TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Pengertian
Isolasi sosisal adalah suatu keadaan kesepian yang dialami seseorang
karena orang lain menyatakan sikap yang negatif (Kusumawati dan Hartono,
2012).
Menarik diri merupakan percobaan untuk menghindari interaksi dengan orang lain
menghindari hubungan dengan orang lain (Kusumawati dan Hartono, 2012).
Isolasi sosial adalah keadaan dimana seorang individu mengalami
penurunan atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain di
sekitarnya (Damayanti dan Iskandar, 2012).
Isolasi sosial juga merupakan kesepian yang di alami oleh individu dan
dirasakan saat didorong oleh keberadaan orang lain dan sebagai pernyataan
negatif atau mengancam (Nanda -1, 2012).
2.1.2 Rentang Respon Hubungan Sosial
Berdasarkan buku keperawatan jiwa dari (Stuart dan Sundeen, 2006)
menyatakan bahwa manusia adalah makhluk sosial, untuk mencapai kepuasan
dalam kehidupan, mereka harus membina hubungan interpersonal yang positif.
1
Respon adaptif
Menyendiri
Otonomi
Kebersamaan
Saling ketergantungan
Kesepian
Menarik diri
Ketergantungan
Respon maladaptif
Manipulasi
Impulsif
Narkisme
2. Respon Maladaptif
Respon yang diberikan individu yang menyimpang dari norma sosial. Yang
termasuk respon maladaptif adalah :
a. Menarik diri:
2.1.4 Etiologi
Faktor Predisposisi
a. Faktor tumbuh kembang
Pada tahapan tumbuh kembang individu ada tugas perkembangan yang
harus dipenuhi agar tidak terjadi gangguan dalam hubungan sosial.
Bila tugas-tugas dalam perkembangan ini tidak terpenuhi maka akan
menghambat fase perkembangan sosial yang nantinya akan dapat
menimbulkan masalah.
Tugas
Masa bayi
Masa pra sekolah
Masa sekolah
Masa pra remaja
Masa remaja
hati nurani
Belajar berkompetensi,bekerja sama, dan berkompromi
Menjalin hubungan intim dengan teman sesama jenis kelamin
Menjadi intim dengan teman sesama lawan jenis atau
bergantung
Menjadi saling bergantung antara orang tua dan teman,
Stresor sosial budaya adalah stresor yang di timbulkan oleh faktor sosial
budaya seperti keluarga.
b. Faktor Internal
Stressor psikologis adalah stressor yang terjadi akibat ansietas atau
kecemasan yang berkepanjangan dan terjadi bersamaan dengan keterbatasan
kemampuan individu untuk mengatasinya. Ansietas ini dapat terjadi akibat
tuntutan untuk berpisah dengan orang terdekat atau tidakterpenuhinya
kebutuhann individu (Direja, 2011)
2.1.5 Faktor Penyebab dan Akibat Isolasi Sosial: menarik diri
1. Penyebab
Menarik diri disebabkan oleh perceraian, putus hubungan, peran keluarga
yang tidak jelas, Orangtua pecandu alkohol dan penganiayaan anak.
Pada mulanya pasien merasa dirinya tidak berharga lagi sehingga merasa
tidak aman dalam berhubungan dengan orang lain. Biasanya klien berasal dari
lingkungan yang penuh permasalahan,ketegangan, kecemasan dimana tida
mungkin mengembangkan kehangatan emosional dalam hubungan yang positif
dengan orang lain.
Dunia merupakan alam yang tidak menyenangkan, sebagai usaha untuk
melindungi diri, klien menjadi pasif dan kepribadiannya semakin kaku. Klien
semakin tidak dapat melibatkan diri dalam situasi baru. Ia berusaha mendapatkan
rasa aman tetapi hidup begitu meyakitkan dan menyulitkan, sehingga rasa aman
tidak tercapai.
Konflik antara kesuksesan dan perjuangan untuk meraih kesuksesan itu
sendiri terus berjalan dan penarikan diri dari realitas di ikuti penarikan diri dari
yang
menimbulkan
kesulitan.
Semakin
pasien
menjauhi
merasakan
kedekatan
sementara
identitas
pribadi
masih
tetap
dipertahankan.
Kepuasan hubungan dapat dicapai jika individu sebagai makhluk sosial
terlibat secara aktif dalam proses berhubungan disertai respon lingkungan yang
positif akan meningkatkan rasa memiliki, kerjasama, hubungan timbal balik yang
singkron (Stuart dan Sunden dalam Jaya, Kusnadi, 2014).
Proses hubunga dapat berfluktualisasi sepanjang rentang tergantung
(Dependen) dan mandiri (Interdependen), Artinya suatu saat individu tergantung
pada orang lain dan suatu saat orang lain tergantung pada individu (Jaya, Kusnadi
2014)
Isolasi sosial adalah suatu keadaan kesepian yang dialami oleh seseorang
karena orang lain menyatakan sikap yang negatif dan mengancam. Menarik diri
Pengkajian
Dalam keperawatan jiwa, pengkajian merupakan pengumpulan data
10
11
Isolasi sosial
Core Problem
12
Diagnosa keperawatan :
Menurut (Keliat, 2006)
Rencana keperawatan
Menurut Keliat dan Akemat (Damaiyanti dan Iskandar, 2012) bahwa
13
6. Sp 2 keluarga
a. Melatih keluarga mempraktikkan cara merawat pasein dengan isolasi sosial.
b. Melatih keluarga melakukan cara merawablangsung pada pasien isolasi
sosial.
7. Sp 3 keluarga
a. Membantu keluarga membuat jadwal aktivitas di rumah termasuk minum
obat (perencanaan pulang).
b. Menjelaskan tindakan tindak lanjut pasein setelah pulang.
2.2.6
Pelaksanaan
14
Evaluasi
Evaluasi adalah penilaian dengan cara menbandingkan perubahan
keadaan klien (hasil yang diamati) dengan tujuan dan kriteria hasil yang dibuat
pada tahap perencanaan (Rohmah dan Walid, 2012).
Semua
tindakan
keperawatan
yang
dilakukan
oleh
perawat
15
(Emil Kraeplin, 1896) dalam (Sani, Ayub, 2011) istilah demensia parekoks
untuk skizofrenia seperti yang dikenal pada saat ini. Dalam perjalanan
penyakitnya
memperlihatkan
adanya
deteriorasi,
digolongkan
dalam
skizofrenia merupakan suatu hal yang melibatkan banyak sekali faktor. Faktor itu
meliputi perubahan struktur kimia otak dan faktor genetik. (Melinda, 2008) dalam
(Yosep, 2011) mendefinisikan skizofrenia sebagai penyakit neurologis yang
mempengaruhi persepsi klien,cara berfikir, bahasa, emosi, dan prilaku sosialnya
(Neurogical disease thats afects a persons perception, thinking, langguage,
emotion, and social behavior).
2.3.2 Etiologi
Menurut (Sani, Ayub, 2011) penyebab skizofrenia dapat diuraikan sebagai
berikut :
1. Model Diastesis-Stres
Suatu model untuk integrasi faktor psikososial dan lingkungan yang
merupakan model diastesis. Model ini mendalilkan bahwa seseorang memiliki
suatu kerentanan spesifik (diastesis). Ada kemungkinan lingkungan akan
16
17
terpisah adalah berbeda. Kemungkinan melalui regulasi gen yang berbeda, satu
kembar monozigotik menderita skizofrenia, sedang yang lain tidak.
3. Prinsip riset umum
Suatu rancangan dasar dalam riset biologis pada skizofrenia yaitu mengukur
beberapa variabel biiologis dalam suatu kelompok pasien skizofrenik dan dalam
kelompok pasien psikiatrik non skizofrenik.
Pengukuran tersebut kemudian di bandingkan ?
Pendekatan tersebut memiliki beberapa keberatan ?
Pertama, sulit untuk menemukan suatu kelompok yang benar-benar sesuai dengan
kelompok skizofrenik, karena kelompok skizo frenik mungkin terpengaruhi oleh
obat.
Kedua, jika perbedaan di tentukan dengan pendekatan tersebut, sulit untuk
mengetahui adanya perbedaan.
18
19
Depresi yang tidak mengenal perasaan yang ingin di tolong dan berharap,
selalu menjadi bagian hidup klien skizofrenia. Mereka tidak memiliki prilaku
yang menyimpang, tidak bisa membina hubungan relasi dengan oranglain, dan
tidak mengenal cinta. Perasaan depresi adalah sesuatu yang menyakitkan.
Disamping itu, perubahan otak secara biologis juga meberi andil dalam depresi.
Menurut Bleuler dalam (Yosep, 2011), ciri khas skizofrenia dapat
diidentifikasi dari 4A gejala has (Bleulers 4 As) yaitu :
1. Affect : symtoms one mouth to one year before pshycotic break.
2. Associative loosnes : person feels somthing strange or weird is happening to
them.
3. Autism : misinterprets things in the environment.
4. Ambivalence : felings of rejection, lact of self-respect,lonelines, hopelesness,
issolation,withdrawal, and innability to trust others.
Berikut ini adalah contoh Gejala Positif dan Negatif pada Skizofrenia. (Sani,
Ayub, 2011) :
1. Gejala Positif
a. Halusinasi
1) Dengar,
2) Suara yang mengomentari,
3) Suara yang bercakap-cakap,
4) Halusinasi taktil,
5) Halusinasi cium dan,
6) halusinasi lihat.
b. Waham
20
1) Kejar,
2) Bersalah, Dosa,
3) Kebesaran,
4)
Keagamaan,
5)
Somatik,
6)
7)
Waham dikendalikan,
8)
9)
Siar pikiran,
c. Perilaku Aneh
1) Berpakaian dan berpenampilan,
2) Prilaku sosial dan Prilaku seks,
3) Prilaku agresif-stereotipik.
2. Gejala Negatif.
a. Pendataran afektif,
b. Ekspresi wajah yang tidak berubah,
c. Penurunan spontanitas gerak,
d. Hilangnya gerakan ekspresif,
e. Kontak mata yang buruk,
21
f. Nonresponsivitas afektif,
g. Afek yang tidak sesuai, dan
h. Tidak ada lagu suara.
1)
Alogia
a) Kemiskinan bicara,
b) Kemiskinan isi bicara,
c) Penghambatan,
d) Peningkatan latensi respon,
e) Tidak ada kemauan (Apatis),
f) Berdandan dan higimis jelek,
g) Tidak tetap dalam pekerjaan atau sekolah, dan
h) Anergi fisik.
2) Anhedonia Asosialitas
a) Minat dan aktivitas kurang,
b) Rekreasional kurang,
c) Minat da aktivitas seksual berkurang,
d) Keintiman, Keakraban sangat sedikit dan
e) Hubungan dengan teman sebaya hampir hampir tidak ada.
2.3.4 Tipe dan Jenis Skizofrenia
Menurut (Sani, Ayub, 2011) ada 5 (lima) Jenis dan Tipe skizofrenia.
1. Tipe Paranoid
DSM-IV dalam (Sani, Ayub, 2011) menyebutkan bahwa tipe
paranoid ditandai oleh keasyikan (preokupasi) pada satu atau lebih waham
atau halusianasi dengar dan tidak ada prilaku spesifik lain yang mengarah
pada tipe terdisorganisasi atau katatonik.
22
sering
menunjukkan
perubahan
yang
cepat
antara
23
Menurut (Linda, 2007) Tipe dan Gejala Skizofrenia dibagi menjadi 5(lima) :
Tabel 2.2 (Linda, 2007) tipe dan Gejala Skizofrenia.
No Tipe
Jenis
Paranoid
Takterorganisasi
Katatonia
24
Takterinci
Residual
a. Waham.
b. Halusinasi.
c. Inkoheren
d. Prilaku tidak terorganisasi yang tidak dapat
digolongkan ke tipe lain.
a. Emosi tumpul.
b. Menarik diri dari realita.
c. Keyakinan aneh.
d. Pengalaman persepsi tidak biasa.
e. Prilaku eksentrik.
f. Pemikiran tidak logis.
g. Kehilangan asosiasi.
2.3.5 Pengobatan
Farmakoterapi harus secepat mungkin, karena keadaan psikotik yang
lama menimbulkan kemungkinan lebih besar penderita menuju kemunduran
mental (Maramis, 2009).
1.
2.
3.
Lobotomi prefrontal
25