Disusun Oleh:
HERVINA BARRANG
NIM.P07220421060
Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat
dan Berkatnya sehingga penulisan laporan desain inovatif “Penerapan
Penggunaan Media Audiovisual Terhadap Tingkat Kecemasan Saat Prosedur
Injeksi Pada Anak Prasekolah Di Ruang Dahlia RS.Pupuk Kaltim Bontang ” dapat
saya selesaikan.
Laporan desain inovatif ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas
praktik klinik keperawatan medikal bedah. Selain itu, agar pembaca dapat
memperluas ilmu yang berkaitan dengan judul laporan, yang saya sajikan
berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber dan hasil kegiatan yang telah
dilakukan.
Saya mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak terkait, terutama
kepada perseptor klinik dan akademik yang telah memberikan bimbingan dan
pengajaran dalam penyelesaian laporan ini.
Semoga laporan ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada
pembaca. Dan saya menyadari masih banyak kekurangan yang mendasar dalam
laporan ini. Oleh karena itu, saya memohon keterbukaan dalam pemberian saran
dan kritik agar lebih baik lagi untuk kedepannya.
Penulis
DAFTAR ISI
A. LATAR BELAKANG
World Health Organisation (WHO) pada tahun 2015 adalah sebanyak 45%
dari keseluruhan jumlah pasien anak usia pra sekolah yang di hospitalisasi.
rawat inap di rumah sakit di seluruh Indonesia adalah 2,8% dari total jumlah
anak 82.666 orang. Angka kesakitan anak pra sekolah di Indonesia 2,1 juta
atau sekitar 8%. Pada anak usia pra sekolah merasakan sakit dan harus
dihospitalisasi merupakan hukuman baginya dan 1/3 anak usia pra sekolah
mengalami hospitalisasi.
karena suatu alasan yang berencana atau darurat, mengharuskan anak tersebut
untuk tinggal di rumah sakit, menjalani terapi dan perawatan sampai pulih
dipengaruhi oleh banyak faktor, baik dari petugas (perawat, dokter, dan
Dampak dari hospitalisasi pada anak usia pra sekolah ada dua yaitu distress
psikis seperti : (cemas, takut, marah, kecewa, sedih, malu, rasa bersalah), dan
distres fisik seperti : imobilisasi, kurang tidur karena nyeri, bising, silau
karena pencahayaan yang terlalu terang, sehingga anak akan mengalami rasa
traumatik yang berlebihan dan tidak mau lagi dirawat di rumah sakit bila
pengetahuan dari anak akan penyakit, cemas karena pemisahan, takut akan
rasa sakit, kurang kontrol, marah, dan menjadi regresi (James & Sharma,
2012). Dampak jangka panjang pada anak usia pra sekolah yang mengalami
(Apriany, 2013). Karena pada masa ini, anak sedang dalam masa golden age
atau usia keemasan, Perkembangan ini akan terhambat jika anak mengalami
sosial, dan fungsi imunitas pada anak (Hidayat, A.A, 2012). Hal ini selaras
dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Rennick dkk tahun (2002 dalam
Twycross, 2009), pada 120 pasien anak di PICU dan bangsal bedah anak.
Sudah menjadi tugas perawat untuk memilih metode yang tepat dan
menciptakan lingkungan yang nyaman ketika melakukan tindakan pada
Mengatasi hal tersebut dibutuhkan suatu terapi yang merupakan bagian dari
menimbulkan rasa trauma baik fisik maupun psikis pada anak dan keluarga
rumah, rumah sakit, ataupun tempat kesehatan yang lain (Fradianto I, 2014).
terapi. Dirumah sakit anak harus menghadapi lingkungan yang asing dan
tindakan injeksi, minum obat, sehingga intervensi yang harus diberikan pada
anak usia sekolah tersebut harus melingkupi cakupan psikologi juga seperti
contoh intervensi kejiwaan, yang mengijinkan orang tua dan anak dalam satu
kecemasan pada anak antara lain: bermain boneka, bermain clay, bermain
sesuatu yang membuatnya tidak nyaman, cemas atau takut dengan cara
baik.
kartun atau gambar bergerak, merupakan media yang sangat menarik bagi
tinggi. Anak juga dapat mengeksplorasi perasaan, emosi, dan daya ingat
melalui audio visual, audio visual juga dapat membantu perawat dalam
pada suatu hal yang disukai oleh anak, misalnya menonton film kartun
B. TUJUAN
A. PENGERTIAN
a. Definisi
Anak prasekolah adalah mereka yang berusia antara tiga
sampai enam tahun (Patmonodewo, 1995:23). Anak prasekolah adalah
pribadi yang mempunyai berbagai macam potensi. Potensi-potensi itu
dirangsang dan dikembangkan agar pribadi anak tersebut berkembang
secara optimal. Tertunda atau terhambatnya pengembangan potensi-
potensi itu akan mengakibatkan timbulnya masalah. Taman kanak-
kanan adalah salah satu bentuk pendidikan prasekolah yang
menyediakan program pendidikan dini bagi anak usia 4 tahun sampai
memasuki pendidikan dasar (Supartini, 2004:34).
Anak usia prasekolah adalah masa keemasan (golden age)
yang mempunyai arti penting dan berharga karena masa ini
merupakan pondasi bagi masa depan anak. Masa ini anak memiliki
kebebasan untuk berekspresi tanpa adanya suatu aturan yang
menghalangi dan membatasinya. Menurut Biecher dan Snowman
(dalam Patmonodewo, 2003 : 16), anak prasekolah adalah mereka
yang berusia 3-6 tahun.
(a) Umumnya anak pada tahapan ini memiliki satu atau dua
berbeda.
cepat berganti-ganti.
anak pada usia tersebut dan iri hati pada anak usia prasekolah
(Patmonodewo, 2003:35)
2. Kecemasan
a. Definisi
dari bahasa latin “angustus” yang berarti kaku, dan “ango, anci” yang
jelas dan tidak didukung oleh situasi. Ketika merasa cemas individu
2007):
1) Teori Psikoanalitik
2) Teori Interpersonal
3) Teori Perilaku
1) Faktor Eksternal
individu.
2) Faktor Internal
(a) Usia
gangguan kecemasan.
perasaan cemasnya.
kepribadian B.
c. Tingkat Kecemasan
Menurut Stuart (2007) ada empat tingkat kecemasan yang
1) Kecemasan Ringan
gelisah.
2) Kecemasan Sedang
3) Kecemasan Berat
audio juga mempunyai unsur gambar yang dituangkan melalui pita video.
gambar bergerak dan bersuara ataupun animasi dengan harapan pasien asik
kartun atau gambar bergerak, merupakan media yang sangat menarik bagi
tinggi. Anak juga dapat mengeksplorasi perasaan, emosi, dan daya ingat
melalui audio visual, audio visual juga dapat membantu perawat dalam
(Tamsuri, 2007).
lebih fokus pada kegiatan menonton film kartun, hal tersebut membuat
B. MEKANISME
1. Identifikasi Pertanyaan
a. Analisa PICOT
ke 5
media audiovisual
2022
b. Pertanyaan Klinis
Penelitian ini edistraksi film kartun didapatkan hasil terdapat IIB Penelitian ini merupakan penelitian
(20 anak. nterhadap tingkat pengaruh teknik distraksi eksperimen membahas mengenai
ekecemasan anak usia 4-6 visual film kartun terhadap terapi non farmakologis dalam
II
ltahun , pre sirkumsisi di tingkat kecemasan anak usia pemeberian intervensi media
iklinik 4-6 tahun pre sirkumsisi di audiovisual dengan latar belakang,
t klinik. tujuan, metode, sampel yang menbuat
i kriteria inklusi dan esklusi
a
n Kelemahan :
Tidak dijelaskan variable perancu dalam
i penelitian, tidak dijelaskan yang
n menjadi penghambat dalam penelitian.
i Tempat penelitian tidak disebutkan secara
jelas.
m
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n
m
e
t
o
d
e
P
r
e
E
k
s
p
e
r
i
m
e
n
t
D
e
s
i
g
n
(
n
o
n
d
e
s
i
g
n
)
d
e
n
g
a
n
o
n
e
g
r
o
u
p
p
r
a
-
p
o
s
t
t
e
s
t
d
e
s
i
g
n
.
Uji
y
a
n
g
d
i
g
u
n
a
k
a
n
y
a
i
t
u
u
j
i
W
i
l
c
o
x
o
n
S
i
g
n
e
d
R
a
n
k
s
T
e
s
t
De
n
g
a
n
t
e
k
n
i
k
a
c
c
i
d
e
n
t
a
l
s
a
m
p
l
i
n
g
e
s
i
g
n
(
n
o
n
d
e
s
i
g
n
)
d
e
n
g
a
n
o
n
e
g
r
o
u
p
p
r
a
-
p
o
s
t
t
e
s
t
d
e
s
i
g
n
d
e
n
g
a
n
t
e
k
n
i
k
a
c
c
i
d
e
n
t
a
l
s
a
m
p
l
i
n
g
3 Jumlah
R sampel Pengaruh atraumatic Berdasarkan hasil Kekuatan :
Penerapan evidence based nursing pemberian IIB
a
u
d
i
IIB
o
v
i
s
u
pada penelitian care : audiovisual implementasi keperawatan di Penelitian ini merupakan penelitian
a
l
d
e
n
g
a
n
(ini adalah 26 dengan portable DVD ruang Teratai lantai 3 selatan eksperimen membahas mengenai
o
r
t
a
b
e
l
D
V
D
anak yang terhadap hospitalisasi didapatkan hasil bahwa terapi non farmakologis dalam
p
l
a
y
e
r
i
n
i
Kriteria inklusi sebagai salah satu teknik audiovisual dengan latar belakang,
m
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n
anak yang atraumatic care dapat tujuan, metode, sampel yang menbuat
m
e
t
o
d
e
p
e
n
q
u
a
e
k
s
p
e
r
i
m
d
e
n
g
a
n
p
e
n
g
a
s
a
m
p
dari 18 tahun
e
l
s
e
c
a
r
a
dan telah
o
n
s
e
c
u
t
i
v
e
mendapatkan
s
a
m
p
l
i
n
g
tindakan Penerapan
keperawatan evidence based
sebelumnya nursing
dan kriteria pemberian audio
eksklusinya visual ini
adalah anak dilakukan
yang menggunakan
mengalami metode
penurunan penelitian quasi
kesadaan dan eksperimen
24 jam pasca dengan teknik
operasi. pengambilan
sampel secara
consecutive
sampling
4 OneL hundred thirty
Randomized trialOne hundred and thirty Allowing the viewing of IIB Kekuatan:
(children aged 3 examined the children, aged 3 to 7 animated cartoons by Penelitian ini merupakan penelitian
to 7 years with effects of 2 years, ASA physical pediatric surgical patients is a eksperimen, dengan pembagian sampel
ASA physical behavioral status I or II, were very effective method to nya disertai groub pengeontrol.
status I or II interventions enrolled. Children alleviate preoperative anxiety. Dijelaskan inklusi dan ekslusi
were enrolled. on preoperative having emergency
Subjects were anxiety in surgery and those with Kelemahan :
randomly children previous anesthetic Tidak disertai variable perancu
assigned to 1 undergoing experience,
of 3 groups: general developmental delays,
group 1 anesthesia for mental retardation, or
(control), elective surgery chronic illnesses were
group 2 (toy), excluded from the study.
and group 3 Subjects were randomly
(animated assigned by computer-
cartoon). generated random
number to 1 of 3 groups:
group 1 (control), group
2 (toy), and group 3
(animated cartoon).
H S
Pampel diambil Teknik distraksi kelompok perlakuan IIB Kekuatan
menggunakan audiovisual ini memberikan respons Penelitian ini merupakan penelitian
( teknik quota digunakan untuk penerimaan yang baik eksperimen, dengan pembagian sampel
sampling. Uji mengalihkan respons sebesar 86.7 % sedangkan nya disertai groub pengeontrol.
statistik yang penerimaan buruk anak kelompok kontrol sebesar
digunakan selama dilakukan 26.7 %. Analisis pengaruh Kelemahan:
yaitu chi square tindakan injeksi di dapatkan P value = 0.001 Tidak dijelaskan variable perancu dalam
( = 0.05), intravena. yang berarti ada pengaruh penelitian, tidak dijelaskan yang
kekuatan distraksi audiovisual menjadi penghambat dalam penelitian.
pengaruh dengan respons penerimaan
dihitung anak dengan odd ratio
dengan odd 17.875 yang berarti setiap
ratio. pasien anak yang diberikan
Desain yang distraksi audiovisual
digunakan memiliki kecenderungan
Quasy memberikan respons baik
Experimental sebesar 17.875 lebih besar
Design dengan dibandingkan anak yang
rancangan post tidak diberikan distraksi
test only design audiovisual.
with control
C. MANAJEMEN
Penulis akan menjelaskan prosedur kepada responden dan juga orang
1. Kriteria Pasien
Inklusi
compos mentis
Eklusi
responden.
2. Waktu Pelaksanann
3. Teknik/Cara
video dengan video hiburan dan menanyakan kepada anak video apa
yang akan dilihat oleh pasien. Biarkan pasien menonton selama 2 menit,
ketika pasien terlihat terdistraksi dengan video yang diputar perawat
A. RANCANGAN PENELITIAN
rancangan penelitian yang digunakan adalah Pre Test And Post Test Without
B. RESPONDEN
An. R, 4 tahun dengan Typoid Fever, lama rawat inap 3 hari dan An.
C. JENIS INTERVENSI
D. TUJUAN
1. Mengurangi tingkat kecemasan pada anak selama di rawat di rumah sakit.
jangka panjang.
E. WAKTU
Desain inovatif ini di lakukan selama 3 hari, pada tanggal 7 Februari s.d 9
Februari 2022 di ruang Dahlia kamar 3 dan kamar 4
F. SETTING
Di Rumah Sakit Pupuk Kaltim Bontang, ruang Dahlia , kamar 3 klien An. R
Typoid Fever. Kamar 4 klien An. W dengan Observasi Febris hari ke 5.
Rangkaian gambar elektronis yang disertai oleh unsur suara audio juga
PENGERTIAN mempunyai unsur gambar yang dituangkan melalui pita video. Kombinasi
antara distraksi pendengaran (audio) dan distraksi penglihatan (visual)
disebut distraksi audiovisual
1. Mengurangi tingkat kecemasan pada anak selama di rawat di
TUJUAN rumah sakit.
2. Meminimalkan dampak hospitalisasi dalam jangka pendek,
maupun jangka panjang.
3. Mendistraksikan anak dari rasa ansietasnya
4. Membantu meningkatkan rasa kepercayaan dari pasien maupun
orang tua pasien sehingga memudahkan pelaksanaan asuhan
keperawatan.
Indikasi
Diterapkan pada anak prasekolah (3-6 tahun) yang mengalami kecemasan
(hospitalisasi), yang dapat mengganggu/menghambat pelaksanaan asuhan
INDIKASI/ keperawatan.
KONTRAINDIKASI Kontraindikasi
1. Klien atau orang tua pasien yang tidak berkenan
2. Klien dengan penyakit kronik atau kesadaran tidak compos
mentis.
PERSIAPAN 1. Pulpen
2. Lembar penilain tingkat kecemasan
ALAT 3. Box Steril
4. Medicine (sesuai)
5. Kapas alkohol
6. Handphone
A. Pra Interaksi
1. Mengumpulkan data tentang klien.
2. Menciptakan lingkungan yang nyaman
3. Membuat rencana pertemuan tindakan keperawatan
4. Lakukan cuci tangan menggunakan hand rub/hand wash
5.
B. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam kepada klien dengan menyapa nama
pasien dan perawat memperkenalkan diri
2. Menjelaskan prosedur dan tujuan tindakan kepada
klien/orang tua klien
3. Menjelaskan kontrak waktu dan tempat kepada klien atau
orang tua klien
4. Menanyakan persetujuan dan persiapan klien sebelum
kegiatan dilakukan
C. Tahap Kerja
1. Atur posisi klien dengan nyaman.
2. Memberikan edukasi dengan memperlihatkan video pada
folder video edukasi selama 5 menit.
PROSEDUR
3. Perawat menyiapkan obat
4. Perawat menukar video dengan video hiburan selama 2
menit. Sambil mengevaluasi
5. Jika klien terlihat terdistraksi dengan video yang sedang
dilihat, perawat melakukan Tindakan invasive
6. Biarkan klien tetap menonton selama 2 menit
7. Evaluasi kepada klien ataupun kepada orang bagaimana
respon klien sebelum dan sesudah menonton video.
D. Terminasi
1. Merapikan alat
2. Kontrak tindak lanjut
3. Salam
4. Dokumentasi
BAB 1V
LAPORAN KEGIATAN
A. PELAKSANAAN KEGIATAN
Pasien 1
Nama : An. R
DOB :
Pasien 2
Nama : An. W
DOB :
Kegiatan ini dilakukan mulai tanggal 7-9 Februari 2022, dengan penerapan
Senin Memperkenalkan diri, Pasien dan keluarga Memperkenalkan diri, Pasien dan keluarga
7/02/22 menjelaskan maksud Kooperatif. menjelaskan maksud Kooperatif.
dan tujuan intervensi, dan tujuan intervensi,
mengontrak pasien mengontrak pasien
untuk diberikan untuk diberikan
intervensi yang akan intervensi yang akan
dilakukan. dilakukan.
Meminta persetujuan Pasien dan keluarga Meminta persetujuan Pasien dan keluarga
Informed Consent. setuju. Informed Consent. setuju.
Rabu Menerapkan media Saat perawat mendekat Menerapkan media Saat perawat
9/02/22 audiovisual : klien tenang, tapi tetap audiovisual : mendekat klien
Perawat memberikan ingin ibunya ada Perawat memberikan tenang, tapi tetap
tontonan tentang dekatnya. tontonan tentang ingin ibunya ada
periksa kesehatan Klien focus dengan periksa kesehatan dekatnya.
(klien menonton film yang ditonton, (klien menonton Klien focus dengan
selama 5 menit; Film klien tersenyum dan selama 5 menit; Film film yang ditonton,
animasi“Dokter Kecil senang. etelah animasi“Dokter Kecil klien tersenyum dan
Periksa kesehatan”) klien terdistraksi Periksa kesehatan”) senang. etelah
Perawat menyiapkan dengan film animasi Perawat menyiapkan klien terdistraksi
obat “Putri Sofia” yang obat dengan film animasi
Perawat memberi ditonton. Perawat memberi “Putri Sofia” yang
tontona film Putri obat injeksi dapat tontona film Putri ditonton.
Sofiaselama 2 menit diberikan, tanpa ada Sofiaselama 2 menit obat injeksi dapat
Jia klien tampak penolakan atau Jia klien tampak diberikan, tanpa ada
terdistraksi dengan rengekan dari klien. terdistraksi dengan penolakan atau
film, perawat film, perawat rengekan dari klien
memberikan terapi memberikan terapi
injeksi injeksi
B. FAKTOR PENDUKUNG
C. FAKTOR PENGHAMBAT
D. EVALUASI KEGIATAN
1. Evaluasi Proses
2. Evaluasi hasil
E. PEMBAHASAN
terhadap tingkat kecemasan saat prosedur injeksi pada anak prasekolah. Rifka Putri
sebagai salah satu teknik atraumatic care dapat menghilangkan kecemasan pada
KESIMPULAN
A. KESIMPULAN
mengenai kecemasan pada pasien yang mendapat terapi injeksi yang telah
selama 3 hari setiap pagi dan sore dalam waktu ±15 menit, didapatkan hasil,
bahwa tingakat kecemasan An. W dan An. A dapat diatasi dengan menonton
video kartun.
B. SARAN
anak presekolah saat pemberian terapi injeksi saat anak dalam kondisi
prasekolah.
DAFTAR PUSTAKA
Wong, D.L., et al. (2009). Buku Ajar Keperawatan Pediatrik, vol 1. Jakarta: EGC.
. (2009). Buku Ajar Keperawatan Pediatrik, vol 2. Jakarta: EGC.
Kode responden:
6. Susah tidur 0 1 2 3 4
11. Gugup 0 1 2 3 4