Disusun Oleh :
1. Hartono
2. I made dwi mardika
3. I nyoman trio .s
4. Iwan indriawan
5. Joni budi santoso
6. Ketut siswanti
7. Kholistin yusrenda
8. Krisdiyantoro
9. Maita lindawaty
FAKULTAS KESEHATAN
PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN REGULER
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU
LAMPUNG
2022
KATA PENGANTAR
Dengan rahmat Allah SWT dan puji syukur atas kehadirat-Nya atas karunia yang telah
dilimpahkan kepada kami selaku penyusun sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang
Makalah ini bertujuan untuk memenuhi kurikulim akademik yang harus dikerjakan oleh
Diharapkan dengan penulisan makalah ini dapat memperdalam dan sekaligus melatih mahasiswa
agar dapat menerapkan ilmu yang didapat pada waktu kuliah dengan kondisi yang
sesungguhnya.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna,karena itu saran dan kritik yang
Isolasi sosial adalah keadaan dimana seseorang individu mengalami penurunan atau bahkan
sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain sekitarnya. Px merasa ditolak, tidak
diterima, kesepian, dan tidak mampu membina hubungan yg berarti dg orang lain.
Gangguan berhubungan dengan sosial atau isolasi sosial merupakan suatu gangguan hubungan
interpersonal yang terjadi akibat adanya kepribadiannyang tidak fleksibel yang menimbulkan
perilaku maladaptif dan mengganggu fungsi seseorang dalam berhubungan sosial (Departemen
Kesehatan 2011)
2.2 TUJUAN
1. Untuk mengetahui dan memahami tentang pengkajian pada klien dengan isolasi sosial
2. Untuk mengetahui dan memahami tentang diagnose yang muncul pada klien dengan isolasi
sosial
3. Untuk mengetahui dan memahami intervensi dan asuhan keperawatan yang diberikan pada
klien dengan isolasi sosial
BAB II
PEMBAHASAN
C. Psikopatologi
1. Faktor Predisposisi
Berbagai faktor bisa menimbulkan respon sosial yang maladaptif. Walaupun banyak penelitian
telah dilakukan pada gangguan yang mempengaruhi hubungan interpersonal, tapi belum ada
suatu kesimpulan yang spesifik tentang penyebab gangguan ini. Mungkin saja disebabkan oleh
kombinasi dari berbagai faktor. Faktor yang mungkin mempengaruhi termasuk:
D. Mekanisme Koping
Mekanisme koping yang sering dilakukan oleh pasien menarik diri adalah regresi. Dimana
regresi adalah Kemunduran akibat stress terhadap perilaku dan merupakan ciri khas dari suatu
taraf perkembangan yang lebih dini. Regresi merupakan respon yang umum bagi individu bila
berada dalam situasi frustrasi. Regresi dapat mempengaruhi keseluruhan atau sebagian aspek
kepribadian yang dapat menimbulkan macam-macam prilaku antara lain: gangguan asosiasi,
pembicaran, austistik, prilaku kekanak-kanakan atau gejala katatonik lainnya.
Pasien mula-mula “merasa rendah diri, tidak berharga lagi dan tidak berguna sehingga tidak
aman dalam membina hubungan dengan orang lain, pasien dengan prilaku menarik diri biasanya
berasal dari keluarga yang penuh permasalahan” ketegangan dan kecemasan yang tidak
menjamin/ mengembangkan kehangatan emosional dalam hubungan yang positif dengan orang
lain dan pada lansia disebabkan karena pensiun sehingga para lansia merasa tidak produktif dan
berguna lagi.. Akibatnya pasien tak dapat membantu kuantitas diri, penghayatan diri dan kurang
mampu mengembangkan dan mempelajari cara berhubungan dengan orang lain yang dapat
menumbuhkan rasa aman pada pasien dan prilaku menarik diri, keadaan ini terjadi karena pada
masa perkembangan sebelumnya pasien tidak dapat mengidentifikasi dari orangtua jenis yang
sama, sehingga pasien merasa takut tidak diterima bila mencintai orang lain. Pasien memerlukan
usaha-usaha melindungi diri sehingga dia merasa pasif dan berkepribadian kaku, pasien tak mau
mencari penyebab dan berusaha menyesuaikan diri dengan kenyataan, tetapi dia
mengembangkan rasionalisasi dan menghamburkan realitas.
A. Pengkajian
Untuk mengkaji pasien lansia dengan isolasi sosial perawat dapat menggunakan wawancara dan
observasi.
Tanda dan gejala isolasi sosial yang dapat ditemukan dengan wawancara, adalah:
Pasien menceritakan perasaan kesepian atau ditolak oleh orang lain.
Pasien merasa tidak aman dengan orang lain.
Pasien mengatakan hubungan yang tidak berarti dengan orang lain.
Pasien merasa bosan dan dan lambat menghabiskan waktu.
Pasien tidak mampu berkonsentrasi dan membuat keputusan.
Pasien merasa tidak berguna.
Pasien tidak yakin dapat melangsungkan hidup.
Pertanyaan- pertanyaan berikut ini dapat ditanyakan pada waktu wawancara untuk mendapatkan
data subjektif:
Bagaimana pendapat pasien terhadap orang-orang disekitarnya (keluarga atau tetangga)?
Apakah pasien mempunyai teman dekat? Bila punya siapa teman dekat itu?
Apa yang membuat pasien tidak memiliki orang terdekat dengannya?
Apa yang pasien inginkan dari orang-orang di sekitarnya?
Apakah ada perasaan tidak aman yang dialami pasien?
Apa yang menghambat hubungan yang harmonis antara pasien dengan orang sekitarnya?
Apakah pasien merasakan bahwa waktu begitu lama berlalu?
Apakah pernah ada perasaan ragu untuk bisa melanjutkan kehidupan?
Tanda dan gejala isolasi sosial yang dapat ditemukan dengan observasi, adalah:
Pasien banyak diam dan tidak mau berbicara.
Pasien menyendiri dan tidak mau berinteraksi dengan orang terdekat.
Pasien tanpak sedih, ekspresi dangkal dan datar.
Kontak mata kurang.
Apatis
Afek tumpul
Berdiam diri dikamar
Perawatan diri kurang
b. Tindakan
1. Membina hungan saling percaya
o Mengucapkan salam setiap kali berinteraksi dengan pasien.
o Berkenalan dengan pasien: perkenalkan nama dan nama panggilan yang perawat
sukai, serta tanyakan nama dan nama panggilan pasien.
o Menanyakan perasaan dan keluhan pasien saat ini.
o Buat kontrak asuhan: apa yang perawat akan lakukan bersama pasien, berapa lama
akan dikerjakan, dan tempatnya dimana.
o Jelaskan bahwa perawat akan merahasiakan informasi yang diperoleh untuk
kepentinga terapi.
o Setiap saat tunjukkan sikap empati terhadap pasien.
o Penuhi kebutuhan dasar pasien bila memungkinkan.
1. Identitas klien
Nama : Tn D. S.
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 74 tahun
Suku: : Sentani
Alamat : Panti Werdha Pos 7 sentani
Agama : Kristen Protestan
Pendidikan : SD
Status perkawinan : Kawin
Tanggal pengkajian : 7 – 01 - 2015
2. Status Kesehatan saat ini
Keluhan kesehatan utama:
mengeluh sakit kepala dan nyeri tengkuk Sakit gigi, penurunan daya ingan.
1. Makan 5 10 Frekuensi: 3x
Jumlah: 1porsi
Jenis:
2. Minum 5 10 Frekuensi: 6x
Jumlah:300-500
Jenis:teh, air bening
3. Berpindah 5-10 15
4. Personal Hygiene (cuci muka, 0 5 Frekuensi:2x
menyisir rambut, gosok gigi)
5. Kelur masuk toilet (membuka 5 10
pakaian, menyeka tubuh,
menyiram
6. Mandi 5 15 Frekuensi:
7. jalan 0 5
8. Naik turun tangga 5 10
9. Mengenakan Pakaian 5 10
10. Kontrol Bowel (BAK) 5 10 Frekuensi:
Konstisten:
11. Kontrol Bladder (BAK) 5 10 Frekuensi:
Warna:
12. Olahraga/Latihan 5 10 Frekuensi:
Jenis:
13. Rekreasi/ Pemanfaatan Waktu 5 10 Frekuensi:
luang Jenis:
Total Nilai= 125
Keterangan:
a. 130 : Mandiri
b. 60-125: ketergantungan sebagian
c. 55 : Ketergantungan total
Σ=3 Σ=6
Interpretasi Hasil:
a. Salah 0-3: fungsi intelektual utuh
b. Salah 4-5: fungsi intelektual ringan
c. Salah 4-5: fungsi intelektual ringan
d. Salah 6-8: fungsi intelektual Sedang
e. Salah 9-10 : fungsi intelektual Berat
2. Identifikasi aspek kognitif dari fungsi ental dengan mengunakan MMSE (Mini Mental Status
Exam):
No. Aspek Nilai Nilai Kriteria
kognitif Maksimal Klien
Orientasi 5 4 Menyebutkan dengan benar:
Tahun
Musim
Tanggal
Hari
Bulan
Orientasi 4 Dimana kita sekarang berada?
Negara Indonesia
Provinsi Papua
Kabupaten/kota
Panti
Wisma
Registrasi 3 3 Menyebutkan 3 nama objek ( pemerintahan)
identik untung menanyakan masing-masing
objek kemudian tanyakan kepada klien ketiga
objek tadi (untuk enyebutkan)
Objek Presiden
Objek gubernur
walikota
Perhatian 5 3 Minta klien untuk memulai dari angka 100
dan kemudian dikurangi 7 sampai 5 kali/tingkat
kalkulasi 93
86
79
72
65
Mengingat 3 3 Meminta klien untuk mengulangi ketiga objek
pada no 2(registrasi) tadi. Bila benar 1 poin
masing-masing objek
Bahasa 9 3 Tunjukkan pada klien 1 benda dan tanyakan
namanya pada klien
Misalnya jam tangan
Misalnya pensil/bolpen
Minta klien untuk mengulangi kata berikut “
tak ada jika atau tetapi”
Bila benar nilai 1 poin
Pertanyaan benar 2 buah (contoh: tak ada,
tetapi)
Minta klien untuk ikut perintah berikut yang
terdiri dari 3 langkah
Ambil kertas ditangan anda
Lipat dua
Taruh dilantai
Perintahkan pada klien untuk hal seperti
berikut (bila aktifitas sesuai perintah nilai 1
poin)
“Tutup mata anda”
Perintahkan pada klien untuk menulis satu
kaliat dan menyalin gambar
Tulis satu kalimat
Menyalin gambar
Total Nilai=21
Interpretasi hasil:
1. >23 : Aspek Kognitif dan fungsi mental baik
2. 18-22 : Kerusakan Aspek fungsi mental ringan
3. ≤17 : terdapat kerusakan aspek fungsi mental berat
9. Pengkajian keseimbangan
Pengkajian keseimbangan dinilai dari 2 komponen utama dalam bergerak, dari kedua
komponen tersebut dibagi dalam beberapa gerakan yang perlu diobservaso oleh perawat.
Kedua komponen tersebut adalah :
1. Perubahan posisi atau gerakan keseimbangan
Beri nilai 0 jika klien tidak menunjukan kondisi dibawa ini, dan 1 bila menunjukkan kondisi
berikut ini
Perubahan posisi atau gerakan keseimbangan Nilai
Bangun dari tempat duduk dengan mata terbuka 1
Tidak bangun dengan sekali gerakan 0
Mendorong tubuhnya keatas dengan tangan atau bergerak kebagian 0
depan kursi terlebih dahulu
Tidak stabil pada saat berdiri 0
Duduk kekursi dengan mata terbuka
Menjatuhkan diri 0
Tidak duduk ditengah kursi 0
Bangun ditempat duduk dengan mata tertutup 0
Tidak bangun dengan sekali gerakan 0
Mendorong tubuhnya keatas dengan tangan atau bergerak kebagian 0
depan kursi terlebih dahulu
Tidak stabil pada saat berdiri 0
Duduk kekursi dengan mata tertutup 0
Menjatuhkan diri ke kursi 0
Tidak duduk ditengah kursi 0
Menahan dorongan pada sternum dengan mata tertutup 0
Klien mengerakan kaki 0
Memegang objek untuk dukungan 1
Kaki tidak menyenyu sisi-sisinya 0
Perputaran leher (klien sambil berdiri) 0
Mengerakkan kaki 0
Mengenggam objek untuk dukungan kaki: keluhan 0
Vertigo 0
Pusing 0
Keadaan tidak stabil 0
Gerakan menggapai sesuatu 0
Tidak mampu untuk menggapai sesuatu dengan bahu fleksi 0
sepenuhnya sementara berdiri pada ujung-ujung jari sementara 1
Tidak stabil memegang sesuatu untuk dukungan 0
Membungkuk
0
Tidak mampu membungkuk untuk mengambil objk” sesuatu
Memegang objek untuk berdiri 0
Melakukan usaha keras untuk berdiri/bangun 0
0
10. ANALISA DATA
No. Data Masalah
1. DS: klie mengatakan Koping yang tidak
- Bisa ambil makanan sndiri didapur efektif berhubungan
- Sering mengalai sakit gigi dan biasa berobat ke dengan ketidak
petugas kesehatan yang ada di panti werdha mampuam
- Komunikasi dengannya perlu menggunakan suara engungkapkan
yang keras perasaan secara
DO: klien Nampak: tepat
- Keadaan umum sakit sedang, kesadaran Compos Resiko jatuh dan
mentis penurunan daya
- TTV ingat dan
TD : 100/50mmHg pendegaran
N : 65×/m, s=36,5°ϲ
R : 24×/m
- Tampak ceria dan senang diajak bicara
- Klien bicara dengan suara keras karna pendengaranya
gangguan
- Klien mandiri dalam melakukan ADL
2.
DS: - Klien mengatakan banyak yang mengeluh sakit kepala Resiko peningkatan
dan nyeri tengkuk status
DO: - TD=100/50\mmHg hipertensi b/d proses
-leher kakuk kuduk penuaan.
11. RENCANA KEPERAWATAN
No. Diagnosa Tujuan Intervensi
Keperawatan
Cemas sehubungan Setelah dilakukan1. Bina Hubungan saling percaya
dengan Isolasi tindakkan keperawatan 2. Perawat memperkenalkan diri dan
sosial selama 4 jam diharapkan : menjelaskan maksud datang ke panti
Kebutuhan nutrisi
3. Berbicara lembut
terpenuhi 4. Bicara tetap mempertahankan kontak
Kebutuhan keamanan dan mata
kesehatan 5. Memberi penjelasan tentang bahasa
Kebutuhan personal yang mudah diegertidan dilakukan
Hygiene berulangkali dan memastikan klien
Keseimbangan sudah memahami
istirahat/tidur 6. Beri kesempatan untuk klien
Kebutuhan interpersonal bertamya
melalui 7. Hargai pendapat lansia
komunikasihdengan
sesama penghuni panti
Werdha.
Resiko peningkatan Setelah dilakukan tindakan1. Ukur tanda-tanda vital secara teratur
status keperawatan selama 3 dan periodik terutama tekanan darah
hipertensib/d proses jamperubahan perfusi 2. Jelaskan pada klien tentang
penuaan jaringan serebral tidak pengertian tekanan darah tinggi
terjadi 3. Jelaskan pada klien tentang jenis dan
penyebab tekanan darah tinggi
Kriteria evaluasi:
4. Jelaskan tentang tanda dan gejala
- TD systolik 120-140
tekanan darah tinggi
mmHg
5. Jelaskan tentang akibat bila tekanan
- TD diastolik 80-95 mmHg
darah tinggi tidak ditangani yaitu
- Tidak ada tanda dan gejala
penyakit jantung, pecahnya
hipertensi
pembuluh darah otak, kegagalan
Dapat melakukan
ginjal dan kelainan pada mata
perawatan hipertensi: olah
(penglihatan kabur)
raga teratur, memanfaatkan
6. Ajarkan cara menanggulangi
obat tradisonal untuk
tekanan darah tinggi; diet makanan,
menurunkan tekanan
penurunan berat badan bila
kegemukan, olah raga tertur, dan
mengontrol tekanan darah secara
teratur.
7. Ajarkan tentang diet makanan yang
boleh dimakan dan makanan yang
harus dihindari
TD : 100/50×/m Ibu mengatakanmengatakan
S : 36,5 °ϲ lehernya kaku kuduk.
2. Mengkaji tanda dan gejala O: klien tampak
hipertensi yang dirasakan Nadi : 65×/m,
Respon:klienmengatakan TD :100/50×/m
lehernya kaku kuduk S : 36.5°ϲ
A: masalah belum teratasi
P: intrvensi dihentikan
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Isolasi sosial adalah suatu keadaan dimana seorang individu mengalami penurunan bahkan sama sekali
tidak mampu berinteraksi dengan orang lain di sekitarnya, pasien mungkin merasa ditolak, tidak di
terima, kesepian, dan tidak mampu membina hubungan yang berarti kepada orang.
Penyebab isolasi sosial adalah harga diri rendah yaitu perasaan negative terhadap diri sendiri, hilang
kepercayaan diri merasa gagal mencapai keinginan yang ditandai dengan adanya perasaan malu terhadap
diri sendiri, rasa bersalah terhadap diri sendiri, gangguan hubungan sosial, merandahkan martababt,
percaya diri kurang dan juga dapat mencederai diri (Carpenito, L.J 2018)
3.2 SARAN
Dalam pembuat makalah kami tidak lepas dari kesalahan dan demi kesempurnaan makalah kami
mengharap kritik dan saran agar pembuatan makalah selanjutnya kami bisa lebih baik dan
cermat.
DAFTAR PUSTAKA