Oleh:
MIMING HUSNI TAMRIN
NPM 402018057
0
MANAJEMEN ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY P (30 TAHUN)
DENGAN DENGUE HAEMORAGIC FEVER (DHF)
DI RUANG MULTAZAM 3
RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH BANDUNG
A. IDENTITAS
Tanggal masuk : 15 Juli 2019 Pukul 15.45 WIB
Tanggal pengkajian : 15 Juli 2019 Pukul 16.00 WIB
1. Identitas Pasien
Nama : Ny P
No. Rekam Medis : 795423
Tempat, Tanggal Lahir : Bandung, 21 Agustus 1989
Umur : 30 Tahun
Ruang Rawat Inap : Multazam 3 kamar 303
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Status : Menikah
Pendidikan Terakhir : Sarjana
Pekerjaan : IRT
Suku : Sunda
Bahasa : Indonesia
Alamat : Jl. Curug Candung No 77 Kota Bandung
Pembiayaan Kesehatan : Umum
Kelas Ruangan : Kelas 2
2. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn. A
Pekerjaan : Swasta
Suku : Sunda
Hubungan dengan pasien: Suami
Bahasa : Sunda
Alamat : Jl. Curug Candung No 77 Kota Bandung
1
B. RESUME ASUHAN KEPERAWATAN
Pasien datang ke UGD Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung pada hari
Senin tanggal 15 Juli 2019 pukul 14.00 WIB dengan keluhan panas badan
sudah 3 hari disertai b.a.b mencret 2 kali, mual-mual dan kulit kemerahan. Satu
hari sebelumnya pasien sudah mencoba meminum obat panas badan (panadol)
tetapi panasnya masih terasa, akhirnya pasien datang ke UGD RS
Muhammadiyah untuk diperiksa lebih lanjut. Di UGD pasien diperiksa oleh
perawat (ruri) dan dokter jaga UGD (dr Lien S) hasil pemeriksaan diddapatkan
data tanda-tanda vital: TD: 100/70 mmHg, S: 38,1°C, N: 88x/menit, R:
20x/menit. Akral hangat, CRT <2 detik, kulit terlihat kemerahan suara paru
vesikuler, tidak teraba pembesaran hepar. Hasil laboratorium Hb: 14,1gr/dl,
Hematokrit 43%, Leukosit 4.200/mm3 dan Trombosit 93.000/mm3 dan Pasien
didiagnosa DHF dan akhirnya disarankan untuk dipasang infus dan dirawat.
Pasien dikonsulkan oleh dr Jaga UGD ke dr Spesialis penyakit dalam (dr. Iis
Sp.PD) dan dapat therapi: Infus RL 1500cc/24 jam, paracetamol 3x1,
omeprazole 2x1 tab (po), donperidone 2x1tab (po), cek sysmex dan difcount
besok pagi.
Pasien masuk ruangan Multazam 3 pada tanggal 15 Juli 2019 pukul 15.45
WIB, pada saat dikaji pasien mengeluh panas badan, mual dan gatal-gatal pada
kulit tangan dan kaki. Panas bertambah apabila beraktifitas dan turun apabila
diistirahatakan atau dikompres. Panas dirasakan di semua bagian tubuh, Sh
Tubuh 38oC. Panas badan dirasakan terus menerus sepanjang hari.
Berdasarkan hasil pengkajian diatas, didapatkan diagnosa keperawatan
utama pada pasien adalah hipertermi dan mual. Intervensi yang diberikan
adalah lakukan memberikan kompres hangat, menganjurkan pasien untuk
istirahat, menganjurkan pasien untuk banyak minum, menganjurkan untuk
makan sedikit tapi sering serta kolaburasi pemberian obat antipiretik dan anti
emetik. Dari dua diagnosa diatas masalah hipertermi dapat diatasi pada hari
kedua, dan masalah mual dapat diatasi hari ketiga dan pasien diperbolehkan
pulang pada hari ketiga.
2
C. PENGELOLAAN PASIEN
1. Proses Penerimaan Pasien Baru
Pasien Ny P datang ke ruangan Multazam 3 pada pukul 16.45 WIB
dengan diantar pekarya kesehatan (Asep) dengan menggunakan kursi roda
dan sudah terpasang infus. Pasien diantarkan ke ruangan kamar 303
kemudian di ditempatkan di tempat tidur sambil memasangkan infus ke
standar infus dan mengatur tetesannya, lalu meminta ijin keluar untuk
melakukan operan dengan petugas UGD. Kami (Perawat Indriani dan
mahasiswa) melakukan operan pasien dengan petugas UGD (Asep) di
depan Nurse Station dan yang disampaikan antara lain:
a. Pasien dengan diagnosa DHF
b. Pasien sudah dikonsulkan ke dr Iis Sp.PD advisnya:
1) Infus RL 1500 cc/24 jam (21 gtt/mt) (sudah terpasang di UGD)
2) Paracetamol 3x1 tab peroral bila panas
3) Omeprazole 2x1 tab peroral ½ jam sebelum makan
4) Donperidon 2x1 tab peroral ½ jam sebelum makan
5) Cek sysmex, difcount beso pagi, formulir belum
6) Monitor curve suhu
c. Pasien sudah diperiksa darah rutin di UGD hasil terlampir
d. Status pasien umum
. Setelah selesai serah terima, perawat ruangan (indriani)
menandatangani form transfer internal sebagai bukti serah terima pasien.
3
1. Ruang perawatan yaitu ruang Multazam 3 kamar 303
2. Posisi kamar mandi ada di samping kiri depan
3. Arah kiblat
4. Posisi bel ada di belakang tempat tidur atau menggunakan bel yang
memakai kabel jika memerlukan bantuan.
5. Jam besuk/berkunjung di ruang rawat inap yaitu:
Senin –Jumat: Pagi : 11.00 – 12.00 WIB
Sore : 16.00 – 17.00 WIB
Sabtu-Minggu/Libur: Pagi: 10.00-12.00 WIB
Sore: 16.00- 18:00 WIB
6. Menyarankan kepada keluarga pasien untuk selalu ada yang
menunggu satu orang.
7. Jadwal makan pasien yaitu Pagi jam 07.00 WIB, Siang jam 12.00
WIB, Sore jam 17.00 WIB.
8. Dokter yang merwat pasien adalah dr Iis Sp.PD dan visitenya setiap
hari tetapi biasanya sore hari
9. Perawat yang bertanggungjawab pada shift sore yaitu perawat
Indriani.
10. Mengingatkan pasien dan keluarga pasien untuk menjaga barang
pribadi dan tidak menyimpan barang-barang berharga di kamar.
11. Menganjurkan pasien untuk istirahat dan banyak minum
12. Mengedukasi pasien dan keluarga tentang pentingnya cuci tangan
untuk mencegah terjadinya infeksi yaitu dengan teknik 6 langkah
dan 5 moment (sebelum melakukan tindakan, sebelum ke
lingkungan pasien, sebelum melakukan tindakan aseptik, sesudah
melakukan tindakan dan sesudah dari lingkungan pasien).
Bukti orientasi pasien dan keluarga ditulis di lembar edukasi terintegrasi
dan ditandan tangani oleh perawat dan keluarga pasien.
4
3. Tingkat Ketergantungan Pasien
Tabel Ketergantungan Pasien (Barthel Index)
Index 0 1 2 3 Keterangan
Makan,Minum 2 0 : Tidak mampu
1 : Dibantu
2 : Mandiri
Mandi 1 0 : Tergantung orang lain
1 : Mandiri
Perawatan diri 1 0 : Tergantung orang lain
(grooming) 1 : Mandiri
Berpakaian 2 0 : Tidak mampu
(dressing) 1 : Dibantu
2 : Mandiri
BAB (bladder) 2 0 : Inkontinensia
(tidak teratur/ perlu enema)
1 : Kadang inkontinensia
(sekali seminggu)
2 : Kontinensia (teratur)
BAK (bowel) 2 0 : Inkontinensia
(pakai kateter/terkontrol)
1 : Kadang inkontinensia
(maks 1 x 24 jam)
2 : Kontinensia (teratur)
Transfer 3 0 : Tidak mampu
1 : Butuh bantuan alat dan 2 orang
2 : Butuh bantuan kecil
3 : Mandiri
Mobilitas 3 0 : Imobile
1 : Menggunakan kursi roda
2 : Berjalan dengan bantuan 1 orang
3 : Mandiri
Penggunaan 2 0 : Tergantung bantuan orang lain
toilet 1 : Membutuhkan bantuan tapi beberapa hal
dilakukan sendiri
2 : Mandiri
Naik turun 2 0 : Tidak mampu
tangga 1 : Membutuhkan bantuan
2 : Mandiri
Total Score 20 MANDIRI
Keterangan :
20 : Mandiri
12-19 : Ketergantungan ringan
9-11 : Ketergantungan sedang
5-8 : Ketergantungan berat
0-4 : Ketergantungan total
5
a. Interpretasi hasil barthel index : Pasien Ny.P masuk kategori tingkat
ketergantungan Mandiri
b. Berdasarkan jumlah jam perawatan pasen Ny.P masuk kategori
ketergantungan minimal dengan rumus kebutuhan perawat dan
kesimpulannya :
Kesimpulan :
a. Jumlah tenaga perawat per shif
Satu orang pasien dengan tingkat ketergantungan minimal
membutuhkan 1 perawat dalam setiap shift kerja. Jadi dalam 24 jam
dibutuhkan 3 orang perawat.
b. Waktu yang diperlukan
Jumlah waktu yang diperlukan untuk memberikan perawatan pasien
dengan tingkat ketergantungan minimal adalah 1-2 Jam/24 Jam
4. Prinsip Pasien Safety
Prinsip pasien safety menurut IPSG (International Patient Safety Goals)
terdapat 6 sasaran, yaitu :
a. Identifikasi pasien
Identifikasi pasien dilakukan awal ketika pasien masuk ke rumah sakit.
Identifikasi awal pada Ny P dilakukan di UGD. Setiap pasien yang
akan di rawat inap diberikan tanda pengenal berupa gelang pengenal.
Gelang pengenal terdiri dari dua warna, yaitu warna merah muda untuk
pasien perempuan dan warna biru untuk pasien laki-laki. Gelang pengenal
ini berisi nama, tanggal lahir, dan nomor rekam medis pasien.
Pada Ny. P tidak terpasang gelang identitas dengan alasan
persediaan gelang identitas di pendaftaran habis sehingga untuk
mengidentifikasi pasien dilakukan dengan menanyakan nama dan tanggal
lahir pasien dan dicocokan dengan data di rekam medis pasien. Gelang
identitas digunakan untuk ketepatan identifikasi, yang dilakukan
6
sebelum melakukan tindakan keperawatan seperti pemberian obat,
sebelum melakukan prosedur tindakan, sebelum peberian tranfusi darah
dan produk darah lainnya, sebelum pengabilan spesimen pemeriksaan.
Perawat terlebih dahulu menanyakan nama serta tanggal lahir pasien
dan mencocokkan pada gelang identitas. Hal tersebut dilakukan untuk
memastikan tidak terjadi kesalahan.
Apabila terdapat resiko jatuh pada pasien, perawat menempelkan
slogan resiko jatuh yang ditempel pada bed pasien dan digelang
identitas ditempel label warna kuning dengan tulisan FAAL RISK.
Pasien Ny. P tidak berisiko jatuh dan tidak mempunyai alergi,
sehingga pasien tidak dipasang gelang fall risk ataupun alergi.
b. Komunikasi yang efektif
Komunikasi dengan rekan sejawat menggunakan komunikasi langsung
maupun tidak langsung dengan metode SBAR (Situation, Background,
Analysis, Recomendation) saat operan. Dokter yang tidak dapat datang
visite memberikan advice melalui telepon dengan perawat dengan
menggunakan metode Tulis, Baca, Konfirmasi, yang ditandai dengan
stempel READ BACK dan divalidasi oleh penerima perintah dan
pemberi perintah di dalam asuhan terintegrasi pasien dengan
mencantumkan nama jelas dan paraf.
Perawat memberikan informasi tentang rencana dokter visite, dan
kegiatan pelayanan selama pasien dirawat di form edukasi terintegrasi,
sehingga pasien dan keluarga sudah mengetahui informasi yang merka
butuhkan.
c. Pengelolaan High Allert Medication (HAM)
Pasien Ny. P tidak menerima jenis obat HAM selama dirawat. Di
ruangan Multazam 3 sudah terpajang poster daftar nama-nama obat
HAM, dan ditempelnya stiker merah high allert pada beberapa jenis
obat dan cairan yang tergolong jenis HAM.
d. Safety Surgery
Pasien Ny. P tidak dilakukan operasi .
7
e. Pencegahan infeksi
Pencegahan infeksi yang dilakukan di Rumah Sakit Muhammadiyah
Bandung adalah dengan menerapkan cuci tangan 6 langkah dan 5
momen dengan menggunakan air mengalir pakai sabun atau
menggunakan hand rub. Di ruangan pasien telah tersedia tempat sabun
cuci tangan di wastafel, sedangkan hand rub di sediakan di dinding
lobi perawatan didepan kamar tetapi sudah habis persediannya. Pada
saat orientasi Ny P dan keluarganya diajarkan cara cuci tangan 6 langkah.
f. Pencegahan pasien jatuh
Pencegahan pasien jatuh yang dilakukan adalah dengan melakukan
pengkajian yang berisi ceklis pasien jatuh saat pasien akan dilakukan
rawat inap. Apabila terdapat resiko jatuh sedang maka akan ditempel
stiker resiko jatuh berwarn kuning pada gelang pasien, dan jika terdapat
resiko tinggi jatuh maka diberikan slogan resiko jatuh pada bed pasien
dan ditempel label Fall Risk warna kuning di status . Berikut ini
merupakan pengukuran resiko jatuh pada Ny. P.
Penilaian Resiko Jatuh Skor tgl: 15-7- Tgl: 16- Tgl: 17-
2019 7-2019 7-2019
Riwayat jatuh : Jatuh satu kali atau 25
tidak termasuk lebih dalam kurun
0 0 0
kecelakaan kerja waktu 6 bulan
atau rekreasional
Status mental Agitasi / konvulsi 15 0 0 0
Dimensia 15
Gaya berjalan Terganggu 20 0 0 0
Lemah 10
Normal 0
Alat bantu jalan Benda sekitar, kursi, 30
0 0 0
dinding, dll
Kruk, tongkat, tripot, 15
dll
Kondisi medis Diagnosa sekunder 15 0 0
Pasien terpasang 20
20 20 20
infus
20 20 20
Skor total
RR RR RR
Keterangan Skor:
Resiko tinggi (RT) : 51 atau lebih
Resiko sedang (RS) : 25 – 50
Resiko rendah (RR): 0 – 24
8
Interpretasi : Pasien memiliki risiko jatuh rendah sehingga pasien tidak
diberikan tanda stiker resiko jatuh.
6. Pengkajian Nyeri
Pada saat dikaji dan selama perawatan, pasien tidak mengeluh adanya
nyeri. Skala nyeri 0 dari 10 menggunakan Numeric Rating Scale
9
7. Kebutuhan Waktu Perawatan Pasien
10
18.30 – Memberikan edukasi tentang
18.45 WIB pentingnya makan untuk 15 menit
kesehatan
19.00 – Mengobervasi sisa makanan,
19.10 WIB dan mencatat intake output 10 menit
11
a. Pagi 10 pasein
Minimal care : 8 x 0,17 = 1,36
Parsial care : 2 x 0,27 = 0,54
Total care : 0 x 0,36 = 0 1,9 = 2 perawat
b. Siang 10 pasien
Minimal care : 8 x 0,14 = 1,12
Paesial : 2 x 0.15 = 0,3
Total : 0 x 0,30 = 0 1,42 = 2 perawat
c. Malam 10 pasien
Minimal care : 8 x 0,07 = 0,56
Parsial care : 2 x 0,10 = 0,2
Total : 0 x 0,20 = 0 0,76 = 1 perawat
12
Dinas Malam : (8x0,07) + (2x0,10) + (0x0,20)= 0,76
Jadi jumlah perawat P+S+M= 1,9+1,42+0,76= 4,08
LOS DAY( 78/279)x4=1,1(2)
Hasil akhir : Jml Keb Perawat+Los Day+ Faktor Koreksi(25%)+Karu+
Katim
: 4+ 2+1+1+2=10 PERAWAT
Jadi total kebutuhan tenaga perawat di ruang Multazam 3 adalah 10
perawat
13
9. Kebutuhan Logistik
Total Penggunaan Harga
No Tindakan Satuan
Logistik 15/7 16/7 17/7
1. Biaya Administrasi 85.000
2 Pemeriksaan a. Pemeriksaan Darah rutin 115.000
laboratorium
3. Obat farmasi a. Set infus 39.000
4. Depo IGD 123.000
5. Ruang Perawatan: a. Tempat tidur 1 1 1 540.000
Kelas 3 b. Meja
(Multazam 2) c. Kasur
d. Sprei
e. Bantal
f. Sarung bantal
g. Selimut
h. Tiang infus
i. Handscrub
j. Tong sampah
k. Lemari
l. Penerangan + listrik
m. Pispot
6. Visit Dokter Dokter Spesialis Penyakit 1 1 1 297.000
Spesialis Dalam(dr. Iis W. Sp.PD)
Visite dokter umum: dr.Jaga 50.000
7. Tindakan Asuhan keperawatan/hari 121.000
Keperawatan Memandikan pasien/wash cloth
TOTAL 1.370.000
14
Pasien dan keluarganya memerhatikan penjelasan yang diberikan,
dan terlihat antusias dengan penjelasan yang diberikan dan ikut
mempraktekan cara cuci tangan 6 langkah.
b. Diit dan obat-obatan
Keluarga pasien mengatakan baru masuk ruang perawatan jadi belum
tahu jam makan serta jenis makanan yang disajikan rumah sakit.
b. Kepuasan pasien
Pasien dan keluarga mengatakan faham dan senang telah diingatkan
untuk menjaga kesehatan saat di rumah nanti
c. Indikator discharge planning
INDIKATOR
A. Tahap Pengkajian
Mengklarifikasi dan mengidentifikasi identitas pasien untuk memastikan keluhan
yang dirasakan oleh pasien. Kemudian mengkaji tingkat pengetahuan pasien
terkait dengan penyakit yang di derita, meliputi pengertian penyakit, tanda dan
gejalanya, pencegahan kambuhnya penyakit dan apa hal-hal yang harus dihindari
oleh pasien, seperti makan tidak teratur.
Berdasarkan pengkajian klien mengatakan dirumahnya banyak gantungan baju,
dan klien mengatakan dilingkungannya ada yang menderita demamberdarah
B. Tahap Perencanaan
15
2. Memberiakan penjelasan tentang cara pencegahan penyakit demam berdarah
seperti dilarang menggantung baju-baju dirumah, melakukan 3M pecegahan
demam berdarah
3. Memberikan penjelasan pentngnya nutrisi untuk peningatan daya tahan tubuh
C. Tahap Pelaksanaan
Memberikan edukasi tentang :
1. Environment (lingkungan)
Ny P merupakan pasien dengan DHF ,Pasien diminta untuk selalu merapihkan
kamarnya agar tidak ada nyamuk yang bersarang, serta selalu menggunakan lotion
anti nyamuk.
2. Treatment (pengobatan)
Menjelaskan kepada pasien untuk istirahat pasca rawat di rumah sakit, jangan
terlalu kelelahan. Apabila pasien mengalami masalah yang gawat seputar
kesehatannya lebih baik dibawa ke pelayanan kesehatan terdekat agar
mendapatkan pengobatan segera.
3. Health Teaching (pengajaran kesehatan)
Memberikan pengetahuan tentang penyakit, tanda dan gejala, pemicu,
pengobatannya. Perawat memberikan nasihat agar pasien istirahat yang cukup,
dan minum obat secara teratur. Perawat memberi tahu obat pulang kepada
pasien dan keluarga pasien, waktu kontrol dan barang-barang apa saja yang
harus dibawa ketika kontrol. Pasien juga direedukasi, cara menurunkan demam,
cara mengurangi mual serta tentang cara cuci tangan.
4. Diet
Pasien dianjurkan untuk makan dengan teratur, makan-makanan yang sehat,
tidak bersifat asam dan tidak mengandung santan. Pasien juga disarankan
walaupun makan sedikit sebaiknya dilakukan sering dan makan selagi makanan
hangat.
D. Tahap Evaluasi
Setelah dilakukan pemberian pendidikan kesehatan singkat kepada pasien dan
keluarga tentang keadaan Ny P, pasien dan keluarga mengatakan mengerti apa saja
yang telah dijelaskan perawat dan akan terus berupaya membantu dalam
pemulihan pasien.
16
12. Kepuasan Pasien atau Keluarga
Penilaian kepuasan pasien dan keluarga dilakukan melalui wawancara.
Pasien dan keluarga mengatakan cukup puas dengan pelayanan yang
diberikan oleh Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung.
17
pasien baru. Disamping itu diperlukan juga bimbingan dan
supervisi dari kepala tim atau dan kepala ruangan.
Untuk gelang pasien yang tidak terpasang perlu dilakukan koordinasi
dengan bagian pendaptaran atau dengan bagian manajemen rumah
sakit agar gelang pasien dapat tersedia. Disamping itu perlu dicarika
materi pengganti jika gelang pasien tidak tersedia.
b. Penentuan diagnosa keperawatan
1) Hambatan / tantangan
Pengambilan diagnosa pasien lebih cenderung hanya satu diagnosa
yang merupakan keluhan utama yang ada pada pasien. Keluhan lain
yang ada pada pasien jarang dimunculkan sebagai diagnosa
keperawatan sehingga diagnosa keperawatan dari mulai pasien
masuk sampai pulang tidak berubah, bertambah atau berkurang.
2) Faktor pendukung
Keungkinan hal ini terjadi karena ketidakfahaman perawat dalam
pengangkatan diagnosa keperawatan juga kurang pahamnya
perawat terhadap standar asuhan keperawatan yang berlaku
diruangan.
3) Solusi dalam penyelesaian masalah
Diperlukan sosialisasi tentang standar asuhan keperawatan
terutama kepada perawat-perawat baru sehingga dapat
memahaminya. Disamping itu diperlukan adanya bimbingan dari
perawat senior ke perawat junior serta supervisi dari kepala tim dan
kepala ruangan.
18
1. Metode dalam memberikan pelayanan asuhan keperawatan
sudah ada namun pelaksanaannya masih belum sesuai.
2. Sarana dan peralatan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan
masih belum memadai, seperti tidak tersedianya handrub di setiap
kamar, gelang identitas tidak tersedia, alkes terbatas dll.
3. Pemahaman tentang proses keperawatan dari mulai pengkajian
sampai evaluasi masih belum merata ditandai dengan
dokumentasi pengkajian yang belum lengkapdalam 24 jam
pertama, pengambilan diagnosa keperawatan yang masih minimal
belum komperhensif
4. Discargh planing keperawatan masih belum berjalan dengan
baik, masih ditemukan discargh planning yang masih belum
diisi oleh perawat.
5. Proses asuhan keperawatan spiritual muslim masih belum
diterapkan secara optimal, dimana seharusnya sebagai rumah
sakit yang berlabel islam lebih mengedepankan konsep
spiritualnya sesuia dengan visi dan misi rumah sakit.
b. Faktor pendukung
Beberapa faktor yang mendukung terhadap hambatan diatas antara lain:
1. Kurangnya motivasi perawat dalam melakukan SOP yang
berlaku
2. Kurangnya pengetahuan dan pemahaman perawat terhadap
metode asuhan keperawatan yang dijalankan
3. Adanya beberap tenaga perawat yang baru sehingga belum
terpapar dengan aturan dan SOP yang da
4. Kurangnya sbimbingan terhadap perawat-perawat yang baru
5. Kurangnya supervisi dari ketua tim atau kepala ruangan terkait
pelaksanaan asuhan keperawatan kepada pasien
6. Kurangnya fasilitas yang diberikan manajemen rumah sakit
untuk menunjang pelaksanaan asuhan keperawatan di ruang
perawatan.
19
c. Solusi dalam menyelesaikan masalah
1) Melakukan pendekatan kepada setiap stafuntuk dapat melakukan
pelayanan asuhan keperawatan sesuai dengan standar yang ada
2) Melakukan diskusi, sosialissi dan refresihing tentang metode asuhan
keperawatan yang dijalankan
3) Melakukan bimbingan dan supervisi terhadap pelayanan asuhan
keperawatan yang debirikan ooleh setiap perawat pelaksana di ruanagn
4) Melakukan lobi dan pendekatan kepada manajem rumah sakit untuk
pengadaan sarana dan prasarana ruangan.
5) Memberikan motivasi dan penghargaan kepada setiap perawat yang
melakukan pekerjaan sesuai dengan standar dan aturan yang berlaku.
20