Anda di halaman 1dari 65

PENGARUH TERAPI BERMAIN STORYTELLING DENGAN

MEDIA HAND PUPPET TERHADAP KECEMASAN


HOSPITALISASI ANAK USIA PRA SEKOLAH
EVIDENCE BASE NURSING

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Stase Keperawatan Anak

Dosen Pengampu : Yusi Sofiah, S.Kep., Ners., M.Kep. Sp. Kep. An

Disusun oleh :

Neni Nuraenah, S.Kep (402020025) Farhan Fauzi, S.Kep (402020041)

Hendar M Al-Faiz, S.Kep (402020053) Retno Anesti, S.Kep (402022028)

Mayang Arlita Afandi, S.Kep (402020040) Achef Fajar Sidiq, S.Kep (402020042)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS ANGKATAN 8

UNIVERSITAS AISYIYAH BANDUNG

2020
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan

analisis artikel yang merupakan salah satu syarat tugas stase keperawatan anak

dalam menempuh pendidikan Program Studi Profesi Ners Universitas Aisyiyah

Bandung.

Penulis dapat menyusun makalah ini berjudul “Pengaruh Terapi Bermain

Storytelling Dengan Media Hand Puppet Terhadap Kecemasan Hospitalisasi

Anak Usia Pra Sekolah”. Dalam proses penyusunan makalah ini, penyusun

mengalami banyak permasalahan. Namun berkat arahan dan dukungan dari

berbagai pihak akhirnya makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Pada

kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati, penyusun mengucapkan

terimakasih kepada Ibu Ns. Yusi Sofiyah, M.Kep.,Sp.Kep.An.

Sebagai makhluk-Nya yang lemah kami menyadari bahwa laporan asuhan

keperawatan ini masih jauh dari kata sempurna karena keterbatasan ilmu

pengetahuan dan sumber-sumber yang ada. Oleh karena itu penulis mengharapkan

saran dan kritik sebagai perbaikan dimasa yang akan datang.

Bandung, 1 Februari 2021

Kelompok 7

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

A. Latar Belakang.................................................................................................1

B. Rumusan Masalah............................................................................................4

C. Tujuan..............................................................................................................5

D. Manfaat Tinjauan Literatur..............................................................................6

BAB II METODE...................................................................................................7

A. Rumusan PICO................................................................................................7

B. Pencarian Literatur...........................................................................................8

BAB III HASIL DAN ANALISIS.......................................................................11

BAB IV PEMBAHASAN.....................................................................................50

A. Hasil Analisa.................................................................................................50

B. Keputusan Klinis...........................................................................................53

C. Standar Operasional Prosedur (SOP) Terapi Bermain Storry Telling And


Hand Puppet.......................................................................................................55

BAB V PENUTUP................................................................................................58

A. Kesimpulan....................................................................................................58

B. Saran..............................................................................................................58

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masa anak-anak merupakan suatu masa di mana terjadi berbagai proses

pertumbuhan dan perkembangan yang pesat. Seperti halnya orang dewasa,

anak juga dapat terangsang penyakit namun berbeda dengan jenis

penanganannya, perawatan pada anak memerlukan keterampilan yang lebih

untuk menunjang kesehatannya (Nurlaili, 2018). Prevalensi hospitalisasi pada

anak usia pra sekolah menurut data World Health Organization (WHO) pada

tahun 2015 adalah sebanyak 45% dari keseluruhan jumlah pasien anak usia

pra sekolah yang di hospitalisasi. Menurut Survey Sosial Ekonomi Nasional

(SUSENAS) tahun 2015 jumlah kesakitan anak di indonesia 15,26% dari

jumlah total penduduk Indonesia, dan diperkirakan 45% diantaranya

mengalami kecemasan (Larasaty & Sodikin, 2020).

Menurut Wong (2008) Hospitalisasi anak merupakan proses karena suatu

alasan yang berencana atau darurat yang mengharuskan anak untuk tinggal di

rumah sakit dan menjalani terapi. Perasaan yang sering muncul pada anak

yaitu cemas, marah, sedih, takut, dan rasa bersalah. Selama proses rawat inap

anak bisa mendapatkan berbagai pengalaman tidak mengenakan yang

traumatis. Pada saat anak di rawat di rumah sakit membuat anak terpisah dari

lingkungan mereka yang penuh kasih sayang, menyenangkan dan yang

dirasakan aman, yaitu suasana lingkungan rumah, permainan, dan teman

sepermainannya.

1
2

Anak menolak makan, menangis perlahan, sering mengajukan pertanyaan,

dan tidak bersahabat dengan petugas kesehatan itu adalah reaksi anak terhadap

perpisahan dari lingkungan sebelumnya (Sari & Batubara, 2017).

Dampak dari hospitalisasi pada anak usia pra sekolah ada dua yaitu

distress psikis seperti : (cemas, takut, marah, kecewa, sedih, malu, rasa

bersalah), dan distres fisik seperti : imobilisasi, kurang tidur karena nyeri,

bising, silau karena pencahayaan yang terlalu terang, sehingga anak akan

mengalami rasa traumatik yang berlebihan dan tidak mau lagi dirawat di

Rumah sakit bila tenaga kesehata tidak mendengarkan dan mengidentifikasi

persepsi perasaan anak tersebut ketika dimasa perawatannya. Kecemasan pada

anak usia prasekolah ditunjukkan dengan reaksi anak yang ketakutan akibat

kurangnya pengetahuan dari anak akan penyakit, cemas karena pemisahan,

takut akan rasa sakit, kurang kontrol, marah, dan menjadi regresi (Anggika A,

2016).

Dampak jangka panjang pada anak usia pra sekolah yang mengalami

kecemasan akibat hospitalisasi adalah terhambatnya tumbuh kembang anak.

Karena pada masa ini, anak sedang dalam masa golden age atau usia

keemasan, Perkembangan ini akan terhambat jika anak mengalami kecemasan

akibat hospitalisasi. Keterlambatan perkembangan tersebut diantaranya dapat

menyebabkan anak usia pra sekolah mempunyai kemampuan membaca yang

buruk, kenakalan pada anak, sangat trauma setelah mengalami hospitalisasi,

menurunnya kemampuan intelektual, sosial, dan fungsi imunitas pada anak

(Amalia et al (2018).
Peran perawat untuk memilih metode yang tepat dan menciptakan

lingkungan yang nyaman ketika melakukan tindakan pada pasien anak dalam

perawatan hospitalisasi. Mengatasi hal tersebut dibutuhkan suatu terapi yang

merupakan bagian dari atraumatic care. Atraumatik care adalah asuhan

keperawatan yang tidak menimbulkan rasa trauma baik fisik maupun psikis

pada anak dan keluarga akibat setting, personel dan penggunaan intervensi

tertentu seperti prosedur perawatan atau setting menyangkut tempat pemberian

perawatan, misal di rumah, rumah sakit, ataupun tempat kesehatan yang lain

(Anggika A, 2016).

Perawatan invasive di rumah sakit anak harus menghadapi lingkungan

yang asing dan menerima asuhan keperawatan yang belum dikenal seperti

mengalami tindakan injeksi, minum obat, Sehinga Intervensi yang harus

diberikan pada anak usia sekolah tersebut harus melingkupi cakupan psikologi

juga seperti contoh intervensi kejiwaan, yang mengijinkan orangtua dan anak

dalam satu ruangan atau lebih dikenal dengan pendekatan family center care.

Salah satu intervensi yang dapat digunakan untuk mengatasi ansietas atau

kecemasan pada anak usia pra sekolah yaitu terapi story telling dengan media

hand puppet (Sari & Batubara, 2017).

Terapi bermain merupakan salah satu teknik yang akan membantu

menurunkan ketegangan emosional yang dirasakan anak. Secara bertahap

respon psikis maupun fisiologis kecemasan dan ketakutan akan berkurang dan

kepercayaan diri anak akan berkembang optimal pula. Melalui bermain, anak

akan belajar tentang dunia dan kehidupan serta berhubungan dengan orang

lain.
Kesempatan bermain bagi anak seharusnya didapatkan dimana saja, termasuk

ketika anak dirawat di rumah sakit (Pawiliyah & Marlenis, 2019).

Terapi story telling merupakan salah satu teknik bermain terapeutik yang

bercerita atau mendongeng dalam menyampaikan isi perasaan, buah pikiran

atau sebuah cerita kepada anak-anak melalui lisan Terapi bermain boneka

tangan berdampak terapeutik pada peningkatan komunikasi anak dan

merupakan media untuk mengekspresikan perasaan yang mereka alami selama

di rumah sakit. Seringkali anak terlalu takut untuk mengungkapkan

perasaannya pada saat mengalami perawatan medis. Penggunaan boneka

tangan pada anak- anak bertujuan untuk mengidentifikasi ketakutan dan

kesalahpahaman tentang apa yang terjadi pada mereka (Padila, Agusramon, &

Yera, 2019).

Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa ketakutan pada anak

yang mengalami hospitalisasi cukup besar dan memberikan dampak terhadap

proses asuhan keperawatan. Perawat perlu mengetahui bagaimana cara

menurunkan ketakutan pada anak yang dirawat di rumah sakit. Peninjauan

literatur ini bertujuan untuk menegetahui seberapa besar efektifitas pengaruh

storytelling dengan media hand puppet terhadap penurunan ketakutan anak

hospitalisasi usia prasekolah.

B. Rumusan Masalah
Kondisi lingkungan rumah sakit adalah salah satu penyebab kecemasan

bagi anakanak baik lingkungan sosial seperti sesama pasien anak-anak yang di

rawat serta sikap dan interaksi petugas dan lingkungan fisik rumah sakit

seperti bangunan atau ruang perawatan, peralatan rumah sakit, bau khas,

petugas rumah sakit dan pakaian putih pekerja. Berdasarkan latar belakang

diatas, masalah
yang akan dianalisis dapat dirumuskan adalah efektifitas storytelling dengan

media hand puppet pada kecemasan anak pra sekolah.

C. Tujuan
1. Tujuan Umum

Tujuan umum merupakan tujuan yang mencakup tinjauan literatur yang

akan dianalisis. Tinjauan literatur ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh

Terapi Bermain Storytelling Dengan Media Hand Puppet Terhadap

Kecemasan Hospitalisasi Anak Usia Pra Sekolah.

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus merupakan uraian yang lebih konsisten dengan pernyataan

tinjauan literatur. Adapun tinjauan literatur ini bertujuan sebagai berikut.

a. Mampu mengidentifikasi artikel yang terakit dengan Pengaruh Terapi

Bermain Storytelling Dengan Media Hand Puppet Terhadap Kecemasan

Hospitalisasi Anak Usia Pra Sekolah

b. Mampu menelaah artikel yang terkait dengan Pengaruh Terapi Bermain

Storytelling Dengan Media Hand Puppet Terhadap Kecemasan

Hospitalisasi Anak Usia Pra Sekolah

c. Mampu menyimpulkan hasil artikel terkait Pengaruh Terapi Bermain

Storytelling Dengan Media Hand Puppet Terhadap Kecemasan

Hospitalisasi Anak Usia Pra Sekolah


D. Manfaat Tinjauan Literatur
Hasil tinjauan literatur ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi

lingkup keperawatan diantaranya.

1. Manfaat bagi Mahasiswa

Tinjauan literatur ini diharapkan dapat memberikan acuan dalam

intervensi keperawatan berbasis evidence based practice dan menambah ilmu

pengetahuan dalam keperawatan mengenai pengaruh terapi bermain

storytelling dengan media hand puppet terhadap kecemasan hospitalisasi anak

usia pra sekolah.

2. Manfaat bagi Pelayanan Keperawatan

Hasil tinjauan literatur diharapkan dapat memberikan manfaat bagi tenaga

kesehatan maupun elemen pendukung kegiatan pelayanan kesehatan di

masyarakat seperti profesi perawat pemberi asuhan di rumah sakit ataupun

perawat pembina kegiatan di komunitas agar kedepannya dapat melakukan

terapi bermain storytelling dengan media hand puppet terhadap kecemasan

hospitalisasi anak usia pra sekolah

3. Manfaat bagi Instansi Pendidikan Keperawatan

Tinjauan literatur diharapkan dapat dijadikan referensi bagi ilmu

keperawatan khususnya untuk mata kuliah keperawatan anak dalam

mengatasi kecemasan pada usia anak pra sekolah yang sedang melakukan

perawatan di rumah sakit.


BAB II
METODE

A. Rumusan PICO
Rangkuman menyeluruh dalam bentuk evidence base nursing mengenai

pengaruh terapi bermain storytelling dengan media hand puppet terhadap

kecemasan hospitalisasi anak usia pra sekolah. Adapun penentuan PICO

adalah sebagai berikut:

 Patient (P) : Anak prasekolah yang menunjukan

perilaku kecemasan

 Intervention (I) : Pemberian terapi bermain storytelling

dengan media hand puppet

 Comparison : Tidak ada comparison

 Outcome (O) : Untuk mengetahui pengaruh terapi bermain

storytelling dengan media hand puppet terhadap penurunan tingkat

kecemasan pada anak usia pra sekolah akibat hospitalisasi

 Pertanyaan Klinis : Apakah efektif terapi permainan boneka

tangan terhadap penurunan kecemasan anak pada usia prasekolah akibat

hospitalisasi ?

7
8

B. Pencarian Literatur
Penelitian ini merupakan rangkuman hasil penelitian yang relevan

dengan menganalisis dari berbagai referensi dengan tujuan untuk

mengetahui pengaruh terapi bermain storytelling dengan media hand

puppet terhadap kecemasan hospitalisasi anak usia pra sekolah. Pencarian

literatur dilakukan pada bulan Februari 2021. Data yang digunakan dalam

penelitian ini yaitu data sekunder yang didapat bukan dari pengamatan

langsung, namun data didapat dari hasil penelitian yang telah dilakukan

penelitipeneliti sebelumnya. Sumber data yang didapat berupa artikel

jurnal dengan bereputasi baik pada jurnal nasional dan internasional

dengan tema yang telah ditentukan. Pencarian literatur dalam penelitian ini

menggunakan empat database dengan kriteria kualitas sedang dan rendah,

yaitu Science Direct dan Google Scholar.

Pencarian artikel atau jurnal menggunakan kata kunci dan Boolean

operator (and, or dan not) yang digunakan untuk mempersempit hasil

pencarian sehingga mempermudah dalam menentukan artikel atau jurnal

yang akan digunakan. Adapun kata kunci yang digunakan untuk pencarian

artikel internasional dalam penelitian ini melalui media online di Science

Direct dan Google Scholar yaitu “Terapi Bermain Storytelling dengan

Hand Puppet” atau “Storytelling Play Therapy with a hand puppet”,

sedangkan untuk pencarian artikel nasional menggunakan kata kunci

“Terapi Hand Puppet dan anak pra sekolah” atau “ Hand Puppet dan

Ansietas”. Artikel
yang diambil dalam penelitian ini merupakan artikel yang diterbitkan

maksimal lima tahun terakhir yaitu dari tahun 2016- 2020.

Adapun kriteria inklusi pada penelitian ini yaitu artikel penelitian

dengan disain penelitian quasi eksperimen, pre eksperimental, artikel

dengan responden anak pra sekolah, artikel dengan responden anak yang

menunjukan prilaku kecemasan yang ditunjukan seperti menangis,

menjerit, rewel, pucat, menolak di dekati, memeluk orang tua dan tidak

kooperatif saat diajak berinteraksi. Artikel penelitian dengan tahun terbit

2016-2020 yang menggunakan bahasa Indonesia ataupun bahasa Inggris.

Sementara itu, kriteria eklusi pada penelitian ini yaitu artikel penelitian

dengan intervensinya bukan permainan boneka tangan, artikel penelitian

yang respondennya bukan anak pra sekolah, artikel penelitian dengan

desain korelasi. Selain itu, artikel penelitian dengan tahun terbit kurang

dari tahun 2016.

Berdasarkan hasil pencarian literatur melalui publikasi di dua database

yaitu, Research gate dan Google Scholar dengan kata kunci yang sesuai

dengan tema penelitian yaitu “Terapi Bermain Storytelling dengan Hand

Puppet” atau “Storytelling Play Therapy with a hand puppet”, sedangkan

untuk pencarian artikel nasional menggunakan kata kunci “Terapi Hand

Puppet dan anak pra sekolah” atau “ Hand Puppet dan Ansietas”. Peneliti

mendapatkan 20 artikel. Kemudian peneliti melakukan skrining untuk

disesuaikan berdasarkan kriteria inklusi dan ekslusi sehingga didapatkan 6

artikel yang dapat dipergunakan untuk telaah artikel.


Berikut merupakan diagram alir dari proses penelusuran literatur

mengenai pemberian terapi bermain storytelling dengan media hand

puppet terhadap kecemasan hospitalisasi anak usia pra sekolah.


11

BAB III
HASIL DAN ANALISIS
Penyajian hasil literatur dalam penulisan memuat rangkuman hasil dari masing-masing artikel yang terpilih dalam bentuk

tabel. Berdasarkan hasil kajian dan penelusuran artikel penelitian mengenai pengaruh pemberian terapi bermain storytelling dengan

media hand puppet terhadap kecemasan hospitalisasi anak usia pra sekolah maka diperoleh 6 artikel dengan 4 artikel nasional dan 2

artikel internasional. Keenam artikel tersebut dianalisis dengan menggunakan kaidah Validity, Importancy dan Applicability (VIA).

Berikut ini adalah analisis artikel melalui kaidah VIA.

Matriks Sintesis Artikel Penelitian yang Relevan


No Jurnal Validity Importancy Applicability
1 Efektifitas Permainan Boneka V1: Penelitian ini memiliki kontribusi Penelitian ini menjelaskan manfaat
TanganTerhadap Penurunan Ketakutan a. Populasi terhadap perkembangan ilmu penelitian,sehingga bisa di terapkan
Anak Hospitalisasi pada Usia 40 anak berusia 3-6 kepeurawatan khususnya dalam sebagai bagian dari asuhan
Prasekolah (3-6 Tahun) di RSUD Dr. tahun yang dirawat di meningkatkan asuhan keperawatan kepeurawatan dalam pemberian
R.Koesma Kabupaten Tuban Rumah Sakit Umum dalam menurunkan cemas dan intervensi terapi bermain untuk
Penulis: Daerah Dr. R Koesma ketakutan pada anak dengan menurunkan cemas dan ketakutan
(Hargi Dwitantya, Eko Kapti, & Kabupaten Tuban. hospitalisasi. pada anak dengan hospitalisasi.
Handayani, 2016) b. Sampel
No Jurnal Validity Importancy Applicability
Majalah Kesehatan FKUBVolume 3, Berjumlah 36
Nomer 3, September 2016 responden diambil
menggunakan metode
DOI: purposive sampling
10.21776/ub.majalahkesehatan.003.03. yang dibagi kedalam
3 kelompok eksperimen
https://www.researchgate.net/publicati dan kontrol,sehingga
on/323338440_Efektifitas_Permainan_ pada setiap kelompok
Boneka_Tangan_Terhadap_Penurunan terdapat 18 anak.
_Ketakutan_Anak_Hospitalisasi_pada_ c. Kriteria inklusi pada
Usia_Prasekolah_3- penelitian ini yaitu
6_Tahun_di_RSUD_Dr_R_Koesma_K anak mengikuti
abupaten_Tuban kegiatan permainan
boneka tangan dari
awal sampai akhir,
mendapatkan
persetujuan dari orang
tua, anak yang di
hospitalisasi pada hari
kedua. Variabel
independen adalah
No Jurnal Validity Importancy Applicability
media permainan
boneka tangan.
V2:
a. Desain
Quasy experimental
dengan pendekatan
pretest-post testdesign
with control group
b. Instrumen penelitian
Lembar kuisioner yang
terdiri dari 19
pertanyaan. Pemberian
skor adalah sebagai
berikut, skor 4: selalu
memperlihatkan
perilaku ketakutan;
skor 3: sering
memperlihatkan
perilaku ketakutan;
skor 2: kadang-kadang
memperlihatkan
No Jurnal Validity Importancy Applicability
perilaku ketakutan; dan
skor 1: tidak pernah
memperlihatkan
perilaku ketakutan.
Skor terakhir dibagi
menjadi 3 skor yaitu
dengan skala interval
yaitu rendah= 0-25,
sedang= 26-50, dan
tinggi= 51-76.
c. Analisis
Data yang diperoleh
selanjutnya dianalisis
dengan menggunakan
uji t berpasangan
(paired sample t-test)
dan uji t tidak
berpasangan
(independent t-test).
Uji t berpasangan
untuk mengetahui
No Jurnal Validity Importancy Applicability
perubahan pre-testdan
post-testpada
kelompok kontrol dan
eksperimen. Uji t tidak
berpasangan
digunakan untuk
mengetahui perbedaan
hasil dari penurunan
ketakutan hospitalisasi
pada kelompok kontrol
dan eksperimen.
V3:
Tidak terdapat factor perancu
dalam penelitian ini.
V4:
Efektitas terapi permainan
boneka tangan antara kelompok
kontrol dan perlakuan terhadap
penurunan ketakutan anak
hospitalisasi usia prasekolah di
RSUD Dr. Koesma Tuban
No Jurnal Validity Importancy Applicability
diketahui darihasil uji t tidak
berpasanganyang menunjukkan
nilai p= 0,000(< 0,05).Ada
efektifitas terapi permainan
boneka tangan untuk
menurunkan ketakutananak
hospitalisasi usia prasekolah (3-
6 tahun) di RSUD Dr. R.
Koesma Tuban.
V5:
Pembahasan menyebutkan
kesamaan hasil penelitian
dengan penelitian sebelumnya,
membahas tentang hasil
penelitian dalam artikel.
Terdapat penjelasan mengenai
kesamaan penelitian ini dengan
penelitian sebelumnya. Sesuai
dengan hasil penelitian
Mulyaningrum (2013) bahwa
terapi permainan boneka tangan
No Jurnal Validity Importancy Applicability
mempunyai nilai terapeutik
pada peningkatan komunikasi
anak. Boneka tangan juga
merupakan media untuk
mengekspresikan perasaan
yang mereka alami selama di
rumah sakit. Anak seringkali
merasa takut untuk
mengungkapkan perasaan
mereka saat di rumah sakit.
Penggunaan terapi permainan
boneka tangan pada anak
bertujuan untuk
mengidentifikasi ketakutan
anak tentang apa yang terjadi
pada anak tersebut
No Jurnal Validity Importancy Applicability
2 Terapi Story Telling Dan Menonton V1 Pada artikel ini terdapat pengaruh Penelitian ini menjelaskan manfaat
Animasi Kartun Terhadap Ansietas Sampel pada pnelitian ini pemberian Terapi story telling dari terapi ini Manfaat dari kegiatan
Penulis : adalah anak usia pra sekolah di terhadap kecemasan pada anak ini antara lain adalah
1. Padila RS Raflesia Kota Bengkulu dimana menunjukkan hasil mengembangkan fantasi, empati
2. Agusramon pengambilan sampel dilakukan sebelum diberikannya story dan berbagai jenis perasaan lain,
3. Yera dengan menggunakan telling, rata-rata tingkat kecemasan menumbuhkan minat baca,
Tahun : kelompok eksperiment antara pasien berada pada kategori cemas membangun kedekatan dan
2019 10-20 sampel. sedang, setelah diberikannya story keharmonisan, media pembelajaran.
(Padila et al., 2019) Kriteria inklusi : anak usia pra telling rata-rata kecemasan pasien Adapun manfaat lain bagi anak
sekolah berumur 3-5 tahun, berada pada kecemasan ringan. dengan mendongeng antara lain
tidak dalam keadaan kritis, adalah mengembangkan daya pikir
minimal hari perawatan 2 hari, dan imajinasi anak,
orang tua dan anak bersedia mengembangkan kemampuan
menjadi responden dan anak berbicara anak, mengembangkan
mengalami kecemasan sedang. daya sosialisasi anak, sarana
Kesimpulan : komunikasi anak dengan
Penelitian ini menjelaskan orangtuanya
ketepatan subjek serta kriteria
inklusi namun tidak dijelaskan
kriteria ekslusi nya.
No Jurnal Validity Importancy Applicability
V2
Jenis penelitian ini adalah quasi
experiment, dengan desain
yang digunakan adalah two
group before after atau pre-test
and post test group design.
Dimana kedua kelompok
mendapatkan suatu perlakuan
tertentu pada masing-masing
kelompok, pengambilan sampel
dilakukan dengan menggunakan
kelompok eksperiment antara
10-20 sampel.

V3
Dalam penelitian ini tidak
dijelaskan factor perancu
No Jurnal Validity Importancy Applicability
V4
Penelitian ini menggunakan uji
two group before after atau pre-
test and post test group. Untuk
mengukur tingkat kecemasan
pada anak usia pra sekolah
menggunakan pengukuran skala
Preschool Anxiety Scale (PAS).
Setalah data terkumpul,
ditabulasi dan dianalisis dengan
menggunakan metode Uji t 2
sampel Independent yaitu
merupakan prosedur uji t untuk
sampel bebas dengan
membandingkan rata-rata dua
kelompok kasus.
hasil penelitian postest ke 5
antara terapi story telling dan
Menonton animasi kartun
didapatkan nilai rata-rata 2,00
dan 8,00. terlihat dari selisih
No Jurnal Validity Importancy Applicability
skor kecemasan menurun 6,00
kali lebih cepat dari pada terapi
Menonton animasi kartun,
artinya ada perbedaan yang
signifikan. Sehingga terapi
story telling enam kali lebih
cepat menurunkan
kecemasan
(ansietas) pada anak pra
sekolah dimasa
hospitalisasinyadibandingkan
terapi menonton animasi
kartun.

V5
Hasil penelitian ini didukung
oleh beberapa penelitian. Pada
penelitian yang dilakukan
sebelumnya, Dianita (2016)
menyimpulkan bahwa story
telling (bercerita) sangat efektif
diimplementasikan oleh
perawat selama prosedur invasif
No Jurnal Validity Importancy Applicability
dan masa hospitalisasi anak
usia pra sekolah, karena
terbukti sangat signifikan dapat
menurunkan kecemasan pada
anak.
3 The Effectiveness of Dramatic V1 Penelitian ini memiliki kontribusi Penelitian ini menjelaskan manfaat
Puppet and Therapeutic Play in Populasi pada penelitian ini terhadap perkembangan ilmu penelitian, sehingga bisa diterapkan
Anxiety Reduction in Children adalah 75 anak dirawat di keperawatan khususnya dalam sebagai bagian dari asuhan
Undergoing Surgery: A Randomized bangsal operasi dari rumah meningkatan asuhan keperawatan keperawatan dalam pemberian
Clinical Trial Penulis : sakit Dr. Sheikh di Masyhad dalam menurunkan ansietas pada intervensi dalam menurunkan
1. Zahra Dehghan yang berusia 6-12 tahun dengan anak. ansietas pada anak
2. Tayebeh Reyhani diagnosis medis apendisitis.
3. Vahideh Mohammadpour Teknik penggunaan sampel
4. Seyedeh Zahra Aemmi yang digunakan adalah teknik
5. Reza Shojaeian random sampling
6. Seyed Mohsen Asghari Nekah Kesimpulan :
Tahun : Penelitian tidak menjelaskan
2017 kriteria inklusi dan eklusi.
metode pengambilan data
(Dehghan et al., 2017) bersifat random dengan jumlah
sampel pada kelompok
No Jurnal Validity Importancy Applicability
perlakuan dan kelompok
kontrol.

V2
Penelitian ini menggunakan
penelitian analisis data
menggunakan uji-t
berpasangan, analisis varian
satu arah (ANOVA), dan uji
Tukey.
Anak-anak yang memenuhi
kriteria kelayakan dibagi
menjadi salah satu dari tiga
kelompok dengan
menggunakan metode alokasi
acak sederhana. Grup
ditempatkan dengan undian
sederhana yaitu dari tiga blok
harian "Sabtu dan Selasa",
"Minggu dan Rabu", dan
"Senin
dan Kamis". Setelah dipastikan
No Jurnal Validity Importancy Applicability
diagnosis apendisitis dan
memasukkan anak ke bangsal
bedah, pada malam sebelum
pembedahan dalam rangka
pemerataan kelompok,
diberikan penjelasan singkat
mengenai operasi apendisitis
sesuai dengan pemahaman
anak. Kemudian kecemasan
anak diukur dengan Rrevised
Children’s Manifest Anxiety
Scale (RCMAS). Anak yang
masuk dalam penelitian ini
sesuai dengan metode
pengambilan sampel non
probabilitas (kemudahan).
Kemudian, alokasi mereka
untuk intervensi (boneka dan
lakon drama) dan kelompok
kontrol dilakukan dengan
metode alokasi acak sederhana.
No Jurnal Validity Importancy Applicability
Artinya, berdasarkan undian
sederhana, anak ditempatkan
pada kelompok drama wayang
pada blok harian “Sabtu dan
Selasa”, kelompok bermain
terapeutik pada blok harian
“Minggu dan Rabu”, dan
kelompok kontrol pada blok
harian “ Senin dan Kamis ”.
Setelah polling dari 30 anak
dirawat di rumah sakit dalam
operasi tersebut. Bangsal untuk
memilih boneka favorit dari
lima boneka populer, boneka
topi merah terpilih dan pakaian
boneka ini dijahit (topi merah
adalah salah satu boneka
populer anak-anak di Iran).
Kesimpulan :
No Jurnal Validity Importancy Applicability
Prosedur dijelaskan secara
detail tahapan-tahapan
pemberian intervensi

V3
Tidak ada kerancuan dalam
penelitian ini

V4
Analisis data menggunakan uji-
t berpasangan, analisis varian
satu arah (ANOVA), dan uji
Tukey. Untuk mengetahui
pengaruh intervensi terhadap
kecemasan, tindakan berulang
ANOVA dilakukan dan karena
interaksi antara waktu dan
kelompok (F = 31.401, P <
0,001), hasilnya dianggap tidak
valid; dengan demikian,
perbandingan sub kelompok
No Jurnal Validity Importancy Applicability
dilakukan secara terpisah. Hasil
uji ANOVA satu arah
menunjukkan bahwa ketiganya
kelompok tidak berbeda secara
signifikan dalam hal kecemasan
sebelum intervensi (P = 0,669).
Seperti yang ditunjukkan pada
Tabel 2, perubahan skor
kecemasan setelah intervensi
berbeda secara signifikan di
antara kelompok tiga kelompok
(F = 16.97, P <0.001), sehingga
kecemasan menurun pada
kedua kelompok intervensi dan
meningkat pada kelompok
kontrol kelompok. Juga, uji
Tukey menunjukkan perubahan
kecemasan yang signifikan
secara statistik antara kelompok
kontrol dan boneka (P <0,001)
sama dengan kelompok kontrol
No Jurnal Validity Importancy Applicability
dan bermain (P <0,001),
sementara itu tidak diamati
perbedaan yang signifikan
secara statistik dalam
perubahan kecemasan antara
kelompok boneka dan bermain
(P = 0,889). Namun, rata-rata
kecemasan lebih rendah pada
boneka tersebut kelompok
dibandingkan dua kelompok
lainnya.
Kesimpulan :
Analisis yang digunakan pada
penelitian ini tepat.

V5
Pembahasan menyebutkan
kesaamaan hasil penelitian
dengan penelitian sebelumnya,
membahas tentang hasil
penelitian dalam artikel.
No Jurnal Validity Importancy Applicability
Terdapat penjelasan mengenai
kesamaan penelitian ini dengan
penelitian sebelumnya.
Penelitian menggunakan
sampel yang cukup untuk
penelitian intervensi, sehingga
hasilnya dapat digeneralisasi.
Kesimpulan :
Terdapat pembahasan internal
casual validity, dan eksternal
validity, namun pembahasan
non internal validity tidak
ditemukan.
No Jurnal Validity Importancy Applicability
4 Pengaruh Terapi Bermain Mendongeng V1 Pada penelitian ini dijelaskan Penelitian ini menjelaskan manfaat
Dengan Penurunan Tingkat Kecemasan Sampel pada pnelitian ini kontribusi intervensi terhadap penelitian bagi profesi keperawatan
Pada Anak Usia Pra Sekolah Akibat adalah anak usia pra sekolah pengembangan ilmu keperawatan. dan unit pelayanan kesehatan yang
Hospitalisasi yang dirawat dirang perawatan Karena dalam penelitian ini terjadi ada di masyarakat. Peneliti ini
anak RSUD Dr. Sobirin Lubuk penurunan kecemasan pada anak menyarankan perawat untuk dapat
Linggaw yang berjumalah 20 usia pra sekolah setelah diberikan memberikan intervensi terapi
orang anak dengan teknik terapi bermain mendongeng. bermain sebagai salah satu
Penulis : acditental sammpling. intervensi keperawatan non
1. Pawiliyah Kriteria inklusi : anak usia 3-6 farmakologis.
2. Liza marlenis tahun yang mendapat
Tahun : perawatan di RS, anak yang
2019 dirawat 1-2 hari. Anak dapat
diajak berkomunikasi
(Pawiliyah & Marlenis, 2019) Kriteria eksklusi : anak
mengalami gangguan
kesadaran, pasien pasca operasi
24 jam, pasien yang dirawat
dikelas utama
Kesimpulan :
Penelitian ini menjelaskan
ketepatan subjek serta kriteria
No Jurnal Validity Importancy Applicability
inklusi dan eksklusi dengan
baik, namun tidak dijelaskan
kriteria drop out sampel.

V2
Penelitian ini mengguanakan
desain pra experiment dengan
one group pre-post test design .
Instrumen dalam penelitian ini
menggunakan lembar observasi
dari HARS.
Kesimpulan :
Prosedur pengambilan data
tidak dijelaskan secara detail,
termasuk waktu dan durasi
dalam melakukan intervensi.
Namun peneliti hanya
menyebutkan instrumennya
saja.
No Jurnal Validity Importancy Applicability

V3
Dalam artikel ini peneliti
melakukan pengontrolan
variabel perancu dan
menghomogenkan data dengan
cara menentukan sampel
penelitian ini anak usia 3-6
tahun yang mendapat
perawatan di RS, anak yang
dirawat 1-2 hari. Anak dapat
diajak berkomunikasi

Kesimpulan :
Pengontrolan variabel perancu
sudah dijelaskan dalam
penelitian ini.

V4
Analisis pada penelitian ini
menggunakan uji wilcoxon test
No Jurnal Validity Importancy Applicability
1. Responde sebagian
besar adalah anak
perempuan yaitu 13
orang (65%) dengan
rentang usia lebih dari
setengah 5-6 tahun
yaitu 11 orang
(55,5%).
2. Sebelum dilakukan
terapi bermain
kecemasan sebagian
besar anak mengalami
kecemsan berat yaitu
85% sedangkan setelah
dilakukan terapi
bermain skor
kecemasan anak
sebagian besar turun
menjadi cemas sedang
sebanyak 60%
No Jurnal Validity Importancy Applicability
3. Nilai wicoxon test
menunjukan negatif
ranks atau selisih skor
anak usia pra sekolah
yang dirawat yaitu 20
yang artinya ke 20
anak mengalami
penurunan skor
kecemasan setelah
dilakukan terapi
mendongeng. Ujji
wilcoxon test diketahui
nilai 0,000<0,05 maka
dapat disimpulkan
bahwwa ada
perbedaan antara skor
kecemasan pre test
sebelum dilakukan
terapi
bermain mendongeng
dan skor kecemasan
post test setelah terapi
No Jurnal Validity Importancy Applicability
bermain, sehingga
dapat disimpulkan
bahwa ada pengaruh
terapi bermain
mendongeng terhdap
skor kecemasan anak
usia pra sekolah yang
dirawat di RSUD Dr
Sobirin Lubuk
Linggaw.

V5
Populasi dalam penelitian ini
yaitu semua anak yang dirawat
diruangan perawatan anak
melati RSUD Dr Sobirin Lubuk
Linggaw pada bulan juli-
agustus 2018.
Didalam pembahasan
menyebutkan bahwa terdapat
kesamaan hasil penelitian
No Jurnal Validity Importancy Applicability
dengan beberapa penelitian
yang sebelumnya. Penelitian
sebelumnya menjelaskan
bahwa ada pengaruh terapi
stolliteling terhadap tingkat
kecemasan anak pra sekolah
yang menjalani hospitalisasi di
RSUP Dr M.jamil Padang
tahun 2017.
Kesimpulan :
Terdapat pembahasan non
internal causal validity, dan
eksternal validity, namun
pembahasan internal validity
tidak ditemukan.
No Jurnal Validity Importancy Applicability
5 The use of interactive puppet V1: Penelitian ini memiliki peranan Penelitian ini menjelaskan manfaat
simulation in nursing education and a. Populasi Sampel penting untu ilmu keperawatan penelitian,sehingga bisa di terapkan
children's healthcare Dilakukan hasil (keperawatan anak) khususnya sebagai bagian dari asuhan
pencarian studi dalam meningkatkan asuhan keperawatan dalam pemberian
(Tilbrook, Dwyer, Reid-Searl, & literatur dari 1980 keperawatan dalam menurunkan asuhan keperawatan dengan terapi
Parson, 2017) sampai dengan Januari cemas dan ketakutan pada anak bermain untuk menurunkan cemas
2015 untuk dijadikan dengan hospitalisasi. dan ketakutan pada anak dengan
pedoman terapi hospitalisasi.
boneka tangan untuk
kesehatan mental
terutama pada
hospitalisasi pada
anak-anak.

b. Kriteria inklusi Pada


tinjauan literatur ini
memiliki kriteria
khusus yaitu pada
pasien anak pra
sekolah menunjukan
perilaku kecemasan
No Jurnal Validity Importancy Applicability
yang ditunjukan anak
seperti menangis,
menjerit, rewel, pucat,
menolak di dekati,
memeluk orang tua
dan tidak kooperatif
saat diajak
berinteraksi.

V2:
a. Desain
Tinjauan Literatur

b. Instrumen penelitian
Basis data yang dicari
yaitu dari tahun 1980
sampai dengan Januari
2015 untuk melakukan
tinjauan sistematis
penyaringan terapi
bermain atau
No Jurnal Validity Importancy Applicability
digunakan sebagai alat
atau strategi
pendidikan dalam
asuhan keperawatan
atau pendidikan
dengan menggunakan
metode bola salju
(Snowball Method)

c. Analisis
Deskriptof kuliatatif
(Meta-sintesis)

V3:
Tidak terdapat factor perancu
dalam tinjauan literatur ini.

V4:
Efektitas terapi
mengembangkan media Hand
No Jurnal Validity Importancy Applicability
Puppet sebagai media
pembelajaran dan menurunkan
rasa kecemasan
Anak serta mengetahui
kelayakan dari media Hand
Puppet sebagai distraksi
penurunan rasa kecemasan pada
anak.

V5:
Pembahasan pada artikel ini
adalah terapi bermain
mendongeng atau storytelling
yaitu
permainan yang disukai anak
dan memberi manfaat
istimewa bagi anak-anak yang
memiliki keterbatasan
untuk bermain. Ketika bercerita
pada
No Jurnal Validity Importancy Applicability
anak maka anak akan terbangun
imajinasi dan emosionalnya,
sehingga pada saat itu pikiran
bawah
sadarnya menangkap nilai-nilai
yang diberikan dari
cerita tersebut. Pada kondisi ini
sangat efektif menyisipkan
nilai-nilai positif pada anak
melalui cerita
atau storrytelling yang
disampaikan dengan
melibatkan imajinasi dan
emosionalnya.
No Jurnal Validity Importancy Applicability
6 Pengaruh Terapi Bermain Storytelling V1: Penelitian ini memiliki kontribusi Penelitian ini menjelaskan manfaat
Dengan Media Hand Puppet Terhadap Sampel dalam penelitian ini terhadap perkembangan ilmu penelitian, sehingga bisa diterapkan
Kecemasan Hospitalisasi Anak Usia Pra sebanyak 30 orang responden. keperawatan khsususnya dalam sebagai bagian dari asuhan
Sekolah Di RSUD Dr. R. Goeteng Teknik pengambilan sampel meningkatan asuhan keperawatan keperawatan
Taroenadibrata Purbalingga dalam penelitian ini kecemasan
Penulis: menggunakan teknik
1. Ferra Dita Larasaty consecutive sampling yaitu
2. Sodikin pengambilan sampel dilakukan
Tahun: dengan mengambil semua
2020 subyek yang telah memenuhi
kriteria inklusi penelitian.
Kesimpulan:
(Larasaty & Sodikin, 2020) Penelitian ini tidak menjelaskan
kriteria inklusi dan eklusi .
V2:
Penelitian ini menggunakan
metode kuantitatif
menggunakan desain pra
eksperimental dengan
pendekatan one group pre test -
post test design.
No Jurnal Validity Importancy Applicability
Penelitian ini dilaksanakan
pada bulan Desember 2019-
Januari 2020 di ruang Cempaka
RSUD. Dr. R. Goeteng
Taroenadibrata Purbalingga.
Instrument penelitian ini
menggunakan kuesioner
kecemasan anak FAS (Faces
Anxiety Scale).
Kesimpulan:
Prosedur tidak dijelaskan secara
detail sehingga pembaca
kesulitan dalam
mengimplementasikannya.

V3:
Kesimpulan:
Tidak ada variable perancu

V4:
Analisis Univariat
No Jurnal Validity Importancy Applicability
a. Karakteristik responden
berdasarkan jenis kelamin
Berdasarkan hasil penelitianini
didapatkan distribusi
karakteristik responden
berdasarkan jenis kelamin
sebagian besar berjenis kelamin
laki-laki dengan persentase
53,3% dan perempuan dengan
persentase 46,7% merupakan
usia yang paling sedikit.
Menurut Parker & Wampler
(2010), hal ini dikarenakan anak
laki-laki lebih banyak
melakukan aktivitas dan kurang
teratur dalam pola tidur dan
makan karena asyik bermain.
Sehingga anak laki-laki sering
mengalami sakit dibandingkan
anak perempuan.
No Jurnal Validity Importancy Applicability
b. Karakteristik responden
berdasarkan usia Berdasarkan
hasil penelitian ditemukan
bahwa karakteristik responden
kategori usia sebagian besar
anak usia 5 tahun dengan
persentase 30,0%. Pernyataan
Padila (2019), menyatakan
bahwa anak usia pra sekolah
rentan terkena penyakit
dibandingkan usia anak
diatasnya.
Analisis Bivariat
Berdasarkan hasil uji paired
sample t test pada penelitian ini
untuk membuktikan apakah
terdapat perbedaan antara
sebelum dilakukan intervensi
dan sesudah dilakukan
intervensi. Hasil sebelum
intervensi menunjukkan bahwa
No Jurnal Validity Importancy Applicability
sebagian besar responden
mengalami kecemasan berat
yaitu sebanyak 15 anak,
kecemasan sedang didapatkan
11 anak, kecemasan ekstrim
didapatkan 4 anak pra sekolah.
Hasil penelitian ini
membuktikan adanya pengaruh
terapi bermain storytelling
dengan media hand puppet pada
anak usia pra sekolah, dengan
hasil uji statstik menunjukkan
didapatkan nilai p-value = 0,000
Jurnal Keperawatan
Muhammadiyah September
2020 101 yang berarti p-value
kurang dari 0,05 (p-value 0,000
< 0,05). Berdasarkan hasil
hipotesis menunjukkan bahwa
Ho ditolak dan Ha diterima
sehingga dapat disimpulkan
No Jurnal Validity Importancy Applicability
bahwa secara analisis statistik
ada pengaruh yang signifikan
terapi bermain storytelling
dengan media hand puppet
terhadap kecemasan
hospitalisasi anak usia pra
sekolah di RSUD dr. Goeteng
Taroenadibrata Purbalingga.
Kesimpulan:
Terdapat pengaruh terapi
bermain storytelling dengan
media hand puppet terhadap
kecemasan hospitalisasi pada
anak usia pra sekolah di RSUD
dr. R. Goeteng Taroenadibrata
Purbalingga menunjukkan
didapatkan nilai p-value =
0,0001 yang berarti p-value
kurang dari 0,05 (p-value
0,0001
< 0,05).
No Jurnal Validity Importancy Applicability
V5:
Pembahasan menyebutkan
kesaamaan hasil penelitian
dengan penelitian sebelumnya,
membahas tentang hasil
penelitian dalam artikel.
Terdapat penjelasan mengenai
kesamaan penelitian ini dengan
penelitian sebelumnya.
Penelitian menggunakan sampel
yang cukup untuk penelitian
intervensi, sehingga hasilnya
dapat digeneralisasi
Kesimpulan:
Pada penelitian yang dilakukan
oleh Pawiliyah (2019),
menyatakan terdapat pengaruh
terapi bermain mendongeng
terhadap skor kecemasan anak
usia pra sekolah. Hal ini
didukung dengan penelitian
No Jurnal Validity Importancy Applicability
yang dilakukan oleh Padila
(2019), yang menyatakan bahwa
terapi storytelling enam kali
lebih cepat menurunkan
kecemasan pada anak pra
sekolah di masa
hospitalisasinya. Menurut
Adriana (2013), bahwa
kegiatan bermain yang
dapat
diaplikasikan kepada anak usia
pra sekolah adalah kegiatan
bermain yang bersifat asosiatif
(interaktif dan kooperatif)
ataupun parallel, salah satunya
mendongeng.
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Hasil Analisa

Berdasarkan 6 artikel yang telah dilakukan telaah, artikel tidak

menetapkan kriteria inklusi dan eksklusi dengan jelas. Kriteria inklusi

merupakan karakteristik susunan subjek penelitian dari suatu populasi

target yang terjangkau yang akan diteliti dan kriteria eksklusi yaitu

menghilangkan/mengeluarkan subjek yang memenuhi kiteria inklusi dari

studi karena berbagai sebab yang dapat menganggu berlangsungnya

penelitian. Menetapkan kriteria inklusi dan klriteria eksklusi meupakan

salah satu cara untuk mengurangi bias dalam penelitian dan hal ini penting

untuk dilakukan (Nursalam, 2016).

1. Terapi Storytelling dengan media Hand Puppet

Dari hasil telaah keenam artikel dapat dilihat berdasarkan analisis validitas

yang sudah menerapkan terapi storytelling dengan media hand puppet

sebagai terapi non farmakologi untuk menurunkan rasa kecemasan pada

anak. Selain itu, terapi non farmakologis storytelling dengan media hand

puppet merupakan terapi yang menambah pengetahuan dan dapat

membuat anak menjadi ceria. Hal ini sebabkan ketika bercerita pada anak

maka anak akan terbangun imajinasi dan emosionalnya, sehingga pada

saat itu pikiran bawah sadarnya menangkap nilai-nilai yang diberikan dari

cerita tersebut. Pada kondisi ini sangat efektif menyisipkan nilai-nilai

positif pada anak melalui cerita atau storrytelling yang disampaikan

dengan melibatkan imajinasi dan emosionalnya.

50
51

Kecemasan merupakan respon yang paling sering anak tunjukkan

selama dirawat dirumah sakit. Berbagai perasaan yang sering muncul pada

anak, yaitu cemas, marah, sedih, takut, dan rasa bersalah. Selama proses

rawat inap anak-anak bisa mendapatkan berbagai pengalaman tidak

mengenakan yang traumatis. Proses hospitalisasi anak akan sering

menimbulkan kecemasan karena adanya stressor berupa perpisahan

dengan keluarga, kehilangan kontrol, dan ketakutan akan injuri terhadap

anggota tubuh (Potter, Perry, Stockert, & Hall, 2016).

Terapi bermain dapat dilakasanakan saat anak sehat maupun sakit.

Menurut Pawiliyah & Marlenis (2019) , terapi bermain merupakan bentuk

permainan anak-anak, dimana mereka dapat berhubungan dengan orang

lain, saling mengenal, sehingga dapat mengungkapkan perasaannya sesuai

dengan kebutuhan anak. Pada penelitian yang dilakukan oleh Larasaty &

Sodikin (2020), menyatakan terdapat pengaruh terapi bermain

mendongeng terhadap skor kecemasan anak usia pra sekolah. Hal ini

didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Padila et al. (2019), yang

menyatakan bahwa terapi storytelling enam kali lebih cepat menurunkan

kecemasan pada anak pra sekolah di masa hospitalisasinya. Menurut Hargi

Dwitantya et al (2016) bahwa kegiatan bermain yang dapat diaplikasikan

kepada anak usia pra sekolah adalah kegiatan bermain yang bersifat

asosiatif (interaktif dan kooperatif) ataupun parallel, salah satunya

mendongeng. Menurut Dehghan et al (2017), menyatakan mengedepankan

beberapa kekuatan cerita yaitu untuk menumbuhkan sikap disiplin,

membangkitkan emosi, menginspirasi,


membawa perubahan, menumbuhkan kekuatan pikiran, serta memberikan

kesembuhan. Wong (2008), mengemukakan bahwa pada hari pertama

anak dirawat dirumah sakit, anak berada pada fase pertama yaitu fase

protes. Fase kecemasan dapat diminimalisasi dengan cara memberikan

permainan terapeutik kepada anak Tilbrook et al., (2017). Permainan

terapeutik sebagai aktivitas pengalihan atau diversional membantu anak

dalam mengalihkan perhatian pada aktivitas yang disukainya.

Mendongeng merupakan salah satu aktivitas yang dapat digunakan dan

sesuai dengan perkembangan umur anak (Murti, 2018). Mendongeng

merupakan suatu kegiatan menyampaikan dengan lisan pada pendengar

dengan menggunakan gaya tertentu yang menarik perhatian (Antara,

2019). Menurut A’diilah & Somantri (2016) mengemukakan bercerita

adalah sarana hiburan dan penarik perhatian. Ditengah-tengah kepenatan

dan kejenuhan anak yang dirawat dirumah sakit, tentu anak membutuhkan

hiburan untuk menghilangkan cemas agar anak tidak trauma hospitaisasi.

Penelitian ini didukung oleh Pawiliyah & Marlenis (2019), menyatakan

bahwa metode bercerita lebih tinggi untuk menurunkan kecemasan.

Terdapat perbedaan kecemasan pada usia toddler dan pra sekolah setelah

diberikan terapi, namun terapi lebih efektif diberikan pada anak usia pra

sekolah, proses tumbuh kembang pada anak usia pra sekolah yang sudah

mampu melakukan refarming pesan-pesan lebih baik. Anak pada usia pra

sekolah akan lebih cepat untuk memberikan makna bagi dongeng yang

diceritakan (Larasaty & Sodikin, 2020).


Menurut Kurniawan (2019), menyatakan cara mengubah pandangan

dalam proses mendongeng dilakukan melalui alur cerita yang telah diatur

sedemikian rupa. Alur cerita akan menjelaskan bahwa persepsi yang

selama ini ketahui mengenai hospitalisasi tidak sepenuhnya benar. Dalam

prosesnya, perawat seakan-akan menasehati tanpa anak merasa dinasehati

atau bahkan dimarahi. Akhirnya anak merasa nyaman mendengar dan ikut

aktif mengambil bagian peran dalam alur cerita. Terlebih lagi, terapi

storytelling menggunakan media boneka peraga atau hand puppet sebagai

alat bantu visual sehingga secara tidak sadar anak-anak tertarik dan larut

dalam alur cerita. Boneka merupakan mainan yang universal baik bagi

anak laki-laki maupun anak perempuan, secara alami akan tertarik dengan

bermain boneka yang menstimulasi pada anak (Montolalu, 2014).

B. Keputusan Klinis
Berdasarkan telaah validity, importancy, dan applicability (VIA)

dari berbagai artikel di atas, maka keputusan klinis untuk menurunkan

ansietas pada anak adalah dengan menggunakan terapi bermain storry

telling and hand puppet. Penelitian yang dilakukan oleh Padila (2019),

yang menyatakan bahwa terapi storytelling enam kali lebih cepat

menurunkan kecemasan pada anak pra sekolah di masa hospitalisasinya.

Menurut Adriana (2013), bahwa kegiatan bermain yang dapat

diaplikasikan kepada anak usia pra sekolah adalah kegiatan bermain yang

bersifat asosiatif (interaktif dan kooperatif) ataupun parallel, salah satunya

mendongeng. Menurut Burns (2017), menyatakan mengedepankan

beberapa kekuatan
cerita yaitu untuk menumbuhkan sikap disiplin, membangkitkan emosi,

menginspirasi, membawa perubahan, menumbuhkan kekuatan pikiran,

serta memberikan kesembuhan. Nursalam (2013), mengemukakan bahwa

pada hari pertama anak dirawat dirumah sakit, anak berada pada fase

pertama yaitu fase protes. Fase kecemasan dapat diminimalisasi dengan

cara memberikan permainan terapeutik kepada anak (Kurniawan, 2019).

Permainan terapeutik sebagai aktivitas pengalihan atau diversional

membantu anak dalam mengalihkan perhatian pada aktivitas yang

disukainya. Mendongeng merupakan salah satu aktivitas yang dapat

digunakan dan sesuai dengan perkembangan umur anak (Hockenberry &

Wilson, 2013). Mendongeng merupakan suatu kegiatan menyampaikan

dengan lisan pada pendengar dengan menggunakan gaya tertentu yang

menarik perhatian (Sue, 2010).

Dwitantya (2016), menyatakan bahwa terapi permainan boneka

tangan efektif terhadap penurunan ketakutan anak hospitalisasi pada usia

pra sekolah 3- 6 tahun. Hasil tersebut membuktikan bahwa hospitalisasi

merupakan stressor ketakutan tersendiri bagi anak. Pada penelitian lain

yang dilakukan oleh Dehghan (2017), menyatakan terapi bermain

menggunakan boneka wayang drama efektif untuk mengurangi rasa sakit

pada anak yang sedang menjalani operasi, terapi bermain hasil

peneitiannya mendapatkan bahwa perubahan skor kecemasan setelah

intervensi berbeda secara signifikan.


Menurut kelompok dapat disimpulkan bahwa terapi bermain storry

telling and hand puppet dapat menurunkan kecemasan pada anak. Serta

pemberian intervensi terapi bermain storry telling and hand puppet dapat

berkontribusi terhadap pengembangan ilmu keperawatan, karena sudah

terbukti dengan beberapa penelitian sebelumnya yang menjadikan terapi

terapi bermain storry telling and hand puppet sebagai terapi untuk

menurunkan kecemasan pada anak. Intervensi ini bisa diaplikasikan di

klinik atau rumah sakit, dan bisa juga dilakukan di rumah untuk

meningkatkan kecerdasan pada anak serta meningkatkan perkembangan

anak dengan catatan memperhatikan standar operasional prosedur (SOP)

yang ada. Untuk meyakinkan pihak klinik/rumah sakit yaitu dengan cara

membawa hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya

serta memberikan jurnal- jurnal mengenai terapi bermain storry telling and

hand pupet.

C. Standar Operasional Prosedur (SOP) Terapi Bermain Storry Telling


And Hand Puppet
Judul prosedur: Terapi bermain storry telling and hand pupet.

Definisi : Terapi non farmakologi untuk menurunkan rasa

kecemasan pada anak. Selain itu, terapi non farmakologis

storytelling dengan media hand puppet merupakan terapi

yang menambah pengetahuan dan dapat membuat anak

menjadi ceria

Tujuan : 1. Untuk membantu anak mengalami kecemasan/ketakutan


2. Untuk mengurangi kejenuhan pada anak yang di rawat

inap

3. Mengubah pandangan pada hal-hal yang ditakuti

Indikasi : pasien anak yang mengalami ansietas dan hospitalisasi.

Kontraindikasi : anak dengan kondisi yang tidak sadar serta kondisi yang

somnolen.

No Kegiatan Rasional
Tahap Pra Interaksi
1. Validasi nama klien
2. Pastikan tindakan yang diberikan
sesuai dengan indikasi
Persiapan Alat
3 Buku cerita
4 Boneka tangan
Tahapan Orientasi
5 Melakukan 3 S (senyum dan sapa Menunjukkan keramahan
dan salam) kepada klien dan kesopanan
6 Mengidentifikasi kembali nama Menghindari terjadinya
klien untuk memastikan tindakan kesalahan pemberian
dilakukan pada orang yang tepat tindakan
7 Menanyakan keadaan klien Mengetahui kondisi terkini
klien
8 Menjelaskan prosedur dan tujuan Memberikan informasi agar
kegiatan pada klien klien dan keluarga
mengetahui tindakan apa
yang akan diberikan
9 Memberikan kesempatan klien dan Menghindari
keluarga untuk bertanya kesalahpahaman atau
kesalahan persepsi
10 Pastikan lingkungan representative, Memudahkan dalam
cahaya cukup terang melakukan tindakan bagi
pemeriksa
11 Berikan privasi pasien dengan Memberikan kenyamanan
menutup tirai kepada klien
Tahap Kerja
12 Perawat mencuci tangan, memakai Untuk mencegah potensi
desinfektan, dan keringkan resistensi antimikroba
No Kegiatan Rasional
12 Ciptakan komunikasi terapeutik Supaya pasien dapat
pada pasien mengikuti permain dan
menjalin trust dengan
pasien.
14 Dampingi pasien dengan orang tua Supaya pasien merasa aman
dan nyaman.
15 Berikan cerita yang menarik sambil Upaya untuk menghilangkan
memainkan boneka tangan sesuai ansietas karena hospitalisasi
dengan isi cerita di buku. pada pasien
Tahap Terminasi
16 Kaji respon pasien setelah Mengevaluasi hasil tindakan
diberikan tindakan
17 Beri feedback positif kepada pasien Membuat kien merasa
dihargai dan memotifasi
klien
18 Lakukan kontrak untuk kegiatan Menginformasikan tindakan
selanjutnya selanjutnya yang akan
dilakukan kepada klien
19 Bereskan alat Agar tidak berantakan dan
tidak ada alat yang tertingal
didalam ruangan
20 Cuci tangan Mencegah kontaminasi
kuman yang dapt
menimbulkan infeksi
sekunder dan sebagai
proteksi
21 Bacakan Hamdallah Ucapkan hamdallah
senantiasa selalu mengingat
Allah SWT
22 Catat hasil evaluasi dan Membuktikan pertanggung
pelaksanaan tindakan dalam jawaban setiap pemberian
dokumentrasi klien tinakan dan sarana untuk
melakukan evaluasi terhadap
tindakan yang telah
diberikan kepada klien
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan oleh penulis tentang

pengaruh terapi bermain storry telling and hand pupet terhadap penurunan

kecemasan pada anak yaitu menunjukkan adanya penurunan kecemasan

pada anak yang mengalami hospitalisasi. Dan menunjukkan anak lebih

bisa menerima perawat dan dokter saat di rumah sakit serta tidak ada lagi

rasa takut maupun anak menangis.

B. Saran
Setelah penulis menyelesaikan penelitian ini, penulis menyadari bahwa

penulisan EBN ini jauh dari kata sempurna dan memiliki banyak

kekurangan. Tetapi didalam artikel ini terdapat beberapa temuan hasil

analisis yang positif dan bermanfaat, sehingga bisa menjadi rekomendasi

dan ajaran untuk berbagai pihak, maka penulis akan memberikan beberapa

saran atau masukan:

1. Bagi Institusi Rumah Sakit/Klinik

Untuk pihak rumah sakit, sebaiknya terapi nonfarmakologi ini dapat

diaplikasikan dan diterapkan sebagai terapi nonfarmakologi dan juga

sebagai pengembangan ilmu keperawatan sebagai asuhan keperawatan

pada anak

58
59

2. Bagi orang tua

Orang tua yang mengalami keadaan ansietas atau kecemasan pada

anak, dapat memberikan non farmakologi berupa terapi bermain storry

telling and hand pupet sebagai terapi pendamping selain pemberian

terapi obat untuk mengurangi ansietas pada anak.

59
DAFTAR PUSTAKA

A’diilah, N., & Somantri, I. (2016). Efektifitas Terapi Mendongeng terhadap

Kecemasan Anak Usia Toddler dan Prasekolah Saat Tindakan Keperawatan.

Jurnal Keperawatan Padjadjaran. https://doi.org/10.24198/jkp.v4n3.4

Amalia, A., Oktaria, D., & Oktavani. (2018). Pengaruh Terapi Bermain terhadap

Kecemasan Anak Usia Prasekolah selama Masa Hospitalisasi. Majority.

Anggika A, W. (2016). Tingkat Kecemasan Pada Anak Prasekolah Yang

Mengalami Hospitalisasi Berhubungan Dengan Perubahan Pola Tidur Di

RSUD Karanganyar. Gaster: Jurnal Kesehatan.

Antara, P. A. (2019). IMPLEMENTASI PENGEMBANGAN KARAKTER

ANAK USIA DINI DENGAN PENDEKATAN HOLISTIK. JIV-Jurnal

Ilmiah Visi. https://doi.org/10.21009/jiv.1401.2

Dehghan, Z., Reyhani, T., Mohammadpour, V., Aemmi, S. Z., Shojaeian, R., &

Nekah, S. M. A. (2017). The effectiveness of dramatic puppet and

therapeutic play in anxiety reduction in children undergoing surgery: A

randomized clinical trial. Iranian Red Crescent Medical Journal, 19(3).

https://doi.org/10.5812/ircmj.41178

Hargi Dwitantya, B., Eko Kapti, R., & Handayani, T. (2016). Efektifitas

Permainan Boneka Tangan Terhadap Penurunan Ketakutan Anak

Hospitalisasi pada Usia Prasekolah (3-6 Tahun) di RSUD Dr. R. Koesma

Kabupaten Tuban. Majalah Kesehatan, 3(3),

128–136.
https://doi.org/10.21776/ub.majalahkesehatan.003.03.3

Larasaty, F. D., & Sodikin. (2020). Jurnal Keperawatan Muhammadiyah Pengaruh

Terapi Bermain Storytelling Dengan Media Hand Puppet Terhadap

Kecemasan Hospitalisasi Anak Usia Pra Sekolah Di RSUD Dr . R . Goeteng

Taroenadibrata Purbaling- ga. Jurnal Keperawatan Muhammadiyah,

(September).

Murti, T. (2018). Perkembangan Fisik Motorik dan Perseptual Serta Implikasinya

pada Pembelajaran di Sekolah Dasar. Wahana Sekolah Dasar.

https://doi.org/10.17977/um035v26i12018p021

Nurlaili, N. (2018). SUMBER BELAJAR DAN ALAT PERMAINAN UNTUK

PENDIDIKAN ANAK USIA DINI. Al Fitrah: Journal Of Early Childhood

Islamic Education. https://doi.org/10.29300/alfitrah.v2i1.1518

Nursalam. (2016). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pendekatan Praktis.

Jakarta: Selemba Medika.

Padila, P., Agusramon, A., & Yera, Y. (2019). Terapi Story Telling dan Menonton

Animasi Kartun terhadap Ansietas. Journal of Telenursing (JOTING), 1(1),

51–66. https://doi.org/10.31539/joting.v1i1.514

Pawiliyah, P., & Marlenis, L. (2019). Pengaruh Terapi Bermain Mendongeng

dengan Penurunan Tingkat Kecemasan pada Anak Usia Pra Sekolah Akibat

Hospitalisasi. Jurnal Keperawatan Silampari, 3(1), 271–280.

https://doi.org/10.31539/jks.v3i1.788
Potter, P. A., Perry, A. G., Stockert, P. A., & Hall, A. M. (2016). Fundamentals of

Nursing (9th ed.; W. R. Ostendorf, ed.). Missouri: Elsevier.

Sari, F. S., & Batubara, I. M. (2017). KECEMASAN ANAK SAAT

HOSPITALISASI. Jurnal Kesehatan Kusuma Husada.

https://doi.org/10.34035/jk.v8i2.233

Tilbrook, A., Dwyer, T., Reid-Searl, K., & Parson, J. A. (2017). A review of the

literature – The use of interactive puppet simulation in nursing education and

children’s healthcare. Nurse Education in Practice, 22, 73–79.

https://doi.org/10.1016/j.nepr.2016.12.001

Wong, D. L. (2008). BUKU AJAR KEPERAWATAN PEDRIATIK WONG ED. 6

VOL 2 (6th ed.; E. K. Yudha, ed.). Jakarta: PENERBIT BUKU

KEDOKTERAN EGC.

Anda mungkin juga menyukai