ISOLASI SOSIAL
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Keperawatan Jiwa
Disusun Oleh:
Novi Mulyani
DIII KEPERAWATAN
2022
A. Definisi Isolasi Sosial
Isolasi sosial adalah keadaan dimana seseorang individu mengalami penurunan
atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain disekitarnya.
Pasien mungkin merasa tidak diterima dan tidak mampu membina hubungan yang
berarti dengan orang lain (Purba, dkk. 2008).
Isolasi sosial adalah keadaan ketika individu mengalami penurunan atau bahkan
sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain dan sekitarnya. Pasien
mungkin merasa ditolak,dan tidak mampu membina hubungan yang berarti dengan
orang lain. ( Keliat,dkk.2009)
Isolasi sosial merupakan pertahanan diri seseorang terhadap orang lain maupun
lingkungan yang menyebabkan kecemasan pada diri sendiri dengan cara menarik diri
secara fisik maupun psikis. Isolasi sosial adalah gangguan dalam berhubungan yang
merupakan mekanisme individu terhadap sesuatu yang mengancam dirinya dengan
cara menghindari interaksi dengan orang lain dan lingkungan. Isolasi sosial
merupakan upaya mengindari komunikasi dengan orang lain karena merasa
kehilangan hubungan akrab dan tidak mempunyai kesempatan untuk berbagi rasa,
pikiran dan kegagalan (Rusdi,2013).
B. Faktor Predisposisi
Menurut Pusdiklatnakes (2012) kegagalan-kegagalan yang terjadi sepanjang daur
kehidupan dapat mengakibatkan perilaku menarik diri:
1. Faktor Biologis Adanya faktor herediter yang mengalami gangguan
jiwa,adanya resiko, riwayat penyakit trauma kepala, dan riwayat penggunaan
NAPZA.
2. Faktor Psikologis Ditemukan pengalaman negatif klien terhadap gambaran
diri, tidak jelasnya atau berlebihnya peran yang dimiliki, kegagalan dalam
mencapai harapan atau cita-cita, krisis identitas dan kurangnya penghargaan
baik dari diri sendiri maupun lingkungan,yang dapat menyebabkan gangguan
dalam berinteraksi dengan orang lain,dan akhirnya menjadi masalah isolasi
sosial.
3. Faktor Sosial Budaya Pada klien isolasi sosial biasanya ditemukan dari
kalangan ekonomi rendah,riwayat penolakan lingkungan pada usia
perkembangan anak,tingkat penididikan rendah dan kegegalan dalam
berhubungan sosial.
C. Faktor Presipitasi
Pada faktor ini biasanya ditemukan riwayat penyakit infeksi, penyakit kronis, atau
kelaianan struktur otak, kekerasan dalam keluarga, kegagalan dalam hidup,
kemiskinan, atau adanya tuntutan di keluarga atau masyarakat yang sering tidak sesuai
dengan klien, konflik antar masyarakat. Faktor pencetus pada umumnya mencakup
kejadian kehidupan yang penuh stress seperti kehilangan, yang mempengaruhi
kemampuan individu untuk berhubungan dengan orang lain dan menyebabkan
ansietas. Faktor pencetus dapat dikelompokkan dalam kategori :
1. Faktor Sosiokultural. Stres dapat ditimbulkan oleh menurunnya stabilitas unit
keluarga, dan berpisah dari orang yang berarti dalam kehidupannya, misalnya
karena dirawat dirumah sakit.
2. Faktor Psikologik Ansietas berat yang berkepanjangan terjadi bersamaan dengan
keterbatasan kemampuan untuk mengatasinya. Tuntutan untuk berpisah dengan
orang terdekat atau kegagalan orang lain untuk memenuhi kebutuhan untuk
ketergantungan dapat menimbulkan ansietas tinggi (Stuart, 2006).
D. Penilaian Stresor
Menurut SDKI (D.0121) tanda dan gejala isolasi sosial dapat dinilai dari ungkapan
klien yang menunjukkan penilaian negatif tentang hubungan sosial dan didukung
dengan data observasi :
1) Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif
Pasien mengungkapkan tentang :
a. Merasa ingin sendirian
b. Merasa tidak aman di tempat umum
Objektif
a. Menarik diri
b. Tidak berminat/menolak berinteraksi dengan orang lain atau lingkungan
2) Gejala dan Tanda Minor
Subjektif
a. Merasa berbeda dengan orang lian
b. Merasa asyik dengan pikiran sendiri
c. Merasa tidak mempunyai tujuan yang jelas
Objektif
a. Afek datar
b. Afek sedih
c. Riwayat ditolakj
d. Menunjukan permusuhan
e. Tidak mampu memenuhi harapan orang lain
f. Kondisi difabel
g. Tindakan tidak berarti
h. Tidak ada kontak mata
i. Perkembangan terlambat
j. Tidak bergairah/lesu
E. Sumber Koping
Contoh sumber koping yang berhungan dengan respon maladaptif menurut
Stuart, (2006) meliputi :
1) Keterlibatan dalam hubungan keluarga yang luas dan teman.
2) Hubungan dengan hewan peliharaan. Poltekkes Kemenkes Padang
3) Penggunaan kreativitas untuk mengekspresikan stres interpersonal (misalkan:
kesenian, musik atau tulisan).
F. Mekanisme koping
Individu yang mengalami respon sosial maladiptif menggunakan berbagai
mekanisme dalam upaya untuk mengatasi ansietas. Mekanisme tersebut berkaitan
dengan dua jenis masalah hubungan yang spesifik (gall,W Stuart 2006). Koping yang
berhubungan dengan gangguan kepribadian antisosial antara lain proyeksi, spliting
dan merendahkan orang lain, koping yang berhubungan dengan gangguan kepribadian
ambang spliting, formasi reaksi, proyeksi, isolasi, idealisasi orang lain, merendahkan
orang lain dan identifikasi proyektif.
Menurut Gall W. Stuart (2006), sumber koping yaang berhubungan dengan respon
sosial maladaptif meliputi keterlibatan dalam hubungan keluarga yang luasan teman,
hubungan dengan hewan peliharaan dan penggunaan kreatifitas untuk
mengekspresikan stress interpersonal misalnya kesenian, musik atau tulisan.
G. Rentang Respon Sosial
Edukasi
Kolaborasi