Anda di halaman 1dari 16

ASUHAN KEPERAWATAN

DIABETIC NEFROPATI
Tugas Kuliah KMB II (Sistem Renal)
Dosen Pengampu : Bernadeta Trihandini M.Tr.Kep
Disusun Oleh Kelompok VI :
Olivia Kristianti NIM : 113063C1221016
Srie Wakartie Ningsih NIM : 113063C1221016
Anatomi Fisiologi
 Nefron merupakan bagian terkecil dari ginjal yang berfungsi menyaring darah
untukmenghasilkan urine.
DEFINISI

Nefropati Diabetic adalah kelainan Ginjal yang dapat muncul


sebagai akibat dari Komplikasi Diabetes Melitus (DM) baik tipe 1
maupun tipe 2 ditandai dengan hiperfiltrasi, dengan nilai gfr
yang tinggi,dan adanya albuminuria (mikro/ makro
albuminuria). (sukandar,2006)

Nefopati Diabetic merupakan salah satu komplikasi


Mikrovaskuler DM .Sindrom Klinik ditandai dengan laju Filtrasi
glomelurus,penurunan yang progresif,TD arteri meningkat
(ADA,2013)
ETIOLOGI DIABETIK NEFROPATI
Menurut Hendromartono (2009) Faktor- Faktor Etiologi dapat timbul pada
penderita Diabetik Nefropati :

a. Gula darah kurang terkendali


b. Faktor keturunan (genetis)
c. Terjadi kelainan hemodinamik
d. Hipertensi sistemik
e. Sindroma metabolik
f. Peradangan
g. Permeabilitas pembuluh darah berubah
h. Hiperlipidemia
Klasifikasi Diabetic Nefropati
Klasifikasi Diabetik Nefropati terdapat dalam beberapa
stadium
1. Stadium 1 (hyperfiltration – Hypertropy stage) 4. Stadium IV (Overt Nephropaty Stage)
Secara klinik akan dijumpai  Proteinuria menetap (>0,5 gr/24 jam)
• Hiperfiltrasi  Hipertensi
• Hipertopi Ginjal  Penurunan laju Glumorulus
• Glukosuria disertai polyuria
• Mikro Albuminuria > 20 dan > 200 ug/min
5. Stadium V (End Stage of Renal Failure)
2. Stadium 2 (silent Stage)
• Terjadinya mikroalbuminuria yang sering dijumpai
 Mikroabuminuria normal atau mendekati normal Sebagian penderita pada dm tipe2 yang nerrupakan prognosis buruk.
menunjukkan penurunan laju filtrasi glomerulus ke normal (awal
kerusakan stuktur Ginjal)
3. Stadium III (Incipient Neuropaty Stage )
Hipelfiltrasi menetap yang selanjutnya menurun
Mikroalbumin 20 sampao 200 ug/min yang setara dengan ekresi protein
Awal Hipertensi
PATOFISIOLOGI
MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi klinis Diabetik Nefropati paling umum ;
 edema
 Rentan terhadap infeksi sekunder
 Hipertensi ringan
 Sesak
 Produksi urine menurun
 Anoreksia dan diare
PEMERIKSAAN
DIAGNOSTIK
1. Pemeriksaan Laboratorium : Pemeriksaan Gula Darah,Kadar serum Sodium/
Natrium,potassium/Kalium,PH,Kadar serum Pospor, Hb, HematokritBUN,serum dan
Kreatinin Urin, Urinalisis
2. Pemeriksaan Radiologi
• Flat- Plat Radiografy/ Radiogafic Keadaan Ginjal
• CT SCAN
• IVP
• Aortorenal Angiography
• MRI
3. Biopsi Ginjal
PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Penanganan terhadap DM (memperbaiki Metabolisme
dengan mengendalikan Hiperglikemia)
2. Pengendalian Hipertensi
3. Penaggulangan Anemia
4. Diet Rendah Natrium
5. Diet Rendah Protein
6. Pengobatan dan Pencegahan Infeksi
7. Pengurangan protein dalam makanan
8. Dialisis
ASUHAN KEPERAWATAN PADA
DIABETIK NEFROPATI
1.Pengkajian
Anamnesis ; dikaji Gejala Khas dari penyakit DM seperti Poliuri, Polifagi, Polidipsi,
Penurunan BB,dan Tidak Khas Seperti Kesemutan,Luka sukar sembuh,Gatal2 pada
kulit,Ginekomastia, Impotens.
2. Pemeriksaan Fisik
a. Pemeriksaan Mata : Pada Nepropati Diabetika didapatkan kelainan pada Retina yang
menyebabkan berkungnya aliran darah dalam kapiler Retina
b. Bila penderita jatuh pada stadium end Stage didapatkan perubahan pada :
• Cor : mengetahi adanya cardio megali
• Pulmo : Mengetahui adanya oedem Pulmo
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.(D.0008)Penurunan curah jantung b/d ketidakseimbangan cairan mempengaruhi Volume Sirkulasi, Kerja
Miokardial,dan Tahanan Vaskularsismetik ditandai dengan data S : pasien mengeluh lelah,sesak,batuk,tampak
cemas,gelisah, data O :Vena jugularis,CVP meningkat,Tekanan darah meningkat/ menurun Nadi perifer teraba lemah.

2.(D.0136)Resiko Cidera : Profil darah abnormal b/d Penekanan Produksi/Sekresi eritropoietin penurunan
produksi,gangguan factor pembekuan,peningkatan kerapuhan kapiler ditandai dengan data Obyektif ; kejang,sinkop,
Vertigo,Gangguan Penglihatan,Gangguan pendengaran, Hipotensi.

3.(D.0129) Gangguan Integritas kulit / jaringan b/d Status metabolic, Sirkulasi (anemia dengan Iskemia Haringan) dan
Sensasi (neuropati perifer) ditandai dengan data Obyektif ; Nyeri, Pendarahan,Kemerahan, Hematoma, Kerusakan
jaringan dan/ atau lapisan kulit.

4. (D.0023) Hipovolemia b/d kehilangan cairan berlebihan (fase diuretic Gagal Ginjal akut dengan peningkatan
Volume Urine) ditandai dengan data Subyektif;Pasien merasa lemah dan seringkali mengeluh haus Frekuensi nadi
meningkat,Nadi teraba lemah,tekanan darah menurun,tekanan nadi menyempit,turgor kulit menurun, membrane
mukosa kering

(Sumber SDKI,2016)
NO DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI
1. (D.0008)Penurunan Setelah dilakukan Tindakan • Perawatan jantung (I.02075)
curah jantung keperawatan Curah jantung dapat • Observasi
-Identifikasi tanda/ Gejala primer penurunan curah jantung
berhubungan dipertahankan (normal) -Monitor Tekanan darah
dengan Dengan Kriteria hasil : -Monitor Intake dan Output cairan
ketidakseimbangan - Tekanan darah dan frekuensi -Monitor keluhan nyeri dada
• Terapeutik
cairan Jantung dalam batas normal -Posisika pasien semi fowler
mempengaruhi - Nadi Perifer kuat dan sama dengan -Berikan diet jantung yang sesuai (batasi asupan Cafein,Natrium, Kolestrol, dan makanan tinggi
Volume Sirkulasi, waktu pengisian kapiler lemak
Kerja -Berikan dukungan emosional dan Spritual
-Berikan Oksigen untuk mempertahankan saturasi oksigen >94%
Miokardial,dan • Edukasi
Tahanan -Anjurkan aktivitas Fisik sesuai toleransi
Vaskularsismetik -Anjurkan berhenti merokok
-Ajarkan pasien dan keluarga mengukur berat badan harian
• Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian aritmia, Jika perlu

2. (D.0136)Resiko Setelah dilakukan Tindakan • Pencegahan pendarahan (I.02067)


• Observasi
Cidera : Profil Keperawatan, Resiko Cidera Tidak - Monitor tanda dan gejala pendarahan
darah abnormal terjadi Dengan Kriteria hasil : - Monitor nilai hematocrit/HB sebelum dan sesudah kehilangan darah
berhubungan - Tidak mengalami tanda/ gejala - Monitor koagulasi
• Terapeutik
dengan Penekanan pendarahan - Pertahankan bed rest selama pendarahan
Produksi/Sekresi - Nilai laboratorium normal - Batasi tindakan Invasif, Jika perlu
eritropoietin - Gunakan Kasur pencegah decubitus
• Edukasi
penurunan - Jelaskan Tanda dan Gejala Pendarahan
produksi - Anjrkan penggunaan kaus kaki saat ambulansi
- Anjurkan meningkatkan asupan makanan dan Vitamin K
- Anjurkan segera melapor jika ada pendarahan
• Kolaborasi
-Kolaborasi pemberian obat pengontrol pendarahan
NO DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI
3. (D.0129) Setelah dilakukan Tindakan • Perawatan Integritas Kulit (I.11353)
Gangguan Keperawatan selama 1x 24 jam, • Observasi
Integritas kulit / Gangguan Integritas Kulit teratasi - Identifikasi penyebab gangguan Integritas Kulit
jaringan dengan Kriteria hasil: • Terapeutik
berhubungan - Integritas kulit yang baik bisa - Ubah Posisi setiap 2 jam Tirah baring
dengan Status dipertahankan - Bersihkan perineal dengan air hangat
metabolic, - Tidak terjadi luka/ lesi pada kulit - Gunakan Produk berbahan Petrolium atau minyak pada kulit kering
Sirkulasi (anemia - Perfusi Jaringan baik • Edukasi
dengan Iskemia - Mampu melindungi kulitdan - Anjurkan Menggunakan Pelembap (mis Lotion, Serum)
Haringan) dan mempertahankan kelembapan - Anjrkan Minum air yang Cukup
Sensasi (neuropati kulit - Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
perifer) - Anjurkan meningkatkan Asupan sayuran dan sayur
- Anjurkan menghindari terpapar suhu ekstrim

4 (D.0023) Setelah dilakukan tindakan • Manajemen Hipovolemia (I.03116)


Hipovolemia keperawatan selama 1x 24 jam Observasi :
berhubungan Resiko Hipovolemia tidak terjadi KH -Periksa Tanda dan Gejala Hipovolemia
dengan kehilangan : - Monitor intake dan Output cairan
cairan berlebihan • TTV dalam batas normal Terapeutik :
(fase diuretic Gagal • Turgor kulit baik -Hitung Kebutuhan cairan
Ginjal akut dengan • Membran mukosa lembab -Berikan asupan cairan oral
peningkatan • Tidak ada tanda2 dehidrasi Edukasi:
Volume Urine) -Anjurkan Memperbanyak asupan cairan oral
–Anjurkan menghindari perubahan posisi mendadak
• Kolaborasi
-Kolaborasi dalam pemberian cairan IV isotonis
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
Implementasi keperawatan serangkaian tindakan yang sebelumnya disusun dalam
rencana keperawatan tadi dilakukan oleh perawat maupun tenaga medis lain untuk
membantu pasien dalam proses penyembuhan .

Evaluasi dilakukan sampai tujuan penyembuhan tercapai dengan Menggunakan


SOAP.
THANKYOU FOR YOUR
ATTENTION

Anda mungkin juga menyukai