Oleh :
UNGARAN
2017
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya
makalah mata kuliah keperawatan jiwa II yang berjudul ”Asuhan Keperawatan Jiwa
Pada Klien Dengan Isolasi Sosial” kemudian sholawat beserta salam kita sampaikan
kepada Nabi besar Muhammad SAW yang telah memberikan pedoman hidup yaiutu
Makalah ini salah satu tugas dari mata kuliah Keperawatan jiwa di program
dalam penuliasan makalah ini, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran
Penuli
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
adalah suatu keadaan sehat, baik secara fisik,mental, spiritual maupun sosial
yang memungkinkan setiap orang hidup untuk produktif secara sosial dan
ekonomis.
jiwa, kesehatan jiwa adalah suatu kondisi dimana seorang individu dapat
komunitasnya.
keperawatan yang menggunakan ilmu dan tingkah laku manusia sebagai dasar
mental masyarakat dimana klien berada. Selain keterampilan teknik dan alat
klinik, perawat juga berfokus pada proses terapeutik menggunakan diri sendiri
Prevalensi gangguan jiwa berat pada penduduk Indonesia 1.7 per mil.
dan Jawa Tengah. Proporsi Rumah Tangga (RT) yang pernah memasung
Anggota Rumah Tangga (ART) gangguan jiwa berat 14,3 % dan terbanyak
pada penduduk yang tinggal di pedesaan (18,2%), serta pada kelompok yang
psikomotor, kemauan, afek emosi dan persepsi. Akibat dari gejala yang
muncul, timbul masalah masalah bagi klien meliputi, kurang perawatan diri,
resiko menciderai diri dan orang lain, menarik diri, dan harga diri rendah
akibat budaya masyarakat modern yang cenderung lebih sekuler, hal ini dapat
akibat maka akan timbul gangguan jiwa khususnya pada ganggguan isolasi
sosial.
penanganan dirumah sakit baik dirumah sakit jiwa atau diunit perawatan jiwa
B. Rumusan Masalah
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
TINJAUAN PUSTAKA
dan tidak mampu membina hubungan yang berarti dengan orang lain
Jadi isolasi sosial Menarik diri adalah suatu keadaan kesepian yang
1. Respon Adaptif :
menyelesaikan masalah
sama lain.
mendalam.
orang lain.
C. Etiologi
1. Faktor Predisposisi
a. Faktor Perkembangan
penting dalam masa ini, agar anak tidak mersaa diperlakukan sebagai
objek.
1) Masa Bayi
antara ibu dan anak, akan menghasilkan rasa aman dan rasa
2) Masa Kanak-kanak
laku yang diadopsi dari dirinya, maupun sistem nilai yang harus
diterapkan pada anak, karena pada saat ini anak mulai masuk
perasaan pada orang lain dan menerima perasaan orang lain serta
1) Sikap bermusuhan/hostilitas
musyawarah.
disebabkan oleh karena norma-norma yang salah yang dianut oleh satu
sosial.
d. Factor Biologis
2. Faktor Presipitasi
pada usia tua, kesepian karena ditinggal jauh, dirawat dirumah sakit
b. Stressor Biokimia
skizofrenia.
2) Menurunnya MAO (Mono Amino Oksidasi) didalam darah akan
skizofrenia.
d. Stressor Psikologis
untuk berhubungan dengan orang lain. Intesitas kecemasan yang ekstrim dan
tipe psikotik.
Menurut teori psikoanalisa; perilaku skizofrenia disebabkan karena
ego tidak dapat menahan tekanan yang berasal dari id maupun realitas yang
berasal dari luar. Ego pada klien psikotik mempunyai kemampuan terbatas
untuk mengatasi stress. Hal ini berkaitan dengan adanya masalah serius antara
dan regrasi.
Subjektif Objektif
adalah persepsi sensori yang salah (misalnya tanpa stimulus eksternal) atau
panca indera, di mana orang tersebut sadar dan dalam keadaan terbangun yang
F. PETALAKSANAAN
1. Terapi Psikofarmaka
a. Chlorpromazine
menilai realitas, kesadaran diri terganggu, daya ingat norma sosial dan
(Andrey, 2010).
c. Trihexyphenidil (THP)
2. Terapi Individu
Terapi individu pada pasien dengan masalah isolasi sosial dapat diberikan
strategi pertemuan (SP) yang terdiri dari tiga SP dengan masing-masing strategi
apabila berinteraksi dan tidak berinteraksi dengan orang lain, mengajarkan cara
berbincang-bincang dengan orang lain sebagai salah satu kegiatan harian. Pada SP
untuk berkenalan dengan dua orang atau lebih dan menganjurkan pasien
3. Terapi kelompok
tidur.
2) Buang air besar (BAB) dan buang air kecil (BAK), yaitu semua bentuk
3) Waktu mandi, yaitu tingkah laku sewaktu akan mandi, dalam kegiatan
berganti pakaian.
5) Makan dan minum, yaitu tingkah laku yang dilakukan pada waktu, sedang
8) Pergi tidur, yaitu perbuatan yang mengiringi seorang pasien untuk pergi
tidur. Pada pasien gangguan jiwa tingkah laku pergi tidur ini perlu
tidurnya.
Adalah tingkah laku yang berhubungan dengan kebutuhan sosial pasien dalam
1) Kontak sosial terhadap teman, yaitu tingkah laku pasien untuk melakukan
bergaul dengan orang lain secara kelompok (lebih dari dua orang).
6) Sopan santun, yaitu tingkah laku yang berhubungan dengan tata krama
atau sopan santun terhadap kawannya dan petugas maupun orang lain.
sebagainya.
G. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Isolasi sosial
Definisi : Kesendirian yang dialami oleh individu dan dinggap timbul karena
Definisi : Keparahan dari tanda dan gejala (secara) emosional, sosial, atau
Aktivitas-aktivitas
lain.
reminiscence individu.
2. Harga diri rendah kronik (00119)
Definisi : Evaluasi diri atau perasaan negative tentang diri sendiri atau
Aktivitas-aktivitas
lain.
diri.
6. Intoleran aktivitas
STRATEGI PELAKSANAAN
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi klien
a) Data obyektif:
b) Data subyektif:
Tujuan khusus :
isolasi sosial
orang lain
“Selamat pagi ”
“Saya nurhakim yudhi wibowo, Saya senang dipanggil yudi, Saya mahasiswa UNDIP
yang akan merawat Ibu.”
“Apa keluhan ibu hari ini?” Bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang keluarga
dan teman-teman ibu ? Mau dimana kita bercakap-cakap? Bagaimana kalau di
ruang tamu? Mau berapa lama, bu? Bagaimana kalau 15 menit”
KERJA:
”Siapa saja yang tinggal serumah? Siapa yang paling dekat dengan ibu? Siapa yang
jarang bercakap-cakap dengan ibu? Apa yang membuat ibu jarang bercakap-cakap
dengannya?”
”Apa yang ibu rasakan selama ibu dirawat disini? O.. ibu merasa sendirian? Siapa
saja yang ibu kenal di ruangan ini”
“Apa saja kegiatan yang biasa ibu lakukan dengan teman yang ibu kenal?”
“Apa yang menghambat ibu dalam berteman atau bercakap-cakap dengan pasien
yang lain?”
”Menurut ibu apa saja keuntungannya kalau kita mempunyai teman ? Wah benar,
ada teman bercakap-cakap. Apa lagi ? (sampai pasien dapat menyebutkan beberapa)
Nah kalau kerugiannya tidak mampunyai teman apa ya ibu ? Ya, apa lagi ? (sampai
pasien
dapat menyebutkan beberapa) Jadi banyak juga ruginya tidak punya teman ya. Kalau
begitu inginkah ya ibu ? belajar bergaul dengan orang lain ?
« Bagus. Bagaimana kalau sekarang kita belajar berkenalan dengan orang lain”
“Begini lho ibu ?, untuk berkenalan dengan orang lain kita sebutkan dulu nama kita
dan nama panggilan yang kita suka asal kita dan hobi. Contoh: Nama Saya T,
senang dipanggil T. Asal saya dari Flores, hobi memancing”
“Ayo ibu dicoba! Misalnya saya belum kenal dengan ibu. Coba berkenalan dengan
saya!”
“Setelah ibu berkenalan dengan orang tersebut ibu bisa melanjutkan percakapan
tentang hal-hal yang menyenangkan ibu bicarakan. Misalnya tentang cuaca, tentang
hobi, tentang keluarga, pekerjaan dan sebagainya.”
TERMINASI:
”Selanjutnya ibu dapat mengingat-ingat apa yang kita pelajari tadi selama saya
tidak ada. Sehingga ibu lebih siap untuk berkenalan dengan orang lain. S mau
praktekkan ke pasien lain. Mau jam berapa mencobanya. Mari kita masukkan pada
jadwal kegiatan hariannya.”
”Besok pagi jam 10 saya akan datang kesini untuk mengajak ibu berkenalan dengan
teman saya, perawat N. Bagaimana, ibu mau kan?”
ORIENTASI :
« Sudah dingat-ingat lagi pelajaran kita tetang berkenalan »Coba sebutkan lagi
sambil bersalaman dengan perawat ! »
« Bagus sekali, ibu masih ingat. Nah seperti janji saya, saya akan mengajak ibu
mencoba berkenalan dengan teman saya perawat T. Tidak lama kok, sekitar 10
menit »
KERJA :
« Baiklah bu, ibu bisa berkenalan dengan perawat T seperti yang kita praktekkan
kemarin «
« Ada lagi yang ibu ingin tanyakan kepada perawat T . coba tanyakan tentang
keluarga perawat T »
« Kalau tidak ada lagi yang ingin dibicarakan,ibu bisa sudahi perkenalan ini.
Lalu ibu bisa buat janji bertemu lagi dengan perawat T, misalnya jam 1 siang
nanti »
« Baiklah perawat T, karena ibu sudah selesai berkenalan, saya dan ibu akan
kembali ke ruangan ibu. Selamat pagi »
”Pertahankan terus apa yang sudah ibulakukan tadi. Jangan lupa untuk
menanyakan topik lain supaya perkenalan berjalan lancar. Misalnya menanyakan
keluarga, hobi, dan sebagainya. Bagaimana, mau coba dengan perawat lain. Mari
kita masukkan pada jadwalnya. Mau berapa kali sehari? Bagaimana kalau 2 kali.
Baik nanti ibucoba sendiri. Besok kita latihan lagi ya, mau jam berapa? Jam 10?
Sampai besok.”
ORIENTASI:
(jika jawaban pasien: ya, saudara bisa lanjutkan komunikasi berikutnya orang lain
”Bagaimana kalau sekarang kita berkenalan lagi dengan orang lain, yaitu pasien O”
KERJA:
« Kalau tidak ada lagi yang ingin dibicarakan,ibu bisa sudahi perkenalan ini.
Lalu ibu bisa buat janji bertemu lagi, misalnya bertemu lagi jam 4 sore nanti »
« Baiklah O, karena ibu sudah selesai berkenalan, saya dan klien akan kembali ke
ruangan ibu. Selamat pagi »
TERMINASI:
”Baiklah, besok kita ketemu lagi untuk membicarakan pengalaman ibu. Pada jam
yang sama dan tempat yang sama ya. Sampai besok.”
DAFTAR PUSTAKA
Fitria, Nita. 2009. Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan
Jakarta
Kusumawati dan Hartono . 2010 . Buku Ajar Keperawatan Jiwa . Jakarta : Salemba
Medika
Yosep, I & Titin. 2016. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Bandung: Refika Aditama