PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan jiwa merupakan suatu kondisi mental sejahtera yang
memungkinkan hidup harmonis dan produktif sebagai bagian utuh dari
kualitas hidup seseorang, dengan memperhatikan semua segi kehidupan
manusia. Kesehatan jiwa mempunyai rentang sehat – sakit jiwa yaitu sehat
jiwa, masalah psikososial dan gangguan jiwa ( Keliat et al., 2016).
Data yang didapat dan survey awal yang dilakukan peneliti pada saat praktek
lapangan keperawatan jiwa di Rumah Sakit Umum Cut Meutia pada tanggal
30-4 januari 2023 didapatkan hasil wawancara dengan klien dan keluarga
klien yang mengalami gangguan jiwa isolasi sosial ditandai dengan klien
banyak diam, tidak mau bicara, menyendiri, tidak mau berinteraksi dengan
orang yang terdekat, klien tampak sedih, ekspresi datar, dan kontak mata
kurang. Peran perawat dalam menangani masalah isolasi sosial ada
dilakukannya standar asuhan keperawatan yang memiliki penerapan srategi
pelaksanaan isolasi sosial seperti membina hubungan saling percaya dan
membantu klien mengenali isolasi sosial,mengajarkan klien berkenalan
dengan 1 orang,mengajarkan klien berkenalan dengan 2 orang,mengajarkan
klien berkenalan dengan 3 orang, tetapi itu dilakukan tidak sering kepada
pasiennya.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis menerapkan asuhan
keperawatan pada klien dengan Isolasi Sosial di RSUCM
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan maka dapat diambil suatu
rumusan masalah yaitu“ Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Resiko Isolasi
Sosial di Rumah Sakit Umum Cut Meutia
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memberikan Asuhan Keperawan Jiwa Pada Tn. I dengan
Gangguan Isoas Sosa
2. Tujuan Khusus
a) Mampu mengetahui definisi, tanda dan gejala pada klien dengan resiko
isolasi sosial
b) Mampu melakukan pengkajan pada diagnosa resiko isolasi sosial
c) Mampu mendeskripsikan intervensi asuhan keperawatandengan isolasi
sosial.
d) Mampu mendeskripsikan implementasi asuhan keperawatandengan isolasi
sosial
e) Mampu mendeskripsikan hasil evaluasi asuhan keperawatan dengan isolasi
sosial.
D. Manfaat
1. Institusi Pendidikan
Penulisan ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pikiran untuk
pengembangan ilmu dalam asuhan keperawatan pada klien dengan Isolasi
Sosial di Kelurahan Surau Gadang Wilayah Kerja Puskesmas Nanggalo
Padang tahun 2017.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
b) Faktor Presipitasi
Biasanya ditemukan riwayat penyakit infeksi, penyakit kronis,atau
kelaianan struktur otak,kekerasan dalam keluarga,kegagalan dalam hidup,
kemiskinan, atau adanya tuntutan di keluarga atau masyarakat yang sering
tidak sesuai dengan klien,konflik antar masyarakat.
Faktor pencetus pada umumnya mencakup kejadian kehidupan yang penuh
stress seperti kehilangan, yang mempengaruhi kemampuan individu untuk
berhubungan dengan orang lain dan menyebabkan ansietas.
Faktor pencetus dapat dikelompokkan dalam kategori :
1) Faktor sosiokultural.
Stres dapat ditimbulkan oleh menurunnya stabilitas unit keluarga, dan
berpisah dari orang yang berarti dalam kehidupannya, misalnya karena
dirawat dirumah sakit.
2) Faktor psikologik
Ansietas berat yang berkepanjangan terjadi bersamaan dengan
keterbatasan kemampuan untuk mengatasinya. Tuntutan untuk berpisah
dengan orang terdekat atau kegagalan orang lain untuk memenuhi
kebutuhan untuk ketergantungan dapat menimbulkan ansietas tinggi
(Stuart, 2006).
5. Tanda dan gejala
Menurut Pusdiklatnakes (2012) tanda dan gejala isolasi sosial dapat dinilai
dari ungkapan klien yang menunjukkan penilaian negatif tentang hubungan
sosial dan didukung dengan data observasi :
a) Data subjektif
Pasien mengungkapkan tentang :
1) Perasaan sepi
2) Perasaan tidak aman
3) Perasaan bosan dan waktu terasa lambat
4) Ketidakmampuan berkonsentrasi
b) Perasan ditolak Data objektif
1) Banyak diam
2) Tidak mau bicara
3) Menyendiri
4) Tidak mau berinteraksi
5) Tampak sedih
6) Kontak mata kurang
7) Muka datar
6. Mekanisme koping
Individu yang mengalami respon sosial maladiptif menggunakan berbagai
mekanisme dalam upaya untuk mengatasi ansietas. Mekanisme tersebut
berkaitan dengan dua jenis masalah hubungan yang spesifik (gall,W Stuart
2006). Koping yang berhubungan dengan gangguan kepribadian antisosial
antara lain proyeksi, spliting dan merendahkan orang lain, koping yang
berhubungan dengan gangguan kepribadian ambang spliting, formasi reaksi,
proyeksi, isolasi, idealisasi orang lain, merendahkan orang lain dan
identifikasi proyektif.
9. Penataklaksanaan.
a. Terapi Medis
Berupa Therapy farmakologi
(1) Clorpromazine (CPZ)
a) Indikasi: Untuk syndrome psikosis yaitu berdaya berat dalam
kemampuan menilai realitas, kesadaran diri terganggu, daya nilai
norma sosial dan tilik diri terganggu, berdaya berat dalam fungsi -
fungsi mental: waham, halusinasi, gangguan perasaan dan
perilaku yang aneh atau, tidak terkendali, berdaya berat dalam
fungsi kehidupan sehari -hari, tidak mampu bekerja, hubungan
sosial dan melakukan kegiatan rutin.
d. Therapy Individu
Menurut Pusdiklatnakes (2012)tindakan keperawatan dengan pendekatan
strategi pelaksanaan (SP) pada pasien dapat dilakukan sebagai berikut :
a) Strategi pelaksanaan pertemuan 1 pada pasien :
Pengkajian Isolasi sosial, dan melatih bercakap-cakap antara pasien dan
keluarga.
(1) Membina hubungan saling percaya
(2) Membantu pasien menyadari masalah isolasi sosial
(3) Melatih bercakap-cakap secara bertahap antara pasien dan anggota
keluarga
b) Strategi pelaksanaan pertemuan 2 pada pasien :
Melatih pasien berinteraksi secara bertahap (pasien dengan 2 orang lain),
latihan bercakap-cakap saat melakukan 2 kegiatan harian.
e. Therapy Lingkungan
Menurut Rusdi (2013), manusia tidak dapat dipisahkan dari lingkungan
sehingga aspek lingkungan harus mendapatkan perhatian khusus dalam
kaitannya untuk menjaga dan memelihara kesehatan manusia.
Lingkungan berkaitan erat dengan stimulus psikologi seseorang yang
akan berdampak
1. Deskripsi
Tanggapan atau deskripsi tentang isolasi yaitu suatu keadaan kesepian yang
dialami oleh seseorang karena orang lain menyatakan sikap yang negatif dan
mengancam (towsend, 1998).Seseorang dengan perilaku menarik diri akan
menghindari interaksi dengan orang lain.
2. Pengkajian
Pengelompokan data pada pengkajian kesehatan jiwa berupa faktor
presipitasi, penilaian stressor , suberkoping yang dimiliki klien. Setiap
melakukan pengajian ,tulis tempat klien dirawat dan tanggal dirawat isi
pengkajian meliputi :
a) Identitas Klien
Meliputi nama klien , umur , jenis kelamin , status perkawinan, agama,
tangggal MRS , informan, tangggal pengkajian, No Rumah klien dan
alamat klien.
b) Keluhan Utama
Keluhan biasanya berupa menyediri (menghindar dari orang lain)
komunikasi kurang atau tidak ada , berdiam diri dikamar ,menolak
interaksi dengan orang lain ,tidak melakukan kegiatan sehari – hari ,
dependen
3. Faktor predisposisi
Kehilangan,perpisahan , penolakan orang tua ,harapan orang tua yang tidak
realistis ,kegagalan/frustasi berulang, tekanan dari kelompok sebaya;
perubahan struktur sosial.Terjadi trauma yang tiba tiba misalnya harus
dioperasi , kecelakaan dicerai suami , putus sekolah ,PHK, perasaan malu
karena sesuatu yang terjadi ( korban perkosaan , tituduh kkn, dipenjara tiba –
tiba) perlakuan orang lain yang tidak menghargai klien/ perasaan negatif
terhadap diri sendiri yang berlangsung lama.
5. Aspek Psikososial
Genogram yang menggambarkan tiga
generasi Konsep diri
a) Citra tubuh :
Menolak melihat dan menyentuh bagian tubuh yang berubah atau tidak
menerima perubahan tubuh yang telah terjadi atau yang akan terjadi.
Menolak penjelasan perubahan tubuh , persepsi negatip tentang tubuh .
Preokupasi dengan bagian tubuh yang hilang , mengungkapkan keputus
asaan, mengungkapkan ketakutan.
b) Identitas diri
Ketidak pastian memandang diri , sukar menetapkan keinginan dan tidak
mampu mengambil keputusan .
c) Peran
Berubah atau berhenti fungsi peran yang disebabkan penyakit , proses
menua , putus sekolah, PHK.
d) Ideal diri
Mengungkapkan keputus asaan karena penyakitnya : mengungkapkan
keinginan yang terlalu tinggi.
e) Harga diri
Perasaan malu terhadap diri sendiri , rasa bersalah terhadap diri sendiri ,
gangguan hubungan sosial , merendahkan martabat , mencederai diri, dan
kurang percaya diri. Klien mempunyai gangguan/hambatan dalam
melakukan hubunga social dengan orang lain terdekat dalam kehidupan,
kelempok yang diikuti dalam masyarakat. Keyakinan klien terhadap
Tuhan dan kegiatan untuk ibadah ( spritual)
6. Status Mental
Kontak mata klien kurang /tidak dapat mepertahankan kontak mata , kurang
dapat memulai pembicaraan , klien suka menyendiri dan kurang mampu
berhubungan dengan orang lain , Adanya perasaan keputusasaan dan kurang
berharga dalam hidup.
9. Aspek Medik
Terapi yang diterima klien bisa berupa therapy farmakologi ECT,
Psikomotor, therapy okopasional, TAK , dan rehabilitas.
Pohon Masalah
D. Implementasi Keperawatan
Implementasi adalah tahapan ketika perawat mengaplikasikan ke dalam bentuk
intervensi keperawatan guna membantu klien mencapai tujuan yang telah di
tetapkan. Implementasi tindakan keperawatan disesuaikan dengan rencana
tindakan keperawatan. Sebelum melaksanakan tindakan yang sudah
direncanakan, perawat perlu memvalidasi dengan singkat, apakah rencana
tindakan masih sesuai dan dibutuhkan oleh klien saat ini (Keliat dkk, 2005).
E. Evaluasi
Menurut Rusdi (2013), dokumentasi asuhan keperawatan dilakukan pada setiap
tahap proses keperawatan yang meliputi dokumentasi pengkajian, diagnosa
keperawatan, perencanaan, implementasi tindakan keperawatan dan evaluasi.
BAB III
TIJAUN KASUS
A. Pengkajian
1. idetittas
Tn.I berumur 26 tahun Klien beragama islam, Tn.I pernah tinggal di dayah
UmmulAyyman Samalanga dan klien hanya tamat SMA, klien belum
menikah, klien adalah anak pertama dari 3 bersaudara.
2. Keluhan Utama
3. Alasan Masuk
Klien mengalami gangguan jiwa sejak kurang lebih 2 tahun yang lalu klien
sudah pernah dirawat di ruang upip pada tahun 2022 dengan keluhan yang
sama sempat megamuk dan marah-marah, dan klien juga pernah dirawat di
Ruang Neurologi Pada tahun 2021 karena klien kecelakaan, klien
keelakaan waktu libur di dayah, klien mengalami kecelakaan yang
menyebabkan klien harus di rawat di ruang neurologi, Selama mengalami
gangguan jiwa klien selalu sendiri dan tidak banyak bicara, klien selalu
menghabiskan waktu dengan bermain Handphone di kamar. klien selalu
mengataka bahwa dia tidak sakit lagi, dia cuma sakit kepala, klien merasa
orag tuanya terlalu ikut campur dengan masalah klien. klien merasa orang
tuanya tidak pernah mendengarka pedapat klien,
5. Psikososial
a. Genogram
b. Konsep Diri
1) Citra Tubuh
2) Identitas
3) Peran
4) Ideal Diri
klien tidak mau kontak mata pada saat diwawancara dan merasa
tidak nyaman jika kalien kontak mata
5) Harga Diri
c. Hubungan sosial
d. Spritual
2) Kegiatan Ibadah
e. Status Mental
1) Penampilan
2) Pembicaraan
Lambat
3) Alam perasaan
4) Afek
6) Persepsi
7) isi pikir
8) Tingkat kesadaran
9) Memori
1. Makan
2. BAB/BAK
3. Mandi
4. Berpakain
6. Penggunaan Obat-Obatan
7. Pemeliharaan Kesehatan
B. Diagnosa keperawatan
C. Rencana Keperawatan
D. Implementasi evaluasi