Anda di halaman 1dari 32

Mikrobiologi

Dosen Pengampu : Drs. H. Lamri, M. Kes


Kelompok 3
1. Adelia Audry Hernanda
2. Alya Putri Rahmadani
3. Annisa Nur Rizky
4. Armivia Puteri Djailani
5. Desi Wahyuni
6. Feni Sundari Irianto
7. Fera
8. Fidia Novilasari
9. Fitria Andini
10. Friska Bunga Simanjorang
Pembahasan
01 02
Teknik Mencuci Sterilisasi Alat
Tangan

03 04
Desinfeksi Antisepsis
01
Teknik Mencuci
Tangan
Mengapa kita harus mencuci tangan ?

Kuman penyakit sangat mudah ditularkan melalui tangan. Pada


saat makan kuman dengan cepat masuk ke dalam tubuh, yang
bisa menimbulkan penyakit. Tangan kadang terlihat bersih
secara kasat mata namun tetap mengandung kuman. Sabun
dapat membersihkan kotoran dan merontokkan kuman. Tanpa
sabun, kotoran dan kuman masih tertinggal di tangan. Inilah
kenapa kita sangat dianjurkan untuk mencuci tangan.
Kuman dapat menyebar dari orang lain
atau permukaan saat :
1. Menyentuh mata, hidung, dan mulut Anda dengan tangan
yang tidak dicuci.
2. Makan atau menyiapkan makanan dan minuman dengan
tangan yang tidak dicuci.
3. Menyentuh permukaan atau benda yang terkontaminasi.
4. Mengesang, batuk, atau bersin ke tangan dan kemudian
menyentuh tangan orang lain atau benda-benda.
Menurut WHO, mencuci tangan agar bersih
menghabiskan waktu sekitar 20-30 detik.

Berikut ada 7 langkah mencuci tangan yang


benar menurut WHO untuk mencegah infeksi virus,
kuman, dan bakteri.

1. Basahi tangan dan tuangkan atau oleskan


produk sabun di telapan tangan.
2. Tangkupkan kedua telapak tangan dan
gosokkan produk sabun yang telah
dituangkan.
3. Letakkan telapak tangan kanan di atas
punggung tangan kiri dengan jari yang
terjalin dan ulangi untuk sebaliknya.
4. Letakkan telapak tangan kanan ke telapak
tangan kiri dengan jari saling terkait.
5. Tangan kanan dan kiri saling menggenggam dan jari bertautan agar
sabun mengenai kuku dan pangkal jari.
6. Gosok ibu jari kiri dengan menggunakan tangan kanan dan
sebaliknya.
7. Gosokkan jari-jari tangan kanan yang tergenggam di telapak tangan
kiri dan sebaliknya.
8. Bilas dan keringkan. Setelah kering, tangan Anda sudah aman dari
bakteri dan kotoran.
02
Sterilisasi Alat
Sterilisasi Alat
Sterilisasi adalah suatu cara untuk membebaskan sesuatu
(alat,bahan,media,dan lain-lain) dari mikroorganisme yang
tidak diharapkan kehadirannya baik yang pathogen maupun
yang non patogen.

Tujuan sterilisasi adalah


CREDITS: untuk membebaskan
This presentation template suatu
was created by Slidesgo, including icons
benda dari semuabymikroorganisme, baik
Flaticon and infographics bentuk vegetative
& images
maupun bentuk spora.
by Freepik.
Ada 3 cara untuk melakukan sterilisasi :

terilisasi secara mekanik (filtrasi)

Sterilisasi secara fisik dapat


dilakukan dengan pemanasan
(kering & basah) & penyinarann
Sterilisasi dengan
cara kimia
Efektivitas berbagai metode sterilisasi
tergantung 4 faktor:

01 02
Jenis mikroorganisme yang
ada Jumlah mikroorganisme
yang ada
03 04
Jumlah dan jenis materi organik
Jumlah retakan dan
yang melindungi
celah alat
mikroorganisme
B. Sterilisasi secara fisik dengan
A. Sterilisasi secara mekanik (filtrasi)
pemanasan & penyinaran
Filtrasi Udara STERILISASI KERING
● HEPA (High Efficiency Particulate Air) 1. Pemijaran
● Digunakan untuk system irigasi dalam
ruangan operasi Membakar alat pada api secara
langsung. Contoh alat : jarum inoculum,
Filtrasi Cairan pinset, batang L, dll.

● Menggunakan suatu saringan yang berpori 2. Panas Kering


sangat kecil (0.22 mikron/0.45 mikron)
sehingga mikroba tertahan pada saringan (Oven)
tersebut. Sterilisasi dengan oven kira-kira
● Proses ini ditujukan untuk sterilisasi bahan 60-1800℃. Sterilisasi ni cocok untuk
yang peka panas, misal larutan enzim & alat yang terbuat dari kaca misalnya
antibiotic Erlenmeyer, tabung reaksi, dll.
Oven
B. Sterilisasi secara fisik dengan pemanasan &
penyinaran
STERILISASI BASAH
1. Autoclave (Uap bertekanan)

• Suhu 121℃ dan tekanan 15 lbs


• Untuk sterilisasi media, sediaan injeksi & suspensi,
serta plastik dan karet
• Serta dapat membunuh segala jenis mikroorganisme,
termasuk spora resisten

Autoklaf Manual & Autoklaf Otomatis


2. Pasteurisasi
Digunakan pada sterilisasi susu untuk membunuh kuman dengan suhu
65℃/30 menit.

3. Tyndalisasi
Dilakukan selama 3 hari berturut-turut dengan
suhu 100℃ selama 1 jam.

4. Pendidihan
• Sterilisasi jarum spuit, penutup karet, alat bedah
• Suhu 100℃ ± 20 menit
• Bentuk vegetatif mati namun spora bertahan
PENYINARAN

1. Penyinaran dengan sinar UV


• Untuk membunuh mikroba yang menempel pada permukaan interior Safety Cabinet
• Digunakan untuk sterilisasi kamar operasi dengan cara sterilisasi udara
• Bersumber dari lampu uap merkuri
2. Radiasi sinar X
• Mempunyai daya penetrasi lebih besar
3. Radiasi sinar katoda
• Untuk mensterilkan hama pada suhu kamar
 
C. Sterilisasi dengan cara kimia
Beberapa hal yang perlu diperhatikan
pada disinfeksi
Faktor-faktor yang mempengaruhi kimia :
sterilisasi dengan cara kimia :
• Rongga (space)
• Sebaiknya bersifat membunuh (germisid)
• Jenis bahan yang digunakan • Waktu (lamanya) disinfeksi harus tepat
• Konsentrasi bahan kimia • Pengenceran harus sesuai dengan anjuran
• Sifat kuman • Solusi yang biasa dipakai untuk membunuh
spora kuman biasanya bersifat sangat mudah
• Ph
menguap
• Suhu • Merawat tangan setelah berkontak dengan
disinfektan, sebaiknya menyediakan hand
lotion.
Beberapa zat kimia yang digunakan sterilisasi
kimia :

1. Alkohol : Paling efektif untuk sterilisasi dan


desinfeksi
2. Halogen : Mengoksidasi protein kuman
3. Yodium : Konsentrasi yang tepat tidak
mengganggu kulit. Efektif terhadap berbagai
protozoa.
4. Klorin : Memiliki warna khas dan bau tajam
desinfeksi ruangan, permukaan serta alat non bedah.
03
Desinfeksi
Desinfeksi
Desinfeksi adalah proses menghilangkan sebagian
besar atau semua mikroorganisme patogen kecuali spora
bakteri yang terdapat di permukaan benda mati (non-
biologis, seperti pakaian, lantai, dinding).

Prinsip desinfeksi hampir sama dengan


sterilisasi,hanya saja tidak bebas hama. Bahan yang
digunakan untuk proses desinfeksi disebut desinfektan.
Hal-hal yang diperhatikan dalam memilih
desinfektan :
Sifat mikrosidal (membunuh
jasad renik)
Sifat mikrostatik (menghambat
pertumbuhan jasad renik)

Kecepatan penghambatan

Tidak mahal, aktivitasnya


tetap dalam waktu lama,
larut dalam air dan stabil
dalam larutan.
Kriteria desinfektan yang baik :

1 Bekerja dengan cepat pada suhu kamar

2 Berspektrum luas

Aktivitasnya tidak dipengaruhi oleh bahan organik, pH,


3 temperatur, dan kelembapan.

4 Tidak toksik & korosif pada hewan dan manusia

5 Tidak bau & tidak meninggalkan noda

6 Stabil, mudah digunakan & ekonomis


04
Antisepsis
Antisepsis

Antisepsis adalah proses pengurangan


jumlah mikroorganisme pada kulit,
selaput lendir atau jaringan tubuh lain
menggunakan antimikroba (antisepsis).

Penggunaan antisepsis umumnya untuk


kebersihan tangan atau pembersihan kulit
sebelum tindakan bedah.
Pilihan antisepsis yang efektif
adalah :
1. Tidak menyebabkan rusak atau
teriritasinya kulit atau selaput lendir

2. Tidak mempunyai efek residu, tapi


proses penghancuran tetap berjalan
Beberapa antisepsis yang dianjurkan :

4. Iodin ( 3 % )
1. Larutan yang berbahan dasar alkohol (tingtur)seperti
iodin atau klorheksidin
5. Iodofor ( 7,5 - 10 % ) konsentrat lain Betadin
2. Alkohol 60 - 90 % etil, isopropil atau " methylated
6. Kloroheksilenol ( Para-kloro-metaksilenol atau PCMX
spirit "
) --> 0,5 - 3,75 %, konsentrat lain Dettol
3. Klorheksidin glukonat ( 2 - 4 % )
7. Triklosan 0,2 - 2 %
Produk yang tidak boleh digunakan
sebagai antisepsis adalah :

1. Heksaklorofen ( HCP )
2. Zefran ( Benzalkonium klorid )
3. Merkuri Laurel atau produk merkuri lain.
Tindakan Antisepsis
Pencucian/pembersihan luka biasanya digunakan cairan
atau larutan antiseptik seperti :

2. Halogen dan
1. Alkohol senyawanya
3. Oksidansia

Sifatnya bakterisida a) Yodium antiseptik yang sangat kuat, berspektrum luas dan a) Kalium permanganat
kuat dan cepat (efektif dalam konsentrasi 2% membunuh spora dalam 2-3 jam bersifat bakterisid dan
dalam 2 menit) b) Povidon Yodium (Betadine, septadine dan isodine) fungisida agak lemah
kompleks yodium dengan polyvinylpirrolidone yang
tidak merangsang, mudah dicuci karena larut dalam air
berdasarkan sifat
dan stabil karena tidak menguap. oksidator.
c) Yodoform sudah jarang digunakan. Penggunaan biasanya b) Perhidrol (Peroksida air,
untuk antiseptik borok. H2O2) mengeluarkan
d) Klorhesidin (Hibiscrub, savlon, hibitane) senyawa kotoran dari dalam
biguanid dengan sifat bakterisid dan fungisid, tidak luka dan membunuh
berwarna, mudah larut dalam air, tidak merangsang
kulit dam mukosa, dan baunya tidak menusuk hidung.
kuman anaerob.
4. Logam berat
5. Asam Borat 6. Derivat Fenol
dan garamnya

a) Merkuri klorida (sublimat)


berkhasiat menghambat (konsentrasi 3%) a) Trinitrofenol (asam
pertumbuhan bakteri dan jamur. bakteriostatik lemah pikrat) antiseptik wajah
b) Merkurokrom (obat merah)dalam dan genitalia eksterna
larutan 5-10%. Sifatnya sebelum operasi dan
bakteriostatik lemah, luka bakar.
mempercepat keringnya luka b) Heksaklorofan (pH
dengan cara merangsang isohex) berkhasiat
timbulnya kerak (korts) untuk mencuci tangan.
7. Basa ammonium kuartener/etakridin (rivanol)
turunan aridin dan berupa serbuk berwarna
kuning dam konsentrasi 0,1%. Kegunaannya
sebagai antiseptik borok bernanah, kompres dan
irigasi luka terinfeksi.
Thank You!
CREDITS: This presentation template
was created by Slidesgo, including icons
by Flaticon and infographics & images
by Freepik.

Please keep this slide for attribution.

Anda mungkin juga menyukai