Disusun Oleh :
AGUSTINA
202303003
Laporan hasil studi kasus keperawatan Jiwa yang berjudul “Asuhan Keperawatan
Isolasi Sosial Pada Sdr. I Di Wilayah Kerja Puskesmas Cepu Blora ” telah disetuj
ui oleh dosen pembimbing klinik dan akademik pada :
Mengetahui,
.
ISOLASI SOSIAL
A. Keluhan Utama
Isolasi Sosial
B. Proses terjadinya Masalah
1. Pengertian
Adaptif Maladaptif
Interdependen curiga
Berikut ini dijelaskan tentang respon yang terjadi pada isolasi sosial
Respon Adaptif
Merupakan respon yang masih dapat diterima oleh norma-norma
sosial dan kebudayaan secara umum yang berlaku. Berikut ini adalah
sikap yang termasuk respons adaptif :
a. Menyendiri yaitu merenungkan sesuatu yang telah dilakukan
dilingkungan sosial dan cara untuk mengintrospeksi diri untuk
menentukan langkah berikunya.
b. Otonomi merupakan kemampuan seseorang untuk mencurahkan
pikiran, perasan dalam hubungan sosial.
c. Bekerjasama, merupakan kemampuan individu yang saling
membutuhkan satu sama lain.
d. Interdependen, saling ketergantungan merupakan suatu
hubungan interpersonal yang saling ketergantungan antara
seorang dengan yang
e. Lain
Respon Maladaptif
Respons yang menyimpang dari norma sosial dan kehidupan disuatu
tempat. Berikut ini adalah perilaku yang termasuk respon maladaptif
a. Menarik diri merupakan suatu keadaan dimana seseorang
menemukan kesulitan dalam membina hubungan secara terbuka
dengan orang lain.
b. Ketergantungan ini terjadi bila individu gagal mengembangkan
rasa percaya diri.
c. Manipulasi merupakan suatu sikap yang hanya berorientasi pada
diri sendiri atau pada tujuan, bukan berorientasi pada oran lain,
orang lain diperlakukan seperti objek.
d. Curiga, seseorang gagal mengembangkan rasa percaya terhadap
orang lain (Stuart, 2006).
3. Tanda Gejala
Penyebab dari menarik diri adalah harga diri rendah yaitu perasaan
negatif terhadap diri sendiri, hilang kepercayaan diri, merasa gagal
mencapai keinginan yang ditandai dengan adanya perasaan malu
terhadap diri sendiri, rasa bersalah terhadap diri sendiri, gangguan
hubungan sosial, merendahkan martabat, percaya diri kurang dan juga
dapat menciderai diri sendiri (Carpenito-Moyet, 2006)
a. Faktor Predisposisi
1. Faktor Perkembangan Tiap gangguan dalam pencapaian tugas
perkembangan akan mencetuskan seseorang sehingga
mempunyai masalah respon maladaptif. Sistem keluarga yang
terganggu dapat menunjang perkembangan respons sosial
maladaptif. Beberapa orang percaya bahwa individu yang
mempunyai masalah ini adalah orang yang tidak berhasil
memisahkan dirinya dari orang tua.
2. Faktor Biologik Faktor genetik dapat menunjang terhadap
respons sosial maladaptif. Ada bukti terdahulu tentang
terlibatnya neurotransmiter dalam perkembangan gangguan ini,
namun tetap masih diperlukan penelitian lebih lanjut.
3. Faktor Sosiokultural Isolasi sosial merupakan faktor dalam
gangguan berhubungan. Ini akibat dari norma yang tidak
mendukung pendekatan terhadap orang lain, atau tidak
menghargai anggota masyarakat yang tidak produktif, seperti
lansia, orang cacat, dan berpenyakit kronik (Stuart, 2006).
b. Faktor Pencetus
Stresor pencetus pada umumnya mencakup kejadian kehidupan
yang penuh stres seperti kehilanga, yang mempengaruhi kemampuan
individu untuk berhubungan dengan orang lain dan menyebabkan
ansietas. Stresor pencetus dapat dikelompokkan dalam kategori :
1. Stresor sosiokultural, merupakan stres yang dapat ditimbulkan
oleh menurunnya stabilitas unit keluarga dan berpisah dari
orang yang berarti didalam kehidupannya.
2. Stresor psikologik, ansietas berat yang berkepanjangan terjadi
bersamaan dengan keterbatasan kemampuan untuk
mengatasinya
3. Stresor biologik, merupakan stresor karena adanya faktor
genetik atau keturunan (Stuart, 2006).
5. Akibat
1. Terapi Medis
Causa
Harga Diri Rendah
E. Asuhan Keperawatan
1. Masalah Keperawatan yang Mungkin Muncul dan Data yang Perlu Dikaji
a. Masalah Keperawatan yang Mungkin Muncul
1) Resiko Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi
2) Isolasi Sosial
3) Harga Diri Rendah
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah suatu cara untuk mengidentifikasi dan
mengatas kebutuhan spesifik pasien serta respon terhadap masalah actual
(Prabowo,2014)
Adapun diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada pasien
dengan isolasi sosial menurut damayanti & Iskandar (2012) :
a. Isolasi Sosial
b. Harga Diri Rendah
c. Gangguan Persepsi Sensori : Halusinas
3. Rencana keperawatan NCP
Diagnosa Perencanaan
Keperawata Tujuan Umum Tujuan Khusus (TUK) Intervensi
n
Isolasi Sosial Pasien 1. Klien dapat membina 1. Bina hubungan saling percaya den
:
berinteraksi hubungan saling perc gan menggunakan priinsip komuni
dengan orang aya kasi trapeutik
lain sehingga 2. Sapa klien dengan ramah baik ver
tidak terjadi bal maupun non verbal.
menarik diri 3. Perkenalkan diri dengan sopan
dari lingkungan 4. Tanyakan nama lengkap klien dan
nama panggilan yang disukainya
5. Jelaskan maksud dan tujuan perte
muan
6. Jelaskan tentang kontrak yang aka
n dibuat
7. Beri rasa aman dan sikap empati
4. Implementasi
Implementasi tindakan keperawatan disesuaikan dengan rencana
tindakan keperawatan.sebelum melaksanakan tindakan yang sudah
direncanakan, perawat perlu mevalidasi dengan singkat, apakah rencana
tindakan masih sesuai dan dibutuhkan oleh pasien saat ini. Semua
tindakan yang telah dilaksanakan beserta respons pasien di
dokumentasikan. (Prabowo, 2014)
5. Evaluasi
Evaluasi adalah proses berkelanjutan untuk menilai efek dari tindakan
keperawatan kepada pasien. Evaluasi dapat dibagi dua yaitu: Evaluasi
Proses atau formatif yang dilakukan setiap selesai melaksanakan
tindakan, evaluasi hasil atau sumatif yang dilakukan dengan
membandingkan antara respons pasien dan tujuan khusus serta umum
yang telah ditentukan (Prabowo, 2014)
Menurut prabowo, (2014) evaluasi dapat dilakukan dengan menggunakan
pendekatan SOAP sebagai pola pikir adalah
a. S : Respon subjektif pasien terhadap tindakan keperawatan yang
telah dilaksanakan. Dapat diukur dengan menanyakan: “bagaimana
perasaan ibu setelah latihan napas dalam”
b. O : Respon objektif pasien terhadap tindakan keperawatan yang
telah dilaksanakan. Dapat diukur dengan mengobservasi perilaku
pasien pada saat tindakan dilakukan.
c. A : Analisis ulang atas data subjektif dan objektif untuk
menyimpulkan apakah masalah masih tetap atau muncul masalah
baru atau ada data yang kontrakdiksi dengan masalah yang ada.
d. P : Perencanaan atau tindakan lanjut berdasarkan hasil analisis
pada respons pasien yang terdiri dari tindakan lanjut pasien dan
tindakan lanjut oleh perawat.
Rencana tindakan lanjut dapat berupa:
1) Rencana diteruskan jika masalah tidak berubah
2) Rencana dimodifikasi jika masalah tetap, semua tindakan
sudah dijalankan tetapi hasil belum memuaskan
3) Rencana dibatalkan jika ditemukan masalah baru dan bertolak
belakang dengan masalah yang ada serta diagnosa lama
dibatalkan.
4) Rencana atau diagnosa selesai jika tujuan sudah tercapai dan
yang diperlukan adalah memelihara dan mempertahankan
kondisi yang baru.
c. Pemeriksaan Fisik
1) Kepala
Bentuk mesochepal, tidak ada benjolan, kulit kepala kurang bersih
dan tidak ada lesi, rambut berantakan dan mudah rontok, rambut
tidak rapi
2) Mata
Konjungtiva tidak anemis, sklera tak ikterik, lensa mata bersih,
fungsi penglihatan baik tidak ada gangguan, mata sering menunduk
kebawah
3) Telinga
Daun telinga tak ada deformitas, liang telinga kotor, tak ada
serumen, tidak ada nyeri tekan pada telinga dan tidak ada
gangguan pendengaran.
4) Hidung
Bersih, tidak ada sekret, tidak ada pernafasan cuping hidung dan
fungsi pernafasan baik.
5) Mulut dan Gigi
Rahang klien mengatup, tidak ada stomatitis, mukosa bibir kering,
tidak terdapat caries gigi, tidak ada gigi palsu, gigi kuning Nampak
dari klien kurang menjaga kebersihan dan bau.
6) Leher dan Tenggorok
Leher tidak ada lesi, bersih, tidak terdapat pembesaran kelenjar
tiroid.
7) Ekstrimitas
Atas kanan : bebas bergerak, sering mengepalkan tangan
Atas kiri : bebas bergerak, sering mengepalkan tangan.
Bawah kanan : bebas bergerak terkoordinasi, tidak ada lesi, tidak
ada edema.
Bawah kiri : bebas bergerak terkoordinasi, tidak ada lesi, tidak ada
edema.
f. Pengkajian Psikososial
a. Genogram
Keterangan:
: Laki-laki
: Perempuan
: Pasien
: Serumah
: Meninggal
b. Konsep Diri
1) Gambaran diri
Sdr.I merasa dirinya tidak tidak pantas berinteraksi dengan orang
ataupun tetangganya merasa tidak percaya diri
2) Identitas Diri
Sdr.I adalah anak ketiga dari empat bersaudara
3) Peran
klien mengatakan bahwa dirinya tidak berguna, karena tidak bisa
membantu orangtunya untuk bekerja dikebun, dan membantu
adiknya mengerjakan pekerjaan rumah
4) Ideal diri
klien mengatakan ingin sembuh dan tidak malu lagi untuk keluar
dari rumah dan bersosialisasi dengan tetangga.
5) Harga diri
klien merasa tidak mampu, tidak berguna, dan putus asa dan tidak
percaya diri
c. Hubungan Sosial
1) Orang yang berarti : klien memiliki orang orang terdekat sebagai
tempat mengadu dan meminta pertolongan yaitu ibu dan adik klien
2) Peran serta kegiatan kelompok/ masyarakat : klien malas mengikuti
kegiatan masyarakat yang ada disekitar lingkungan klien
3) Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain : klien merasa
enggan untuk bersosialisasi dengan orang lain, dan malu untuk
keluar dari rumah
d. Nilai, Keyakinan dan Spiritual
klien mengatakan jika dia beraga islam, dan yakin bahwa yang
menciptakan dirinya adalah Tuhan
e. Status mental
1) Penampilan
Tidak rapi. Klien mengenakan baju yang kurang rapi rambut agak
berantakan tidak rapi.
2) Pembicaraan
Klien hanya menjawab pertanyaan dengan mengangguk dan
menggeleng tidak bisa memulai pembicaraan
3) Aktivitas Motorik
Klien tampak malas dan tersinggung apabila ditanyakan masa
lalunya
4) Alam Perasaan
Klien sedih jika membicarakan masa lalunya
5) Afek
Afek klien tumpul, saat diajak berinteraksi ekpresi klien kurang
respon,
6) Interaksi Selama Wawancara
pada saat diajak interaksi klien lebih sering menunduk
7) Persepsi
tidak ada mengalami gangguan persepsi
8) Proses Pikir
saat berinteraksi tiba tiba klien menghetikan pembicaraanya dan
kemudian melanjutkan kembali
9) Isi Pikir
tidak ada mengalami gangguan isi pikir.
10) Tingkat Kesadaran
Binggung
11) Memori
lupa dengan teman temannya sewaktu SD dan tetangganya yang
sudah lama marantau dan kembali lagi
12) Tingkat Konsentrasi
Mudah beralih
13) Kemampuan Penilaian
( ) Gangguan ringan ( ) Gangguan Bermakna
14) Daya Tilik Diri
Klien tidak mengingkari penyakit yang diderita.
15) Kegiatan didalam rumah :
Mempersiapkan makan : ( ) ya ( ) tidak
Menjaga kerapihan rumah : ( ) ya ( ) tidak
Mencuci pakaian : ( ) ya ( ) tidak
Mengatur keuangan : ( ) ya ( ) tidak
Semua kegiatan diatas masih dilakukan oleh keluaraga yaitu ibu
dan adik klien
16) Kegiatan diluar rumah :
Bekerja :( ) ya () tidak
Transportasi : ( ) ya ( ) tidak
Lain-lain :( ) ya ( ) tidak
Klien kadang membantu ayah dan ibunya diladang
f. Mekanisme koping
Adaptif
( ) Bicara dengan orang lain
( ) Mampu menyelesaikan masalah ( ) Tehnik relaksasi ( ) Aktivitas
konstruktif
( ) Mencederai diri/orang lain/barang ( ) Lain-lain
Maladaptif
( ) Minum alkohol
( ) Reaksi lambat/ berlebihan ( ) Bekerja berlebihan ( ) Menghindari
Jelaskan; jika diajak berdiskusi atau meminta sesuatu reaksi klien
sangat lambat
g. Aspek medis
Diagnosa medis
Skizofrenia
B. Analisa data
Daftar masalah yang perlu dikaji pada kasus perilaku kekerasan adalah
sebagai berikut :
C. Pohon Masalah
Isolasi sosial
Core problem
Isolasi Sosial
TGL/JAM Perencanaan
Klien dapat berinteraksi 1. Bina hubungan saling percaya dengan men Hubungan saling percaya merupaka
Senin Isolasi sosial
dengan orang lain sehingga ggunakan priinsip komunikasi trapeutik n dasar untuk hubungan interaksi sel
tidak terjadi menarik diri dari 2. Sapa klien dengan ramah baik verbal maup anjutnya
17 juli 2023
lingkungan un non verbal.
Jam 12.00 TUK 1: Klien dapat membina 3. Perkenalkan diri dengan sopan
hubungan saling percaya 4. Tanyakan nama lengkap klien dan nama pa
nggilan yang disukainya
5. Jelaskan maksud dan tujuan pertemuan
6. Jelaskan tentang kontrak yang akan dibuat
7. Beri rasa aman dan sikap empati
TUK 2 :Klien dapat mengide 1. Identifikasi penyebab isolasi sosial, dengan 1. Diskusikan tingkat kemampuan
ntifikasi kemampuan dan asp siap serumah, orang terdekat, yang tidak de klien seperti menilai realitas kon
ek positif yang dimiliki kat, dan apa penyebabnya. trol diri atau integritas egodiperl
2. Diskusikan kemampuan dan aspek positif y ukan sebagai dasar asuhan keper
ang dimiliki klien dan buat daftarnya awatan
3. Setiap bertemu klien dihindarkan dari mem 2. Reinforcemen positif akan meni
beri penilaian negatif ngkatkan harga diri klien
4. Utamakan memberikan pujian yang realisti
k
TUK 3: Klien dapat menyebu 1. Jelaskan keuntungan punya teman dan berc Mencoba mendekatkan klien dengan
tkan keuntungan berhubunga akap-cakap lingkungan yang dihadapi dengan ca
n dengan orang lain dan keru 2. Kerugian tidak punya teman dan tidak berc ra memberikan pengertian dari inter
gian tidak berhubungan deng akap-cakap aksi dengan orang lain serta lingkun
an orang lain 3. Latih cara meminta tolong dengan anggota gan.
keluarga
4. Masukkan pada jadwal kegiatan harian unt
uk latihan meminta tolong kepada anggota
keluarga
TUK 4 :Klien dapat menetap 1. Minta klien untuk memilih satu kegiatan ya 1. Klien adalah individu yang berta
kan dan merencanakan kegiat ng mau dilakukan dirumah nggung jawab terhadap dirinya s
an sesuai dengan kemampuan 2. Bantu klien kalau perlu beri contoh endiri
yang dimiliki 3. Beri pujian atas keberhasilan kerja 2. Klien perlu bertindak secara real
4. Rencanakan bersama klien aktifitas yang d istis dalam kehidupannya
apat dilakukan ssetiap hari sesuai kemamp 3. Contoh peran yang dilihat klen a
kan memotifasi klien untuk mela
uan, buat jadwal ksanakan kegiatan
- Kegiatan mandiri
TUK 5: Klien dapat mengung 1. Dorong klien untuk mengungkapkan peras Mengekspresikan perasaan klien
kapkan perasaannya setelah b aannya bila berhubungan dengan orang lai setelah melakukan interaksi
erhubungan dengan orang lai n dengan orang lain baik yang
n 2. Diskusikan dengan klien tentang perasaan sudah dikenal maupun baru
manfaat berhubungandengan orang lain. dikenal oleh klien
3. Beri reinforcement positif atas kemampuan
klien mengungkapkan perasaan manfaat be
rhubungan dengan orang lain
TUK 6: Klien dapat memberd 1. Beri pendidikan kesehatan kepada keluarg 1. Mendorong keluarga akan
ayakan sistem pendukung ata a tentang cara merawat klien dengan isolas sangat berpengaruh
u keluarga i sosial dalammempercepat proses
2. Jelaskan cara pelaksanaan jadwal kegiatan penyembuhan
klien dirumah 2. Meningkatkan peran serta
3. Anjurkan memberi pujian pada klien setiap keluarga dalam merawat klien
berhasil dirumah
4. latih kegiatan untuk meminta tolong dalam
melakukan pekerjaan rumah terhadap angg
ota keluarga
F. Catatan Keperawatan
2) Waktu
“mas mau berapa lama ? bagaimana kalau 15 menit ?”
3) Tempat
“mas mau berbincang-bincang dimana ?”
2) Fase Kerja
a) “Menurut mas kalau kita ingin berkenalan apa yang harus kita
lakukan ?”
b) “Perlukah kita berjabat tangan ?”
c) “Bagus sekali apa yang mas katakanan ”
d) “Apa saja yang perlu kita tanyakan ?”
e) “Betul sekali kita tanyakan nama,nama panggilan dan asal ”
f) “Bagaimana kalau kita praktikkan sekarang ?”
g) “Perkenalkan nama saya perawat tamibisa dipanggil tina”
h) “Asal perawat dari Blora, asal mas dari mana ?”
i) “Bagaimana mas, apakah mas mau mencoba ?”
3) Fase Terminasi
a) Evaluasi
1) Evaluasi subjektif
“Bagaimana perasaan mas setelah berbincang-bincang dan
berkenalan dengan saya tadi mas ? apakah mas senang
bisa berkenalan dengan orang lain ?”
2) Evaluasi objektif
Klien mengatakan tadi melakukan latihan berkenalan , klien
mengatakan cara berkenalan dengan bertanya nama
lengkap, nama panggilan, dan asal, klien tampa senag
berkenalan dengan perawat, klien tmpak mampu
mempraktikkan cara berkenalan, kontak mata klien sudah
mulai membaik.
b) Rencana tindak lanjut
“Nanti mas bisa memasukkan kegiatan berkenalan dengan
perawat ke dalam kegiatan harian mas. Besok kita bertemu lagi
ya mas, kita akan mempraktikkan cara berkenalan dengan 2
orang atau lebih. Apakah mas bersedia ?”
c) Kontrak yang akan datang
1) Topik
“ Bagaimana kalau besok kita mempraktikkan cara
berkenalan dengan 2 orang atau lebih mas ?”
2) Waktu
“mas mau berbincang-bincang jam berapa ?” “bagaimana
kalau jam 12.00 Wmas ?”
3) Tempat
“Untuk tempat nanti kita tentukan bersama ya mas”
4. Pertemuan ke 4
a. Proses Keperawatan
1) Kondisi Klien
DS : Klien mengatakan tidak suka bergaul
DO : Klien tampak menyendiri, klien tampak lebih suka diam,
kontak mata klien kurang.
2) Diagnosa Keperawatan Isolasi Sosial
3) Tujuan
Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 1 x 15 menit
interaksi, diharapkan : Klien dapat menetapkan dan merencanakan
kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki
4) Tindakan
a) Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien.
b) Memberikan kesempatan pada klien mempraktikkan cara
brkenalan dengan orang pertama.
c) Melatih klien berinteraksi secara bertahap ( berkenalan dengan
orang kedua dan seterusnya)
d) Menganjurkan klien memasukkan ke dalam jadwal kegiatan
harian.
b. Strategi komunikasi dalam pelaksanaan tindakan keperawatan
1) Fase Orientasi
a) Salam terapeutik
“ Selamat siang mas, perkenalkan nama saya tami saya senang
dipanggil tina, saya mahasiswa yang sedang bertugas di
PuskesmaasTunjungan”.
b) Evaluasi/validasi
“Bagaimana keadaan mas hari ini, apakah masih ingat dengan
saya ?”
c) Kontrak
1) Topik
“Pertemuan kali ini kita akan mempraktikkan cara berkenalan
dengan 2 orang atau lebih. Apakah mas bersedia ?”
2) Waktu
“mas mau berapa lama ? bagaimana kalau 15 menit ?”.
3) Tempat
“mas mau berbincang-bincang dimana ?”.
2) Fase Kerja
a) Menurut ibu kalau kita ingin berkenalan apa yang sebaiknya
kita lakukan ?”.
b) “Perlukah kita berjabat tangan ?”.
c) ‘Bagus sekali apa yang mas katakan”.
d) “Apa saja yang perlu kita tanyakan ?”.
e) “benar sekali, kita tanyakan nama lengkap, nama panggilan
dan asal”.
f) “Bagaimana kalau kita praktikkan sekarang ?”.
g) “Perkenalkan nama saya perawat tami bisa dipanggil tina”.
h) “Asal perawat dari Blora, asal mas dari mana ?”.
i) “Bagaimana mas apakah mas mau mencoba ?”.
3) Fase Terminasi
a) Evaluasi
1) Evaluasi subjektif
“Bagaimana perasaan mas setelah berbincang-bincang dan
berkenalan dengan saya dan teman saya tadi mas ?”.
2) Evaluasi objektif
Klien tampak mampu berkenalan dengan 2 orang, klien mau
berinteraksi dengan perawat.
b) Rencana tindak lanjut
“Baik mas besok kita bertemu lagi ya mas. mas bisa
memasukkan cara berlatih berinteraksi dengan orang lain
kedalam kegiatan harian mas”
c) Kontrak yang akan datang
1) Topik
“Baiklah mas besok saya akan datang lagi untuk memberikan
penyuluhan pada keluarga mas”.
2) Waktu
“mas mau berbincang-bincang jam berapa ?” “bagaimana
kalau jam 15.00 mas ?”
3) Tempat
“Untuk tempat nanti kita tentukan bersama ya mas”
5. Pertemuan : iv
a. Proses Keperawatan
1) Kondisi Klien
DS :-
DO :-
2) Diagnosa Keperawatan Isolasi Sosial
3) Tujuan
Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 1 x 15 menit
interaksi, diharapkan : Keluarga mampu menjelaskan tentang
masalah Isolasi Sosial, penyebab Isolasi Sosial dan cara merawat
pasien dengan Isolasi Sosial.
4) Tindakan
a) Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam
merawat klien.
b) Menjelaskan pengertian Isolasi Sosial, tanda dan gejala Isolasi
Sosial, serta proses terjadinya Isolasi Sosial.
c) Menjelaskan cara-cara merawat klien dengan Isolasi Sosial.
b. Strategi komunikasi dalam pelaksanaan tindakan keperawatan
1) Fase Orientasi
a) Salam terapeutik
“ Selamat siang mas, perkenalkan nama saya tami. Saya
mahasiswa yangsedang bertugas di Puskesmaas Cepu, mas
dengan mas siapa ?”.
b) Evaluasi/validasi
“Bagaimana keadaan mas hari ini, apakah saudara mas sering
menyendiri di rumah dan tidak mau diajak berbicara?”
c) Kontrak
1) Topik
“Bagaimana kita sekarang berbincang-bincang tentang
keadaan saudara mas? saya akan menjelaskan masalah yang
dialami oleh saudara mas dan bagaimana cara penanganan
yang mas dan keluarga bisa lakukan untuk membantu
mengatasi masalah saudara mas ?”
2) Waktu
“mas mau berapa lama ? bagaimana kalau 15 menit ?”
3) Tempat
“mas mau berbincang-bincang dimana ?”
2) Fase Kerja
“ Saudara mas mengalami gejala gangguan jiwa yaitu Isolasi
Sosial. Isolasi Sosial adalah kesepian yang dialami oleh individu
dan dirasakan saat didorong oleh keberadaan orang lain dan
sebagai pernyataan negatif atau mengancam. Orang lain tidak
mengalami yang seperti mas alami. Untuk mengatasinya,
memenuhi kebutuhan sehari-hari, bantukomunikasi yang teratur,
libatkan dalam kelompok. Bagaimana mas ?.
3) Fase Terminasi
a) Evaluasi
1) Evaluasi subjektif
“Bagaimana perasaan mas setelah berbincang-bincang dan
berkenalan dengan saya tadi, apakah sudah jelas mas ?”
2) Evaluasi objektif
“Coba sekarang mas jelaskan kembali apa itu isolasi sosial,
cara yang dilakukan untuk mengatasi Isolasi Sosial dan
bagaimana cara perawatannya di rumah !”
b) Rencana tindak lanjut
“Jika anak mas di rumah sering menyendiri coba lakukan cara
yang saya sarankan tadi.”
c) Kontrak yang akan datang
1) Topik
“ Baiklah mas, bagaimana kalau besok kita berbincang-
bincang lagi ? apakah mas mau ?”
2) Waktu
“mas mau berbincang-bincang jam berapa ?” “bagaimana
kalau jam 12.00 mas ?”
3) Tempat
“Untuk tempat nanti kita tentukan bersama ya mas”
6. Pertemuan : vi
a. Proses Keperawatan
1) Kondisi Klien
DS :-
DO :-
2) Diagnosa Keperawatan Isolasi Sosial
3) Tujuan
Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 1 x 15 menit
interaksi, diharapkan : Keluarga mampu mempraktikkan cara
merawat klien dengan Isolasi Sosial.
4) Tindakan
a) Melatih keluarga mempraktikkan cara merawat klien dengan
Isolasi Sosial.
b) Melatih keluarga cara merawat klien dengan Isolasi Sosia
secara langsung
b. Strategi komunikasi dalam pelaksanaan tindakan keperawatan
1) Fase Orientasi
a) Salam terapeutik
“ Selamat sore mas, perkenalkan nama saya tina. Saya
mahasiswa yang sedang bertugas di Puskesmas tunjungan.”.
b) Evaluasi/validasi
“Bagaimana keadaan mas hari ini, apakah saudara mas sering
menyendiri di rumah dan tidak mau diajak berbicara?”
c) Kontrak
1) Topik
“Bagaimana kalau kita sekarang mempraktikkan cara
merawat klien dengan Isolasi Sosial ? apakah mas bersedia?”
2) Waktu
“mas mau berapa lama ? bagaimana kalau 15 menit ?”
3) Tempat
“mas mau berbincang-bincang dimana ?”
2) Fase Kerja
“ Saudara mas mengalami gejala gangguan jiwa yaitu Isolasi
Sosial. Cara melatihnya adalah dengan mengajaknya
berkomunikasi sesering mungkin dan mengikutsertakan klien
dalam kegiatan sehari-hari mas ?.
3) Fase Terminasi
a) Evaluasi
1) Evaluasi subjektif
“Bagaimana perasaan mas setelah berlatih mempraktikkan
cara merawat klien dengan Isolasi Sosial dengan saya tadi,
apakah sudah jelas mas ?”
2) Evaluasi objektif
“Coba sekarang mas praktikkan kembali cara perawatan
pada klien dengan Isolasi Sosial mas!”
b) Rencana tindak lanjut
“Jika saudara mas di rumah sering menyendiri coba lakukan
cara yang saya sarankan tadi.”
c) Kontrak yang akan datang
1) Topik
“ Baiklah mas, bagaimana kalau besok kita berbincang-
bincang lagi ? apakah mas mau ?”
2) Waktu
“mas mau berbincang-bincang jam berapa ?” “bagaimana
kalau jam 12.00 mas ?”
3) Tempat
“Untuk tempat nanti kita tentukan bersama ya mas”
7. Pertemuan : vi
a. Proses Keperawatan
1) Kondisi Klien
DS :-
DO :-
2) Diagnosa Keperawatan Isolasi Sosial
3) Tujuan
Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 1 x 15 menit
interaksi, diharapkan : Keluarga mampu membuat jadwal kegiatan
harian, termasuk minum obat.
4) Tindakan
a) Membantu keluarga membuat jadwal harian, termasuk minum
obat.
b. Strategi komunikasi dalam pelaksanaan tindakan keperawatan
1) Fase Orientasi
a) Salam terapeutik
“ Selamat sore mas, perkenalkan nama saya tina. Saya
mahasiswa yang sedang bertugas di Puskesmaas Cepu”.
b) Evaluasi/validasi
“Bagaimana keadaan ibu hari ini, apakah saudara mas sering
menyendiri di rumah dan tidak mau diajak berbicara?”
c) Kontrak
1) Topik
“Bagaimana kalau kita sekarang membuat jadwal harian
untuk saudara mas
termasuk juga jadwal minum obat mas ?”
2) Waktu
“mas mau berapa lama ? bagaimana kalau 15 menit ?”
3) Tempat
“mas mau berbincang-bincang dimana ?”
2) Fase Kerja
“ Saudara mas mengalami gejala gangguan jiwa yaitu Isolasi
Sosial.kita harus membuatkannya jadwal harian agar kegiatan yang
klien lakukan setiap hari dapat kita dapat mengatur kegiatan apa
saja yang boleh dilakukan oleh klien?.
3) Fase Terminasi
a) Evaluasi
1) Evaluasi subjektif
“Bagaimana perasaan mas setelah berbincang-bincang
dengan saya tadi, apakah sudah jelas mas ?”
2) Evaluasi objektif
“Coba sekarang mas tuliskan jadwal harian yang akan kita
jadwalkan pada klien mas !”
b) Rencana tindak lanjut
“Jika anak mas di rumah sering menyendiri coba lakukan cara
yang saya sarankan tadi.”
c) Kontrak yang akan datang
1) Topik, waktu, tempat
“ Baiklah mas, lain kali kita bertemu lagi ya mas,
terimakasih atas waktu dan kerjasamanya ya mas, selamat
sore”.
DAFTAR PUSTAKA
Azizah, Lilik Ma’rifatul, dkk. 2016. Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa-
Ratumbuysang Manado
Keliat. B.A dan Akemat. (2007). Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa.
Wakhid, Abdul, dkk. 2013. Penerapan Terapi Latihan Ketrampilan Sosial Pada
Klien Isolasi Sosial Dan Harga Diri Rendah Dengan Pendekatan Model
(Agustina)
NIM. 202303003