Anda di halaman 1dari 50

TUGAS KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH III

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN KANKER KULIT

DISUSUN OLEH :

MAHARANI 04021181320042

LILIA TIARA LESTARI 04021181320043

ULYA SYAFITRI 04021181320044

RAYTIAH MARIANI 04021181320046

RIRIN AGUSTINA 04021281320014

NYIAYU EMMA I P 04021281320019

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA

TAHUN 2017
Kata Pengantar
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat, rahmat dan
karunia-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Asuhan
Keperawatan pada pasien Kanker Kulit” ini dengan baik.

Dengan keterbatasan pengetahuan yang ada, kami tidak akan dapat menyelesaikan
penulisan makalah ini tanpa dukungan dan bantuan dari berbagai pihak baik secara
langsung maupun tidak langsung.Oleh karena itu, dalam kesempatan ini kami
menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada

1. Ibu Eka Yulia Fitri Y selaku dosen mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah
yang senantiasa memberikan apresiasi berupa saran, kritik dan bimbingan demi
kesempurnaan penulisan.
2. Teman-teman yang telah memberikan dukungan dan semangat yang tinggi.
3. Semua pihak baik secara langsung maupun tidak langsung memberikan bantuan
pemikiran dan apresiasi dalam menyelesaikan makalah ini.

Semoga Allah SWT senantiasa memberikan berkat, imbalan, serta karunia-Nya


kepada semua pihak yang telah memberikan bimbingan dan bantuannya yang tidak
ternilai.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih sangat jauh dari
kesempurnaan, untuk itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat kami
harapkan demi kesempurnaan penulisan di kemudian hari.

Akhirnya, kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami sendiri,
pembaca, serta masyarakat luas terutama dalam hal menambah wawasan dan ilmu
pengetahuan. Indralaya, 21 Oktober 2016

Penulis

i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar .......................................................................................................................... i
DAFTAR ISI ............................................................................................................................ ii
BAB I ....................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN................................................................................................................... .1
1.1 Latar Belakang……………………………………………………………………………………………………..1
1.2Rumusan Masalah……………………………………………………………………………………………………..2
1.3 Tujuan………………………………………………………………………………………………………………….2
1.4 Manfaat………………………………………………………………………………………………………………..3
BAB II ...................................................................................................................................... 4
TINJAUAN PUSTAKA........................................................................................................... 4
2.1 Definisi………………………………………………………………………………………………………………..4
2.2 Etiologi…………………………………………………………………………………………………………………4
2.3 Tanda dan Gejala………………………………………………………………………………………………….6
2.4 Klasifikasi dari Kanker Kulit………………………………………………………………………………..7
2.5 Stadium Kanker kulit…………………………………………………………………………………………….8
2.6 Pemeriksaan Diagnostik………………………………………………………………………………………..9
2.7 Penatalaksanaan…………………………………………………………………………………………………..11
2.8 Komplikasi Kanker Kulit……………………………………………………………………………………..13
BAB III………………………………………………………………………………………..14
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN KANKER KULIT.........................................14
3.1 Kasus :…………………………………………………………………………………………………………………14
3.2 Data Demografi……………………………………………………………………………………………………14
3.3 Pengkajian……………………………………………………………………………………………………………14
3.4 Analisa Data………………………………………………………………………………………………………………21
3.5 Diagnosa Keperawatan………………………………………………………………………………………..24
3.6 Rencana Asuhan Keperawatan…………………………………………………………………………….25
3.7 Implementasi dan Evaluasi………………………………………………………………………………….37
BAB IV………………………………………………………………………………………………………………………………43
PENUTUP………………………………………………………………………………………………………………………….43
Kesimpulan…………………………………………………………………………………………………………………….43

ii
Saran……………………………………………………………………………………………………………………………..44
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 44

iii
i
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kanker kulit adalah penyakit dimana kulit kehilangan kemampuannya untuk
tumbuh secara normal. Ditandai dengan pertumbuhan sel-sel kulit yang tidak
terkendali, kanker kulit terjadi di permukaan kulit, sehingga mudah dikenali namun
karena gejala awal yang timbul dirasakan tidak begitu menggangu sehingga
penderita terlambat melakukan pengobatan. Kanker kulit ini juga dapat merusak
jaringan disekitarnya dan mampu menyebar ke bagian tubuh lainnya (Marwali,
2000).Secara anatomi, kulit merupakan bagian tubuh paling luar yang terdiri atas
lapisan epidermis, dermis dan subkutis.Epidermis terdiri atas beberapa lapisan
lagi.Paling atas adalah lapisan tanduk (stratum korneum).Berturut-turut di
bawahnya stratum lusidum, stratum granulosum, stratum spinosum dan stratum
basale (terdiri atas sel keratinosit dan melanosit). Adapun lapisan dermis
mempunyai dua bagian yaitu pars papilare dan pars retikulare. Lapisan kulit paling
bawah adalah subskutis yang dibentuk oleh jaringan lemak.Di lapisan ini terdapat
ujung-ujung saraf tepi, pembuluh darah dan getah bening.Oleh karena itu kanker
kulit juga bermacam-macam sesuai jenis sel yang terkena.Akan tetapi yang paling
sering terdapat adalah karsinomasel basal (KSB), karsinoma sel skuamosa (KSS)
dan melanoma maligna (MM).Karsinomasel basal dan karsinoma sel skuamosa
seringkali digolongkan ke dalam kanker kulit non melanoma.
Penyebab pasti kanker kulit belum ditemukan secara pasti, menurut Marwali (2000)
ada beberapa faktor resiko yang dapat menyebabkan timbulnya kanker kulit antara
lain paparan sinar ultraviolet (UV), kulit putih, paparan karsinogen, genetik atau
faktor keturunan, faktor usia, rokok atau tembakau, bahan kimia dan bakteri virus
atau kuman. Kanker kulit nonmalenoma adalah kanker yang tersering ditemukan di
Amerika Serikat, dengan perkiraan insidensi setiap tahunnya lebih dari 600.000
kasus.Diantara beberapa jenis kanker di Indonesia, saat ini kanker kulit merupakan
salah satu jenis kanker yang menunjukkan angka kejadian yang meningkat dari

1
tahun ke tahun. Prevalensi kejadian kanker kulit pada tahun 2008 di[erkirakan
dibawah 5000 kasus. Karsinoma Sel Basal (KSB) merupakan 70 ± 80% dari semua
kanker kulit non malenoma.Karsinoma Sel Skuamosa (KSS) walaupun hanya
merupakan 20% dari semua kanker kulit non malenoma, namun lebih bermakna
karena kemampuan metastasinya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa definisi kanker kulit ?
2. Bagaimana etiologi dari penyakit kanker kulit ?
3. Bagaimana tanda dan gejala dari penyakit kanker kulit ?
4. Bagaimana klasifikasi dari penyakit kanker kulit ?
5. Bagaimana stadium dari kanker kulit ?
6. Bagaimana pemeriksaan diagnostik dari kanker kulit.
7. Bagaimana penatalaksanaan dari penyakit kanker kulit?
8. Bagaimana komplikasi dari kanker kulit ?
9. Bagaimana asuhan keperawatan yang sesuai dengan penyakit kanker kulit?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi kanker kulit.
2. Untuk mengetahui etiologi dari penyakit kanker kulit.
3. Untuk mengetahui tanda dan gejala dari penyakit kanker kulit.
4. Untuk mengetahui klasifikasi dari penyakit kanker kulit.
5. Untuk mengetahui apa saja stadium dari kanker kulit.
6. Untuk mengetahui pemeriksaan diagnostik dari penyakit kanker kulit.
7. Untuk mengetahui penatalaksanaan dari penyakit kanker kulit.
8. Untuk mengetahuikomplikasi dari kanker kulit.
9. Untuk mengetahui asuhan keperawatan yang sesuai dengan penyakit kanker
kulit.

2
1.4 Manfaat
Dengan adanya makalah ini, diharapkan mahasiswa mampu memahami klien
dengan kanker kulit dan mampu mengimplementasikannya dalam proses
keperawatan.

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Kanker kulit adalah penyakit dimana kulit kehilangan kemampuannya untuk
tumbuh secara normal. Ditandai dengan pertumbuhan sel-sel kulit yang tidak
terkendali, kanker kulit terjadi di permukaan kulit, sehingga mudah dikenali namun
karena gejala awal yang timbul dirasakan tidak begitu menggangu sehingga
penderita terlambat melakukan pengobatan. Kanker kulit ini juga dapat merusak
jaringan disekitarnya dan mampu menyebar ke bagian tubuh lainnya (Marwali,
2000).

Kanker kulit dapat menyerang siapa saja baik pria maupun wanita daerah yang
sering terjadi kanker kulit biasanya permukaan yang sering terkena paparan sinar
matahari, seperti wajah, tangan dan tungkai bawah. Karena kulit terdiri atas
beberapa jenis sel, maka kanker kulit juga bermacam-macam sesuai dengan jenis sel
yang terkena, akan tetapi yang paling sering terdapat adalah karsinoma sel basal
(KSB), karsinoma sel skuamosa (KSS) dan melanoma maligna (MM) (Marwali,
2000).

2.2 Etiologi
Penyebab pasti kanker kulit belum ditemukan secara pasti, menurut Marwali (2000)
ada beberapa faktor resiko yang dapat menyebabkan timbulnya kanker kulit yaitu:
1. Paparan sinar ultraviolet (UV)
Penyebab yang paling sering adalah paparan sinar UV baik dari matahari
maupun dari sumber yang lain. Lama paparan, intensitas sinar UV, serta ada
tidaknya perlindungan kulit baik dengan pakaian atau krim anti matahari.
2. Kulit putih
Orang yang memiliki kulit putih lebih rentan terkena kanker kulit dari pada
orang yang memiliki kulit gelap. Hal ini dikarenakan jumlah pigmen melanin
pada orang kulit putih lebih sedikit. Kadar melanin yang tinggi bisa melindungi
kulit dari paparan bahaya sinar matahari, sehingga mengurangi risiko terkena

4
kanker kulit. Namun, orang-orang yang memiliki kulit gelap juga bisa terkena
kanker kulit meskipun jumlahnya cendrung lebih kecil.
3. Paparan karsinogen
Bahan kimia tertentu seperti arsenik, nikotin, tar, dan minyak diyakini dapat
meningkatkan risiko terkena kanker kulit, namun dalam banyak kasus paparan
dalam jangka panjang yang biasanya menyebabkan kanker kulit. Gen pembawa
kanker sudah dimiliki tiap gen sejak lahir namun, dengan bantuan zat atau bahan
karsinogen terjadi mutasi sel dan menimbulkan kanker.
4. Genetik/faktor keturunan
Susunan genetik dalam keluarga bisa berpengaruh juga terhadap munculnya
kanker kulit, jika ada salah satu anggota keluarga yang terkena kanker kulit,
maka risiko terkena kanker kulit pada anggota keluarga yang lain juga akan
meningkat.
5. Faktor usia
Sebagian besar orang yang terkana kanker kulit 60 tahun keatas, meskipun ada
usia dibawah 60 tapi jumlahnya sangat sedikit.
6. Rokok atau tembakau
Asap rokok yang dihirup juga diduga penyebab kanker kulit, hal ini dapat terjadi
tidak hanya pada orang yang perokok akan tetapi orang yang tidak merokok
yang terhirup asap rokok pun berisiko.
7. Bahan kimia
Dapat terjadi pada sayuran dan buahan yang menggunakan pestisida berlebihan.
Demikian juga makanan yang menggunakan pengawet kimia, serta kosmetik
yang mengandung zat kimia yang tinggi
8. Bakteri dan virus atau kuman
Untuk menghindari serangan bakteri, virus dan kuman yang menyebabkan
kanker kulit adalah selalu menjaga kebersihan.

5
2.3 Tanda dan Gejala
Tanda dan Gejala kanker kulit terdiri dari berbagai bentuk, tergantung pada bentuk
kelainannya.Kelainan-kelainan yang dapat diindikasi sebagai kankerkulit sebagai
berikut.

1. Benjolan yang cepat membesar. Benjolan di wajah yang berwarna seperti kulit,
permukaanya mengkilat, tidak terasa sakit atau gatal. Benjolan yang awalnya
berukuran kecil kemudian makin lama makin membesar. Benjolan ini terasa
kenyal dan keras, kadang-kadang warnanya hitam kebiruan, bagian tengahnya
cekung dan tertutup kerak
2. Benjolan yang permukaanya tidak rata dan mudah berdarah. Benjolan yang
permukaanya tidak rata, membasah, dan tertutup keropeng adalah gejala lain
kanker kulit. Jika disentuh, benjolan terasa kenyal dan mudah sekali berdarah
3. Tahi lalat yang berubah warna menjadi lebih hitam, gatal di sekitarnya kadang-
kadang di temukan bintik-bintik.
4. Koreng atau borok yang sudah lama tidak sembuh. Meskipun telah diobati,
borok ini tidak juga sembuh. Jika diraba, di pinggir borok atau koreng akan
terasa keras dan mudah sekali berdarah. Awalnya, borok ini disebabkan luka
karena benturan, bekas luka teriris, luka bakar yang sama, serta koreng yang
timbul akibat infeksi.
5. Bercak-bercak dengan permukaan kasar pada orang tua, terutama di wajah dan
lengan. Awalnya, bercak ini berwarna cokelat, lambat laun permukaanya
menjadi kasar, bergerigi, tidak rapuh, tidak gatal, dan tidak sakit.
6. Bercak hitam dan penebalan yang ditemukan di kulit yang berwarna pucat,
seperti di telapak kaki atau telapak tangan. Di telapak tangan atau kaki timbul
bercak-bercak berwarna hitam abu-abu yang awalnya dangkal, pinggirannya
tidak jelas, dan tidak rata. Lama-kelamaan bercak ini menjadi kehitaman, mudah
berdarah, dan tidak terasa sakit atau gatal. Bercak akhirnya berkembang, yang
awalnya hanya berada di permukaan kulit menjadi tumbuh di dalam kulit.

6
2.4 Klasifikasi dari kanker kulit terbagi menjadi 2 , yaitu:
1. Non Melanoma Maligna
a. Karsinoma sel basal (KSB)
Merupakan kanker kulit yang timbul dari lapisan sel basal epidermis atau
folikel rambut. Kanker kulit ini tidak mengalami penyebaran ( metastasis) ke
bagian tubuh lainnya, tetapi sel kanker dapat berkembang dan menyebabkan
kerusakan jaringan kulit sekitarnya. Karsinoma sel basal merupakan kanker
kulit yang paling sering ditemukan (Brunner and suddarth, 2002). Bagian
tubuh yang terserang kanker sel basal biasanya diwajah dan dan leher,
Meskipun jarang dapat juga dijumpai pada lengan, tangan, badan, kaki dan
kulit kepala.
Menurut (Marwali, 2000) gambaran klinis karsinoma sel basal ini
bervariasi,yaitu :
1) Tipe nodulo-ulseratif
Merupakan jenis yang paling sering dijumpai dengan lesi tunggal. Paling
sering mengenai wajah , terutama pipi, lipartan nasolabial, dahi dan tepi
kelopak mata. Pada awalnya tampak nodul kecil, transparan seperti
mutiara, berdiameter kurang dari 2 cm, dengan tepi meninggi, kemudian
lesi membesar secra perlahan.
2) Tipe berpigmen
Gambaran klinisnya sama dengan tipe nodule-ulseratif. Beda nya pada
jenis ini berwarna coklat atau hitam berbintik-bintik.
3) Tipe morfea
Lesi tampak sebagai plak sklerotik yang cekung. Berwarna putih
kekuningan.
4) Tipe superfisial
Lesi biasanya multiple, mengenai badan, dan tampak sebagai plak
transparan.
5) Tipe fibroepitelial
Paling sering terjadi pada punggung bawah, lesi berupa nodul kecil yang
tidak bertangkai atau bertangkai pendek dengan permukan halus.

7
b. Karsinoma sel skuamosa
Merupakan proliferasi maligna yang timbul dari dalam epidermis. Meskipun
biasanya muncul pada kulit yang rusak karena sinar matahari, karsinoma ini
dapat pula timbul dari kulit yang normal atau lesi yang sudah ada
sebelumnya (Brunner and suddarth, 2002).
2. Melanoma Maligna
Melanoma maligna merupakan neoplasma maligna dengan terdapatnya
melanosit (sel-sel pigmen) dalam lapisan epidermis maupun dermis( dan
kadang-kadang sel subkutan) (Brunner and suddarth, 2002).
Klasifikasi melanoma maligna :
a) Melanoma superfisial
Melnoma dengan penyebaran superfisial terjadi pada setiap bagian tubuh dan
merupakan bentuk melanoma yang paling sering ditemukan. Melanoma ini
sering ditemukan di ekstremitas bawah
b) Melanoma lentigo-maligna
Merupakan lesi berpigmen yang tumbuh dengan lambat pada daerah kulit yang
terbuka, khususnya permukaan dorsal tangan, kepala, leher pada orang yang
berusia lanjut
c) Melanoma noduler
Merupakan nodul yang berbentuk menyerupai blueberry dengan permukaan
yang relative licin serta berwarna biru hitam yang seragam.
d) Melanoma akral lentigonosa
Merupakan bentuk melanoma yang terdapat didaerah yang terlalu terpajan sinar
matahri dan tidak terdapat difolikel rambut.

2.5 Stadium Kanker kulit


Penentuan stadium menurut Harahap (2010) pada karsinoma sel basal dan
karsinoma sel skuamosa berdasarkan American joint committee on cancer
menggunakan TNM (Tumor, Node, Metastasis). Penentuan Stadium melanoma
maligna berdasarkan tingkat penyebarannya :
1. Stadiun I

8
Sel melatoma hanya terdapat intraepidemal ( melatoma in situ).
2. Stadium II
Sel melatoma sampai papilla dermis bagian atas.
3. Stadium III
Sel melatoma sampai mengisi papilla dermis.
4. Stadium IV
Sel melatoma sampai dalam jaringan ikat kolagen dermis.
5. Stadium V
Sel melatoma sampai jaringan lemak dan subkutan.
6. Stadium VI
Sel melatoma tampak berbentuk epiteloid atau kumparan,pleomorfi dengan
kromatin kasar. Setiap sel mengandung butir melanin.Sel berkelompok atau
bergerombol. Pada dermis ditemukan infiltrate limfosit atau makrofag yang
mengandung melanin.

2.6 Pemeriksaan Diagnostik


Penyakit kanker kulit berbeda dengan penyakit lain, penyakit kanker kulit atau penyakit
kulit dapat dilihat langsung dengan mata pemeriksa. Metode pemeriksaannya dapat
dilakukan dengan cara melakukan anamnesis riwayat penyakit. Dan dengan cara
melakukan penyayatan mole yang kemudian diamati dibawah Mikroskop. Dapat
juga dilakukan diangnosis dengan laser.Dapat menanggkap gambar tiga dimensi dari
perubahan kimia dan struktur yang telah berlangsung dibawah permukaan kulit
manusia. Melihat kelainan kulit yang menonjol pada ukurannya lebih besar dari 2,5
cm (Brunner & Sudarth, 2006).

1. Pemeriksaan dermoskopi
Dermoskopi adalah suatu metode non invasif yang memungkinkan dalam
evaluasi warna dan struktur epidermis secara mikro (histologis) yang tidak bisa
dilihat dengan mata telanjang.Evaluasi penyebaran warna dari lesi dan struktur
histologis dapat membedakan apakah lesi tersebut jinak atau ganas terutama
pada lesi kulit berpigmen. Hal yang diperhatikan adalah ABCDE (asymmetry,
irregular borders, multiple colors, diameter >6 mm, enlarging lesion), bila hal

9
tersebut didapatkan pada lesi yang diperiksa, kemungkinan lesi tersebut bersifat
ganas (karsinoma).
2. Pemeriksaan Biopsi
Tujuannya untuk memperoleh material yang cukup untuk pemeriksaan
histologis, untuk membantu menetapkan diagnosis, serta staging tumor
(menentukan keganasan).Waktu pelaksanaan biopsy sangat penting sebab dapat
mempengaruhi hasil pemeriksaan radiologis yang dipergunakan pada staging.
Apabila pemeriksaan CT-Scan dibuat setelah dilakukan biopsy, maka akan
Nampak perdarahan pada jaringan lunak yang memberikan kesan gambaran
suatu keganasan pada jaringan lunak.
Menurut Rahayu (2002) menyatakan bahwa dua metode pemeriksaan biopsy,
yaitu:

a. Biopsy tertutup, dengan menggunakan FNAB (Fine Needle Aspiration


Biopsy) untuk melakukan sitodiagnosis. Merupakan salah satu cara biopsy
untuk melakukan diagnosis pada tumor. Keuntungan dari FNAB adalah:
1. Tidak perlu perawatan
2. Risiko komplikasi kecil
3. Mencegah penyebaran tumor
4. Cepat mendapatkan hasil

b. Biopsy terbuka adalah metode biopsy melalui tindakan operatif.


Keunggulannya yaitu dapat diambil jaringan yang lebih besar untuk
pemeriksaan histologik dan pemeriksaan ultramikroskopik, mengurangi
kesalahan pengambilan jaringan dan mengurangi kecenderungan perbedaan
diagnostic tumor jinak dan tumor ganas seperti antara enkodroma dan
kondrosarkoma, osteoblastoma dan osteosarkoma.Biopsy terbuka tidak
boleh dilakukan bila dapat menimbulkan kesulitan pada prosedur operasi
berikutnya, misalnya pada reseksi en-bloc. . (Brunner & Suddarth. 2006).

10
2.7 Penatalaksanaan
Terapi pada kanker kulit terdiri dari terapi pembedahan dan non pembedahan
(Rahayu, 2002) sebagai berikut:

1. Terapi pembedahan terdiri dari pembedahan dengan eksisi, pembedahan dengan


menggunakan teknik Mohs Micrographic Surgery (MMS), curretage and
cautery, dan cryosurgery.
a. Pembedahan dengan eksisi
Pada teknik ini , tumor di eksisi beserta dengan jaringan normal disekitarnya
dengan batas yang telah ditentukan sebelumnya untuk memastikan seluruh
sel kanker sudah terbuang.
b. Pembedahan dengan teknik Mohs Micrographic Surgery (MMS)
Mohs Micrographic Surgery (MMS) adalah sebuah teknik pembedahan yang
pertama kali dilakukan oleh Frederic Mohs di tahun 1940. Pada teknik ini ,
tumor di eksisi beserta dengan jaringan normal disekitarnya dengan batas
yang telah ditentukan sebelumnya. Indikasi penggunaan teknik Mohs
Micrographic Surgery (MMS) antaralain: Lokasi tumor : terutama di bagian
tengah wajah, sekitar mata, hidung,dan telinga. Ukuran tumor : berapapun,
tapi khususnya >2cm. Subtipe histologi : morfoik, infiltratif, mikronodular,
dan subtipe basoskuamosa. Definisi batas tumor yang kurang baik melalui
klinis. Lesi yang berulang (rekuren). Ada keterlibatan perivaskular dan
perineural.
c. Curretage and cautery
Merupakan metode tradisional dalam terapi pembedahan kanker kulit.
Metode ini merupakan metode kedua terbanyak yang dilakukan setelah
metode eksisi. Curretage and cautery bila dilakukan untuk terapi pada lesi
yang terdapat di wajah akan mengakibatkan angka rekurensi yang tinggi,
sehingga merupakan suatu kontraindikasi.
d. Cryosurgery
Cryosurgery menggunakan cairan nitrogen dalam temperatur-50 hingga -60 º
C untuk menghancurkan sel kanker. Teknik double freeze direkomendasikan

11
untuk lesi yang terdapat di wajah. Fractional cryosurgery direkomendasikan
untuk lesi yang berukuran besar dan lokasinya tersebar. Keberhasilan dari
teknik ini tergantung dari seleksi jaringan dan kemampuan operator.
e. Photodynamic therapy
Photodynamic therapy melibatkan penggunaan reaksi fotokimia dimediasi
melalui interaksi agen photosensitizing, cahaya, dan oksigen. Karena
fotosensitizer diarahkan secara langsung ditargetkan pada jaringan lesi,
photodynamic therapy dapat meminimalkan kerusakan pada struktur sehat
berdekatan. Metode ini efektif untuk lesi pada wajah dan kulit kepala yang
bersifat primer dan superfisial.
2. Radiasi
Radiasi menggunakan sinar x-ray dengan energi tinggi untuk membunuh sel
kanker. Dikatakan bahwa, radiasi bukanlah untuk menyembuhkan kanker,
melainkan sebagai terapi adjuvan setelah pembedahan untuk mencegah
rekurensi dari sel kanker atau untuk mencegah metastasis.
3. Kemoterapi
Kemoterapi adalah metode dengan menggunakan obat-obatan untuk membunuh
sel kanker khusus pada tipe Melanoma Maligna. Hal ini disebabkan karena sifat
dari Melanoma Maligna yang sering melakukan metastasis ke organ lain.
Beberapa jenis obat kemoterapi yang digunakan adalah Dacarbazine (DTIC),
Cisplatin yang dikombinasikan dengan Vinblastine, Temozolomide (Temodar),
dan Paclitaxel.
4. Terapi biologis
Terapi biologis juga disebut bioterapi atau immunoterapi, bekerja baik secara
langsung ataupun tidak langsung melawan kanker dengan mengubah cara-cara
tubuh untuk bereaksi terhadap kanker. Bentuk umum dari bioterapi dibawah
penyelidikan untuk melanoma meliputi paksin, injeksi bskterium yang diketahui
sebagai BSG (basilus calmeete Guerin) dan enggunaan interperon, interleunkin,
dan antibiotic monoclonal.
Vaksinasi tersebut dibuat dari melanoma yang diradiasi dan di nonaktifkan.
Diharapkan vaksin-vaksin tersebut akan mensintesis system imun untuk

12
mengenal melanoma dan oleh karenanya akan meningkatkan kemampuan
system untuk menghancurkan melanoma tersebut. Injeksi BSG mempengaruhi
stimulasi non spesifik dari system imun dan sedang dipelajari sebagai terapi
untuk asien-pasien fase awal. Diharapkan bahwa bahwa injeksi BSG secara
langsung kedalam metastase nodul-nodul subkutan dapat menyebabkan regresi
lesi.

2.8 Komplikasi Kanker Kulit


Komplikasi yang terdapat terjadi antara lain : Selulitis adalah lesi kanker yang
terkontaminasi bakteri, tanda-tanda yang dapat dilihat pada kulit adalah tanda-tanda
inflamasi seperti rubor, kalor, dolor, dan functiolesa. Abses pada kulit. Penyebaran
kanker ke organ lain terutama pada jenis Melanoma Maligna yang merupakan tipe
yang paling sering bermetastasis ke organ lain dan dengan jarak yang jauh.
Peningkatan resiko infeksi diakibatkan oleh kurangnya higienitas saat perawatan lesi
maupun saat proses pembedahan. Terjadi efek samping akibat radioterapi seperti
kulit terbakar, susah menelan, lemah, kerontokan rambut, nyeri kepala, mual
muntah, berat badan menurun, kemerahan pada kulit. Terjadi efek samping akibat
kemoterapi seperti anorexia, anemia aplastik, trombositopeni, leukopeni, diare,
rambut rontok, mual muntah, mulut kering, dan rasa lelah (Bruner & Sudarth, 2006).

13
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN KANKER KULIT

3.1 Kasus :
Tn. L (53 tahun), seorang buruh bangunan memiliki tahi lalat di sebelah hidung
bagian kiri berwarna hitam kehijau-hijauan, sering gatal dan dilakukan garukan
yang mengakibatkan luka dan berair. Dibawa ke rumah Sakit, ternyata di diagnosa
kanker kulit. Luka semakin lama semakin besar, pipi, hidung, dan bibir bawah juga
menjadi luka. Kondisi luka sebagian kuning kehijauan dan berbau. Tn. L
mengatakan nyeri dibagian yang luka, nyeri seperti terbakar, nyeri terus menerus
dan semakin nyeri bila menundukkan kepala. Keluarga Tn. L mengatakan bahwa
nafsu makan Tn. L berkurang sehingga berat badannya menurun. Keluarga klien
mengatakan bahwa Tn. L hanya berdiam diri di rumah saja karena merasa malu
kepada orang lain dengan keadaannya sekarang. Sekarang luka Tn. L hanya
dibersihkan dengan Nacl 0,9%. Dari hasil pemeriksaan: HR: 110x/menit , RR:
20x/menit, TD: 150/90 MmHg, T: 37,50C, skala nyeri : 7.

3.2 Data Demografi


1. Nama : Tn. L
2. Umur : 53 tahun
3. Jenis kelamin : laki-laki
4. Pekerjaan : buruh bangunan
5. Nomor rekam medis : 45929

3.3 Pengkajian
Tanggal pengkajian : 22 April 2017
1. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
Tn. L mengalami luka yang berair pada bagian wajah di sebelah hidung
bagian kiri. Luka semakin lama semakin besar, pipi, hidung, dan bibir
bawah juga menjadi luka. Kondisi luka sebagian kuning kehijauan dan

14
berbau. Tn.L mengatakan nyeri di bagian yang luka, nyeri seperti terbakar,
nyeri terus menerus dan semakin nyeri bila menundukkan kepala.
b. Faktor Pencetus
Faktor pencetus Tn.L dibawa ke rumah sakit adalah Tn.L memiliki tahi
lalat di sebelah hidung bagian kiri berwarna hitam kehijau-hijauan, sering
gatal dan dilakukan garukan yang mengakibatkan luka dan berair.
c. Riwayat Penyakit Sekarang
Tn. L dibawa kerumah sakit dengan keluhan memiliki tahi lalat di sebelah
hidung bagian kiri berwarna hitam kehijau-hijauan, sering gatal dan
dilakukan garukan yang mengakibatkan luka dan berair. Luka semakin lama
semakin besar, pipi, hidung, dan bibir bawah juga menjadi luka. Kondisi
luka sebagian kuning kehijauan dan berbau.
d. Diagnosa Medis
Kanker kulit
e. Riwayat Medis
Luka Tn. Ldibersihkan dengan Nacl 0,9%.
2. Riwayat Biologis
a. Pola nutrisi
Keluarga klien mengatakan bahwa nafsu makan Tn. L berkurang sehingga
berat badannya menurun. Dari hasil pemeriksaan, BB Tn.L mengalami
penurunan yaitu dari 68 kg menjadi 64 kg dalam waktu 3 minggu.
b. Pola eliminasi
Keluarga mengatakan bahwa pola BAB Tn.L 1x/hari dan BAK 2x/hari
tanpa alat bantu.
c. Pola istirahat dan tidur
Keluarga mengatakan Tn.L memiliki waktu tidur 6-8 jam/hari.
d. Pola aktivitas dan bekerja
Keluarga mengatakan Tn.L tidak banyak melakukan aktivitas karena
sering merasakan nyeri di sekitar wajahnya. Tn.L juga hanya berdiam diri
di dalam rumah karena merasa malu kepada orang lain dengan
keadaannya sekarang.

15
e. Riwayat Keluarga (Genogram)

Keterangan :
: Laki laki : Perempuan
: Ayah : Ibu
: Alergi : Ny. D

3. Aspek Psikososial
a. Pola pikir dan persepsi
Keluarga mengatakan sebelum masuk rumah sakit Tn.L selalu
memusyawarakan keadaannya dengan keluarga bila ada masalah.
b. Persepsi diri
Keluarga mengatakan bahwa Tn.L optimis bisa sembuh.
c. Suasana hati
Keluarga mengatakan Tn.L sedih dengan keluhan yang ia rasakan.
d. Hubungan / komunikasi
Keluarga mengatakan hubungan Tn.L dirumah dan dengan tetangga
terlihat baik saja, namun sejak Tn.L mengalami kanker kulit, Tn.L banyak
berdiam diri di rumah dan kurang berinteraksi dengan orang yang ada
disekitar.
e. Pertahanan koping
Keluarga mengatakan Tn.L banyak berdiam diri di rumah dan kurang
berinteraksi dengan orang yang ada disekitar.
f. Sistem nilai kepercayaan
Keluaraga mengatakan Tn. L masih menjalankan ibadah secara rutin di
rumah.

16
4. Pengakajian Fisik
a. Vital Sign
TD : 150/90 mmHg
HR : 110 x/menit
RR : 20 x/menit
Suhu : 37,5°C
b. Kesadaran : compos mentis
GCS : E : 4, M : 5, V : 4
c. Pengkajian Head to Toe
1) Kepala dan leher
Kepala :
a) Bentuk simetris
b) Tidak teraba benjolan
c) Rambut berwarna hitam dan putih terdistribusi tidak merata
d) Kulit kepala baik tidak ada ketombe
e) Rambut tidak mudah di cabut
f) Wajah tegang
Mata :
a) Bentuk simetris
b) Konjungtiva tidak anemis
c) Sklera tidak ikterik
d) Palpebra superior dan inferior tidak edema
e) Pupil isokor
f) Refleks cahaya (+)
g) Mata cekung (-)
h) Gangguan penglihatan (-)
Telinga :
a) Bentuk simetris
b) Nyeri tekan mastoid tidak ditemukan
c) Tidak ada serumen
d) Sekret (-)

17
e) Membran timpani : intake
f) Gangguan pendengaran tidak ada
Hidung :
a) Bentuk simetris
b) Tidak ada deviasi septum nasi
c) Tidak terdapat sekret
d) Mukosa lembab
e) Membran mukosa faring kemerahan
Mulut :
a) Bentuk simetris
b) Lidah tidak kotor
c) Mukosa mulut lembab
Tenggorokan :
a) Tidak nyeri saat menelan
b) Tidak kesulitan menelan
c) Tidak adanya benda asing di tenggorokan
d) Pembesaran kelenjar tiroid dan kelenjar getah bening (-)
Kulit :
a) Warna kulit sawo matang
b) Turgor kulit tidak elastis
c) Lesi : Terdapat luka di sebelah hidung bagian kiri.
Luka semakin lama semakin besar, pipi, hidung, dan bibir bawah
juga menjadi luka. Kondisi luka sebagian kuning kehijauan dan
berbau.
d) Nyeri (+) :
Provokatif : nyeri timbul karena adanya luka yang meradang
akibat proses malignasi serta nyeri muncul terus menurus
terutama saat menundukkan kepala
Quality : nyeri seperti terbakar
Regio : nyeri terasa di wajah di bagian kiri hidung, pipi
dan

18
bibir bawah.
Scale : nyeri skala 7
Timing : nyeri timbul terus menerus terutama saat
menundukkan kepala
1. Thorax
Inspeksi :
a. Bentuk dan ukuran : bentuk dada kiri dan kanan simetris, barrel
chest (-), pergerakan dinding dada simetris.
b. Permukaan dada : papula (-), purpura (-), ekimosis (-), spider
navi (-), vena kolateral (-), massa (-).
c. Pelebaran ICS (-)
d. Fossa supraclavicularis, fossa infraclavicularis: cekung, simetris
kiri dan kanan
e. Fossa jugularis : tidak tampak deviasi
f. Tipe pernafasan : torako-abdominal
Palpasi
a. Trakea : tidak ada deviasi trakea, ictus cordis teraba di ICS V
linea parasternal sinistra
b. Nyeri tekan (-), massa (-), edema (-), krepitasi (-)
c. Gerakan dinding dada : tidak ada retraksi dinding dada
d. Fremitus vocal : simetris kiri dan kanan
Perkusi
a. Sonor seluruh lapang paru
b. Batas paru-hepar : inspirasi ICS V, ekspirasi ICS V
c. Batas jantung-paru :
Kanan : ICS II linea parasternalis dextra
Kiri : ICS IV linea mid clavicula sinistra
Auskultasi
a. Cor : S1 S2 tunggal reguler, murmur (-), gallop (-)
b.Pulmo :
Pola napas reguler

19
Ronkhi (-/-)
Wheezing (-/-)
2. Abdomen
Inspeksi
a. Bentuk : simetris
b. Umbilicus : masuk merata
c. Permukaan kulit : tanda-tanda inflamasi (-), sianosis (-), venektasi
(-), massa (-), vena kolateral (-), papula (-), petechiae (-), purpura
(-), ekimosis (-), spider navi (-)
d. Distensi abdomen (-)
e. Ascites (-)
Auskultasi
a. Bising usus (+) normal
b. Metallic sound (-)
c. Bising aorta (-)
Perkusi
a. Timpani pada seluruh lapang abdomen (+)
b. Nyeri ketok (-)
c. Shifting dullnes (-)
Palpasi
a. Nyeri tekan (-)
b. Nyeri lepas (-)
c. Massa (-)
d. Hepar/lien tidak teraba
3. Ekstremitas
Ektremitas atas :
a. Regio kiri : akral hangat, tidak teraba edema
b. Regio kanan : akral hangat, tidak teraba edema
Ektremitas bawah :
a. Regio kiri : akral hangat, tidak teraba edema
b. Regio kanan : akral hangat, tidak teraba edema

20
4. Pemeriksaan Penunjang
Dari hasil pemeriksaan biopsy jaringan, Tn.L menderita kanker kulit
jenis melanoma stadium 1.

3.4 Analisa Data


No Data Etiologi Problem
1 DS: Agen cedera Nyeri akut
- Klien mengatakan memiliki tahi lalat di biologis:
sebelah hidung bagian kiri berwarna proses
hitam kehijau-hijauan, sering gatal dan malignasi
dilakukan garukan yang mengakibatkan
luka dan berair.
- Klien mengatakan nyeri dibagian yang
luka, nyeri seperti terbakar, nyeri terus
menerus dan semakin nyeri bila
menundukkan kepala.

DO:
- Lesi :
Terdapat luka di sebelah hidung bagian
kiri. Luka semakin lama semakin besar,
pipi, hidung, dan bibir bawah juga
menjadi luka. Kondisi luka sebagian
kuning kehijauan dan berbau.
- Nyeri (+) :
Provokatif : Nyeri timbul karena adanya
luka yang meradang dan infeksi serta
nyeri muncul terus menurus terutama
saat menundukkan kepala

21
Quality : Nyeri seperti terbakar
Regio : Nyeri terasa di wajah di
bagian kiri
hidung : pipi dan bibir bawah.
Scale : nyeri skala 7
Timing :nyeri timbul terus menerus
terutama saat menundukkan kepala
- TD : 150/90 mmHg
- HR : 110 x/menit

2 DS : Adanya lesi Kerusakan


- Klien mengatakan tahi lalat sering akibat proses integritas kulit
gatal dan dilakukan garukan yang malignasi
mengakibatkan luka dan berair. dan
penurunan
DO : imunologis
- Lesi :
Terdapat luka di bagian tahi lalat di
sebelah hidung bagian kiri berwarna
hitam kehijau-hijauan. Luka semakin
lama semakin besar, pipi, hidung, dan
bibir bawah juga menjadi luka.
Kondisi luka sebagian kuning
kehijauan dan berbau.
- Luka Tn. L hanya dibersihkan dengan
Nacl 0,9%.
- Hasil pemeriksaan biopsy jaringan, Tn.
L menderita kanker kulit jenis
melanoma stadium 1.
3 DS: Faktor Ketidakseimbangan

22
- Keluarga klien mengatakan bahwa biologis: nutrisi kurang dari
nafsu makan Tn. A berkurang malignasi. kebutuhan tubuh.
sehingga berat badannya menurun.
DO:
- Dari hasil pemeriksaan, BB Tn.A
mengalami penurunan yaitu dari 68 kg
menjadi 65 kg dalam 3 minggu.

4 DS: Adanya lesi Gangguan citra


- Klien mengatakan memiliki tahi lalat pada wajah tubuh
di sebelah hidung bagian kiri berwarna akibat proses
hitam kehijau-hijauan, sering gatal dan malignasi
dilakukan garukan yang dari kanker
mengakibatkan luka dan berair kulit
- Keluarga klien mengatakan bahwa Tn.
L hanya berdiam diri di rumah saja
karena merasa malu kepada orang lain
dengan keadaannya sekarang.
DO:
- Terdapat luka di sebelah hidung
bagian kiri. Luka semakin lama
semakin besar, pipi, hidung, dan bibir
bawah juga menjadi luka. Kondisi luka
sebagian kuning kehijauan dan berbau.
- Luka Tn. L hanya dibersihkan dengan
Nacl 0,9%.
- Hasil pemeriksaan biopsy jaringan,
Tn.L menderita kanker kulit jenis
melanoma stadium 1.

23
5 DS: Gangguan Harga diri rendah
- Klien mengatakan memiliki tahi lalat citra tubuh: situasional
di sebelah hidung bagian kiri berwarna lesi pada
hitam kehijau-hijauan, sering gatal dan wajah akibat
dilakukan garukan yang ca. kulit
mengakibatkan luka dan berair
- Keluarga klien mengatakan bahwa Tn.
L hanya berdiam diri di rumah saja
karena merasa malu kepada orang lain
dengan keadaannya sekarang.
DO:
- Terdapat luka di sebelah hidung
bagian kiri. Luka semakin lama
semakin besar, pipi, hidung, dan bibir
bawah juga menjadi luka. Kondisi luka
sebagian kuning kehijauan dan berbau.

3.5 Diagnosa Keperawatan


1. Nyeri akut berhubungan dengan adanya agen cedera biologis: proses malignasi
karsinoma kulit.
2. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan adanya lesi akibat proses
malignasi dan penurunan imunologis.
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan faktor
biologis: malignasi.
4. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan adanya lesi pada wajah akibat proses
malignasi dari kanker kulit.
5. Harga diri rendah situasional berhubungan dengan gangguan citra tubuh: lesi
pada wajah akibat kanker kulit.

24
3.6 Rencana Asuhan Keperawatan
Intervensi
NO Diagnosa
NOC NIC
1 Nyeri akut berhubungan NOC NIC
dengan adanya agen cedera  Pain level Pain Management
biologis: proses malignasi  Pain control  Lakukan pengkajian
karsinoma kulit  Comfort level nyeri secara
Defenisi: pengalaman sensori dan Kriteria hasil : komprehensif
emosional yang tidak  Mampu mengontrol termasuk lokasi,
menyenangkan yang muncul nyeri karaktersitik, durasi,
akibat kerusakan jaringan yang  Melaporkan bahwa frekuensi, kualitas
actual atau potensial atau nyeri berkurang dan faktor
digambarkan dalam hal kerusakan dengan menggunakan presipitasi
sedemikian rupa (International manajemen nyeri  Observasi reaksi
Association for the study of  Mampu mengenali nonverbal dari
Pain): awitan yang tiba-tiba atau nyeri (skala, ketidaknyamanan
lambat dari intensitas ringan intensitas, frekuensi  Gunakan teknik
hingga berat dengan akhir yang dan tanda nyeri) komunikasi
dapt diantisipasi atau diprediksi  Menyatakan rasa terapeutik untuk
dan berlangsung <6 bulan. nyaman setelah nyeri mengetahui
Batasan karakteristik: berkurang pengalaman nyeri
 Perubahan selera makan pasien
 Perubahan tekanan darah  Kaji kultur yang
 Perubahan frekuensi jantung mempengaruhi
 Perubahanfrekuensi respon nyeri
pernapasan  Evaluasi
 Laporan isyarat pengalaman nyeri
 Diaphoresis masa lampau
 Perilaku distraksi (mis:  Evaluasi bersama
berjalan mondar-mandir pasien dan tim
mencari orang lain dan atau kesehatan lain

25
aktivitas lain, aktivitas yang tentang
berulang) ketidakefektifan
 Mengekspresikan perilaku control nyeri masa
(mis: gelisah, merengek, lampau
menangis)  Bantu pasien dan
 Masker wajah (mis: mata keluarga untuk
kurang bercahaya, tampak mencari dan
kacau, gerakan maa berpencar menemukan
atau tetap pada satu focus lingkungan
meringis)  Control lingkungan
 Sikap melindungi area nyeri yang dapat
 Focus menyempit (mis: mempengaruhi nyeri
gangguan persepsi nyeri, seperti suhu
hambatan proses berpikir, ruangan,
penurunan interaksi dengan pencahayaan dan
orang dan lingkungan) kebisingan
 Indikasi nyeri yang dapat  Kurangi faktor
diamati presipitasi nyeri
 Perubahan posisi untuk  Pilih dan lakukan
menghindari nyeri penanganan nyeri
 Sikap tubuh melindungi (farmakologis, non
 Dilatasi pupil farmakologis dan

 Melaporkan nyeri secara interpersonal)

verbal  Kaji tipe dan sumber

 Gangguan tidur nyeri untuk


menentukan
Faktor yang berhubungan:
intervensi
 Agen cedera (mis: biologis,
 Ajarkan tentang
zat kimia, fisik, psikologis)
teknik non
farmakologi
 Berikan analgetik
untuk mengurangi
nyeri

26
 Evaluasi keefektifan
control nyeri
 Tingkatkan istirahat
 Kolaborasikan
dengan dokter jika
ada keluhan dan
tindakan nyeri tidak
berhasil
 Monitor penerimaan
pasien tentang
manajemen nyeri

Analgesik
Administrastion
 Tentukan lokasi,
karaktersiktik,
kualitas, dan derajat
nyeri sebelum
pemberian obat
 Cek instruktur
dokter tentang jenis
obat, dosis dan
frekuensi
 Cek riwayat alergi
 Pilih analgesic yang
diperlukan atau
kombinasi dari
analgesic ketika
pemberian lebih dari
satu
 Tentukan pilihan
analgesic tergantung
tipe dan beratnya
nyeri

27
 Tentukan analgesic
pilihan, rute
pemberian dan dosis
optimal
 Pilih rute pemberian
secara IV, IM untuk
pengobatan nyeri
secara teratur
 Monitor vital sign
sebelum dan
sesudah pemberian
analgesic pertama
kali
 Berikan analgesic
tepat waktu terutama
saat nyeri hebat
 Evaluasi efektivitas
analgesic, tanda dan
gejala

2 Kerusakan integritas kulit NOC NIC


berhubungan dengan adanya  Tissue Integrity : Skin Pressure Management
lesi akibat proses malignasi dan and Mucous - Anjurkan pasien untuk
penurunan imunologis  Membranes memakai pakaian yang
Definisi : Perubahan/gangguan  Hemodyalis akses longgar
epidermis dan/atau dermis Kriteria Hasil : - Hindari kerutan pada
Batasan Karakteristik :  Integritas kulit yang tempat tidur
 Kerusakan lapisan kulit baik bisa - Jaga kebersihan kulit
(dermis) dipertahankan (sensasi, agar tetap bersih dan
 Gangguan permukaan kulit elastisitas, temperatur, kering
(epidermis) hidrasi, pigmentasi) - Mobilisasi pasien
 Invasi struktur tubuh  Tidak ada luka/lesi (ubah posisi pasien
Faktor yang berhubungan : pada kulit setiap dua jam sekali)
 Eksternal :  Perfusi jaringan yang - Monitor kulit akan

28
- Zat kimia, radiasi baik adanya kemerahan
- Usia yang ekstrim  Menunjukkan - Oleskan lotion atau
- Kelembapan pemahaman dalam minyak/baby oil pada
- Hipertermia, Hipotermia proses perbaikan kulit daerah yang tertekan
- Faktor mekanik dan mencegah - Monitor aktivitas dan
- Lembab terjadinya cedera mobilisasi pasien
- Mobilitasi fisik berulang - Monitor status nutrisi
 Internal  Mampu melindungi pasien
- Perubahan status cairan kulit dan - Memandikan pasien
- Perubahan pigmentasi mempertahankan dengan sabun dan air
- Perubahan turgor kelembaban kulit dan hangat
- Faktor perkembangan perawatan alami Insision Site Care
- Kondisi ketidakseimbangan - Membersihkan,
nutrisi (mis: obesitas) memantau dan
- Penurunan imunologis meningkatkan proses
- Penurunan sirkulasi penyembuhan pada
- Kondisi gangguan metabolik luka yang ditutup
- Gangguan sensasi - Monitor proses
- Tonjolan tulang kesembuhan area insisi
- Monitor tanda dan
gejala infeksi pada
area insisi
- Bersihkan area sekitar
jahitan atau staples,
menggunakan lidi
kapas steril
- Gunakan preparat
antiseptic sesuai
program
- Ganti balutan pada
interval waktu yang
sesuai atau biarkan
luka tetap terbuka

29
(tidak dibalut) sesuai
program
Dialysis Acces
Maintenance

3 Ketidakseimbangan nutrisi NOC NIC


kurang dari kebutuhan  Nutritional Status : Nutrition Management
berhubungan dengan faktor food and fluid  Kaji adanya alergi
biologis: malignasi  Intake makanan
Defenisi: asupan nutrisi tidak  Nutritional status :  Kolaborasi dengan
cukup untuk memenuhi nutrient intake ahli gizi untuk
kebutuhan metabolic  Weight control menentukan jumlah
Batasan karaktersitik: Kriteria hasil : kalori dan nutrisi
 Kram abdomen  Adanya peningkatan yang dibutuhkan
 Nyeri abdomen berat badan sesuai pasien
 Menghindari makanan dengan tujuan  Anjurkan pasien
 Berat badan 20% atau  Berat badan ideal untuk
lebih dibawah berat sesuai dengan tinggi meningkatkan
badan ideal badan protein dan Vit C
 Kerapuhan kapiler  Mampu  Berikan substansi
 Diare mengidentifikasi gula
 Kehilangan rambut kebutuhan nutrisi  Yakinkan diet yang
berlebihan  Tidak ada tanda dimakan
malnutrisi
 Bising usu hiperaktif mengandung tinggi
 Menunjukkan
 Kurang makanan serat untuk
peningkatan fungsi mencegah
 Kurang informasi
pengecapan dari konstipasi
 Kurang minat pada
menelan  Berikan makanan
makanan
 Tidak terjadi yang terpilih (sudah
 Penurunan berat badan
penurunan berat dikonsultasikan
dengan asupan makanan
badan yang berarti dengan ahli gizi)
adekuat
 Kesalahan konsepsi  Ajarkan pasien

30
 Kesalahan informasi bagaimana
 Membra mukosa pucat membuat catatan
 Ketidakmampuan makanan harian
memakan makanan  Monitor jumlah
 Tonus otot menurun nutrisi dan

 Mengeluh asupan kandungan kalori

makanan berkurang dari  Berikan informasi


RDA (recommended tentang kebutuhan
daily allowance) nutrisi

 Cepat kenyang setelah  Kaji kemampuan


makan pasien untuk
 Sariawan rongga mulut mendapatkan nutrisi

 Streatotea yang dibutuhkan

 Kelemahan otot Nutrition Monitoring


pengunyah  BB pasien dalam
 Kelemahan otot untuk batas normal
menelan  Monitor adanya

Faktor yang berhubungan: penurunan berat

 Faktor biologis badan

 Faktor ekonomi  Monitor tipe dan

 Ketidakmampuan untuk jumlah aktivitas

mengabsorpsi nutrient yang biasa


dilakukan
 Ketidakmampuan untuk
 Monitor interaksi
mencerna makanan
anak atau orang tua
 Ketidakmampuan
selama makan
menelan makanan
 Monitor lingkungan
Faktor psikologis selama makan
 Jadwalkan
pengobatan dan
tindakan tidak
selama jam makan
 Monitor kulit

31
kering dan
perubahan
pigmentasi
 Monitor turgor kulit
 Monitor mual dan
muntah
 Monitor kadar
albumin, total
protein, Hb, dan
kadar Ht
 Monitor
pertumbuhan dan
perkembangan
 Monitor pucat,
kemerahan dan
kekeringan jaringan
konjungtiva
 Monitor kalori dan
intake nutrisi
 Catat adanya
edema, hiperemik,
hipertonik papilla
lidah dan cavitas
oral
 Catat jika lidah
berwarna magenta,
scarlet

4 Gangguan citra tubuh NOC NIC


berhubungan dengan adanya  Body image Body image
lesi pada wajah akibat proses  Self esteem enhancement
malignasi dari kanker kulit Kriteria hasil : - Kaji secara verbal dan
Definisi : Konfusi dalam  Body image positif non verbal respon
gambaran mental tentang diri-  Mampu klien terhadap

32
fisik individu mengidentifikasi tubuhnya
Batasan Karakteristik : kekuatan personal - Monitor frekuensi
 Perilaku mengenai tubuh  Mendeskripsikan mengkritik dirinya
individu secara faktual - Jelaskan tentang
 Perilaku menghindari tubuh perubahan fungsi pengobatan,
individu tubuh perawatan, kemajuan
 Perilaku memantau tubuh  Mempertahankan dan prognosis penyakit
individu interaksi sosial - Dorong klien

 Respon nonverbal terhadap mengungkapkan

perubahan akktual pada tubuh perasaannya

(mis; penamppilan, struktur, - Identifikasi

fungsi) pengurangan melalui

 Respon nonverbal terhadap pemakaian alat bantu

persepsi perubahan pada tubuh - Fasilitasi kontak

(mis: penampilan, struktur, dengan individu lain

fungsi) dalam kelompok kecil

 Mengungkapkan perasaan yang


mencerminkan perubahan
pandangan tentang tubuh
individu (mis: penampilan,
struktur dan fungsi)
 Mengungkapkan persepsi yang
mencerminkan perubahan
individu dalam penampilan
Objektif
 Perubahan aktual pada fungsi
 Perubahan aktual pada struktur
 Perilaku mengenali tubuh
individu
 Perilaku memantau tubuh
individu
 Perubahan dalam kemampuan
memperkirakan hubungan

33
spesial tubuh terhadap
lingkungan
 Perubahan dalam keterlibatan
sosial
 Perluasan batasan tubuh untuk
menggabungkan objek
lingkungan
 Secara sengaja
menyembunyikan bagian tubuh
 Secara sengaja menonjolkan
bagian tubuh
 Kehilangan bagian tubuh
 Tidak melihat bagian tubuh
 Tidakmenyentuh bagian tubuh
 Trauma pada bagian yang tidak
berfungsi
 Secara tidak sengaja
menonjolkan bagian tubuh
Subjektif
 Depersonalisasi kehilangan
melalui kata ganti yang netral
 Deprsonalisasi bagian melalui
kata ganti yang netral
 Penekanan pada kekuatan yang
tersisa
 Ketakutan terhadap reaksi orang
lain
 Fokus pada penampilan masa
lalu
 Perasaan negatif tentang sesuatu
 Pesonalisasi kehilangan dengan
menyebutkannya
 Fokus pada perubahan

34
 Fokus pada kehilangan
 Menolak memverifikasi
perubahan aktual
 Mengungkapkan perubahan
gaya hidup
Faktor yang berhubungan :
 Biofisik, Kognitif
 Budaya, Tahap perkembangan
 Penyakit, Cedera
 Perseptual, Psikososial,
Spiritual
 Pembedahan, Trauma
 Terapi penyakit
5 Harga diri rendah situasional NOC NIC
berhubungan dengan gangguan  Body image, Self Esteem
citra tubuh: lesi pada wajah disturbed Engancement
akibat ca. kulit  Coping ineffective - Tunjukkan rasa
Definisi : Perkembangan persepsi  Personal identity, percaya diri terhadap
negative tentang harga diri disturbed kemampuan pasien
sebagai respons terhadap lesi  Health behaviour low untuk mengaasi situasi
pada wajah akibat Ca Kulit Kriteria hasil : - Dorong pasien
Batasan Karakteristik :  Adaptasi terhadap mengidentifikasi
 Evaluasi diri bahwa individu ketunandayaan fisik : kekuatan dirinya
tidak mampu menghadapi respon adaptif klien - Ajarkan keterampiplan
peristiwa terhadap tantangan perilaku yang positif
 Evaluasi diri bahwa individu fungsional penting melalui bermain peran,
tidak mampu menghadapi akibat ketunandayaan model peran, diskusi
situasi fisik - Dukung peningkatan
 Perilaku bimbang  Resolusi berduka : tanggung jawab diri,

 Perilaku tidak asertif penyesuaian dengan jika diperlukan

Secara nonverbal melaporkan kehilangan aktual atau - Buat statement positif


tantangan situasional saat ini kehilangan yang akan terhadap pasien
terhadap harga diri terjadi - Monitor frekuensi

35
 Ekspresi ketidakberdayaan  Penyesuaian komunikasi verbal
 Ekspresi ketidakbergunaan psikososial : pasien yang negative
 Verbalisasi meniadakan diri perubahan hidup : - Dukung pasien untuk
Faktor yang berhubungan : respon psikososial menerima tantangan
Perilaku tidak selaras dengan adaptive individu bar
nilai terhadap perubahan - Kaji alasan untuk

 Perubahan perkembangan bermakna dalam mengkritik atau

 Gangguan citra tubuh hidup menyalahkan diri

 Kegagalan  Menunjukkan sendiri


penilaian pribadi - Kolaborasi dengan
 Gangguan fungsional
tentang harga diri sumber-sumber lain
 Jurang penghargaan
 Mengungkapkan (petugas dinas sosial,
 Kehilangan
penerimaan diri perawat spesialis klinis
 Penolakan
komunikasi terbuka dan layanan
 Perubahan peran sosial
 Mengatakan keagamaan)
optimisme tentang Body Image
masa depan enhancement
 Menggunakan strategi counseling
koping efektif - Menggunakan proses
pertolongan interaktif
yang berfokus pada
kebutuhan, masalah
atau perasaan pasien
dan orang terdekat
untuk meningkatkan
atau mendukung
koping, pemecahan
masalah
Coping Enhancement

36
3.7 Implementasi dan Evaluasi
No.
Tanggal Implementasi Evaluasi
Diagnosa
1 Pain Management
Pukul 08.00 WIB Pukul 10.00 WIB
 Melakukan pengkajian nyeri: lokasi, karaktersitik, S=
durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi - Klien mengatakan skala
 Mengobservasi rekasi nonverbal pasien terhadap nyeri berkurang dari 7
ketidaknyamanan menjadi 4.
 Melakukan komunikasi terapeutik untuk - Klien mengatakan tidak
mengetahui pengalaman nyeri pasien terlalu merasa gelisah
 Mengkaji kultur klien yang mempengaruhi respon lagi dan sedikit lebih

nyeri rileks.

 Mengevaluasi pengalaman nyeri pasien di masa - Klien sudah dapat tidur

lampau selama ±30 menit

37
 Mengevalusi bersama pasien dan tim kesehatan lain - Klien mengatakan nyeri
tentang ketidakefektifan control nyeri masa lampau berkurang didaerah lain
 Mengkontrol suhu ruangan, pencahayaan dan selain di hidung sebelah
kebisingan sekitar pasien kiri.
 Perawat berupaya mengurangi faktor presipitasi
nyeri O=

 Melakukan penanganan nyeri (farmakologis, non - Klien tidak

farmakologis dan interpersonal) menampakan ekspresi

 Mengkaji tipe dan sumber nyeri wajah meringis

 Mengajarkan teknik non farmakologi (misal): kesakitan.

aromaterapi - Klien sudah dapat


diajak komunikasi
 Memberikan obat untuk mengurangi nyeri (misal):
Oral (ibu profen 2x1) dengan tenang.
- TD : 130/90 mmHg
 Mengevaluasi keefektifan control nyeri
- HR : 85x/menit
 Meningkatkan istirahat pasien
 Mengkolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan
A=
dan tindakan nyeri yang sudah dilakukan tidak
- Masalah teratasi
berhasil
sebagian, dengan
 Memonitor penerimaan pasien terkait manajemen
penurunan skala nyeri,
nyeri yang sudah dilakukan.
klien nampak tenang,
Analgesik Administrastion dengan perubahan TTV
 Menentukan lokasi, karaktersiktik, kualitas, dan yaitu TD: 130/90
derajat nyeri sebelum pemberian obat mmHg, HR: 85x/menit.
 Melakukan pengecekan terkait instruksi dokter
tentang jenis obat, dosis dan frekuensi P=
 Melakukan pengecekan riwayat alergi pasien - Lanjutkan intervensi
 Memilih analgesik yang diperlukan atau kombinasi hingga skala nyeri
dari analgesik ketika pemberian lebih dari satu berkurang menjadi 2.
 Memilih analgesik tergantung tipe dan beratnya - Kolaborasi dengan tim
nyeri untuk pemberian dosis
 Menentukan analgesik pilihan, rute pemberian dan obat analgesik.
dosis optimal

38
 Memilih rute pemberian secara IV, IM untuk
pengobatan nyeri secara teratur
 Memonitor vital sign sebelum dan sesudah
pemberian analgesic pertama kali
 Memberikan analgesik tepat waktu terutama saat
nyeri hebat
 Mengevaluasi efektivitas analgesik, tanda dan
gejala yang dialami pasien.

2 Pressure Management
Pukul 08.30 WIB Pukul 10.15 WIB
- Menganjurkan pasien untuk memakai pakaian yang S=
longgar - Klien mengatakan
- Menghindari kerutan pada tempat tidur nyaman diatas
- Menjaga kebersihan kulit pasien agar tetap bersih dan tempat tidur.
kering - Klien mengatakan
- Merubah posisi pasien setiap dua jam sekali tidak merasakan
- Memonitor kulit akan adanya kemerahan gatal lagi di luka,
- Mengoleskan lotion atau minyak/baby oil pada daerah sehingga tidak ada
yang tertekan keinginan untuk
- Memonitor aktivitas dan mobilisasi pasien menggaruk luka.
- Memonitor status nutrisi pasien
- Memandikan pasien dengan sabun dan air hangat O=
Insision Site Care - Area luka masih
- Membersihkan, memantau dan meningkatkan proses mengeluarkan air,
penyembuhan pada luka yang ditutup namun dalam
- Memonitor proses kesembuhan area insisi jumlah yang sedikit
- Melakukan monitor tanda dan gejala infeksi pada area dari sebelumnya.
insisi - Luka tidak
- membersihkan area sekitar jahitan menggunakan lidi mengeluarkan bau.
kapas steril
- Menggunakan preparat antiseptic sesuai program A=
- Menggaanti balutan pada interval waktu yang sesuai - Masalah integritas

39
atau biarkan luka tetap terbuka (tidak dibalut) sesuai kulit belum teratasi.
program
P=
- Lakukan tindakan
keperawatan
lanjutan.
3 Nutrition Management
Pukul 10.20 WIB Pukul 13.00 WIB
 Mengkaji adanya alergi makanan S=
 Melakukan kolaborasi dengan ahli gizi untuk - Klien mengatakan nafsu
menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang makan sedikit demi
dibutuhkan pasien sedikit bertambah.
 Menganjurkan pasien untuk meningkatkan protein - Klien mengatakan nafsu
dan Vit C makan kembali karena
 Memberikan substansi gula tidak ada bau dari luka

 Diet mengandung tinggi serat untuk mencegah yang dimiliki.

konstipasi - Klien mengatakan ingin

 Memberikan makanan yang terpilih (sudah meningkatkan berat

dikonsultasikan dengan ahli gizi) badan kembali.

 Mengajarkan pasien bagaimana membuat catatan


makanan harian O=
- Makan siang klien habis
 Memonitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori
sebanyak ¾ piring.
 Memberikan informasi tentang kebutuhan nutrisi
- Pada wadah makan
 Mengkaji kemampuan pasien untuk mendapatkan
siang klien, yang tersisa
nutrisi yang dibutuhkan
hanya ¼ bubur.
Nutrition Monitoring
 Memonitor adanya penurunan berat badan A=
 Memonitor tipe dan jumlah aktivitas yang biasa - Masalah teratasi dengan
dilakukan bertambahnya nafsu
 Memonitor interaksi anak atau orang tua selama makan klien, dan
makan keinginan untuk
 Memonitor lingkungan selama makan peningkatan berat

40
 Menjadwalkan pengobatan dan tindakan tidak badan.
selama jam makan
 Memonitor kulit kering dan perubahan pigmentasi P=
 Memonitor turgor kulit - Lakukan intervensi
 Memonitor mual dan muntah keperawatan lanjutan

 Memonitor kadar albumin, total protein, Hb, dan untuk peningkatan berat

kadar Ht badan klien.

 Memonitor pertumbuhan dan perkembangan


 Memonitor pucat, kemerahan dan kekeringan
jaringan konjungtiva
 Memonitor kalori dan intake nutrisi
 Mencatat adanya edema, hiperemik, hipertonik
papilla lidah dan cavitas oral
 Mencaatat jika lidah berwarna magenta, luka.

4 Body image enhancement


Pukul 15.30 WIB Pukul 16.15 WIB
- Mengkaji secara verbal dan non verbal respon klien S=
terhadap tubuhnya - Klien merasa cemas
- Memonitor frekuensi mengkritik dirinya apabila luka tidak
- Menjelaskan tentang pengobatan, perawatan, hilang dan berbekas.
kemajuan dan prognosis penyakit - Klien mengatakan tidak
- Mendorong klien mengungkapkan perasaannya terlalu merasakan malu
- Mengidentifikasi pengurangan melalui pemakaian alat karena tidak hanya
bantu dirinya yang memiliki
- Memfasilitasi interaksi dengan individu lain dalam penyakit seperti ini.
kelompok kecil
O=
- Klien tidak
memalingkan muka
terhadap orang lain.
- Klien tidak menutupi
luka dengan tangan

41
lagi.

A=
- Masalah teratasi
sebagian, karena klien
merasakan kecemasan
terhadap bekas luka.

P=
- Berikan intervensi
untuk mengurangi
perasaan cemas.
5 Self Esteem Engancement
- Menunjukkan rasa percaya diri terhadap kemampuan S=
pasien untuk mengaasi situasi - Klien mengatakan tidak
- Mendorong pasien untuk dapat mengidentifikasi merasa malu dengan
kekuatan dirinya keadaan dirinya.
- Mengajarkan keterampilan perilaku yang positif - Klien mengatakan “tadi
melalui bermain peran, model peran, atau diskusi habis ngobrol dengan
- Mendukung peningkatan tanggung jawab diri, jika pasien dan petugas
diperlukan lainnya”
- Membuat statement positif terhadap pasien - Klien mengatakan ingin
- Memonitor frekuensi komunikasi verbal pasien yang segera keluar dari RS
negative dan bertemu dengan
- Mendukung pasien untuk menerima tantangan baru rekan-rekan di rumah.
- Mengkaji alasan untuk mengkritik atau menyalahkan
diri sendiri O=
- Mengkolaborasikan dengan sumber-sumber lain - Klien tampak senang
(petugas dinas sosial, perawat spesialis klinis dan setelah berkomunikasi
layanan keagamaan) dengan orang lain.
Body Image enhancement counseling - Motivasi dan dukungan
- Menggunakan proses pertolongan interaktif yang dari keluarga dan

42
berfokus pada kebutuhan, masalah atau perasaan kerabat meningkatkan
pasien dan orang terdekat untuk meningkatkan atau semangat klien.
mendukung koping, pemecahan masalah
A=
- Masalah tertatasi,
dengan adanya
perubahan yang
signifikan.

P=
- Intervensi dihentikan.

BAB IV
PENUTUP

Kesimpulan
Kanker kulit adalah penyakit dimana kulit kehilangan kemampuannya untuk tumbuh
secara normal. Ditandai dengan pertumbuhan sel-sel kulit yang tidak terkendali, kanker
kulit terjadi di permukaan kulit, sehingga mudah dikenali namun karena gejala awal
yang timbul dirasakan tidak begitu menggangu sehingga penderita terlambat melakukan
pengobatan. Kanker kulit ini juga dapat merusak jaringan disekitarnya dan mampu
menyebar ke bagian tubuh lainnya.
Penyebab pasti kanker kulit belum ditemukan secara pasti. Ada beberapa faktor resiko
yang dapat menyebabkan timbulnya kanker kulit antara lain paparan sinar ultraviolet
(UV), kulit putih, paparan karsinogen, genetik atau faktor keturunan, faktor usia, rokok
atau tembakau, bahan kimia dan bakteri virus atau kuman.
Ada beberapa kelainan yang harus dicurigai sebagai kanker kulit yaitu benjolan kecil
yang membesar, benjolan yang permukaanya tidak rata dan mudah berdarah, tahi lalat

43
yang berubah warna, koreng atau borok luka yang tidak mudah sembuh, bercak
kecoklatan pada oran tua dan bercak hitam yang menebal pada telapak kaki atau tangan.

Saran
a. Dalam memberikan asuhan keperawatan diharapkan perawat harus memandang
individu secara menyeluruh sebagai makhluk bio, psiko, sosio, spiritual.
b. Dalam memberikan asuhan keperawatan diharapkan pasien agar pasien ikut
berpartisipasi dalam proses tindakan dan penyembuhan penyakit.

DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. (2006). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8. Jakarta:
EGC.

Mangan, Yelia. 2009. Solusi Sehat Mencegah Dan Mengatasi Kanker. Jakarta.
Agromedia Pustaka.

Marwali, H. (2000). Ilmu penyakit kulit. Jakarta:EGC

Nurarif .A.H. dan Kusuma.H. (2016). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan.


Diagnosa Medis &NANDA NIC-NOC. Yogjakarta: MediAction.

Rahayu,Wahyu. (2002). Mengenal, Mencegah dan Mengobati 35 Jenis Kanker.


Yogyakarta: Victoria Inti Cipta.

44
45

Anda mungkin juga menyukai