Anda di halaman 1dari 10

Topik: Bronkopneumonia

Tanggal (kasus): - Presenter :dr. Mikyal Bulqiah


Pendamping :dr. Suriadi Umar Sp.A
Tanggal (presentasi): -
dr. Erlinawati Sp. S
Tempat Presentasi : -
Obyektif Presentasi:
√ Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan Pustaka

√ Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa

Neonatus Bayi √ Anak Remaja Dewasa Lansia Bumil

Deskripsi : Anak 3 tahun datang dengan sesak nafas


Tujuan:
o Menjelaskan diagnosa, tatalaksana, pencegahan, dan edukasi pada bronkopneumonia
Bahan bahasan: Tinjauan Pustaka Riset √ Kasus Audit

Cara membahas: Diskusi √ Presentasi dan diskusi E-mail Pos


Data pasien: Nama: Ank. A / 3 tahun Nomor Registrasi: 190908
Nama klinik: TGk, Chik Ditiro Telp: - Terdaftar sejak: 21 Maret 2018
Data utama untuk bahan diskusi:
 Diagnosis / Gambaran Klinis :
Keluhan Utama : sesak nafas
 Riwayat Penyakit Sekarang :

1
 Pasien dikeluhkan mengalami sesak nafas sejak ± 1 minggu yang lalu. Sesak nafas ini disertai batuk berdahak berwarna putih. Pilek (+).
Pasien dikatakan mengalami kesulitan dalam mengeluarkan dahak.
 Riwayat demam sejak sesak muncul (+). Demam tinggi dan bersifat naik turun.
 Diare kurang dari 2x sehari sejak 1 minggu yang lalu berwarna kuning konsistensi cair, darah (-), lendir (+), namun sejak sehari SMRS
pasien dikatakan belum BAB. BAK (+) kuning jernih.
 Mual/muntah (-), Kejang (-) Nafsu makan berkurang.
1. Riwayat Kesehatan/ penyakit: Sebelumnya pasien belum pernah menderita keluhan seperti ini, pasien juga tidak mempunyai riwayat
sesak dan riwayat batuk. Keluarga pasien tidak mempunya riwayat atopi sebelumnya. Pasien lahir secara normal dan cukup bulan, lahir
di bidan dengan BB 2700 gr.
2. Riwayat keluarga:Disangkal
3. Riwayat Imunisasi: tidak lengkap, ibu os tidak ingat apa aja yang telah di imunisasi
4. Riwayat pekerjaan: -
5. Lain-lain: -
6. Pemeriksaan Fisik :
a. Vital sign
 KU : lemah
 Kesadaran : CM
 Tekanan darah :-
 Frekuensi nadi : 120 x/menit
 Frekuensi nafas : 40 x /menit
 Suhu : 38,8 0C aksila
 Status Gizi : BB : 12 kg, kesan gizi baik

2
b. Pemeriksaan sistemik
 Kepala : ubun-ubun besar normal
 Mata : Konjungtiva anemis, sklera tidak ikterik, mata tidak cekung
 THT : nafas cuping hidung (+), faring hiperemis (+), tonsil T1-T1
 Mulut : Mukosa mulut dan bibir basah., sianosis (-)
 Leher : tidak ada pembesaran tiroid
 KGB : tidak ada pembesaran KGB
 Thoraks :
Jantung :
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : Ictus teraba di 1 jari medial LMCS RIC IV
Perkusi : Batas jantung sukar dinilai
Auskultasi : Reguler, BJI/II murni, bising (-), gallop (-)
Paru :
Inspeksi :Simetris kiri = kanan, retraksi intercostalis (+)
Palpasi : Fremitus kiri=kanan
Perkusi : Sonor (meningkat/+)
Auskultasi : Vesikuler menurun pada lapangan paru kanan, Ronkhi ++/+, wheezing -/-, slem +/+
 Abdomen

3
Inspeksi : tidak tampak membuncit
Palpasi : soepel, hepar dan lien tidak teraba, distensi (-), turgor kulit normal
Perkus : timpani.
Auskultasi : bising usus (+) normal.
 Ekstremitas : Akral hangat, oedema -/-, CRT < 2’

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Foto Thorak

4
Laboratorium
Darah rutin :
Hb : 11,7 gr/dl
Leukosit : 19.700 /μl
Trombosit : 453.000 / μl
Hematokrit : 32%
DIAGNOSA KERJA
Bronkopneumonia

PLANNING
-

5
- O2 0,5L/menit
- IVFD D 5 1/2 NS 1100 cc/ 24 jam
- Inj. Vicillin sx 300 mg/ 6 jam i.v
- Drip paracetamol 12 cc/8 jam
- Ambroksol syr 3 x cth ½
- Trifed syr 3x cth ½
PROGNOSIS

 Quo ad Vitam : Dubia ad bonam


 Quo ad sanactionam : Dubia ad bonam
 Quo ad functionam : Dubia ad bonam

DAFTAR PUSTAKA:

1. Rahajoe NN, Supriyatno B, dan Setyanto DB. Buku Ajar Respirologi Anak. Edisi ke21. Jakarta: IDAI;2015.
2. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Pneumonia Balita. Jakarta: Kemenkes RI; 2015
3. Fadhila A. Penegakan Diagnosis dan Penatalaksanaan Bronkopneumonia Pada Pasien Bayi Laki-Laki Berusia 6 Bulan.
Medula Unila. 2014;1(2):1-10.
4. World Health Organization. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak Di Rumah Sakit. Jakarta: WHO Indonesia, 2009.
Hasil pembelajaran:

1. Cara penularan Bronkopneumonia


2. Gambaran klinis Bronkopneumonia
3. Diagnosis Bronkopneumonia
4. Penatalaksanaan Bronkopneumonia

6
Rangkuman
1. SUBJEKTIF:

Anak umur 3 tahun masuk rumah sakitdiantar keluarganya dengan keluhan sesak nafas sejak ± 1 minggu yang lalu. Sesak nafas ini
disertai batuk berdahak berwarna putih dan pilek. Riwayat demam (+) demam tinggi naik turun.

2. OBJEKTIF:
Dari hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan periksaan penunjang mendukung pada diagnosis Bronkopneumonia. Pada kasus ini
diagnosis ditegakkan berdasarkan.
 Pemeriksaan fisik : Keadaan umum pasien lemah, takipneu, hiperpireksia, terdapat pernapasan cuping hidung serta
ditemukan suara nafas tambahan ronkhi di kedua lapangan paru.
 Laboratorium : Leukositosis
 Foto Thorax : Tampak perselubungan di lobus media paru kanan kesan bronkopnrumonia

3. ASESSMENT (PENALARAN KLINIS):

Bronkopneumonia adalah penyakit peradangan parenkim paru disebabkan karena bermacam-macam etiologi seperti bakteri, virus,
mikoplasma, jamur, bahan kimia/benda asing yang teraspirasi dengan akibat timbulnya tidak keseimbangan ventilasi dengan perfusi
(ventilation perfusion mismatch).

Gejala Klinis dan Pemeriksaan Penunujang


Gejala yang timbul biasanya mendadak tetap dapat didahului dengan infeksi saluran napas akut bagian atas. Gejalanya antara lain
batuk, demam tinggi terus menerus, sesak, kebiruan di mulut, menggigil (pada anak), kejang (pada bayi) dan nyeri dada. Pada anak biasanya
anak lebih suka berbaring pada sisi yang sakit. Pada bayi sering menunjukkan gejala non spesifik seperti hipotermi, penurunan kesadaran,

7
kejang atau kembung sehingga suit dibedakan dengan meningitis, sepsis, atau ileus. Pada pemeriksaan fisik tanda yang mungkin ada adalah
suhu > 39⁰C, dispneu: inspiratory effort ditandai dengan takipneu, retraksi (chest indrawing), napas cuping hidung dan sianosis. Gerakan
dinding dada menurun pada daerah yang terkena, perkusi normal atau redup. Suara napas melemah atau mengeras, suara napas tambahan
berupa ronchi basah halus di lapangan paru yang terkena.

Kriteria Takipneu Pada Anak

Pada pemeriksaan laboratorium terjadi leukositosis dengan hitung jenis bergeser ke kiri. Pada pemeriksaan BGA kadar PaCO2 dapat
rendah,normal,atau meningkat. Dapat terjadi asidosis respiratorik, asidosis metabolik, dan gagal napas. Pada foto dada terlihat infiltrat
alveolar yang dapat ditemukan di seluruh lapangan paru.

8
Terapi
Terapi bronkopneumonia adalah sebagai berikut:
 Indikasi MRS
o Ada kesukaran napas
o Sianosis
o Umur kurang dari 6 bulan
o Ada penyulit misalnya : muntah, dehidrasi, empiema
o Diduga infeksi oleh staphylococcus
o Imunokompremis
o Perawatan di rumah kurang baik
o Tidak respon dengan pemberian antibiotic oral
 Pemberian oksigenasi : dapat diberikan oksigen nasal atau masker, monitor dengan pulse oxymetri. Bila ada tanda gagal napas
diberikan ventilasi mekanik
 Pemberian cairan dan kalori yang cukup (bila cairan parenteral). Jumlah cairan sesuai berat badan, peningkatan suhu dan dehidrasi
 Bila sesak tidak terlalu hebat dapat dimulai melalui enteral bertahap melalui selang nasogatric
 Jika sekresi lendir berlebihan dapat diberikan inhalasi dengan salin normal
 Koreksi kelainan asam basa atau elektrolit yang terjadi
 Pemilihan antibiotik berdasarkan umur, keadaan umum penderita dan dugaan penyebabnya. Evaluasi pengobatan dilakukan 48-72
jam. Bila tidak ada perbaikan klinis dilakukan penggantian antibiotika sampai anak dinyatakan sembuh. Lama pemberian antibiotic

9
tergantung: kemajuan klinis penderita, hasil laboaratorium, foto thoraks dan jenis kuman penyebabnya. Biasanya antibiotik yang
diberikan yaitu antibiotik beta-laktam, ampisilin, atau amoksisilin, dikombinasikan kloramfenikol atau diberikan sefalosporin
generasi ketiga. Biasanya pemberian antibiotik lebih baik diberikan secara intravena.

4. PLAN:
Diagnosis :Dari anamnesis, pemeriksaan fisis, dan pemeriksaan penunjang, maka pasien ini didiagnosis dengan Bronkopneumonia
Pengobatan:
- O2 0,5L/menit
- IVFD D 5 1/2 NS 1100 cc/ 24 jam
- Inj. Vicillin sx 300 mg/ 6 jam i.v
- Drip paracetamol 12 cc/8 jam
- Ambroksol syr 3 x cth ½
- Trifed syr 3x cth ½
Pendidikan:
Dilakukan kepada keluarga paasien agar membantu proses penyembuhan. Kita menjelaskan prognosis penyakit pasien, serta
komplikasi yang mungkin terjadi.

10

Anda mungkin juga menyukai