perawat dan klien .
5) Refleksi
(1) Refleksi isi : memvalidasi apa yang di dengar, klarifikasi ide yang
diekspresikan klien dengan pengertian perawat.
(2) Refleksi perasaan : memberi respon pada perasaan klien
terhadap isi pembicaraan agar klien mengetahui dan menerima ide dan
perasaannya.
Keuntungan :
Mengetahui dan menerima ide dan perasaan
Mengoreksi
Memberi keterangan lebih jelas
Kerugian :
Mengulang terlalu sering hal yang sama
Dapat menimbulkan marah dan frustasi
6) Memfokuskan
Membantu klien bicara pada topik yang telah dipilih dan yang penting menjaga
pembicaraan tetap pada tujuan , yaitu lebih spesifik,jelas, dan berfokus pada
realitas .
Contoh :
- Klien : " Wanita sering jadi bulan - bulanan ".
- Perawat : " Coba ceritakan bagaimana perasaan anda
sebagai wanita ".
7) Membagi persepsi
Meminta pendapat klien tentang hal yang perawat rasakan dan pikirkan .
Dengan cara ini perawat dapat meminta umpan balik dan memberi informasi .
Contoh : " Anda tertawa, tetapi saya rasa anda marah pada saya ".
8) Identifikasi " tema"
Latar belakang masalah yang dialami klien yang muncul selama percakapan .
Gunanya untuk meningkatkan pengertian dan mengeksplorasi masalah yang
penting , misalnya : " Saya lihat dari semua keterangan yang anda jelaskan ,
anda telah disakiti. Apakah ini latar belakang masalahnya ?"

9) Diam (silence)
Cara yang sukar, biasanya dilakukan setelah mengajukan pertanyaan .
Tujuannya memberi kesempatan berpikir dan memotivasi klien untuk bicara.
Pada klien yang menarik diri , teknik diam berarti perawat menerima klien.
10) Informing
Memberi informasi dan fakta untuk pendidikan kesehatan.
11) Saran
Memberi alternatif ide untuk pemecahan masalah. Tepat dipakai pada fase kerja
dan tidak tepat pada awal hubungan.

2.2.7 Hambatan komunikasi


1) Faktor yang bersifat teknis yaitu kurangnya penguasaan teknik
berkomunikasi .
Teknik komunikasi mencakup unsur - unsur yang ada dalam komunikator dalam
mengungkapkan pesan, menyandi lambang - lambang , kejelian dalam memilih
saluran , dan metode penyampaian pesan.
2) Faktor yang sifatnya perilaku
Bentuk dari perilaku yang dimaksud adalah perilaku komunikasi yang bersifat :
a. Pandangan bersifat apriori
b. Prasangka yang didasarkan atas emosi
c. Suasana yang otoriter
d. Ketidakmampuan untuk berubah walaupun salah
e. Sifat yang egosentris
3) Faktor yang bersifat situasional
Kondisi dan situasi yang menghambat komunikasi ,misalnya : situasi ekonomi,
sosial, politik,dan keamanan.

2.3 Model - model Komuniasi


2.3.1 Shannon - Weaver Model
Dalam model Shannon, komunikasi dipresentasikan sebagai suatu sistem ,
dimana memilih sumber informasi yang diformulasi ke dalam suatu pesan .
Pesan kemudian ditransmisikan dengan signal melalui chanel ke receiver .

Penerima / receiver menginterpretasikan pesan dan mengirimkan ke tujuan .


Bentuk unik dari konsep ini adalah adanya noise/ gangguan .Noise adalah faktorfaktor yang mempengaruhi atau mengganggu transfer pesan dari sumber ke
tujuan yang akan dicapai. Dalam model komunikasi manusia, noise dapat berupa
distorsi persepsi misalnya : interpretasi psikologis ,suara yang tidak terdengar.

Salah satu kekuatan / keunggulan dari model ini adalah kesamaan jalur dalam
pengiriman komunikasi yaitu dari sumber ke penerima. Kekurangannya adalah
tidak menunjukkan hubungan transaksi antara sumber dan receiver. Model ini
sifatnya linear yang berarti jalurnya satu arah. Model ini dibatasi oleh omitting
komponen feed back dan tidak secara jelas mengilustrasikan fungsi proses.

Jika diaplikasikan ke lingkungan perawatan kesehatan, kita tidak bisa melihat


faktor yang mempengaruhi. Komunikasi klien seperti sikap dan latarbelakang.
Model ini dapat menerangkan bagaimana pengalaman pendidikan berpengaruh
terhadap komunikasi antar profesional ( sebagai contoh komunikasi antara
lulusan ners baru dan ners yang berpengalaman ), tetapi tidak bisa diketahui
bagaimana umpan balik mempengaruhi dialog antar profesional - profesional
selanjutnya.

2.3.2 Leary Model


Dalam komunikasi transaksional dan model multidimensional, menguatkan
aspek interaksional dalm komunikasi. Dimana komunikasi manusia adalah proses
dua orang dimana satu dan lainnya saling dipengaruhi dan mempengaruhi. Leary
mengembangkan teori ini dari hasil pengalamannya sebagai terapis pada pasien
psikoterapi.

Tingkah laku Leary berbeda saat menghadapi tiap pasien dan Leary menemukan
bahwa pasien juga terpengaruh tingkah laku Leary. Leary menyimpulkan bahwa
tingkah laku orang merupakan respon dari tingkah laku yang kita tampilkan
,misalnya bila kita bertingkah dominan maka kita kondisikan orang lain
bertingkah submisive.

Dalam perspektif Leary, setiap pesan komunikasi dapat dilihat melalui dua
dimensi : Dominan - Submision dan Hate - Love. Ada dua aturan yang mengatur
fungsi dimensi ini dalam interaksi manusia .
Aturan pertama : Tingkah laku komunikatif dominan atau submisive biasanya
menstimuli tingkah laku sebaliknya pada orang lain; berlaku autokratik

(dominan) biasanya akan menstimuli orang lain untuk berlaku submisive dan
sebaliknya.
Aturan kedua : Tingkah laku membenci / mencintai biasanya akan menstimuli
tingkah laku yang sama dari orang lain , artinya dengan bertingkah laku yang
baik pada orang lain , orang lain akan berlaku baik juga dan sebaliknya.

Leary menyatakan bahwa aturan - aturan ini berlaku secara reflek, respon kita
terhadap perilaku orang lain secara involuntary dan immediate sehingga
komunikasi kita otomatis akan distimulasi oleh reaksi dominan - submisive atau
hate - love dari yang lain.

Dominan

Hate Love

Submisive

Model Leary dapat secara langsung diterapkan dalam komunikasi dipelayanan


kesehatan. Selama beberapa tahun , pasien yang datang dengan kondisi akut
sering diasumsikan / ditempatkan dalam peran submisive sedangkan tenaga
profesional dalam peran dominan. Trend sekarang dimana konsumen memegang
peranan , perlu adanya balancing antara profesional dan pasien. Pasien menjadi
lebih asertive dan penyedia jasa pelayanan harus mengevaluasi kembali otoritas
dan kontrol mereka. Kekuatan / keunggulan model Leary adalah adanya
transaksional dimana dia mendeskripsikan power dan issue-issue affiliasi dalam
interaksi manusia. Jika kita benar-benar ingin mengerti komunikasi kita dengan
orang lain, kita perlu melihat kualitas dari dua individu yang berinteraksi.

2.3.3 Selected Health - Related Model


Pada model-model yang terseleksi ini , tidak berfokus pada komponen komponen yang ada dalam komunikasi, tetapi pada pencapaian tujuan utama
yaitu kesehatan maksimal, model yang terseleksi ini ada 3 yaitu, : model
terapeutik, model keyakinan kesehatan , dan model interaksi King. Selain tiga
model ini sebetulnya masih banyak model lain yang bisa digunakan dalam
pelayanan kesehatan seperti model Orem, Rogers / roy, namun 3 model ini
dipilih karena tiap model menekankan perbedaan fokus dalam pelayanan

kesehatan dan tiap model mempunyai hubungan langsung dalam komunikasi


manusia

1) Model Terapeutik
Model terapeutik menekankan pentingnya peran hubungan dalam membantu
klien dan pasien menempatkan diri dalam situasinya dan berusaha untuk tetap
sehat dan menjauhi sakit. Bila digunakan oleh profesional kesehatan komunikasi
terapeutik dapat didefinisikan sebagai kemampuan untuk membantu individu
mengatasi stress, menghadapi masalah psikologis dan bagaimana berhubungan
dengan orang lain secara efektif.

Meskipun banyak model- model yang dikembangkan untuk mendeskripsikan


teori psikoterapeutik, tidak semua model tersebut cocok dalam interaksi yang
berhubungan dengan kesehatan. Salah satu model yang cocok adalah model
Rogerian,Carl Rogers (1951) yakin bahwa jika seorang terapis berkomunikasi
secara jujur dan mengerti klien , akan membantu klien dalam mengatasi situasi
yang dialami. Model Roger ini berfokus pada klien " client centered" karena fokus
interaksi ada pada klien. Dalam model ini penolong berkomunikasi dengan
empati, positif regard , dan congruence .(Figur 1-7 )

Menurut Roger, empati adalah proses komunikasi untuk mengerti / memahami


perasaan klien. Positif regard adalah proses komunikasi untuk mendukung /
support klien selama perawatan , tidak memvonis / non jugdment dan tidak
mengancam. Sedangkan congruence merupakan pengekspresian perasaan dan
pikiran penolong kepada klien secara jujur.

Dalam lingkungan pelayanan kesehatan , model terapeutik dapat secara


langsung diterapkan dalam komunikasi profesional - klien . Model Rogerian
mendeskripsikan bagaimana para profesional kesehatan harus berkomunikasi
dengan klien jika mereka memilih klien sebagai fokus. Dengan adanya empati
,positive regard, dan congruence , klien merasa mengerti dan lebih mampu
mengatasi sakitnya .

2) Model Keyakinan Kesehatan


Model keyakinan kesehatan diformulasikan oleh Rosenstock dan koleganya
(1966,1974 ). Pada model ini ditekankan pada persepsi klien. Model ini didesign

untuk menjelaskan tindakan preventif kesehatan individu. Sejak dikembangkan


model ini , dapat diketahui pengaruh teori sosial -psikological dalam usaha
individu mencari kesehatannya dan menghindari sakit.

Model keyakinan kesehatan terdiri dari tiga elemen mayor:


(1) Persepsi individual tentang penerimaan tingkat keparahan penyakit.
(2) Persepsi individual tentang keuntungan dan hambatan dalam mengambil
tindakan untuk mencegah sakit.
(3) Petunjuk -petunjuk yang tersedia untuk individu yang dapat menstimulasi
individu untuk melakukan aktifitas pencegahan. (Becker & Maiman , 1975)

Contoh dibawah ini mungkin membantu untuk mengklarifikasi bagaimana model


ini digunakan dalam riset komunikasi kesehatan. Peneliti tertarik untuk
mengetahui apakah mahasiswa menggunakan kondom pada saat intercourse
sebagai tindakan preventif kesehatan.

Penelitian diatas diatas memberikan konseptual frame work untuk masalah di


atas. Tingkah laku para mahasiswa akan dipengaruhi oleh tingkat pemahaman
AIDS sebagai ancaman dimana hal ini juga dipengaruhi oleh usia, jenis
kelamin,etnik, variable sosial dan psikological.Selain ini juga dipengaruhi oleh
faktor-faktor lain seperti kampanye mass media , artikel majalah,atau dari orangorang yang mengetahui tentang AIDS . Mereka akan memilih sex yang aman
dengan menggunakan kondom setelah mengetahui keuntungannya lebih besar
daripada hambatannya.

Meskipun banyak aspek yang terlibat dalam model komunikasi ini , ada dua
aspek fokus yaitu adanya elemen -elemen petunjuk meliputi kampanye mass
media, saran dari orang lain yang mengerti, artikel koran,dan pesan-pesan yang
berhubungan dengan variable-variable. Komunikasi menjadi penting jika individu
tersebut menerima petunjuk-petunjuk yang dapat memotivasi mereka untuk
tindakan kesehatan, contohnya artikel majalah yang menjelaskan hubungan
kanker dan merokok akan mempengaruhi individu untuk berhenti merokok.
Elemen kedua adalah berhubungan dengan faktor -faktor modifikasi yang
mencakup variable sosial - psikological, contohnya pasien yang mengalami
kegagalan dalam mengekspresikan pikirannya karena pola komunikasi yang ada
di profesional kesehatan dideskripsikan seperti formal, penolakan /
kontroling,para profesional secara kuat tidak setuju dengan pasien , dalam
interview tidak menggunakan feed back sehingga akan mempengaruhi perilaku
kesehatan klien.

Model ini juga mempunyai kelemahan dan kelebihan . Sisi positifnya, model ini
mengilustrasikan pentingnya penggunaan dan pengaruh mass media pada
perilaku sehat, model ini berfokus pada persepsi dan keyakinan klien yang dapat
mempengaruhi perilaku- perilaku yang diadopsi. Sisi negatifnya, model ini
banyak menempatkan keyakinan konseptual dan abstrak. Model ini menekankan
persepsi klien dalam tindakan preventif perawatan daripada interaksi
transaksional profesional - klien dalam meningkatkan perawatan kesehatan .

3) Model Interaksi King


King's (1971,1981) mengembangkan frame work untuk keperawatan yang
menekankan pentingnya proses komunikasi antara ners dan klien .King
menggunakan sistem perspektif untuk menggambarkan bagaimana profesional
kesehatan (ners) membantu klien untuk mempertahankan kesehatan. King
menunjukkan konseptual frame work yang menekankan interrelation antara
personel , interpersonel,dan sistem sosial dimana sistem interpersonal adalah
penekanan specifik.

Paradigma King mendiskusikan peran sistem interpersonal dalam perawatan


kesehatan. Dalam model ini , selama interaksi antara ners - pasien , secara
simultan membuat judgment tentang keadaan mereka dan satu dengan yang
lainnya berdasarkan persepsi mereka tentang situasi tersebut. Adanya judgment
akan berdampak aksi verbal dan nonverbal yang dapat menstimulasi reaksi ners
dan klien . Pada point ini ,persepsi baru terbentuk dan proses terulang lagi.
Interaksi adalah proses dinamis yang mencakup interplayresi prokal yang
terbentuk antara ners dan klien dimana secara bersama-sama menentukan
tujuan bersama.

Model King ini mempunyai dimensi penting yaitu relationship,proses,dan trasaksi


. Adanya feed back juga mengidentifikasi pentingnya arti berbagi / sharing
antara ners dan klien. Dalam model ini tidak ditunjukkan bagaimana hubungan
interpersonal dipengaruhi oleh faktor - faktor situasional atau hubungan
interpersonal berhubungan dengan perilaku kesehatan klien ; King menjelaskan
issue - issue ini dalam A Theory For Nursing (1981).

2.3.4 Model Komunikasi Kesehatan


Model hubungan komunikasi dan kesehatan kami gambarkan " previous section"
yang memberikan fondasi (dasar ) untuk membentuk komunikasi kesehatan .
Model pada Figur 1-10 mengilustrasikan komunikasi kesehatan seperti konsep
yang kami tunjukkan . Komunikasi kesehatan memberikan spesifikasi terhadap

transaksi antar semua partisipan dalam perawatan kesehatan tentang issue


kesehatan .Fokus utama komunikasi kesehatan terjadi dalam bermacam macam hubungan saat terjadi perawatan kesehatan . Perbedaannya , model
komunikasi kesehatan meletakkan sistem yang lebih luas daripada komunikasi ,
dan ini menekankan cara dimana serangkaian faktor dapat mempengaruhi
interaksi dalam lingkungan perawatan kesehatan. Model komunikasi kesehatan
pada Figur 1-10 mengilustrasikan 3 faktor mayor dari proses komunikasi
kesehatan , yaitu : relationship, transaksi,dan konteks.

Relationship
Dari perspektif sistem , model komunikasi kesehatan menggambarkan 4 type
mayor dari relationship yang exis dalam lingkungan perawatan kesehatan :
profesional- profesional, profesional-klien, profesional-other, klien-other. Aturan
mainnya , bila individu diikutsertakan dalam komunikasi kesehatan , dia terlibat
dalam satu dari 4 type hubungan. Model ini juga mengindikasikan hubungan
interpersonal dapat mempengaruhi type hubungan dalam lingkungan perawatan
kesehatan. Sebagai contoh, bagaimana komunikasi profesional kesehatan
dengan setiap orang dapat berefek pada interaksi profesional kesehatan dengan
pasien. Sama halnya , bagaimana klien bereaksi dengan anggota - anggota dari
jaringan sosialnya akan mempengaruhi interaksi antara klien dengan profesional
kesehatan.

Dalam model ini batasan profesional kesehatan adalah digunakan untuk


mengidentifikasi beberapa individu yang berpendidikan, dilatih dan
berpengalaman untuk memberikan pelayanan kesehatan untuk orang lain.
Profesional kesehatan, termasuk didalamnya perawat, administrasi kesehatan ,
pekerja sosial, dokter, buruh kesehatan, ahli terapi okupasi dan fisik,
farmakolog,pendeta, personel kesling, kesehatan jiwa , teknisi , dan spesialis
lainnya . Setiap profesional kesehatan membawa karakteristik unik,
kepercayaan, nilai, dan persepsi terhadap lingkungan perawatan kesehatan
,yang akan berpengaruh terhadap bagaimana dia berinteraksi dengan klien dan
anggota tim kesehatan . Sebagai contoh,, usia, latarbelakang sosiokultural, dan
pengalaman yang dilalui dari profesional kesehatan akan berpengaruh/
mempengaruhi cara dalam merespon kepada klien dan mitra kerja.

Klien adalah individu yang diberikan layanan kesehatan . Pada kondisi "acut
setting care" perilaku pasien tidak selalu menunjukkan sebagai pasien. Dalam
lingkungan kesehatan lain, individu yang menerima pelayanan menunjukkan
sebagai klien. Pada model komunikasi kesehatan, batasan klien digunakan untuk
menunjukkan seseorang yang menjadi fokus pelayanan perawatan kesehatan
yang "are being provided" .Batasan meliputi karakteristik khusus, nilai dan

kepercayaan yang dibawa individu ke lingkungan perawatan kesehatan.


Sepantasnya karakteristik personel sebagai profesional kesehatan
mempengaruhi interaksinya. Karakteristik unik dari klien mempengaruhi
interaksi klien dengan yang lainnya.

Jaringan sosial klien termasuk set ke-tiga dari sifat individu yang berpartisipasi
dalam komunikasi kesehatan . Client's significant others telah ditemukan sebagai
hal yang paling essensial dalam mendorong klien seperti yang mereka
sampaikan untuk menjaga kesehatan .

Comm. Variables

Lifespan Health transactions

Comm. Variables

Figur 1-10. Health communication model.

Transaksi
Transaksi adalah elemen mayor ke-dua dalam model komunikasi kesehatan.
Transaksi merupakan suatu interaksi antara partisipan yang terlibat.Transaksi ini
melibatkan individu tentang informasi yang mencakup verbal dan non verbal.
Transaksi kesehatan merupakan bentuk kesepakatan bagaimana klien itu
mencari dan mempertahankan kesehatannya sepanjang hidup.

Transaksi kesehatan merupakan suatu proses yang berkesinambungan ,dinamis


dan bukan suatu yang statis, dimana terdapat feed back yang continue yang
partisipan mampu untuk menempatkan diri dalam berkomunikasi.

Konteks
Elemen ke-tiga model komunikasi kesehatan adalah konteks, yaitu setting /
tempat dimana proses terjadiyang punya pengaruh besar dalam komunikasi
antara health professional - client - anggota keluarga dan orang lain yang terlibat
dalam konteks. Salah satu unsur konteks adalah tempat dimana perawatan
kesehatan dilaksanakan ,seperti : rumah sakit, klinik, ruang rawat jalan, atau
ruang intensive yang mempengaruhi pola komunikasi didalamnya. Unsur yang
lain adalah jumlah partisipan yang terlibat dalam komunikasi (lingkungan
perawatan ) misalnya dalam bentuk group kecil atau interaksi antar individu atau
kelompok besar. Jumlah partisipan yang ada mempengaruhi situasi yang ada di
dalamnya .

3. PEMBAHASAN

Dari berbagai macam model komunikasi , yang sesuai untuk diterapkan pada
klien anak usia sekolah adalah model komunikasi kesehatan (Health
Communication Model) karena pada model ini penekanan pada proses
relationship terdapat empat tipe relationship yang ada ,yaitu hubungan antara:
professional - professional, profesional - client , professional - significant others ,
dan client - significant others.

Sesuai dengan teori perkembangan Jean Peaget, pada fase ini anak dapat
mengetahui konsep baru ( merasakan sakit) tetapi belum dapat berpikir tentang
hal-hal yang abstrak sehingga untuk mencapai proses perawatan diperlukan
significant othes / keluarga / teman untuk membantu profesional kesehatan
mengekspresikan hal abstrak yang dirasakan oleh klien.

Sedangkan menurut teori Erickson, pada fase ini anak belajar untuk dilibatkan
dalam aktifitas dan berusaha untuk menyelesaikan tugasnya, mulai belajar
aturan - aturan baru melalui proses belajar dan berhubungan dengan orang lain
sehingga mendukung profesional kesehatan untuk melakukan tindakan tindakan keperawatan pada klien.

Konteks adalah tempat / situasi dimana pelayanan kesehatan diberikan


berdasarkan : tempat / ruang, jenis pelayanan, dan jumlah personel, hal ini
berkaitan dengan peran significant others (keluarga, teman dll.) dan profesional
kesehatan untuk menyiapkan lingkungan yang terapeutik bagi kesembuhan
klien. Hal ini berkaitan dengan proses tumbang yang diungkapkan oleh Erickson

yakni anak sudah mulai berpikir logis dan terarah ,dapat memilih ,
menggolongkan , mengorganisasikan fakta, disamping itu mampu berpikir dari
sudut pandang orang lain sedangkan jumlah partisipan yang terlibatdalam
komunikasi ( group kecil / interaksi antar individu ) akan membantu klien untuk
mengekspresikan tentang perasaan .

Transaksi, kesepakatan interaksi antar partisipan didalam proses komunikasi


meliputi verbal , nonverbal yang terjadi secara kontinyu , ini menunjukkan bahwa
komunikasi tidak hanya bersifat satu arah dan terdapat umpan balik, ini terkait
dengan teori Erickson dimana anak siap menjadi pekerja dan ingin dilibatkan
dalam aktifitas.

4. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari pembahasan di atas maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
4.1.1 Komunikasi terapeutik sangat penting diterapkan pada anak usia
sekolah,dengan demikian perawat dapat membina hubungan saling percaya
pada anak dan anak dapat mengekspresikan perasaannya .
4.1.2 Komunikasi teraputik mempunyai tujuan, unsur-unsur, prinsip,
teknik-teknik dan hambatan yang perlu diketahui dan disadari sehingga
memudahkan dalam penerapan.
4.1.3 Dari model konsep komunikasi yang ada adalah model komunikasi
kesehatan yang dapat digunakan dalam berinteraksi dengan pasien anak usia
sekolah.
4.2 Saran
Diharapkan makalah ini bisa memerikan masukan bagi perawat terutama
perawat yang bekerja pada ruang perawatan anak, sehinga kami menyarankan
agar teman-teman perawat membaca dan memahami isi makalah ini sehinga
menjadi bekalkan bila berinteraksi dengan anak usia sekolah.

DAFTAR PUSTAKA

Asuhan Kesehatan Anak dalam Kontek Keluarga, pusdiknakes Depkes RI , Jakarta


(1993).

Hubungan Terapeutik Perawat - Klien , Budiana Keliat ,S.Kp.

Health Communication Strategies for Health Professional, Laurel L. Northouse


third edition, application &lange 1998.

Anda mungkin juga menyukai