DOSEN PEMBIMBING
DISUSUN OLEH
A. MASALAH UTAMA
1. Definisi
(Farida, 2017).
2. Penyebab
Menurut Stuart dan Sundeen (2007), belum ada suatu kesimpulan yang
a. Faktor predisposisi
1
Beberapa faktor yang dapat menyebabkan isolasi sosial adalah:
1) Faktor perkembangan
sebagai objek.
yang salah yang dianut oleh satu keluarga, seperti anggota tidak
3) Faktor biologis
2
tertinggi skizofrenia ditemukan pada keluarga yang anggota
b. Faktor presipitasi
atau dipenjara.
2) Stresor psikologi
2020).
3. Rentang Respon
3
positif. Individu juga harus membina saling tergantung yang
a. Solitude (menyendiri)
langkah selanjutnya.
b. Otonomi
4
d. Interdependen (saling ketergantungan)
diandalkan.
5
f. Narcisisme adalah individu mempunyai harga diri yang rapuh,
a. Faktor predisposisi
1) Faktor perkembangan
2) Faktor Biologis
6
menginformasikan hal-hal yang negative dan mendorong anak
diluar keluarga.
b. Stressor Presipitasi
2) Stressor Psikologis
(Prabowo, 2018).
a. Gejala Subjektif
lain
7
2) Klien merasa tidak aman berada dengan orang lain
b. Gejala Objektif
dengan pelan
secara berulang-ulang
(Trimelia, 2016).
6. Akibat
menarik diri atau isolasi sosial yang disebabkan oleh perasaan tidak
berharga yang bisa dialami pasien dengan latar belakang yang penuh
8
dengan permasalahan, ketegangan, kekecewaan, dan kecemasan
(Prabowo, 2018).
tingkah laku masa lalu serta tingkah laku yang tidak sesuai dengan
7. Mekanisme Koping
kesadaran.
9
2) Perilaku dependen: regresi
8. Penatalaksanaan
dalam otak.
b. Psikoterapi
pasien.
10
c. Terapi Okupasi
9. Pohon Masalah
Effect
2) DS :
11
b) Merasa tidak aman di tempat umum
3) DO :
a. Menarik diri
atau lingkungan
c. Afek datar
d. Afek sedih
f. Tidak bergairah/lesu
2) DS :
c) Menyatakan kesal
12
3) DO :
c) Menyendiri
d) Melamun
e) Konsentrasi buruk
g) Curiga
i) Mondar-mandir
j) Bicara sendiri
ini.
2) DS :
b) Merasa malu/bersalah
13
e) Sulit berkonsentrasi
3) DO :
c) Berjalan menunduk
g) Pasif
14
meningkat (5) melakukan interaksi
ketidakamanan hubungan
- Perilaku hubungan
15
membaik (5). diri
peningkatan kemampuan
Edukasi
- Anjurkan berinteraksi
bertahap
kemasyarakatan
- Anjurkan berbagi
lain
- Anjurkan meningkatkan
lain
- Anjurkan penggunaan
- Anjurkan membuat
perencanaan kelompok
16
kecil untuk kegiatan
khusus
untuk meningkatkan
keterampilan komunikasi
- Latih mengekspresikan
2. Terapi Aktivitas
a. Defenisi : menggunakan
memulihkan keterlibatan,
kelompok
b. Tindakan :
Observasi
aktivitas
- Identifikasi kemampuan
berpartisipasi dalam
aktivitas tertentu
17
untuk aktivitas yang
diinginkan
- Identifikasi strategi
meningkatkan partisipasi
dalam aktivitas
- Identifikasi makna
- Monitor respons
aktivitas
Terapeutik
kemampuan, bukan
meningkatkan frekuensi
- Fasilitasi memilih
konsisten sesuai
18
kemampuan fisik,
- Koordinasikan pemilihan
yang dipilih
- Fasilitasi transportasi
untuk menghadiri
keluarga dalam
menyesuaikan lingkungan
untuk mengakomodasi
- Fasilitasi aktivitas
keterbatasan waktu,
- Fasilitasi aktivitas
19
motoric kasar untuk
pasien hiperaktif
- Fasilitasi aktivitas
motoric untuk
merelaksasi otot
komponen memori
(mis. Kegiatan
sesuai
- Libatkan dalam
permainan kelompok
- Tingkatkan keterlibatan
menurunkan kecemasan
20
(mis. Vocal group, bola
berenang, tugas
sederhana, permainan
tekidan kartu)
- Fasiltasi mengembangkan
diri
keluarga memantau
kemajuannya sendiri
- Jadwalkan aktivitas
aktivitas.
Edukasi
21
- Jelaskan metode aktivitas
perlu
- Anjurkan melakukan
kesehatan
memberikan penguatan
dalam aktivitas
Kolaborasi
okupasi dalam
merencanakan dan
memonitor program
22
- Rujuk pada pusat atau
program aktivitas
mendengar mengidentifikasi
halusinasi terapeutik
23
- Melamun keselamatan ketika tidak
- hindari perdebatan
tentang validitasi
halusinasi
edukasi
- anjurkan memonitor
halusinasi
terhadap halusinasi
- anjurkan melakukan
distraksi (mis.
24
Mendengarkan music,
tekhnik relaksasi)
halusinasi
kolaborasi
- kolaborasi pemberian
2. Minimalisasi Rangsangan
a. Definisi : mengurangi
eksternal)
b. Tindakan :
Observasi
kelelahan)
Terapeutik
25
- Diskusikan tingkat
terlalu terang)
- Batasi stimulus
suara, aktivitas)
- Jadwalkan aktivitas
- Kombinasikan
prosedur/tindakan dalam
kebutuhan
Edukasi
- Ajarkan cara
meminimalisasi stimulus
(mis. Mengatur
pencahayaan ruangan,
mengurangi kebisingan,
membatasi kunjungan)
Kolaborasi
- Kolaborasi dalam
meminimalkan
26
prosedur/tindakan
- Kolaborasi pemberian
persepsi stimulus.
perilaku tidak konsisten jam atau 8 jam), maka mengelola perilaku negative.
menampakkan terstruktur
27
Menurun (5). sesuai kemampuan
tenang
agresif
tehadap keberhasilan
mengendalikan perilaku
sesuai indikasi
- Hindari bersikap
menyudutkan dan
menghentikan pembicaraan
dan berdebat
telah ditetapkan.
Edukasi
28
keluarga sebagai dasar
pebentukan kognitif.
Definisi
Meningkatkan penilaian
perasaan/persepsi terhadap
diri.
Tindakan
Observasi
kebutuhan
Terapeutik
sendiri
29
atau hal baru
- Diskusikan pernyataan
- Diskusikan kepercayaan
diri
tujuan
harga diri
30
Edukasi
diri pasien
- Anjurkan mengidentifikasi
- Anjurkan mempertahankan
lain
- Anjurkan mengevaluasi
perilaku
bullying
- Latih pernyataan/kemampuan
positif diri
berperilaku positif
31
- Latih peningkatan
kepercayaan pada
kemampuan dalam
menangani situasi.
3. Promosi koping
Definisi
Meningkatkan upaya
menggunakan sumber-
Tindakan
Observasi
tujuan
dimiliki
memenuhi tujuan
- Identifikasi pemahaman
32
proses penyakit
- Identifikasi metode
penyelesaian masalah
social
Terapeutik
yang dialami
diri sendiri
- Diskusikan untuk
mengklarifikasi
kesalapahaman dan
33
menimbulkan bahaya pada
diri sendiri
mengenai aspek-aspek
dalam pengambilan
keputusan
- Hindari mengambil
di bawah tekanan
kegiatan social
- Motivasi mengidentifikasi
tersedia
34
atau kelompok yang berhasil
- Dukung penggunaan
tepat
- Kurangi rangsangan
Edukasi
- Anjurkan menggunakan
- Anjurkan mengungkapkan
relaksasi
35
sesuai kebutuhan
- Latih mengembangkan
penilaian obyektif.
DAFTAR PUSTAKA
36
Damanik, R. K., Amidos Pardede, J. and Warman Manalu, L. (2020) ‘Terapi
Kognitif Terhadap Kemampuan Interaksi Pasien Skizofrenia Dengan
Isolasi Sosial’, Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan, 11(2), p. 226.
doi: 10.26751/jikk.v11i2.822.
Eko Prabowo. (2018). Konsep & Aplikasi Asuhan Keperawatan Jiwa.
Yogyakarta: Nuha Medika.
Farida Kusumawati & Yudi Hartono. (2017). Buku Ajar Keperawatan
Jiwa.Jakarta: Salemba Medika.
Mukhripah Damaiyanti & Iskandar. (2016). Asuhan Keperawatan Jiwa. Bandung:
PT Refika Aditama.
Piana, E. (2022) ‘Penerapan Cara Berkenalan pada Pasien Isolasi Sosial’, Jurnal
Cendikia Muda, 2, pp. 71–77
PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Edisi 1 Cetakan III.
Jakarta Selatan: DPP PPNI.
PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Edisi 1 Cetakan II.
Jakarta Selatan : DPP PPNI.
PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia Edisi 1 Cetakan II. Jakarta
Selatan: DPP PPNI.
Trimeilia. (2016). Asuhan Keperawatan Klien Isolasi Sosial. Jakarta Timur: TIM.
37