Anda di halaman 1dari 17

EVIDENCE BASED PRACTICED

TERAPI PSIKORELIGI: MUROTTAL AL-FATIHAH MENURUNKAN SKOR


HALUSINASI PASIEN DENGAN SKIZOFRENIA

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Stase Keperawatan Jiwa


STIKes ‘Aisyiyah Bandung

Disusun oleh :
Kelompok 3

Asep Saefulloh 402018090 Rosyanti Nurjanah 402018079


Dani Sukandar 402018082 Sujiah 402018095
Dwi Syaifina F 4020180114 Taufik Irman 402018092
Eka Purnama D 4020180103 Yadi Supriyadi 4020180112
Hendrie Firmansyah 402018099

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ‘AISYIYAH BANDUNG
2020
ABSTRAK

Latar Belakang. Gejala umum dari skizofrenia yaitu gangguan sensori persepsi, persepsi adalah
proses diterimanya rangsangan sampai rangsangan itu disadari dan dimengerti penginderaan atau
sensasi. Halusinasi yang didefinisikan sebagai hilangnya kemampuan manusia dalam membedakan
rangsangan internal (pikiran) dan rangsangan eksternal (dunia luar). Kebutuhan dan perawatan
spiritual di dalam kerangka kerja proses keperawatan ini telah terbukti sangat membantu baik dari
segi filosofis maupun praktis.
Tujuan. Untuk mengetahui pengaruh terapi mendengarkan murotal Al Fatihah terhadap terhadap
pasien dengan gangguan persepsi sensori: Halusinasi
Metodologi. Metode penelitian menggunakan pendekatan literatur review dengan penelusuran
menggunakan Google Schoolar, Researchgate, PubMed. Tema dalam artikel yang dikumpulkan yaitu
terkait bagaimana pengaruh terapi spiritual dapat diterapkan pada pasien dengan gangguan persepsi
sensori : Halusinasi.
Hasil. Melalui pencarian yang telah dilakukan dengan kata kunci Psikoreligus halusinasi, murotal, Al
Fatihah., berdasarkan pencarian di google scholar, PubMed, dan Researchgate didapatkan 3 artikel
yang memenuhi kriteria inklusi.
Kesimpulan. Intervensi yang paling efektif dalam menurunkan halusinasi terapi membaca surat Al-
fatihah karena sampelnya lebih homogen, jumlahnya sampel lebih banyak yaitu 34 responden
dengan tingkat signifikansi p-value (0,019) < α (0,05).

Kata Kunci: psikoreligi, halusinasi, murrotal, al-fatihah

2
menjelaskan bahwa terjadi peningkatan
Pendahuluan
proporsi gangguan jiwa yang sangat signifikan
Skizofrenia merupakan gangguan psikotik
jika dibandingkan Riset kesehatan dasar tahun
yang bersifat merusak yang melibatkan
2013 yaitu naik dari 1,7 % menjadi 7%.
gangguan pikir, persepsi, pembicaraan, emosi Gejala umum dari skizofrenia yaitu
dan perilaku yang mempunyai gejala waham gangguan sensori persepsi, persepsi adalah
dan halusinasi (Pieter, 2011). Skizofrenia proses diterimanya rangsangan sampai
menjadi salah satu gangguan jiwa yang paling rangsangan itu disadari dan dimengerti
dominan dibandingkan gangguan jiwa lainnya. penginderaan atau sensasi: proses penerimaan
Subyek gangguan jiwa sepertiga tinggal di rangsangan. Dimana terdapat dua jenis utama
negara berkembang, 8 dari 10 orang yang masalah perseptual yaitu halusinasi dan ilusi.
menderita skizofrenia tidak mendapatkan Halusinasi yang didefinisikan sebagai
penanganan medis. Gejala skizofrenia muncul hilangnya kemampuan manusia dalam
pada usia 15-25 tahun lebih banyak ditemukan membedakan rangsangan internal (pikiran)
pada laki-laki dibandingkan. dan rangsangan eksternal (dunia luar). Klien
Pada tahun 2013 di Indonesia prevalensi
memberi persepsi atau pendapat tentang
gangguan jiwa mencapai 17,1% dari 1000
lingkungan tanpa ada objek atau rangsangan
orang sedangkan prevalensi untuk gangguan
yang nyata. Halusinasi dapat terjadi pada
jiwa di atas usia 15 tahun yang berkisar rata-
kelima indera sensori utama yaitu:
rata 6%. (Rachmaningtyas, 2013). Prevalensi
pendengaran terhadap suara biasanya paling
skizofrenia yang ada di Indonesia rata - rata 1-
sering terjadi pada gangguan skizofrenia,
2 % dari jumlah penduduk dan usia paling
visual terhadap penglihatan, sedangkan
banyak penderita skizofrenia di alami sekitar
halusinasi sentuhan (taktil) dapat terjadi pada
15-35 tahun ( Makhfludi, 2009, hlm.255).
gangguan mental yang diakbatkan
Hasil penelitian WHO di Jawa Tengah tahun
penyalahgunaan kokain, halusinasi pengecap
2009 menyebutkan dari setiap 1.000 warga
terhadap rasa seperti darah, urine dan feses
Jawa Tengah terdapat 3 orang yang mengalami
dan halusinasi penghidu terhadap bau,
ganguan jiwa. Sementara 19 orang dari setiap
(Rasmun, 2009).
1.000 warga Jawa Tengah mengalami stress Menurut Direja (2011). Akibat halusinasi
(Depkes RI, 2009). Kesehatan jiwa merupakan adalah klien tidak dapat control dirinya
salah satu masalah kesehatan di dunia sehingga bisa membahayakan diri sendiri,
termasuk di Indonesia. Menurut data WHO orang lain maupun merusak lingkungan
(2015) sekitar 21 juta orang mengalami (resiko mencederai diri, orang lain dan
skizofrenia. Riset kesehatan dasar tahun 2018 lingkungan). Hal ini terjadi jika halusinasi

3
sudah sampai fase ke IV, dimana klien terbukti sangat membantu baik dari segi
mengalami panic dan perilakunya filosofis maupun praktis. Faktanya, perawat
dikendalikan oleh isi halusinasinya. Klien dalam posisi terbaik dalam memberikan
benar-benar kehilangan kemampuan penilaian asuhan keperawatan khususnya merawat klien
realitas terhadap lingkungan. Dalam situasi ini yang mempunyai penyakit gangguan jiwa.
klien dapat melakukan bunuh diri, membunuh Dengan membantu klien mengekspresikan
orang lain bahkan merusak lingkungan. kepercayaannya dan berada di dekat klien
Pada tahun 1984 WHO memasukan
selama proses penyakitnya maka perawat
dimensi spiritual keagamaan sama pentingnya
sedang memberikan perawatan spiritual.
dengan dimensi fisik, psikologis dan
Tantangan bagi perawat adalah menerapkan
psikososial. Seiring dengan itu terapi-terapi
pandangan secara menyeluruh pada kehidupan
yang dilakukan pun mulai menggunakan
dan dirinya dan kemudian ide ini diterapkan
dimensi spiritual keagamaan, sebagai bagian
pada orang lain.
dari terapi modalitas. Terapi yang demikian
Di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa
disebut dengan terapi holistic artinya terapi
Barat, berdasarkan studi pendahuluan selama
yang melibatkan fisik, psikologis, psikososial
lebih kurang 1 minggu, penulis hanya
dan spiritual (Yosep, 2009). Ada beberapa
menemukan intervensi spiritual berupa
jenis terapi modalitas, menurut Dahlia, (2009)
membaca dan mendengarkan Asmaul Husna,
antara lain: terapi individual, terapi
belum terlihat intervensi spiritual yang
lingkungan, terapi biologis, terapi kognitif,
lainnya. Bentuk intervensi spiritual bisa
terapi keluarga, terapi kelompok, terapi
dilakukan pada pasien dengan gangguan jiwa
prilaku, terapi bermain, terapi
baik dalam kondisi amuk maupun sudah
psikoreligius/spiritual.
tenang. Menurut Yusuf, dkk (2016)
Kebutuhan spiritual dan psikosial kurang
terpenuhinya kebutuhan spiritual apabila
menjadi hal yang prioritas daripada kebutuhan
seseorang tersebut mampu mengembangkan
fisik. Karena kebutuhan tersebut sering kali
rasa syukur, sabar dan ikhlas, dimana
abstrak, kompleks, lebih sulit untuk di ukur.
keyakinan spiritual tersebut dapat
Perawatan spiritual menjadi bagian dari
mempengaruhi tingkat kesehatan dan perilaku
perawatan secara menyeluruh yang cukup
dalam perawatan pasien.
mudah diterapkan dalam proses keperawatan
Berdasarkan hal tersebut di atas,
dari mulai pengkajian, diagnosa keperawatan,
penulis tertarik untuk melakukan pendekatan
perencanaan, implementasi dan evaluasi.
literatur review tentang Intervensi Spiritual
Kebutuhan dan perawatan spiritual di dalam
pada pasien dengan gangguan jiwa terutama
kerangka kerja proses keperawatan ini telah
difokuskan pada pasien dengan Halusinasi, di
4
Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat yang terkandung seluruh pokok ajaran dan nilai
bertujuan untuk mengetahui apakah intervensi yang terkandung dalam Al Quran
spiritual efektif dapat dilakukan dan untuk (AdDimasyqi, 2000). Adapun dari pemaparan
mengetahui pengaruh terapi spiritual diatas kelompok tertarik untuk mempelajari
khususnya Quranic healing terhadap pasien beberapa literatur tentang terapi spiritual
dengan Halusinasi. terhadap pasien dengan gangguan halusinasi.
Salah satu bentuk terapi spiritual atau
Metodologi
terapi religious ini adalah dengan Quranic
Metode penelitian menggunakan
healing murotal Al Quran. Dalam Al Quran
pendekatan literatur review dengan
terdapat banyak kandungan nilai seperti
penelusuran menggunakan Google Schoolar,
tentang keimanan, ibadah, ilmu pengetahuan,
Researchgate, PubMed. Kemudian artikel
tentang kisah-kisah tertentu, filsafat, dan juga
diunduh dan dianalisa guna mencari
ada sebagai tata hubungan manusia sebagai
keterkaitan dengan topik yang diteliti. Tema
makhluk individu maupun makhluk sosial
dalam artikel yang dikumpulkan yaitu terkait
(Najati, 1985). Kandungan dalam Al Quran
bagaimana pengaruh terapi spiritual dapat
dapat diharapkan menjadi motivasi dan
diterapkan pada pasien dengan gangguan
penyemangat bagi penderita halusinasi yang
persepsi sensori : Halusinasi. Kata kunci yang
sedang putus asa. Kandungan Al Quran dapat
digunakan dalam pencarian Google Scholar
direpresentasikan dalam surat Al Fatihah.
Surat Al Fatihah adalah ayat yang paling adalah psikoreligius halusinasi, murotal, Al

populer dan paling dihafal dikalangan umat Fatihah. Kata kunci Halusinasi, didapatkan

muslim. Bahkan membaca Al Fatihah menjadi sebanyak 7.570 artikel, Psikoreligius 577

syarat sahnya sholat bagi kaum muslimin. Hal artikel, Psikoreligius halusinasi 150 artikel,

ini menunjukkan betapa tingginya kedudukan Murotal Halusinasi 24 artikel, Alfatihah

surat Al Fatihah ini (Ad-Dimasyqi, 2000). Halusinasi 114 artikel, Murotal Al Fatihah

Kedudukan tersebut dapat dilihat dari nama Halusinasi 6 artikel yang terkait kata kunci.

lain dari Surat Al Fatihah seperti Fatihatul Pencarian di PubMed (17.806), ditambah

Kitab dan Ummul kitab atau Ummul Quran. kombinasi kata kunci hasil 0, Pencarian di

Fatihatul Kitab merujuk penempatan Surat Al Researchgate kata kunci Psikoreligius

Fatihah sebagai surat pertama dalam halusinasi 30 artikel, Murotal Al Fatihah

penyusunan Al Quran. Al Fatihah memiliki Halusinasi 30 artikel (Setelah ditelaah sesuai

sebutan sebagai Ummul Kitab yang artinya dengan kriteria inklusi, dipilihlah tiga artikel

induk dari seluruh Al Quran. Hal ini yang sesuai dengan topik penelitian. Kriteria

dikarenakan didalam surat Al Fatihah inklusi yang digunakan yaitu pasien dengan

5
Halusinasi, intervensi spiritual, Quranic spiritual dan religiositas terapi dzikir
healing, membaca atau mendengarkan Al membaca dan mendengarkan Al Quran Surat
Fatihah. Tahun artikel dari 2010-2019. Proses Al-Fatihah. Adapun Jurnal yang kami review
pencarian artikel dilakukan pada tanggal 6 – 9 adalah:
1. Pengaruh terapi psikoreligius: membaca surat
Januari 2020.
Al-fatihah terhadap skor halusinasi pasien
Hasil pencarian literatur skizofrenia.
2. Perbedaan efektivitas antara membaca
Melalui pencarian yang telah dilakukan
dengan mendengarkan surah al fatihah
dengan kata kunci Psikoreligus halusinasi,
terhadap skor halusinasi.
murotal, Al Fatihah., berdasarkan pencarian di
google scholar, PubMed, dan Researchgate
didapatkan 3 artikel yang memenuhi kriteria
inklusi.

Mendapatkan
Penulusuran
tujuan
Keyword : pencarian dari :
untuk mencari
Psikoreligus Google scholar:
literatur tentang
halusinasi, Tahun 2010- 7.570 jurnal,
intervensi 3. Pengaruh Terapi Psikoreligius: Dzikir
murotal, Al 2019 PubMed 17.806,
spiritual pada
masalah gangguan Fatihah. Pada Pasien Halusinasi
Researchgate 60 Pendengaran di
persepsi sensori : RSJD dr. Arif Zainudin Surakarta.
Halusinasi Outcome: Terapi psikoreligi yang
Bagan 2.1 Flowchart Hasil Pencarian Literatur Terdapat 3 jurnal penurunan
efektif terhadap skor
yang memenuhi
halusinasi pada pasien
kriteria inklusi dari Skizofrenia.
Berdasarkan
jurnal hasil
google analisis 3 jurnal
Pembahasan
scholar
diatas maka , PubMed,
tema yang dibahas adalah
Analisis jurnal dilakukan dengan dan Researchgate
pengaruh terapi psikoreligi terhadap pasien
menggunakan pendekatan metode VIA dan
skizofrenia berupa gangguan persepsi sensori
PICO. Problem: Intervensi keperawatan pada
halusinasi . Skizofrenia itu sendiri merupakan
pasien ODGJ (Orang Dengan Ganggan Jiwa)
salah satu gangguan jiwa berat. Gangguan
secara spiritual muslim di ruang keperawatan
jiwa berat merupakan gangguan jiwa yang
jiwa pada pasien dengan gangguan persepsi
ditandai dengan terganggunya kemampuan
sensori: Halusinasi belum banyak digunakan.
menilai realitas atau tilikan (insight ) yang
Intervention: Intervensi keperawatan pada
buruk (Kementerian Kesehatan Republik
pasien ODGJ menggunakan pendekatan
Indonesia, 2013). Sementara halusinasi
6
merupakan terganggunya persepsi sensori responden didapatkan bahwa usia terbanyak
seseorang (Hidayati, 2014). adalah dewasa akhir (36-45 tahun) (45.2%),
Pada jurnal yang pertama mengambil
jenis kelamin terbanyak adalah laki-laki
tema tentang “pengaruh terapi psikoreligius:
(58.1%), pendidikan tertinggi adalah
membaca al fatihah terhadap skor halusinasi
pendidikan SD (35.5%), status pernikahan
pasien skizofrenia” yang dilakukan di Rumah
terbanyak adalah belum menikah (77.4%),
Sakit Jiwa (RSJ) Tampan. Pada penelitian ini
lama rawat terbanyak adalah lebih dari 28 hari
sampel sebanyak 34 responden yang diambil
(54.8%), dan lama sakit tertinggi adalah 1-3
sesuai kritetria inklusi dan menggunakan
tahun (48.4%). Intervensi membaca dan
teknik stratified random sampling. Responden
mendengarkan surah Al Fatihah dengan uji
dibagi menjadi 17 reponden kelompok
Dependent sample T test menunjukkan hasil
eksperimen dan 17 responden kelompok
yang signifikan terhadap penurunan skor
kontrol. Alat ukur yang digunakan adalah
halusinasi karena kedua kelompok didapatkan
kuesioner dan lembar observasi tanda dan
p value (0.000) < (α=0.05). Hasil Uji
gejala halusinasi. Analisa yang digunakan
Independent sample T test didapatkan p value
adalah analisa univariat dan bivariat untuk
(0.652) > (α=0.05), maka dapat disimpulkan
mengetahui distribusi frekuensi dan pengaruh
bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan
terapi dengan menggunakan uji Wilcoxon dan
efektivitas antara membaca dengan
ManWhitney. Hasil penelitian ini
mendengarkan surah Al Fatihah terhadap skor
menunjukkan adanya penurunan nilai median
halusinasi.
pretest dan posttest setelah diberikan terapi Jurnal yang ketiga mengambil tema
psikoreligius: membaca Al fatihah yaitu dari tentang “Pengaruh Terapi Psikoreligius: Dzikir
38,00 menjadi 17,00, sehingga dapat Pada Pasien Halusinasi Pendengaran” yang di
disimpulkan bahwa ada pengaruh terapi lakukan di RSJD dr. Arif Zainudin Surakarta.
psikoreligius: membaca Al Fatihah terhadap Hasil penelitian yang dilakukan kepada 8
skor halusinasi pasien skizofrenia dengan p- responden mengenai halusinasi adalah yang
value (0,019) < α (0,05). dirasakan oleh responden umumnya memiliki
Pada jurnal yang kedua mengambil tema
ciri-ciri yang sama yaitu mengarahkan telinga
tentang “perbedaan efektivitas antara
ke arah tertentu, sering mendengar suara palsu,
membaca dengan mendengarkan surah al
emosi ketika mendengar suara palsu tersebut,
fatihah terhadap skor halusinasi” yang
merasa terganggu, tidak berdaya, tertawa
dilakukan di Rumah Sakit Jiwa Tampan Provinsi
sendiri, menangis tanpa sebab. Biasanya
Riau. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
penderita halusinasi mendengar suara palsu
karakteristik responden yang terdiri dari 31
ketika malam hari. Diagnosa Keperawatan
7
yang muncul pada 8 responden adalah terdapat pengaruh yang signifikan pemberian
gangguan persepsi halusinasi: auditori. terapi psikoreligi terhadap penurunan
Perencanaan Keperawatan untuk diagnosa halusinasi. Dimana jurnal yang pertama
keperawatan gangguan persepsi sensori: menyimpulkan bahwa ada pengaruh terapi
auditori yaitu: melibatkan klien dalam aktifitas psikoreligius: membaca Al Fatihah terhadap
berbasis realitas yang mungkin mengalihkan skor halusinasi pasien skizofrenia dengan p-
perhatian dari halusinasi (dzikir). Pelaksanaan value (0,019) < α (0,05). Jurnal yang kedua
Keperawatan dilakukan 3-8 hari sejak 30 menyimpulkan intervensi membaca dan
Maret – 15 April. Implementasi yang mendengarkan surah Al Fatihah dengan uji
dilakukan kepada 8 responden dengan Dependent sample T test menunjukkan hasil
melakukan dzikir setiap waktu luang, ketika yang signifikan terhadap penurunan skor
klien mendengar suara palsu dan ketika setelah halusinasi karena kedua kelompok didapatkan
sholat. Responden mengucapkan lafal dzikir: p value (0.000) < (α=0.05). Jurnal yang ketiga
Subhanallah, Alhamdullilah, Allahuakbar, menunjukan hasil bahwa dari 8 responden
Lailaha illallah, bismilahirohmanirohim. sebanyak 5 responden mengatakan halusinasi
Perkembangan 8 responden setelah diberikan berkurang setelah melakukan dzikir, dan 3
tindakan selama 2 minggu sebagai evaluasi responden lainnya tidak mengalami
dalam tindakan keperawatan berdasarkan perubahan.
Dari ketiga jurnal tersebut yang paling
masalah keperawatan sebagai berikut: dari 8
efektif dalam menurunkan halusinasi adalah
responden sebanyak 5 responden mengatakan
terapi membaca surat Al-fatihah karena
halusinasi berkurang setelah melakukan dzikir,
sampelnya lebih homogen, jumlahnya lebih
dan 3 responden lainnya tidak mengalami
banyak yaitu 34 responden dengan tingkat
perubahan.
Dari ketiga jurnal tersebut yang paling signifikansi p-value (0,019) < α (0,05).
efektif dalam menurunkan halusinasi terapi
Saran
membaca surat Al-fatihah karena sampelnya
1. Berdasarkan hasil penelitian ini peneliti
lebih homogen, jumlahnya lebih banyak yaitu
menyarankan agar petugas kesehatan,
34 responden dengan tingkat signifikansi p-
pasien dan keluarga pasien bisa
value (0,019) < α (0,05).
menerapkan terapi ini dalam

Kesimpulan penatalaksanaan pasien dengan halusinasi.


2. Semoga penelitian selanjutnya bisa
Berdasarkan hasil telaah dari ketiga jurnal
dilakukan dengan lebih sempurna.
maka dapat disimpulkan bahwa semua jurnal
tersebut mempunya hasil yang sama yaitu DAFTAR PUSTAKA

8
Dermawan, D. (2017). Pengaruh Terapi
Psikoreligius: Dzikir Pada Pasien
Halusinasi Pendengaran di RSJD dr. Arif
Zainudin Surakarta. Profesi (Profesional
Islam): Media Publikasi
Penelitian, 15(1), 74.
Mardiati, S., Elita, V., & Sabrian, F. (2018).
PENGARUH TERAPI
PSIKORELIGIUS: MEMBACA AL
FATIHAH TERHADAP SKOR
HALUSINASI PASIEN
SKIZOFRENIA. Jurnal Ners
Indonesia, 8(1), 79-88.
Mahmuda, I., R., Jumaini, & Adrina. (2018).
PERBEDAAN EFEKTIVITAS
ANTARA MEMBACA DENGAN
MENDENGARKAN SURAH AL
FATIHAH TERHADAP SKOR
HALUSINASI. Jurnal Online
Mahasiswa, 5(2).

9
VALIDITAS (V) IMPORTANCY (I) APLICABLE (A)
JURNAL
Judul : V1 ( Validitas Seleksi ) Penelitian ini penting, Penelitian ini dapat
PENGARUH TERAPI Penelitian ini menggunakan desain quasy experiment
karena dengan penelitian ini diaplikasikan oleh semua
PSIKORELIGIUS: dengan pendekatan pretest-posttest design with control
dapat diketahui bahwa perawat jiwa yang
MEMBACA AL group. Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Jiwa (RSJ)
adanya penurunan skor beragama muslim karena
FATIHAH TERHADAP Tampan. Jumlah sampel sebanyak 34 responden yang
halusinasi pada kelompok perawat muslim akan
SKOR HALUSINASI PASIEN diambil sesuai kritetria inklusi dan menggunakan teknik
eksperimen yang telah hafal dengan bacaan al
SKIZOFRENIA stratified random sampling.
diberikan terapi fatihah, selain itu pasien
Kriteria inklusi : Populasi dalam penelitian ini adalah
Penulis: psikoreligius: membaca Al muslim juga secara tidak
pasien skizofrenia dengan diagnosa keperawatan
Sri Mardiati, Veny Elita,
fatihah, sehingga terapi disadari dan sudah masuk
halusinasi di Rumah Sakit Jiwa Tampan Provinsi Riau
Febriana Sabrian
psikoreligius dapat menjadi kedalam alam bawah
dengan jumlah 218 pada bulan Februari tahun 2017.
Tahun: alternatif lain bagi sadar akan hafal al fatihah
2017 V2 ( Validitas Informasi )
penurunan skor halusinasi. sebab setiap muslim dari
Responden dibagi menjadi 17 reponden kelompok
sejak kecil akan diajarkan
eksperimen dan 17 responden kelompok kontrol.
Publikasi:
Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner dan lembar membaca surat al fatihah.
Jurnal Ners Indonesia, Vol.8
observasi tanda dan gejala halusinasi. Analisa yang
No.1, September 2017
digunakan adalah analisa univariat dan bivariat untuk
mengetahui distribusi frekuensi dan pengaruh terapi
dengan menggunakan uji Wilcoxon dan Man-Whitney.

V3 ( Validitas Perancu )
Dalam penelitian ini tidak terdapat variabel perancu

10
VALIDITAS (V) IMPORTANCY (I) APLICABLE (A)
JURNAL
yang dijelaskan oleh peneliti.

V4 ( Validitas Analisis )
Analisa data menggunakan analisa univariat dan analisa
bivariat dengan menggunakan uji alternatif yaitu
Wilcoxon dan Mann-Whitney.
Skor halusinasi pada kelompok eksperimen didapatkan
nilai significancy (p value) 0,019 <
α (0,05), maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak.
Hal ini berarti ada perbedaan antara pretest dan posttest
dan terjadi penurunan nilai median pretest dan posttest
diberikan terapi psikoreligius: membaca Al fatihah itu
dari 38,00 menjadi 17,00, dapat disimpulkan bahwa
adanya penurunan skor halusinasi pada kelompok
eksperimen yang telah diberikan terapi psikoreligius:
membaca Al fatihah. Berdasarkan hasil penelitian ini
dapat disimpulkan bahwa terapi psikoreligius: membaca
Al Fatihah berpengaruh terhadap penurunan skor
halusinasi pasien skizofrenia di RSJ Tampan Provinsi
Riau.

11
VALIDITAS (V) IMPORTANCY (I) APLICABLE (A)
JURNAL
V5 ( Validitas Eksterna )
Hasil penelitian ini sama dengan hasil penelitian
Mayasari (2016) yang juga melakukan penelitian pada
pasien skizofrenia dengan halusinasi didapatkan
responden yang belum menikah adalah sebanyak 17
orang (56,7%) . Penelitian lain juga menyebutkan
bahwa pasien skizofrenia yang berjenis kelamin laki-
laki dapat mengalami disfungsi seksual sebagai akibat
dari farmakoterapi antipsikotik olanzapine dan
risperidone. Obat antipsikotik risperidone dapat
membuat terjadinya disfungsi organ seksual, sedangkan
antipsikotik olanzapine dapat menyebabkan terjadinya
penurunan libido, masalah ejakulasi dan disfungsi
erektil (Olfson, Uttaro, Carson & Tafesse, 2005).
Menurut beberapa ahli ilmu jiwa, terapi psikoreligius
sangat dianjurkan karena terapi psikoreligius ini mampu
mengurangi penderitaan, meningkatkan proses adaptasi
dan penyembuhan dari penyakit kejiwaan (Yosep,
2011). Salah satu terapi psikoreligius yang mampu
menyembuhkan berbagai penyakit adalah dengan
menggunakan Al-Qur’an (Al-qadhi, 2010). Hasil kajian
12
VALIDITAS (V) IMPORTANCY (I) APLICABLE (A)
JURNAL
literatur Psychology Forum UMM (2016) menunjukkan
bahwa Al-Quran dapat mengobati segala bentuk
penyakit jasmani dan rohani dan segala permasalahan
hidup yang dialami oleh manusia tidak terbatas pada
manusia yang beragama islam saja. Hal ini dikarenakan
pada hakikatnya islam yang didalamnya termasuk Al-
Qur’an merupakan rahmat bagi seluruh alam
(Rahmatan Lill Alamin).
Judul: V1 ( Validitas Seleksi ) Penelitian ini penting, Penelitian ini dapat
PERBEDAAN EFEKTIVITAS Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Jiwa Tampan
karena membandingkan diaplikasikan oleh semua
ANTARA MEMBACA Provinsi Riau di Ruang Siak, Kuantan, Kampar,
pengaruh membaca dan perawat jiwa yang
DENGAN Indragiri, Sebayang, dan Rokan dengan teknik
mendengarkan surat al beragama muslim karena
MENDENGARKAN SURAH pengambilan sampel purposive sampling. Penelitian ini
fatihah terhadap penurunan perawat muslim akan
AL FATIHAH TERHADAP dimulai dari bulan Februari-Juli 2018. Pada penelitian
skor halusinasi sehingga hafal dengan bacaan al
SKOR HALUSINASI ini peneliti menggunakan analisis univariat dan dan
dapat diketahui keefektifan fatihah, selain itu pasien
analisis bivariate dengan uji dependent sample T test
Penulis: terapi psikoreligius yang muslim juga secara tidak
Ila Rifatul Mahmuda, Jumaini, dan Independent sample T test. Teknik pengambilan
dapat dilakukan. disadari dan sudah masuk
Agrina sampel dengan purposive sampling.
kedalam alam bawah
kriteria inklusi : tidak disebutkan
Tahun sadar akan hafal al fatihah
2018 V2 ( Validitas Informasi )
sebab setiap muslim dari
Sampel yang digunakan sebanyak 31 orang dibagi

13
VALIDITAS (V) IMPORTANCY (I) APLICABLE (A)
JURNAL
Publikasi menjadi dua grup yaitu 16 orang dengan membaca dan sejak kecil akan diajarkan
JOM FKp, Vol. 5 No. 2 (Juli-
15 orang yang mendengarkan surat al fatihah. membaca surat al fatihah.
Desember) 2018 Analisa yang digunakan uji dependent sample T test dan
Independent sample T test.

V3 ( Validitas Perancu )
pada penelitian ini tidak disebutkan validitas perancu

V4 ( Validitas Analisis )
Intervensi membaca dan mendengarkan surah Al
Fatihah dengan uji Dependent sample T test
menunjukkan hasil yang signifikan terhadap penurunan
skor halusinasi karena kedua kelompok didapatkan p
value (0.000) < (á=0.05). Hasil Uji Independent sample
T test didapatkan p value (0.652) > (á=0.05), maka
dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan yang
signifikan efektivitas antara membaca dengan
mendengarkan surah Al Fatihah terhadap skor
halusinasi.

V5 ( Validitas Eksterna )
Penelitian ini sejalan dengan Faradisi dan Aktifah
(2018) bahwa terjadi perubahan yang signifikan

14
VALIDITAS (V) IMPORTANCY (I) APLICABLE (A)
JURNAL
sebelum dan sesudah terapi murotal terhadap skor
kecemasan post operasi dengan p value (0.001) <
(α=0.05). Berdasarkan hasil riset lain didapatkan pula
bahwa suara melodi dari terapi Al-Qur’an mempuyai
efek terapeutik untuk mengatasi masalah emosional,
kognitif, dan sosial individu (Tumiran et al., 2013).

Judul: V1 ( Validitas Seleksi ) Penelitian ini penting, Diharapkan kepada pihak


Pengaruh Terapi Penelitian ini dilakukan Di Ruang Arjuna RSJD dr. Arif
karena dengan penelitian ini RS Jiwa agar dapat
Psikoreligius: Dzikir Pada Zainudin Surakarta pada tanggal 30 Maret – 12 April
ada therapy alternative menjadikan murotal terapi
Pasien Halusinasi 2017. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif
psikoreligi dengan Qur’an sebagai salah satu
Pendengaran di RSJD dr. Arif kualitatif dengan pendekatan proses keperawatan
mendengarkan murotal al terapi nonfarmakologis
Zainudin Surakarta (nursing proses). Populasi penelitian adalah pasien
quran akan dapat dalam mengisi aktivitas
Penulis:
dengan halusinasi pendengaran, dengan kriteria inklusi
Deden mengurangi halusinasi. pasien jiwa dalam
Tahun: 2017 pasien dengan diagnosa halusinasi, pasien dengan
mengontrol halusinasi, hal
2019
halusinasi pendengaran dan pasien kooperatif
ini dapat dilaksanakan
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh Dzikir
Publikasi :
karena jaman di era
Jurnal Keperawatan untuk mengatasi pasien yang halusinasi pendengaran.
teknologi akan sangat
Muhammadiyah Jenis Penelitian adalah deskriptif kualitatif dengan
Alamat Website: mudah mendapatkan
menggunakan pendekatan proses keperawatan (nursing
http://journal.um- audio dan dapat
process).
surabaya.ac.id/index.php/JKM Instrumen penelitian menggunakan Pedoman didengarkan setiap saat,
15
VALIDITAS (V) IMPORTANCY (I) APLICABLE (A)
JURNAL
Wawancara, Lembar Observasi, Perekam, Buku dan alat selain itu harganya juga
tulis terjangkau.

V2 ( Validitas Informasi )
responden umumnya memiliki
ciri-ciri yang sama yaitu mengarahkan telinga ke
arah tertentu, sering mendengar suara palsu,
emosi ketika mendengar suara palsu tersebut,
merasa terganggu, tidak berdaya, tertawa
sendiri,
menangis tanpa sebab. Biasanya penderita
halusinasi mendengar suara palsu ketika malam
hari.
Populasi adalah pasien dengan halusinasi
Sample 10 orang

V3 ( Validitas Perancu )
Dalam penelitian ini tidak terdapat variabel perancu
yang dijelaskan oleh peneliti

V4 ( Validitas Analisis )
Teknik Analisa menggunakan transkrip wawancara dan
Trianggulasi Sumber.
Hasil penelitian menunjukan bahwa 5 dari 8 responden
mengatakan halusinasi berkurang setelah melakukan
dzikir, dan 3 dari 8 responden mengatakan masih
16
VALIDITAS (V) IMPORTANCY (I) APLICABLE (A)
JURNAL
mendengar halusinasi setelah melakukan dzikir.
V5 ( Validitas Eksterna )
Penelitian ini sejan dengan penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh
Sulahyuningsih (2016) bahwa terapi religius
efektif untuk meningkatkan kemampuan
mengontrol halusinasi pendengaran. Dengan
berdzikir hati seseorang akan lebih tentram,
kegiatan terapi religius dzikir dapat menurunkan
gejala psikiatrik

Keputusan Klinis : Untuk mengurangi skor membaca surat Al-fatihah lebih efektif terhadap penurunan skor halusinasi pasien skizofrenia

17

Anda mungkin juga menyukai