Anda di halaman 1dari 38

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

PADA KLIEN DENGAN ISOLASI SOSIAL


DI POLI UMUM UPT PUSKESMAS WONOKERTO
Disusun Untuk memenuhi tugas keperawatan jiwa

OLEH
ERI IRAWATI
2130068

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KEPANJEN
MALANG
2022
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan dengan ISOLASI SOSIAL DI


UPT PUSKESMAS WONOKERTO Turen Kabupaten Malang yang dilakukan
oleh :

Nama : Eri Irawati

NIM : 2130068

Prodi : PENDIDIKAN PROFESI NERS

Sebagai salah satu syarat dalam pemenuhan tugas praktik Program Pendidikan
Profesi Ners Departemen Keperawatan Jiwa yang dilaksanakan pada tanggal 20-
25 Juni 2022 yang telah disetujui dan disahkan pada :

Hari : Sabtu

Tanggal : 25 Juni 2022

Malang, 25 Juni 2022

Mengetahui,

Pembimbing Institusi Pembimbing Lahan

(Galuh Kumalasari, S. Kep, Ns, M. Kep) (Barti Marhaeni, S.Kep. Ners)


3

LAOPRAN PENDAHULUAN DAN


ASUHAN KEPERAWATAN JIWA

A. Definisi Isolasi Sosial


Isolasi sosial merupakan upaya menghindari komunikasi dengan
lain karena merasa kehilangan hubungan akrab dan tidak mempunyai
kesempatan untuk berbagi rasa, pikiran, dan kegagalan.pasien mengalami
kesulitan dalam berhubungan secara spontan dengan orang lain yang
dimanifestasikan dengan mengisolasi diri, tidak ada perhatian dan tidak
sanggup berbagi pengalaman (Deden Dermawan & Rusdi, 2013).
B. Etiologi
1) Faktor predisposisi teradinya gangguan hubungan sosial, adalah:
(Deden Dermawan & Rusdi, 2013).
a) Faktor perkembangan
Pada setiap tahapan tumbuh kembang individu ada tugas
perkembangan yang harus dilalui individu dengan sukses agar
tidak terjadi gangguan dalam hubungan sosial, tugas
perkembangan pada masing-masing tahap tumbuh kembang ini
memiliki karakteristik tersendiri, apabila tugas ini tidak terpenuhi,
akan mencetuskan seseorang sehingga mempunyai masalah
respons sosial maladaptif.
b) Faktor biologis
Genetik merupakan salah satu faktor pendukung gangguan jiwa
berdasarkan hasil penelitian, pada penderita skizofrenia 8%
kelainan pada struktur otak, seperti atrofi, pembesaran ventrikel,
penurunan berat dan volume otak serta perubahan struktur limbik
diduga dapat menyebabkan skizofrenia.
c) Faktor sosial budaya
Isoslasi sosial merupakan faktor dalam gangguan berhubungan. Ini
akibat norma yang tidak mendeukung pendekatan terhadap orang
lain, atau tidak menghargai anggota masyarakat yang tidak
produktif, seperti lansia, orang dengan kebutuhan khusus, dan
4

berpenyakit kronik. Isolasi dapat terjadi karena mengadopsi norma,


perilaku, dan sistem nilai yang berbeda dan kelompok mayoritas.
Harapan yang tidak realistis terhadap hubungan merupakan faktor
lain yang berkaitan dengan gangguan ini.
d) Faktor komunikasi dalam keluarga
Gangguan komunikasi dalam keluarga merupakan fakor
pendukung untuk terjadinya gangguan dalam berhubungan sosial.
Dalam teori ini termasuk masalah komunikasi yang tidak jelas
yaitu suatu keadaan dimana seseorang anggota keluarga menerima
pesan yang saling bertentangan dalam waktu bersamaan, ekspresi
emosi yang tinggi dalam keluarga yang menghambat untuk
berhubungan dengan lingkungan di luar keluarga.
2) stressor prepitasi
a) stressor sosial budaya
stres yang dapat timbul oleh bebrapa faktor lain dan faktor
keluarga seperti menurunnya stabilitas unit keluarga dan berpisah
dari orang yang berarti bagi kehidupannya, misalnya dirawat di
rumah sakit.
b) Stessor psikologis
Tingkat kecemasan yang berat akan menyebabkan menurunnya
kemampuan individu untuk berhubungan dengan orang lain.
Intensitas kecemasan yang ekstrim dan memanjang disertai
terbatasnya kemampuan individu untuk mengatasi masalah
diyakini akan menimbulkan berbagai masalah gangguan
berhubungan (isolasi sosial).
c) Perilaku
Adapun perilaku yang biasa muncul pada isolasi sosial berupa:
kurang spontan, apatis (kurang acuh terhadap lingkungan), ekspresi
wajah kurang berseri (ekspresi sedih), afek tumpul.
d) Sumber koping
Sumber koping berhubungan dengan respon sosial maladaptif
termasuk: keterlibatan dalam hubungan yang luas didalam keluarga
5

maupun teman, menggunakan kreativitas untuk mengekspresikan


stress interpersonal seperti kesenian, musik atau tulisan.
e) Mekanisme defensif
Mekanisme defensif digunakan pasien sebagai usaha mengatasi
kecemasan yang merupakan suatu kesepian nyata yang mengancam
dirinya. Mekanisme yang serimg digunakan pada isolasi sosial
adalah regresi, represi dan isolasi.
f) Regresi: mundur kemasa perkembangan yang telah lain.
(1) Represi: adalah perasan-perasaan dan pikiran yang tidak dapat
diterima, secara sadar dibendung supaya jangan tiba
dikesadaran.
(2) Isolasi: mekanisme mental tidak sadar yan mengakibatkan
timbulnya kegagalan defensif dalam menghubungkan perilaku
dengan motivasi atau pertentangan antara sikap dan perilaku.
2.2.3 Rentang Respons
Menurut Iyus Yosep (2013) dalam penelitian Stuart and Sudeen (1998)
rentang respons pasien dapat ditinjau dari interkasinya dengan lingkungan
sosial merupakan suatu kontinum yang terbentang antara respons adaptif
dengan maladaptif sebagai berikut:
1) Respons adaptif
Respons yang masih dapat diterima oleh norma-norma sosial dan
kebudayaan secara umum serta masih dalam batas normal dalam
menyelesaikan masalah.
a) Menyendiri; respons yang dibutuhkan seseorang untuk
merenungkan apa yang telah terjadi di lingkungan sosialnya.
b) Otonomi; kemampuan individu untuk menentukan dalam
menyampaikan ide, pikiran, perasaan dalam hubungan sosial.
c) Bekerjasama; kemampuan individu yang saling membutuhkan satu
sama lain.
d) Independen; saling ketergantungan antara individu dengan orang
lain dalam membina hubungan interpersonal.
2) Respons maladaptif:
6

Respons yang diberikan individu yang menyimpang dari norma sosial.


Yang termasuk respons maladaptif adalah:
a) Menaruk diri; seseorang yang mengalami kesulitan dalam membina
hubungan secara terbuka dengan orang lain.
b) Ketergantungan; seseorang gagal mengembangkan rasa percaya
diri sehingga tergantung dengan orang lain.
c) Manipulasi; seseorang yang mengganggu orang lain sebagai objek
individu sehinga tidak dapat mebina hubungan sosial secara
mendalam.
d) Curiga; seseorang gagal mengembangkan rasa percaya terhadap
orang lain.
Respon adaptif Respon maladaptif

Solitude Kesepian Manipulasi

Autonomy Penarikan diri Impulsivity

Mutuality Tergantung Narcissims

Interdependen

Gambar 2.2 Rentang Respon Isolasi Sosial (Kusumawati & hartono, 2012)
7

2.2.5 Pathway
Risiko Mencederai Diri, Orang lain, dan Lingkungan

PPS: Halusinasi

Isolasi Sosial

Harga Diri Rendah Kronis

Koping Keluarga Tidak Efektif


Koping Individu Tidak Efektif

Gambar 2.3 Patway Isolasi Sosial

2.2.6 Manifestasi Klinis


Menurut, iyus yosep (2013):
1) Tanda dan Gejala Isolasi sosial
Ada dua tanda dan gejala yang dapat mengindikasikan bahwa pasien
mengalami isolasi sosial, secara Subjektif dan Objektif :
a) Subjektif:
 Pasien menceritakan perasan kesepian atau ditolak oleh orang
lain.
 Pasien merasa tidak aman berada dengan orang lain.
 Respons verbal kurang dan sangat singkat.
 Pasien mengatakan hubungan yang tidak berarti dengan orang
lain.
 Pasien merasa bosan dan lambat menghabiskan waktu.
 Pasien merasa tidak berguna.
 Pasien tidak dapat melangsungkan hidup.
 Pasien merasa ditolak.
b) Objektif
 Pasien banyak diam dan tidak mau bicara.
 Tidak mengikuti kegiatan.
 Banyak berdiam diri di kamar.
8

 Pasien tidak mampu berkonsentrasi dan membuat keputusan.


 Pasien menyendiri dan tidak mau berinteraksi dengan orang
terdekat.
 Pasien tampak sedih, ekspresi datar dan dangkal.
 Kontak mata kurang.
 Kurang spontan.
 Apatis (acuh terhadap lingkungan).
 Ekspresi wajah kurang berseri.
 Tidak merawat diri dan tidak memerhatikan kebersihan diri.
 Mengisolasi diri.
 Tidak atau kurang sadar terhadap lingkungan sekitarnya.
 Masukkan makan dan minuman terganggu
 Aktivitas menurun.
 Kurang energi (tenaga).
 Rendah diri.
 Postur tubuh berubah, misalnya sikap fetus/janin (khususnya
pada posisi tidur).

2.2.7 Mekanisme Koping Isolasi Sosial


Mekanisme koping digunakan pasien sebgai usaha mengatasi
kecemasan yang merupakan suatu kesepian nyata yang mengancam
dirinya. Kecemasan koping yang sering digunakan adalah regrasi, represi
dan isolasi. Sedangkan contoh sumber koping yang dapat digunakan
misalnya keterlibatan dalam hubungan yang luas dalam keluarga dan
teman, hubungan dengan hewan peliharaan, menggunakan kreativitas
untuk mengekspresikan stress interpersonal seperti kesenian, musik dan
tulisan (stuart and sundeen, dalam Deden Dermawan dan Rusdi, 2013).
2.2.9 Penatalaksanaan
Menurut Deden Dermawan dan Rusdi (2013) ada 4 macam terapi yang
dapat digunakan, yaitu :
1) Terapi Farmakologi
2) Electro Convulsive Therapy
9

Electro Convulsive Therapi (ECT) atau yang lebih dikenal dengan


elektroshock adalah suatu terapi psikiatri yang menggunakan energi shock
listrik dalam usaha pengobatannya.
3) Therapy kelompok
Therapy kelompok merupakan suatu psikottherapy yang dilakukan
sekelompok pasien bersama-sama dengan jalan berdiskusi satu sama lain
yang dipimpin atau diarahkan oleh seseorang therapist atau petugas
kesehatan jiwa. Therapy ini bertujuan memberi stimulus bagi pasien
dengan gangguan interpersonal.
4) Therapy lingkungan
Manusia dapat dipisahkan dari lingkungan sehingga aspek lingkungan
harus mendapatkan perhatian khusus dalam kaitannya untuk menjaga dan
memelihara kesehatan manusia. Lingkungan berkaitan erat dengan
stimulus psikologi seseorang yang akan berdampak pada kesembuhan,
karena lingkungan tersebut akan memberikan dampak baik pada kondisi
fisik maupun kondisi psikologis seseorang.

B Konsep asuhan keperawatan


2.3.1 Pengkajian
pengkajian terdiri dari 3 kegiatan, yaitu: pengumpulan data,
pengelompokan data atau analisa data dan perumusan diagnose
keperawatan. Data dapat dikumpulkan dari berbagai sumber data yaitu
sumber data primer (klien) dan sumber data sekunder seperti keluarga,
teman terdekat klien, tim kesehatan, catatan dalam berkas dokumen medis
klien dan hasil pemeriksaan. Untuk mengumpulkan data dilakukan dengan
berbagai cara, yaitu : dengan observasi, wawancara dan pemeriksaan fisik.
Beberapa faktor yang perlu dikaji :
1) Faktor predisposisi
a) Genetic : diturunkan
b) Neurobiologis : adanya gangguan pada konteks pre-frontal dan
konteks limbik
10

c) Neurotransmiter : abnormalitas pada dopamine, serotonin, dan


glulamat.
d) Virus : paparan virus influenza pada trimester III
e) Psikologi : ibu pencemas, terlalu melindungi, ayah tidak peduli
2) Factor presipitasi
a) Proses pengolahan informasi yang berlebihan
b) Mekanisme penghantaran listrik yang abnormal
c) Adanya gejala pemicu
Setiap melakukan pengkajian, tulis tempat klien dirawat dan tanggal
dirawat. Isi pengkajian meliputi :
1) Identifikasi klien
Perawat yang merawat klien melakukan perkenalan dan kontrak
dengan klien tentang : nama klien, panggilan klien, nama perawat,
tujuan, waktu penemuan, tempat penemuan dan topik pembicaraan.
2) Keluhan utama/alasan masuk
Tanyakan pada keluarga atau klien hal yang menyebabkan klien dan
keluarga datang ke Rumah Sakit, yang telah dilakukan keluarga untuk
mengatasi masalah dan perkembangan yang dicapai.
3) Riwayat penyakit sekarang
Tanyakan pada klien atau keluarga, apakah klien pernah mengalami
gangguan jiwa pada masa lalu, pernah melakukan, mengalami,
penganiayaan fisik, seksual, penolakan dari lingkungan, kekerasan
dalam keluarga dan tindakan kriminal. Dapat dilakukan pengkajian
pada keluarga faktor yang mungkin mengakibatkan terjadinya
gangguan :
1. Psikologis
Keluarga, pengasuh dan lingkungan klien sangat mempengaruhi
respon psikologis dari klien.
2. Biologis
Gangguan perkembangan dan fungsi otak atau SSP, pertumbuhan
dan perkembangan individu pada prenatal, neonates dan anak-anak.
3. Social budaya
11

Seperti kemiskinan, konflik sosial budaya (peperangan, kerusuhan,


kerawanan), kehidupan yang terisolasi serta stress yang
menumpuk.
4. Aspek fisik/biologis
Mengukur dan mengobservasi tanda-tanda vital : TD, nadi, suhu,
pernapasan. Ukur tinggi badan dan berat badan, kalu perlu kaji
fungsi organ dan keluhan.
5. Aspek psikososial
(a) Membuat genogram yang memuat paling sedikit tiga generasi
yang dapat menggambarkan hubungan klien dan keluarga,
masalah yang terkait dengan komunikasi, pengambilan
keputusan dan pola asuh.
1) Konsep diri
a) Citra tubuh : mengenai persepsi klien terhadap tubuhnya,
bagian yang disukai dan tidak disukai.
b) Identitas diri: status dan posisi klien sebelum dirawat,
kepuasan klien terhadap status dan posisinya dan kepuasan
klien sebagai laki-laki atau perempuan.
c) Peran: tugas yang diemban dalam keluarga atau kelompok
dan masyarakat dan kemampuan klien dalam melaksanakan
tugas tersebut.
d) Ideal diri: harapan terhadap tubuh, posisi, status tugas,
lingkungan dan penyakitnya.
e) Harga diri: hubungan klien dengan orang lain, penilaian
dan penghargaan orang lain terhadap dirinya, biasanya
terjadi pengungkapan kekecewaan terhadap dirinya sebagai
wujud harga diri rendah.
2) Hubungan sosial dengan orang lain yang terdekat dalam
kehidupan, kelompok yang diikuti dalam masyarakat.
3) Spiritual, mengenai nilai dan keyakinan dan kegiatan ibadah.
4) Status mental
12

Nilai penampilan klien rapi atau tidak, amati pembicaraan


klien, aktivitas motoric klien, alam perasaan klien (sedih, takut,
khawatir), afek klien, interaksi selama wawancara, persepsi
klien, proses piker, isi pikir, tingkat kesadaran, memori, tingkat
konsentrasi dan berhitung, kemampuan penilaian dan daya tilik
diri. Aspek yang tercakup dalam status mental, yaitu :
a) Penampilan.
Data ini didapatkan melalui hasil observasi perawat/
keluarga.
(1) Penampilan tidak rapih jika dari ujung rambut sampai
ujung kaki ada yang tidak rapih. Misalnya : rambut
acak-acakan, kancing baju tidak tepat, resleting tidak
dikunci, baju terbalik, baju tidak diganti-ganti.
(2) Penggunaan pakaian tidak sesuai misalnya : pakaian
dalam, dipakai diluar baju.
(3) Cara berpakaian tidak seperti biasanya jika. penggunaan
pakaian tidak tepat (waktu, tempat, identitas, situasi/
kondisi).
(4) Jelaskan hal-hal yang ditampilkan klien dan kondisi lain
yang tidak tercantum.
(5) Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data.
b) Pembicaraan
Amati pembicaraan yang ditemukan pada klien, apakah
cepat, keras, gagap, membisu, apatis dan atau lambat
(1) Bila pembicaraan berpindah-pindah dari satu kalimat ke
kalimat lain yang tak ada kaitannya beri tanda " V "
pada kotak inkoheren.
(2) Jelaskan hal-hal yang tidak tercantum.
(3) Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data.
c) Aktivitas motori
Data ini didapatkan melalui hasil observasi perawat/
keluarga.
13

(1) Lesu, tegang, gelisah sudah jelas.


(2) Agitasi
gerakan motorik yang menunjukkan kegelisahan,
(3) Tik
gerakan-gerakan kecil pada otot muka yang tidak
terkontrol.
(4) Grimasen
gerakan otot muka yang berubah-ubah yang tidak dapat
Dikontrol klien.
(5) Tremor
jari- jari yang tampak gemetar ketika klien
menjulurkan tangan dan merentangkan jari-jari.
(6) Kompulsif
kegiatan yang dilakukan berulang-ulang dan seperti
berulang kali mencuci tangan, mencuci muka, mandi,
mengeringkan tangan dan sebagainya.
(7) Jelaskan aktivitas yang ditampilkan klien dan kondisi
lain yang tidak tercantum.
(8) Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data.
d) Alam perasaan.
Data ini didapatkan melalui hasil observasi perawat /
keluarga.
(1) Sedih, putus asa, gembira yang berlebihan sudah jelas
(2) Ketakutan = objek yang ditakuti sudah jelas.
(3) Khawatir = objeknya belum jelas.
(4) Jelaskan kondisi klien yang tidak tercantum.
(5) Masalah keperawatan ditulis sesuai data.
e) Afek
Data ini didapatkan melalui hasil observasi
perawat/keluarga.
(1) Datar = tidak ada perubahan roman muka pada saat ada
stimulus yang
14

menyenangkan atau menyedihkan. b. Tumpul = hanya


bereaksi bila ada stimulus emosi yang kuat.
(2) Labil = emosi yang cepat berubah-ubah.
(3) Tidak sesuai = emosi yang tidak sesuai atau
bertentangan dengan stimulus yang ada.
(4) Jelaskan hal-hal yang tidak tercantum.
(5) Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data.
(6) lnteraksi selama wawancara
Data ini didapatkan melalui hasil wawancara dan observasi
perawat dan keluarga
(1) Bermusuhan, tidak kooperatif, mudah tersinggung
sudah jelas.
(2) Kontak mata kurang - tidak mau menatap lawan
bicara.
(3) Defensif - selalu berusaha mempertahankan pendapat
dan kebenaran dirinya.
(4) Curiga - menunjukan sikap/ perasaan tidak percaya
pada orang lain
(5) Jelaskan hal-hal yang tidak tercantum.
(6) Masalah keperawatan sesuai dengan data.
(g) Persepsi.
(1) Jenis-jenis halusinasi sudah jelas, kecuali penghidu
sama dengan penciuman.
(2) Jelaskan isi halusinasi, frekuensi, gejala yang tampak
pada saat klien berhalusinasi.
(3) Masalah keperawatan sesuai dengan data
(h) Proses pikir
Data diperoleh dari observasi dan saat wawancara
(1) Sirkumstansial : pembicaraan yang berbelit-belit tapi
sampai pada tujuan pembicaraan.
2) Tangensial : pembicaraan yang berbelit-belit tapi tidak
sampai pada tujuan.
15

3) Kehilangan asosiasi : pembicaraan tak ada hubungan


antara satu kalimat dengan kalitnat lainnya, dan klien
tidak menyadarinya.
4) Flight of ideas : pembicaraan.yang meloncat dari satu
topik ke topik lainnya, masih ada hubungan yang tidak
logis dan tidak sampai pada tujuan.
5) Bloking : pembicaraan terhenti tiba-tiba tanpa gangguan
eksternal kemudian dilanjutkan kembali.
6) Perseverasi : pembicaraan yang diulang berkali-kali.
7) Jelaskan apa yang dikatakan oleh klien pada saat
wawancara.
8) Masalah keperawatan sesuai dengan data.
(i) lsi pikir.
Data didapatkan melalui wawancara.
(1) Obsesi
pikiran yang selalu muncul walaupun klien berusaha
menghilangkannya.
(2) Phobia
ketakutan yang phatologis/ tidak logis terhadap objek/
situasi tertentu.
(3) Hipokondria
keyakinan terhadap adanya gangguan organ dalam
tubuh yang sebenarnya tidak ada.
(4) Depersonalisasi
perasaan klien yang asing terhadap diri sendiri, orang
atau lingkungan.
(5) Ide yang terkait : keyakinan klien terhadap kejadian
yang terjadi lingkungan yang bermakna dan terkait pada
dirinya.
(6) Pikiran magis : keyakinan klien tentang kemampuannya
melakukan hal-hal yang mustahil/ diluar
kemampuannya.
16

(7) Waham.
(a) Agama : keyakinan klien terhadap suatu agama
secara berlebihan dan diucapkan
secara berulang tetapt tidak sesuai dengan
kenyataan.
(b) Somatik : klien mempunyai keyakinan tentang
tubuhnya dan dikatakan secara berulang yang tidak
sesuai dengan kenyataan.
(c) Kebesaran : klien mempunyai keyakinan yang
berlebihan terhadap kemampuannya yang
disampaikan secara berulang yang tidak sesuai
dengan kenyataan.
(d) Curiga : klien mempunyai keyakinan bahwa ada
seseorang atau kelompok yang berusaha merugikan
atau mencederai dirinya yang disampaikan secara
berulang dan tidak sesuai dengan kenyataan.
(e) Nihilistik : klien yakin bahwa dirinya sudah tidak
ada di dunia/ meninggal yang dinyatakan secara
berulang yang tidak sesuai dengan kenyataan.
Waham yang bizar
(a) Sisip pikir : klien yakin ada ide pikiran orang lain
yang disisipkan didalam pikiran yang disampaikan
secara berulang dan tidak sesuai dengan kenyataan.
(b) Siar pikir : klien yakin bahwa orang lain mengetahui
apa yang dia pikirkan walaupun dia tidak
menyatakan kepada orang tersebut yang dinyatakan
secara berulang dan tidak sesuai dengan kenyataan.
(c) Kontrol pikir : klien yakin pikirannya dikontrol oleh
kekuatan dari luar.
(d) Jelaskan apa yang dikatakan oleh klien pada saat
wawancara.
(e) Masalah keperawatan sesuai dengan data.
17

(8) Tingkat kesadaran


Data tentang bingung dan sedasi diperoleh melalui
wawancara dan observasi, stupor diperoleh melalui
observasi, orientasi klien (waktu, tempat, orang)
diperoleh melalui wawancara
(a) Bingung . tampak bingung dan kacau.
(b) Sedasi : mengatakan merasa melayang-layang
antara sadar/ tidak sadar.
(c) Stupor : gangguan motorik seperti kekakuan,
gcrakan-gerakan yang diulang, anggota tubuh klien
dapat dikatakan dalam sikap canggung dan
dipertahankan klien, tapi klien mengerti semua
yang terjadi dilingkungan.
(d) Orientasi waktu, tempat, orang jelas
(e) Jelaskan data objektif dan subjektif yang terkait
hal-hal diatas.
(f) Masalah keperawatan sesuai dengan data.
(g) Jelaskan apa yang dikatakan oleh klien pada saat
wawancara
(9) Memori.
Data diperoleh melalui wawancara
(a) Gangguan daya ingat jangka panjang : tidak dapat
mengingat kejadian yang terjadi lebih dari satu
bulan
(b) Gangguan daya ingat jangka pendek : tidak dapat
mengingat kejadian yang terjadi dalam minggu
terakhir.
(c) Gangguan daya ingat saat ini : tidak dapat
mengingat kejadian yang baru saja terjadi.
(d) Konfabulasi : pembicaraan tidak sesuai dengan
kenyataan dengan memasukan cerita yang tidak
benar untuk menutupi gangguan daya ingatnya.
18

(e) Jelaskan sesuai dengan data terkait.


(f) Masalah keperawatan sesuai dengan data
(10) Tingkat konsentrasi dan berhitung
Data diperoleh melalui wawancara
(a) Mudah dialihkan
perhatian klien mudah berganti dari satu objek ke
objek lain.
(b) Tidak mampu berkonsentrasi
klien selalu minta agar pertanyaan diulang/ tidak
dapat menjelaskan kembali pembicaraan.
(c) Tidak mampu berhitung
tidak dapat melakukan penambahan/ pengurangan
pada benda-benda nyata.
(d) Jelaskan sesuai dengan data terkait.
(e) Masalah keperawatan sesuai data.
(f) Kemampuan penilaian
(g) Gangguan kemampuan penilaian ringan: dapat
mengambil keputusan yang sederhana dengan
bantuan orang lain. Contoh : berikan kesempatan
pada klien untuk memilih mandi dulu sebelum
makan atau makan dulu sebelum mandi. Jika diberi
penjelasan, klien dapat mengambil keputusan.
(h) Gangguan kemampuan penilaian bermakna : tidak
mampu mengambil keputusan walaupun dibantu
orang lain. Contoh : berikan kesempatan pada klien
untuk memilih mandi dulu sebelum makan atau
makan dulu sebelum mandi. Jika diberi penjelasan
klien masih tidak mampu mengambil keputusan.
(i) Jelaskan sesuai dengan data terkait.
(j) Masalah keperawatan sesuai dengan data.
(11) Daya tilik diri
Data diperoleh melalui wawancara
19

(a) Mengingkari penyakit yang diderita : tidak


menyadari gejala penyakit (perubahan, fisik,
emosi) pada dirinya dan merasa tidak perlu
pertolongan
(b) Menyalahkan hal-hal diluar dirinya : menyalahkan
orang lain/ lingkungan yang menyebabkan kondisi
saat orang lain/ lingkungan yang menyebabkan
kondisi saat ini.
(c) Jelaskan dengan data terkait.
(d) Masalah keperawatan sesuai dengan data
5) Kebutuhan persiapan pulang
a) Kemampuan makan klien, klien mampu menyiapkan dan
membersihkan alat makan.
b) Mandi klien dengan cara berpakaian, observasi kebersihan
tubuh klien.
c) Istirahat dan tidur klien, aktivitas di dalam dan di luar
rumah.
d) Pantau penggunaan obat dan tanyakan reaksi yang
dirasakan setelah minum obat.
6) Masalah psikososial dan lingkungan
Data dari keluarga atau klien mengenai masalah yang dimiliki
klien.
7) Pengetahuan
Data didapatkan melalui wawancara dengan klien kemudian
tiap bagian yang dimiliki klien disimpulkan dalam masalah.
8) Aspek medic
Terapi yang diterima oleh klien: ECT, terapi antara lain seperti
terapi psikomotor, terapi tingkah laku, terapi keluarga, terapi
spiritual, terapi okupasi, terapi lingkungan. Rehabilitasi sebagai
suatu refungsionalisasi dan perkembangan klien supaya dapat
melaksanakan sosialisasi secara wajar dalam kehidupan
bermasyarakat`
20

2.3.2 Diagnosa
1. Isoslasi sosial:menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah.

2.3.3 Intervensi
Diagnosa Tujuan Kriteria Hasil Intervensi
Pasien Keluarga
Isolasi TUM : Klien SP 1 : Bina hubungan SP 1 : Berikan
sosial menunjukkan saling percaya, bantu pendidikan
klien dapat tanda pecaya pasien mengenal kesehatan
berinteraksi pada perawat, penyebab isolasi sosial, kepada
dengan orang seperti : wajah bantu pasien mengenal keluarga
lain dan cerah, ada manfaat berhubungan mengenai
lingkungan. Kontak, dan kerugian tidak masalah isolasi
bersedia cerita, berhubungan dengan sosial,
mengungkapkan cara lain, dan ajarkan penyebab, dan
TUK masalah pasien berkenalan. cara merawat
1. Klien 2. Klien dapat 1. Sapa klien dengan pasien isolasi
dapat menyebutkan ramah baik verbal sosial.
memelihara minimal maupun non verbal 1. Diskusikan
hubungan penyebab 2. Perkenalkan diri masalah yang
saling menarik diri dengan sopan dirasakan
percaya dari orang lain 3.Tanyakan nama keluarga dalam
2.klien mapu dan lengkap klien dan nama merawat pasien
menyebutkan lingkungan panggilan yang disukai 2. Beri
penyebab 3. Klien ampu 4. Jelaskan tujuan penjelasan
menarik diri menyebutkan pertemuan tentang
3. klien keuntungan 5. Jujur dan menepati masalah isolasi
mampu berhubungan janji sosial dan
mmenyebutk sosial dan 6. Tunjukkan sikap dampaknya
an kerugian empati dan menerima pada pasien
keuntungan menarik diri klien apa adanya 3. Beri
beruhubunga 4. Klien dapat penjelasan
n sosial dan melaksanakan tentang
kerugian hubungan sosial penyebab
menarik diri secara bertahap SP 2 : Ajarkan klien
21

4. klien dapat dengan perawat, berinteraksi secara isolasi sosial


melaksanaka orang lain dan bertahap 4. Berikan
n hubungan kelompok 1. Bantu klien untuk penjelasan
sosial berinteraksi dengan tentang cara
orang lain secara cara merawat
bertahap pasien
2. Berikan kesempaan SP 2 : latih
klien mempraktikan cara keluarga
berinteraksi dengan mempraktikan
orang lain cara merawat
pasien isolasi
sosial
1. Bantu
SP 3 : Latih klien keluarga
berinteraksi secara mempraktikan
bertahap cara merawat
1. Mulai bantu klien pasien isolasi
berinteraksi dengan satu sosial yang
orang (pasien, perawat, telah dipelajari
atau keluarga)
2. Jika pasien sudah SP 3: buat
menunjukkan kemajuan, perencanaan
tingkatkan umlah pulang bersama
interaksi dengan dua, keluarga
tiga, empat orang dan
seterusnya.
3. Beri pujian untuk
setiap kemajuan
interaksi yang telah
dilakukan oleh klien
4. Dengarkan ekspresi
perasaan klien setelah
berinteraksi dengan
orang lain.
22

DAFTAR PUSTAKA

Damaiyanti dkk, 2012. Asuhan Keperawatan Jiwa.Bandung: Refika Aditama


Dalami, dkk.2009. keperawatan jiwa: konsep dan kerangka kerja asuhan
kerangka
Dermawan dan rusidi, 2013. Keperawatan jiwa konsep dan kerangka kerja
asuhan keperawatan jiwa. Jogjakarta: goysen publishing
Erlinafsiah, 2010. Modal praktik keperawatan jiwa. Jakarta: trans infomedia
Hidayat, A. 2007. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Salemba
Medika
Iyus Yosep .2013.Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Bandung: Refika Aditama
Kusumawati & hartono, 2012. Buku ajaran keperawatan jiwa. Jakarta: salemba
medika
Maramis w. F, 2004. Iimu kedokteran jiwa. Surabaya: arilangga university press
Nasir & muhith, 2011. Dasar- dasar keperawatan jiwa: pengantar dan teori.
Jakarta: salemba medika
Stuart, 2006. Keperawatan psikitrik: buku saku keperawatan jiwa. Edisi 5.
Jakarta: EGC
Wiyati dkk, 2010. Pengaruh psikoedukasi keluarga terhadap kemampuan
keluarga dalam merawat klien isolasi sosial. Jurnal keperawatan
soedirman. Vol. No.2
Yusuf, Ah dkk, 2015. Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: Salemba
Medika
23

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA

PENGKAJIAN
I. IDENTITAS KLIEN
Nama : Nn.I
Umur : 25 Tahun
Pendidikan : Tamat SMP
Agama : Islam
Status : Belum Kawin
Alamat : Rejosari
Pekerjaan : Tidak bekerja
Jenis Kelelamin : Perempuan
Tanggal Pengkajian : 20/06/2022
Sumber Informasi : Klien dan Keluarga

II. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG dan FAKTOR PRESIPITASI


Nn.I mengatakan kira-kira waktu usia 12 tahun pernah kejang, Mulai umur
13 klien tahun klien tampak sering bicara sendiri di kamar dan lebih suka
mengurung diri di dalam kamar, karena ia merasa malu bila bertemu dengan
orang lain.. Selain klien cenderung menarik diri dari lingkungan klien juga
mulai mendengar suara-suara bisikan, terkadang klien juga berbicara sendiri.
klien terkadang mendengar bisikan bisikan yang akan menolongnya dengan
menyuruh klien membaca mantra ketika menyendiri

III. FAKTOR PREDISPOSISI


A. RIWAYAT PENYAKIT LALU
1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu ?
Jika Ya, jelaskan : Klien mengalami gangguan jiwa mulai usianya masih
kecil, berawal dari kejang
2. Pengobatan sebelumnya
Jelaskan : klien mengatakan sekitar 3 tahun lalu selau kontrol di
puskesmas
24

3. Pernah mengalami Penyakit Fisik (termasuk gangguan tumbuh


kembang)
Jelaskan : Iya, Klien pernah kejang
B. RIWAYAT TRAUMA
Trauma Usia Pelaku Korban Saksi
Aniaya fisik - - - -
Aniaya - - - -
seksual
penolakan - - - -
kekerasan dalam - - - -
rumah tangga
tindakan kriminal - - - -
Jelaskan : Klien tidak pernah mengalami trauma sebelumnya, sekarang
ataupun masa lalu.
4. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan (Bio, Psiko,
Sosio, Kultural dan Spiritual)
Klien mengatakan pernah kejang di sawah
C. RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
Anggota keluarga yang gangguan jiwa ?
Kalau ada : Tidak Ada
IV. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan umum : klien tampak tenang, penampilan rapi, mau
berjabat tangan dan mau menjawab pertanyaan saat diwawancara.
2. Tanda vital :
Tekanan darah : 110/70 mm/Hg
Nadi : 88 x/mnt
Suhu : 36 0 C
Pernafasan : 22 x/mnt
3. Ukur :
Berat badan : 51 kg
Tinggi badan : 150 cm
25

4. Keluhan fisik:
Jelaskan : Klien mengatakan pusing
5. Pemeriksaan Fsik (Head To Toe)
Klien memakai pakaian rapi, bersih dan sesuai. Rambut klien
terikat rapi.

IV. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL (Sebelum dan sesudah sakit)


1. Genogram :

Keterangan :
Laki- laki

Perempuan
Garis Keturunan
Tinggal Serumah

Meninggal
Klien

Jelaskan : klien mengatakan anak kedua dari 2 bersaudara Sejak kecil


klien diasuh oleh kedua orang tuanya. Klien belum menikah
26

Konsep diri
a. Citra tubuh :
Klien mengatakan tidak menyukai tangannya
b. Identitas :
Klien dapat menyebutkan namanya sendiri dan klien juga merasa puas
dengan statusnya sebagai perempuan.
c. Peran :
Klien kurang mampu dalam menjalankan perannya dalam keluarga dan
masyarakat karena keterbatasan yang dimilikinya.
d. Ideal diri :
Klien berharap bisa melihat seperti layaknya orang normal lainnya,
sehingga ia dapat membantu keluarganya.
e. Harga diri :
Klien merasa malu dan kurang percaya diri bila bertemu dengan orang lain
maupun tetangganya karena klien merasa tidak seperti yang lain .
Masalah Keperawatan: Harga Diri Rendah
1. Hubungan social
a. Orang yang berarti / terdekat : klien merasa lebih dekat dengan ibu
dan kakaknya
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok / masyarakat : klien tidak
pernah keluar rumah maupun mengikuti kegiatan masyarat lainnya.
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain : Klien tidak
pernah berkomunikasi dengan orang lain, karena merasa malu dan
lebih suka di rumah.
2. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan: Klien beragama Islam dan percaya kepada
Allah SWT dan percaya bahwa semua sudah diatur olehnya
b. Kegiatan ibadah : Klien tidak pernah menjalankan sholat
V. STATUS MENTAL
1. Penampilan
Tidak rapi
Rapi
27

Lainnya :
Jelaskan : Penampilan klien terlihat rapi, dalam mengguanakan
pakaian sudah sesuai, rambut rapi, badan tampak bersih, dan kuku pendek
dan bersih.

2. Interaksi selama wawancara


Bermusuhan Curiga
Tidak kooperaktif Defensif
Mudah tersinggung Kooperatif
Kontak mata kurang Lainnya :
Jelaskan : Klien kooperatif selama wawancara, jawaban sesuai
pertanyaan, kontak mata baik, klien ramah dengan saat diajak
berkomunikasi.
3. Pembicaraan
Cepat
Keras
Gagap
Tidak mampu memulai pembicaraan Lainnya :
Jelaskan : Nada bicara sedang, klien mampu memulai pembicaraan
dan jawaban sesuai dengan pertanyaan
4. Aktifitas motorik
Lesu Fleksibilitas serea
Tegang Katatonik
Gelisah Lainnya :
Agitasi
Kompulsif
Jelaskan :
Klien terlihat lesu tidak bersemangat

5. Kesadaran
Compos Mentis
Apatis
28

Somnolensia
Sopor
Koma
Jelaskan : Kesadaran klien baik, klien mampu diajak bicara dan
wawancara serta menjawab semua pertanyaan.
6. Orientasi
Waktu
Tempat
Orang
Jelaskan : Klien saat di tanya hari dan tanggal bisa menjawab, dan
klien ingat dengan siapa ia berbicara.
7. Perasaan
a. Emosi
Sedih
Gembira
Takut
Cemas Lainnya :
b. Afek
Adekuat Inadekuat
Tumpul Labil

Datar Lainnya :
Jelaskan : klien tampak menunduk, saat bercerita sedih wahany tidak
menunjukan sedih
8. Persepsi – Sensori
Halusinasi
Pendengaran
Penglihatan
Perabaan
Pengecapan
Penciuman Lainnya :
29

Jelaskan : klien terkadang mendengar bisikan bisikan yang akan


menolongnya dengan menyuruh klien membaca mantra ketika
menyendiri
masalah Keperawatan : Halusinasi Pendengaran
9. Proses pikir
a. Arus Pikir
Koheren
Inkoheren
Sirkumstansial
Neologisme
Tangensial
Logorea
Flight of idea

Blocking Liannya :
Jelaskan : Arus pikir klien sudah koheren karena saat interaksi klien
mampu menjawab sesuai pertanyaan.
b. Isi Pikir
Obsesif Fobia
Ekstasi Fantasi
Pikiran bunuh diri pikiran curiga
Pikiran isolasi social pikiran magis
Pikiran rendah diri Liannya :
Waham :
Agama Sisip piker
Somatic SIar piker
Kebesaran Kontrol piker
Kejar atau curiga Dosa
Nihilistic Lainnya :
c. Bentuk pikir
Realistic Non Realistik
Relevan Irrelevan
30

Logic Non Logik


Rasional Irrasional
Dereistik Lainnya :
Otistik
Jelaskan : Cara pikir klien sudah sesuai dengan realita yang ada
karena saat ditanya bila klien merasa lapar apa yang dilakukan
klien menjawab makan.
10. Memori
Gangguan daya ingat jangka panjang (> 1bln)
Gangguan daya ingat jangka pendek (1 hari – 1bln)
Gangguan daya ingat saat ini (<24 jam)
Amnesia Lainnya :
Jelaskan : klien masih ingat dengan nama dan suara peneliti saat datang
kunjuangan.
11. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Mudah bersedih
Tidak mampu berkonsentrasi
Tidak mampu berhitung sederhana
Jelaskan : Konsentrasi klien baik terbukti saat disuruh menghitung dari
angka 1-15 klien mampu melakukannya,
12. Kemampuan penilaian
Gangguan ringan
Gangguan bermakna
Jelaskan : Klien tidak ada gangguan dengan kemampuan penilaian
dibuktikan dengan pertanyaan kalau lantai kotor disapu dahulu atau
dipel dahulu dan klien menjawab disapu dahulu.
13. Daya tilik diri
Menghindari penyakit yang diderita
Menyalahkan hal-hal diluar dirinya
Jelaskan : Klien mengatakan bahwa dirinya sudah sehat, dan tidak
menyadari kalau dirinya sedang sakit
31

VI. KEBUTUHAN PERSIAPAN SEHARI-HARI


1. Makan
Bantuan minimal
Bantuan total
Jelasakan : Klien Mampu makan sendiri tanpa bantuan keluarganya dan
makan 3x sehari
2. BAB / BAK
Bantuan minimal
Bantuan total
Jelaskan : Klien BAB/BAK sendiri tanpa bantuan
3. Mandi
Bantuan minimal
Bantuan total
Jelaskan : Klien mampu mandi sendiri tanpa bantuan, klien mandi 2x
sehari.
4. Berpakaian / berhias
Bantuan minimal
Bantuan total
Jelaskan : Klien mampu memakai pakaian dan memilih pakaiannya
sendiri tanpa bantuan
5. Istirahat dan tidur
Tidur siang, Lama :klien tidur siang kurang lebih 2 jam
Tidur malam, Lama : klien tidur malam selama kurang lebih 8
jam biasanya sekitar jam 9 malam dan bangun sekitaran jam 5
pagi
Aktifitas sebelum / sesudah tidur : klien sebelum tidur biasanya
berkumpul dengan keluarganya
6. Penggunaan obat
Bantuan minimal
Bantuan total
Jelaskan : Klien sudah tidak pernah minum obat.
32

7. Pemeliharaan kesehatan
Ya Tidak
Perawatan lanjutan √
System pendukung √
8. dalam rumah
Ya Tidak
Mempersiapkan makanan √

Menjaga kerapihan rumah √


Mencuci pakaian √
Pengaturan keuangan √
9. Aktifitas diluar rumah
Ya Tidak
Belanja √
Transportasi √
Lain-lain
Jelaskan : kegiatan di dalam rumah klien di bantu oleh keluarganya.

VII. MEKANISME KOPING


Adaptif Maladaptif
Bicara dengan orang lain Minum alcohol
Mampu menyelesaikan Reaksi lambat / berlebihan
masalah Bekerja berlebihan
Teknik relaksasi Menghindar
Aktifitas konstruktif Menciderai diri
Olahraga Lain-lain
Lain-lain

VIII. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN


a. Masalah dengan dukungan kelompok, spesifiknya :
Klien tidak pernah bersosialisasi dengan tetangganya.
b. Masalah berhubungan dengan lingkungan, spesifiknya :
Klien tidak pernah mengikuti kegiatan apapun di masyarakat.
33

c. Masalah dengan pendidikan, spesifiknya :


Untuk pendidikan kliken terakhir klien tidak bersekolah karena waktu
usia 5 tahun klien pernah jatuh di sawah.
d. Masalah dengan pekerjaan, spesifiknya :
Klien belum mampu bekerja, hanya dirumah saja
e. Masalah denga perumahan, spesifiknya :
Klien hidup dengan sederhana dengan kondisi rumah permanen dan
lantai plester.
f. Masalah dengan ekonomi, spedifiknya :
Klien tidak ada masalah dengan perekonomian.
g. Masalah dengan pelayanan kesehatan, spesifiknya :
Klien sudah tidak mau minum obat lagi

IX. PENGETAHUAN KURANG TENTANG


Apakah klien mempunyai masalah yang berkaitan dengan pengetahuan
yang kurang tentang suatu hal ?
Penyakit / gangguan jiwa
System pendukung
Factor presipitasi
Mekanisme koping
Penyakit fisik
Obat-obatan
Lain-lain, jelaskan
Jelaskan : Klien kurang mengetahui tentang sakit yang dideritanya
namun klien tidak mau minum obat lagi.

X. ASPEK MEDIS
Diagnosis medic : -
Terapi medic :
1. Chlorpromazine hcl 100mg 1x1
2. Haloperidol 5mg 1x1
34

ANALISA DATA
Nama: Nn I Umur : 25 tahun Alamat : Rejosari
No. Data Diagnosa Etiologi
keperawatan
1. DS: Klien menjelaskan bahwa ia Isolasi Sosial Tidak Efektifan
lebih suka berdiam diri dirumah, Koping Individu
dan tidak pernah bergaul dengan Gangguan Konsep
tetangga Diri
DO:
1. Klien jarang berkomunikasi Isolasi Sosial
dengan tetangga
2. Klien tidak pernah keluar rumah
3. Klien tidak pernah mengikuti
kegiatan di luar rumah

2. DS: klien terkadang Gangguan persepsi Tidak Efektifan


sensori: Halusinasi Koping Individu
mendengar bisikan bisikan
pendengaran
yang akan menolongnya
Gangguan Konsep
dengan menyuruh klien Diri
membaca mantra ketika
menyendiri Isolasi Sosial

DO:
1. Klien suka melamun Gangguan persepsi

2. Klien sering senyum-senyum sensori: Halusinasi

sendiri pendengaran

3. Klien terkadang berbicara


sendiri
4. Klien tampak
mengatakan kata kata
sepeerti mantra

4.1.4. PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN


Isolasi Sosial
35

4.1.5 RENCANA TINDAKAN KEPERWATAN


5 Nama: Nn. N Umur : 25 tahun Alamat : Rejosari
Diagnosa Rencana Tindakan Keperawatan

Strategi Tindakan Keperawatan


pelaksanaan
Isolasi Sosial Sp 1 1) Bina hubungan saling percaya
2) Identifikasi penyebab isolasi social
3) Diskusikan dengan klien tentang keuntungan bila berhubungan
dengan orang lain
4) Diskusikan dengan klien tentang kerugian bila tidak berhubungan
dengan orang lain
5) Ajarkan klien cara berkenalan
6) Anjurkan klien memasukan kegiatan latihan berkenalan ke dalam
kegiatan harian
Sp 2 1) Evaluasi jadwal kegiatan harian klien
2) Ajarkan klien berinteraksi secara bertahap
3) Ajarkan klien berkenalan dengan orang pertama
4) Berikan kesempatan pada klien mempraktikan cara berkenalan
5) Anjurkan klien memasukkan kedalam jadwal kegiatan harian
Sp 3 1) Evaluasi jadwal kegiatan harian klien
2) Latih klien berinteraksi secara bertahap berkenalan dengan orang
kedua
3) Berikan kesempatan pada klien mempraktekan cara berkenalan
dengan orang kedua
4) Menganjurkan klien memasukan ke dalam jadwal harian

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI


Nama: Nn.I Umur : 25 tahun Alamat : Rejosari
Diangnosa Tanggal IMPLEMENTASI EVALUASI KEPERAWATAN
KEPERAWATAN
Isolasi 21/06/2022 a) Membina hubungan S:
sosial saling percaya Klien menceritakan penyebab awal
b) Mengidentifikasi klien mengalami isolasi sosial pada
penyebab isolasi perawat
social O:
c) Mendiskusikan a. Klien mau berjabat tangan
36

dengan klien tentang b. Klien mampu mengidentifikasi


keuntungan bila penyebab isolasi sosial
berhubungan dengan c. Klien mau menyebutkan keuntungan
orang lain dan kerugaian berhubungan dan
d) Mendiskusikan tidak berhubungan dengan orang lain
dengan klien tentang A:
kerugian bila tidak Klien mampu berinteraksi dengan
berhubungan dengan perawat dan mampu membina
orang lain hubungan saling percaya
e) Mengajarkan klien P:
cara berkenalan Untuk Perawat :
f) Menganjurkan klien lanjutkan SP 2
memasukan kegiatan Untuk klien :
latihan berkenalan ke Anjurkan untuk melatih cara berkenalan
dalam kegiatan harian

Isolasi 22/06/2022 a) Mengvaluasi jadwal S:


sosial kegiatan harian klien Klien mengatakan masih malu bila
b) Melatih klien berkenalan dengan orang baru
berinteraksi secara O:
bertahap berkenalan a) Klien mampu memperagakan cara
dengan orang pertama berkenalan dengan orang kedua
c) Memberikan b) Klien masih terlihat ragu-ragu saat
kesempatan pada klien bercakap-cakap dengan orang lain
mempraktekan cara c) Saat berinteraksi klien masih sering
berkenalan dengan menunduk
orang pertama A:
d) Menganjurkan klien Klien mampu memperagakan cara
memasukan ke dalam berkenalan dengan orang pertama
jadwal harian P:
Untuk perawat :
lanjutkan SP 3
Untuk klien :
Klien dapat melatih berkomunikasi
dengan orang terdekat
Isolasi 23/06/2022 a. Mengvaluasi jadwal S:
sosial kegiatan harian klien Klien mengatakan sudah mau
b. Melatih klien berinteraksi dengan orang lain, masih
37

berinteraksi secara malu tapi sudah berkurang


bertahap berkenalan O:
dengan orang kedua a) Klien mampu berkenalan dengan
c. Memberikan orang kedua
kesempatan pada klien b) Klien mampu berinteraksi dengan
mempraktekan cara orang baru
berkenalan dengan c) Klien tampak lebih tenang sudah
orang kedua tidak terlihat gelisah lagi
d. Menganjurkan klien d) Klien sudah jarang menunduk
memasukan ke dalam ketika berinteraksi dengan orang
jadwal harian lain
A:
Klien mampu berkenalan dan
berinteraksi dengan orang ke dua
P:
Untuk perawat :
Pertahankan SP 3
Untuk klien :
Anjurkan klien untuk tetap melakukan
interaksi dengan orang sekitar

Isolasi 24/06/2022 a. Mengevaluasi jadwal S:


sosial kegiatan harian klien Klien mengatakan sudah mau
b. Melatih klien berinteraksi dengan orang lain, masih
berinteraksi secara malu tapi sudah berkurang
bertahap berkenalan O:
dengan orang kedua a. Klien mampu berkenalan dengan
c. Memberikan orang kedua
kesempatan pada klien b. Klien mampu berinteraksi dengan
mempraktekan cara orang baru
berkenalan dengan c. Klien tampak lebih tenang sudah
orang kedua tidak terlihat gelisah lagi
d. Menganjurkan klien d. Klien sudah jarang menunduk
memasukan ke dalam ketika berinteraksi dengan orang
jadwal harian lain
A:
Klien mampu berkenalan dan
berinteraksi dengan orang ke dua
38

P:
Untuk perawat :
Pertahankan SP 3
Untuk klien :
Anjurkan klien untuk tetap melakukan
interaksi dengan orang sekitar

Anda mungkin juga menyukai