Anda di halaman 1dari 133

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Gangguan jiwa adalah bentuk gangguan dan kekacauan fungsi mental atau

kesehatan mental yg disebabkan oleh kegagalan mereaksinya mekanisme adaptasi

dari fungsi-fungsi kejiwaan terhadap stimulus ekstern dan ketegangan-ketegangan

sehingga muncul gangguan fungsi atau gangguan struktur dari suatu bagian,

suatu organ, atau sistem kejiwaan mental (Erlinafsiah, 2010).

Gangguan jiwa merupakan suatu kondisi di mana keberlangsungan fungsi

mental menjadi tidak normal baik kapasitasnya maupun keakuratannya. Definisi lain

tentang apa itu gangguan jiwa adalah dengan membandingkan dengan definisi

kesehatan mental WHO " Mental health is a state of complete physical, mental and

social well-being, and not merely the absence of disease" (WHO, 2012)” Kurang lebih

terjemahan bebasnya adalah: “ Kesehatan mental adalah suatu keadaan lengkap

secara fisik, mental, dan kesejahteraan-sosial, dan tidak semata-mata ketiadaan

suatu penyakit”.

Kesehatan menurut World Health Organization (WHO) adalah suatu

keadaan sejahtera baik fisik, mental dan sosial, tidak hanya terbebas dari

penyakit atau kecacatan. Secara analogi kesehatan jiwa pun bukan hanya tidak adanya

gangguan jiwa, melainkan mengandung berbagai karakteristik positif yang

menggambarkan keselarasan dan kesinambungan kejiwaan yang mencerminkan

kedewasaan dari kepribadian yang bersangkutan.


Berdasarkan data dari Riskesdas 2007 menunjukan angka-angka nasional

gangguan gangguan jiwa nasional gangguan mental emosional (kecemasan,

depresi) pada penduduk pada usia kurang lebih 15 tahun adalah 11,6% atau sekitar 19

juta penduduk. Sedangkan dengan gangguan jiwa berat rata-rata sebesar 0,64%

sekitar 1 juta penduduk, sedikit sekali dari jumlah penderita yang datang ke

fasilitas pengobatan. Menurut perhitungan utilisasi layanan kesehatan jiwa ditingkat

primer, sekunder dan tersier kesenjangan pengobatan diperkirakan lebih 90%.

Data ini berati, hanya 10% yang membutuhkan layanan Kesehatan Jiwa

terlayani difasilitas kesehatan. Kerugian ekonomi akibat kesehatan jiwa ini sedikitnya

mencapai Rp. 20 T. Jumlah yang sangat besar di bandingkan dengan dana

jamkesmas Rp. 5,1 T dengan kerugian akibat Rp. 6,2 T.

Berdasarkan data pada 2002, sedikitnya ada 154 juta orang di seluruh dunia

yang mengalami depresi. Di Indonesia sendiri, remaja di bawah usia 15 tahun yang

mengalami depresi pada 2007 mencapai 16 persen atau sekitar 19 juta orang.

Memasuki 2010, angka itu dipastikan lebih tinggi lagi. Dalam hal ini peran fungsi

dan tanggung jawab perawat psikiatri dalam meningkatkan derajat kesehatan jiwa,

dalam kaitannya dengan menarik diri adalah meningkatkan percaya diri pasien dan

mengajarkan untuk berinteraksi dengan orang lain, misalnya berkenalan dan

bercakap-cakap dengan pasien lain, memberikan pengertian tentang kerugian

menyendiri dan keuntungan dari berinteraksi dengan orang lain sehingga diharapkan

mampu terjadi peningkatan interaksi sosial pasien.

Berdasarkan hal diatas, penulis tertarik untuk mengangkat masalah

masalah ini menjadi masalah keperawatan utama yaitu : kerusakan interaksi


sosial : menarik diri pada Tn. A dengan Isolasi Sosial di Ruang Kakak Tua Rumah

Sakit Jiwa Dr. Radjiman Wedioningrat Lawang.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian di atas, penulis merumuskan masalah keperawatan utama

yaitu “bagaimana penerapan asuhan keperawatan pada klien dengan masalah

isolasi sosial : menarik diri”.

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuannya adalah sebagai berikut :

1. Tujuan Umum

Untuk memberikan gambaran tentang penerapan asuhan keperawatan pada pasien

gangguan jiwa dengan masalah utama isolasi sosial dengan metode komunikasi

terapeutik.

2. Tujuan khusus

a) Mahasiswa dapat melakukan pengkajian, analisa data, merumuskan masalah

keperawatan, membuat pohon masalah pada klien gangguan jiwa dengan

isolasi sosial : menarik diri.

b) Menerapkan diagnosa keperawatan pada klien gangguan jiwa dengan isolasi

sosial : menarik diri.

c) Mahasiswa dapat menyusun perencanaan tindakan keperawatan untuk

memenuhi kebutuhan klien dan mengatasi masalah klien.


d) Mahasiswa dapat mengimplementasikan rencana tindakan keperawatan yang

nyata sesuai dengan diagnosa keperawatan yang ditegakkan.

e) Mahasiswa dapat membuat Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan pada

klien dan mengevaluasi perkembangan klien setiap hari.

1.4 Manfaat Penulisan

1. Bagi Rumah Sakit

Dapat mengembangkan proses asuhan keperawatan pada klien dengan masalah

isolasi sosial : menarik diri dan diharapkan menjadi informasi dalam saran

dan evaluasi untuk peningkatan mutu pelayanan yang lebih kepada pesien yang

akan datang.

2. Bagi Peneliti

a) Sebagai ilmu pengetahuan tentang masalah isolasi sosial : menarik diri dan

bagaimana untuk melakukan asuhan keperawatanya.

b) Sebagai tambahan pengalaman bagi penulis dalam penerapan ilmu yang

didapatkan selama pendidikan.

3. Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai sumber informasi dan bahan bacaan pada kepustakaan institusi dalam

meningkatkan mutu pendidikan yang akan datang di bidang keperawatan

khususnya di bidang departemen jiwa.


4. Bagi Klien dan keluarga

Sebagai bahan masukan bagi klien dalam mengatasi permasalahan yang

dihadapinya, dan juga dapat memberikan kepuasan bagi keluarga klien atas

asuhan keperawatan yang dilakukan.


BAB 2

TINJAUAN TEORI

2.1 Masalah Utama

Isolasi Sosial

2.2 Proses Terjadinya Masalah

1. Pengertian

Isolasi sosial adalah keadaan dimana seseorang individu mengalami penurunan

atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain disekitarnya.

Pasien mungkin merasa ditolak, tidak diterima, kesepian, dan tidak mampu membina

hubungan yang berarti dengan orang lain (Purba, dkk. 2008).

Isolasi sosial adalah gangguan dalam berhubungan yang merupakan

mekanisme individu terhadap sesuatu yang mengancam dirinya dengan cara

menghindari interaksi dengan orang lain dan lingkungan (Dalami, dkk. 2009).

Isolasi soaial adalah pengalaman kesendirian seorang individu yang diterima

sebagai perlakuan dari orang lain serta sebagai kondisi yang negatif atau

mengancam (Wilkinson, 2007).

Isolasi sosial adalah suatu keadaan kesepian yang dialami oleh seseorang

karena orang lain menyatakan sikap yang negatif dan mengancam ( Twondsend,

1998 ). Atau suatu keadaan dimana seseorang individu mengalami penurunan

bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain disekitarnya, pasien

mungkin merasa ditolak, tidak diterima, kesepian, dan tidak mampu membina

hubungan yang berarti dan tidak mampu membina hubungan yang berarti dengan

orang lain (Budi Anna Kelliat, 2006 ). Menarik diri merupakan percobaan untuk
menghindari interaksi dengan orang lain, menghindari hubungan dengan orang lain (

Pawlin, 1993 dikutip Budi Kelliat, 2001). Faktor perkembangan dan sosial budaya

merupakan faktor predisposisi terjadinya perilaku isolasi sosial. (Budi Anna Kelliat,

2006)

2. Faktor Predisposisi dan Faktor Presipitasi

a. Faktor Predisposisi

Beberapa faktor yang dapat menyebabkan isolasi sosial adalah:

1) Faktor Perkembangan

Setiap tahap tumbuh kembang memiliki tugas yang harus dilalui

individu dengan sukses, karena apabila tugas perkembangan ini tidak dapat

dipenuhi, akan menghambat masa perkembangan selanjutnya. Keluarga

adalah tempat pertama yang memberikan pengalaman bagi individu dalam

menjalin hubungan dengan orang lain. Kurangnya stimulasi, kasih sayang,

perhatian dan kehangatan dari ibu/pengasuh pada bayi bayi akan

memberikan rasa tidak aman yang dapat menghambat terbentuknya rasa

percaya diri. Rasa ketidakpercayaan tersebut dapat mengembangkan tingkah

laku curiga pada orang lain maupun lingkungan di kemudian hari.

Komunikasi yang hangat sangat penting dalam masa ini, agar anak tidak

mersaa diperlakukan sebagai objek.

Menurut Purba, dkk. (2008) tahap-tahap perkembangan individu dalam

berhubungan terdiri dari:

a) Masa Bayi
Bayi sepenuhnya tergantung pada orang lain untuk memenuhi

kebutuhan biologis maupun psikologisnya. Konsistensi hubungan antara

ibu dan anak, akan menghasilkan rasa aman dan rasa percaya yang

mendasar. Hal ini sangat penting karena akan mempengaruhi

hubungannya dengan lingkungan di kemudian hari. Bayi yang

mengalami hambatan dalam mengembangkan rasa percaya pada masa ini

akan mengalami kesulitan untuk berhubungan dengan orang lain pada

masa berikutnya.

b) Masa Kanak-kanak

Anak mulai mengembangkan dirinya sebagai individu yang mandiri,

mulai mengenal lingkungannya lebih luas, anak mulai membina

hubungan dengan teman-temannya. Konflik terjadi apabila tingkah

lakunya dibatasi atau terlalu dikontrol, hal ini dapat membuat anak

frustasi. Kasih sayang yang tulus, aturan yang konsisten dan adanya

komunikasi terbuka dalam keluarga dapat menstimulus anak tumbuh

menjadi individu yang interdependen, Orang tua harus dapat

memberikan pengarahan terhadap tingkah laku yang diadopsi dari

dirinya, maupun sistem nilai yang harus diterapkan pada anak, karena

pada saat ini anak mulai masuk sekolah dimana ia harus belajar cara

berhubungan, berkompetensi dan berkompromi dengan orang lain.

c) Masa Praremaja dan Remaja

Pada praremaja individu mengembangkan hubungan yang intim

dengan teman sejenis, yang mana hubungan ini akan mempengaruhi


individu untuk mengenal dan mempelajari perbedaan nilai-nilai yang ada

di masyarakat. Selanjutnya hubungan intim dengan teman sejenis akan

berkembang menjadi hubungan intim dengan lawan jenis. Pada masa ini

hubungan individu dengan kelompok maupun teman lebih berarti

daripada hubungannya dengan orang tua. Konflik akan terjadi apabila

remaja tidak dapat mempertahankan keseimbangan hubungan tersebut,

yang seringkali menimbulkan perasaan tertekan maupun tergantung pada

remaja.

d) Masa Dewasa Muda

Individu meningkatkan kemandiriannya serta mempertahankan

hubungan interdependen antara teman sebaya maupun orang tua.

Kematangan ditandai dengan kemampuan mengekspresikan perasaan

pada orang lain dan menerima perasaan orang lain serta peka terhadap

kebutuhan orang lain. Individu siap untuk membentuk suatu kehidupan

baru dengan menikah dan mempunyai pekerjaan. Karakteristik hubungan

interpersonal pada dewasa muda adalah saling memberi dan menerima

(mutuality).

e) Masa Dewasa Tengah

Individu mulai terpisah dengan anak-anaknya, ketergantungan

anak-anak terhadap dirinya menurun. Kesempatan ini dapat digunakan

individu untuk mengembangkan aktivitas baru yang dapat meningkatkan

pertumbuhan diri. Kebahagiaan akan dapat diperoleh dengan tetap


mempertahankan hubungan yang interdependen antara orang tua dengan

anak.

f) Masa Dewasa Akhir

Individu akan mengalami berbagai kehilangan baik kehilangan

keadaan fisik, kehilangan orang tua, pasangan hidup, teman, maupun

pekerjaan atau peran. Dengan adanya kehilangan tersebut ketergantungan

pada orang lain akan meningkat, namun kemandirian yang masih dimiliki

harus dapat dipertahankan.

2) Faktor Komunikasi Dalam Keluarga

Masalah komunikasi dalam keluarga dapat menjadi kontribusi untuk

mengembangkan gangguan tingkah laku.

a) Sikap bermusuhan/hostilitas

b) Sikap mengancam, merendahkan dan menjelek-jelekkan anak

c) Selalu mengkritik, menyalahkan, anak tidak diberi kesempatan untuk

mengungkapkan pendapatnya.

d) Kurang kehangatan, kurang memperhatikan ketertarikan pada

pembicaananak, hubungan yang kaku antara anggota keluarga, kurang

tegur sapa, komunikasi kurang terbuka, terutama dalam pemecahan

masalah tidak diselesaikan secara terbuka dengan musyawarah.

e) Ekspresi emosi yang tinggi


f) Double bind (dua pesan yang bertentangan disampaikan saat bersamaan

yang membuat bingung dan kecemasannya meningkat)

3) Faktor Sosial Budaya

Isolasi sosial atau mengasingkan diri dari lingkungan merupakan faktor

pendukung terjadinya gangguan berhubungan. Dapat juga disebabkan oleh

karena norma-norma yang salah yang dianut oleh satu keluarga.seperti

anggota tidak produktif diasingkan dari lingkungan sosial.

4) Faktor Biologis

Genetik merupakan salah satu faktor pendukung gangguan jiwa. Insiden

tertinggi skizofrenia ditemukan pada keluarga yang anggota keluarga yang

menderita skizofrenia. Berdasarkan hasil penelitian pada kembar monozigot

apabila salah diantaranya menderita skizofrenia adalah 58%, sedangkan bagi

kembar dizigot persentasenya 8%. Kelainan pada struktur otak seperti atropi,

pembesaran ventrikel, penurunan berat dan volume otak serta perubahan

struktur limbik, diduga dapat menyebabkan skizofrenia.

b. Faktor Presipitasi

Stresor presipitasi terjadinya isolasi sosial dapat ditimbulkan oleh faktor

internal maupun eksternal, meliputi:

1) Stressor Sosial Budaya

Stresor sosial budaya dapat memicu kesulitan dalam berhubungan, terjadinya

penurunan stabilitas keluarga seperti perceraian, berpisah dengan orang yang

dicintai, kehilangan pasangan pada usia tua, kesepian karena ditinggal jauh,
dirawat dirumah sakit atau dipenjara. Semua ini dapat menimbulkan isolasi

sosial.

2) Stressor Biokimia

a) Teori dopamine: Kelebihan dopamin pada mesokortikal dan mesolimbik

serta tractus saraf dapat merupakan indikasi terjadinya skizofrenia.

b) Menurunnya MAO (Mono Amino Oksidasi) didalam darah akan

meningkatkan dopamin dalam otak. Karena salah satu kegiatan MAO

adalah sebagai enzim yang menurunkan dopamin, maka menurunnya

MAO juga dapat merupakan indikasi terjadinya skizofrenia.

c) Faktor endokrin: Jumlah FSH dan LH yang rendah ditemukan pada

pasien skizofrenia. Demikian pula prolaktin mengalami penurunan

karena dihambat oleh dopamin. Hypertiroidisme, adanya peningkatan

maupun penurunan hormon adrenocortical seringkali dikaitkan dengan

tingkah laku psikotik.

d) Viral hipotesis: Beberapa jenis virus dapat menyebabkan gejala-gejala

psikotik diantaranya adalah virus HIV yang dapat merubah stuktur sel-sel

otak.

3) Stressor Biologik dan Lingkungan Sosial

Beberapa peneliti membuktikan bahwa kasus skizofrenia sering terjadi akibat

interaksi antara individu, lingkungan maupun biologis.

4) Stressor Psikologis

Kecemasan yang tinggi akan menyebabkan menurunnya kemampuan

individu untuk berhubungan dengan orang lain. Intesitas kecemasan yang


ekstrim dan memanjang disertai terbatasnya kemampuan individu untuk

mengatasi masalah akan menimbulkan berbagai masalah gangguan

berhubungan pada tipe psikotik.

Menurut teori psikoanalisa; perilaku skizofrenia disebabkan karena ego tidak

dapat menahan tekanan yang berasal dari id maupun realitas yang berasal

dari luar. Ego pada klien psikotik mempunyai kemampuan terbatas untuk

mengatasi stress. Hal ini berkaitan dengan adanya masalah serius antara

hubungan ibu dan anak pada fase simbiotik sehingga perkembangan

psikologis individu terhambat.

Menurut Purba, dkk. (2008) strategi koping digunakan pasien sebagai usaha

mengatasi kecemasan yang merupakan suatu kesepian nyata yang

mengancam dirinya. Strategi koping yang sering digunakan pada masing-

masing tingkah laku adalah sebagai berikut:

a) Tingkah laku curiga: proyeksi

b) Dependency: reaksi formasi

c) Menarik diri: regrasi, depresi, dan isolasi

d) Curiga, waham, halusinasi: proyeksi, denial

e) Manipulatif: regrasi, represi, isolasi

f) Skizoprenia: displacement, projeksi, intrijeksi, kondensasi, isolasi,

represi dan regrasi.

3. Tanda dan Gejala

Menurut Purba, dkk. (2008) tanda dan gejala isolasi sosial yang dapat ditemukan

dengan wawancara, adalah:


a. Pasien menceritakan perasaan kesepian atau ditolak oleh orang lain

b. Pasien merasa tidak aman berada dengan orang lain

c. Pasien mengatakan tidak ada hubungan yang berarti dengan orang lain

d. Pasien merasa bosan dan lambat menghabiskan waktu

e. Pasien tidak mampu berkonsentrasi dan membuat keputusan

f. Pasien merasa tidak berguna

g. Pasien tidak yakin dapat melangsungkan hidup

4. Rentang Respon

Respon Adaptif Respon Maladaptif

 Menyendiri
 Kesepian  Manipulasi
 Otonomi
 Menarik Diri  Implusif
 Kebersamaan
 Ketergantungan  Narsisme
 Saling
Ketergantungan

Gambar 2.2 Rentang respon Sosial (Stuart, 2006)

5. Penatalaksanaan
a. Terapi Psikofarmaka

1) Chlorpromazine

Mengatasi sindrom psikis yaitu berdaya berat dalam kemampuan menilai

realitas, kesadaran diri terganggu, daya ingat norma sosial dan tilik diri

terganggu, berdaya berat dalam fungsi-fungsi mental: faham, halusinasi.

Gangguan perasaan dan perilaku yang aneh atau tidak terkendali, berdaya
berat dalam fungsi kehidupan sehari-hari, tidak mampu bekerja, berhubungan

sosial dan melakukan kegiatan rutin. Mempunyai efek samping gangguan

otonomi (hypotensi) antikolinergik/parasimpatik, mulut kering, kesulitan

dalam miksi, hidung tersumbat, mata kabur, tekanan intra okuler meninggi,

gangguan irama jantung. Gangguan ekstra pyramidal (distonia akut, akathsia

sindrom parkinson). Gangguan endoktrin (amenorhe). Metabolic (Soundiee).

Hematologik, agranulosis. Biasanya untuk pemakaian jangka panjang.

Kontraindikasi terhadap penyakit hati, penyakit darah, epilepsy, kelainan

jantung (Andrey, 2010).

2) Haloperidol (HLP)

Berdaya berat dalam kemampuan menilai realita dalam fungsi mental serta

dalam fungsi kehidupan sehari-hari. Memiliki efek samping seperti gangguan

miksi dan parasimpatik, defeksi, hidung tersumbat mata kabur , tekanan infra

meninggi, gangguan irama jantung. Kontraindikasi terhadap penyakit hati,

penyakit darah, epilepsy, kelainan jantung (Andrey, 2010).

3) Trihexyphenidil (THP)

Segala jenis penyakit Parkinson, termasuk pasca ensepalitis dan idiopatik,

sindrom Parkinson akibat obat misalnya reserpina dan fenotiazine. Memiliki

efek samping diantaranya mulut kering, penglihatan kabur, pusing, mual,

muntah, bingung, agitasi, konstipasi, takikardia, dilatasi, ginjal, retensi urine.

Kontraindikasi terhadap hypersensitive Trihexyphenidil (THP), glaukoma

sudut sempit, psikosis berat psikoneurosis (Andrey, 2010).

b. Terapi Individu
Terapi individu pada pasien dengan masalah isolasi sosial dapat diberikan

strategi pertemuan (SP) yang terdiri dari tiga SP dengan masing-masing strategi

pertemuan yang berbeda-beda. Pada SP satu, perawat mengidentifikasi penyebab

isolasi social, berdiskusi dengan pasien mengenai keuntungan dan kerugian

apabila berinteraksi dan tidak berinteraksi dengan orang lain, mengajarkan cara

berkenalan, dan memasukkan kegiatan latihan berbiincang-bincang dengan

orang lain ke dalam kegiatan harian. Pada SP dua, perawat mengevaluasi jadwal

kegiatan harian pasien, memberi kesempatan pada pasien mempraktekkan cara

berkenalan dengan satu orang, dan membantu pasien memasukkan kegiatan

berbincang-bincang dengan orang lain sebagai salah satu kegiatan harian. Pada

SP tiga, perawat mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien, memberi

kesempatan untuk berkenalan dengan dua orang atau lebih dan menganjurkan

pasien memasukkan ke dalam jadwal kegiatan hariannya (Purba, dkk. 2008)

c. Terapi kelompok

Menurut (Purba, 2009), aktivitas pasien yang mengalami ketidakmampuan

bersosialisasi secara garis besar dapat dibedakan menjadi tiga yaitu:

1) Activity Daily Living (ADL)

Adalah tingkah laku yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan

sehari-hari yang meliputi:

a) Bangun tidur, yaitu semua tingkah laku/perbuatan pasien sewaktu bangun

tidur.

b) Buang air besar (BAB) dan buang air kecil (BAK), yaitu semua bentuk

tingkah laku/perbuatan yang berhubungan dengan BAB dan BAK.


c) Waktu mandi, yaitu tingkah laku sewaktu akan mandi, dalam kegiatan

mandi dan sesudah mandi.

d) Ganti pakaian, yaitu tingkah laku yang berhubungan dengan keperluan

berganti pakaian.

e) Makan dan minum, yaitu tingkah laku yang dilakukan pada waktu,

sedang dan setelah makan dan minum.

f) Menjaga kebersihan diri, yaitu perbuatan yang berhubungan dengan

kebutuhan kebersihan diri, baik yang berhubungan dengan kebersihan

pakaian, badan, rambut, kuku dan lain-lain.

g) Menjaga keselamatan diri, yaitu sejauhmana pasien mengerti dan dapat

menjaga keselamatan dirinya sendiri, seperti, tidak

menggunakan/menaruh benda tajam sembarangan, tidak merokok sambil

tiduran, memanjat ditempat yang berbahaya tanpa tujuan yang positif.

h) Pergi tidur, yaitu perbuatan yang mengiringi seorang pasien untuk pergi

tidur. Pada pasien gangguan jiwa tingkah laku pergi tidur ini perlu

diperhatikan karena sering merupakan gejala primer yang muncul

padagangguan jiwa. Dalam hal ini yang dinilai bukan gejala insomnia

(gangguan tidur) tetapi bagaimana pasien mau mengawali tidurnya.

2) Tingkah laku sosial

Adalah tingkah laku yang berhubungan dengan kebutuhan sosial pasien

dalam kehidupan bermasyarakat yang meliputi:


a) Kontak sosial terhadap teman, yaitu tingkah laku pasien untuk melakukan

hubungan sosial dengan sesama pasien, misalnya menegur kawannya,

berbicara dengan kawannya dan sebagainya.

b) Kontak sosial terhadap petugas, yaitu tingkah laku pasien untuk

melakukan hubungan sosial dengan petugas seperti tegur sapa, menjawab

pertanyaan waktu ditanya, bertanya jika ada kesulitan dan sebagainya.

c) Kontak mata waktu berbicara, yaitu sikap pasien sewaktu berbicara

dengan orang lain seperti memperhatikan dan saling menatap sebagai

tanda adanya kesungguhan dalam berkomunikasi.

d) Bergaul, yaitu tingkah laku yang berhubungan dengan kemampuan

bergaul dengan orang lain secara kelompok (lebih dari dua orang).

e) Mematuhi tata tertib, yaitu tingkah laku yang berhubungan dengan

ketertiban yang harus dipatuhi dalam perawatan rumah sakit.

f) Sopan santun, yaitu tingkah laku yang berhubungan dengan tata krama

atau sopan santun terhadap kawannya dan petugas maupun orang lain.

g) Menjaga kebersihan lingkungan, yaitu tingkah laku pasien yang bersifat

mengendalikan diri untuk tidak mengotori lingkungannya, seperti tidak

meludah sembarangan, tidak membuang puntung rokok sembarangan dan

sebagainya.
2.3 PATOPSIKOLOGI
Faktor Penyebab
 Kegagalan
 Tidak Percaya Diri
 Tidak percaya kepada orang
lain
 Ragu
 Faktor Genetik

Faktor Predisposisi
 Faktor Faktor Presipitasi
pengembangan  Faktor eksternal
 Faktor  Faktor Internal
sosiokultular
 Faktor biologis

Mekanisme Koping

Rentang Respon Sosial

Adaptif Maladaptif

 Menyendiri
 Manipulasi
 Otonomi  Kesepian
 Impulsif
 Kebersamaan  Tergantung
 Narsisisme
 Saling  Menarik Diri
 Curiga
(Stuart, 2007, Direja, 2011)

2.4 Pohon Masalah

Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi Efek

Isolasi Sosial Core Problem

Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah Causa

2.5 Masalah Keperawatan

1. Isolasi social

2. Gangguan Konsep diri : Harga Diri Rendah

3. Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi

2.6 Data Yang Perlu Di Kaji

Pengelompokan data pada pengkajian kesehatan jiwa berupa faktor presipitasi,

penilaian stressor , suberkoping yang dimiliki klien. Setiap melakukan

pengajian ,tulis tempat klien dirawat dan tanggal dirawat isi pengkajian meliputi:

1. Identitas klien
Meliputi nama klien , umur , jenis kelamin , status perkawinan, agama,

tangggal MRS , informan, tangggal pengkajian, No Rumah klien dan alamat

klien.

2. Keluhan utama

Keluhan biasanya berupa menyediri (menghindar dari orang lain)

komunikasi kurang atau tidak ada , berdiam diri dikamar ,menolak interaksi

dengan orang lain ,tidak melakukan kegiatan sehari – hari , dependen.

3. Faktor predisposisi

kehilangan , perpisahan , penolakan orang tua ,harapan orang tua yang

tidak realistis ,kegagalan / frustasi berulang , tekanan dari kelompok sebaya;

perubahan struktur sosial.

Terjadi trauma yang tiba tiba misalnya harus dioperasi , kecelakaan dicerai

suami , putus sekolah ,PHK, perasaan malu karena sesuatu yang terjadi ( korban

perkosaan , tituduh kkn, dipenjara tiba – tiba) perlakuan orang lain yang tidak

menghargai klien/ perasaan negatif terhadap diri sendiri yang berlangsung lama.

4. Aspek fisik/biologis

Hasil pengukuran tada vital (TD, Nadi, suhu, Pernapasan , TB, BB) dan

keluhafisik yang dialami oleh klien.

5. Aspek Psikososial

a. Genogram yang menggambarkan tiga generasi

b. Konsep diri

1) Citra tubuh
Menolak melihat dan menyentuh bagian tubuh yang berubah atau tidak

menerima perubahan tubuh yang telah terjadi atau yang akan terjadi.

Menolak penjelasan perubahan tubuh , persepsi negatip tentang tubuh .

Preokupasi dengan bagia tubuh yang hilang , mengungkapkan keputus

asaan, mengungkapkan ketakutan.

2) Identitas diri

Ketidak pastian memandang diri , sukar menetapkan keinginan dan tidak

mampu mengambil keputusan .

3) Peran

Berubah atau berhenti fungsi peran yang disebabkan penyakit, proses

menua , putus sekolah, PHK.

4) Ideal diri

Mengungkapkan keputus asaan karena penyakitnya: mengungkapkan

keinginan yang terlalu tinggi

5) Harga diri

Perasaan malu terhadap diri sendiri , rasa bersalah terhadap diri sendiri ,

gangguan hubungan sosial , merendahkan martabat , mencederai diri, dan

kurang percaya diri.

a) Klien mempunyai gangguan / hambatan dalam melakukan hubunga

social dengan orang lain terdekat dalam kehidupan, kelempok yang

diikuti dalam masyarakat.

b) Keyakinan klien terhadap Tuhan dan kegiatan untuk ibadah (spritual)

6) Status mental
Kontak mata klien kurang /tidak dapat mepertahankan kontak mata ,

kurang dapat memulai pembicaraan , klien suka menyendiri dan kurang

mampu berhubungan dengan orang lain , Adanya perasaan keputusasaan

dan kurang berharga dalam hidup.

7) Kebutuhan persiapan pulang

a) Klien mampu menyiapkan dan membersihkan alat makan

b) Klien mampu BAB dan BAK, menggunakan dan membersihkan WC,

membersikan dan merapikan pakaian.

c) Pada observasi mandi dan cara berpakaian klien terlihat rapi

d) Klien dapat melakukan istirahat dan tidur , dapat beraktivitas didalam

dan diluar rumah

e) Klien dapat menjalankan program pengobatan dengan benar.

8) Mekanisme koping

Klien apabila mendapat masalah takut atau tidak mau menceritakan nya

pada orang orang lain( lebih sering menggunakan koping menarik diri).

9) Aspek medik

Terapi yang diterima klien bisa berupa therapy farmakologi ECT,

Psikomotor, therapy okopasional, TAK , dan rehabilitas.

2.7 Rencana Tindakan Keperawatan

1. Isolasi sosial

TINDAKAN PSIKOTERAPEUTIK

a. Klien
 SP 1

- Bina hubungan saling percaya

- Identifikasi penyebab isolasi sosial

 SP 2

- Diskusikan bersama Klien keuntungan berinteraksi dengan orang lain dan

kerugian tidak berinteraksi dengan orang lain

- Ajarkan kepada Klien cara berkenalan dengan satu orang

- Anjurkan kepada Klien untuk memasukan kegiatan berkenalan dengan orang

lain dalam jadwal kegiatan harian dirumah

 SP 3

- Evaluasi pelaksanaan dari jadwal kegiatan harian Klien

- Beri kesempatan pada Klien mempraktekan cara berkenalan dengan dua orang

- Ajarkan Klien berbincang-bincang dengan dua orang tetang topik tertentu

- Anjurkan kepada Klien untuk memasukan kegiatan berbincang-bincang dengan

orang lain dalam jadwal kegiatan harian dirumah

 SP 4

- Evaluasi pelaksanaan dari jadwal kegiatan harian Klien

- Jelaskan tentang obat yang diberikan (Jenis, dosis, waktu, manfaat dan efek

samping obat)

- Anjurkan Klien memasukan kegiatan bersosialisasi dalam jadwal kegiatan

harian dirumah

- Anjurkan Klien untuk bersosialisasi dengan orang lain

b. Keluraga
- Diskusikan masalah yang dirasakan kelura dalam merawat Klien

- Jelaskan pengertian, tanda dan gejala isolasi sosial yang dialami Klien dan

proses terjadinya

- Jelaskan dan latih keluarga cara-cara merawat Klien

TINDAKAN PSIKOFARMAKA

- Beri obat-obatan sesuai program

- Pantau keefektifan dan efek sampig obat yang diminum

- Ukur vital sign secara periodik

TINDAKAN MANIPULASI LINGKUNGAN

- Libatkan dalam makan bersama

- Perlihatkan sikap menerima dengan cara melakukan kontak singkat tapi sering

- Berikan reinforcement positif setiap Klien berhasil melakukan suatu tindakan

- Orientasikan Klien pada waktu, tempat, dan orang sesuai kebutuhannya

2. Gangguan konsep diri: harga diri rendah berhubungan dengan tidak efektifnya

koping individu : koping defensif

TINDAKAN PSIKOTERAPEUTIK

1. Klien

- Bina hubungan saling percaya

- Identifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien (individu,

keluarga, dan masyarakat)

- Antu klien menilai kemampuan klien yang dapat digunakan

- Bantu klien memilih kegiatan dan melatih sesuai dengan kemampuan klien
- Melatih kemampuan kedua

- Anjurkan klien memasukan dalam jadwal kegiatan harian

2. Keluarga:

- Diskusikan masalah yang dirasakan keluargadalam merawat klien

- Jelaskan pengertian, tanda, dan gejala harga diri rendah yang dialami klien

beserta proses terjadinya

- Jelaskan cara-cara merawat klien harga diri rendah

- Latih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada klien harga diri

rendah dirumah

- Bantu keluarga membuat jadwal aktivitas di rumah termasuk minum obat

- Jelaskan follow up klien

TINDAKAN PSIKOFARMAKA

- Berikan obat-obatan sesuai program pengobatan klien

- Pantau keefektifan dan efek samping obat yang diminum

- Ukur VS secara periodic

TINDAKAN MANIPULASI LINGKUNGAN

- Bersikap menerima klien dan negativismenya

- Libatkan klien dalam setiap aktivitas dirumah dan di lingkungan

- Beri kesempatan pada klien untuk mengerjakan tugas dan tanggung jawabnya

sendiri misalnya merapikan tempat tidur, membersihkan alat makan, dan minum

obat

- Berikan umpan balik positif untuk tugas-tugas yang dilakukan secara mandiri
2.8 Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan Pada Pasien Isolasi Sosial
STRATEGI PELAKSAAN (SP) ISOLASI SOSIAL : MENARIK DIRI

A. PROSES KEPERAWATAN

1. Kondisi Klien

a.) Data obyektif:

Apatis, ekpresi sedih, afek tumpul, menyendiri, berdiam diri dikamar,

banyak diam, kontak mata kurang (menunduk), menolak berhubungan

dengan orang lain, perawatan diri kurang, posisi menekur.

b.) Data subyektif:

Sukar didapat jika klien menolak komunikasi, kadang hanya dijawab

dengan singkat, ya atau tidak.

2. Diagnosa Keperawatan :Isolasi sosial : menarik diri

3. Tujuan khusus :

a) Klien mampu membinahubungan saling percaya


b) Klien mampu mengungkapkan hal – hal yang melatarbelakangi terjadinya

isolasi sosial

c) Klien mampu mengungkapkan keuntungan berinteraksi

d) Klien mampu mengenal keuntungan berhubungan dan kerugian tidak

berhubungan dengan orang lain

e) Klien mampu berkenalan

4. Tindakan keperawatan.

a) Mendiskusikan faktor – faktor yang melatarbelakangi terjadinya isolasi

sosial

b) Mendiskusikan keuntungan berinteraksi

c) Mendiskusikan kerugian tidak berinteraksi dengan orang lain

d) Mendiskusikan cara berkenalan dengan satu orang secara bertahap

B. Strategi pelakasnaan

1. Fase Orentasi

“Selamat pagi “

“Saya VANNESSIA, Saya senang dipanggil CIA, Saya mahasiswa STIKES MAHARANI
MALANG yang akan merawat Ibu.”

“Siapa nama Ibu? Senang dipanggil siapa?”

“Apa keluhan ibu hari ini?” Bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang keluarga dan
teman-teman ibu ? Mau dimana kita bercakap-cakap? Bagaimana kalau di ruang
tamu? Mau berapa lama, bu? Bagaimana kalau 15 menit”

2. Fase Kerja

(Jika pasien baru)


”Siapa saja yang tinggal serumah? Siapa yang paling dekat dengan ibu? Siapa yang jarang
bercakap-cakap dengan ibu? Apa yang membuat ibu jarang bercakap-cakap
dengannya?”

(Jika pasien sudah lama dirawat)

”Apa yang ibu rasakan selama ibu dirawat disini? O.. ibu merasa sendirian? Siapa saja
yang ibu kenal di ruangan ini”

“Apa saja kegiatan yang biasa ibu lakukan dengan teman yang ibu kenal?”

“Apa yang menghambat ibu dalam berteman atau bercakap-cakap dengan pasien
yang lain?”

”Menurut ibu apa saja keuntungannya kalau kita mempunyai teman ? Wah benar, ada teman
bercakap-cakap. Apa lagi ? (sampai pasien dapat menyebutkan beberapa) Nah kalau
kerugiannya tidak mampunyai teman apa ya ibu ? Ya, apa lagi ? (sampai pasien
dapat menyebutkan beberapa) Jadi banyak juga ruginya tidak punya teman ya. Kalau
begitu inginkah ya ibu ? belajar bergaul dengan orang lain ?

« Bagus. Bagaimana kalau sekarang kita belajar berkenalan dengan orang lain”

“Begini lho ibu ?, untuk berkenalan dengan orang lain kita sebutkan dulu nama kita dan
nama panggilan yang kita suka asal kita dan hobi. Contoh: Nama Saya V, senang
dipanggil V. Asal saya dari Kalimantans, hobi makan”

“Selanjutnya ibu menanyakan nama orang yang diajak berkenalan. Contohnya begini: Nama
Bapak siapa? Senang dipanggil apa? Asalnya dari mana/ Hobinya apa?”

“Ayo ibu dicoba! Misalnya saya belum kenal dengan ibu. Coba berkenalan dengan saya!”

“Ya bagus sekali! Coba sekali lagi. Bagus sekali”

“Setelah ibu berkenalan dengan orang tersebut ibu bisa melanjutkan percakapan tentang
hal-hal yang menyenangkan ibu bicarakan. Misalnya tentang cuaca, tentang hobi,
tentang keluarga, pekerjaan dan sebagainya.”

3. Fase Terminasi
”Bagaimana perasaan ibu setelah kita latihan berkenalan?”

” ibu tadi sudah mempraktekkan cara berkenalan dengan baik sekali”

”Selanjutnya ibu dapat mengingat-ingat apa yang kita pelajari tadi selama saya tidak ada.
Sehingga ibu lebih siap untuk berkenalan dengan orang lain. S mau praktekkan ke
pasien lain. Mau jam berapa mencobanya. Mari kita masukkan pada jadwal kegiatan
hariannya.”

”Besok pagi jam 10 saya akan datang kesini untuk mengajak ibu berkenalan dengan teman
saya, perawat N. Bagaimana, ibu mau kan?”

”Baiklah, sampai jumpa.”

SP 1 Pasien: Membina hubungan saling percaya, membantu pasien mengenal

penyebab isolasi sosial, membantu pasien mengenal keuntungan berhubungan dan


kerugian tidak berhubungan dengan orang lain, dan mengajarkan pasien
berkenalan

FASE ORIENTASI (PERKENALAN):

“Selamat pagi ”

“Saya VANNESSIA, Saya senang dipanggil CIA, Saya mahasiswa STIKES MAHARANI
MALANG yang akan merawat Ibu.”

“Siapa nama Ibu? Senang dipanggil siapa?”

“Apa keluhan ibu hari ini?” Bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang keluarga dan
teman-teman ibu ? Mau dimana kita bercakap-cakap? Bagaimana kalau di ruang
tamu? Mau berapa lama, bu? Bagaimana kalau 15 menit”

FASE KERJA:

(Jika pasien baru)


”Siapa saja yang tinggal serumah? Siapa yang paling dekat dengan ibu? Siapa yang jarang
bercakap-cakap dengan ibu? Apa yang membuat ibu jarang bercakap-cakap
dengannya?”

(Jika pasien sudah lama dirawat)

”Apa yang ibu rasakan selama ibu dirawat disini? O.. ibu merasa sendirian? Siapa saja
yang ibu kenal di ruangan ini”

“Apa saja kegiatan yang biasa ibu lakukan dengan teman yang ibu kenal?”

“Apa yang menghambat ibu dalam berteman atau bercakap-cakap dengan pasien
yang lain?”

”Menurut ibu apa saja keuntungannya kalau kita mempunyai teman ? Wah benar, ada
teman bercakap-cakap. Apa lagi ? (sampai pasien dapat menyebutkan beberapa) Nah
kalau kerugiannya tidak mampunyai teman apa ya ibu ? Ya, apa lagi ? (sampai
pasien

dapat menyebutkan beberapa) Jadi banyak juga ruginya tidak punya teman ya. Kalau begitu
inginkah ya ibu ? belajar bergaul dengan orang lain ?

« Bagus. Bagaimana kalau sekarang kita belajar berkenalan dengan orang lain”

“Begini lho ibu ?, untuk berkenalan dengan orang lain kita sebutkan dulu nama kita dan
nama panggilan yang kita suka asal kita dan hobi. Contoh: Nama Saya V, senang
dipanggil V. Asal saya dari Kalimantan, hobi makan”

“Selanjutnya ibu menanyakan nama orang yang diajak berkenalan. Contohnya begini: Nama
Bapak siapa? Senang dipanggil apa? Asalnya dari mana/ Hobinya apa?”

“Ayo ibu dicoba! Misalnya saya belum kenal dengan ibu. Coba berkenalan dengan saya!”

“Ya bagus sekali! Coba sekali lagi. Bagus sekali”

“Setelah ibu berkenalan dengan orang tersebut ibu bisa melanjutkan percakapan tentang
hal-hal yang menyenangkan ibu bicarakan. Misalnya tentang cuaca, tentang hobi,
tentang keluarga, pekerjaan dan sebagainya.”
FASE TERMINASI:

”Bagaimana perasaan ibu setelah kita latihan berkenalan?”

” ibu tadi sudah mempraktekkan cara berkenalan dengan baik sekali”

”Selanjutnya ibu dapat mengingat-ingat apa yang kita pelajari tadi selama saya tidak ada.
Sehingga ibu lebih siap untuk berkenalan dengan orang lain. S mau praktekkan ke
pasien lain. Mau jam berapa mencobanya. Mari kita masukkan pada jadwal kegiatan
hariannya.”

”Besok pagi jam 10 saya akan datang kesini untuk mengajak ibu berkenalan dengan teman
saya, perawat N. Bagaimana, ibu mau kan?”

”Baiklah, sampai jumpa.”

SP 2 Pasien : Mengajarkan pasien berinteraksi secara bertahap (berkenalan dengan


orang pertama -seorang perawat-)

FASE ORIENTASI :

“Selamat pagi bu! ”

“Bagaimana perasaan ibu hari ini?

« Sudah dingat-ingat lagi pelajaran kita tetang berkenalan »Coba sebutkan lagi sambil
bersalaman dengan perawat ! »

« Bagus sekali, ibu masih ingat. Nah seperti janji saya, saya akan mengajak ibu mencoba
berkenalan dengan teman saya perawat V. Tidak lama kok, sekitar 10 menit »

« Ayo kita temui perawat V disana »

FASE KERJA :

( Bersama-sama klien saudara mendekati perawat N)

« Selamat pagi perawat N, ini ingin berkenalan dengan N »


« Baiklah bu, ibu bisa berkenalan dengan perawat V seperti yang kita praktekkan
kemarin «

(pasien mendemontrasikan cara berkenalan dengan perawat V : memberi salam,


menyebutkan nama, menanyakan nama perawat, dan seterusnya)

« Ada lagi yang ibu ingin tanyakan kepada perawat V . coba tanyakan tentang keluarga
perawat V »

« Kalau tidak ada lagi yang ingin dibicarakan, ibu bisa sudahi perkenalan ini. Lalu ibu bisa
buat janji bertemu lagi dengan perawat V, misalnya jam 1 siang nanti »

« Baiklah perawat V, karena ibu sudah selesai berkenalan, saya dan ibu akan kembali ke
ruangan ibu. Selamat pagi »

(Bersama-sama pasien saudara meninggalkan perawat V untuk melakukan terminasi


dengan klien di tempat lain)

FASE TERMINASI:

“Bagaimana perasaan ibu setelah berkenalan dengan perawat V”

” ibu tampak bagus sekali saat berkenalan tadi”

”Pertahankan terus apa yang sudah ibu lakukan tadi. Jangan lupa untuk menanyakan topik
lain supaya perkenalan berjalan lancar. Misalnya menanyakan keluarga, hobi, dan
sebagainya. Bagaimana, mau coba dengan perawat lain. Mari kita masukkan pada
jadwalnya. Mau berapa kali sehari? Bagaimana kalau 2 kali. Baik nanti ibu coba
sendiri. Besok kita latihan lagi ya, mau jam berapa? Jam 10? Sampai besok.”

SP 3 Pasien : Melatih Pasien Berinteraksi Secara Bertahap (berkenalan dengan orang


kedua-seorang pasien)

FASE ORIENTASI:

“Selamat pagi bu! Bagaimana perasaan hari ini?


”Apakah ibu bercakap-cakap dengan perawat V kemarin siang”

(jika jawaban pasien: ya, saudara bisa lanjutkan komunikasi berikutnya orang lain

”Bagaimana perasaan ibu setelah bercakap-cakap dengan perawat V kemarin siang”

”Bagus sekali ibu menjadi senang karena punya teman lagi”

”Kalau begitu ibu ingin punya banyak teman lagi?”

”Bagaimana kalau sekarang kita berkenalan lagi dengan orang lain, yaitu pasien O”

”seperti biasa kira-kira 10 menit”

”Mari kita temui dia di ruang makan”

FASE KERJA:

( Bersama-sama S saudara mendekati pasien )

« Selamat pagi , ini ada pasien saya yang ingin berkenalan. »

« Baiklah bu, ibu sekarang bisa berkenalan dengannya seperti yang telah ibu lakukan
sebelumnya. »

(pasien mendemontrasikan cara berkenalan: memberi salam, menyebutkan nama, nama


panggilan, asal dan hobi dan menanyakan hal yang sama). »

« Ada lagi yang ibu ingin tanyakan kepada O»

« Kalau tidak ada lagi yang ingin dibicarakan, ibu bisa sudahi perkenalan ini. Lalu ibu bisa
buat janji bertemu lagi, misalnya bertemu lagi jam 4 sore nanti »

(ibu membuat janji untuk bertemu kembali dengan O)

« Baiklah O, karena ibu sudah selesai berkenalan, saya dan klien akan kembali ke
ruangan ibu. Selamat pagi »

(Bersama-sama pasien saudara meninggalkan perawat O untuk melakukan terminasi dengan


S di tempat lain)

FASE TERMINASI:
“Bagaimana perasaan ibu setelah berkenalan dengan O”

”Dibandingkan kemarin pagi, V tampak lebih baik saat berkenalan dengan


O” ”pertahankan apa yang sudah ibulakukan tadi. Jangan lupa untuk bertemu
kembali dengan O jam 4 sore nanti”

”Selanjutnya, bagaimana jika kegiatan berkenalan dan bercakap-cakap dengan orang lain
kita tambahkan lagi di jadwal harian. Jadi satu hari ibu dapat berbincang-bincang
dengan orang lain sebanyak tiga kali, jam 10 pagi, jam 1 siang dan jam 8
malam, ibu bisa bertemu dengan V, dan tambah dengan pasien yang baru dikenal.
Selanjutnya ibubisa berkenalan dengan orang lain lagi secara
bertahap. Bagaimana ibu, setuju kan?”

”Baiklah, besok kita ketemu lagi untuk membicarakan pengalaman ibu. Pada jam yang sama
dan tempat yang sama ya. Sampai besok.”

C. Tindakan Keperawatan untuk Keluarga

Tujuan:

Setelah tindakan keperawatan keluarga mampu merawat pasien isolasi sosial

Tindakan:

 Melatih Keluarga Merawat Pasien Isolasi sosial

 Keluarga merupakan sistem pendukung utama bagi pasien untuk dapat

membantu pasien mengatasi masalah isolasi sosial ini, karena keluargalah yang

selalu bersama-sama dengan pasien sepanjang hari.

Tahapan melatih keluarga agar mampu merawat pasien isolasi sosial di rumah
meliputi:

1) Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien.


2) Menjelaskan tentang:

 Masalah isolasi sosial dan dampaknya pada pasien.

 Penyebab isolasi sosial.

 Cara-cara merawat pasien dengan isolasi sosial, antara lain:

 Membina hubungan saling percaya dengan pasien dengan cara bersikap peduli

dan tidak ingkar janji.

 Memberikan semangat dan dorongan kepada pasien untuk bisa melakukan

kegiatan bersama-sama dengan orang lain yaitu dengan tidak mencela kondisi

pasien dan memberikan pujian yang wajar.

 Tidak membiarkan pasien sendiri di rumah.

 Membuat rencana atau jadwal bercakap-cakap dengan pasien.

3) Memperagakan cara merawat pasien dengan isolasi sosial


4) Membantu keluarga mempraktekkan cara merawat yang telah dipelajari,
mendiskusikan yang dihadapi.
5) Menjelaskan perawatan lanjutan

SP 1 Keluarga : Memberikan penyuluhan kepada keluarga tentang masalah


isolasi sosial, penyebab isolasi sosial, dan cara merawat pasien dengan isolasi
sosial

Peragakan kepada pasangan saudara komunikasi dibawah ini

FASE ORIENTASI:

“Selamat pagi Pak”

”Perkenalkan saya perawat VANNESSIA, saya yang merawat, anak bapak”

”Nama Bapak siapa? Senang dipanggil apa?”


” Bagaimana perasaan Bapak hari ini? Bagaimana keadaan anak sekarang?”

“Bagaimana kalau kita berbincang-bincang tentang masalah anak Bapak dan cara
perawatannya”

”Kita diskusi di sini saja ya? Berapa lama Bapak punya waktu? Bagaimana kalau
setengah jam?”

FASE KERJA:

”kira-kira bapak tahu apa yang terjadi dengan anak bapak? Apa yang sudah dilakukan?”

“Masalah yang dialami oleh anak disebut isolasi sosial. Ini adalah salah satu gejala
penyakit yang juga dialami oleh pasien-pasien gangguan jiwa yang lain”.

” Tanda-tandanya antara lain tidak mau bergaul dengan orang lain, mengurung diri,
kalaupun berbicara hanya sebentar dengan wajah menunduk”

”Biasanya masalah ini muncul karena memiliki pengalaman yang mengecewakan saat
berhubungan dengan orang lain, seperti sering ditolak, tidak dihargai atau berpisah
dengan orang–orang terdekat”

“Apabila masalah isolasi sosial ini tidak diatasi maka seseorang bisa mengalami
halusinasi, yaitu mendengar suara atau melihat bayangan yang sebetulnya tidak
ada.”

“Untuk menghadapi keadaan yang demikian Bapak dan anggota keluarga lainnya harus
sabar menghadapi anak bapak. Dan untuk merawat anak bapak, keluarga perlu
melakukan beberapa hal. Pertama keluarga harus membina hubungan saling percaya
dengan anak bapak yang caranya adalah bersikap peduli dengan anak bapak dan
jangan ingkar janji. Kedua, keluarga perlu memberikan semangat dan dorongan
kepada anak bapak untuk bisa melakukan kegiatan bersama-sama dengan orang
lain. Berilah pujian yang wajar dan jangan mencela kondisi pasien.”

« Selanjutnya jangan biarkan S sendiri. Buat rencana atau jadwal bercakap-cakap


dengan anak bapak. Misalnya sholat bersama, makan bersama, rekreasi bersama,
melakukan kegiatan rumah tangga bersama.”
”Nah bagaimana kalau sekarang kita latihan untuk melakukan semua cara itu”

” Begini contoh komunikasinya, Pak: anak bapak, bapak lihat sekarang kamu sudah
bisa bercakap-cakap dengan orang lain.Perbincangannya juga lumayan lama. Bapak
senang sekali melihat perkembangan kamu, Nak. Coba kamu bincang-bincang dengan
saudara yang lain. Lalu bagaimana kalau mulai sekarang kamu sholat berjamaah.
Kalau di rumah sakit ini, kamu sholat di mana? Kalau nanti di rumah, kamu sholat
bersana-sama keluarga atau di mushola kampung. Bagiamana anak bapak, kamu mau
coba kan, nak ?”

”Nah coba sekarang Bapak peragakan cara komunikasi seperti yang saya contohkan”

”Bagus, Pak. Bapak telah memperagakan dengan baik sekali”

”Sampai sini ada yang ditanyakan Pak”

FASE TERMINASI:

“Baiklah waktunya sudah habis. Bagaimana perasaan Bapak setelah kita latihan tadi?”

“Coba Bapak ulangi lagi apa yang dimaksud dengan isolasi sosial dan tanda-tanda orang
yang mengalami isolasi sosial »

« Selanjutnya bisa Bapak sebutkan kembali cara-cara merawat anak bapak yang mengalami
masalah isolasi sosial »

« Bagus sekali Pak, Bapak bisa menyebutkan kembali cara-cara perawatan tersebut »

«Nanti kalau ketemu S coba Bp/Ibu lakukan. Dan tolong ceritakan kepada semua keluarga
agar mereka juga melakukan hal yang sama. »

« Bagaimana kalau kita betemu tiga hari lagi untuk latihan langsung kepada S ? »

« Kita ketemu disini saja ya Pak, pada jam yang sama »

SP 2 Keluarga : Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien


dengan masalah isolasi sosial langsung dihadapan pasien
FASE ORIENTASI :

“Selamat pagi Pak/Bu”

” Bagaimana perasaan Bpk/Ibu hari ini?”

”Bapak masih ingat latihan merawat anak Bapak seperti yang kita pelajari berberapa hari
yang lalu?”

“Mari praktekkan langsung ke klien! Berapa lama waktu Bapak/Ibu Baik kita akan coba 30
menit.”

”Sekarang mari kita temui anak bapak”

FASE KERJA :

”Selamat pagi mba. Bagaimana perasaan mba hari ini?”

”Bpk/Ibu mba datang besuk. Beri salam! Bagus. Tolong mba tunjukkan jadwal
kegiatannya!”

(kemudian saudara berbicara kepada keluarga sebagai berikut)

”Nah Pak, sekarang Bapak bisa mempraktekkan apa yang sudah kita latihkan beberapa hari
lalu”

(Saudara mengobservasi keluarga mempraktekkan cara merawat pasien seperti yang telah
dilatihkan pada pertemuan sebelumnya).

”Bagaimana perasaan mba setelah berbincang-bincang dengan Orang tua mba?”

”Baiklah, sekarang saya dan orang tua ke ruang perawat dulu”

(Saudara dan keluarga meninggalkan pasien untuk melakukan terminasi dengan keluarga)

FASE TERMINASI :

“ Bagaimana perasaan Bapak/Ibu setelah kita latihan tadi? Bapak/Ibu sudah bagus.”

« «Mulai sekarang Bapak sudah bisa melakukan cara merawat tadi kepada anak bapak »
« Tiga hari lagi kita akan bertemu untuk mendiskusikan pengalaman Bapak melakukan cara
merawat yang sudah kita pelajari. Waktu dan tempatnya sama seperti
sekarang Pak »

« Sampai jumpa »

SP 3 Keluarga : Menjelaskan perawatan lanjutan

FASE ORIENTASI:

“Selamat pagi Pak/Bu”

”Karena rencana anak bapak mau pulang, maka perlu kita bicarakan perawatan lanjutan di
rumah.”

”Bagaimana kalau kita membicarakan perawatan lanjutan tersebut disini saja”

”Berapa lama kita bisa bicara? Bagaimana kalau 30 menit?”

FASE KERJA:

”Bpk/Ibu, ini jadwal anak bapak yang sudah dibuat. Coba dilihat, mungkinkah dilanjutkan?
Di rumah Bpk/Ibu yang menggantikan perawat. Lanjutkan jadwal ini di rumah, baik
jadwal kegiatan maupun jadwal minum obatnya”

”Hal-hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah perilaku yang ditampilkan oleh anak
Bapak selama di rumah. Misalnya kalau anak bapak terus menerus tidak mau bergaul
dengan orang lain, menolak minum obat atau memperlihatkan perilaku
membahayakan orang lain. Jika hal ini terjadi segera lapor ke rumah sakit atau bawa
anak bapak ke rumah sakit”

FASE TERMINASI:

”Bagaimana Pak/Bu? Ada yang belum jelas? Ini jadwal kegiatan harian anak bapak. Jangan
lupa kontrol ke rumah sakit sebelum obat habis atau ada gejala yang tampak. Silakan
selesaikan administrasinya!”
BAB 3

ASUHAN KEPERAWATAN Tn. A DENGAN ISOLASI SOSIAL

3.1 Pengkajian Keperawatan Kesehatan Jiwa

Tanggal MRS : 25 Februari 2019

Tanggal Dirawat di Ruangan : 27 Februari 2019

Tanggal Pengkajian : 04 Maret 2019

Ruang Rawat : Kakak Tua


I. IDENTITAS KLIEN

Nama : Tn. A

Umur : 25 Tahun

Alamat : Kediri

Pendidikan : SMA

Agama : Islam

Status : Belum Kawin

Pekerjaan :-

JenisKel. : Laki-laki

No CM : 128xxx

II. ALASAN MASUK

a. Data Primer

Pasien Mengatakan “ aku dibawa kesini sama polisi mbak, ndak tau kenapa kok tiba-

tiba di bawa kesini”

b. Data Sekunder

Perawat ruang kakak tua mengatakan Tn.A pasien dibawa ke Rumah Sakit oleh

keluarganya (ibu) karena Tn.A sering teriak-teriak dan tertawa sendiri sejak 4 tahun

yang lalu. Keluarga mengatakan (Ibu dan Ayah) bahwa awal mula pasien seperti itu

karena kesurupan sejak ada rekan keluarganya dari luar negeri yang meninggal dunia.

Tn.A sempat ikut ke pemakaman, namun setelah pulang dari pemakaman Tn. A

Nampak berbeda. Menurut kepercayaan keluarga Tn.A dirasuki oleh roh keluarganya,

hingga keluarga membawa Tn.A berobat kepada tabib (kiyai) hingga 4 tahun, akhirnya
keluarga membawa ke RSJ karena sang tabib menyuruh membawa Tn.A harus

mendapat perawatan di RSJ. Akhirnya keluarga membawa Tn.A ke RSJ pada tanggal

25 Februari 2019.

c. Keluhan Utama Saat Pengkajian

Pasien mengatakan bingung dengan menatap perawat dengan tajam kenapa

dibawa ke RS, pasien juga mengingkari bahwa dirinya sedang sakit. “aku ini

sebenarnya kenapa mbak kok disini aku, aku mau pulang, polisi itu kenapa kok bawa

aku kesini, Apa ya, apa mbak kok lihat saya, kenapa kok ditulis-tulis itu apa mbak”

III. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG (FAKTOR PRESIPITASI)

Pasien datang pada tanggal 25 Februari 2019 di IPCU Camar, kemudian pasien

dipindah di ruang kakak tua pada tanggal 27 Februari 2019. Pasien dating diantar oleh

keluarganya (ibu) karena Tn. A sering teriak-teriak dan tertawa sendiri sejak 4 tahun yang

lalu. Ibu tidak tau kenapa anaknya bias seperti itu karena setelah menghadiri pemakaman

saudaranya Tn.A tiba-tiba kesurupan. Tn.A juga sempat ketahuan menyimpan Double ,

Tn.A mengalami sulit tidur dan jarang mandi. Tn.A dalah anak pertama dari 2 bersaudara.

Adik Tn.A adalah laki-laki.

IV. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU (FAKTOR PREDISPOSISI)

1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu ?

 Ya

 Tidak

JikaYa,Jelaskan kapan, tanda gejala/keluhan :


Tidak, pasien mengatakan tidak pernah ketika perawat menanyakan “ apakah tuan A

pernah masuk di Rumah Sakit yang sama seperti ini” Pasien mengatakan tidak ketika

perawat mengatakan : apakah tuan A dulu pernah dipasung oleh keluarga” pasien juga

mengatakan tidak ketika perawat menanyakan “ apakah Tn.A sering teriak-teriak dirumah

hingga dimarahi oleh orang rumah”

2. Faktor Penyebab/Pendukung :

a. Riwayat Trauma

Usia Pelaku Korban Saksi

1. Aniaya fisik - - - -

2. Aniaya seksual - - - -

3. Penolakan - - - -

4. Kekerasan dalam keluarga - - - -

5. Tindakan kriminal - - - -

Jelaskan:

Pasien mengatakan tidak ketika perawat menanyakan “Tn.A apakah tuan A pernah

dipukul atau dipasung oleh keluarga Tn.A”, pasien juga mengatakan tidak ketika perawat

menanyakan “ Tn.A apakah pernah ada orang lain atau sanak keluarga Tn.A yang

melakukan pelecehan seksual terhadap Tn.A”, pasien juga tetap mengatakan tidak ketika

perawat mengatakan “ Tn.A apakah selama ini ada yang tidak suka melihat Tn.A ketika

Tn.A mengajak berbicara”, pasien juga mengatakan tidak ketika perawat menanyakan “

apakah tuan A pernah disiksa oleh kedua orangtua Tn.A atau saudara Tn.A”, namun Tn.A

hanya menjawab “ saya pernah dicubit oleh ibu saya mbak gara-gara saya ndak mau

membuang sampah rumah”, Pasien juga berkata tidak ketika perawat menanyakan “ Tn.A
apakah tuan pernah melihat adegan pembunuhan atau sebagai saksi ketika ada

pembunuhan ? atau apakah Tn.A pernah melakukan itu terhadap orang lain?”

DiagnosaKeperawatan : -

b. Pernah melakukan upaya / percobaan / bunuh diri

Jelaskan:

Pasien mengatakan “ tidak pernah, ngapain saya harus bunuh diri saya kenapa kok

harus bunuh diri, ndak boleh bunuh diri itu mbak dosa, mbak tau dosa? Ayo ikut saya

pulang disana ada orang bunuh diri terus gentayangan, hayo takut gak, apa mbak apa “

pasien tampak berbicara sendiri dan selalu mengatakan “ apa mbak, apa mbak”

Diagnosa Keperawatan : Halusinasi Pendengaran

c. Pengalaman masalalu yang tidak menyenangkan (peristiwa kegagalan, kematian,

perpisahan )

Jika ada jelaskan : Halusinasi Pendengaran

Pasien mengatakan: “ saya dulu ditinggal sama pacar saya mbak (sambal tertawa). Kita

ini sekarang pacaran ya mbak, ahh ndak mau aku pacaransama cowok aku maunya sama

cewek. Kamu cowok apa cewek mbak ?” ketika perawat menanyakan “ Tn.A apakah duu

pernah memiliki masa lalu yang kurang menyenangkan?”

DiagnosaKeperawatan : Gangguan Proses Pikir

d. Pernah mengalami penyakit fisik (termasuk gangguan tumbuh kembang)

 Ya

 Tidak

Jika ya Jelaskan
Tidak, pasien mengatakan: “ tidak pernah baru kali ini saya mbak. Tiba-tiba diajak

sama polisi kesini, anterin aku pulang mbak,” ketika perawat menanyakan “ Tn.A apakah

dulu mas pernah masuk rumah Sakit Seperti sekarang ini”. Pasien mengatakan tidak

pernah “ Ketika perawat mengatakan “Tn.A apakah dulu pernah kejang-kejang ketika

Tn.A demam tinggi ?

Diagnosa Keperawatan : -

e. Riwayat Penggunaan NAPZA

Pasien mengatakan “ Tidak mbak obat apa itu, saya ndak suka obat mbak” ketika

perawat menanyakan kepada pasien “ Tn.A apakah dulu pernah mengonsumsi obat-

obatan seperti narkoba atau inuman sejenis alcohol” namun menurut hasil yang

didapatkan oleh perawat bahwa Tn.A pernah mengkonsumsi Double L.

Diagnosa Keperawatan : Gangguan Proses Pikir

3. Upaya yang telah dilakukan terkait kondisi di atas dan hasilnya :

Jelaskan :

Menurut hasil yang didapatkan oleh keluarga (ibu dan ayah) dulu pertama kali Tn.A

sakit dan keluarga sempat membawa ke kiyai, pasien berobat selama 4 tahun, namun

pasien tiba-tiba dibawa ke RSJ karena usulan dari sang kiyai, akhirnya pasien dibawa

pada tanggal 25 Februari 2019

Diagnosa Keperawatan : Kurangnya Pengetahuan terkait penyakit

4. Riwayat Penyakit Keluarga

Anggota keluarga yang gangguan jiwa ?

 Ada

 Tidak
Jika ada : Menurut hasil yang didapatkan oleh perawat bahwa anggota keluarganya tidak

ada yang mengalami gangguan jiwa, atau penyakit yang sama dan menurut keluarga (ibu

dan ayah) dari sanak keluarganya juga tidak ada yang memiliki penyakit gangguan jiwa

Hubungan keluarga :

Pasien mengatakan “tidak mbak” , ketika perawat menanyakan “ apakah keluarga

Tn.A ada yang pernah marah-marah atau teriak-teriak dan menyendiri atau sering

membanting- banting barang hingga emosi tidak terkontrol hingga tidak mau keluar

rumah ? “

Gejala :

Tidak Ada

Riwayat pengobatan :

Tidak Ada

Diagnosa Keperawatan : -

V. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL (Sebelum dan sesudah sakit)

1. Genogram:

Pihak Ayah Pihak Ibu


25

Keterangan :

: Laki-laki

: Perempuan

: Meninggal

25 : Umur

: Tinggal Serumah

: Sangat Dekat

: Klien

: Perkawinan

Jelaskan:

Pasien ber-usia 25 Tahun anak pertama dari dua bersaudara, pasien tinggal serumah

dengan kedua orang tua nya dan satu adik laki-lakinya, orang terdekat dengan Tn.A

adalah ibunya. Yang mengambil keputusan dirumah adalah ayahnya. Tn.A diasuh oleh

kedua orangtuanya, namun Tn.A berhubungan baik dengan neneknya.Sifat Bapak Tn.A

baik dan tegas sedangkan ibu Tn.A lembut dan penyanyang. Tn.A tidak memiliki

keluarga yang mempunyai riwayat dengan gangguan jiwa. Hubungan klien dengan

saudara dan kedua orangtuanya sangat baik dikarenakan pasien tinggal dengan orangtua
dan sejak pasien mengalami kejadian halusinasi, klien sering teriak-teriak dan ngomong

sendiri. Akhirnya sang keluarga membawa Tn.A ketabib (kiyai) untuk mendapat

pengobatan. Karena Orangtua cemas akhirnya sang ibu membawa Tn.A ke RSJ Dr.

Radjiman Widiodiningrat.

Diagnosa Keperawatan : Tidak efektif regiment terapeutik keluarga

2. Konsep Diri

a. Citra tubuh :

Tn.A mengatakan: “Tidak tahu” saat ditanya “ bagian mana/tubuh mana yang disukai

oleh Tn.A. Tn.A mengatakan ganteng ketika perawat mengatakan “Tn.A menurut Tn.A

penampilan Tn.A hari ini ganteng atau cantik”.

b. Identitas :

Pasien mengatakan “tidak tau” tentang identitas dirinya sendiri saat ditanya “ mas A,

apakah mas tau, mas A berjenis kelamin lai-laki atau perempuan”? klien merupakan anak

pertama dari 2 bersaudara. Saudara klien bernama D berjenis kelamin laki-laki.

c. Peran :

Pasien mengatakan :” saya kalo dirumah itu ya bantu ibu saya nyapu rumah, buang

sampah setiap hari, kalo gak marah ibu saya mbak”. Ketika perawat menanyakan “Tn.A

kira-kira kegiatan Tn.A dirumah apa saja ketika Tn.A tidak bias tidur.”

d. Ideal diri :

Pasien mengatakan : “ayo anterin aku, ikut aku, aku mau pulang kekediri”, ketika

perawat menanyakan “ apa keinginan Tuan A saat ini, apa cita-cita Tn.A nanti ?”
e. Harga diri :

Pasien mengatakan : “ngapain saya malu mbak kan saya pakek baju” ketika perawat

mengatakan “bagaimana perasaan Tn.A saat ini ? Apakah Tn.A malu dengan keadaan

Tn.A saat ini”

Diagnosa Keperawatan : Gangguan Proses pikir

3. Hubungan Sosial

a. Orang yang berarti/terdekat

Tn.A mengatakan orang yang berarti dan orang terdekatnya adalah ibunya saat di

rumah. Dan di RSJ pasien tidak punya orang terdekat hanya sebatas tau tanpa mengenal

nama nama masing-masing temanya diruangan.

b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat dan hubungan sosial

Saat berada diruang kakak tua Tn.A jangan terkadang. Tidak pernah berinteraksi

dengan orang lain. Tn.A hanya lebih suka menyendiri dan mondar-mandir didalam

kamar. Jangan terlibat/ bersosialisasi dengan orang lain.

c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain

Tn.A mengatakan tidak mengenal secara keseluruhan dengan teman-teman

sekamarnya ketika perawat menanyakan “Tn.A temannya udah berapa disini, kenal gak

sama teman sebelahnya”? pasien mengatakan “ tidak papa, malu” ketika perawat

mengatakan “ Tn.A kenapa kok tidak mau bersosialisasi dengan temannya yang lain?”

Diagnosa Keperawatan : Isolasi Sosial

4. Spiritual
a. Agama

Tn.A mengatakan beragama islam ketika perawat menanyakan “Tn.A kalo boleh tau

menganut agama apa?”, pasien juga mengatakan “ Tuhanku Allah SWT mbak” ketika

perawat mengatakan “ siapa Tuhanmu Tn.A, apakah Tn.A sudah tau?”

b. Pandangan terhadap gangguan jiwa

Tn.A mengatakan tidak pernah melakukan sholat. Karena malas ketika perawat

menanyakan “ hari ini apakah Tn.A sudah sholat”. Pasien menanyakan “ ya ndak apa”

ketika perawat menanyakan “ kenapa Tn.A tidak mau sholat?”

Diagnosa Keperawatan: Gangguan Pola Spiritual

VI. PEMERIKSAAAN FISIK

1. Keadaan umum

Keadaan umum Tn.A baik, Normocepholi, rambut acak-acakan, tidak ada bekas luka

pada kulit ekstremitas, kekuatan otot ekstremitas atas 5/5, kekuatan otot ekstremitas

bawah 5/5, cara berpakaian benar, tidak bau badan. Bau mulut (+)

2. Kesadaran (Kuantitas)

Composmentis E=4, V=5, M=6

3. Tanda vital:

TD : 140/70 mm/Hg

N : 122 x/menit

S : 36,6 CO

P : 20 x/menit
4. Ukur:

BB : 61 Kg

TB : 168 Cm

5. Keluhan fisik:

Jelaskan :

Pasien mengatakan : “ tidak ada mbak” ketika perawat menanyakan “ Tn.A apa

keluhan Tn.A saat ini, apakah Tn.A merasa pusing, sakit semua badannya atau habis jatuh

Tn.A ?

Diagnosa Keperawatan : -

VII. STATUS MENTAL

1. Penampilan (Penanpilan usia, cara perpakaian, kebersihan)

Jelaskan:

Pasien berpenampilan rapi, sesuai, tidak terbalik, memakai baju atasan dengan benar,

memakai celana dengan benar, dan selalu cuci tangan ketika merasa tangannya kotor,

mata tidak terdapat kotoran, hidung tidak terdapat kotoran, gigi depan karies dan ada yang

menghitam serta bau mulut.

Diagnosa Keperawatan: Resiko Defisit Perawatan Diri

2. Pembicaraan (Frekuensi, Volume, Jumlah, Karakter) :

Jelaskan:

Pasien mau menjawab tetapi terkadang tidak sesuai dengan pertanyaan, sering

menggumam sendiri, nada suara biasa volume pelan, pasien enggan menjawab ketikka

ditanya dan setiap pasien berbicara selalu menanyakan kembali dan lupa dengan apa yang
telah diucapkan, ngelantur apabila tidak diarahkan ke hal realistik.Karakter jelas dan tidak

gagap. Ketika berbicara pasien selalu menanyakan satu dua kata.

“nyapo toh” = Apa Sih

“nyapo-nyapo” = apa-apa

Diagnosa Keperawatan: kerusakan komunikasi verbal

3. Aktifitas motorik/Psikomotor

Kelambatan :

 Hipokinesia,hipoaktifitas

 Katalepsi

 Sub stupor katatonik

 Fleksibilitas serea

Jelaskan:

Pasien mengatakan adanya kelambatan pada saat beraktivitas maupun sedang makan,

bahkan ketika diberi pertanyaan pun pasien juga lamban ketika menjawab, bahkan

berjalan pun klien sangat lambat seperti sedang memiliki luka pada kedua kakinya. Pasien

tidak menunjukkan peningkatan pada saat beraktivitas, seperti orang tak bertenaga dan

malas melakukan kegiatan baik senam maupun kegiatan lain. Pasien berbicara dengan

volume pelan mengatakan kata-kata yang sama dan ulang-ulang. Pasien diruangan

tampak sering diam dan sering berjalan memutari ruangan, tidak mau berinteraksi dengan

teman yang lainnya saat di Tanya pasien mengatakan “nyapo yo” ketika perawat

mengatakan “ada apa Tn.A, Tn.A mau kemana?”

Peningkatan :

 Hiperkinesia,hiperaktifitas
 Stereotipi

 Gaduh Gelisah Katatonik

 Mannarism

 Katapleksi

 Tik

 Ekhopraxia

 Command automatism

 Grimace

 Otomatisma

 Negativisme

 Reaksikonversi

 Tremor

 Verbigerasi

 Berjalankaku/rigid

 Kompulsif :sebutkan …………

Jelaskan:

Diagnosa Keperawatan : isolasi sosial

4. Mood dan Afek

a. Mood

 Depresi  Khawatir

 Ketakutan  Anhedonia

 Euforia  Kesepian
 Lain lain

Jelaskan

Pasien nampak cemas ketika perawat menanyakan kabar pasien. Pasien merasa tidak

nyaman yang tidak jelas penyebabnya disertai komponen psikologis seperti gugup, Rasa

taka man ketika perawat mencoba mengajukan pertanyaan

b. Afek

 Sesuai  Tidak sesuai

 Tumpul/dangkal/datar  Labil

Jelaskan:

Afek pasien dangkal, datar tidak sesuai dengan mood pasien. Ketika perawat mengajak

bercanda dan menunjukkan hal-hal aneh pada pasien, ketika dikaji pendangan pasien

mudah beralih.

Diagnosa Keperawatan : kerusakan interaksi social, isolasi social, ansietas

5. Interaksi Selama Wawancara

 Bermusuhan  Kontak mata kurang

 Tidak kooperatif  Defensif

 Mudah tersinggung  Curiga

Jelaskan:

Pasien tampak tidak kooperatif ketika perawat mengajukan pertanyaan. Sering

ngomong dan selalu merasa curiga ketika perawat menggunakan media buku untuk

menulis bahan kajian

Diagnosa Keperawatan : curiga

6. Persepsi Sensorik
a. Halusinasi

 Pendengaran

 Penglihatan

 Perabaan

 Pengecapan

 Penciuman

b. Ilusi

 Ada

 Tidakada

Jelaskan:

Pasien tampak sering mengucapkan kalimat yang tidak sesuai dengan pertanyaan

perawat ketika perawat mengajukan pertanyaan. Pasien sering mengatakan “ nyapo toh”

meskipun sebenarnya tidak ada yang mengajak pasien berbicara.

Diagnosa Keperawatan : gangguan persepsi sensori : halusinasi

7. Proses Pikir

a. ArusPikir:

 Koheren  Inkoheren

 Sirkumtansial  Asosiai longgar

 tangensial  Flight of Idea

 Blocking  Perseverasi

 Logorhoe  Neologisme

 Clang Association  Main kata kata

 Afasia  Lain lain…


Jelaskan:

Asosiasi/longgar = pambicaraan/ hal-hal yang dikatakannya tidak ada hubungannya

antara satu kalimat dengan kalimat lainnya tanpa klien sadari. Kurangnya hubungan yang

logis antara pikiran dan ide sehingga tak jelas makna nya mengembang dan tidak

berfokus.

Pasien ketika berbicara kata-kata yang dikatakannya tidak ada hubungan antara satu

kalimat dengan kalimat lainnya. Pasien menjawab “nyapo toh, nyapo” ketika perawat

menanyakan “ bagaimana keadaan Tn.A hari ini, apakah Tn.A berbahagia?”

b. Isi Pikir

 Obsesif  Fobia,sebutkan…………..

 Ekstasi  Waham:

 Fantasi o Agama

 Alienasi o Somatik/hipokondria

 Pikiran bunuh diri o Kebesaran

 Preokupasi o Kejar / curiga

 Pikiran isolasisosial o Nihilistik

 Ide yang terkait o Dosa

 PikiranRendahdiri o Sisip pikir

 Pesimisme o Siar piker

 Pikiran magis o Kontrol pikir

 Pikiran curiga  Lain lain :

Jelaskan:
Pasien tampak tidak bias mengungkapkan perasannya, pasien hanya terdiam dan

menatap perawat ketika perawat menanyakan “Tn.A apa Tn.A rasakan hari ini, sepertinya

Tn.A ingin mengatakan sesuatu pada saya, mungkin Tn.A bias menceritakan kepada saya

tentang perasaan Tn.A saat ini ?”

c. Bentuk pikir :

 Realistik

 Non realistik

 Dereistik

 Otistik

Jelaskan:

Pasien mengatakan : “ kenapa saya ada disini, kenapa polisi membawa saya kesini,

akum au dihukum ya mbak”, ketika perawat menanyakan “Tuan A kenapa sering

melamun ? apa yang Tn. A pikirkan saat ini ?”

Diagnosa Keperawatan: gangguan proses pikir: arus, isi dan bentuk

8. Kesadaran

 Orientasi (waktu, tempat, orang)

Jelaskan:

waktu : pasien sadar bahwa saat pengkajian yaitu malam hari

tempat : pasien mengira dirinya sekarang ada di puskesmas

orang : pasien tidak dapat mengingat nama seseorang yang mengajaknya berbicara

 Meninggi

 Menurun:

 Kesadaran berubah
 Hipnosa

 Confusion

 Sedasi

 Stupor

Jelaskan:

Pasien Nampak kebingungan ketika perawat menanyakan “ Tn.A sudah berapa lama

ada disini?”. Pasien hanya diam seperti tidak menyadari samua yang terjadi di

lingkungannya. Pasien mengatakan “dipuskesmas” ketika perawat menanyakan “ Tn.A

tau sekarang Tn.A ada dimana?”

Diagnosa Keperawatan: Gangguan Proses pikir : bentuk

9. Memori

 Gangguan daya ingat jangka panjang ( > 1 bulan)

 Gangguan dayaingat jangka menengah ( 24 jam - ≤ 1 bulan)

 Gangguan daya ingat pendek (kurun waktu 10 detik sampai 15 menit)

Jelaskan:

1. Tidak ada, pasien ingat ketika dulu SMA ditinggalkan oleh pasangannya.

2. Ada, pasien tidak ingat kapan masuk RS dan pindah dari ruangan apa

3. Ada, pasien tidak ingat nama orang yang mengajak berbicara

Diagnosa Keperawatan: gangguan proses pikir : proses dan bentuk

10. Tingkat Konsentrasi dan Berhitung

a. Konsentrasi

 Mudah beralih

 Tidak mampu berkonsentrasi


Jelaskan:

Pasien tidak mampu berkonsentrasi dengan baik ketika diajak berbicara, pasien mudah

beralih pada hal lain. Pasien sering menanyakan kembali pertanyaan untuk diulang.

b. Berhitung

Jelaskan:

Pasien mampu berhitung sederhana dengan baik. Pasien mampu menyebutkan angka

1-20.

Diagnosa Keperawatan: gangguan proses pikir : arus

11. Kemampuan Penilaian

 Gangguan ringan

 Gangguan bermakna

Jelaskan :

Pasien tidak peduli jika ada orang yang mengajak berbicara, menurut dirinya tidak

peduli jika tidak punya teman karna orang lain sangat menganggu bagi dirinya.

Diagnosa Keperawatan: Isolasi Sosial

12. Daya Tilik Diri

 Mengingkari penyakit yang diderita

 Menyalah kan hal-hal diluar dirinya

Jelaskan:

Pasien mengatakan tidak sedang sakit, pasien mengatakan tidak gila dan menganggap

orang lain tidak mau mengerti dirinya, dan menganggap orang di sekelilingnya adalah

orang gila.

Diagnosa Keperawatan: Gangguan Proses pikir : Isi, arus


VIII. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG

1. Kemampuan klien memenuhi kebutuhan

 perawatan kesehatan,

 transportasi,

 tempat tinggal.

 Keuangan dan kebutuhan lainnya.

Jelaskan:

Pasien mengatakan dia ingin pulang dan bertemu adik laki-lakinya karena sejakkecil

diatidak bertemu dengan adik laki-lakinya.

2. Kegiatan Hidup Sehari hari

a. Perawatan diri

1) Mandi

Jelaskan :

Pasien mengatakan mampu mandi sendiri tanpa bantuan orang lain, pasien mandi 1-2

kali/hari menggunakan sabun dan tidak mau gosok gigi

2) Berpakaian, berhias dan berdandan

Jelaskan :

Pasien tampak berpakaian rapi, berdandan sesuai usia, pasien selalu memakai baju

sesuai dan tidak terbalik mengenakan celana sesuai dan tidak terbalik.

3) Makan

Jelaskan :
Pasien mampu makan sendiri tanpa bantuan, frekuensi makan pasien 3 kali/hari, jatah

porsi setiap makan tidak pernah habis, karena tidak nafsu makan, pasien mampu

membereskan alat-alat makan setelah digunakan.

4) Toileting (BAK, BAB)

Jelaskan :

Pasien mampu memenuhi kebutuhan BAB dan BAK sendiri kekamar mandi.

Diagnosa Keperawatan: Resiko perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan

b. Nutrisi

Berapa frekwensi makan dan frekwensi kudapan dalam sehari.

Frekuensi makan pasien 3 kali/hari tidak pernah habis, frekuensi minum kurang lebih

800 ml/hari mendapatkan kudapan 1-2 kali/hari.

Bagaimana nafsu makannya

Nafsu makan menurun, pasien tidak pernah menghabiskan porsi makannya. Hanya 5-8

sendok dan buah saja yang mau dia makan.

Bagaimana berat badannya.

Pasien mengatakan dirinya semakin kurus karena tidak suka dengan makanannya.

Diagnosa Keperawatan: Resiko perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan

c. Tidur

1) Istirahat dan tidur

Tidur siang, lama : _____12.30_______ s/d _____13.00________

Tidur malam, lama : ______21.00_______ s/d ______02.30_______


Aktifitas sebelum/sesudah tidur : pasien mengatakan tidak bias tidur

Jelaskan

Istirahat pasien belum cukup terpenuhi, sering terbangaun dimalam hari, pasien sering

mondar mandir ketika temannya sedang istirahat. Pasien sering mengeluh lelah karena

susah tidur.

2) Gangguan tidur

 Insomnia

 Hipersomnia

 Parasomnia

 Lain lain

Jelaskan

Pasien mengatakan badannya sangat lelah, energinya seperti terkuras habis, merasa

tidak semangat saat beraktivitas, pasien mengatakan selalu bingung setiap beraktivitas.

Diagnosa Keperawatan: gangguan pola tidur

3. Kemampuan lain lain

 Mengantisipasi kebutuhan hidup

Pasien mengatakan tidak tahu untuk mengantisipasi kebutuhan hidup ketika perawat

bertanya :”kalau ibu Tn.A pergi kerja jauh bagaimana dengan kelangsungan hidup Tn.A”

 Membuat keputusan berdasarkan keinginannya,

Pasien mengatakan mengambil keputusan berdasarkan kemampuannya tanpa berfikir

dan mendiskusikan dengan orang lain.

 Mengatur penggunaan obat dan melakukan pemeriksaan kesehatannya sendiri.


Pasien mengatakan :” ya perawat mbak yang ngasih” ketika perawat menanyakan “

apakah obat Tn.A sudah diminum secara teratur ?”

Diagnosa Keperawatan: Ansietas, resiko regiment terapeutik tidak efektif

4. Sistem Pendukung Ya Tidak

Keluarga

Terapis

Teman sejawat

Kelompok sosial

Jelaskan :

Pasien mengatakan selama diruang Kakak Tua ini hanya perawat yang selalu

mengajak dia mandi, makan, minum obat.

Diagnosa Keperawatan: Isolasi Sosial

IX. MEKANISME KOPING

Jelaskan :

Pasien mengatakan jika ada masalah tidak mau bercerita hanya di pendam sendiri dan

tidak segera menyelesaikan masalahnya. Pasien lebih memilih diam.

Diagnosa Keperawatan: isolasi sosial

X. MASALAH PSIKOSOSIALDAN LINGKUNGAN

 Masalah dengan dukungan kelompok, spesifiknya

Jelaskan :
Pasien mengatakan “ tidak tahu mbak” ketika perawat menanyakan “ Tn.A apakah

selama ini keluarga Tn.A menolak adanya Tn.A atau teman-teman Tn.A tidak mau

berteman dengan Tn.A?

 Masalah berhubungan dengan lingkungan, spesifiknya

Jelaskan :

Pasien mengatakan “ tidak mau saya tidak suka” ketika perawat mengatakan “ Tn.A

apakah Tn.A disini merasa bahagia dan memiliki banyak teman ?”

 Masalah dengan pendidikan, spesifiknya

Jelaskan :

Pasien mengatakan dulu sekolah SD dikediri sekolah SMP di pare dan sekolah SMA di

pare, pasien mengatakan punya pacar 3 ketika SMA.

 Masalah dengan pekerjaan, spesifiknya

Jelaskan :

Pasien mengatakan tidak bekerja, hanya membantu ibunya menyapu dan membuang

sampah rumah.

 Masalah dengan perumahan, spesifiknya

Jelaskan :

Pasien mengatakan :” saya tinggal sama ibu mbak adik saya laki-laki sudah kerja dia”

ketika perawat menanyakan “ Tn.A tinggal dirumah dengan siapa saja ?”

 Masalah dengan ekonomi, spesifiknya

Jelaskan :
Pasien mengatakan “ tidak tahu”, ketika perawat menanyakan “ Tn.A apakah pernah

mengalami masalah ekonomi sewaktu Tn.A ada dirumah”

 Masalah dengan pelayanan kesehatan, spesifiknya

Jelaskan :

Pasien mengatakan “ saya tidak sakit mbak, ndak pernah sakit saya”, ketika perawat

menanyakan “ ketika Tn.A sakit Tn.A biasanya periksa dimana?”

 Masalah lainnya, spesifiknya

Jelaskan :

Pasien mengatakan tidak pernah sakit, pasien hanya mengeluh tidak bias tidur dan

kelelahan setiap hari.

Diagnosa Keperawatan: Gangguan proses pikir : bentuk, isolasi social

XI. ASPEK PENGETAHUAN

Apakah klien mempunyai masalah yang berkaitan dengan pengetahuan

yang kurang tentang suatu hal?

Bagaimana pengetahuan klien/keluarga saat ini tentang penyakit / gangguan

jiwa, perawatan dan penatalaksanaanya faktor yang memperberat masalah

(presipitasi), obato batan atau lainnya. Apakah perlu diberikan tambahan

pengetahuan yang berkaitan dengan spesifiknya masalah tersebut.

 Penyakit/gangguan jiwa  Penatalaksanaan

 Sistem pendukung  Lain-lain, jelaskan

 Faktor presipitasi

Jelaskan :
Pasien menjawab “ tidak tahu dan diam” ketika perawat menanyakan “ Tn.A apakah

sudah tau apa itu gangguan jiwa”

Diagnosa Keperawatan: gangguan proses pikir : arus, kurang pengetahuan tentang

penyakit, ketidakefektifan penatalaksanaan regiment terapeutik

XII. ASPEK MEDIS

1. Diagnosis Medis : F.20 (Skizofrenia Paranoid)

2. Diagnosis Multi Axis

Axis I : F.20 (Skizofrenia Paranoid)

Axis II : -

Axis III : -

Axis IV :

Axis V : -

2. Terapi Medis

 Risperidone 2mg Dexa (1-0-1)

 Klobazam 10mg Dexa (0-0-1)

 Abilify Dismelt 15mg (0-0-1)

3.2 ANALISA DATA

NO DATA DIAGNOSA
KEPERAWATAN

1. DS : Klien mengatakan bingung dalam memulai Isolasi Sosial

pembicaraan, karena menurut klien tidak ada

bahan untuk pembicaraan.

DO : - Klien lebih banyak berdiam diri

- Klien sering menyendiri

- Klien tidak pernah memulai pembicaraan

maupun perkenalan

- Pasien bingung

2. DS : Klien mengatakan memilih menyendiri dan Koping Individu

berdiam diri tidak ingin berbicara dengan orang Tidak Efektif

lain.

DO : - klien tidak punya teman dekat

- Klien sering menyendiri

- Klien jarang berbicara dengan orang lain

- Klien terlalu diam

3. DS : Klien mengatakan kalau dia lebih suka Gangguan Konsep

menyendiri Diri : Harga Diri

DO : - klien selalu melamun Rendah

- Klien tidak suka memulai pembicaraan

- Kontak mata klien kurang focus

- Klien bingung

4. DS : Klien sering menggerutu sendiri ketika diam Halusinasi


DO : - klien sering menyendiri

- Klien terkadang berbicara sendiri

- Mulut komat kamit

- Klien bingung dan sering melamun

- Tatapan mata kosong

- Klien menyendiri

- Ekspresi wajah

5. DS : Klien mengatakan bingung bila memulai Kerusakan

pembicaraan dengan seseorang, klienmengatakan Komunikasi Verbal

malas berbicara karna menurut klien tidak penting

DO : - klien tidak pernah memulaipembicaraan

kepada lawan bicara

- Klien menjawab pertanyaan seperlunya saja

- Pembicaraan inkoheren ketika klien diajukan

pertanyaan

- Sering bilang “nyapo-nyapo” ketika ditanya

dan seketika hilang fokus

3.3 DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Isolasi Sosial

2. Halusinasi

3. Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah

4. Kerusakan Komunikasi Verbal

5. Koping Individu Tidak Efektif

3.4 POHON MASALAH

Resiko gangguan sensori persepsi : Halusinasi

ISOLASI SOSIAL Defisit Perawatan Diri

Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah

Mekanisme Koping Tidak Efektif

3.5 PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Isolasi Sosial

2. Gangguan Konsep Diri

3. Halusinasi

4. Koping Individu Tidak Efekti


3.6 RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
KLIEN DENGAN ISOLASI SOSIAL
Nama Klien : Tn.A DX Medis : F.20
No CM : 128xxx Ruangan : Kakak Tua

No Dx Perencanaan
Tgl
Dx Keperawatan Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi

4/3/19 1 Isolasi sosial TUM: Klien 1. Setelah … X interaksi klien 1.1.Bina hubungan saling percaya dengan:
dapat berinteraksi menunjukkan tanda-tanda
 Beri salam setiap berinteraksi.
dengan orang lain percaya kepada / terhadap
 Perkenalkan nama, nama panggilan
perawat: perawat dan tujuan perawat berkenalan
TUK:
o Wajah cerah, tersenyum  Tanyakan dan panggil nama kesukaan
1. Klien dapat klien
o Mau berkenalan
membina  Tunjukkan sikap jujur dan menepati
o Ada kontak mata
hubungan janji setiap kali berinteraksi
o Bersedia menceritakan
saling percaya  Tanyakan perasaan klien dan masalah
perasaan
yang dihadapi kllien
o Bersedia
 Buat kontrak interaksi yang jelas
mengungkapkan  Dengarkan dengan penuh perhatian
masalahnya ekspresi perasaan klien
o Bersedia
mengungkapkan
masalahnya
2. Klien mampu 2.Setelah … x interaksi klien 2.1 Tanyakan pada klien tentang:
menyebutkan dapat menyebutkan minimal
 Orang yang tinggal serumah / teman
penyebab satu penyebab menarik diri
sekamar klien
menarik diri dari:  Orang yang paling dekat dengan klien
o diri sendiri di rumah/ di ruang perawatan
o orang lain  Apa yang membuat klien dekat dengan
o lingkungan orang tersebut
 Orang yang tidak dekat dengan klien di
rumah/di ruang perawatan
 Apa yang membuat klien tidak dekat
dengan orang tersebut
 Upaya yang sudah dilakukan agar
dekat dengan orang lain
2.2 Diskusikan dengan klien penyebab
menarik diri atau tidak mau bergaul
dengan orang lain.
2.3 Beri pujian terhadap kemampuan klien
mengungkapkan perasaannya

3. Klien mampu 3. Setelah … X interaksi 3.1. Tanyakan pada klien tentang :


menyebutkan dengan klien dapat  Manfaat hubungan sosial.
keuntungan menyebutkan keuntungan  Kerugian menarik diri.
berhubungan berhubungan sosial, 3.2. Diskusikan bersama klien tentang
sosial dan misalnya manfaat berhubungan sosial dan kerugian
kerugian o banyak teman menarik diri.
o tidak kesepian 3.3. Beri pujian terhadap kemampuan
menarik diri.
o bisa diskusi klien mengungkapkan perasaannya.
o saling menolong,
dan kerugian menarik diri,
misalnya:
o sendiri
o kesepian
o tidak bisa diskusi
4. Klien dapat 4. Setelah … X interaksi klien 4.1 Observasi perilaku klien saat
melaksanakan dapat melaksanakan berhubungan sosial .
hubungan hubungan sosial secara 4.2 Beri motivasi dan bantu klien untuk
sosial secara bertahap dengan: berkenalan / berkomunikasi dengan :
bertahap
o Perawat  Perawat lain
o Perawat lain  Klien lain
o Klien lain  Kelompok
o Kelompok 4.3 Libatkan klien dalam Terapi Aktivitas
Kelompok Sosialisasi
4.4 Diskusikan jadwal harian yang dapat
dilakukan untuk meningkatkan
kemampuan klien bersosialisasi
4.5 Beri motivasi klien untuk melakukan
kegiatan sesuai dengan jadwal yang telah
dibuat.
4.6 Beri pujian terhadap kemampuan klien
memperluas pergaulannya melalui
aktivitas yang dilaksanakan.
5. Klien mampu 5. Setelah … X interaksi klien 3.1. Diskusikan dengan klien tentang
menjelaskan dapat menjelaskan perasaannya setelah berhubungan sosial
perasaannya perasaannya setelah dengan :
setelah berhubungan sosial dengan :  Orang lain
berhubungan  Kelompok
sosial. o Orang lain 3.2. Beri pujian terhadap kemampuan klien
o Kelompok mengungkapkan perasaannya.
6. Klien 6.1. Setelah .... X 6.1. Diskusikan pentingnya peran serta
mendapat pertemuan keluarga dapat keluarga sebagai pendukung untuk
dukungan menjelaskan tentang : mengatasi prilaku menarik diri.
keluarga o Pengertian menarik diri
o Tanda dan gejala 6.2. Diskusikan potensi keluarga untuk
dalam menarik diri membantu klien mengatasi perilaku
memperluas o Penyebab dan akibat menarik diri
hubungan menarik diri
sosial o Cara merawat klien 6.3. Jelaskan pada keluarga tentang :
menarik diri  Pengertian menarik diri
6.2. Setelah ... X pertemuan  Tanda dan gejala menarik diri
keluarga dapat  Penyebab dan akibat menarik diri
mempraktekkan cara  Cara merawat klien menarik diri
merawat klien menarik 6.4. Latih keluarga cara merawat klien
diri. menarik diri.
6.5. Tanyakan perasaan keluarga setelah
mencoba cara yang dilatihkan
6.6. Beri motivasi keluarga agar membantu
klien untuk bersosialisasi.
6.7. Beri pujian kepada keluarga atas
keterlibatannya merawat klien di rumah
sakit.
7. Klien dapat 7.1. Setelah ……x interaksi 7.1. Diskusikan dengan klien tentang
memanfaatkan klien menyebutkan; manfaat dan kerugian tidak minum obat,
obat dengan  Manfaat minum obat nama , warna, dosis, cara , efek terapi dan
baik.  Kerugian tidak minum efek samping penggunan obat
obat 7.2. Pantau klien saat penggunaan obat
 Nama,warna,dosis, efek 7.3. Beri pujian jika klien menggunakan
terapi dan efek samping obat dengan benar
obat 7.4. Diskusikan akibat berhenti minum
7.2. Setelah ……..x obat tanpa konsultasi dengan dokter
interaksi klien 7.5. Anjurkan klien untuk konsultasi
mendemontrasikan kepada dokter/perawat jika terjadi hal –
penggunaan obat dgn hal yang tidak di inginkan .
benar
7.3. Setelah ….x interaksi
klien menyebutkan akibat
berhenti minum obat tanpa
konsultasi dokter
3.7 STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

Hari Selasa, 5 Maret 2019

A. PROSES KEPERAWATAN

1. Kondisi Klien:

DS : -

DO : Klien terlihat kebingungan, menatap dengan tatapan tajam seperti linglung,

pasien sering mengatakan identitas dirinya.

2. Diagnosa keperawatan :

Isolasi sosial

3. Tujuan Khusus (TUK) SP-1

a. Membina hubungan saling percaya (BNSP) dengan klien

b. Klien dapat menyebutkan penyebab isolasi sosial

c. Klien mampu menyebutkan keuntungan dan kerugian hubungan dengan orang lain

d. Klien dapat melakukan hubungan sosial secara bertahap

e. Klien mampu menjelaskan perasaan setelah berhubungan dengan orang lain

f. Klien menapat dukungan keluarga dalam memperluas hubungan sosial

4. Tindakan Keperawatan

a. Membina hubungan saling percaya

b. Mengidentifikasi penyebab isolasi sosial pasien

c. Berdiskusi dengan pasien tentang kerugian berinteraksi dengan orang lain

d. Mengajarkan pasien memasukan kegiatan latihan berbincang – bincang dengan

orang lain dalam kegiatan harian


B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN

KEPERAWATAN

a. FASE ORIENTASI

1. Salam Terapeutik

“Selamat sore mas, perkenalkan nama saya tika saya mahasiswa keperawatan yang

praktik di ruangan ini selama 3 minggu. Nama mas siapa? Biasanya sering di

pangil dengan panggilan apa mas?”

2. Evaluasi / validasi

“bagaimana keadaan mas hari ini? Apa yang dirasakan mas saat ini? Bagaimana

kalau kita bercakap-cakap sebentar saja tentang identitas mas, keluarga mas, dan

teman-teman mas. Mau di mana? Berapa lama?”

3. Kontrak

Topik :BHSP dan perkenalan

Waktu :”bagaimana kalau kita berbincang sekitar 10 – 15 menit mas?”

Tempat :”bagaimana kalau kita berbincang – bincang di ruang tamu sini saja?”

b. FASE KERJA

“Mas sekarang di rawat di sini ya, saya akan merawat mas selama 3 minggu kedepan.

Mas rumahnya dimana? Apa yang mas rasakan sekarang? Saya mengerti dengan apa

yang mas rasakan sekarang, namun alangkah baiknya jika mas ada yang dirasakan bisa

di unngkapkan saja pada saya atau orang lain. Jika tidak mas mas pendam sendiri, dan

siapa tau nanti saya bisa membantu mas. Jadi mas suka di panggil dengan panggilan

apa? Oh dengan panggilan x ya. Bagaimana hubungan mas dengan keluarga dirumah?

Mas saudara berapa, dan mas anak keberapa? Mas x hobinya apa? Nah lalu apa
sebenarnya harapan atau cita – cita mas? Baik sebelumnya mas bekerja dimana? Mas x

masih ingat kenapa dibawah kesini dan siapa yang mengantar mas kesini? Kalau di

rumah anggota keluarga yang paling mas anggap penting siapa? Bagaimana sekarang

perasaan mas setelah berada disini? Mas punya teman yang biasanya diajak ngobrol

tidak? Kenapa tidak puunya teman mas? apa yang menyebapkan mas tidak mau

berinteraksi? Baiklah saya kira cukup untuk hari ini untuk berbincang-bincang ya mas,

besok apakah mas bersedia berbincang – bincang lagi dengan saya, kalau di sini lagi

apakah mas x mau? Baik besok pagi setelah senam kita berbincang – bincang lagi ya

mas “

c. FASE TERMINASI

1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan

 Evaluasi subyektif (Klien)

“Bagaimana perasaan mas setelah berbincang – bincang tadi mengenai perasaan

masalah yang mas miliki, keluarga dan teman – teman mas?”

 Evaluasi Obyektif (Perawat)

Pasien dapat menjawab pertanyaan walau perlu waktu lama dan berbelit – belit apa

bila tidak di arahkan meskipun perlu menunggu waktu lama untuk menjawab

pertanyaannya.

2. Rencana tindakan lanjut

“baiklah, sekian dulu pembicaraan kita, besok kita lanjuti lagi mas ya, untuk cerita

dan berbincang - bincang ya. Terima kasih sudah mau berbincang – bincang

dengan saya”
3. Kontrak yang akan datang

Topik : “besok kita mengobrol lagi ya mas tentang kenapa mas tidak mau

berteman seperti yang mas ceritakan tadi”

Waktu : ”untuk besok kita akan bertemu lagi ya mas setelah senam”

Tempat : “mas kita besok ngobrolnya tetap diruangan dulu ya? Bagaimana

apakah mas berseddia? Nah sekarang mas boleh istirahat dulu sudah

larut malam mas”.


IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Nama : Tuan A Ruangan: Kakak Tua No RM : 128xxx

No Tanggal IMPLEMENTASI EVALUASI


D & jam KEPERAWATAN
X
1 SELASA 1. Membina hubungan saling S:
05-03- percaya a. Pasien menjawab salam
2019 2. Menginstruksikan pasian perawat
untuk saling menatap saat b. Pasien mengatakan jika
berbicara tidak mau berkenalan
3. Membantu klient mengenali c. Pasien mengatakan jika
keuntungan dan kerugian malas bergabung dengan
jika berhubungan dengan teman – temannya
orang lain. O:
4. Mengerjalkan klien untuk a. Klien berbicara dengan
berkenalan dengan suara kecil
temannya. b. Tidak ada kontak mata
5. Memasukan jadwal pasien c. Klien tidak mau memulai
dalam kegiartan harian pembicaraan
d. Sering menunduk atau
pandangan kemana –
mana
e. Kurang fokus terhadap
pembicaraan
A:
a. Klien belum mampu
memperkenalkan diri dan
berkenalan dengan
temannya
P:
a. Pasien
 Belajar berkenalan
dengan orang
b. Perawat
 Mengajarkan ulang
cara berkenalan
 Ulangi SP 1
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

Hari Rabu, 6 Maret 2019

A. PROSES KEPERAWATAN

1. Kondisi Klien:

DS : -

DO : - pasien mondar – mandir

- pandangan kosong, kontak mata kurang

- ekspresi bingung

2. Diagnosa keperawatan

Isolasi sosial

3. Tujuan Khusus (TUK) SP-1

a. Ekspresi wajah bersahabat

b. Menunjukan rasa senang

c. Pasien bisa menyebutkan namanya

d. Pasien bersedia mengutarakan masalah yang di hadapinya

e. Pasien tampak rileks

f. Pasien mau berteman dengan teman sekamarnya

4. Tindakan Keperawatan

a. Sapa pasien dengan ramah, baik, verbal maupun non verbal

b. Perkenalkan diri dengan sopan dan menggunakan bahasa yang dapat di mengerti

pasien

c. Tanyakan nama lengkap dan panggilan pasien yang disukai

d. Jelaskan tujuan pertemuan


e. Jujur dan menepati janji

f. Tunjukan sikap empati dan menerima pasien apa adanya

g. Beri perhatian pada pasien dan memperhatikan kebutuhan dasar pasien

h. Berdiskusi dengan pasien tentang kerugian tidak berinteraksi dengan orang lain

i. Mengajarkan pasien cara berkenalan dengan satu orang

j. Menganjurkan pasien memasukan kegiatan latihan berbincang – bincang dengan

orang lain dalam kegiatan harian.

B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN

KEPERAWATAN

a. FASE ORIENTASI

1. Salam Terapeutik

“selamat pagi mas, boleh kenalan dengan mas? Nama saya tika, saya boleh tau

nama mas siapa? Biasa di panggil siapa?”

2. Evaluasi / validasi

“bagaimana perasaan mas hari ini? Bagaimana tidurnya tadi malam? Ada keluhan

tidak?”

3. Kontrak

Topik :”apakah mas tidak keberatan untuk ngobrol dengan saya? Menurut mas

sebaiknya ngobrol apa ya? Bagaimana kalau kita ngobrol tentang

kenapa mas tidak mau berteman dan mengobrol dengan teman sekitar?”

Waktu :”berapa lama kira –kira kita bisa ngobrol? Mas maunya berpa menit?”
Tempat :”dimana kita akan berbincang – bincang? Bagaimana kalau di depan

ruangan?.”

b. FASE KERJA

“mas kenapa kok sendirian di sini? Kenama tidak bergabung dengan teman –

temannya yang lain?”, “coba ceritakan kenapa mas sering menyendiri di sini? Apakah

mas inggin bercerita dengan saya?”, “atau adakah masalah yang mas terima pada

waktu dirumah? Coba ceritakan.”menurut mas apa saja keuntungan kalau tidak

mempunyai teman?”. “ nah kalau kerugian tidak mempunyai teman bagaimana mas?”.

“bagaimana kalau sekarang kita belajar berkenalan dengan orang lain.?” “jadi begini,

cara untuk berkenalan dengan orang lain, kita sebutkan dulu nama kita dan nama

panggilan kita, selanjutnya mas menanyakan nama orang yang diajak berkenalan,

setelah mas berkenalan dengan orang tersebut mas bisa melanjutkan bercakap tentang

hal hal lain yang ingin dibicarakan misalnya tentang keluarga?”

c. FASE TERMINASI

1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan

 Evaluasi subyektif (Klien)

“Bagaimana perasaan mas saat bercakap – cakap?”

 Evaluasi Obyektif (Perawat)

“ayo coba ulangi cara berkenalan yang sudah saya ajarkan tadi”

“karena mas sudah mencoba berkenalan, coba mas berkenalan dengan satu

teman dan coba praktekan besok ya mas?”


2. Rencana tindakan lanjut

“selanjutnya mas dapat mengingat apa yang kita pelajari tadi selama saya tidak ada

dan coba praktikan besok.”

3. Kontrak yang akan datang

Topik : “besok saya akan mengajarkan mas untuk berkenalan dengan teman

saya perawat c”

Waktu : “besok pagi jam 10 pagi mau ?”

Tempat : “tempatnya di ruangan tengah ya”


IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Nama : Tuan A Ruangan: Kakak Tua No RM : 128xxx

No Tanggal IMPLEMENTASI EVALUASI


D & jam KEPERAWATAN
X
1 RABU 1. Mengevaluasi mengajarkan S:
06-03- pasien membina hubungan a. Pasien sudah bisa
2019 saling percaya berkenalan dengan
2. Mengevaluasi menanyakan temannya
pada pasien untuk O:
menyebutkan masalah yang a. Kontak mata (+)
pernah dialami pasien b. Volume berbicara pelan
3. Menanyakan dan c. Pandangan mata masih
mendiskusikan kekurangan tidak fokus
dan kerugian berhubungan A:
sosial a. Pasien sudah mampu
4. Mengajarkan pasien cara memperkenalkan dirinya
berkenal dengan orang lain ke temannya
P:
a. Pasien
 Tetap
mempertahankan
mampu berinteraksi
sosial
b. Perawat
 Mempertahankan dan
mengevaluasi SP 1 dan
lanjut pada SP 2
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

Hari kamis, 07 Maret 2019

A. PROSES KEPERAWATAN

1. Kondisi Klien:

DS : -

DO : - pasien mondar mandir

- pasien bingung

- pandangan kosong

- kontak mata kurang

- pasien sudah mau bergabung dengan temannya

2. Diagnosa keperawatan.

Isolasi sosial

3. Tujuan Khusus (TUK) SP-2

a. Pasien dapat melaksanakan hubungan sosial secara bertahap ( berkenalan dengan

orang pertama seorang perawat)

4. Tindakan Keperawatan

a. Memberi salam setiap berinteraksi

b. Bantu klien untuk berkenalan dengan perawat lain

c. Observasi perilaku – perilaku pasien saat berhubungan sosial

d. Diskusikan jadwal harian yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan

pasien bersosialisasi
e. Beri pujian terhadap kemampuan pasien memperluas pergumulannya melalu

aktivitas yang di laksanakan.

B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN

KEPERAWATAN

a. FASE ORIENTASI

1. Salam Terapeutik

“ Selamat pagi mas, bagaimana kabarnya? Masih ingat dengan saya kan? “

2. Evaluasi / validasi

“ suydah di ingat – ingat lagi pelajaran kita tentang berkenalan?” coba sebutkan

lagi?” “bagus sekali mas: mas masih ingat ya.

3. Kontrak

Topik :nah seperti janji saya keman saya akan ajari mas mencoba berkenalan

Waktu :dengan teman saya perawat “c” tidak lama kok sekitar 5 – 20 menit

Tempat :mari kita temui perawat “c” disana mas?.

b. FASE KERJA

“selamat pagi perawat c, ini ada mas a ingin berkenalan dengan perawat N ?” baiklah

mas, sekarang mas bisa berkenalan dengan perawat c seperti yang kita praktikan

kemarin”.(pasien mendemostrasikan cara berkenalan dengan perawat “c” memberi

salam, berjabat tangan dan menyebutkan nama, menanyakan nama perawat)

“ada lagi yang ingin di tanyakan kepada perawaqt “c” ? coba tanyakan tentang

keluarga perawat”c”? kalau tidak ada lagi yang inggin dibicarakan, mas bisa sudahi
perkenalan ini, lalu mas bisa buat janji berteny lagi dengan perawat C, misalnya besok

pagi setelah senam?”

(bersama – sama pasien dan perawat meninggalkan perawat c untuk melakukan

terminasi dengan pasien di tempat lain)

c. FASE TERMINASI

1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan

 Evaluasi subyektif (Klien)

“Bagaimana pasien mas setelah berkenalan dengan perawat c?”

 Evaluasi Obyektif (Perawat)

“Mas masih terlihat ragu – ragu saat berkenalan tadi?”

“lebih percaya diri lagi apa yang sudah mas lakukan tadi”

2. Rencana tindakan lanjut

“Jangan lupa untuk menanyakan topik lain supaya perkenalan lancar, misalnya

menanyakan hobi keluarga dan sebagainya”

“Bagaimana mau mencoba dengan perawat yang lain? Mari kita masukan pada

jadwalnya”

3. Kontrak yang akan datang

Topik : “mau berapa kali sehari? Bagaimana kalau 2 kali? Baik nanti mas,

coba sendiri”

Waktu : “besok kita latihan lagi ya di tempat yang sama, mau jam berapa? Jam

10? Baiklah sampe jumpa besok jam 10”

Tempat : “di teras depan ya mas, selamat pagi”


IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Nama : Tuan A Ruangan : Kakak Tua No RM : 128xxx

No Tanggal IMPLEMENTASI EVALUASI


D & jam KEPERAWATAN
X
1 KAMIS 1. Memberikan salam setiap S:
07-03- kali berinteraksi a. Pasien dapat menjawab
2019 2. Membantu klien untuk salam setiap kali
berkenalan dengan perawat berinteraksi
lain b. Pasien mengatakan senang
3. Mengobservasi perilaku bisa berteman dengan
pasien saat berhubungan perawat c
sosial O:
4. Mendiskusikan jadwal a. Kontak mata mulai
harian yang dapat di terjalin, meskipun harus di
lakukan untuk ingiatkan
meningkatkan kemampuan b. Sudah mulai tampak
pasien bersosialisasi ngobrol dengan teman
5. Memberi pujian terhadap sekamarnya
kemampuan pasien c. Merasa senang setelah
memperluas pergaulannya berkenalan dengan
melalui aktifitas yang perawat tapi masi malu
dilaksanakan A:
a. Tuk yang berlandaskan
dengan pasien dapat
melaksanakn hubungan
sosial bertahap
P:
Ulangi sp 2
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

Hari Jumat, 08 maret 2019

A. PROSES KEPERAWATAN

1. Kondisi Klien:

DS : -

DS : - pasien masih sering modar – mandir

- pasien mulai ngobrol dengan teman sekamar

- pasien mulai mau berdampingan dengan orang lain

2. Diagnosa keperawatan.

Isolasi sosial

3. Tujuan Khusus (TUK) SP-2

a. Pasien dapat melaksanakan hubungan sosial secara bertahap (berkenalan dengan

orang kedua seorang perawat)

4. Tindakan Keperawatan

a. Mengobservasi perilaku pasien saat berhubungan sosial

b. Memberi motivasi dan bantu pasien untuk berkenalan dengan perawat lain

c. Mendiskusikan jadwal hari yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan

pasien bersosialisasi

d. Memberi pujian terhadap kemampuan pasien memperluas pergaulannya melalu

aktivitas yang dirasakan.


B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN

KEPERAWATAN

a. FASE ORIENTASI

1. Salam Terapeutik

“selamat pagi mas, bagaimana kabarnya hari ini?”

“masih ingat dengan saya kan?”

2. Evaluasi / validasi

“saya lihat mas sudah mau diajak ngobrol dengan teman sekamarnya ya?”

3. Kontrak

Topik :”nah seperti jadwal yang sudah diatur kemarin, hari ini saya akan

mengajak bapa mencoba berkenalan dengan teman saya perawat yang

lain”

Waktu :”bapak mencoba berkenalan dengan teman saya perawat uang lain “

tidak lama kok cuman 10 menit”

Tempat :”ayo kita ketemu perawatnya disana”

b. FASE KERJA

“selamat pagi perawat y, nini ada yang mau berkenalan dengan perawat y” “baiklah

mas, mas bisa berkenalan dengan perawat y sperti yang kita praktekan dengan perawat

c, kemarin”. (pasien mendemonstrasikan cara berkenalan dengan perawat y: memberi

salam, menyebutkan nama, menanyakan nama perawat dan seterusnya).

“ada lagi yang mas ingin tanyakan kepada perawat y. coba tanyakan tentang keluarga

perawat y”. “kalau tidak ada lagi yang di bicarakan, mas bisa sudahi perkenalan ini.

Lalu mas bisa buat janji bertemu lagi dengan perawat y, misalnya jam 2 siang nanti”,
“baiklah perawat y, karena mas sudah berkenalan dengan perawat y, saya dan mas

kembali keruangan mas, selamat pagi”. ( bersama – sama pasien dan saudara

meninggalkan perawat y untuk melakukan terminasi dengan pasien di tempat lain).

c. FASE TERMINASI

1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan

 Evaluasi subyektif (Klien)

“bagaimana perawasaan mas setelah berkenalan dengan perawat y?”

 Evaluasi Obyektif (Perawat)

“mas sudah terlihat bagus dan percaya diri saat berkenalan tadi”

“pertahankan terus apa yang sudah mas lakukan tadi”

2. Rencana tindakan lanjut

“jangan lupa setiap berkenalan menanyakan topik lain supaya perkenalan berjalan

lancar, misalnya menanyakan hobi, keluarga dan sebagainya”

“bagaimana kalau besok mencoba dengan teman – teman mas yang berbeda

ruangan ini? Mari kita masukan pada jadwalnya”

3. Kontrak yang akan datang

Topik : “besok mau jam berapa kita latihan berkenalan dengan teman yang

ada di sini?”

Waktu : “bagaimana kalau jam 10 pagi di teras depan?” “mau kan mas?”

Tempat : “baiklah sampai jumpa besok jam 10 di teras depan ya mas?” “selamat

pagi”
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Nama : Tuan A Ruangan : Kakak Tua No RM : 128xxx

No Tanggal IMPLEMENTASI EVALUASI


D & jam KEPERAWATAN
X
1 JUMAT 1. Mengobservasi perilaku S:
08-03- pasien saat berhubungan a. Pasien menjawab salam
2019 sosial setiapkali berinteraksi
2. Memberi motivasi dan b. Pasien mengatakan senang
membantu pasien untuk bisa berteman dengan
berkenalan dengan perawat perawat y
lain. O:
3. Mendiskusikan jadwal a. Kontak mata mulai
harian yang dapat dilakukan berjalan, meskipun masih
untuk meningkatkan harus di ingatkan
kemampuan pasien b. Sudah mulai tampak
bersosialisasi ngobrol dengan teman
4. Memberi pujian terhadap sekamarnya
kemampuan pasien c. Merasa senang setelah
memperluas pergaulannya berkenalan dengan
melalui aktivitas yang perawat tapi masi malu
dilakukannya A:
a. Pasien dapat
melaksanakan hubungan
secara bertahap
(berkenalan dengan orang
kedua – perawat lain)
P:
a. Pertahankan : SP 2
b. Lanjutkan : SP 3
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

Hari sabtu, 09 Maret 2019

A. PROSES KEPERAWATAN

1. Kondisi Klien:

DS : -

DS : pasien masih sering mondar – mandir

Pasien mulai ngobrol dengan teman sekamarnya

2. Diagnosa keperawatan.

Isolasi sosial

3. Tujuan Khusus (TUK) SP-3

a. Pasien dapat melaksanakan hubungan sosial secara bertahap ( berkenalan dengan

orang ketiga – seorang pasien lain)

4. Tindakan Keperawatan

a. Mengobservasi perilaku pasien saat berhubungan sosial

b. Memberi motivasi dan bantu pasien untuk berkenalan dengan perawat lain

c. Mendiskusikan jadwal harian yang dapat dilakukan untuk meningkatkan

ketrampilan pasien bersosialisasi

d. Memberi pujian terhadap kemampuan pasien memperluas pergaulannya melalu

aktivitas yang dilaksanakan


B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN

KEPERAWATAN

a. FASE ORIENTASI

1. Salam Terapeutik

“selmat pagi mas, bagaimana keadaannya hari ini?”

“masih ingat dengan saya kan mas?”

2. Evaluasi / validasi

“saya lihat mas habis dijenguk oleh keluarga mas ya? Bagaimanaperasaan mas

setelah di jenguk keluarga mas?”

3. Kontrak

Topik :”nah jadwal yang sudah diatur kemarin, hari ini saya akan ajak mas

berkenalan dengan teman sekamar mas, satu orang dengan mas A”

Waktu :“tidak lama kok seperti biasa hanya sekitar 5 – 10 menit saja

bagaimana?

Tempat :”ayo kita temui mas A disana?”

b. FASE KERJA

“selamat pagi mas A, ini ada yang mau berkenalan dengan mas A” “baiklah mas, mas

bisa berkenalan dengan mas A seperti yang kita praktikan dengan perawat y kemarin”

(pasien mendemonstrasikan cara berkenalan dengan pasien mas A, memberi salam,

menyebutkan nama, menanyakan nama pasien dan seterusnya) “ada yang mas ingin

tanyakan kepada mas A, coba tanyakan tentang keluarga pasien mas A”. “kalau tidak

ada lagi yang ingin dibicarakan mas bisa sudahi perkenalan ini lalu mas bisa buat janji

dengan pasien A, misalnya jam 2 siang nanti”. (baiklah pasien A, karena mas sudah
berkenalan dengan pasien A, saya dan mas A, kembali ke ruangan mas, selamat pagi).

(bersama – sama pasien dan perawat meninggalkan pasien A, untuk melakukan

terminasi dengan pasien lain).

c. FASE TERMINASI

1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan

 Evaluasi subyektif (Klien)

“bagaimana perasaan mas setelah berkenalan dengan pasien A?”

 Evaluasi Obyektif (Perawat)

“mas sudah terlihat bagus dan percaya diri saat berkenalan tadi”

“pertahankan terus apa yang sudah mas lakukan tadi”

2. Rencana tindakan lanjut

“jangan lupa setiap berkenalan menanyakan topik lain supaya perkenalan berjalan

lancar, misalnya menanyakan hobi, keluarga dan lain sebagainya”.

“bagaimana kalau hari ini selasa kita mencoba berkenalan dengan beberapa teman

sekamar mas? Mari kita masukan pada jadwalnya”.

3. Kontrak yang akan datang

Topik, Waktu, Tempat : “hari selasa jam berapa kita mencoba berkenalan

dengan beberapa teman sekamar mas? Bagaimana kalu

sore setelah makan sore di ruangan tengah samping?

Mau kan mas? Baiklah sampai jumpa hari selasa sore

setelah makan sore di ruang tegah ya mas” “selamat

pagi”.
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Nama : Tuan A Ruangan : Kakak Tua No RM : 128xxx

No Tanggal IMPLEMENTASI EVALUASI


D & jam KEPERAWATAN
X
1 SABTU 1. Mengobservasi perilaku S:
09-03- pasien saat berhubungan a. Pasien mengatakan sudah
2019 sosial tau dengan pasien A
2. Memberi motivasi dan namun lupa dengan
membantu pasien untuk namanya
berkenalan dengan pasien b. Pasien mengatakan pusing
lain. saat menghafalkan nama
3. Mendiskusikan jadwal temannya
harian yang dapat dilakukan c. Pasien mengatakan senang
untuk meningkatkan berkenalan dengan pasien
kemampuan pasien A
bersosialisasi O:
4. Memberi pujian terhadap a. Kontak mata mulai ada
kemampuan pasien meskipun terkadang
memperluas pergaulannya mudah berahli dan harus
melalu aktivitas yang di di ingatkan
laksanakan b. Masih sedikit bingung jika
berkenalan
c. Pasien mengeluh sakit
kepala saat berkenalan
A:
a. Pasien dapat
melaksanakan hubungan
sosial secara bertahap
( berkenalan dengan orang
ke tiga – seorang pasien)
P:
Pertahankan SP 3
Lanjutkan SP 4
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

Hari Selasa Tanggal 12-Maret- 2019

A. PROSES KEPERAWATAN

1. Kondisi Klien :

- Pasien mengatakan nyeri pada dada nya

- Pasien mengatakan sudah mulai tampak mengobrol dengan temannya

- Pasien sudah mulai bergurau dengan teman sekamarnya

2. Diagnosa Keperawatan :

Isolasi Sosial

3. Tujuan Khusus (TUK) :

- Pasien dapat melaksanakan hubungan sosialisasi secara bertahap (berkenalan

dengan kelompok- pasien lain dalam satu kamar)

- Pasien mampu menjelaskan perasaanya setelah berhubungan sosial

4. Tindakan Keperawatan :

- Mengobservasi perilaku pasien saat berhubungan sosial

- Memberi motivasi dan bantu pasien untuk berkenalan dengan teman dalam satu

kelompok

- Mendiskusikan dengan pasien tentang perasaannya setelah berhubungan sosial

dengan kelompok

- Memberi pujian terhadap kemampuan pasien memperluasnpergaulannya melalui

aktivitas yang dulaksanakan


B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN

KEPERAWATAN

a. FASE ORIENTASI

1. Salam Terapeutik

“ Selamat pagi mas a. Bagaimana kabarnya hari ini ? “

“ Masih ingat dengan saya ?”

2. Evaluasi / validasi

“ Bagaimana perasaan mas.a hari ini ? “

“ Apa masih nyeri dada nya ?” saya lihat mas.a masih sering mondar mandir

sendiri di kamar ?” mas.a masih ingat cara berkenalan kan?”

3. Kontrak

Topik : “ baik hari ini kita akan berkenalan dengan beberapa teman sekamar

mas ya “

Waktu : “ kira- kira mau berapa lama mas latihannya ? “ Bagaiamana kalau 10-

15 menit ?”

Tempat : “ baiklah nantik kita temui teman-teman mas yang ada di ruangan ini

ya mas ? ”

b. FASE KERJA

“ Mas sudah hafal kan cara berkenalannya?, coba mas praktikkan dulu” ok bagus ya

mas, sudah hafal dan masih ingat, sekarang kita hampiri teman-teman mas yang

sedang duduk-duduk disana ya” (bersama-sama mendekati teman-temannya yang lain )


“ selamat pagi bapak-bapak, ini ada mas.a ingn berkenalamn dengan bapak-bapak

semua, baiklah mas, sekarang mas.a sudah bisa berkenalan dengan bapak-bapak disini

smuanya sepeti yang sudah di praktekkan “ ya bagus mas”

“ ada lagi yang ingin mas. A tanyakan kepada teman-teman mas ?”

“ Coba tanyakan tentang keluarganya “

“ kalau memang tidak ada lagi yang ingin dibicarakan mas.a sudah bisa sudahi

perkenalan hari ini, lalu mas.a bisa buat janji untuk bertemu lagi dengan teman-teman

semua, misal jam 5 sore nanti setelah makan sore”

“ baiklah bapak-bapak karna mas.a sudah selesai perkenalan saya dan mas.a akan

kembali ke ruangan tengah ya, trimakasih, selamat pagi”

c. FASE TERMINASI

1. Evaluasi Respon Klien Terhadap Tindakan Keperawatan

 Evaluasi Subyektif (Klien)

“ bagaimana perasaan mas. A stelah berkenalan dengan teman-teman semua. mas.a

merasa senang jadi mempunyai banyak teman ya ?”

 Evaluasi Obyektif (Perawat)

“ coba mas sebutkan lagi siapa-siapa saja yang sudah berkenalan dengan mas.a

tadi?” iya bagus sekali mas.a “

2. Rencana Tindak Lanjut

“ jangan lupa setiap berkenalan menanyakan topik lain supaya perkenalan berjalan

dengan lancar “

“ baik, mas juga harus mengingat lagi nama-nama teman yang sudah berkenalan

tadi supaya biar lebih akrab lagi bila bertemu “


3. Kontrak Yang Akan Datang

Topik : “ Bagaimana kalau besok pagi kita mencoba berkenalan dengan teman

yang lainnya lagin?”

Waktu : “ Besok bagiaman kalau jam 9 pagi setelah selesai senam, maukan?”

Tempat : “ besok kita beajar berkenalaan dengan teman yang lain di ruangan ini

ya mas, sampai jumpa lagi, selamat pagi “


IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

NAMA : Tuan. A RUANG : Kakak Tua NO RM: 128xxx

IMPLEMENTASI
NO TANGGAL EVALUASI
KEPERAWATAN
1. 12-03-2019 - Mengobservasi perilaku pasien S:
Selasa saat berhubungan sosial - Pasien mengatakan nyeri pada
- Memberi motivasi dan bantu dada sebelah kiri
pasien untuk berkenalan dengan - Pasien mengatakan besok mau
teman sau kelompoknya berkenalan dengan teman yang
- Mendiskusikan dengan pasien lainnya lagi
tentang perencanaanya setelah O:
berhubungan sosial dengan - Kontak mata mulai terjalin
kelompok meskipun masih terus di
- Memberi pujian terhadap ingatkan
kemampuan pasien memperluas - Masih sedikit bingung jika
pergaulannya melalui aktivitas berkenalan
yang dilaksanakan - Jika berkenalan pasien lebih
nyaman menggunakan bahasa
jawa (bahasa sehari-hari)
- Sudah mulai baik dan mulai
tampak mengobrol dengan
teman sekamarnya
A : Tuk yang terlaksanakan :
- Pasien dapat melaksanakan
hubungan sosial secara
bertahap (berkenalan dengan
kelompok-pasien lain dalam
satu kamar)
- Pasien belum mampu
menjelaskan perasaannya
setelah berhubungan sosial
P : ulangi SP 4
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

Hari Rabu Tanggal 13-Maret- 2019

A. PROSES KEPERAWATAN

1. Kondisi Klien :

- Pasien mengatakan nyeri pada dada nya

- Pasien mulai bergaul dengan teman sekamarnya

- Pasien mulai sering berdiskusi dengan teman samping tempat tidurnya

2. Diagnosa Keperawatan :

Isolasi Sosial

3. Tujuan Khusus (TUK) :

- Pasien dapat melaksanakan hubungan sosialisasi secara bertahap (berkenalan

dengan kelompok- pasien lain dalam satu kamar)

- Pasien mampu menjelaskan perasaanya setelah berhubungan sosial

- Pasien mampu berkenalan sendiri tanpa pengawas

4. Tindakan Keperawatan :

- Mengobservasi perilaku pasien saat berhubungan sosial

- Memberi motivasi dan bantu pasien untuk berkenalan dengan teman dalam satu

kelompok

- Mendiskusikan dengan pasien tentang perasaannya setelah berhubungan sosial

dengan kelompok

- Memberi pujian terhadap kemampuan pasien memperluas pergaulannya melalui

aktivitas yang dulaksanakan


- Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien

- Memberikan kesempatan pada pasien untuk berkenalan secara mandiri

- Menganjurkan pasien memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian

B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN

KEPERAWATAN

a. FASE ORIENTASI

1. Salam Terapeutik

“ Selamat pagi mas a. Bagaimana kabarnya hari ini ? “.“ Masih ingat dengan

saya ?”

2. Evaluasi / validasi

“ Bagaimana perasaan mas.a hari ini ? “.“ Apa masih nyeri dada nya ?” saya lihat

mas.a tampak memegangi kepalanya terus menerus kalok boleh tau kenapa mas.a

memegangi kepalanya ?” mas.a masih ingat cara berkenalan ?”

3. Kontrak

Topik : “ baik sesuai janji kita kemarin hari ini kita akan berkenalan lagi

dengan teman mas.a yang lain yang ada dikamar ini “

Waktu : “ kira- kira mau berapa lama latihannya mas ? “ Bagaiamana kalau 10-

15 menit, apakah mas bersedia ?”

Tempat : “ baiklah habis ini kita temui teman-teman mas yang ada di ruangan

ini ya mas ? ”
b. FASE KERJA

“ Mas sudah hafal kan cara berkenalannya?, coba mas praktikkan lagi ke saya” ok

bagus ya mas, sudah hafal dan masih ingat, sekarang kita hampiri teman-teman mas

yang sedang duduk-duduk disana ya” (bersama-sama mendekati teman-temannya yang

lain).

“ selamat pagi mas.G, Sedang apa disini kok sendirian? Mas.G ini ada mas.a yang

ingin berkenalan dengan mas.G, apakah boleh mas.a duduk di samping mas.G ? baik

lah, mas sekarang sudah bisa berkenalan dengan mas.G sepeti yang sudah di

praktekkan kemarin” “ kenapa mas.a ? bingung ya? ”

“ ada lagi yang ingin mas. A tanyakan kepada teman-teman mas ?”

“ Coba tanyakan tentang aktivitas sehari-hari saat dirumah? “

“ kalau memang tidak ada lagi yang ingin dibicarakan mas.a sudah bisa sudahi

perkenalan hari ini, lalu mas.a bisa buat janji untuk bertemu lagi dengan teman-teman

semua, misalnya nanti setelah makan siang”

“ baiklah mas.G karna mas.a sudah selesai Berkenalan saya dan mas.a akan kembali ke

ruangan tengah ya, trimakasih, selamat pagi”

c. FASE TERMINASI

4. Evaluasi Respon Klien Terhadap Tindakan Keperawatan

 Evaluasi Subyektif (Klien)

“ bagaimana perasaan mas. A stelah berkenalan dengan teman-teman ? mas.a

merasa senang ? jadi temannya nambah lagi ya mas.a ? mas.a sekarang temannya

sudah banyak”
 Evaluasi Obyektif (Perawat)

“ coba sebutkan lagi siapa nama tadi yang berkenlan dengan mas.a ?” iya bagus

sekali”

5. Rencana Tindak Lanjut

jangan lupa setiap berkenalan menanyakan topik lain ya supaya perkenalan

berjalan dengan lancar “

“ baik, mas juga harus mengingat lagi nama-nama teman yang sudah berkenalan

tadi supaya biar lebih akrab lagi bila bertemu “

6. Kontrak Yang Akan Datang

Topik : “ Bagaimana kalau besok siang kita mencoba berkenalan dengan

teman yang lainnya lagi?”

Waktu : “ Bagiaman kalau jam 12 siang setelah selesai makan siang, maukan?”

Tempat : “ besok kita belajar berkenalaan dengan teman yang lain di ruangan

ini ya mas, sampai jumpa lagi, selamat pagi “


IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

NAMA : Tuan. A RUANG : Kakak Tua NO RM: 128xxx

IMPLEMENTASI
NO TANGGAL EVALUASI
KEPERAWATAN
1. 13-03-2019 - Mengobservasi perilaku pasien S:
Rabu saat berhubungan sosial - Pasien mengatakan pusing
- Memberi motivasi dan bantu kepalanya ketika saaat
pasien untuk berkenalan dengan berkenalan ada yang
teman sau kelompoknya melihatinya
- Mendiskusikan dengan pasien - Pasien mengatakan lebih suka
tentang perencanaanya setelah berkenalan dengan orang
berhubungan sosial dengan banyak
kelompok O:
- Memberi pujian terhadap - Kontak mata mulai terjalin
kemampuan pasien memperluas meskipun masih terus di
pergaulannya melalui aktivitas ingatkan
yang dilaksanakan - Masih bingung mencari topik
perkenalan
- Sudah mulai baik dan mulai
tampak mengobrol dan
bergurau dengan teman
sekamarnya
A : Tuk yang terlaksanakan :
- Pasien dapat melaksanakan
hubungan sosial secara
bertahap (berkenalan dengan
kelompok-pasien lain dalam
satu kamar)
- Pasien belum mampu
mencari topik baru untuk
berkenalan
P : ulangi SP 4
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

Hari Kamis Tanggal 14-Maret- 2019

A. PROSES KEPERAWATAN

1. Kondisi Klien :

- Pasien sudah mulai tampak mengobrol dengan temannya

- Pasien sudah mulai terlihat sering berada di ruang tengah dengan teman sembari

menonton tv

2. Diagnosa Keperawatan :

Isolasi Sosial

3. Tujuan Khusus (TUK) :

- Pasien dapat melaksanakan hubungan sosialisasi secara bertahap (berkenalan

dengan kelompok- pasien lain dalam satu kamar)

- Pasien mampu menjelaskan perasaanya setelah berhubungan sosial

4. Tindakan Keperawatan :

- Mengobservasi perilaku pasien saat berhubungan sosial

- Memberi motivasi dan bantu pasien untuk berkenalan dengan teman dalam

ruangan

- Mendiskusikan dengan pasien tentang perasaannya setelah berhubungan sosial

dengan kelompok

- Memberi pujian terhadap kemampuan pasien memperluas pergaulannya melalui

aktivitas yang dulaksanakan


B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN

KEPERAWATAN

a. FASE ORIENTASI

1. Salam Terapeutik

“ Selamat siang mas a. Bagaimana kabarnya hari ini ? “

“ Masih ingat dengan saya ?”

2. Evaluasi / validasi

“ Bagaimana perasaan mas.a hari ini ? “

”Saya lihat mas.a sudah mulai berani dan mengobrol dengan teman saut kamarnya

ya mas? Mas sudah siap berkenalan dengan teman yang lainnya lagi ?”

3. Kontrak

Topik : “baik mas hari ini kita akan berkenalan dengan teman mas.a yang lain

yang ada dikamar ini nama nya mas.p “

Waktu : “ kira- kira mau berapa lama latihannya mas ? “ Bagaiamana kalau 10-

15 menit, apakah mas bersedia ?”

Tempat : “ baiklah kita temui teman-teman mas yang ada di ruangan ini ya

mas ? ”

b. FASE KERJA

“ Mas sudah hafal kan cara berkenalannya?, coba mas praktikkan dulu. Ya benar mas”

sekarang kita hampiri teman-teman mas yang sedang duduk-duduk disana ya”

(bersama-sama mendekati teman-temannya yang lain).


“ selamat pagi mas-mas, ini ada mas.a yang ingin berkenalan dengan mas” yang ada

disini semua, baik lah, mas sekarang sudah bisa berkenalan dengan mas-mas seperti

yang sudah di praktekkan kemarin”, “ iya bagus”

“ ada lagi yang ingin mas. A tanyakan kepada teman-teman mas ?”

“ Coba tanyakan tentang keluarganya? “

“ kalau memang tidak ada lagi yang ingin dibicarakan mas.a sudah bisa sudahi

perkenalan hari ini, lalu mas.a bisa buat janji untuk bertemu lagi dengan teman-teman

nya, misalnya nanti jam 5 setelah makan sore”

“ baiklah mas-mas karna mas.a sudah selesai Berkenalan saya dan mas.a akan kembali

ke ruangan mas.a ya, trima kasih, selamat sore”

c. FASE TERMINASI

1. Evaluasi Respon Klien Terhadap Tindakan Keperawatan

 Evaluasi Subyektif (Klien)

“ bagaimana perasaan mas. A stelah berkenalan dengan teman-teman ? mas.a

merasa senang ? mas.a sekarang temannya sudah banyak ya”

 Evaluasi Obyektif (Perawat)

“ coba sebutkan lagi siapa nama tadi yang berkenlan dengan mas.a ?” iya bagus

sekali”

2. Rencana Tindak Lanjut

jangan lupa setiap berkenalan menanyakan topik lain ya supaya perkenalan lebih

menyenangkan dan berjalan dengan lancar “

“ baik, mas juga harus mengingat lagi nama-nama teman yang sudah berkenalan

tadi supaya biar lebih akrab lagi bila bertemu “


3. Kontrak Yang Akan Datang

Topik : “ Baiklah saya kira mas sudah banyak perkembangan. bagaimana

kalau besok kita berbincang-bincang tentang manfaat obat yang mas

konsumsi setiap hari? “ mau kan ?”

Waktu : “Bagiaman kalau jam 10 pagi di teras samping?” Mau ya mas?”

Tempat : “ baiklah hari ini sampai sini dulu perjumpaan kita hari ini ya mas,

sampai jumpa lagi, selamat pagi “


IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

NAMA : Tuan. A RUANG : Kakak Tua NO RM: 128xxx

IMPLEMENTASI
NO TANGGAL EVALUASI
KEPERAWATAN
1. 14-03-2019 - Mengobservasi perilaku pasien S:
Kamis saat berhubungan sosial - Pasien mengatakan “ iya boleh
- Memberi motivasi dan bantu besok kita berbincang-bincang
pasien untuk berkenalan dengan tentang obat”
teman sau kelompoknya O:
- Mendiskusikan dengan pasien - Kontak mata mulai terjalin
tentang perencanaanya setelah - Sudah mulai percaya diri saat
berhubungan sosial dengan berkenalan
kelompok - Sudah mulai baik dan mulai
- Memberi pujian terhadap mengobrol dengan teman-
kemampuan pasien memperluas temannya
pergaulannya melalui aktivitas - Sudah mulai bergabung dan
yang dilaksanakan berkumpul dengan yang lain
A : Tuk yang terlaksanakan :
- Pasien dapat melaksanakan
hubungan sosial secara
bertahap (berkenalan dengan
kelompok-pasien lain dalam
satu kamar)
- Pasien mampu menjelaskan
perasaannya setelah
berhubungan sosial
P:
- Pertahankan SP 4
- Lanjutkan SP 5
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

Hari Jumat Tanggal 15-Maret- 2019

A. PROSES KEPERAWATAN

1. Kondisi Klien :

- Pasien mengeluh kepalanya sakit karna di jitak oleh temannya

- Pasien sudah bisa mengontrol emosinya

2. Diagnosa Keperawatan :

Isolasi Sosial

3. Tujuan Khusus (TUK) :

- Pasien dapat melaksanakan hubungan sosialisasi secara bertahap (berkenalan

dengan kelompok- pasien lain dalam satu kamar)

- Pasien mampu menjelaskan perasaanya setelah berhubungan sosial

- Pasien dapat memanfaatkan obat dengan baik

4. Tindakan Keperawatan :

- Diskusikan dengan pasien tentang manfaat dan kerugian tidak minum obat nama,

warna, dosis, cara, efek, terapi dan efek samping penggunaan obat

- Pantau pasien saat penggunaan obat

- Diskusikan akibat berhenti minum obat tampa konsultasi dengan dokter

- Beri pujian jika pasien menggunakan obat dengan benar


B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN

KEPERAWATAN

a. FASE ORIENTASI

1. Salam Terapeutik

“ Selamat siang mas a. Bagaimana kabarnya hari ini ? “

“ Masih ingat dengan saya ?”

2. Evaluasi / validasi

“ Bagaimana perasaan mas.a hari ini ? apakah mas A sudah bercakap-cakap dengan

perawat dan pasien lain kemarin ? “

”Bagaimana perasaan mas setelah bercakap-cakap kemarin?” Apakah mas pagi ini

sudah minum obat ? Kalau boleh tau nama obat nya apa mas ?

3. Kontrak

Topik : “baik lah mas sesuai janji kita kemarin hari ini kita akan latihan

bagaimana cara penggunaan obat yang mas konsumsi “

Waktu : “ kira- kira mau berapa lama mas ? “ Bagaiamana kalau 10-15 menit,

apakah mas bersedia ?”

Tempat : “ baiklah kita duduk di sini saja ya mas ?”

b. FASE KERJA

“berapa macam obat yang mas minum tadi pagi ? warna nya apa saja ? jam berapa saja

mas minum obat ? mas a sudah tau nama obatnya apa saja ? apakah ada bedanya

setelah minum obat secara teratur ? obat yang mas minum ada 3 macam yang pertama

obat risperidone berbentuk lonjong berwarna kuning diminum pada saat pagi hari dan

malam hari mafaatnya menenangkan pikiran dan rasa panik yang kedua namanya
clobazam bentuknya bulat berwarna putih diminum pada saat malam hari manfaatnya

menghindari terjadinya kejang pada mas a yang ketiga namanya abilify dismelt

berbentuk bulat berwarna merah jambu diminum pada saat malam hari manfaatnya

untuk meningkatkan konsentrasi dalam berfikir masing-masing obat memiliki efek

samping mas seperti mual dan pusing, tapi itu jarang terjadi jadi mas tenang saja”

“ menurut mas boleh tidak berhenti minum obat sebelum di ijinkan dokter ?”

“ sebelum minum obat tadi mas harus cek terlebih dahulu nama obatnya apa dosisnya

warnanya dan kapan waktunya obat itu diminumkan. Jadi mas harus sering bertanya

iya mengenai obat yang di konsumsi oleh mas sendiri, kalau di rumah ditamyakan ke

keluarga kalau di rumah sakit ditanyakan ke perawatnya”

“ Bagaimana mas ? apakah mas sudah mengerti ? “ Apa yang mau mas tanyakan

kepada saya ? “kalau misalnya terjadi hal-hal atau efek samping tadi mas harus banyak

minum air putih minimal 8 gelas perhari “ Oh ya kalau sudah mendapatkan obat

langsung diminum ya mas jangan disimpan atau dibuang biarcepat sembuh “

c. FASE TERMINASI

1. Evaluasi Respon Klien Terhadap Tindakan Keperawatan

 Evaluasi Subyektif (Klien)

“ bagaimana perasaan mas. A stelah bercakap-cakap tentang obat yang mas

minum?”

 Evaluasi Obyektif (Perawat)

“ coba mas sebutkan lagi nama-nama obat yang diminum dan sebutkan manfaatnya

apa ? berapa kali minum dalam sehari, efek samping, kerugian saat minum obat,

apa yang harus mas lakukan kalau mau minum obat ? Bagaimna mas masih
bingung iya menyebutkan nama-nama obatnya tadi ?” baikalah kalau mas masih

bingung besok kita belajar lagi ya mas “

2. Rencana Tindak Lanjut

“jangan lupa mas harus memperhatikan jadwal minum obat secara teratur agar bisa

cepat pulih, serta mas harus selalu ingat nama obat warna, dosis, cara pemberian

dan waktu agar tidak tertukar dengan yang lain semangat ya mas“

3. Kontrak Yang Akan Datang

Topik : “ Baiklah, nanti kalau keluarga mas datang menjenguk akan coba saya

jelaskan cara minum obat dengan benar pada keluarga mas, agar dapat

minum secara teratur pada saat dirumah

Waktu : “tapi ingat, besok jam 10 pagi, saya akan datang lagi dan akan

bertanya tentang apa yang sudah kita pelajari sebelum-sebelumnya?”

Tempat : “ besok kita ketemu lagi disini ya mas, harus tetap percaya diri dan

semangat ya mas, baiklah sampai jumpa besok ya mas selamat siang“


IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

NAMA : Tuan. A RUANG : Kakak Tua NO RM: 128xxx

IMPLEMENTASI
NO TANGGAL EVALUASI
KEPERAWATAN
1. 15-03-2019 - Mendiskusikan dengan pasien S:
Jumat tentang manfaat dan kerugian - Pasien mengatakan “ saya tadi
tidak minum obat, nama, warna, pagi sudah minum obat”
dosis, cara, efek samping - Pasien mengatakan “Tadi
penggunaan obat. Cuma satu yg saya minum “
- Memantau pasien pada saat - Pasien mengatakan “ saya
penggunaan obat tidak tau namanya, warnanya
- Mendiskusikan akibat berhenti tadi kuning”
minum obat tanpa konsultasi - Pasien mengatakan “ tadi
dengan dokter perawatnya yang ngasi
- Memberi pujian jika pasien obatnya”
menggunakan obat dengan - Pasien mengatakan “ ya boleh
benar saja orang saya tidak sakit”
O:
- Kontak mata mulai terjalin
- Awal mula pasien tidak tau
akan pentingnya minum obat
- Awal mula pasien tidak tau
nama dan manfaat obat
- Awal mula pasien tidak tau
jenis obat dan pemberian obat
- Pasien tampak tidak
bersemangat saat membahas
tentang cara,manfaat dan
kegunaan obat
A : Tuk yang terlaksanakan :
- Pasien masih belum bisa
menjelaskan obat apa saja yg
di konsumsi
- Pasien belum bisa
menjelaskan waktu dan
manfaat obat
P : Pertahankan SP 5
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

Hari Sabtu Tanggal 16-Maret- 2019

A. PROSES KEPERAWATAN

1. Kondisi Klien :

- Pasien Sudah mulai mengobrol dengan temannya

- Pasien sudah mulai terlihat sering berada di ruang tengah dengan teman sembari

mengobrol dan menonton televisi

2. Diagnosa Keperawatan :

Isolasi Sosial

3. Tujuan Khusus (TUK) :

- Pasien mampu menjelaskan perasaanya setelah berhubungan sosial

- Pasien dapat memanfaatkan obat dengan baik

4. Tindakan Keperawatan :

- Diskusikan dengan pasien tentang manfaat dan kerugian tidak minum obat nama,

warna, dosis, cara, efek, terapi dan efek samping penggunaan obat

- Pantau pasien saat penggunaan obat

- Diskusikan akibat berhenti minum obat tampa konsultasi dengan dokter

- Beri pujian jika pasien menggunakan obat dengan benar


B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN

KEPERAWATAN

a. FASE ORIENTASI

1. Salam Terapeutik

“ Selamat siang mas a. Bagaimana kabarnya hari ini ? “

“ Masih ingat dengan saya ?”

2. Evaluasi / validasi

“ Bagaimana perasaan mas.a hari ini ?

“Apakah mas pagi ini sudah minum obat ? Kalau boleh tau tadi obatnya warna apa

yang mas minum ? ada berapa macam obat yang diminum ?

3. Kontrak

Topik : “baik lah mas sesuai janji kita kemarin hari ini kita akan mengulang

kembali bagaimana cara penggunaan obat,manfaat,dosis,warna,nama

obat yang mas konsumsi setiap hari ya“

Waktu : “ kira- kira mau berapa lama mas ? “ Bagaiamana kalau 10-15 menit,

apakah mas bersedia ?”

Tempat : “ baiklah kita pergi di depan di ruangan ini ya mas biar mas gak

bosen?”

b. FASE KERJA

“mas tadi pagi berapa macam obat yang mas minum? warna nya apa saja masih ingat?

jam berapa tadi mas minum obat ? mas a masih ingat gak kemarin nama obatnya apa

saja ? apakah ada bedanya setelah mas minum obat tadi? obat yang mas minum ada 3

macam yang pertama obat risperidone berbentuk lonjong berwarna kuning diminum
pada saat pagi hari dan malam hari mafaatnya menenangkan pikiran dan rasa panik

yang kedua namanya clobazam bentuknya bulat berwarna putih diminum pada saat

malam hari manfaatnya menghindari terjadinya kejang pada mas a yang ketiga

namanya abilify dismelt berbentuk bulat berwarna merah jambu diminum pada saat

malam hari manfaatnya untuk meningkatkan konsentrasi dalam berfikir masing-

masing obat memiliki efek samping mas seperti mual dan pusing, tapi itu jarang terjadi

jadi mas tenang saja”

“ sebelum minum obat tadi mas harus cek terlebih dahulu nama obatnya apa dosisnya

warnanya dan kapan waktunya obat itu diminumkan. Jadi mas harus sering bertanya

iya mengenai obat yang di konsumsi oleh mas sendiri, kalau di rumah ditamyakan ke

keluarga kalau di rumah sakit ditanyakan ke perawatnya”

“Bagaimana mas ? apakah mas sudah mengerti sekarang? “Apa yang mau mas

tanyakan kepada saya ? “kalau misalnya terjadi hal-hal atau efek samping tadi mas

harus banyak minum air putih minimal 8 gelas perhari “ mas jangan lupa ya kalau

sudah mendapatkan obat langsung diminum jangan disimpan atau dibuang biarcepat

sembuh mengerti mas.a ? “

c. FASE TERMINASI

1. Evaluasi Respon Klien Terhadap Tindakan Keperawatan

 Evaluasi Subyektif (Klien)

“ bagaimana perasaan mas. A stelah bercakap-cakap tentang obat yang mas

minum?”

 Evaluasi Obyektif (Perawat)


“ coba mas sebutkan lagi nama-nama obat yang diminum dan sebutkan manfaatnya

apa ? berapa kali minum dalam sehari, efek samping, kerugian saat minum obat,

apa yang harus mas lakukan kalau mau minum obat ? Bagaimana mas ada yang

mau ditanyakan lagi ?” oh mas masih lupa menghafal nama obat nya ya? Yaudah

besok hari senin kita belajar nama” obat yg mas.a minum ok mas ?

2. Rencana Tindak Lanjut

“ingat ya mas, mas harus memperhatikan jadwal minum obat secara teratur agar

bisa cepat pulih, serta mas harus selalu ingat nama obat warna, dosis, cara

pemberian dan waktu agar tidak tertukar dengan yang lain semangat ya mas“

3. Kontrak Yang Akan Datang

Topik : “ Baiklah, besok kita akan ulangi lagi ya mas, belajar nama-nama obat

yang setiap hari mas.a minum ok ?

Waktu : “hari senin mas.a mau bercakap-cakap jam berapa? Bagaimana kalau

selesai senam jam 10 pagi, saya akan datang lagi dan akan bertanya

tentang apa yang sudah kita pelajari sebelumnya?”

Tempat : “ senin kita ketemu lagi disini ya mas, harus tetap percaya diri dan

semangat ya mas, baiklah sampai jumpa hari senin ya mas selamat

siang“
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

NAMA : Tuan. A RUANG : Kakak Tua NO RM: 128xxx

IMPLEMENTASI
NO TANGGAL EVALUASI
KEPERAWATAN
1. 16-03-2019 - Mendiskusikan dengan pasien S:
Sabtu tentang manfaat dan kerugian - Pasien mengatakan “ saya tadi
tidak minum obat, nama, warna, pagi sudah minum obat”
dosis, cara, efek samping - Pasien mengatakan “Tadi
penggunaan obat. Cuma satu yg saya minum “
- Memantau pasien pada saat - Pasien mengatakan “ saya lupa
penggunaan obat namanya apa mbak”
- Mendiskusikan akibat berhenti - Pasien mengatakan “ tadi
minum obat tanpa konsultasi perawatnya yang ngasi
dengan dokter obatnya”
- Memberi pujian jika pasien - Pasien mengatakan “obatnya
menggunakan obat dengan berwarna kuning dan lonjong”
benar O:
- Kontak mata mulai terjalin
namun mudah beralih dan
tidak fokus
- Pasien tampak tidak
bersemangat saat membahas
tentang cara,manfaat dan
kegunaan obat
A : Tuk yang terlaksanakan :
- Pasien bisa menjelaskan
obat apa saja yg di konsumsi
namun masih lupa obat apa
saja yg pasien minum
- Pasien belum bisa
menjelaskan waktu dan
manfaat obat
P:
Pertahankan SP 5
3.8 ANALISA PROSES INTERAKSI

Inisial klien : Tn.A Nama Mahasiswa : Tika A. D


Status interaksi perawat – kien : Ke 1 (Fase Perkenalan) Tanggal : 05 Maret 2019
Lingkungan : meja ruang tamu, berhadapan dengan
klien Jam : 16.00
Deskripsi Klien : Klien lebih banyak diri, sering menyendiri,
Klien tidak bias memulai pembicaraan,
klien bingung dan terlalu diam Bangsal : Kakak Tua
Tujuan (Berorientasi pada klien) : Klien dapat mengenal perawat dan
Mengungkapkan Secara terbuka
Permasalahannya
KAMUNIKASI NON ANALISA ANALISA
KOMUNIKASI
VERBAL BERPUSAT PADA BERPUSAT PADA RASIONAL
VERBAL
PERAWAT KLIEN
.
P: selamat sore mas P: menghampiri klien Berharap klien dapat Terlihat segar dan Salam terapeutik
perkenalkan nama saya dan mengajak duduk menjawab senyum dan sedikit curiga
Tika, saya mahasiswa diruang tengah menjawab salam
keperawatan yang praktik perawat
diruangan ini selama 3 K: melihat perawat dan
minggu, nama mas duduk berhadapan
siapa ? dengan perawat

K: Andris

P: senang dipanggil P: perawat berjabat Berharap klien dapat Klien berbicara Sikap empati akan
dengan panggilan apa tangan dengan klien menjawab dan dengan volume suara membuat klien merasa
mas ? dan tersenyum melanjutkan sikap akrab yang kecil diperhatikan
dan berjabat tangan
K: Andris K: .pasien membalas
jabatan tangan dan
tersenyum serta tatapan
serius kepada parawat
. .
P: Bagaimana keadaan P: Perawat duduk Berharap klien dapat Terlihat ragu-ragu dan Keakraban akan
mas hari ini ? berhadapan dengan memahami tujuan sedikit curiga mempermudah
K: Baik mbak, kenapa ? pasien dan senyum perawat agar dapat komunikasi
K: pasien duduk terjalin BHSP yang
berhadapan dengan baik.
perawat dan tidak ada
ekpresi wajah

. .
P: apa yang dirasakan P: perawat melakukan Berharap pasien dapat Klien enggan seperti Keakraban akan
mas saat ini ? kontak mata menjawab perasaan dan menjawab membuat klien merasa
merespon dengan baik nyaman dan terbuka
K: ndak tau mbak K: kontak mata dan kepada perawat.
menutup mulut
Kesan Perawat : ....................................................................

KAMUNIKASI NON ANALISA ANALISA


KOMUNIKASI
VERBAL BERPUSAT PADA BERPUSAT PADA RASIONAL
VERBAL
PERAWAT KLIEN
.
P: Bagaimana kalau kita P: perawat Berharap klien mau Klien terlihat segan Sikap empati akan
bercakap-cakap sebentar menunjukkan sikap menerima tawaran dan sedikit ragu-ragu membuat klien merasa
saja tentang identitas empati, melakukan perawat dan diperhatikan
mas, keluarga mas dan kontak mata menunjukkan sikap
teman mas ? akrab
K: ekspresi kurang
K: iya berseri dan melakukan
kontak mata

P: mau dimana mas ? P: perawat tersenyum Berharap menunjukan Klien terlihat Keakraban akan
dan melakukan kontak sikap akrab menunjukkan sikap mempermudah
K: disini aja mata terbuka kepada kominikasi
perawat
K: ekspresi kurang
berseri dan menunjuk
ruang tengah
. .
P: berapa lama mas ? P: perawat melakukan Berharap menunjukkan Klien tampak berfikir Sikap empati akan
kontak mata sambal sikap empati dan melihat kearah membuat klien merasa
K: sebentar saja mbak tersenyum atas dan ruangan tidur nyaman

K: kontak mata terjaga


dan berpaling arah

. .
P: mas sekarang dirawat P: perawat menanyakan Berharap menunjukkan Klien menjawab Sikap empati akan
disini ya? dan sambal kontak mata kekakraban dan peduli dengan kontak mata membuat klien merasa
dan serius diperhatikan
K: iya mbak K: tersenyum dan ada
kontak mata
Kesan Perawat : ....................................................................

KAMUNIKASI NON ANALISA ANALISA


KOMUNIKASI
VERBAL BERPUSAT PADA BERPUSAT PADA RASIONAL
VERBAL
PERAWAT KLIEN
.
P: .saya akan merawat P: memandang dan Berharap klien Klien berbicara dan Sikap empati akan
mas selama 3 minggu tersenyum menunjukkan rasa mulai tanggap membuat klien marasa
kedepan. Mas rumahnya percaya kepada perawat diperhatikan
dimana? K: memandang dan terjalin BHSP yang
baik
K: sana lah mbak jauh,
kediri, kenapa?

P: apa yang mas rasakan P: melakukan kontak Menunjukan sikap Klien tampak bingung Sikap empati membuat
sekarang ? mata empati untuk menjawab klien tampak merasa
nyaman
K: ndak tau K: kontak mata dan
memegang tangan
perawat
. .
P: saya mengerti dengan P: menunjukan ekspresi Menunjukan sikap Klien enggan Sikap empati akan
apa yang rasakan ingin tau, melakukan empati keakraban dan menunjukkan serta membuat klien merasa
sekarang namun alangkah kontak mata peduli menceritakan diperhatikan
baiknya jika mas ada keadannya
yang sedang dirasakan K: ekspresi kurang
bias disampaikan saja berseri dan melakukan
pada saya atau orang lain kontak mata kepada
perawat
K: (pasien diam saja)

. .
P: dan siapa tau nanti P: menunjukan sikap Menunjukan sikap Klien tampak melihat Keakraban akan
saya bias membantu mas empati kepada klien peduli kesudut ruangan membuat klien merasa
nyaman dan terbuka
K: (pasien diam saja) K: menunjukkan kepada perawat
ekspresi murung
Kesan Perawat : ....................................................................

KAMUNIKASI NON ANALISA ANALISA


KOMUNIKASI
VERBAL BERPUSAT PADA BERPUSAT PADA RASIONAL
VERBAL
PERAWAT KLIEN
.
P: bagaimana hubungan P: memandang klien Ingin membuka lagi Masih memberi Topik ringan akan
mas dengan keluarga dan tersenyum percakapan tanggapan dengan memudahkan interaksi
dirumah? Mas punya denganpasien dan ragu-ragu lebih lanjut
berapa saudara ? K: menyebut nama berharap dapat diterima
dengan memegang dengan pasien
K: 1 saja mbak, namanya nama perawat
D

P: mas anak keberapa ? P: memandang klien Perawat ingin menjalin Masih tampak ragu- Topik sederhana
sambal memegang kedekatan dengan pasien ragu membantu menjalin
K: Berapa ? satu tangan pasien kedekatan dengan klien

K: melihat perawat dan


menjawab sambal
tersenyum
. .
P: mas A, hobinya apa ? P: memandang pasien Mencoba mengakrabkan Berpikir dan Topik sederhana
sambal tersenyum suasana mengingat ngingat membantu menjalin
K: ndak tau (majah datar) kedekatan dengan klien
K: pasien tersenyum
dan mengangkat
pundaknya
. .
P: nah lalu apa P: memandang pasien Masih berusaha Menjawab sesuai daya Daya ingat pasien
sebenarnya cita-cita dan memperhatikan membangun keakraban ingat yang dimiliki dapat di kaji dengan
mas ? pasien dengan topik sederhana menanyakan data
identitas pasien
K: polisi K: kontak mata dan
tersenyum
Kesan Perawat : ....................................................................

KAMUNIKASI NON ANALISA ANALISA


KOMUNIKASI
VERBAL BERPUSAT PADA BERPUSAT PADA RASIONAL
VERBAL
PERAWAT KLIEN
.
P: baik, sebelumnya mas P: memandang klien Mengkaji lebih jauh Mengingat-ingat dan Kekaraban akan
kerja dimana ? sambil tersenyum tentang identitas pasien menjawab dengan mempermudah
ragu-ragu komunikasi
K: dirumah sama ibu, K: menatap perawat
nyapu sama buang
sampah

P: masih ingat kenapa P: menatap klien Berhati-hati karena Mengingat-ingat dan Keluhan utama merupan
mas dibawa kesini ? dan sambil menunjukkan pertanyaan tersebut menatap perawat dasar pasien dirawat di
siapa yang mengantar keseriusan sangat spesifik dan RS jiwa
mas kesini ? takut menyinggung
K: berpaling sambil pasien
K: ndak, sama polisi menjawab

. .
P: kalau dirumah anggota P: mendekatkan diri Berusaha mengkaji data Membayangkan Teknik eksplorasi
keluarga yang paling mas yang terkait identitas keadaan keluarganya berguna untuk
anggap penting siapa K: menatap sambil mendapatkan lebih
mas ? menggenggam kedua banyak data terkait
tangan masalah pasien
K: ibu

. .
P: bagaimana sekarang P: memandang sambil Berusaha megkaji data Mengingat aktivitas Diam terapeutik
perasaan mas setelah tersenyum yang terkait kata-kata dirumahnya membantu pasien.
berada disini ? tadi Mengungkapkan
K: memandang dengan perasaannya pada
K: (pasien hanya diam tatapan keatas perawat
dan mengangkat kedua
bahu)

Kesan Perawat : ....................................................................

KAMUNIKASI NON ANALISA ANALISA


KOMUNIKASI
VERBAL BERPUSAT PADA BERPUSAT PADA RASIONAL
VERBAL
PERAWAT KLIEN
.
P: mas punya teman yang P: menekankan Memikirkan topik lain Memperhatikan Pengalihan agar klien
biasanya diajak ngobrol pertanyaan yang terkait dengan perawat tidak larut dengan
tidak ? masalah lamunnya
K: mendengarkan
K: ndak, buat apa dengan serius
teman ?

P: baiklah saya kira P: memandang pasien Ingin mengakhiri fase 1 Merenungkan Evaluasi fase 1
cukup untuk hari ini karena sudah cukup keadaannya berhasil jika klien
untuk bincang- K: memperhatikan banyak data yang terkaji dapat mengingat nama
bincangnya lagi dengan dengan serius perawat sehingga
saya mas nantinya terjalin
kepercayaan
K: iya

. .
P: besok apakah mas P: memandang pasien Memberikan Mamperhatikan Kegiatan yang akan
bersedia berbincang- reinforcement pada perawat dan tersenyum dilaksanakan harus
bincang lagi dengan K: memandang perawat pasien mendapat persetujuan
saya ? klien sehingga bila
klien keluar dari
K: iya (sambil kegiatan dimaksud,
mengangkat kedua bias di ingatkan
alisnya) tentang batasan
kegiatan sesuai kontrak

. .
P: kalau disini lagi P: memandang pasien Menentukan topik Memikirkan tentang Kontrak berikutnya
apakah mas A mau ? sambil memegang aktivitas kegiatan harus ditentukan dan
pasien harus mendapatkan
K: iya persetujuan klien agar
K: tersenyum klien ingat terhadap
kontrak
Kesan Perawat : ....................................................................

KAMUNIKASI NON ANALISA ANALISA


KOMUNIKASI
VERBAL BERPUSAT PADA BERPUSAT PADA RASIONAL
VERBAL
PERAWAT KLIEN
.
P: baik, besok pagi P: menatap pasien dan Senang karna klien Setuju tentang Harus mendapat
setelah senam kita tersenyum setuju dengan kegiatan kegiatan yang akan persetujuan klien
berbincang-bincang lagi yang akan dilaksanakan dilaksanakan sehingga bila klien
K: ada kontak mata dan keluar dari kegiatan
K: iya tersenyum yang dimaksud bias di
ingatkan tentang
batasan sesuai kontrak

P: selamat pagi mas A, P: berjabat tangan Senang karena klien Menyambut salam Salam penutup
sampai jumpa dengan klien mau berinteraksi dengan merupakan akhir fasa
klien yang lama dilakukan
K: pagi mbak, iya K: berjabat dengan untuk mencegah tidak
perawat percaya klien ke
perawat
Kesan Perawat : ....................................................................
BAB 4

PEMBAHASAN

Dalam pembahasan ini penulis akan menguraikan tentang kesenjangan yang terjadi

antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus dalam Asuhan Keperawatan Jiwa pada Tn. A

dengan masalah Isolasi Sosial di Ruang Kakak Tua RSJ dr. Radjiman Widiodiningrat

Lawang yang meliputi pengkajian, penegakan diagnosa, perencanaan, pelaksanaan dan

evaluasi.

4.1 Pengkajian

Pengkajian merupakan tahap pertama dalam memberikan asuhan keperawatan pada

pasien. Selama Pengkajian, perawat berusaha mendengarkan, memperhatikan dan

mendokumentasikan semua informasi, baik melalui wawancara maupun observasi

yang diberikan oleh pasien tentang masalahnya.

FAKTOR FAKTA TEORI

Anda mungkin juga menyukai