Anda di halaman 1dari 37

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.

T (34 TAHUN)
DENGAN G2P1A0 GR 4-5 MG DENGAN HYPEREMISIS GRAVIDARUM
DI RUANG KEBIDANAN RS. AL ISLAM BANDUNG

diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Stase Maternitas Profesi Ners STIKes ‘Aisyiyah
Bandung dengan dosen pengampu :
Ariani Fatmawati, S.Kep., Ners., M.Kep., Sp.Kep.Mat

Disusun Oleh :
1. AAM AMINAH NIM. 402018080
2. ACEP MASKUR NIM. 402018090
3. ASEP SUPRIYADI NIM. 402018119
4. FARISHA NOOR NIM. 402018093
5. HERI HERNIAWAN NIM. 402018094
6. JAJANG AR NIM. 402018091
7. SUJIYAH NIM. 402018095
8. TUTI ROHAYATI NIM. 402018117
9. YADI SUPRIYADI NIM. 402018112

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AISYIYAH BANDUNG


PROGRAM STUDI PROFESI KEPERAWATAN (NERS)
BANDUNG
2019
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Asuhan
Keperawatan Maternitas ini dengan baik.
Alhamdulillah makalah ini telah kami buat semaksimal mungkin dan kami tidak lupa
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam
pembuatan makalah ini. Kami pun menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik dari
segi penyusunan bahasanya maupun hal lainnya. Oleh karena itu dengan lapang dada dan
tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi saran dan
kritik kepada kami sehingga kami dapat memperbaiki makalah Asuhan Keperawatan
Maternitas ini.
Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari makalah Asuhan Keperawatan
Maternitas ini bisa diambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan inspirasi
terhadap pembaca.

Bandung, Juli 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................. i

DAFTAR ISI .......................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................... 1

A. LATAR BELAKANG ................................................................................................. 1

B. RUMUSAN MASALAH ............................................................................................ 4

C. TUJUAN PENELITIAN ............................................................................................. 4

1. TUJUAN UMUM .................................................................................................... 4

2. TUJUAN KHUSUS ................................................................................................. 4

D. MANFAAT PENELELITIAN .................................................................................... 4

1. BAGI INSTITUSI PENDIDIKAN .......................................................................... 4

2. BAGI PELAYANAN KESEHATAN ..................................................................... 5

3. BAGI MASYARAKAT .......................................................................................... 5

BAB II TINJAUAN TEORI ................................................................................................... 6

A. DEFINISI .................................................................................................................... 6

B. ETIOLOGI .................................................................................................................. 6

C. TANDA DAN GEJALA ............................................................................................. 6

D. PATOFISIOLOGI ....................................................................................................... 7

E. PATHWAY ................................................................................................................. 9

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG .............................................................................. 10

G. PENATALAKSANAAN .......................................................................................... 10

H. DIAGNOSA KEPERAWATAN ............................................................................... 11

I. INTERVENSI KEPERAWATAN ............................................................................ 11

ii
BAB III TINJAUAN KASUS .............................................................................................. 13

I. PENGKAJIAN .......................................................................................................... 13

II. DIAGNOSA KEPERAWATAN ............................................................................... 20

III. INTERVENSI KEPERAWATAN ............................................................................ 21

IV. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI ....................................................................... 23

BAB IV PEMBAHASAN .................................................................................................... 28

BAB V KESIMPULAN ....................................................................................................... 31

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................... 33

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hiperemesis gravidarum merupakan ibu hamil yang mengalami mual muntah
yang berlebih, dapat menimbulkan gangguan aktivitas sehari-hari sehingga
membahayakan kesehatan bagi janin dan ibu, bahkan dapat menyebabkan kematian.
Selain itu, mual muntah juga berdampak negatif bagi ibu hamil, seperti aktivitas
sehari-hari menjadi terganggu. Biasanya mual muntah sering terjadi saat pagi hari,
bahkan dapat timbul kapan saja maupun terjadi kadang dimalam hari. Gejala tersebut
40-60% biasa terjadi pada multigravida (Rocmawati, 2011).
Mual (nausea) dan muntah (emesis gravidarum) adalah suatu yang wajar pada
ibu hamil trimester 1. Kondisi ini akan berubah jika mual muntah terjadi >10 kali
dalam sehari, sehingga dapat mengganggu keseimbangan gizi, cairan elektrolit, dan
dapat memengaruhi keadaan umum serta menganggu kehidupan sehari-hari (Morgan,
2009).
Kehamilan menurut Morgan (2009) adalah merupakan proses produksi yang
memerlukan perawatan yang khusus agar persalinan dapat berjalan dengan lancar dan
aman, sehingga bayi terlahir dengan sehat, selamat sesuai keinginan keluarga.
Sedangkan menurut Hutaean (2009), kehamilan merupakan peristiwa yang sangat
ditunggu bagi perempuan yang sudah menikah. Saat perempuan tidak lagi mendapat
menstruasi dan setelah melakukan pemeriksaan urin serta ditandai dengan hasil positif
maka bisa dikatakan hamil. Perempuan tersebut akan merasa senang begitu juga
dengan keluarganya.
Masalah terbesar yang terjadi di negara berkembang seperti Indonesia adalah
angka kematian dan kesakitan pada perempuan hamil. Diperkirakan 15 % kehamilan
dapat mengalami resiko tinggi dan komplikasi obstretic apabila tidak segera ditangani
maka dapat membahayakan janin maupun ibunya. Menurut survey demografi
kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2010, angka kematian ibu di Indonesia tergolong
masih tinggi yaitu mencapai 100/100.00 kelahiran hidup. Pada tahun 2013 target yang

1
2

akan dicapai adalah 102 per tahun untuk mewujudkan hal tersebut Departemen
kesehatan (Depkes) mengembang program Making Pregnancy Safer (MPS) dengan
program perencanaan, persalinan dan pencegahan komplikasi (P4K) (Depkes, 2010).
Di Indonesia berdasarkan total kasus program Jamkesda tahun 2008 mengenai
kasus hiperemesis gravidarum mencapai sebesar 1,13%. Berdasarkan data dari Dinas
Kesehatan Kota Jambi diketahui jumlah hiperemesis gravidarum pada tahun 2011
sebanyak 384 orang dan dari kota 20 puskesmas paal X tertinggi jumlah dalam kasus
hiperemesis gravidarum, pada tahun 2009 pada kasus hiperemesis gravidarum
sebanyak 64 orang, dan pada tahun 2010 mencapai sebanyak 162 orang, sedangkan
pada tahun 2011 mencapai sebanyak 200 orang dari jumlah kunjungan ibu hamil
mencapai sebanyak 459 orang ibu dengan kejadian hiperemesis gravidarum.
Morgan (2009); Fitriana (2014) menyatakan bahwa kondisi hiperemesis
gravidarum yang dijumpai pada kehamilan 16 minggu pertama yaitu mual dan
muntah, perempuan hamil pada trimester 1 mengalami mual muntah kurang lebih
66%, sedangkan mual disertai muntah mencapai 34%. Apabila semua makanan yang
dimakan dimuntahkan pada ibu hamil, maka berat badan akan menurun, turgor kulit
berkurang, dan timbul asetonuria.Kondisi ini dapat mengakibatkan gangguan pada
kehamilan. Hiperemesis gravidarum juga berdampak negatif, seperti anemia.
Sedangkan anemia sendiri dapat mengakibatkan syok disebabkan kekurangan asupan
gizi yang dimakan dan diminum semua dimuntahkan semua.
Perubahan fisiologis yang terjadi pada masa ibu hamil menurut Hutaean (2009),
yaitu perubahan pada sistem pencernaan, mengalami penurunan nafsu makan, ibu
hamil trimester 1 sering mengalami mual muntah yang merupakan perubahan saluran
cerna dan kenaikan kadar ekstrogen, progesterone, dan human chorionic
gonadotropin (HCG) dapat menjadi pencetus terjadinya mual dan muntah pada ibu
hamil. Meningkatnya hormone progesterone dapat mengakibatkan otot polos pada
sistem gastrointestinal mengalami relaksasi sehingga motilitas lambung menurun dan
pengosongan lambung melambat. Refluks esofagus, penurunan motilitas lambung dan
menurunnya sekresi asam hidroklorid juga berkontribusi terjadinya mual dan muntah.
3

Selain itu, mual muntah juga diperberat adanya faktor lain, seperti faktor psikologis,
lingkungan, spiritual, dan sosiokultural (Runiari, 2010).
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kejadian hiperemesis gravidarum
menurut modifakasi Neil-Rose(2007);Tiran (2008); Proverawati (2009), yaitu faktor
hormonal, paritas, psikologis, alergi dan nutrisi. Faktor-faktor tersebut dapat
menyebabkan terjadinya hiperemesis gravidarum pada ibu hamil trimester 1. Pada
dasarnya perilaku kesehatan merupakan suatu respon terhadap stimulus yang
berhubungan dengan sakit dan penyakit, terhadap sistem pelayanan kesehatan,
lingkungan dan makanan. Perilaku kesehatan seseorang termasuk pada ibu hamil yang
mengalami hiperemesis gravidarum dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain
faktor umur, paritas, sikap, pendidikan, dan pengetahuan (Rocmawati, 2011).
Ada beberapa faktor predisposisi yang berhubungan dengan resiko hiperemesis
gravidarum dan morning sickness,yaitu diabetes, mola hidatidosa, dan kehamilan
ganda akibat meningkatnya kadar HCG. Kemudain faktor psikologi meliputi,
kehilangan pekerjaan, kecemasan, keretakan keluarga, rasa takut terhadap proses
kehamilan, ketakutan akan menjelang persalinan dan tidak berani memikul tanggung
jawab yang lebih besar dan faktor endokrin lainnya 40% - 60% gejala tersebut banyak
terjadi pada multigravida. Sedangkan 60% - 40% sering terjadi pada primigravida.
Mual biasanya sering terjadi pada pagi hari kadang juga mual paada malam hari.
Keinginan mual muntah biasanya terjadi pada awal minggu dan berakhir sampai bulan
ke 4, tetapi ibu hamil sekitar 12 % mengalami mual muntah sampai kehamilan ke 9
bulan (Tiran, 2008).
Maulana (2008) menyatakan bahwa faktor psikologis yang mempengaruhi
hiperemesis gravidarum, yaitu umur, kehamilan, status nutrisi, kecemasan, dan
pendidikan. Setiap ibu hamil mengalami mual muntah yang mengakibatkan berat
badan cenderung menurun, turgor kulit menurun, mata terlihat cekung. Jika hal
tersebut berlangsung secara terus menerus dan tidak segera ditangani akan
mengakibatkan gastritis. Peningkatan asam lambung akan memperparah mual muntah
pada ibu hamil.
4

B. Rumusan Masalah
Hiperemesis Gravidarum merupakan ibu hamil yang mengalami mual muntah
yang berlebih, dapat mengakibatkan gangguan aktivitas sehari-hari sehingga
membahayakan kesehatan bagi janin dan ibu. Perubahan fisiologis yang terjadi pada
ibu hamil yaitu perubahan pada sistem pencernaan, mengalami penurunan nafsu
makan, ibu hamil trimester 1 sering mengalami mual muntah yang merupakan
perubahan saluran cerna dan kenaikan kadar ekstrogen, progesterone, dan human
chorionic gonadotropin (HCG) dapat menyebabkan terjadinya mual dan muntah pada
ibu hamil.

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya hiperemesis
gravidarum.
2. Tujuan Khusus
a. Diketahuinya definisi hiperemesis gravidarum
b. Diketahuinya penyebab terjadinya hiperemesis gravidarum
c. Diketahuinya tanda dan gejala hiperemesis gravidarum
d. Diketahuinya proses terjadinya hiperemesis gravidarum.
e. Diketahuinya pemeriksaan penunjang hiperemesis gravidarum.
f. Diketahuinya penatalaksanaan hiperemesis gravidarum.

D. Manfaat Penelelitian
1. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil penelitian tersebut diharapkan mampu menambah referensi dan bahan
informasi mengenai keluhan kehamilan untuk mengatasi masalah hiperemesis
gravidarum pada ibu hamil.
5

2. Bagi Pelayanan Kesehatan


Hasil penelitian ini diharapkan mampu mengembangkan ilmu keperawatan
maternitas mengenai faktor-faktor yang memengaruhi hiperemesis gravidarum di
Darussalam 2 kebidanan rumah sakit Al Islam Bandung.
3. Bagi Masyarakat
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan pengetahuan terhadap masyarakat
dalam mengatasi terjadinya hiperemesis gravidarum, dan masyarakat mampu
mengatasinya dengan baik.
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. DEFINISI
Hiperemesis gravidarum adalah keadaan dimana penderita mual dan muntah
berlebihan, lebih dari 10 kali dalam 24 jam atau setiap saat, sehingga menggganggu
kesehatan dan pekerjaan sehari – hari (Arief. B., 2009).
Hiperemesis gravidarum adalah vomitus yang berlebihan atau tidak terkendali selama
masa hamil, yang menyebabkan dehidrasi, ketidakseimbangan elektrolit, atau defisiensi
nutrisi, dan kehilangan berat badan (Lowdermilk, 2013).
Berdasarkan dari 2 pengertian di atas hiperemesis gravidarum adalah mual dan
muntah yang berlebihan yang dapat mengganggu aktivitas sehari – hari yang tidak terkendali
selama masa hamil yang menyebabkan dehidrasi, ketidakseimbangan elektrolit atau
defisiensi nutrisi dan kehilangan berat badan.

B. ETIOLOGI
Sebab pasti belum diketahui, beberapa faktor predisposisi antara lain :
1. Sering terjadi pada primigravida, mola hidatidosa, diabetes, dan kehamilan ganda akibat
peningkatan kadar human chorionic gonadotropin (HCG).
2. Faktor organik : karena masuknya vili khoriales dalam sirkulasi maternal dan perubahan
metabolic, kekurangan vitamin B, hiperasiditas lambung, infeksi H. pylori, gangguan
metabolism karbohidrat, meningkatnya sensivitas terhadap bau selama kehamilan.
3. Faktor psikologi : keretakan rumah tangga, kehilangan pekerjaan, takut terhadap
kehamilan atau persalinan.
4. Ketidakseimbangan hormonal selama kehamilan : peningkatan estrogen dan
progesterone. (Indriyani, 2013).

C. TANDA DAN GEJALA


1. Hiperemesis gravidarum tingkat pertama :
a. Muntah berlangsung lama

6
7

b. Makan berkurang
c. Berat badan menurun
d. Kulit dehidrasi, tonus lemah
e. Nyeri epigastrik
f. Tekanan darah turun, nadi meningkat
g. Lidah kering
h. Mata cekung

2. Hiperemesis gravidarum tingkat kedua


a. Klien lemah
b. Gejala dehidrasi lebih tampak : mata cekung, turgor kurang
c. Tekanan darah turun, nadi meningkat
d. Berat badan makin turun
e. Mata ikterus
f. Gangguan BAB
g. Napas bau aseton
3. Hiperemesis gravidarum tingkat ketiga
a. Keadaan umum jelek
b. Penurunan kesadaran : somnolen sampai koma
c. Nadi kecil, halus dan cepat
d. Tekanan darah turun
e. Ikterus
f. Dapat terjadi komplikasi pada susunan syaraf pusat (enselofati wernicke) dengan
adanya perubahan mental.

D. PATOFISIOLOGI
Perasaan mual adalah akibat dari meningkatnya kadar estrogen yang biasa terjadi pada
trimester I. bila perasaan terjadi terus-menerus dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat
dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi. Karena oksidasi lemak yang tak sempurna,
terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam aseto-asetik, asam hidroksida butirik dan aseton
8

darah. Muntah menyebabkan dehidrasi, sehingga caira ekstraseluler dan plasma berkurang.
Natrium dan klorida darah turun. Selain itu dehidrasai menyebabkan hemokonsentrasi,
sehingga aliran darah ke jaringan berkurang. Hal ini menyebabkan jumlah zat makanan dan
oksigen ke jaringan berkuang pula tertimbunnya zat metabolik yang toksik. Disamping
dehidrasi dan gangguan keseimbangan elektrolit. Disamping dehidraasi dan gangguan
keseimbangan elektrolit, dapat terjadi robekan pada selaput lendir esofagus dan lambung
(sindroma mollary-weiss), dengan akibat perdarahan gastrointestinal.
9

E. PATHWAY

Penurunan pompa pylorus Peningkatan tekanan lambung


Peningkatan hormone Menghambat ambang
estrogen dan HCG depolarisasi saraf enteric

Hiperemesis gravidarum (mual muntah yang berlebih ) Emesis gravidarum


A.

Refluks sebagian Hcl Nyeri pada epigastrik Kehilangan cairan berlebih


MK: Gangguan
keseimbangan cairan dan
Sensasi asam MK: Gangguan rasa nyaman elektrolit Dehidrasi

Nafsu makan menurun Oliguri hemokonsentrasi

MK: Gangguan
Anoreksia Dampak pada bayi eleminasi urine Penurunan aliran
darah ke jaringan

MK: Gangguan nutrisi Resiko mordibilitas Penurunan metabolisme


kurang dari kebutuhan dan morialitas
Penurunan ATP

Bayi lahir mati, anemia pada bayi, BBLR Kelemahan otot

MK: Koping individu


tidak efektif MK: Intoleransi aktifitas
Psikologis kehamilan
10

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. USG (dengan menggunakan waktu yang tepat) : mengkaji usia gestasi janin
dan adanya gestasi multipel, mendeteksi abnormalitas janin, melokalisasi
plasenta.
2. Urinalisis : kultur, mendeteksi bakteri, BUN.
3. Pemeriksaan fungsi hepar: AST, ALT dan kadar LDH.

G. PENATALAKSANAAN
Pencegahan terhadap Hiperemesis gravidarum perlu dilaksanakan dengan
jalan memberikan pcnerapan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses
yang fisiologik, memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang-kadang muntah
merupakan gejala yang flsiologik pada kehamilan muda dan akan hilang setelah
kehamilan 4 bulan, menganjurkan mengubah makan sehari-hari dengan makanan
dalam jumlah kecil tetapi lebih sering. Waktu bangun pagi jangan segera turun dari
tempat tidur, tetapi dianjurkan untuk makan roti kering atau biskuit dengan teh
hangat.Makanan yang berminyak dan berbau lemak sebaiknya dihindarkan.
Makanan dan minuman sebaiknya disajikan dalam keadaan panas atau sangat
dingin.
Obat-obatan
Sedativa yang sering digunakan adalah Phenobarbital. Vitamin yang
dianjurkan Vitamin B1 dan B6 Keadaan yang lebih berat diberikan antiemetik
seperti Disiklomin hidrokhloride atau Khlorpromasin. Anti histamin ini juga
dianjurkan seperti Dramamin, Avomin
Terapi psikologik
Perlu diyakinkan pada penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan, hilangkan
rasa takut oleh karena kehamilan, kurangi pekerjaan yang serta menghilangkan
masalah dan konflik, yang kiranya dapat menjadi latar belakang penyakit ini.
Cairan parenteral
Berikan cairan- parenteral yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein dengan
Glukosa 5% dalam cairan garam fisiologik sebanyak 2-3 liter per hari. Bila perlu
11

dapat ditambah Kalium dan vitamin, khususnya vitamin B kompleks dan vitamin
C. Bila ada kekurangan protein, dapat diberikan pula asam amino secara intra vena.

H. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Kekurangan volume cairan b.d kehilangan cairan akibat vomitus dan asupan
cairan yang tidak adekuat
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d nafsu makan menurun,
penurunan masukan oral.

I. INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa
NOC NIC
Keperawatan
Kekurangan volume Fluid Balance : Fluid management
cairan b.d kehilangan  Mempertahankan  Monitor vital sign
cairan akibat vomitus urin output sesuai  Monitor status hidrasi
dan asupan cairan dengan usia dan  Mengkaji,
yang tidak adekuat Berat badan mendokumentasikan
 Tekanan darah, nadi, turgor kulit
suhu dalam rentang  Pantau intake-output
normal  Pantau berat badan
 Tidak ada tanda setiap hari
gejala dehidrasi
Perubahan nutrisi Nutrition status : Nutrition management
kurang dari  Berat badan ideal  Kaji pengetahuan klien
kebutuhan tubuh b.d sesuai dengan tinggi tentang pentingnya
nafsu makan badan nutrisi bagi tubuh
menurun, penurunan  Tidak ada tanda  Beri penjelasan tentang
masukan oral. malnutrisi pentingnya nutrisi yang
 Tidak terjadi adekuat bagi tubuh
penurunan berat terutama ibu hamil
badan yang berarti
12

Diagnosa
NOC NIC
Keperawatan
 Anjurkan klien makan-
makanan dalam jumlah
sedikit tetapi sering
setiap 2 atau 3 jam
 Minum air putih 8
gelas sehari agar tidak
mengalami dehidrasi
 Anjurkan klien untuk
membiasakan makan
pagi
BAB III
TINJAUAN KASUS

I. PENGKAJIAN
1. Identitas klien
Nama : Ny. T
No. Medrec : 47-62-88
Umur : 30 tahun
Pendidikan : D3
Pekerjaan : Karyawan swasta
Alamat : Dayeuh Kolot
Agama : Islam
Suku bangsa : Indonesia
Status marital : Menikah
Golongan darah : tidak tahu
Tanggal masuk RS : 24 juni 2019
Tanggal pengkajian : 24 juni 2019
Diagnosa medis : G2P1A0 gr 4-5mg + Hyperemisis Gravidarum
2. Identitas penanggung jawab
Nama : Tn. R
Umur : 34 tahun
Pendidikan : D3
Pekerjaan : Karyawan swasta
Alamat : Dayeuh kolot
Agama : Islam
Suku bangsa : Indonesia
Hubungan dengan klien : Suami

13
14

3. Riwayat kesehatan
a) Keluhan utama
Mual-mual sejak awal kehamilan.
b) Riwayat kesehatan sekarang
Ibu mengaku hamil usia 1 bulan, anak ke 2, sejak 3 hari sebelum ke RS mual
disertai muntah, tidak nafsu makan, klien mengatakan berat badannya turun 2kg
dalam 5 hari terakhir. Klien diperiksa di klinik kandungan dan dilakukan USG, dari
hasil pemeriksaan klien harus dirawat, karena klien akan beresiko dehidrasi dan
bisa mempengaruhi kondisi janin dalam kandungannya.
Saat di kaji klien mengaku masih ada muntah dan nyeri ulu hati disertai kurang
nafsu makan.Mual dan muntah dirasakan klien sepanjang hari. Klien tampak lemas
dan sering meludah. Klien sudah tidak bekerja 3 hari. Nilai pengkajian nutrisi MST
dengan skor 3.
c) Riwayat kesehatan dahulu
Klien mengatakn waktu kehamilan pertama klien juga mengalami muntah-
muntah tetapi tidak sampai dirawat. Mual dan muntahnya berhenti setelah
kehamilan lebih dari 4 bulan Klien mengaku mempunyai riwayat gastritis dan
mengatakan klien suka mengkonsumsi makanan pedas.
d) Riwayat kesehatan keluarga
Klien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit yang dapat memperberat
kondisinya seperti asma, jantung. Klien juga tidak memiliki riwayat penyakit
keturunan seperti DM, Hipertensi serta tidak memiliki riwayat penyakit menular
seperti TBC, Hepatitis.
e) Riwayat Obstetri dan Gynecologi
1) Riwayat obstetri
a) Riwayat persalinan dan nifas yang lalu

Masalah Keadaan
Tahun Jenis Tempat/
NO JK BB Anak
Partus Partus Penolong Hamil Lahir Nifas Bayi
Hidup
1 2013 VE Dr P 3,4 kg HEG - - -
15

b) Riwayat kehamilan sekarang


HPHT :16-05-2019
Taksiran persalinanUsia kehamilan
Tanggal periksa : 24-6 - 2019 = (1 x 4) (1 x 1/3)
HPHT : 16-05-2019 = 4 + 0,3
= 4minggu
= 4mg +8hr = 5mg +1hr

Taksiran persalinan : 23-2-2020

a) Trimester 1
Pasien baru 1x memeriksakan kehamilannya di klinik kandungan dan harus
dirawat karena berisiko dehidrasi.
c) Riwayat Gynecologi
a) Riwayat menstruasi
Pasien pertama kali menstruasi pada usia 13 tahun, lamanya menstruasi 3-5
hari, dengan warna merah atau kecokelatan .tidak ada keluhan setiap haid.
b) Riwayat perkawinan
Usia pasien saat menikah adalah 23 tahun dan suami berusia 27 tahun. Usia
pernikahan sudah berjalan 7 tahun dan merupakan pernikahan pertama.
c) Riwayat keluarga berencana (KB)
Setelah melahirkan anak pertama klien menggunakan KB IUD selama 3 tahun
dan mengaku tidak ada keluhan.
4. Pemeriksaan fisik
a) Pemeriksaan fisik ibu
1) Keadaan umum
Keadaan umum pasien baik
TD : 110/70, RR : 20 x/menit
HR : 80x/mnt S : 36.7 C
TB : 151 cm
BB sebelumsakit : 67kg
BB saat ini : 62kg
IMT 27,5 ( gemuk) LILA : 30 cm
16

2) Sistem pernafasan
Pola pernafasan simetris, bunyi nafas vesikuler dan tidak terdengar bunyi nafas
tambahan.
3) Sistem kardiovaskular
Akral hangat, konjungtiva merah muda, CRT kurang dari 3 detik.
4) Sistem pencernaan
Mukosa bibir kering, tampak pecah-pecah, tidak terdapat kesulitan saat
menelan, hypersaliva(+), nyeri tekan epigastrium (+), bising usus 6-8x/menit.
Selama di rawat klien makan hanya habis ¼ porsi paling banyak hanya ½ porsi
itu juga dengan sedikit paksaan dari perawat/keluarga. Dan kadang klien
muntah lagi setelah makan.
5) Sistem persyarafan
Kesadaran pasien compos mentis, orientasi baik, reflek patella positif.
6) Sistem endokrin
Tidak terdapat pembengkakan dan nyeri di kelenjar getah bening, tidak
hyperpigmentasi pada muka/ cloasma gravidarum, terdapat linea nigra pada
dinding perut. Klien
7) Sistem perkemihan
Pasien mengatakan BAK lancar, tidak ada nyeri saat BAK warna urin jernih.
8) Sistem reproduksi
(a) Keadaan payudara bersih dan simetris antara kanan dan kiri, tidak ada
pembengkakan dan nyeri tekan pada bagian kedua payudara, puting menonjol
keluar dan areola berwarna kehitaman.
(b) TFU belum teraba
(c) Tampak sedikit bercak merah kehitaman dari vulva.
9) Sistem muskuloskeletal
Kedua ekstermitas kanan dan kiri simetris, kekuatan otot 5/5. Pasien tidak
terdapat keluhan pada saat bergerak.
10) Sistem integumen
Terdapat striae gravidarum, turgor kulit elastis.
17

Pola aktivitas sehari-hari


No. Aktivitas Sebelum hamil Saat hamil
1. Nutrisi
a. Makan
- Frekuensi 3x sehari Makan 3x/hari
- Jenis Sayur, lauk pauk Intake makanan hanya ½ porsi
- Makanan yang Apa saja kadang hanya ¼ porsi, muntah
disuka
- Makanan yang Tidak ada
tidak disukai Minum air putih dan teh 4-5
- Alergi makanan Tidak ada gelas/hari dan kadang
- Porsi makanan Cukup dimuntahkan lagi
b. Minum
- Jumlah ± 2 liter
- Jenis Air putih, teh, susu, jus
2. Eliminasi
a. BAB
- Frekuensi 1 hari sekali 1 hari sekali
- Warna Kecokelatan Kecokelatan
- Bau Berbau Berbau
- Konsistensi Lunak Lunak
- keluhan Tidak ada Tidak ada
b. BAK
- Frekuensi 4-6 kali 2-3 kali
- Warna Kuning jernih Kuning jernih
- Bau Berbau Berbau
- Konsistensi Cair Cair
- Keluhan Tidak ada Tidak ada
3. Personal hygine
a. Mandi 2 kali sehari 1x/hari
b. Gosok gigi 3 kali sehari 1 kali sehari
c. Keramas Seminggu 2-3 kali belum
d. Pakaian 2 kali sehari 1x
e. Kuku Pendek dan bersih Pendek dan bersih
f. Vulva hygine Pasien mengganti pakaian Pasien mengganti pakaian
dalam 3-4 kali dalam 2 kali/ hari
4. Istirahat tidur
a. Waktu tidur Malam dan siang Malam sering terbangun
b. Lama tidur 6-7 jam sehari Dan tidur siang hanya 1 jam
c. Kebiasaan tidur Tidur jam 10 malam Tidak ada
d. Kesulitan tidur Tidak ada Tidak ada
5. Gaya hidup
a. Aktivitas sehari- Ibu bekerja 6-7 jam /hari Sudah 3 hari ibu tidak bekerja
hari
b. Olahraga Jarang olahraga
c. Kegiatan diwaktu Jalan-jalan Tidak olahraga
luang
6. Ketergantungan fisik
a. Merokok Tidak Tidak
b. Minuman keras Tidak Tidak
c. Obat-obatan Tidak Tidak
18

d) Aspek psikososial
a) Pola pikir
Pasien mengatakan khawatir dengan kehamilannya
b) Persepsi diri
Pasien merasa badannya sangat lemah sejak diketahui hamil
c) Gaya komunikasi
Arah pembicaraan pasien sesuai dengan yang ditanyakan perawat, bahasa yang
digunakan adalah bahasa indonesia.
d) Konsep diri
- Gambaran diri : pasien mengatakan bersyukur atas kehamilan keduanya
- Peran diri : pasien adalah seorang ibu rumah tangga yang bekerja sebagai
karyawan swasta
- Ideal diri :klien menjadi isteri dan ibu yang baik.
- Identitas diri : Pasien mengatakan dirinya adalah seorang ibu dan istri
- Harga diri : pasien mengatakan dia merasa bangga dengan kehamilannya
e) Pengetahuan
Pasien mengatakan bahwa mual dan muntah saat hamil adalah hal yang wajar.
f) Kebiasaan seksual
Tidak ada keluhan saat berhubungan seksual, terakhir berhubungan intim 1
bulan yang lalu.
e) Data spiritual
Pasien seorang muslim dan mengaku menjalankan ibadah sholat dengan
teratur. Saat ini yang menjadi motivasi klien untuk sehat adalah bayi dalam
kandunganya.
f) Data penunjang
Tanggal pemeriksaan 23 juni 2019
Jenis pemeriksaan Hasil Nilai rujukan Satuan
Hematologi
Hemoglobin 14.1 12,0-16,0 g/dL
Leukosit 11.100 4.000-10.000 sel/uL
Hematokrit 41.4 37-47.7 %
Trombosit 445000 150.000-450.000 sel/uL
Urin rutin
Kimia urin
19

Jenis pemeriksaan Hasil Nilai rujukan Satuan


Warna urin Kuning Kuning
Berat jenis 0.010 1.002 ~ 1.030
PH 6,5 4.6 ~ 7
Nitrit Negative Negatif
Protein Negative Negatif
Glukosa Negative Negatif
Keton 2+ Negatif
Urobilinogen 3.2 3,2
Billirubin Negative Negatif
Blood 1+ Negatif

g) Therapi
Rute
Nama obat Dosis Waktu pemberian
pemberian
Ranitidine Iv 3x1amp 07 - 15 - 23
PAG Inf 1 lb/ hr
RL Inf Loading 2 lb
Drip dalam RL
Neurobion 1500cc/24jam
500

ANALISA DATA
Data Etiologi Masalah
DS : Resiko kekurangan cairan

- klien mengatakan Muntah Intake


berlebih cairan
muntah-muntah kurang
- klien mengaku hanya
minum 4-5 gelas/hari
- klien mengaku hanya Penurunan intake
bak 2-3x/hr cairan
DO :

- Mukosa bibir kering,


tampak pecah-pecah Dehidrasi
- keton urin +

kekurangan cairan
20

DS : Peningkatan estrogen, Risiko


- Ibu mengatakan sejak 3 hari Ketidakseimbangan
progesteron dan HCG
SMRS mual dan muntah Nutrisi Kurang
- Nyeri ulu hati dan kurang Penurunan motilitas dan Dari Kebutuhan
nafsu makan Tubuh
pengosongan lambung
- Selama hamil makanan yang
masuk hanya ½ porsi kadang
hanya ¼ porsi.
Peningkatan tekanan gaster
- BB turun 5kg sejak awal
hamil Merangsang syaraf
- nyeri tekan epigastrium (+)
mekanoreseptor
-

DO :
Terlepasnya serotonin,
- hypersaliva(+),Nilai
pengkajian nutrisi MST: 3 acetilkoline, histamine
- ketonn urin +2
- Selama di rawat klien makan
hanya habis ¼ porsi paling CTZ dan Nervus Vagus
banyak hanya ½ porsi itu juga
dengan sedikit paksaan dari
perawat/keluarga. Dan Pusat mual muntah di Medula
kadang klien tampak
Oblongata
makanan yang masuk seolah
akan dikeluarkan lagi.
Refleks mual dan muntah

Emesis dan Muntah


Komplikasi/ berlanjut

Mual-mual dan muntah


berlebihan
Nafsu makan berkurang

Intake Nutrisi menurun

II. DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Ketidakseimbangan Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan peningkatan hormon progesteron dan HCG
2. Resiko gangguan keseimbangan cairan berhubungan dengan peningkatan
muntah
21

III. INTERVENSI KEPERAWATAN


No Diagnosa NOC NIC Rasional
1 Risiko Setelah dilakukan Manajemen Nutrisi:.
Ketidakseimbangan tindakan
nutrisi kurang dari keperawatan 1. Monitor jumlah 1. Mengetahui
asupan makanan kecukupan
kebutuhan tubuh selama 3x24 jam
setiap hari nutrisi yang
status nutrisi didapatkan
adekuat. 2. Kolaborasi oleh pasien.
Kriteria hasil : dengan ahli gizi 2. Indikator
1. Tidak ada untuk terpenuhi
penurunan BB menentukan tidaknya
2. Tidak ada jumlah kalori dan kebutuhan
tanda-tanda nutrisi nutrisi dan
malnutrisi. kalori pasien.
3. Klien tampak 3. Observasi 3. Pengeluaran
segar. frekuensi muntah cairan yang
4. Klien dapat berlebih
menghabiskan melalui muntah
makanannya dapat
sebanyak ¾-1 menyebabkan
porsi. banyak
5. Nilai keton kehilangan
urin negatif. cairan dan
6. Nilai MST >2 elektrolit
4. Timbang BB apabila tidak
setiap hari ada
penggantian
5. Lanjutkan cairan yang
pemberian terapi seimbang.
antiemetik .

4. Indikator
6. Observasi intake terhadap
dan output klien. malnutrisi.
5. Menentukan
terapi yang
7. Anjurkan untuk tepat untuk
makan sedikit- mengurangi
sedikit tapi mual dan
sering. muntah.
6. Mengetahui
terjadinya
tanda-tanda
dehidrasi.
8. Berikan makanan .
yang sesuai 7. Makan sedikit-
dengan selera sedikit
klien, seperti memberikan
makanan yang kesempatan
tidak berbau dan kepada
tidak berwarna. lambung untuk
mengosongkan
sehingga tidak
22

No Diagnosa NOC NIC Rasional


9. Berikan terapi terjadi perasaan
nonfarmakologi/ penuh pada
komplementer: lambung.
seduhan jahe 8. Makanan yang
2xsehari selama 4 berwarna dan
hari. berbau
menyengat
akan
merangsang
rasa mual
sehingga
mempengaruhi
selera makan
klien.
9. Gingerol yang
terdapat dalam
jahe dapat
mereduksi
nausea yang
dikarenakan
kehamilan
dengan
menghambat
pengeluaran
serotonin.
2 Resiko gangguan Setelah dilakukan Manajemen cairan :
keseimbangan tindakan
cairan berhubungan keperawatan 1. Catat intake dan
output
dengan peningkatan selama 3x24 jam
1. Mengetahui
muntah diharapkan 2. Monitor kondisi
keseimbangan TTV/shif hemodinamik
cairan tidak pasien
terganggu dengan
criteria : 3. Berikan terapi 2. Pemberian
- Ttv dalam cairan IV sesuai Cairan
program parenteral
batas normal
mengurangi
- Turgor kulit kehilangan
4. Tingkatkan
baik asupan oral cairan akibat
- Klien tidak muntah
mengeluh 3. Untuk
kehausan pemenuhan
- Intake = output kebutuhan
cairan
- Dieresis >0,5
cc/kg bb/jam
23

IV. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI


Tanggal Pukul Dx Implementasi DX Evaluasi Paraf
24/06/19 15.00 Mengobs. TTV dan keadaan umum ibu Jam 20.00 Aam
Hasil : k/u baik TD : 110/70, HR : 80x/m, Suhu : 36.7 C, 1 S :Ibu mengatakan mual-mual masih
RR: 20x/m, keluhan mual masih dirasakan ada
15.15 Memberi infuse RL polos 40tpm lb ke 1 O : porsi makan habis ½ porsi
15.30 Menjelaskan ke pasien dan keluarga untuk makan sedikit td : 110/70, hr : 80x/m, suhu : 36.7 ,
tapi sering rr: 20x/m, bibir tampak lembab, bibir
Hasil: ibu tampak mengangguk dan mengerti masih pecah-pecah
16.00 Memfasilitasi ibu untuk sholat Ashar A : Ketidakseimbangan nutrisi kurang
Hasil : ibu dibantu wudhu dan sholat ashar di tempat tidur dari kebutuhan tubuh
Mengganti cairan infuse RLpolos 40 tpm lb ke 2 P : inv lanjut:
17.15 Membantu ibu untuk BAK di pispot - Anjurkan tetap makan dalam
17.30 Hasil: urin 200cc porsi kecil tapi sering
Menganjurkan ibu untuk makan sore - Berikan terapi Nutrisi parenteral
18.00 Hasil : Diet Nasi, habis ½ porsi, minum 1 gelas, muntah sesuai advis
(-)
Memfasilitasi ibu untuk sholat magrib
24

Tanggal Pukul Dx Implementasi DX Evaluasi Paraf


18.30 Hasil : ibu dibantu wudhu dan sholat magrib di tempat
tidur
19.00 Mengganti cairan infuse dengan RL + neurobion20tpm 2 S :Ibu mengatakan mual-mual masih
Menjelaskan ke pasien tentang manfaat asupan nutrisi ada, muntah tidak ada
dan gizi seimbang dan bahaya bila kekurangan cairan O:
19.30 bagi perkembangan janin dalam kandungannya. td : 110/70, hr : 80x/m, suhu : 36.7 ,
Mengobs tetesan infuse rr: 20x/m, bibir tampak lembab, bibir
Hasil : tetesan lancar 20tpm,daerah insersi baik, Vip skor masih pecah-pecah
20.00 0 total intake : 1650cc, output : 410cc
Meng obs Intake dan output A : risiko gangguan keseimbangan
Hasil : total intake : 1650cc, output : 410cc cairan
P : inv lanjut:
- Anjurkan ibu untuk minum air
hangat
- Obs frekuensi muntah
- Obs TTV

Operan dinas
25

Tanggal Pukul Dx Implementasi DX Evaluasi Paraf


25/06/19 Meng obs k/u klien Jam 14.00
07.30 Hasil : TD : 110/80, HR : 78x/m, Suhu : 36.8 C, RR: 1 S: Farisha
18x/m abdomen teraba lunak, nyeri epigastrium - Ibu mengatakan sudah tidak ada
berkurang, mual masih ada, muntah tidak ada mual-mual yang berlebih
Mengganti cairan infuse dengan PAG 15 tpm LB ke 2 O:
08.40 Hasil : tetesan infuse kurang lancar, vip skor 2 - K/U baik, makan habis ¾ porsi, bibir
Meng obs porsi dan intake asupan makan tampak lembab dan tidak pecah-
09.00 Hasil: Makan pagi habis ¾ porsi pecah
Menjelaskan ke klien dan keluarga tentang nutrisi untuk - nutrisi parenteral PAG terpasang
10.00 ibu hamil labu ke 2
Memasang infuse baru karena bengkak A:Ketidakseimbangan Nutrisi kurang
10.30 Hasil: infuse baru di tangan kanan, IVcath no 20 dari kebutuhan tubuh
Meng obs TTV P : intervensi lanjut
HASIL : td 90/60 HR 72 RR 20 S 36,3 - Obs adanya muntah
- Obs intake makanan
Dr visite : advis ; selesai PAG 2 lb BLPL
12.00 Menganjurkan ibu untuk makan siang
12.30 hasil : Diet Nasi 3/4porsi
operan dinas
26

Tanggal Pukul Dx Implementasi DX Evaluasi Paraf


14.00 memfasilitasi ibu untuk mandi sore 2 S:
15.00 memfasilitasi ibu untuk sholat ashar - Ibu mengatakan seharian ini
15.30 Infuse PAG habis lb ke 2 tidak muntah
17.00 Mengaff infuse O:
17.20 Edukasi tentang cara mengurangi mual dengan seduhan - K/U baik, bibir tampak lembab dan
jahe. tidak pecah-pecah
18.30 Serah terima pulang td 90/60 HR 72 RR 20 S 36,
A: risiko gangguan keseimbangan
cairan
P : intervensi lanjut
- Obs adanya muntah
Obs ttv
- Edukasi tentang cara mengurangi
mual dengan seduhan jahe

Jam 18,00
S : mual berkurang
1 AAM
0: k/u baik, klien tidak tampak lemas
27

Tanggal Pukul Dx Implementasi DX Evaluasi Paraf


A. Ketidakseimbangan Nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh
P : inv lanjut
- Mengingatkan ibu untuk
control apabila muntah hebat
2
S
0: klien tampak segar, mukosa
lembab
A. risiko gangguan keseimbangan
cairan
B. P : inv lanjut
- ingatkan ibu untuk mencoba
minum seduhan jahe
28

BAB IV
PEMBAHASAN

Hiperemesis gravidarum adalah keadaan dimana penderita mual dan


muntah berlebihan, lebih dari 10 kali dalam 24 jam atau setiap saat, sehingga
mengganggu kesehatan dan pekerjaan sehari – hari (Arief. B., 2009). Pada setiap
ibu hamil kondisi ini tidak selalu ada. Sebab pasti belum diketahui, beberapa faktor
predisposisi antara lain : sering terjadi pada primigravida, mola hidatidosa, diabetes,
dan kehamilan ganda akibat peningkatan kadar human chorionic gonadotropin
(HCG). psikologi : keretakan rumah tangga, kehilangan pekerjaan, takut terhadap
kehamilan atau persalinan, ketidakseimbangan hormonal selama kehamilan :
peningkatan estrogen dan progesterone. (Indriyani, 2013).
Gejala yang muncul biasa pada ibu dengan hyperemesis diantaranya :
muntah berlangsung lama, makan berkurang, berat badan menurun, kulit dehidrasi,
tonus lemah, nyeri epigastrik, tekanan darah turun, nadi meningkat, lidah kering,
mata cekung. Pada kondisi lebih lanjut klien lemah, gejala dehidrasi lebih tampak,
mata cekung, turgor kurang, tekanan darah turun, nadi meningkat, berat badan
makin turun, mata icterus gangguan BAB, napas bau aseton.
Dalam kasus setelah pengkajian kami mendapatkan tanda dan gejala
penurunan berat badan dalam 4 minggu 5 kg, nyeri tekan epigastrium ,
hipersalivasi, kurang nafsu makan, selama kehamilan ini makanan yang masuk
hanya ¼ porsi. urine keton +2, klien tidak dapat beakitivitas dan tidak masuk kerja
selama 3 hari. Selama dirawat klien makan hanya sedikit itu pun dengan paksaan
dari perawat dan keluarga.
Diagnosa yang muncul pada klien dengan HEG ini diantaranya adalah
ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, dan resiko kekurangan
cairan tubuh. Hal ini sesuai dengan diagnosa keperawatan yang mungkin muncul
pada pasien HEG. Risiko ketidakeimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
adalah asupan nutrisi yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolic.
Dengan batasan karateristik yang kami dapatkan dalam pengkajian yaitu nyeri
abdomen, kurang nafsu makan, penurunan berat badan 10% dari BB ideal
29

meskipun dalam NANDA penurunan 20% tetapi kami tetap mengambil diagnosa
ini karena keluhan mual muntah masih terjadi dan asupan makannya kurang dari ½
porsi. Diagnosa kedua Risiko kekurangan volume cairan adalah kerentanan
mengalami penurunan volume cairan intravaskuler, interstisial, dan atau
intraseluler yang dapat mengganggu kesehatan. Dengan batasan karakteristik yaitu
kehilangan cairan aktif yaitu muntah, penurunan BB 5 kg selama 4 minggu,
kelemahan, membrane mukosa kering pada bibir.
Pencegahan terhadap hiperemesis gravidarum perlu dilaksanakan dengan
jalan memberikan penerangan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu
proses yang fisiologik, memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang-kadang
muntah merupakan gejala yang flsiologik pada kehamilan muda dan akan hilang
setelah kehamilan 4 bulan, menganjurkan mengubah makan sehari-hari dengan
makanan dalam jumlah kecil tetapi lebih sering. Waktu bangun pagi jangan segera
turun dari tempat tidur, tetapi dianjurkan untuk makan roti kering atau biskuit
dengan teh hangat. Makanan yang berminyak dan berbau lemak sebaiknya
dihindarkan. Makanan dan minuman sebaiknya disajikan dalam keadaan panas atau
sangat dingin. Intervensi yang dilakukan yaitu mengobservasi TTV dan keadaan
umum ibu, memberikan motivasi klien tentang pentingnya nutrisi untuk ibu dan
bayinya. Menganjurkan makan sedikit tapi sering dan menganjurkan ibu untuk
minum air jahe sampai nanti setelah pulang dari rumah sakit setiap hari untuk
mengurangi rasa mual.
Obat-obatan : sedativa yang sering digunakan adalah phenobarbital.
Vitamin yang dianjurkan vitamin B1 dan B6 Keadaan yang lebih berat diberikan
antiemetik seperti Disiklomin hidrokhloride atau Khlorpromasin. Anti histamin ini
juga dianjurkan seperti Dramamin, Avomin. Cairan parenteral: Berikan cairan-
parenteral yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein dengan Glukosa 5% dalam
cairan garam fisiologik sebanyak 2-3 liter per hari. Bila perlu dapat ditambah
Kalium dan vitamin, khususnya vitamin B kompleks dan vitamin C. Bila ada
kekurangan protein, dapat diberikan pula asam amino secara intra vena.
30

Pada pasien kelolaan implementasi yang diberikan pada ibu dengan HEG
diantaranya adalah pemberian cairan infus Ringer laktat untuk rehidrasi, pemberian
Panamin G sebanyak 2 labu untuk menambah intake protein/ asam amino.
Isolasi : penderita disendirikan dalam kamar yang tenang tetapi cerah dan
peredaran udara yang baik. Tidak diberikan makan/minum selama 24 -28 jam.
Kadang-kadang dengan isolasi saja gejala-gejala akan berkurang atau hilang tanpa
pengobatan. Implementasi ini tidak dapat dilakukan dengan maksimal pada pasien
kelolaan dikarenakan klien berada di ruang perawatan kelas II yang dalam satu
kamarnya terdapat tiga orang pasien.
Terapi psikologik : Perlu diyakinkan pada penderita bahwa penyakit dapat
disembuhkan, hilangkan rasa takut oleh karena kehamilan, kurangi pekerjaan yang
serta menghilangkan masalah dan konflik, yang kiranya dapat menjadi latar
belakang penyakit ini. Implementasi ini kami lakukan kepada pasien dengan
pemberian motivasi dan informasi tentang pentingnya nutrisi untuk pemenuhan
kebutuhan gizi ibu dan yang terpenting untuk pertumbahan dan perkembangan
janin dalam kandungannya.
Selama ini pasien dengan emesis gravidarum diberikan terapi farmakologi
dengan antiemetik sedangkan terapi non farmakologi nya masih belum ada. Oleh
karena itu sebagai perawat kita harus bisa melakukan tindakan mandiri untuk
pemberian terapi non farmakologi bagi pasien ibu hamil trimester 1 salah satunya
yaitu pemberian ari seduhan jahe hangat. Dengan didukung dari penelitian –
penelitian terdahulu dan dilengkapi dengan jurnal jurnal yang didapat kita bisa
menerapkan cara tersebut, sesuai dengan EBN (Evidance Base Nurse) dan
pengalaman empiris di lapangan. Implementasi perawatan mandiri yang dapat
dilakuka oleh perawat antara lain adalah melakukan observasi terhadap klien,
pendidikan kesehatan tentang pentingnya nutrisi dan minuman air jahe yang
dicampur dengan madu atau gula 1 sendok makan. Dalam berbagai jurnal yang
didapatkan, kami mengambil kesimpulan bahwa jahe mempunyai berbagai khasiat
apabila diberikan dalam takaran yang sesuai. Untuk itu kami membuat suatu SAP
agar memudahkan dalam penyuluhan kepada pasien.
BAB V
KESIMPULAN

A. Kesimpulan
Dalam stase maternitas ini kami mengambil kasus HEG dengan
mengaplikasikan proses keperawatan dari pengkajian, penyusunan diagnosa
keperawatan, merencanakan tindakan yang akan dilakukan atau intervensi,
mengimplementasikan rencana tindakan yang telah disusun, baik itu tindakan
mandiri, kolaborasi, pendidikan kesehatan dan monitoring serta mengevaluasi
efektif dan tidaknya tindakan yang telah dilaksanakan.
Hiperemesis gravidarum adalah vomitus yang berlebihan atau tidak terkendali
selama masa hamil, yang menyebabkan dehidrasi, ketidakseimbangan elektrolit,
atau defisiensi nutrisi, dan kehilangan berat badan (Lowdermilk, 2004). Jadi
kesimpulannya, hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan
yang dapat mengganggu aktivitas sehari – hari yang tidak terkendali selama masa
hamil yang menyebabkan dehidrasi, ketidakseimbangan elektrolit atau defisiensi
nutrisi dan kehilangan berat badan.
Perawat sebagai suatu profesi dapat memberikan pelayanan kepada pasien
dengan tindakan mandiri maupun kolaborasi. Terapi komplementer sebagai terapi
alternatif selain farmakologi dapat dikembangkan sebagai suatu pelayanan
keperawatan kepada pasien dengan berbasis bukti. Penerapan implementasi
berbasis bukti (EBN) pada kasus kelolaan kami yaitu mengatasi HEG dengan
seduhan jahe. Dari beberapa jurnal yang telah kami analisa seduhan jahe dapat
diterapkan dan terbukti efektif dan ada pengaruhnya untuk mengatasi mual muntah
pada kehamilan terutama trimester pertama.

31
32

B. Saran
1. Untuk Pelayanan Kesehatan
Temuan kami dilapangan dan penelusuran bukti ilmiah terhadap efektivitas
seduhan jahe dalam mengatasi mual muntah dalam kehamilan dapat dijadikan
Standar Prosedur Operasional baik oleh perawat mandiri ataupun kolaborasi
dengan instalasi gizi dalam penyajian seduhan jahe ini.
2. Untuk Masyarakat
Masyarakat dapat dengan mudah membuat seduhan jahe karena alat dan bahan
yang mudah didpatkan juga mudah dan cepat dalam menyajikannya.
DAFTAR PUSTAKA

Babak, Lowdermilk, Jensen. (2013). Buku Ajar Keperawatan Maternitas, Edisi 8.


Jakarta: EGC
Cunningham, F.G., dkk. (2006). Obstetri Williams. Jakarta: EGC
Indriyani. (2013) Keperawatan Maternitas Pada Area Perawatan Antenatal.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Lowdermilk, Perry. (2013). Buku Keperawatan Maternitas Edisi 8. Jakarta: EGC
Prawirohardjo, Sarwono. (2005). Ilmu Kebidanan, Jakarta : Tridasa Printer
Sastrawinata, dkk. (2005). Ilmu Kesehatan Reproduksi : Obstetri Patologi. Jakarta:
EGC.

Anda mungkin juga menyukai