PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah suatu proses pengubahan sikap dan tata laku
seseorang atau sekelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia
melalui upaya pengajaran dan latihan, proses, perbuatan dan cara mendidik.
Sedangkan istilah seks dalam pengertian sempit berarti kelamin. Pendidikan
seks kepeada anak sangat penting dilakukan oleh orang tua, mengingat
maraknya kasus kekerasan yang terjadi pada anak dibawah umur.
Prosentase kasus pelecehan seksual di Indonesia setiap tahunnya terus
meningkat. Menurut data yang diperoleh Komisi Perlindungan Anak
Indonesia (KPAI) mencatat bahwa selama tahun 2011-2015 telah terjadi
sebanyak 1.671 kasus kekerasan seksual pada anak. Kejadian tersebut
membuat Indonesia darurat serta harus segera bertindak terhadap kejahatan
yang terjadi pada anak, dan KPAI mencatat ada sebanyak 21 kasus
kekerasan seksual dengan jumlah korban mencapai 123 anak di satuan
pendidikan selama 2019. Bentuk pelecehan dapat beragam kasusnya.
Menurut Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
(BKKBN) Pelecehan seksual merupakan segala bentuk perilaku yang
mengarah kepada hal-hal seksual yang dilakukan secara sepihak, sehingga
menimbulkan reaksi negatif, marah, malu dan sebagainya dalam diri
seseorang (BKKBN, 2009).
Anak usia dini yaitu anak yang berkisar 2 hingga 6 tahun sangat
rentan terhadap pelecehan seksual tersebut, mengingat anak usia dini masih
lugu dan polos, mereka belum paham mengenai masalah seksualitas,
sehingga secara tidak sadar mereka cenderung takut dan menuruti keinginan
pelaku dan bahkan bungkam mengatakan kepada orang lain termasuk
kepada orang tuanya.
Meningkatnya kasus kekerasan seksual tersebut perlu segera
ditangani secara intensif salah satunya dengan melakukan upaya preventif
1
melalui pendidikan seks sejak dini. Akan tetapi presepsi masyarakat
mengenai pendidikan seks yang masih menggap tabu untuk dibicarakan
bersama anak, menjadi sebab yang harus dibenahi bersama. Pandangan
masyarakat sepertinya masih terlalu sempit dalam mengartikan seks yang
hanya diartikan sebagai aktivitas mesum hingga ke hal-hal yang lebih intim.
Dalam makalah ini akan dibahas pentingnya memberikan pendidikan seks
kepada anak, dengan cara yang sesuai.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian pendidikan seks?
2. Bagaimana cara memberikan pendidikan seks kepada anak?
3. Bagaimana pentingnya memberikan pendidikan seks kepada anak?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian pendidikan seks.
2. Mengetahui cara memberikan pendidikan seks kepada anak.
3. Mengetahui pentingnya memberikan pendidikan seks kepada anak.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
yang di berikan kepada anak, sejak ia mengerti masalah-masalah yang
berkenaan tentang seks, naluri dan perkawinan.
Berdasarkan pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
pendidikan seks adalah perlakuan sadar dan sismatis di lingkungan
keluarga, sekolah dan masyarakat untuk menyampaikan perkelaminan,
pengetahuan tentang orhan reproduksi organ reproduksi dengan
menanamkan moral, etika, serta komitmen agama agar tidak terjadi
penyalahgunaan organ reproduksi. Pendidikan seks disini bukanlah
mengajarkan cara-cara berhubungan seks semata, melainkan lebih pada
memberikan pemahaman yang benar kepeda anak, sesuai dengan tingkat
usianya, mengenai fungsi alat seksual dan masalah naluri almiah yang mulai
timbul.
4
Memberikan pendidikan seksual kepada anak harus dilakukan sesuai
dengan perkembangan anak trersebut, artinya sebagai orang tua
memberikan pendidikan mengenai seksual, mengikuti perkembangan anak.
1. Pra Sekolah (2-5 Tahun)
Fokus utama untuk kelompok usia ini adalah belajar
tentang batas-batas dan apa yang pantas dan tidak pantas
untuk disentuh. Pada usia ini, anak-anak juga dapat menjadi
sangat ingin tahu tentang tubuh masing-masing.
Cara yang dapat dilakukan pada usia ini adalah:
a. Pada usia balita, anak mulai mempelajari
nama-nama organ tubuhnya. Hindari
mengganti nama organ intim tubuhnya
dengan nama-nama selain penis, payudara,
vagina. Jangan menertawakan atau
mempermalukannya jika anak bertanya
tentang bagian tubuhnya (Cory Silverberg).
b. Beri tahu anak bahwa tidak ada yang boleh
menyentuh bagian tubuh intimnya kecuali
orang tua, pengasuh dan dokter ataupun
perawat.
c. Berikan penjelasan sesuai usia dan
pertanyaan anak. Pada balita, cukup berikan
jawaban singkat sesuai dengan yang dia
tanyakan.
2. Usia Sekolah (6-10 Tahun)
Cara yang dapat dilakukan pada usia ini adalah:
a. Pembelajaran anatomi tubuh pada mata
pelajaran biologi di sekolah akan menjadi
lebih lengkap dengan adanya Anda yang
memberikan pemahaman tentang aspek
moral dari hubungan seksual antara pria dan
wanita.
5
b. Seks adalah hal yang manusiawi. Di
dalamnya terkandung banyak aspek mulai
dari budaya, agama, moral, hingga konsep
manusia tentang kebahagiaan.
Membicarakannya dengan baik-baik akan
membuat anak Anda, pada nantinya, mampu
melihat dunia dan diri sendiri secara beradab
dan lebih bijak menentukan pilihan-pilihan
yang tepat.
c. Penelitian membuktikan bahwa anak dari
orang tua yang mendiskusikan seks secara
terbuka, lebih cenderung memilih
menunggu waktu dan pasangan yang tepat
untuk berhubungan seksual.
6
2. Menghindarkan anak dari berbagai kejahatan seksual dan
resiko negatif dari perilaku sexual yang tidak bertanggung
jawab.
7
KPAI, Rita Pranawati, kecenderungan orang tua mendidik anak hanya
berorientasi pendidikan akademik. Bukan pendidikan mental dan persoalan
sosial yang dihadapi anaknya. Sejumlah 60 persen orangtua di Indonesia
hanya menanyakan persoalan pendidikan akademik, seperti nilai dan
peringkat di kelas. Hanya 30 persen yang menanyakan persoalan sosial
mereka, soal hobi, permasalahan dengan teman, status media sosial, bahkan
soal reproduksi. Dengan demikian, keterbukaan mengenai hal yang
berkaitan dengan seksualitas sangatlah kecil. Selain itu, kendala yang
menghambat seseorang dalam melaporkan kasus kekerasan seksual adalah
anak yang mengalami kekerasan seksual tidak mengerti bahwa dirinya
menjadi korban. Korban sulit mempercayai orang lain sehingga
merahasiakan peristiwa kekerasan seksualnya.
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendidikan seks adalah perlakuan sadar dan sismatis di lingkungan
keluarga, sekolah dan masyarakat untuk menyampaikan perkelaminan,
pengetahuan tentang orhan reproduksi organ reproduksi dengan
menanamkan moral, etika, serta komitmen agama agar tidak terjadi
penyalahgunaan organ reproduksi.
Memberikan pendidikan seksual kepada anak harus dilakukan sesuai
dengan perkembangan anak trersebut, artinya sebagai orang tua
memberikan pendidikan mengenai seksual, mengikuti perkembangan anak.
Pada saat sekarang ini pendidikan seksual diberikan berdasarkan pada dua
pendekatan yang sangat berbeda (Irianto, 2010: 157) yaitu:
1. Pendekatan psikoanalitis hanya mengakui bahwa
perkembangan psikoseksual ditentukan oleh pembawaan
yang sebagai besar sifatnya otonom.
2. Pendekatan sosiologik yang mengakui adanya pengaruh dari
lingkungan.
Pendidikan seks sejak dini sangat bermanfaat untuk dilakukan,
karena:
1. Memberikan bekal pengetahuan kepada anak, serta
membuka wawasan anak seputar masalah seks secara benar
dan jelas sehingga anak memiliki kesadaran akan fungsi
organ reproduksinya serta paham tentang cara menjaga dan
memeliharanya.
9
2. Menghindarkan anak dari berbagai kejahatan seksual dan
resiko negatif dari perilaku sexual yang tidak bertanggung
jawab.
B. Saran
Orang tua diharapkan menambah pengetahuan terkait dengan
masalah seksual, agar dapat menyampaikan informasi pendidikan seks
kepada anak dengan baik dan cara yang sesuai dengan perkembangan anak.
Dan diharapkan orangtua menjalin komunikasi yang baik dengan anak agar,
anak memiliki sifat terbuka terkait dengan perkembangannya biologis dan
psikologisnya.
10
DAFTAR PUSTAKA
Asmuro., Guno. (2006). Sex Education for Kids: Kiat Memahami Moralitas Seksual
pada Anak-anak. Yogyakarta: Kreasi Wacana.
Djamarah, S.B. (2004). Pola Komunikasi Orang tua dan Anak dalam Keluarga.
Jakarta: Bineka Cipta.
______. https://nasional.tempo.co/read/1281783/kpai-kekerasan-seksual-terhadap-
anak-di-sekolah-meningkat/full&view=ok. (diakses pada 23 Februari
2020, pukul 09:08 WIB)
11