Anda di halaman 1dari 11

PENGARUH TERAPI OKUPASI TERHADAP KEMAMPUAN BERINTERAKSI PADA

PASIEN ISOLASI SOSIALDI RSJD DR. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG

Laela Elisia *),


Dwi Heppy Rochmawati**), Tar Gunawan***)
*) Alumni Program Studi S1 Ilmu Keperawatan STIKES Telogorejo Semarang
**) Dosen Universitas Sultan Agung Semarang
***) Dosen Universitas IKIP PGRI Semarang

ABSTRAK

Isolasi sosial merupakan suatu keadaan perubahan yang dialami pasien.Suatupengalaman


menyendiri dari seseorang dan perasaan malu terhadap orang lain sebagai sesuatu yang negatif.
Penelitian ini bertujuan untukmengetahui pengaruh pemberian terapi okupasi terhadap
kemampuan berinteraksi pada pasien isolasi sosial di RSJD dr. Amino Gondohutomo Semarang.
Desain penelitian one group pretest posttest design. Sampel berjumlah 37 orang dengan tehnik
pengambilan sampel purposive sampling , hasil yang didapatkan p : 0,00. Hasil penelitian
membuktikan Adany apengaruh terapi okupasi terhadap kemampuan berinteraksi pada pasien
isolasi sosial. Terapi okupasi direkomendasikan sebagai terapi keperawatan dalam merawat
pasien dengan isolasi sosial dengan penurunan kemampuan interaksi sosial.
Kata kunci : Terapiokupasi, kemampuan interaksi sosial pasien isolasi social.

Daftar pustaka : 29 (2004-2013)

ABSTRACT
Sosial isolation is a state of change experienced by patients. An aloof from ones experience and
feelings of shame toward others as something negative. This study aims to determine the effect
of occupational therapy on a patients ability to interact in sosial isolation in RSJD dr. Amino
Gondohutomo Semarang. The study design one group pretest-posttest design sampel 37 people
with purposive sampling technique, results obtained p : 0,00. Research results prove the
existence of the effect of occupational therapy on the patients ability to interact in sosial
isolation. Occupational therapy is recommended as a nursing therapy in treating patients with
sosial isolation with a decrease in the ability of sosial isolation.

Key words : social isolation, ability to interact occupational therapy


Bibliography : 29 (2004-2013)

Pengaruh Terapi Okupasi Terhadap....(L. Elisia, 2014) 1


PENDAHULUAN gangguan kesehatan jiwa. Dari jumlah
itu, hanya kurang dari separuh yang
Kesehatan jiwa adalah kondisi yang
bisa mendapatkan pelayanan yang
memungkinkan perkembangan fisik,
dibutuhkan.Gangguan jiwa, termasuk
mental, dan spiritual seseorang secara
depresi dan lain-lain, menjadi salah satu
optimal serta selaras dengan
problem kesehatan, dan banyak
perkembangan orang lain, yang
ditemukan di tengah masyarakat
memungkinkan orang tersebut hidup
termasuk di Jawa Tengah dan
produktif secara sosial dan ekonomis.
ditemukan dalam 61 kasus gangguan
Gangguan jiwa adalah kondisi
jiwa.
gangguan dalam pikiran, perilaku dan
suasana perasaan yang termanifestasi Menurut data Kementrian Kesehatan
dalam bentuk sekumpulan gejala atau tahun 2013, jumlah penderita gangguan
perubahan perilaku yang bermakna dan jiwa di Indonesia saat ini, mencapai
dapat menimbulkan penderitaan atau lebih dari 28 juta orang, dengan
hambatan dalam menjalankan fungsi kategori gangguan jiwa ringan 14,3 %
orang tersebut sebagai manusia (UU dan 17% atau 1000 orang menderita
kesehatan no. 36 tahun 2009). gangguan jiwa berat. Dibanding ratio
Berdasarkan data badan kesehatan dunia yang hanya satu permil,
dunia atau WHO pada tahun 2009 masyarakat indonesia yang telah
memperkirakan 194 juta jiwa atau 5,1 mengalami gangguan jiwa ringan
% dari 3,8 miliar penduduk dunia usia sampai berat telah mencapai 18,5%
20-79 tahun menderita gangguan jiwa (Depkes RI, 2009). Menurut provinsi
(Suyono, 2009).Depertemen Kesehatan Jawa Tengah gangguan jiwa mengalami
dan World Health Organization (WHO) peningkatan sejak tahun 2007 dengan
prevalensi 0.49% meningkat secara
tahun 2010 memperkirakan tidak
signifikan menjadi 17.18% pada tahun
kurang dari 450 juta penderita
2009.
gangguan jiwa ditemukan di
dunia.Menurut WHO tahun 2013, lebih Isolasi sosial merupakan keadaan ketika
dari 450 juta orang dewasa secara seseorang individu mengalami
global diperkirakan mengalami penurunan atau bahkan sama sekali

2 Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidananan (JIKK), Vol..., No...


mampu berinteraksi dengan orang lain (Sunaryo, 2004, hlm. 267). Pasien
disekitarnya. Pasien mungkin ditolak, dengan isolasi sosial mengalami
tidak diterima, kesepian, dan tidak gangguan dalam berinteraksi dan
mampu membina hubungan yang mengalami perilaku tidak ingin
berarti dengan orang lain (Keliat & berkomunikasi atau berinteraksi dengan
Akemat, 2009, hlm.93). Isolasi sosial orang lain, lebih menyukai berdiam diri,
merupakan upaya untuk menghindari dan menghindar dari orang lain
komunikasi dengan orang lain karena (Kusumawati & Hartono, 2010, hlm.
merasa kehilangan hubungan akrab dan 120). Sedangkan menurut Keliat
tidak mempunyai kesempatan untuk (1998), Isolasi sosial merupakan upaya
berbagi rasa, pikiran, dan kegagalan. pasien untuk menghindari interaksi
Pasien mengalami kesulitan dalam dengan orang lain, menghindari
berhubungan secara spontan dengan hubungan dengan orang lain maupun
orang lain yang dimanifestasikan komunikasi dengan orang lain(
dengan mengisolasi diri, tidak ada dalamYosep, 2011,hlm. 229 ).Dari
perhatian dan tidak sanggup berbagi permasalahan gejala isolasi sosial
pengalaman (Yosep, 2009, hlm. 229). tersebut, dibutuhkan rehabilitatif yang
Menurut H. Bonner (dalam Santoso, bertujuan untuk mengembalikan fungsi
2009, hlm. 11) interaksi adalah suatu fisik, membantu menyesuaikan diri,
hubungan antara lebih individu manusia meningkatkan toleransi, dan
ketika kelakuan individu yang satu meningkatkan kemampuan pasien
memengaruhi, mengubah, atau bersosialisasi(Riyadi & Purwanto,
memperbaiki kelakuan individu yang 2009, hlm. 208). Dalam mengatasi
lain atau sebaliknya. Interaksi sosial masalah gangguan interaksi pada pasien
merupakan hubungan yang tertata gangguan jiwa khususnya gejala isolasi
dalam bentuk tindakan tindakan yang sosial yaitu dengan terapi modalitas.
berdasarkan nilai-nilai atau norma-
Terapi- terapi yang digunakan untuk
norma sosial yang berlaku dalam
pasien isolasi sosial salah satunya terapi
masyarakat. Bila hubungan berdasarkan
modalitas, terapi modalitas banyak
nilai atau norma, interaksi sosial
jenisnya seperti terapi psikoterapi,
tersebut berjalan lancar dan sebaliknya
terapi kelompok, terapi psikodrama,

Pengaruh Terapi Okupasi Terhadap....(L. Elisia, 2014) 3


terapi lingkungan, dan Terapi menghindari orang lain. Pasien isolasi
rehabilitas. Dengan menggunakan sosial diberikan terapi keperawatan
program rehabilitas yang dapat salah satunya terapi modalitas.Pasien
digunakan sejalan terapi modalitas lain juga diberikan terapi okupasi, terapi
atau dapat berdiri sendiri, terapi ini okupasi bertujuan untuk meningkatkan
terdiri atas terapi okupasi, rekreasi, kemampuan dalam ketrampilan dan
terapi gerak, terapi musik yang masing- bersosialisasi.
masing mempunyai tujuan khusus Berdasarkan rumusan masalah diatas
(Kusumawati & Hartono, 2010, hlm. didapatkan pertanyaan penelitian
138). Adakah pengaruh terapi okupasi
terhadap kemampuan berinteraksi pada
Terapi okupasi yaitu ilmu dan seni
pasien isolasi sosial di RSJD dr. Amino
untuk mengarahkan partisipasi
Gondohutomo Semarang?
seseorang dalam melaksanakan suatu
tugas terpilih yang telah ditentukan TUJUAN PENELITIAN
dengan maksud mempermudah belajar
1. Tujuan umum
fungsi dan keahlian yang dibutuhkan
Mengetahui pengaruh terapi okupasi
dalam proses penyesuaian diri dengan
terhadap kemampuan berinteraksi
lingkungan (Kusumawati & Hartono,
pada pasien isolasi sosial di RSJD
2010, hlm. 147).
Amino Gondhutomo Semarang.
RUMUSAN MASALAH 2. Tujuan khusus
a. Diketahuinya karateristik : usia,
Pasien isolasi sosial setiap tahunnya
jenis kelamin, pendidikan, dan
selalu meningkat dari tahun ketahun
pekerjaan pasien isolasi sosial di
dan termasuk 3 besar dari pasien RPK
RSJD dr. Amino Gondohutomo
dan Halusinasi. Data dari RSJD dr.
Semarang.
Amino Gondohutomo Semarang pasien
b. Diketahuinya kemampuan
isolasi social tahun 2011 sebanyak 524,
berinteraksi pada pasien isolasi
tahun 2012 sebanyak 693, tahun 2013
sosial sebelum diberikan terapi
sebanyak 806. Pasien isolasi sosial
okupasi di RSJD dr. Amino
mengalami gangguan berinteraksi,
Gondohutomo Semarang.
pasien lebih suka berdiam diri dan
4 Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidananan (JIKK), Vol..., No...
c. Diketahuinya kemampuan Gondohutomo Semarang, dan
berinteraksi pada pasien isolasi dilaksanakan mulai tanggal 10
sosial sesudah diberikan terapi April 2014 sampai 20 April 2014.
okupasi di RSJD dr. Amino C. Populasi dan Sampel
Gondohutomo Semarang. Populasi dalam penelitian ini
d. Diketahuinya pengaruh terapi adalah pasien isolasi sosial yang
okupasi terhadap kemampuan berada di ruang rawat inap RSJD
berinteraksi pada pasien isolasi Dr. Amino Gondohutomo
sosial di RSJD dr. Amino Semarang, dari populasi bulan
Gondohutomo Semarang. Septembar sampai November
2013 sebanyak 181 pasien,
MANFAAT PENELITIAN
sehingga rata-rata tiap bulan
1. Manfaat teoritis adalah 60 pasien (Data Rekam
Penelitian ini diharapkan dapat Medis RSJD Dr. Amino
menambah referensi ilmiah dan Gondohutomo Semarang).
kontribusi bagi pengembangan ilmu Teknik pengambilan sampel pada
pengetahuan tentang pasien isolasi penelitian ini akan menggunakan
sosial dalam meningkatkan purposive sampling untuk
kemampuan berinteraksi dengan menentukan sampel yang akan
menggunakan terapi okupasi. diambil (Hidayat, 2009, hlm. 60).
Teknik pengambilan sampel secara
METODE PENELITIAN purposive sampling ini didasarkan
A. DESAIN PENELITIAN pada pertimbangan pribadi peneliti
Metode penelitian yang digunakan sendiri.Teknik ini sangat cocok
adalah penelitian pra eksperimen untuk mengadakan studi kasus, di
dengan mengunakan one group mana banyak aspek dari kasus
pretest posttest design. tunggal yang representatif untuk
B. Lokasi dan Waktu Penelitian diamati dan dianalisis (Notoatmodjo,
Penelitian ini dilakukan di ruang 2005, 89).
Arimbi, Gatotkaca, Irawan, dan Sampel yang didiperoleh sebesar 37
Srikandi RSJD Dr. Amino responden.

Pengaruh Terapi Okupasi Terhadap....(L. Elisia, 2014) 5


ANALISA DATA statistik yang digunakan adalah uji non

a. Analisa univariat parametrik wilcoxon (wilcoxon signed

Analisa univariat dilakukan terhadap rang test). Penggunaan wilcoxon

tiap variabel dari hasil penelitian.Pada signed rang test adalah untuk menguji

umumnya dalam analisis ini hanya keefektifan suatu perlakuan terhadap

menghasilkan distribusi dan presentasi suatu besaran variabel yang ingin

dari tiap variabel.Untuk menentukan ditentukan. Metode ini

kriteria kemampuan berinteraksi menggambarkan bahwa responden

pasien isolasi sosial maka pada akan diukur kemampuan berinteraksi

analisis univariat ini dilakukan sebelum diberikan intervensi (nilai pre

pengelompokan berdasarkan skala test) dan diukur kemampuan

Likert. berinteraksi setelah diberikan

b. Analisis bivariat intervensi (nilai post test), selanjutnya

Pada analisis bivariat dilakukan uji nilai masing-masing responden

normalitas menggunakan Shapiro wilk dibandingkan antara sebelum dan

Test. Karena sampel yang digunakan sesudah diberikan intervensi. Jika p

kurang dari 50 responden (Dahlan, value < 0,05 maka hasil hitungan

2011, hlm. 2011). Sebelum melakukan statistik bermakna, sebaliknya jika p

analisis data akan dilakukan uji value > 0,05 berarti hasilnya tidak

kenormalan data menggunakan bermakna.

Shapiro wilk Test. Dan jika tidak

normal akan dilakukan uji non

parametric dengan wilcoxon.Analisis

6 Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidananan (JIKK), Vol..., No...


PEMBAHASAN c. Pendidikan
Pendidikan responden penelitian ini
a. Jenis kelamin dapat dilihat pada tabel berikut:

Jenis kelamin responden penelitian Tabel 5.3


ini dapat dilihat pada table berikut: Distribusi frekuens iresponden
berdasarkan pendidikan
Tabel 5.1
Distribusi frekuensi responden N Pendi Frekue Persentase
berdasarkan jenis kelamin o dikan nsi (%)
1 SD 9 24,3
N Jeniske Frek Persent 2 SMP 14 37,8
o lamin uensi ase(%) 3 SMA 14 37,8
1 Laki 23 62,2 4 D3 0 0
laki 5 S1 0 0
2 14 37,8 Total 37 100
Perem
puan
d. Pekerjaan
Total 37 100 Pekerjaan responden penelitian ini
dapat dilihat pada tabel berikut:

b. Usia responden penelitian ini dapat Tabel 5.4


dilihat pada table berikut: Distribusi frekuensi
Tabel 5.2 responden berdasarkan
Distribusi frekuensi responden pekerjaan
berdasarkan usia
di RSJD dr. Amino Gondohutomo N Pekerjaa Freku Persen
Semarang pada bulan April 2014 o n ensi tase(
(n=37) %)
1 Pelajar 3 8,1
No Usia Frekue Persent 2 Karyawa 7 18,9
nsi ase(%) 3 n 6 16,2
1 18-25 17 45,9 4 Wiraswa 1 2,7
2 tahun 15 40,5 5 sta 20 54,1
3 26-33 4 10,8 Petani
4 tahun 1 2,7 Tidak
34-41 bekerja
tahun Total 37 100
42-49
tahun
Total 37 100,0

Pengaruh Terapi Okupasi Terhadap....(L. Elisia, 2014) 7


Hasil uji normalitas yang dilakukan
e. Kemampuan berinteraksi oleh peneliti, didapatkan hasil
Tabel 5.6
Distribusi frekuensi kemampuan berinteraksi sebelum terapi
responden berdasarkan
Kemampuan berinteraksi dengan nilai p : 0,030 (p < 0,050)
sebelum diberikan terapi
okupasi sedangan pada kemampuan berinteraksi
No Kemampuan Frekue Perse
setelah terapi didapatkan hasil nilai p
berinteraksi nsi ntase
sebelum (%)
diberikan 0,000 maka dapat disimpulkan data
terapi okupasi
tidak berdistribusi normal.
1. Baik 27 73,0

2. Buruk 9 24,3 Hasil uji statistik dengan menggunakan


3. Sangat buruk 1 2,7
wilcoxon pengaruh terapi okupasi

Total 37 100 diperoleh hasil p value : 0,000 karena

Tabel 5.7 nilai p < (0,050) maka dapat


Distribusi frekuensi
disimpulkan bahwa Ha diterima, artinya
responden berdasarkan
Kemampuan berinteraksi ada pengaruh terapi okupasi terhadap

sesudah dilakukan terapi kemampuan berinteraksi pada pasien


okupasi
isolasi sosial.

No Kemampuan Frekuensi Persentase( SIMPULAN


berinteraksi %)
sesudah Berdasarkan hasil dan pembahasan
diberikan
terapi penelitian dapat disimpulkan :
okupasi
1 Sangatbaik 31 83,8 1. Karakteristik pasien isolasi sosial di

2 baik 6 16,2 RSJD dr. Amino Gondohutomo Semarang,

laki-laki sebanyak 62,2%, berusia antara 18-


Total 37 100
25 tahun dengan persentase 45,9%,

8 Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidananan (JIKK), Vol..., No...


2. berpendidikan SMP dan SMA masing- DAFTAR PUSTAKA

masing persentase 37,8%, berpekerjaan yang


Keliat, BA & Akemat. (2005). Keperawatan
lebih dominan tidak bekerja dengan jiwa terapi aktivitas kelompok.

persentase 54,1% dibandingkan yang Jakarta : EGC

bekerja sebagai pelajar, karyawan, .(2009). Model


praktik keperawatan
wiraswasta dan petani.
professional jiwa.
3. Kemampuan berinteraksi pada pasien Jakarta:EGC
isolasi sosial sebelum diberikan terapi Azizah. (2011). Keperawatan jiwa.

okupasi di RSJD dr. Amino Gondohutomo Yogjakarta : Graha ilmu

Semarang kategori sangat buruk sebanyak Dalami, et al., (2009). Asuhan keperawatan
klien dengan gangguan jiwa.
2,7%, buruk sebanyak 24,3% dan baik
Jakarta : CV.Trans Info media
sebanyak 73,0%.
Dahlan, M. S. (2011). Statistik untuk
4. Kemampuan berinteraksi pada pasien kedokteran dan kesehatan.

isolasi sosial setelah diberikan terapi Jakarta : Selemba Medika

Depkes RI. (2002). Pedoman umum tim


okupasi di RSJD dr. Amino Gondohutomo
pembina, tim pengarah, tim
Semarang menjadi kategori sangat baik 31
pelaksana kesehatan jiwa
orang dengan persentase 83,8% dan baik 6 masyarakat (TP-KJM). Jakarta :
Direktorat Jenderal Bina
orang dengan persentase 16,2%.
Kesehatan Masyarakat
5. Pengaruh yang signifikan terapi okupasi

terhadap kemampuan berinteraksi pada

pasien isolasi sosial di RSJD dr. Amino

Gondhohutomo Semarang dengan nilai p:

0,00 dan t : 5,340

Pengaruh Terapi Okupasi Terhadap....(L. Elisia, 2014) 9


Dalami, E. (2010). Konsep dasar Notoatmodjo, S. (2005). Metodologi
keperawatan kesehatan jiwa. penelitian kesehata, Edisi Revisi.
Jakarta : CV Trans Info Media Jakarta : Rineka Cipta

Fatimah, ed.al. (2009). Membuat usulan . (2012). Metodologi


proposal KTI dan laporan hasil penelitian kesehatan. Jakarta :
KTI . Jakarta : CV Trans Info Rineka Cipta
Media Nyumirah, S. (2013). Pengaruh
Fitria, N. (2009). Prinsip dasar dan aplikasi kemampuan interaksi sosial
penulisan laporan pendahuluan melalui penerapan perilaku
dan strategi pelaksanaan kognitif. Semarang
tindakan keperawatan (LP dan Pieter, H. (2010). Pengantar psikologi
SP) untuk 7 diagnosis dalam keperawatan. Jakarta:
keperawatan jiwa beat bagi S-1 kencana
keperawatan. Jakarta : Salemba
Purwaningsih & karlina. (2009). Asuhan
Medik
keperawatan jiwa. Jogjakarta :
Hamid, A. (2008). Buku ajar riset Nuha Medika
keperawatan konsep, etika, dan
Riwidikdo, H. (2009). Statistik untuk
instrumentasi, Edisi 2. Jakarta : EGC
penelitian kesehatan dengan
Hidayat, A. (2007). Riset keperawatan dan aplikasi program R dan SPSS.
teknik penulisan ilmiah, Edisi 2. Yogyakarta : Pustaka
Jakarta : Salemba Medika
Riyadi & Purwanto. (2009). Asuhan
Kusumawati & Hartono. (2010). Buku ajar keperawatan jiwa. Yogyakarta :
keperawatan jiwa. Jakarta : Graha Ilmu
Selemba Medika
Rekam Medik RSJD dr. Amino
Nasir & Muhith. (2011). Dasar dasar Gondohutomo Semarang 2011, 2012, 2013
keperawatan jiwa. Jakarta :
Setiawan & Saryono. (2011). Metodologi
Selemba Medika
penelitian kebidanan DIII, DIV,
S1, DAN S2. Yogyakarta : Muha
Medika
10 Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidananan (JIKK), Vol..., No...
Sugiyono. (2009). Metodologi penelitian
kuantitatif dan R & D. Bandung :
Alfabeta

Sunaryo . (2004). Psikologi untuk


keperawatan. Jakarta : EGC

Tiomarlina. (2013). Pengaruh terapi


aktivitas kelompok stimulasi
persepsi terhadap Kemampuan
pasien. Provinsi Riau.

Undang-Undang Kesehatan no. 36 tahun


2009 pasal 1

Videbeck, S.( 2008). Buku ajar keperawatan


jiwa. Jakarta : EGC

Yosep, I. (2009). Keperawatan jiwa. Edisi


revisi. Bandung : PT Refika
Aditama

Pengaruh Terapi Okupasi Terhadap....(L. Elisia, 2014) 11

Anda mungkin juga menyukai