Anda di halaman 1dari 10

PENERAPAN NILAI-NILAI KEWARGANEGARAAN DALAM

KEPERAWATAN

Seorang perawat adalah sebagai tenaga kesehatan yang memberikan


pelayanankesehatan kepada masyarakat umum. Dalam menghadapi pasien,
seorang perawat harus mempunyai etika, karena yang dihadapi perawat adalah
juga manusia. Perawat harus bertindak sopan, murah senyum dan menjaga
perasaan pasien. Ini harus dilakukan karena perawat adalah membantu proses
penyembuhan pasien bukan memperburuk keadaan. Dengan etika yang baik
diharapkan seorang perawat bisa menjalin hubungan yang lebih akrab dengan
pasien.
Dengan hubungan baik ini, maka akan terjalin sikap saling menghormati
dan menghargai di antara keduanya. Etika dapat membantu para perawat
mengembangkan kelakuan dalam menjalankan kewajiban, membimbing hidup,
menerima pelajaran, sehingga para perawat dapat mengetahui kedudukannya
dalam masyarakat dan lingkungan perawatan. Dengan demikian, para perawat
dapat mengusahakan kemajuannya secara sadar dan seksama. Oleh karena itu
dalam perawatan teori dan praktek dengan budi pekerti saling memperoleh, maka
2 hal ini tidak dapat dipisah – pisahkan. Selain dengan tujuan tersebut, maka dapat
dikemukakan bahwa nama baik rumah sakit antara lain ditentukan oleh pendapat /
kesan dari masyarakat umum. Kesehatan masyarakat terpelihara oleh tangan
dengan baik, jika tingkatan pekerti perawat dan pegawai – pegawai kesehatan
lainnya luhur juga. Sebab akhlak yang teguh dan budi pekerti yang luhur
merupakan dasar yang penting untuk segala jabatan, termasuk jabatan perawat.

PENERAPAN KEWARGANEGARAAN DALAM PROFESI


KEPERAWATAN

Arti Budi Pekerti Dalam Keperawatan


Yang dimaksudkan dengan budi pekerti itu umumnya kelakuan dan akhlak
seseorang yang diterapkan oleh tradisi, adat, dan kebiasaan. Budi pekerti dalam
perawatan khususnya berarti tata susila yang berhubungan dengan cita – cita adat
dan kebiasaan yang mempengaruhi seorang perawat dalam menunaikan
pekerjaannya.
1. Manfaat Budi Pekerti Bagi Perawat
Dasar – dasar budi pekerti yang sehat sangat dibutuhkan untuk kepribadian
yang baik. Bagi anggota perawat, kepribadian yang baik adalah penting,
karena perawat adalah seorang yang memberikan pelayanan / perawatan baik
terhadap orang sakitmaupun terhadap orang sehat. Perawatan bukan saja
merupakan keahlian untuk sekedar mencari nafkah, akan tetapi mengingat
tujuannya juga merupakan pekerjaan yang suci.

2. Manfaat Budi Pekerti Yang Luhur Bagi Penderita


Seorang perawat yang mempunyai budi pekerti yang luhur dan menjalankan
pekerjaannya dengan baik, tak akan luput pengaruh baiknya pada penderita
yang dirawatnya. Amal jasmani dan rohani yang diberikan dengan penuh
kerelaan oleh perawat kepada penderita, merupakan faktor penting untuk
kesembuhan penderita tersebut. Seringkali perawat diajukan pertanyaan –
pertanyaan yang bertalian dengan pengertian akhlak dan kerohanian oleh
penderita. Dalam hal ini, perawat bias menjadi penolong yang berguna untuk
memberi kekuatan jiwa terutama kepada mereka yang tidak mempunyai
harapan sembuh.

Senyum Tulus Perawat Merupakan Pengamalan kewarganegaraan


1. Makna senyuman
Senyum merupakan sikap yang mudah, ceria, ringan dan sederhana untuk
dilakukan. Senyuman mengandung samudera hikmah atau kemanfaatan yang luar
biasa baik bagi pemberi maupun penerimanya.Tanadi Santoso menyebutkan
keluarbiasaan senyuman sebagai sebuah kekuatan universal yang menarik sekali.
Disebutnya demikian, karena ia berpandangan bahwa senyuman akan
menunjukkan hal yang positif. Senyum yang tulus dengan hati terbuka akan
memancarkan sikap mental yang positif. Akan memancar kehangatan dari orang
tersebut. Sebuah perasaan (feeling) yang mudah menular. Juga menunjukkan
keterbukaan dengan orang lain. Terasa sebuah perasaan keyakinan (confident)
akan hidup dan yang terasa lainnya, apapun yang dikatakan akan terasa lebih
manis, enak didengar dan menyenangkan bagi orang lain.
Soejitno Irmim dan Abdul Rochim dalam bukunya “Penampilan Pribadi
yang Simpatik”, menyatakan bahwa disamping senyum itu murah, tidak usah
membeli dan persediannya luar biasa banyaknya, senyum ternyata memiliki daya
ajaib seperti senyum dapat membangkitkan jiwa-jiwa yang lemah dan semangat
yang terkoyak-koyak. Senyum dapat mengubah impian menjadi kenyataan.
Seorang perawat juga hendaknya memiliki senyuman yang tulus yang
mampu memotivasi pasien-pasien yang ditanganinya. Selain itu senyuman
merupakan modal utama bagi seorang perawat dalam bersosialisasi dengan
lingkungan rumah sakit atau lingkungan kerja. Seyum seorang perawat terhadap
pasiennya sangat penting karena senyum perawat membuat pasien nyaman dalam
menjalani pengobatan.
Perhatian yang diberikan perawat merupakan salah satu faktor yang
menunjang dalam bisnis dibidang pelayanan kesehatan. Zig Zaglar mengatakan
bahwa “bila kita cukup memberikan apa yang diinginkan oleh orang lain, maka
kita akan mendapatkan apapun yang kita inginkan”. Memberikan apa yang
diinginkan orang lain berarti menciptakan nilai tambah bagi orang tersebut,
siapapun dan bagaimanapun rupanya, orang tersebut akan merasa sangat dihargai.
Bentuk pemenuhan kebutuhan ini tidak saja dengan terapi medikamentosa, namun
lebih dari itu adalah sikap yang ramah tamah, penuh kesabaran dan perasaan serta
senyum polos yang tidak dibuat-buat.
2. Senyuman Perawat dalam Menangani Pasien sebagai Pengamalan
Kewarganegaraan
Keperawatan merupakan suatu proses interpersonal yang terapeutik dan
signifikan. Inti dari asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien adalah
hubungan perawat-pasien yang bersifat profesional dengan penekanan pada
bentuk interaksi aktif antara perawat dan pasien. Hubungan ini diharapkan dapat
memfasilitasi partisipasi pasien dengan memotivasi keinginan pasien untuk
bertanggung jawab terhadap kondisi kesehatannya.
Salah satu motivasi seorang perawat maupun mahasiswa keperawatan dalam
menangani pasiennya, yaitu dapat mengambil dari pengamalan nilai-nilai
kewarganegaraan. Salah satu profesi yang menuntut agar berpedoman pada nilai-
nilai kewarganegaraan dalam menjalankan tugasnya yaitu seorang perawat
maupun mahasiswa keperawatan. Perawat atau mahasiswa keperawatan dituntut
dapat mengamalkan beberapa pengamalan nilai-nilai kewarganegaraan sebagai
upaya dalam merawat pasien. Hal ini dikarenakan seorang perawat maupun
mahasiswa keperawatan bekerja untuk sosial, berkecimpung di bidang kesehatan
masyarakat, serta bersosialisasi dengan masyarakat. Perawat maupun mahasiswa
keperawatan dituntut mampu mengayomi masyarakat yang sedang menjalani
pengobatan (pasien).
Keramahtamahan merupakan hal yang sangat utama dalam pelayanan
kesehatan. Impian masyarakat untuk mendapatkan pelayanan yang ramah dari
pelaku kesehatan sangat tinggi, Namur kondisi ini sangat bertentangan dengan
kenyataan dalam kehidupan sehari-hari, dalam hal ini adalah pelayanan kesehatan
di rumah sakit. Dalam kenyataannya, pelaku kesehatan telah menomorduakan
pasien dan yang menjadi perhatian utama adalah bagaimana caranya untuk
mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya dari pelayanannya.
Sebagaimana dijelaskan bahwa Quality Assurance (QA) adalah usaha untuk
meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit. QA ini merupakan salah satu faktor
penting dan fundamental bagi manajemen rumah sakit itu sendiri dan para
stakeholder. Dampak dari QA menentukan hidup matinya sebuah rumah sakit.
Bagi rumah sakit, adanya QA yang baik tentu saja membuat rumah sakit mampu
untuk bersaing dan tetap exist di masyarakat. Mengacu pada konsep ini, apabila
para perawat yang merupakan jumlah terbanyak dalam rumah sakit tersebut dalam
pelayananannya menunjukkan sikap tidak profesional dengan “tidak tersenyum”
saja maka sebenarnya rumah sakit tersebut sudah kalah bersaing dengan rumah
sakit lainnya.
Bagi pelaku kesehatan, dengan adanya QA para pelaku kesehatan dituntut
untuk semakin teliti, telaten, dan hati-hati dalam menjaga mutu pelayanannya.
Ternyata senyuman saja pun membawa dampak yang sangat besar bagi sebuah
rumah sakit. Selain Djajendera (2008), yang mengatakan bahwa senyum tulus
Anda adalah mahakarya kebaikan, Purwodadi, S. H. (2008) juga mengungkapkan
beberapa hal tentang senyum. Diantaranya adalah:
a. Senyum itu murah, tetapi menciptakan banyak hal yang baik
b. Senyum itu menguntungkan bagi yang menerima, tanpa merugikan yang
memberi.
c. Senyum itu terjadi sekejap dan kesannya kadangkala tidak akan pernah
berakhir selamanya, artinya senyum yang hanya sekejap diperlihatkan itu
mempunyai kesan yang mendalam seolah tidak akan bisa terlupakan.
Agar suatu rumah sakit terhindar dari sebutan rumah sakit yang tidak ramah,
perlu adanya beberapa langkah konkrit untuk mencapai QA dalam hospitality in
nursing services, seperti yang ditawarkan oleh Purwodadi, S.H (2008), yaitu:
Mulailah dengan Senyum. Senyuman yang dimaksud adalah senyuman yang
murni dan tulus dari dalam lubuk hati, bukan senyum yang dibuat-buat.
Watson menekankan dalam sikap caring ini juga harus tercermin sepuluh
faktor kuratif yaitu:
1. Pembentukan sistem nilai humanistic dan altruistik. Perawat
menumbuhkan rasa puas karena mampu memberikan sesuatu kepada
klien. Selain itu, perawat juga memperlihatkan kemapuan diri dengan
memberikan pendidikan kesehatan pada klien.
2. Memberikan kepercayaan – harapan dengan cara memfasilitasi dan
meningkatkan asuhan keperawatan yang holistik. Di samping itu, perawat
meningkatkan prilaku klien dalam mencari pertolngan kesehatan.
3. Menumbuhkan sensitifan terhadap diri dan orang lain. Perawat belajar
menghargai kesensitifan dan perasaan kepada klien, sehingga ia sendiri
dapat menjadi lebih sensitif, murni, dan bersikap wajar pada orang lain.
4. Mengembangan hubungan saling percaya. Perawat memberikan informasi
dengan jujur, dan memperlihatkan sikap empati yaitu turut merasakan apa
yang dialami klien.
5. Meningkatkan dan menerima ekspresi perasaan positif dan negatif klien.
Perawat memberikan waktunya dengan mendengarkan semua keluhan dan
perasaan klien.
6. Penggunaan sistematis metoda penyalesaian masalah untuk pengambilan
keputusan. Perawat menggunakan metoda proses keperawatan sebagai
pola pikir dan pendekatan asuhan kepada klien.
7. Peningkatan pembelajaran dan pengajaran interpersonal, memberikan
asuhan mandiri, menetapkan kebutuhan personal, dan memberikan
kesempatan untuk pertumbuhan personal klien.
8. Menciptakan lingkungan fisik, mental, sosiokultural, dan spritual yang
mendukung. Perawat perlu mengenali pengaruhi lingkungan internal dan
eksternal klien terhadap kesehatan kondisi penyakit klien.
9. Memberi bimbingan dalam memuaskan kebutuhan manisiawi. Perawat
perlu mengenali kebutuhan komperhensif diri dan klien. Pemenuhan
kebutuhan paling dasar perlu dicapai sebelum beralih ke tingkat
selanjutnya.
10. Mengijinkan terjadinya tekanan yang bersifat fenomologis agar
pertumbuhan diri dan kematangan jiwa klien dapat dicapai. Kadang-
kadang seseorang klien perlu dihadapkan pada pengalaman atau pemikiran
yang bersifat profokatif. Tujuannya adalah agar dapat meningkatkan
pemahaman lebih mendalam tentang diri sendiri.
Kesepuluh faktor karatif ini perlu selalu dilakukan oleh perawat agar semua
aspek dalam diri klien dapat tertangani sehingga asuhan keperawatan profesional
dan bermutu dapat diwujudkan. Selain itu, melalui penerapan faktor karatif ini
perawat juga dapat belajar untuk lebih memahami diri sebelum mamahami orang
lain.
PERAN DAN MANFAAT KEPERAWATAN DARI SEGI
KEWARGANEGARAAN
Perawat profesional pemula mempunyai peran dan funsgi sebagai berikut:
“Melaksanakan pelayanan keperawatan profesional dalam suatu sistem pelayanan
kesehatan sesuai kebijakan umum pemerintah yang berlandaskan
kewarganegaraan, khususnya pelayanan atau asuhan keperawatan kepada
individu, keluarga, kelompok dan komunitas berdasarkan kaidah-kaidah” yaitu :
1. Menunjukkan sikap kepemimpinan dan bertanggung jawab dalam
mengelola asuhan keperawatan.
2. Berperan serta dalam kegiatan penelitian dalam bidang keperawatan dan
menggunakan hasil penelitian serta perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi untuk meningkatkan mutu dan jangkauan pelayanan atau asuhan
keperawatan.
3. Berperan secara aktif dalam mendidik dan melatih pasien dalam
kemandirian untuk hidup sehat.
4. Mengembangkan diri terus menerus untuk meningatkan kemampuan
profesional.
5. Memelihara dan mengembangkan kepribadian serta sikap yang sesuai
dengan etika keperawatan dalam melaksanakan profesinya. Berfungsi
sebagai anggota masyarakat yang reaktif, produktif, terbuka untuk
menerima perubahan serta berorientasi kemasa depan, sesuai dengan
perannya.
A. Melakukan profesi keperawatan secara akontabel dalam suatu sistempelayanan
kesehatan sesuai dengan kebijaksanaan pemerintah berlandaskan
kewarganegaraan, khususnya pelayanan dasar sampai dengantingkat kerumitan
tertentu secara mandiri kepada individu, keluarga,dan komunitas berdasarkan
kaidah-kaidah keperawatan mencakup :
1. Menerapkan konsep, teori, dan prinsip ilmu perilaku, ilmu sosial,ilmu
biomedik, dan ilmu keperawatan dalam melaksanakanpelayanan
dan/atau asuhan keperawatan kepada individu,keluarga, dan komunitas.
2. Melaksanakan pelayanan asuhan keperawatan melaluipengkajian,
penetapan diagnosa keperawatan, perencanaan,implementasi dan
evaluasi keperawatan baik bersifat promotif,preventif, kuratif, dan
rehabilitatif kepada klien/keluarga denganmasalah keperawatan dasar
dan rumit, sesuai dengan bataskewenangan, tanggung jawab, dan
kemampuan perawat, yangberlandaskan pada etika profesi keperawatan.
3. Mendokumentasikan seluruh tahapan proses keperawatan secaraakurat,
sistematik, dan memanfaatkannya dalam upayameningkatkan kualitas
asuhan keperawatan.
4. Bekerja sama dengan tenaga kesehatan dan disiplin ilmu laindengan
menerapkan prinsip manajemen dalam menyelesaikanmasalah kesehatan
yang berorientasi pada pelayanan dan asuhankeperawatan.

B. Mengelola pelayanan keperawatan profesional tingkat rendah


secarabertanggungjawab dan menunjukkan sikap kepemimpinan
yangmencakup:
1. Menerapkan teori manajemen dan kepemimpinan yang sesuaidengan
kondisi setempat dalam mengelola pelayanan/asuhankeperawatan.
2. Melakukan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, danpengawasan
terhadap perawat pemula; dalam mengelolapelayanan/asuhan
keperawatan.
3. Bertindak sebagai pemimpim formal dan tidak formal untukmeningkatkan
movitasi dan kinerja staf keperawatan dalammengelola asuhan
keperawatan.
4. Menggunakan berbagai strategi perubahan untuk mengelolapelayanan
keperawatan.
5. Menjadi contoh peran profesional dalam mengelola manajemen
Pertimbangan Moral Bagi Perawat Dalam Menjalankan Tugasnya

Nilai moral merupakan penilaian terhadap tindakan yang umumnya diyakini oleh
para anggota suatu masyarakat tertentu sebagai “yang salah” atau “yang benar”
(Berkowit Z,1964).
Pertimbangan moral adalah penilaian tentang benar dan baiknya sebuah
tindakan. Akan tetapi tidak semua penilaian tentang “baik” dan “benar” itu
merupakan pertimbangan moral, banyak diantaranya justru merupakan penilaian
terhadap kebaikan / kebenaran, estesis, teknologis / bijak. Jadi jelas bahwa
seorang perawat harus benar-benar mempertimbangkan nilai-nilai moral dalam
setiap tindakannya. Seorang perawat harus mempunyai prinsip-prinsip moral,
tetapi prinsip moral itu bukan sebagai suatu peraturan konkret untuk bertindak,
namun sebagai suatu pedoman umum untuk memilih apakah tindakan-tindakan
yang dilakukan perawat itu benar atau salah. Beberapa kategori prinsip
diantaranya:
a. Kebijakan (dan realisasi diri )
b. Kesejahteraan orang lain
c. Penghormatan terhadap otoritas
d. Kemasyarakatan / pribadi-pribadi
e. Keadilan
Seorang perawat harus mempunyai rasa kemanusiaan dan moralitas yang
tinggi terhadap sesama. Karena dengan begitu, antara perawat dan pasien akan
terjalin hubungan yang baik. Perawat akan merasakan kepuasan batin, bila ia
mampu membantu penyembuhan pasien dan si pasien sendiri merasa puas atas
pelayanan perawatan yang diberikan, dengan kata lain terjadi interaksi antara
perawat dan pasien.
Sikap dan Pribadi Dalam Pekerjaan
Sikap dan pribadi menentukan segala perbuatan dan tingkah laku manusia.
Keadaan sikap dan pribadi seseorang dipengaruhi oleh kekuatan batinnya :
pikiran, perasaan, kemauan dan ilham / intuisinya. Kemauan seorang perawat
merupakan bakat atau pemberian dari jiwanya. Ia dapat memilih dengan kekuatan
pikiran, sehingga ia dapat memastikan mana yang baik dan mana yang tidak baik.
Baik buruk kemauan itu tergantung pada tujuannya dan tujuan itu ditentukan oleh
:
a. Keluhuran budi manusia
b. Kesosialan manusia
Berbicara tentang budi pekerti, tidak lepas dengan yang namanya kejujuran.
Dalam dunia perawatan kejujuran itu mempunyai arti yang luas sekali. Jujur
dalam kelakuan dan pembicaraan adalah penting untuk si sakit dan
lingkungannya.
Perawat hendaknya membiasakan diri menahan pembicaraan tentang hal – hal si
sakit dengan orang yang tak mempunyai hal dalam hal itu dan yang tidak
mengerti soal perawatan penderita, meskipun orang tersebut keluarga si sakit
sendiri. Sebaiknya diserahkan kepada Dokter yang bersangkutan. Kemungkinan
akibat yang tidak baik akan terjadi jika perawat menceritakan perihal penyakit
penderita kepada orang lain / penderita itu sendiri mengetahui penyakitnya yang
sebenarnya.Selain perawat harus jujur dalam menunaikan tugasnya, ia juga harus
mengerti kata – kata apa yang dapat dikeluarkan sehubungan dengan penderita
dan penyakitnya. Hal ini penting sekali karena berhubungan dengan jiwa dan
keselamatan manusia.

DAFTAR PUSTAKA

Widjaja, H.A.W. 2003. Pedoman Pelaksanaan Pendidikan Pancasila pada


Perguruan Tinggi.
Jakarta :PT Raja Grafindo Persada
Kaelam. M.S. 1995. Pendidikan Pancasila Yuridis Kenegaraan.
Yogyakarta;Paradigma Yogya
Suhaemi. 2004. Etika Keperawatan. Jakarta :EGC
Asih, Luh Gede Yasmin. 1993. Prinsip – prinsip Merawat Berdasarkan
Pendekatan Proses Keperawatan. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai