PENDAHULUAN
Fraktur merupakan salah satu respon trauma tubuh yang dapat menyebabkan
gangguan pada aktivitas pasien. Karena pada pasien patah tulang bisa
tubuh dan juga kecacatan. Dengan adanya penurunan fungsi pada tubuh maka
atau patah tulang adalah rusaknya dan terputusnya kontinuitas tulang normal yang
terjadi karena tekanan atau ruda paksa pada tulang yang berlebihan pada
disebabkan karena fraktur patologik pada tulang yang sakit hanya oleh
renggangan otot ringan pada aktivitas sehari-hari, fraktur juga dapat disebabkan
oleh pukulan langsung. Penyebab terbanyak fraktur adalah kecelakaan, baik itu
kecelakaan kerja, kecelakaan lalu lintas dan sebagainya. Tetapi fraktur juga bisa
terjadi akibat faktor lain seperti proses degeneratif dan patologi (Kozier, 2010).
juta orang atau 2,7% mengalami fraktur yang mengalami peningkatan pada tahun
2010 menjadi 21 juta orang atau 3,5% (WHO, 2012). Berdasarkan hasil Riset
Depkes RI tahun 2013 di Indonesia angka kejadian fraktur yang disebabkan oleh
cedera antara lain karena jatuh, kecelakaan lalu lintas, dan trauma tajam atau
tumpul terjadi peningkatan dibandingkan tahun 2007 yaitu dari 7,5% menjadi
8,2% (RISKESDAS, 2007 & 2013). Sedangkan angka kecelakaan lalu lintas di
Provinsi Aceh, sepanjang tahun 2016 tercatat meningkat sekitar 52% dibanding
tahun 2015. Jumlah kejadian kecelakaan lalu lintas di Aceh selama 2015 sebanyak
1.976 kasus dan ditahun 2016 meningkat sebanyak 3.006 kasus. Angka kenaikan
mencapai 1.030 kasus atau 52%. Sedangkan korban yang meninggal dunia akibat
kecelakaan lalu lantas ditahun 2015 sebanyak 821 orang dan ditahun 2016
sebanyak 854 orang (Kemenkes RI, 2013). Menurut Walidatul bulan Januari
sampai Juli 2016 di Rumah Sakit Umum Meraxa Kota Banda Aceh terdapat 307
pasien fraktur karena kecelakaan lalu lintas, dimana fraktur ekstremitas bawah
merupakan fraktur dengan angka kejadian paling tinggi, yaitu 52,3% (Walidatul,
2017).
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan dalam latar belakang maka dapat
fraktur.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
dalam hal keparahan berdasarkan lokasi dan jenis fraktur. Meskipun fraktur terjadi
pada semua kelompok usia, kondisi ini lebih umum pada orang yang mengalami
trauma yang terus menerus dan pada pasien lansia (LeMone, 2010). Fraktur
patah tulang ditempat yang jauh dari tempat terjadinya kekerasan. Yang
patah biasanya adalah bagian yang paling lemah dalam jalur hantaran
vektor kekerasan.
c. Kekerasan akibat tarikan otot: Patah tulang akibat tarikan otot sangat
menurun (perdarahan bermakna pada sisi fraktur atau organ jauh pada
setelah trauma.
ginjal.
a. Jenis Pembedahan
sikap mental pasien (Smeltzer & Bare, 2002). Operasi adalah tindakan
pengobatan yang menggunakan cara invasif dengan membuka atau
dengan aktif. Fraktur complixated pada femur dan tibia serta pelvis
dan jumlah tulang yang hilang karen injuri. Graft tulang mungkin
dari tulang pasien sendiri (autografi) atau tulang dari tissue bank
(allograft).
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
dan Rehabilitasi
3.2 Saran
A. Identitas Pasien
Nama : Rusliah
No CM : 1-07-50-11
Usia : 42 tahun
B. Anamnesis
tangan sebelah kiri sejak 3 bulan yang lalu. Nyeri dirasakan setelah pasien
tanggal 21 Juni 2018 untuk berobat ke dukun patah. Namun nyeri dirasakan
tidak berkurang sehingga pasien memutuskan untuk berobat kembali ke
Rumah Sakit.
Rumah Tangga
C. Pemeriksaan Fisik
2. Fungsional
Nyeri (diukur dengan menggunakan VAS) : 3 (0-10)
3. Skrining Nutrisi
Berat Badan : 60 kg
4. Status Generalis:
Kulit : Warna sawo matang
Kepala : Normocephali
Leher : JVP (5-2 mmH2O), trakea lurus di tengah, KGB tidak membesar
Jantung : bunyi jantung I > bunyi jantung II, regular, bising (-)
Paru : simetris, sonor (-/-), vesikuler (+/+), ronki (-/-) wheezing (-/-)
Abdomen : soepel, bising usus (+), nyeri (-), defans muskular (-)
D. Terapi
Meloxicam 2 x 15 mg
Ranitidin 2x30 mg
DAFTAR PUSTAKA
Jong, S. (2005). Buku Ajar Ilmu Bedah. (Wijaya & Putri 2013, Ed.). jakarta: EGC.
Mahoney Fl, Barthel DW: Evaluasi Fungsional: Indeks Barthel. Md Negara Med
(Agung I 2006) J14:02, 1965.
Mansjoer, Arif, D. (2000). Kapita Selekta Kedokteran (3 Jilid 1). Jakarta: Media
Aesculapius.
Oswari E. (2000). Bedah dan Keperawatannya. (Wijaya & Putri 2013, Ed.).
Jakarta: PT Gramedia.
Smeltzer, & Bare. (2002). Keperawatan medikal bedah. Edisi 8 Vol.1. Alih
Bahasa : Agung waluyo. jakarta: EGC.