Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN

DENGAN MASALAH KEPERAWATAN UTAMA ISOLASI SOSIAL

DOSEN PEMBIMBING :
Ns. Triyana Harlina Putri, M.Kep

PEMBIMBING KLINIK :
Ns. Dwi Suseno, S.Kep

DISUSUN OLEH :
Nama : Anugrah Syahrurramadhan

NIM : I1032191019

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2022
LAPORAN PENDAHULUAN
ISOLASI SOSIAL

A. Definisi
Isolasi sosial merupakan kondisi kesendirian yang di alami oleh individu dan
dipersepsikan disebabkan orang lain dan sebagai kondisi yang negatif dan mengancam.
Kondisi isolasi sosial seseorang merupakan ketidakmampuan klien dalam mengungkapkan
perasaan klien yang dapat menimbulkan klien mengungkapkan perasaan klien dengan
kekerasan (Sukaesti. 2019).
Isolasi sosial merupakan suatu keadaan seseorang mengalami penurunan untuk
melakukan interaksi dengan orang lain, karena pasien merasa ditolak, tidak diterima, kesepian,
serta tidak mampu membina hubungan yang berarti dengan orang lain atau orang disekitarnya
(Kemenkes, 2019). Isolasi sosial merupakan gejala negatif pada skizofrenia dimanfaatkan oleh
pasien untuk menghindari orang lain agar pengalaman yang tidak menyenangkan dalam
berhubungan dengan orang lain tidak terulang kembali (Pardede 2021).
Isolasi sosial adalah di mana keadaan individu mengalami penurunan dalam
berinteraksi atau bahkan tidak mampu mengalami interaksi terhadap orang di sekitarnya.Pasien
dengan isolasi sosial menggalami gangguan dalam berinteraksi dan biasanya mengalami
perilaku tidak ingin berkomunikasi dengan orang di sekitarnya.orang dengan isolasi sosial
lebih suka berdiam diri, mengurung diri dan menghindar dari orang lain (Ni'mah & Lailatun,
2019 ).

B. Etiologi Faktor Predisposisi dan Faktor Presipitaasi


Pasien dengan masalah kekurangan keterampilan sosial, tidak bisa berkomunikasi
dengan orang lain secara efektif, mengalami kesulitan dalam menjalin pertemanan, mampu
memecahkan masalah, menemukan dan memelihara pekerjaan, yang merupakan alasan mereka
mengisolasi diri masyarakat, Keterampilan sosial yang buruk terkait erat dengan kekambuhan
penyakit dan pasien kembali ke rumah sakit (Pardede & Ramadia, 2021).
Isolasi sosial : menarik diri dapat terjadi dipengaruhi oleh faktor predisposisi dan faktor
presipitasi.
1) Predisposisi
Menurut Fitria (2019) faktor predisposisi yang mempengaruhi masalah isolasi sosial
yaitu:
a) Faktor tumbuh kembang
Pada setiap tahap tumbuh kembang terdapat tugas-tugas perkembangan yang
harus terpenuhi agar tidak terjadi gangguan dalam hubungan sosial. Apabila tugas
tersebut tidak terpenuhi maka akan menghambat fase perkembangan sosial yang
nantinya dapat menimbulkan suatu masalah.
b) Faktor komunikasi dalam keluarga
Gangguan komunikasi dalam keluarga merupakan faktor pendukung terjadinya
gangguan dalam hubungan sosial. Dalam teori ini yang termasuk masalah dalam
berkomunikasi sehingga menimbulkan ketidakjelasan (double bind) yaitu suatu
keadaan dimana seorang anggota keluarga menerima pesan yang saling
bertentangan dalam waktu bersamaan atau ekspresi emosi yang tinggi dalam
keluarga yang menghambat untuk hubungan dengan lingkungan diluar keluarga.
c) Faktor sosial budaya
Norma-norma yang salah didalam keluarga atau lingkungan dapat menyebabkan
hubungan sosial, dimana setiap anggota keluarga yang tidak produktif seperti
lanjut usia, berpenyakit kronis dan penyandang cacat diasingkan dari lingkungan
sosialnya.
d) Faktor biologis
Menurut Gaol, (2021), Faktor genetik dapat berperan dalam respons sosial
maladaptif. Terjadinya penyakit jiwa pada individu juga dipengaruhi oleh
keluarganya dibanding dengan individu yang tidak mempunyai riwayat penyakit
terkait.
Faktor biologis juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi gangguan
dalam hubungan sosial. Organ tubuh yang dapat mempengaruhi gangguan
hubungan sosial adalah otak, misalnya pada klien skizofrenia yang mengalami
masalah dalam hubungan memiliki struktur yang abnormal pada otak seperti
atropi otak, serta perubahan ukuran dan bentuk sel-sel dalam limbic dan daerah
kortikal.
e) Faktor Sosiokultural
Isolasi sosial merupakan faktor utama dalam gangguan hubungan. Hal ini akibat
dari transiensi: norma yang tidak mendukung pendekatan terhadap orang lain atau
tidak menghargai anggota masyarakat yang kurang produkstif seperti lanjut usia
(lansia), orang cacat, penderita kronis. Isolasi dapat terjadi karena mengadopsi
norma, perilaku, dan system nilai yang berbeda dari yang dimiliki budaya
mayoritas.
f) Faktor Dalam Keluarga
Menurut Puspitawati, (2020) Pola komunikasi dalam keluarga dapat mengantar
seseorang dalam gangguan berhubungan, bila keluarga hanya mengiformasikan
hal – hal yang negatif akan mendorong anak mengembangkan harga diri rendah.
Adanya dua pesan yang bertentangan disampaikan pada saat yang bersamaan,
mengakibatkan anak menjadi traumatik dan enggan berkomunikasi dengan orang
lain.
2) Presipitasi
Menurut Puspitawati, (2020) faktor presipitasi terdiri dari :
a. Stressor Sosiokultural Stres dapat ditimbulkan oleh menurunnya stabilitas unit
keluarga dan berpisah dari orang yang berarti, misalnya karena dirawat di rumah
sakit.
b. Stresor Psikologis Ansietas berat yang berkepanjangan terjadi bersamaan dengan
keterbatasan kemampuan untuk mengatasinya. Tuntutan untuk berpisah dengan
orang terdekat atau kegagalan orang lain untuk memenuhi kebutuhan
ketergantungan dapat menimbulkan ansietas tingkat tinggi.
Menurut Hermawan, (2015), terjadinya gangguan hubungan sosial juga dipengaruhi
oleh faktor internal dan eksternal seseorang. Faktor stress orpresipitasi dapat
dikelompokan sebagai berikut:
● Faktor eksternal
Contohnya adalah stressor sosial budaya, yaitu stress yang ditimbulkan oleh
faktor sosial budaya seperti keluarga.
● Faktor internal
Contohnya adalah stressor psikologis, yaitu stress yang terjadi akibat kecemasan
atau ansietas yang berkepanjangan dan terjadi bersamaan dengan keterbatasan
kemampuan individu untuk mengatasinya. Ansietas ini dapat terjadi akibat
tuntutan untuk berpisah dengan orang terdekat atau tidak terpenuhi kebutuhan
individu.

C. Diagnosa Medis
Diagnosa medis dari Isolasi sosial (Keliat 2011)
● Skizofrenia
● Fraktur
● Psikotik
D. Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala isolasi sosial meliputi : Kurangspontan, Apatis (acuh tak acuh
terhadap lingkungan), Ekspresi wajah kurang berseri (ekspresisedih), Afek tumpul, Tidak
merawat dan memperhatikan kebersihan diri, Tidak ada atau kurang terhadap komunikasi
verbal, Menolak berhubungan dengan oranglain, Mengisolasi diri (menyendiri), Kurang sadar
dengan lingkungan sekitarnya, Asupan makan dan minuman terganggu, Aktivitas menurun dan
Rendah diri. (Damanik, Pardede & Manalu. 2020).
Subjektif
a. Perasaan sepi
b. Perasaan tidak aman
c. Perasan bosan dan waktu terasa lambat
d. Ketidakmampun berkonsentrasi
e. Perasaan ditolak
Objektif
a. Banyak diam
b. Tidak mau bicara
c. Menyendiri
d. Tidak mau berinteraksi
e. Tampak sedih
f. Ekspresi datar dan dangkal
g. Kontak mata kurang
(Suciati, 2019)

Menurut Zakiah, Hamid, & Susanti, (2018), tanda dan gejala yang dimilki isolasi social
adalah sebagai berikut :
1. Wajah murung
2. Sulit tidur
3. Gelisah
4. Lemah
5. Kurang bergairah, dan
6. Malas beraktifitas
7. Menarik diri
8. Menjauhi orang lain
9. Tidak atau jarang melakukan komunikasi tidak ada kontak mata,
10. Kehilangan minat,
11. Malas melakukan kegiatan sehari-sehari atau aktivitas sosial,
12. Berdiam diri di kamar,
13. Menolak hubungan dengan orang lain, dan
14. Tidak mau menjalin persahabatan.

E. Tujuan Asuhan Keperawatan


Menurut Keliat, et al., (2019) tujuan asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan
Isolasi sosial yaitu sebagai berikut :
1. Kognitif, klien mampu:
● Memperkenalkan diri sendiri
● Menyebutkan orientasi terhadap realitas (orang, tempat, dan waktu).
● Menyebutkan kebutuhan yang belum terpenuhi.
● Menyebutkan aspek positif yang dimiliki.
2. Psikomotor, klien mampu:
● Memperkenalkan diri pada kelompok
● Berorientasi terhadap realitas (orang, tempat, dan waktu).
● Memenuhi kebutuhan.
● Melatih aspek positif yang dimiliki.
3. Afektif:
● Merasa mafaat dari latihan yang dilakukan.
● Merasa nyaman dan tenang.

F. Tindakan Keperawatan Ners Untuk Individu


Adapun tindakan keperawatan yang di lakukan ners kepada pasien Isolasi sosial ialah
1. Pengkajian: kaji tanda dan gejala serta penyebab Isolasi sosial
2. Diagnosis: jelaskan proses terjadinya Isolasi sosial
3. Tindakan keperawatan dapat dilakukan :
a. Diskusikan aspek positif dan kemampuanyang pernah dan masih dimiliki klien
b. Bantu klien menilai aspek positif dan kemampuan yang pernah dan masih
dimiliki dan dapat digunakan/dilakukan
c. Bantu klien memilih aspek positif atau kemampuan yang akan dilatih
d. Latih aspek positif atau kemampuan yang dipilih dengan motivasi yang positif.
e. Berikan pujian untuk setiap kegiatan yang dilakukan dengan baik
f. Fasilitasi klien bercerita tentang keberhasilannya
g. Bantu klien membuat jadwal latihan untuk membudayakan
h. Bantu klien menilai manfaat latigan yang dimiliki

G. Tindakan Keperawatan Ners Untuk Keluarga


Adapun tindakan keperawatan yang di lakukan ners kepada keluarga Isolasi sosial ialah
1) Kaji masalah klien yang dirasakan keluarga dalam merawat klien
2) Menjelaskan proses terjadinya Isolasi sosial yang dialami klien
3) Mendiskusikan cara merawat Isolasi sosial dan memutuskan cara merawat yang
sesuai dengan kondisi klien
4) Melatih keluarga merawat Isolasi sosial klien seperti :
● Mendiskusikan aspek positif dan kemampuan yang dimiliki klien
● Membimbing klien melakukan aspek positif dan kemampuan yang dimiliki
klien: memilih, melatih, memberi motivasi
5) Melibatkan seluruh anggota keluarga menciptakan suasana lingkungan yang nyaman:
mengurangi kritik, memfasilitasi keberhasilan dan memberi pujian
6) Menjelaskan tanda dan gejala Isolasi sosial yang memerlukan rujukan , serta
melakukan follow up ke pelayanan kesehatan secara teratur.

Referensi
Damanik, R. K., Pardede, J. A., & Manalu, L. W. (2020). Terapi Kognitif Terhadap
Kemampuan Interaksi Pasien Skizofrenia Dengan Isolasi Sosial. Jurnal Ilmu
Keperawatan Dan Kebidanan, 11(2), 226-235.
Fitria, N. (2012). Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan Strategi
Pelaksanaan Tindakan Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Fitria. (2019). Buku Ajar Keperawatan Jiwa (Advance Mental Health Nursing). Bandung :
Refika Aditama.
Gaol, H. L. (2021). Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Ny. I Dengan Masalah Halusinasi
Pendengaran.
Hermawan, B. (2015). Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Tn. S Dengan Gangguan Isolasi Sosial:
Menarik Diri Di Ruang Arjuna RSJ Daerah Surakarta (Doctoral dissertation,
Universitas Muhammadiyah Surakarta).
Kemenkes RI. (2019). Riset Kesehatan Dasar, RISKESDAS.Jakarta: Kemenkes RI.
Ni'mah, Anik Lailatun (2019) Hubungan Status Mental Dengan Interaksi Sosial Pada Orang
Dengan Isolasi Sosial di Griya Cinta Kasih Jogoroto Jombang. Undergraduate thesis,
STIKes Insan Cendekia Medika Jombang.
Pardede, J. A., & Ramadia, A. (2021). The Ability to Interact With Schizophrenic Patients
through Socialization Group Activity Therapy. International Journal of Health Science
and Medical Research, 1(1), 06-10.
Puspitawati, P. H. (2020). Gambaran Asuhan Keperawatan Pemberian Terapi Aktivitas
Kelompok Sosialisasi Sesi Iv Bercakap-Cakap Topik Tertentu Untuk Mengatasi Isolasi
Sosial Pada Pasien Skizofrenia Di UPTD RSJ Dinkes Provinsi Bali Tahun 2020
(Doctoral dissertation, Poltekkes Denpasar Jurusan Keperawatan).
Stuart, G. W. (2016). Prinsip Dan Praktik Keperawatan Jiwa (II). Jakarta: Binarupa Aksara.
Suciati, N. M. A. (2019). Gambaran Asuhan Keperawatan Pemberian Tak Sosialisasi Sesi 2:
Kemampuan Berkenalan Untuk Mengatasi Isolasi Sosial Pada Pasien Skizofrenia
Tahun 2019. Politeknik Kesehatan Kemenkes Denpasar Jurusan Keperawatan.

Anda mungkin juga menyukai