PENDAHULUAN
2. Puskesmas
Penulisan ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pikiran dalamasuhan
keperawatan pada klien dengan Isolasi Sosial di desa Sidorejo.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
b) Data objektif
1) Banyak diam
2) Tidak mau bicara
3) Menyendiri
4) Tidak mau berinteraksi
5) Tampak sedih
6) Kontak mata kurang
7) Muka datar
6. Mekanisme koping
Individu yang mengalami respon sosial maladiptif menggunakan berbagai
mekanisme dalam upaya untuk mengatasi ansietas. Mekanisme tersebut
berkaitan dengan dua jenis masalah hubungan yang spesifik (gall,W Stuart
2006). Koping yang berhubungan dengan gangguan kepribadian antisosial
antara lain proyeksi, spliting dan merendahkan orang lain, koping yang
berhubungan dengan gangguan kepribadian ambang spliting, formasi reaksi,
proyeksi, isolasi, idealisasi orang lain, merendahkan orang lain dan
identifikasi proyektif.
Menurut Gall W. Stuart (2006), sumber koping yaang berhubungan dengan
respon sosial maladaptif meliputi keterlibatan dalam hubungan keluarga yang
luasan teman, hubungan dengan hewan peliharaan dan penggunaan kreatifitas
untuk mengekspresikan stress interpersonal misalnya kesenian, musik atau
tulisan.
7. Sumber Koping
Contoh sumber koping yang berhungan dengan respon maladaptif menurut
Stuart, (2006) meliputi :
a) Keterlibatan dalam hubungan keluarga yang luas dan teman.
b) Hubungan dengan hewan peliharaan.
c) Penggunaan kreativitas untuk mengekspresikan stres interpersonal
(misalkan: kesenian, musik atau tulisan).
8. Komplikasi
Klien dengan isolasi sosial semakin tenggelam dalam perjalanan dan tingkah
laku yang tidak sesuai dengan kenyataan, sehingga berakibat lanjut menjadi
resiko gangguan sensori persepsi: halusinasi, mencederai diri sendiri, orang
lain serta lingkungan dan penurunan aktifitas sehingga dapat menyebabkan
defisit perawatan diri (Dalami,2009)
9. Penataklaksanaan.
a. Terapi Medis
Berupa Therapy farmakologi
(1) Clorpromazine (CPZ)
a) Indikasi: Untuk syndrome psikosis yaitu berdaya berat dalam
kemampuan menilai realitas, kesadaran diri terganggu, daya nilai
norma sosial dan tilik diri terganggu, berdaya berat dalam fungsi -
fungsi mental: waham, halusinasi, gangguan perasaan dan
perilaku yang aneh atau, tidak terkendali, berdaya berat dalam
fungsi kehidupan sehari -hari, tidak mampu bekerja, hubungan
sosial dan melakukan kegiatan rutin.
b) Efek samping: Sedasi, gangguan otonomik (hipotensi,
antikolinergik/ parasimpatik,mulut kering, kesulitan dalam miksi,
dan defikasi, hidung tersumbat,mata kabur, tekanan intra okuler
meninggi, gangguan irama jantung),gangguan ekstra piramidal
(distonia akut, akatshia, sindromaparkinson/tremor, bradikinesia
rigiditas), gangguan endokrin, metabolik, hematologik,
agranulosis, biasanya untuk pemakaian jangka panjang.
(2) Haloperidol (HLD)
a) Indikasi : Berdaya berat dalam kemampuan menilai realita
dalam fungsi netral serta dalam fungsi kehidupan sehari –hari.
b) Efek samping : Sedasi dan inhibisi psikomotor, gangguan
otonomik (hipotensi, antikolinergik /parasimpatik, mulut
kering, kesulitan miksi dan defikasi, hidung tersumbat, mata
kabur, tekanan intraokuler meninggi, gangguan irama jantung).
(3) Trihexy phenidyl (THP)
a) Indikasi:Segala jenis penyakit parkinson,termasuk paska
ensepalitis dan idiopatik,sindrom parkinson akibat obat misalnya
reserpin dan fenotiazine.
b) Efek samping: Sedasi dan inhibisi psikomotor Gangguan
otonomik (hypertensi, anti kolinergik/ parasimpatik, mulut
kering, hidung tersumbat, mata kabur,gangguan irama jantung).
b. Electro convulsif therapi
Electro convulsif therapi (ECT) atau yang lebih dikenal dengan
elektroshock adalah suatu terapi psikiatri yang menggunakan energi
shock listrik dalam usaha pengobatannya. Biasanya ECT ditujukan untuk
terapi pasien gangguan jiwa yang tidak berespon kepada obat psikiatri
pada dosis terapinya. ECT pertama kali diperkenalkan oleh 2 orang
neurologist Italia Ugo Cerlitti dan Lucio Bini pada tahun 1930.
Diperkirakan hampir 1 juta orang didunia mendapat terapi ECT setiap
tahunnya dengan intensitas antara 2-3 kali seminggu.
ECT bertujuan untuk menginduksi suatu kejang klonik yang dapat
memberi efek terapi (Therapeutic Clonic Seizure) setidaknya selama 15
detik. Kejang yang dimaksud adalah suatu kejang dimana seseorang
kehilangan kesadarannya dan mengalami rejatan. Tentang mekanisme
pasti dari kerja ECT sampai saat ini masih belum dapat dijelaskan
dengan memuaskan. Namun beberapa penelitian menunjukkan kalau
ECT dapat meningkatkan kadar serum Brain-Derived Neurotrophic
Faktor (BDNF) pada pasien depresi yang tidak responsif terhadap terapi
farmakologi.
c. Therapy kelompok
Therapy kelompok merupakan suatu psikotherapy yang dilakukan
sekelompok pasien bersama-sama dengan jalan berdiskusi satu sama lain
yang dipimpin atau diarahkan oleh seorang therapist atau petugas
kesehatan jiwa. Therapy ini bertujuan memberi stimulus bagi klien dengan
gangguan interpersonal.
Terapi aktivitas kelompok yang dapat dilakukan untuk pasien dengan
isolasi sosial adalah :
1) Sesi 1 : kemampuan memperkenalkan diri
2) Sesi 2 : kemampuan berkenalan
3) Sesi 3 : kemampuan bercakap-cakap
4) Sesi 4 : kemampuan bercakap-cakap topik tertentu
5) Sesi 5 : kemampuan bercakap-cakap masalah pribadi
6) Sesi 6 : kemampuan bekerjasama
7) Sesi 7 : evaluasi kemampuan sosialisasi
d. Therapy Individu
Menurut Pusdiklatnakes (2012)tindakan keperawatan dengan pendekatan
strategi pelaksanaan (SP) pada pasien dapat dilakukan sebagai berikut :
a) Strategi pelaksanaan pertemuan 1 pada pasien :
Pengkajian Isolasi sosial, dan melatih bercakap-cakap antara pasien dan
keluarga.
(1) Membina hubungan saling percaya
(2) Membantu pasien menyadari masalah isolasi sosial
(3) Melatih bercakap-cakap secara bertahap antara pasien dan anggota
keluarga
b) Strategi pelaksanaan pertemuan 2 pada pasien :
Melatih pasien berinteraksi secara bertahap (pasien dengan 2 orang lain),
latihan bercakap-cakap saat melakukan 2 kegiatan harian.
(1) Mengevaluasi tanda dan gejala isolasi sosial
(2) Memvalidasi kemampuan berkenalan (berapa orang)
(3) Beri pujian, melatih cara berbicara saat melakukan kegiatan harian
(latih 2 kegiatan)
(4) Memasukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan berkenalan 2-3
orang
c) Strategi pelaksanaan pertemuan 3 pada pasien :
Melatih pasien berinteraksi secara bertahap (pasien dengan 4-5 orang),
latihan bercakap-cakap saat melakukan 2 kegiatan harian baru.
(1) Evaluasi tanda dan gejala isolasi sosial
(2) Validasi kemampuan berkenalan (berapa orang) dan bicara saat
melakukan dua kegiatan harian
(3) Tanyakan perasaan setelah melakukan kegiatan
(4) Beri pujian, melatih cara berbicara saat melakukan kegiatan harian
(latih 2 kegiatan baru)
(5) Memasukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan 4-5 orang
e. Therapy Lingkungan
Menurut Rusdi (2013), manusia tidak dapat dipisahkan dari lingkungan
sehingga aspek lingkungan harus mendapatkan perhatian khusus dalam
kaitannya untuk menjaga dan memelihara kesehatan manusia. Lingkungan
berkaitan erat dengan stimulus psikologi seseorang yang akan berdampak
pada kesembuhan,karena lingkungan tersebut akan memberikan dampak
baik pada kondisi fisik maupun kondisi psikologis seseorang.
1. Deskripsi
Tanggapan atau deskripsi tentang isolasi yaitu suatu keadaan kesepian yang
dialami oleh seseorang karena orang lain menyatakan sikap yang negatif dan
mengancam (towsend, 1998).Seseorang dengan perilaku menarik diri akan
menghindari interaksi dengan orang lain.
2. Pengkajian
Pengelompokan data pada pengkajian kesehatan jiwa berupa faktor
presipitasi, penilaian stressor , suberkoping yang dimiliki klien. Setiap
melakukan pengajian ,tulis tempat klien dirawat dan tanggal dirawat isi
pengkajian meliputi :
a) Identitas Klien
Meliputi nama klien , umur , jenis kelamin , status perkawinan, agama,
tangggal MRS , informan, tangggal pengkajian, No Rumah klien dan
alamat klien.
b) Keluhan Utama
Keluhan biasanya berupa menyediri (menghindar dari orang lain)
komunikasi kurang atau tidak ada , berdiam diri dikamar ,menolak
interaksi dengan orang lain ,tidak melakukan kegiatan sehari – hari ,
dependen
3. Faktor predisposisi
Kehilangan,perpisahan , penolakan orang tua ,harapan orang tua yang tidak
realistis ,kegagalan/frustasi berulang, tekanan dari kelompok sebaya;
perubahan struktur sosial.Terjadi trauma yang tiba tiba misalnya harus
dioperasi , kecelakaan dicerai suami , putus sekolah ,PHK, perasaan malu
karena sesuatu yang terjadi ( korban perkosaan , tituduh kkn, dipenjara tiba –
tiba) perlakuan orang lain yang tidak menghargai klien/ perasaan negatif
terhadap diri sendiri yang berlangsung lama.
5. Aspek Psikososial
Genogram yang menggambarkan tiga generasi
Konsep diri
a) Citra tubuh :
Menolak melihat dan menyentuh bagian tubuh yang berubah atau tidak
menerima perubahan tubuh yang telah terjadi atau yang akan terjadi.
Menolak penjelasan perubahan tubuh , persepsi negatip tentang tubuh .
Preokupasi dengan bagian tubuh yang hilang , mengungkapkan keputus
asaan, mengungkapkan ketakutan.
b) Identitas diri
Ketidak pastian memandang diri , sukar menetapkan keinginan dan tidak
mampu mengambil keputusan .
c) Peran
Berubah atau berhenti fungsi peran yang disebabkan penyakit , proses
menua , putus sekolah, PHK.
d) Ideal diri
Mengungkapkan keputus asaan karena penyakitnya : mengungkapkan
keinginan yang terlalu tinggi.
e) Harga diri
Perasaan malu terhadap diri sendiri , rasa bersalah terhadap diri sendiri ,
gangguan hubungan sosial , merendahkan martabat , mencederai diri, dan
kurang percaya diri. Klien mempunyai gangguan/hambatan dalam
melakukan hubunga social dengan orang lain terdekat dalam kehidupan,
kelempok yang diikuti dalam masyarakat. Keyakinan klien terhadap
Tuhan dan kegiatan untuk ibadah ( spritual)
6. Status Mental
Kontak mata klien kurang /tidak dapat mepertahankan kontak mata , kurang
dapat memulai pembicaraan , klien suka menyendiri dan kurang mampu
berhubungan dengan orang lain , Adanya perasaan keputusasaan dan kurang
berharga dalam hidup.
8. Mekanisme Koping
Klien apabila mendapat masalah takut atau tidak mau menceritakan nya pada
orang orang lain( lebih sering menggunakan koping menarik diri).
9. Aspek Medik
Terapi yang diterima klien bisa berupa therapy farmakologi ECT,
Psikomotor, therapy okopasional, TAK , dan rehabilitas.
a) Isolasi Sosial
b) Harga diri rendah
c) Halusinasi
Pohon Masalah
D. Implementasi Keperawatan
Implementasi adalah tahapan ketika perawat mengaplikasikan ke dalam bentuk
intervensi keperawatan guna membantu klien mencapai tujuan yang telah di
tetapkan. Implementasi tindakan keperawatan disesuaikan dengan rencana
tindakan keperawatan. Sebelum melaksanakan tindakan yang sudah
direncanakan, perawat perlu memvalidasi dengan singkat, apakah rencana
tindakan masih sesuai dan dibutuhkan oleh klien saat ini (Keliat dkk, 2005).
E. Evaluasi
Menurut Rusdi (2013), dokumentasi asuhan keperawatan dilakukan pada setiap
tahap proses keperawatan yang meliputi dokumentasi pengkajian, diagnosa
keperawatan, perencanaan, implementasi tindakan keperawatan dan evaluasi.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif berupa mendeskripsikan
atau memaparkan peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa kini, dengan
rancangan penelitian yang berbentuk studi kasus.
Studi kasus merupakan rancangan penelitian yang mencakup pengkajian satu
unit penelitian secara intensif misalnya suatu klien, keluarga, kelompok,
komunitas, atau institusi. Meskipun jumlah subjek cenderung sedikit namun
jumlah variabel yang diteliti cukup luas (Nursalam, 2008).
2. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari data profil objek yang akan diteliti, serta
dokumentasi dari objek tersebut. Data sekunder yang diperoleh oleh
peneliti berupa dokumentasi data pasien gangguan jiwa Isolasi Sosialyang
diperoleh dari Medical Record Puskesmas Nanggalo kota Padang.
G. Prosedur Penelitian
Adapun langkah-langkah prosedur penelitian yang dilakukan oleh peneliti
sebagai berikut :
1. Peneliti meminta izin penelitian dari institusi asal peneliti yaitu Poltekkes
Kemenkes Padang.
2. Peneliti mendatangi Dinas Kesehatan Kota Padang dan menyerahkan surat
izin penelitian dari institusi ke ruangan Kepala Dinas Kesehatan Kota
Padang.
3. Meminta surat rekomendasi ke Puskesmas Nanggalo kota Padang
4. Meminta izin ke Kepala Puskesmas Nanggalo kota Padang
5. Meminta izin ke Bpk. Rt wilayah Surau Gadang
6. Mendatangi responden dan menjelaskan tentang tujuan penelitian
7. Informed Consent diberikan kepada responden
8. Responden diberikan kesempatan untuk bertanya
9. Responden menandatangani Informed Consent, peneliti meminta waktu
responden untuk melakukan asuhan keperawatan,dan kemudian peneliti
pamit.
H. Teknik Analisa Data
Teknik analisa data penelitian deskriptif adalah analisis deskriptif. Analisis
deskriptif berfungsi untuk meringkas, mengklasifikasikan, dan menyajikan
data (Hidayat, 2007). Dari data yang dikumpulkan dengan menggunakan
format pengkajian, perawat langsung merumuskan masalah keperawatan
pada setiap kelompok data yang terkumpul. Umumnya sejumlah masalah
klien saling berhubungan serta dapat digambarkan sebagai pohon masalah.
Agar penentuan pohon masalah dapat dipahami dengan jelas, penting
untuk memperhatikan tiga komponen yang terdapat pada pohon masalah,
yaitu penyebab (causa), masalah utama (core problem), dan akibat (effect).
Data yang telah dikelompokkan di analisis untuk menentukan masalah
yang muncul (Keliat dkk, 2005).
BAB IV
A. Deskripsi Kasus
Tabel 4.1
Deskripsi Kasus Pada Asuhan Keperawatan pada klien dengan Isolasi
Sosial di kelurahan Surau Gadang Wilayah kerja Puskesmas Nanggalo
Asuhan Partisipan 1 Partisipan 2
Keperawatan
Keluhan saat
Partisipan merasa bingung Partisipan mengatakan kalau
dikaji ketika diajak kenalan dia hanya berdiam diri
dengan orang lain dan dirumah dan jarang keluar
tidak tau mulai dari mana rumah, partisipan hanya
dengan apa yang akan mau berinteraksi dengan
dibicarakan. orang yang ada dirumahnya,
Keluarga terkadang partisipan mengatakan
mengajak partisipan untuk hanya menghabiskan
berinteraksi dengan harinya didalam rumah
tetangga sekitar, tetapi dengan menonton tv,
partisipan tetap tidak mau partisipan mengatakan ada
dan mengatakan ia merasa melakukan kegiatan rumah
enggan bertemu dengan tetapi tidak terlalu sering.
orang. Keluarga terkadang
mengajak partisipan untuk
berinteraksi dengan tetangga
sekitar, partisipan mau
hanya dengan beberapa
orang dan yang datang
kerumahnya saja,karena ia
merasa malas keluar rumah
untuk berinteraksi dengan
orang lain
Faktor Partisipan menjalani Partisipan sebelumnya
perawatan dirumah tetapi menjalankan perawtan
predisposisi
menjalankan pengontrolan selama satu bulan di RS.J
setiap bulannya ke Rumah HB Sa’anin Padang sekitar 5
Saikt Jiwa HB.Sa’anin bulan yang lalu. Setelah
Padang, partisipan teratur keluar RS.J HB Sa’anin
minum obat dengan Padang, partisipan teratur
diawasi oleh keluarganya. minum obat dengan diawasi
oleh keluarga nya.
Partisipan mengatakan ia
ditinggalkan ayahnya pada Keluarga mengatakan
saat umur 9 tahun yang partisipan tidak pernah
membuat dia sedih dan menjadi prilaku tindak
sangat kehilangan, kekerasan dan seksual.
partisipan tidak pernah Partisipan pernah
menjadi pelaku tindak mengalami keputus asa an
kekerasan dan seksual. karena cita-cita nya menjadi
pegawai negeri gagal.
Partisipan pernah Partisipan hanya mau
mengalami tidak bisa berdiam diri dan menahan
mengikuti lomba pidato kekesalannya sendiri,
disekolahnya karena malu. partisipan juga tidak mau
Partisipan tidak mau mengambil keputusan dan
berinteraksi lagi dengan menyelesaikan
orang lain,dan hanya diam masalahanya.
dirumah, sehingga
membuatnya tertekan,
tidak mampu mengambil
keputusan dan
memecahkan masalahnya.
Pemeriksaan Hasil tanda-tanda vital Hasil tanda-tanda vital yaitu
yaitu tekanan darah 120/70 tekanan darah 110/80
Fisik
mmHg, nadi 83 x/I, suhu mmHg, nadi 81 x/I, suhu
Status Mental
Partisipan berpenampilan Partisipan berpenampilan
tampak tidak rapi dan tampak tidak rapi dan kotor,
kotor, partisipan jarang partisipan jarang mandi,
mandi, kebersihan gigi dan kebersihan gigi dan mulut
mulut partisipan tampak partisipan tampak kotor.
kotor. tampak tenang dan tampak tenang dan orientasi
orientasi terhadap waktu, terhadap waktu, tempat dan
tempat dan orang. orang.
Implementasi
Diagnosa keperawatan Implementasikeperawatan
Keperawatan
prioritas pertama yang disesuaikan dengan rencana
diambil adalah isolasi tindakankeperawatan.
1. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian merupakan tahap awal dan dasar utama dari proses
keperawatan. Tahap pengkajian dimulai dari pengumpulan data dan
perumusan kebutuhan atau masalah klien. Data yang dikumpulkan
meliputi data biologis, psikologis, sosial dan spiritual. Data pada
pengkajian kesehatan jiwa dapat dikelompokan menjadi faktor
predisposisi, faktor presipitasi, penilaian terhadap stressor, sumber koping
dan mekanisme koping (Keliat, 2005).
2. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan teori dari Yusuf, dkk (2015), setelah data terkumpul dan
didokumentasikan dalam format pengkajian kesehatan jiwa, maka
seseorang perawat harus mampu melakukan analisis data dan menetapkan
suatu kesimpulan terhadap masalah yang dialami pasien. Hasil
kesimpulan tersebut kemudian dirumuskan menjadi masalah keperawatan.
Partisipan biasanya memiliki lebih dari satu masalah keperawatan.
Diagnosa keperawatan yang ditemukan pada partisipan 1 adalah isolasi
sosial dengan adanya datakalau partisipan merasa enggan untuk
berinteraksi dengan orang lain, partisipan juga merasa malu untuk
bertemu dengan orang lain, keluarga partisipan mengatakan sering
dikamar sendiri dan melamun, ia malas melakukan kegiatan yang ada
dirumahnya, Diagnosa keperawatan yang ditemukan pada partisipan 2
adalahkalau dia hanya berdiam diri dirumah dan jarang keluar rumah,
partisipan hanya mau berinteraksi dengan orang yang ada dirumahnya,
partisipan mengatakan hanya menghabiskan harinya didalam rumah
dengan menonton tv, partisipan mengatakan ada melakukan kegiatan
rumah tetapi tidak terlalu sering
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi adalah proses yang berkelanjutan untuk menilai efek dari
tindakan keperawatan pada klien. Evaluasi dilakukan sesuai dengan
tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan. Evaluasi dapat dibagi dua
yaitu evaluasi proses dan evaluasi formatif, dilakukan setiap selesai
melaksanakan tindakan evaluasi hasil atau sumatif dilakukan dengan
membandingkan respon klien pada tujuan yang telah ditentukan
(Afnuhazi, 2015).
A. Kesimpulan.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, penulis memberikan saran sebagi berikut :
1. Bagi Pimpinan Puskesmas Nanggalo Kota Padang
Bagi pemegang program Keperawatan Jiwa dapat mengembangkan program
kesehatan jiwa yang dapat memfasilitasi penanganan masalah gangguan
kesehatan jiwa pada klien dengan Isolasi Sosial.
2. Penulis.
Penulisan ini dapat mengaplikasikan dan menambah wawasan ilmu
pengetahuan serta kemampuan penulis dalam mendiskripsikan asuhan
keperawatan pada klien dengan Isolasi Sosial di Kelurahan Surau Gadang
Wilayah Kerja Puskesmas Nanggalo Kota Padang.
3. Institusi Pendidikan
Bagi institusi pendidikan dapat memberikan gambaran dan wawasan untuk
pengembangan ilmu pengetahuan dalam asuhan keperawatan pada klien
dengan isolasi sosial di klinikn maupun dikomunitas masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Dermawan, Deden dan Rusdi. (2013). Konsep dan Kerangka Kerja Asuhan Keperawatan
Jiwa. Yogyakarta: Gosyen Publishing
Hidayat, Aziz Alimul. 2012. Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah
Edisi kedua. Jakarta: Salemba Medika.
Keliat, et al. 2016. Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas: CMHN (Basic
Course). Jakarta: EGC.
Keliat, Budi Anna, dkk. (2009). Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Edisi 2.
Jakarta:EGC
Purba,dkk (2008). Asuhan Keperawatan Dengan Masalah Psikosial Dan Gangguan Jiwa.
Medan
Riset Kesehatan Dasar (2013). Laporan Nasional. Jakarta: Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Departemen RI
Riyadi, Sujono, 2009, Asuhan Keperawatan Jiwa, Edisi 1,Yogyakarta : Graha Ilmu.
Stuart, Gail W. (2006). Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 5. Jakarta: EGC
Sulistyono, dkk. 2013. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ketidakpatuhan
Minum Obat Pada Pasien Skizofrenia Di Rsjd Surakarta.
http://repository.unri.ac.id. Diakses tanggal 10 Januari 2017, Pukul 20.05
Videbeck, Sheila L. 2008. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta:EGC
Yosep, Iyus., Sutini, Titin. (2014). Buku Ajar Keperawatan Jiwa (dan Advance mental
healyh nursing). Bandung: Refika Aditama.
Yusuf, AH, dkk. 2015. Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: Salemba
Medika.
Poltekkes Kemenkes Padang
Poltekkes Kemenkes Padang
Poltekkes Kemenkes Padang
Poltekkes Kemenkes Padang
Poltekkes Kemenkes Padang
Poltekkes Kemenkes Padang
Poltekkes Kemenkes Padang
Poltekkes Kemenkes Padang
Poltekkes Kemenkes Padang
Poltekkes Kemenkes Padang
Poltekkes Kemenkes Padang
Poltekkes Kemenkes Padang
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA
I. IDENTITAS KLIEN
V. PSIKOSOSIAL
1. Genogram
Keterangan :
: Perempuan : Klien
: Laki-laki : Hubungan keluarga
2. Konsep diri
a. Gambaran diri :Klien mengatakan tidak ada bagian anggota tubuh
yang tidak disukai
b. Identitas diri :Klien merupakan anak ke 5 dari 5 saudara.
c. Peran diri :Klien mengatakan sekarang hanya bekerja
membantu orang tua dirumah.
d. Ideal diri :Klien mengatakan ingin sembuh dan bisa
berinteraksi dengan masyarakat.
e. Harga diri :Klien mengatakan merasa tidak mampu, merasa
tidak b erguna, mudah putus asa dan
kurang percaya diri.
3. Hubungan Sosial
a. Orang yang berarti
Klien memiliki orang-orang terdekat dalam kehidupannya sebagai
tempat mengadu, meminta bantuan dan sokongan terutama ibunya.
dan.
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok / masyarakat
Klien mengatakan jarang mengikuti kegiatan dimasyarakat. Klien
mengatakan malas ikut dalam kegiatan.
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Klien mengatakan merasa enggan untuk berinteraksi dengan orang
lain, dan juga merasa malu untuk bertemu dengan orang lain.
b. Kegiatan ibadah
Klien mengatakan rajin melaksanakan ibadah. Klien rajin shalat dan
puasa.
Jelaskan :
...................................................................................................................
2. Pembicaraan
Jelaskan :
Masalah Keperawatan :
3. Aktivitas Motorik:
√ √
Lesu Tegang Gelisah Agitasi
Jelaskan :
Masalah Keperawatan :
4. Alam perasaaan
√ √
Sedih Ketakutan Putus asa Khawatir Gembira
berlebihan
Jelaskan
:
Masalah Keperawatan :
5. Afek
√
Datar Tumpul Labil Tidak sesuai
Jelaskan :
Masalah Keperawatan :
Jelaskan :
Masalah Keperawatan :
7. Persepsi
Pengecapan Penghidu
Jelaskan :
Masalah Keperawatan :
8. Proses Pikir
√
flight of idea blocking pengulangan
pembicaraan/persevarasi
Jelaskan : Klien tampak saat berinteraksi tiba-tiba berhenti saat berbicara dan
kemudian melanjutkan kembali
9. Isi Pikir
Jelaskan :
Disorientasi
Jelaskan :
............................................................................................................................
Masalah Keperawatan :
11. Memori
√
Gangguan daya ingat jangka panjang gangguan daya ingat
jangka pendek
Masalah Keperawatan :
Jelaskan :
................................................................................................
...................
Masalah Keperawatan :
Jelaskan :
..........................................................................................................................
Masalah Keperawatan :
√
mengingkari penyakit yang dider ta menyalahkan hal-hal diluar
dirinya
Jelaskan :
...........................................................................................................................
Masalah Keperawatan :
Adaptif Maladaptif
Lainnya lainnya :
Masalah Keperawatan :
Koping obat-obatan
Lainnya :
Sp 3 pasien
1. Evaluasi kegiatan latihan berkenalan
dan bicara saat melakukan 2 kegiatan
harian. Beri pujian
2. Latih cara berbicara saat melakukan
kegiatan harian
3. Masukkan kedalam jadwal kegiatan
Sp 4 pasien
1. Evaluasi kegiatan latihan berkenalan,
bicara saat melakukan 4 kegiatan
harian. Beri pujian
2. Latih bicara social : belanja kewarung,
meminta sesuatu, menjawab pertanyaan
3. Masukkan kedalam jadwal kegiatan
harian berkenalan lebih dari 5 orang
Sp keluarga
Sp 1 keluarga
1. Diskusikan masalah yang dirasakan
dalam merawat pasien
2. Jelaskan pengertian tanda dan gejala
dan proses terjadinya isolasi social
Sp 2 keluarga
1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam
merawat atau melatih klien berkenalan
dan berbicara saat melakukan kegiatan
harian. Beri pujian
2. Jelaskan kegiatan rumah tangga yang
dapat melibatkan klien berbicara
(makan, sholat bersama)
3. Latih cara membimbing klien berbicara
4. Anjurkan membantu klien mengatur
jadwal
SP 3 Pasien:
1. Evaluasi kegiatan pertama dan kedua
yang telah dilatih dan berikan pujian
2. Bantu klien memilih kegiatan yang
ketiga untuk dilatih
3. Latih kegiatan ketiga ( alat-cara)
4. Masukan pada jadwal kegiatan untuk
SP 4 Pasien:
1. Evaluasi kegiatan pertama, kedua dan
ketiga yang telah dilatih dan berikan
pujian.
2. Bantu klien memilih kegiatan keempat
yang akan dilatih.
3. Latih kegiatan keempat ( alat dan cara)
4. Masukan pada jadwal kegiatan untuk
latihan: empat kegiatan masing-masing
dua kali per hari.
SP 1 Keluarga:
1. Diskusikan masalah yang dirasakan
dalam merawat pasien
2. Jelaskan pengertian, tanda dan gejala,
SP 2 Keluarga:
1. Evalusi kegiatan keluarga dalam
membimbing klien melaksanakan
kegiatan pertama yang dipilih dan
dilatih klien, beri pujian
SP 3 Keluarga:
1. Evalusi kegiatan keluarga dalam
membimbing klien melaksanakan
kegiatan pertama dan kedua yang telah
dipilih dan dilatih, beri pujian
2. Bersama keluarga melatih klien dalam
melakukan kegiatan ketiga yang
dipilih.
3. Anjurkan membantu klien sesuai
jadwal dan memberi pujian.
SP 4 Keluarga:
1. Evalusi kegiatan keluarga dalam
SP 3 pasien
1. Evaluasi latihan mengontrol marah 1
dan 2
2. Melatih cara mengontrol marah dengan
cara verbal
3. Memasukkan ke dalam jadwal kegiatan
SP 4 Pasien
1. Mengevaluasi kegiatan latihan 1,2, dan
2. Memberi pujian
3. Melatih mengonrol marah dengan
spritual
Memasukkan kedalam jadwal kegiatan
harian
Strategi Pelaksanaan 2 S:
Keluarga: - Keluarga
1. Mengevaluasi kegiatan mengatakan
keluarga dalam merawat mengerti tentang
pasien latihan minum penyakit yang
obat. Beri pujian
dialami klien
2. Melatih keluarga cara
mengontrol marah - Keluarga
dengan latihan fisik 1 mengatakan
dan 2 mengerti tentang
3. Anjurkan membantu pengertian,
klien memasukan
kedalam jadwal harian. penyebab dan
tanda gejala pk
- Keluarga mengerti
tentang latihan
fisik 1 dan 2
Poltekkes Kemenkes Padang
O:
- Keluarga tampak
antusias saat
berinteraksi
- Keluarga mampu
mengajarkan cara
mengontrol marah
dengan latihan
fisik yang benar
kepada klien
A: Masalah teratasi
P : Strategi pelaksanaan 3
keluarga
Rabu/ 24 Mei Strategi Pelaksanaan 3 pasien S:
1. Evaluasi latihan mengontrol - Klien mengatakan
2017
marah 1 dan 2 mengetahui cara
2. Melatih cara mengontrol
menontrol marah
marah dengan cara verbal
3. Memasukkan ke dalam dnegan bercakap-
jadwal kegiatan cakap
O:
- Klien tampak
mengerti dengan
latihan yang
diajarkan
- Klien dapat
Poltekkes Kemenkes Padang
mempraktekannya
saat marah
A: Masalah teratasi
P : Strategi pelaksanaan 4
pasien
Strategi Pelaksanaan 3 S:
Keluarga: - Keluarga
1. Evaluasi kegiatan keluarga mengatakan
melatih mengontrol marah mengerti tentang
dengan minum obat dan cara mengontrol
latihan fisik 1 dan 2
marah dengan cara
2. Melatih keluarga cara
mengontrol marah dengan verbal
cara verbal O:
3. Anjurkan membantu klien - Keluarga mampu
memasukan kedalam jadwal mengajarkan cara
harian. mengungkapkan
marah dengan
verbal yang benar
kepada klien
A: Masalah teratasi
P : Strategi pelaksanaan 4
keluarga
Strategi Pelaksanaan 4 S:
Keluarga: - Keluarga
1. Mengevaluasi kegiatan mengatakan
keluarga dalam latihan mengerti tentang
1,2, dan 3 cara mengontrol
2. Memberi pujian
marah dengan cara
3. Melatih keluarga
mengonrol marah spiritual
O:
Poltekkes Kemenkes Padang
dengan spritual - Keluarga tampak
4. Anjurkan membantu antusias saat
klien memasukan berinteraksi
kedalam jadwal harian. - Keluarga mampu
Menganjurkan follow up ke
mengajarkan cara
fasilitas pelayanan kesehatan
secara teratur minum obat yang
benar kepada klien
A: Masalah teratasi
P : Strategi pelaksanaan
dioptimalkan keluarga
I. IDENTITAS KLIEN
V. PSIKOSOSIAL
1. Genogram
Keterangan :
: Perempuan : Klien
Masalah Keperawatan :
2. Konsep diri
a. Gambaran diri :Klien mengatakan tidak ada yang tidak disukainya
b. Identitas diri :Klien merupakan anak ke 2, klien mengatakan
c. Peran diri :Klien mengatakan sekarang hanya bekerja
membantu saudaramya dirumah.
d. Ideal diri :Klien mengatakan ingin sembuh dan bisa bekerja
seperti teman-temannya.
e. Harga diri :Klien mengatakan merasa tidak mampu, merasa
tidak berguna, mudah putus asa dan
kurang percaya diri.
3. Hubungan Sosial
a. Orang yang berarti
Klien memiliki orang-orang terdekat dalam kehidupannya sebagai
tempat mengadu, meminta bantuan kepada saudaranya dan. Partisipan
beragama islam partisipan rajin melaksanakan ibadah.
b. Kegiatan ibadah
Klien mengatakan rajin melaksanakan ibadah. Klien rajin shalat dan
puasa.
Jelaskan :
...................................................................................................................
2. Pembicaraan
Cepat √ Keras Gagap Inkoheren
Jelaskan :
Masalah Keperawatan :
3. Aktivitas Motorik:
√
Lesu Tegang Gelisah Agitasi
Jelaskan :
Masalah Keperawatan :
4. Alam perasaaan
Sedih Ketakutan √ Putus asa Khawatir Gembira
berlebihan
Jelaskan :
Masalah Keperawatan :
5. Afek
Datar Tumpul √
Labil Tidak sesuai
Jelaskan :
Masalah Keperawatan :
Masalah Keperawatan :
7. Persepsi
Pengecapan Penghidu
Jelaskan :
Masalah Keperawatan :
8. Proses Pikir
√
flight of idea blocking pengulangan
pembicaraan/persevarasi
Jelaskan : Klien tampak saat berinteraksi tiba-tiba berhenti saat berbicara dan
kemudian melanjutkan kembali
9. Isi Pikir
Obsesi Fobia √
Hipokondria
Jelaskan :
Disorientasi
Jelaskan :
............................................................................................................................
Masalah Keperawatan :
11. Memori
√
Gangguan daya ingat jangka panjang gangguan daya ingat
jangka pendek
Jelaskan :
............................................................................................................................
Masalah Keperawatan :
Jelaskan :
..........................................................................................................................
Masalah Keperawatan :
√
mengingkari penyakit yang diderita menyalahkan hal-hal diluar
dirinya
Jelaskan :
...........................................................................................................................
Masalah Keperawatan :
Adaptif Maladaptif
Lainnya lainnya :
Masalah Keperawatan :
Koping obat-obatan
Lainnya :
X. Aspek Medik
FORMAT DIAGNOSA
KEPERAWATAN
Sp 4 pasien
1. Evaluasi kegiatan latihan berkenalan,
bicara saat melakukan 4 kegiatan
harian. Beri pujian
2. Latih bicara social : belanja kewarung,
meminta sesuatu, menjawab pertanyaan
3. Masukkan kedalam jadwal kegiatan
harian berkenalan lebih dari 5 orang
Sp keluarga
Sp 1 keluarga
1. Diskusikan masalah yang dirasakan
dalam merawat pasien
2. Jelaskan pengertian tanda dan gejala
dan proses terjadinya isolasi social
3. Jelaskan cara merawat isolasi social
Sp 2 keluarga
1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam
merawat atau melatih klien berkenalan
dan berbicara saat melakukan kegiatan
harian. Beri pujian
2. Jelaskan kegiatan rumah tangga yang
dapat melibatkan klien berbicara
(makan, sholat bersama)
3. Latih cara membimbing klien berbicara
4. Anjurkan membantu klien mengatur
jadwal
Sp 3 keluarga
1.Evaluasi kegiatan keluarga dalam
merawat klien dengan cara berkenalan,
berbicara saat melakukan kegiatan
harian dan rumah tangga
2.Jelaskan cara melatih klien melakukan
kegiatan social seperti berbelanja,
meminta sesuatu yang lain
3.Latih keluarga mengajak klien belanja
4.Anjurkan membantu klien sesuai jadwal
Sp 4 keluarga
1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam
merawat klien dengan cara berkenalan,
berbicara saat melakukan kegiatan
harian, berbelanja dan beri pujian
2. Jelaskan follow up ke PKM, tanda
kambuh, rujukan
3. Anjurkan membantu klien sesuai jadwal
dan beri pujian
SP 3 Pasien:
1. Evaluasi kegiatan pertama dan kedua
yang telah dilatih dan berikan pujian
2. Bantu klien memilih kegiatan yang
ketiga untuk dilatih
3. Latih kegiatan ketiga ( alat-cara)
4. Masukan pada jadwal kegiatan untuk
latihan: tiga kegiatan, masing-masing dua
kali perhari.
SP 4 Pasien:
1. Evaluasi kegiatan pertama, kedua dan
ketiga yang telah dilatih dan berikan
pujian.
2. Bantu klien memilih kegiatan
keempat yang akan dilatih.
3. Latih kegiatan keempat ( alat dan
SP 1 Keluarga:
1. Diskusikan masalah yang dirasakan
dalam merawat pasien
2. Jelaskan pengertian, tanda dan gejala,
dan proses terjadinya Harga Diri
Rendah (gunakan booklet)
3. Diskusikan kemampuan atau aspek
positif klien yang pernah dimiliki
sebelum dan setelah sakit.
4. Jelaskan cara merawat Harga Diri
Rendah terutama memberikan pujian
semua hal yang positif pada klien.
5. Anjurkan membantu klien sesuai jadwal
dan memberikan pujian.
SP 2 Keluarga:
1. Evalusi kegiatan keluarga dalam
membimbing klien melaksanakan
kegiatan pertama yang dipilih dan dilatih
klien, beri pujian
2. Bersama keluarga melatih klien dalam
melakukan kegiatan kedua yang dipilih
klien.
SP 3 Keluarga:
1. Evalusi kegiatan keluarga dalam
membimbing klien melaksanakan
kegiatan pertama dan kedua yang telah
dipilih dan dilatih, beri pujian
2. Bersama keluarga melatih klien dalam
melakukan kegiatan ketiga yang dipilih.
3. Anjurkan membantu klien sesuai
jadwal dan memberi pujian.
SP 4 Keluarga:
1. Evalusi kegiatan keluarga dalam
membimbing klien melaksanakan
kegiatan pertama, kedua, dan ketiga yang
telah dipilih dan dilatih, beri pujian
2. Bersama keluarga melatih klien dalam
melakukan kegiatan keempat yang
dipilih.
3. Jelaskan follow up ke RSJ/PKM tanda
kambuh, rujukan
4. Anjurkan membantu klien sesuai
jadwal dan memberi pujian.
Strategi Pelaksanaan 2 S:
Keluarga: - Keluarga
- Mengevaluasi kegiatan mengatakan
keluarga dalam merawat mengerti tentang
pasien latihan minum penyakit yang
obat. Beri pujian
dialami klien
- Melatih keluarga cara
mengontrol marah - Keluarga
dengan latihan fisik 1 mengatakan
dan 2 mengerti tentang
- Anjurkan membantu pengertian,
klien memasukan
kedalam jadwal harian. penyebab dan
tanda gejala pk
- Keluarga mengerti
tentang latihan
fisik 1 dan 2
O:
- Keluarga tampak
Strategi Pelaksanaan 3 S:
Keluarga: - Keluarga
- Evaluasi kegiatan keluarga mengatakan
melatih mengontrol marah mengerti tentang
dengan minum obat dan cara mengontrol
latihan fisik 1 dan 2
marah dengan cara
- Melatih keluarga cara
mengontrol marah dengan verbal
cara verbal O:
- Anjurkan membantu klien -
Keluarga mampu
memasukan kedalam mengajarkan cara
jadwal harian. mengungkapkan
marah dengan
verbal yang benar
kepada klien
A: Masalah teratasi
P : Strategi pelaksanaan 4
keluarga
Rabu/ 24 Mei Strategi Pelaksanaan 4 S:
Pasien - Klien mengatakan
2017
- Mengevaluasi kegiatan mengetahui cara menontrol
Strategi Pelaksanaan 4 S:
Keluarga: - Keluarga
- Mengevaluasi kegiatan mengatakan
keluarga dalam latihan mengerti tentang
1,2, dan 3 cara mengontrol
- Memberi pujian
marah dengan cara
- Melatih keluarga
mengonrol marah spiritual
dengan spritual O:
- Anjurkan membantu - Keluarga tampak
klien memasukan antusias saat
kedalam jadwal harian. berinteraksi