PENDAHULUAN
Gangguan jiwa adalah bentuk gangguan dan kekacauan fungsi mental atau
sehingga muncul gangguan fungsi atau gangguan struktur dari suatu bagian,
mental menjadi tidak normal baik kapasitasnya maupun keakuratannya. Definisi lain
tentang apa itu gangguan jiwa adalah dengan membandingkan dengan definisi
kesehatan mental WHO " Mental health is a state of complete physical, mental and
social well-being, and not merely the absence of disease" (WHO, 2012)” Kurang lebih
suatu penyakit”.
keadaan sejahtera baik fisik, mental dan sosial, tidak hanya terbebas dari
penyakit atau kecacatan. Secara analogi kesehatan jiwa pun bukan hanya tidak adanya
depresi) pada penduduk pada usia kurang lebih 15 tahun adalah 11,6% atau sekitar 19
juta penduduk. Sedangkan dengan gangguan jiwa berat rata-rata sebesar 0,64%
sekitar 1 juta penduduk, sedikit sekali dari jumlah penderita yang datang ke
Data ini berati, hanya 10% yang membutuhkan layanan Kesehatan Jiwa
terlayani difasilitas kesehatan. Kerugian ekonomi akibat kesehatan jiwa ini sedikitnya
Berdasarkan data pada 2002, sedikitnya ada 154 juta orang di seluruh dunia
yang mengalami depresi. Di Indonesia sendiri, remaja di bawah usia 15 tahun yang
mengalami depresi pada 2007 mencapai 16 persen atau sekitar 19 juta orang.
Memasuki 2010, angka itu dipastikan lebih tinggi lagi. Dalam hal ini peran fungsi
dan tanggung jawab perawat psikiatri dalam meningkatkan derajat kesehatan jiwa,
dalam kaitannya dengan menarik diri adalah meningkatkan percaya diri pasien dan
menyendiri dan keuntungan dari berinteraksi dengan orang lain sehingga diharapkan
1. Tujuan Umum
gangguan jiwa dengan masalah utama isolasi sosial dengan metode komunikasi
terapeutik.
2. Tujuan khusus
isolasi sosial : menarik diri dan diharapkan menjadi informasi dalam saran
dan evaluasi untuk peningkatan mutu pelayanan yang lebih kepada pesien yang
akan datang.
2. Bagi Peneliti
a) Sebagai ilmu pengetahuan tentang masalah isolasi sosial : menarik diri dan
Sebagai sumber informasi dan bahan bacaan pada kepustakaan institusi dalam
dihadapinya, dan juga dapat memberikan kepuasan bagi keluarga klien atas
TINJAUAN TEORI
Isolasi Sosial
1. Pengertian
atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain disekitarnya.
Pasien mungkin merasa ditolak, tidak diterima, kesepian, dan tidak mampu membina
menghindari interaksi dengan orang lain dan lingkungan (Dalami, dkk. 2009).
sebagai perlakuan dari orang lain serta sebagai kondisi yang negatif atau
Isolasi sosial adalah suatu keadaan kesepian yang dialami oleh seseorang
karena orang lain menyatakan sikap yang negatif dan mengancam ( Twondsend,
bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain disekitarnya, pasien
mungkin merasa ditolak, tidak diterima, kesepian, dan tidak mampu membina
hubungan yang berarti dan tidak mampu membina hubungan yang berarti dengan
orang lain (Budi Anna Kelliat, 2006 ). Menarik diri merupakan percobaan untuk
menghindari interaksi dengan orang lain, menghindari hubungan dengan orang lain (
Pawlin, 1993 dikutip Budi Kelliat, 2001). Faktor perkembangan dan sosial budaya
merupakan faktor predisposisi terjadinya perilaku isolasi sosial. (Budi Anna Kelliat,
2006)
a. Faktor Predisposisi
1) Faktor Perkembangan
individu dengan sukses, karena apabila tugas perkembangan ini tidak dapat
Komunikasi yang hangat sangat penting dalam masa ini, agar anak tidak
a) Masa Bayi
Bayi sepenuhnya tergantung pada orang lain untuk memenuhi
ibu dan anak, akan menghasilkan rasa aman dan rasa percaya yang
masa berikutnya.
b) Masa Kanak-kanak
lakunya dibatasi atau terlalu dikontrol, hal ini dapat membuat anak
frustasi. Kasih sayang yang tulus, aturan yang konsisten dan adanya
dirinya, maupun sistem nilai yang harus diterapkan pada anak, karena
pada saat ini anak mulai masuk sekolah dimana ia harus belajar cara
berkembang menjadi hubungan intim dengan lawan jenis. Pada masa ini
remaja.
pada orang lain dan menerima perasaan orang lain serta peka terhadap
(mutuality).
anak.
pada orang lain akan meningkat, namun kemandirian yang masih dimiliki
a) Sikap bermusuhan/hostilitas
mengungkapkan pendapatnya.
4) Faktor Biologis
kembar dizigot persentasenya 8%. Kelainan pada struktur otak seperti atropi,
b. Faktor Presipitasi
dicintai, kehilangan pasangan pada usia tua, kesepian karena ditinggal jauh,
dirawat dirumah sakit atau dipenjara. Semua ini dapat menimbulkan isolasi
sosial.
2) Stressor Biokimia
psikotik diantaranya adalah virus HIV yang dapat merubah stuktur sel-sel
otak.
4) Stressor Psikologis
dapat menahan tekanan yang berasal dari id maupun realitas yang berasal
dari luar. Ego pada klien psikotik mempunyai kemampuan terbatas untuk
mengatasi stress. Hal ini berkaitan dengan adanya masalah serius antara
Menurut Purba, dkk. (2008) strategi koping digunakan pasien sebagai usaha
Menurut Purba, dkk. (2008) tanda dan gejala isolasi sosial yang dapat ditemukan
c. Pasien mengatakan tidak ada hubungan yang berarti dengan orang lain
4. Rentang Respon
Menyendiri
Kesepian Manipulasi
Otonomi
Menarik Diri Implusif
Kebersamaan
Ketergantungan Narsisme
Saling
Ketergantungan
5. Penatalaksanaan
a. Terapi Psikofarmaka
1) Chlorpromazine
realitas, kesadaran diri terganggu, daya ingat norma sosial dan tilik diri
Gangguan perasaan dan perilaku yang aneh atau tidak terkendali, berdaya
berat dalam fungsi kehidupan sehari-hari, tidak mampu bekerja, berhubungan
dalam miksi, hidung tersumbat, mata kabur, tekanan intra okuler meninggi,
2) Haloperidol (HLP)
Berdaya berat dalam kemampuan menilai realita dalam fungsi mental serta
miksi dan parasimpatik, defeksi, hidung tersumbat mata kabur , tekanan infra
3) Trihexyphenidil (THP)
b. Terapi Individu
Terapi individu pada pasien dengan masalah isolasi sosial dapat diberikan
strategi pertemuan (SP) yang terdiri dari tiga SP dengan masing-masing strategi
apabila berinteraksi dan tidak berinteraksi dengan orang lain, mengajarkan cara
orang lain ke dalam kegiatan harian. Pada SP dua, perawat mengevaluasi jadwal
berbincang-bincang dengan orang lain sebagai salah satu kegiatan harian. Pada
kesempatan untuk berkenalan dengan dua orang atau lebih dan menganjurkan
c. Terapi kelompok
tidur.
b) Buang air besar (BAB) dan buang air kecil (BAK), yaitu semua bentuk
berganti pakaian.
e) Makan dan minum, yaitu tingkah laku yang dilakukan pada waktu,
h) Pergi tidur, yaitu perbuatan yang mengiringi seorang pasien untuk pergi
tidur. Pada pasien gangguan jiwa tingkah laku pergi tidur ini perlu
padagangguan jiwa. Dalam hal ini yang dinilai bukan gejala insomnia
bergaul dengan orang lain secara kelompok (lebih dari dua orang).
f) Sopan santun, yaitu tingkah laku yang berhubungan dengan tata krama
atau sopan santun terhadap kawannya dan petugas maupun orang lain.
sebagainya.
2.3 PATOPSIKOLOGI
Faktor Penyebab
Kegagalan
Tidak Percaya Diri
Tidak percaya kepada orang
lain
Ragu
Faktor Genetik
Faktor Predisposisi
Faktor Faktor Presipitasi
pengembangan Faktor eksternal
Faktor Faktor Internal
sosiokultular
Faktor biologis
Mekanisme Koping
Adaptif Maladaptif
Menyendiri
Manipulasi
Otonomi Kesepian
Impulsif
Kebersamaan Tergantung
Narsisisme
Saling Menarik Diri
Curiga
(Stuart, 2007, Direja, 2011)
1. Isolasi social
pengajian ,tulis tempat klien dirawat dan tanggal dirawat isi pengkajian meliputi:
1. Identitas klien
Meliputi nama klien , umur , jenis kelamin , status perkawinan, agama,
klien.
2. Keluhan utama
komunikasi kurang atau tidak ada , berdiam diri dikamar ,menolak interaksi
3. Faktor predisposisi
Terjadi trauma yang tiba tiba misalnya harus dioperasi , kecelakaan dicerai
suami , putus sekolah ,PHK, perasaan malu karena sesuatu yang terjadi ( korban
perkosaan , tituduh kkn, dipenjara tiba – tiba) perlakuan orang lain yang tidak
menghargai klien/ perasaan negatif terhadap diri sendiri yang berlangsung lama.
4. Aspek fisik/biologis
Hasil pengukuran tada vital (TD, Nadi, suhu, Pernapasan , TB, BB) dan
5. Aspek Psikososial
b. Konsep diri
1) Citra tubuh
Menolak melihat dan menyentuh bagian tubuh yang berubah atau tidak
menerima perubahan tubuh yang telah terjadi atau yang akan terjadi.
2) Identitas diri
3) Peran
4) Ideal diri
5) Harga diri
Perasaan malu terhadap diri sendiri , rasa bersalah terhadap diri sendiri ,
6) Status mental
Kontak mata klien kurang /tidak dapat mepertahankan kontak mata ,
8) Mekanisme koping
Klien apabila mendapat masalah takut atau tidak mau menceritakan nya
pada orang orang lain( lebih sering menggunakan koping menarik diri).
9) Aspek medik
1. Isolasi sosial
TINDAKAN PSIKOTERAPEUTIK
a. Klien
SP 1
SP 2
SP 3
- Beri kesempatan pada Klien mempraktekan cara berkenalan dengan dua orang
SP 4
- Jelaskan tentang obat yang diberikan (Jenis, dosis, waktu, manfaat dan efek
samping obat)
harian dirumah
b. Keluraga
- Diskusikan masalah yang dirasakan kelura dalam merawat Klien
- Jelaskan pengertian, tanda dan gejala isolasi sosial yang dialami Klien dan
proses terjadinya
TINDAKAN PSIKOFARMAKA
- Perlihatkan sikap menerima dengan cara melakukan kontak singkat tapi sering
2. Gangguan konsep diri: harga diri rendah berhubungan dengan tidak efektifnya
TINDAKAN PSIKOTERAPEUTIK
1. Klien
- Bantu klien memilih kegiatan dan melatih sesuai dengan kemampuan klien
- Melatih kemampuan kedua
2. Keluarga:
- Jelaskan pengertian, tanda, dan gejala harga diri rendah yang dialami klien
- Latih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada klien harga diri
rendah dirumah
TINDAKAN PSIKOFARMAKA
- Beri kesempatan pada klien untuk mengerjakan tugas dan tanggung jawabnya
sendiri misalnya merapikan tempat tidur, membersihkan alat makan, dan minum
obat
- Berikan umpan balik positif untuk tugas-tugas yang dilakukan secara mandiri
2.8 Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan Pada Pasien Isolasi Sosial
STRATEGI PELAKSAAN (SP) ISOLASI SOSIAL : MENARIK DIRI
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien
3. Tujuan khusus :
isolasi sosial
4. Tindakan keperawatan.
sosial
B. Strategi pelakasnaan
1. Fase Orentasi
“Selamat pagi “
“Saya VANNESSIA, Saya senang dipanggil CIA, Saya mahasiswa STIKES MAHARANI
MALANG yang akan merawat Ibu.”
“Apa keluhan ibu hari ini?” Bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang keluarga dan
teman-teman ibu ? Mau dimana kita bercakap-cakap? Bagaimana kalau di ruang
tamu? Mau berapa lama, bu? Bagaimana kalau 15 menit”
2. Fase Kerja
”Apa yang ibu rasakan selama ibu dirawat disini? O.. ibu merasa sendirian? Siapa saja
yang ibu kenal di ruangan ini”
“Apa saja kegiatan yang biasa ibu lakukan dengan teman yang ibu kenal?”
“Apa yang menghambat ibu dalam berteman atau bercakap-cakap dengan pasien
yang lain?”
”Menurut ibu apa saja keuntungannya kalau kita mempunyai teman ? Wah benar, ada teman
bercakap-cakap. Apa lagi ? (sampai pasien dapat menyebutkan beberapa) Nah kalau
kerugiannya tidak mampunyai teman apa ya ibu ? Ya, apa lagi ? (sampai pasien
dapat menyebutkan beberapa) Jadi banyak juga ruginya tidak punya teman ya. Kalau
begitu inginkah ya ibu ? belajar bergaul dengan orang lain ?
« Bagus. Bagaimana kalau sekarang kita belajar berkenalan dengan orang lain”
“Begini lho ibu ?, untuk berkenalan dengan orang lain kita sebutkan dulu nama kita dan
nama panggilan yang kita suka asal kita dan hobi. Contoh: Nama Saya V, senang
dipanggil V. Asal saya dari Kalimantans, hobi makan”
“Selanjutnya ibu menanyakan nama orang yang diajak berkenalan. Contohnya begini: Nama
Bapak siapa? Senang dipanggil apa? Asalnya dari mana/ Hobinya apa?”
“Ayo ibu dicoba! Misalnya saya belum kenal dengan ibu. Coba berkenalan dengan saya!”
“Setelah ibu berkenalan dengan orang tersebut ibu bisa melanjutkan percakapan tentang
hal-hal yang menyenangkan ibu bicarakan. Misalnya tentang cuaca, tentang hobi,
tentang keluarga, pekerjaan dan sebagainya.”
3. Fase Terminasi
”Bagaimana perasaan ibu setelah kita latihan berkenalan?”
”Selanjutnya ibu dapat mengingat-ingat apa yang kita pelajari tadi selama saya tidak ada.
Sehingga ibu lebih siap untuk berkenalan dengan orang lain. S mau praktekkan ke
pasien lain. Mau jam berapa mencobanya. Mari kita masukkan pada jadwal kegiatan
hariannya.”
”Besok pagi jam 10 saya akan datang kesini untuk mengajak ibu berkenalan dengan teman
saya, perawat N. Bagaimana, ibu mau kan?”
“Selamat pagi ”
“Saya VANNESSIA, Saya senang dipanggil CIA, Saya mahasiswa STIKES MAHARANI
MALANG yang akan merawat Ibu.”
“Apa keluhan ibu hari ini?” Bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang keluarga dan
teman-teman ibu ? Mau dimana kita bercakap-cakap? Bagaimana kalau di ruang
tamu? Mau berapa lama, bu? Bagaimana kalau 15 menit”
FASE KERJA:
”Apa yang ibu rasakan selama ibu dirawat disini? O.. ibu merasa sendirian? Siapa saja
yang ibu kenal di ruangan ini”
“Apa saja kegiatan yang biasa ibu lakukan dengan teman yang ibu kenal?”
“Apa yang menghambat ibu dalam berteman atau bercakap-cakap dengan pasien
yang lain?”
”Menurut ibu apa saja keuntungannya kalau kita mempunyai teman ? Wah benar, ada
teman bercakap-cakap. Apa lagi ? (sampai pasien dapat menyebutkan beberapa) Nah
kalau kerugiannya tidak mampunyai teman apa ya ibu ? Ya, apa lagi ? (sampai
pasien
dapat menyebutkan beberapa) Jadi banyak juga ruginya tidak punya teman ya. Kalau begitu
inginkah ya ibu ? belajar bergaul dengan orang lain ?
« Bagus. Bagaimana kalau sekarang kita belajar berkenalan dengan orang lain”
“Begini lho ibu ?, untuk berkenalan dengan orang lain kita sebutkan dulu nama kita dan
nama panggilan yang kita suka asal kita dan hobi. Contoh: Nama Saya V, senang
dipanggil V. Asal saya dari Kalimantan, hobi makan”
“Selanjutnya ibu menanyakan nama orang yang diajak berkenalan. Contohnya begini: Nama
Bapak siapa? Senang dipanggil apa? Asalnya dari mana/ Hobinya apa?”
“Ayo ibu dicoba! Misalnya saya belum kenal dengan ibu. Coba berkenalan dengan saya!”
“Setelah ibu berkenalan dengan orang tersebut ibu bisa melanjutkan percakapan tentang
hal-hal yang menyenangkan ibu bicarakan. Misalnya tentang cuaca, tentang hobi,
tentang keluarga, pekerjaan dan sebagainya.”
FASE TERMINASI:
”Selanjutnya ibu dapat mengingat-ingat apa yang kita pelajari tadi selama saya tidak ada.
Sehingga ibu lebih siap untuk berkenalan dengan orang lain. S mau praktekkan ke
pasien lain. Mau jam berapa mencobanya. Mari kita masukkan pada jadwal kegiatan
hariannya.”
”Besok pagi jam 10 saya akan datang kesini untuk mengajak ibu berkenalan dengan teman
saya, perawat N. Bagaimana, ibu mau kan?”
FASE ORIENTASI :
« Sudah dingat-ingat lagi pelajaran kita tetang berkenalan »Coba sebutkan lagi sambil
bersalaman dengan perawat ! »
« Bagus sekali, ibu masih ingat. Nah seperti janji saya, saya akan mengajak ibu mencoba
berkenalan dengan teman saya perawat V. Tidak lama kok, sekitar 10 menit »
FASE KERJA :
« Ada lagi yang ibu ingin tanyakan kepada perawat V . coba tanyakan tentang keluarga
perawat V »
« Kalau tidak ada lagi yang ingin dibicarakan, ibu bisa sudahi perkenalan ini. Lalu ibu bisa
buat janji bertemu lagi dengan perawat V, misalnya jam 1 siang nanti »
« Baiklah perawat V, karena ibu sudah selesai berkenalan, saya dan ibu akan kembali ke
ruangan ibu. Selamat pagi »
FASE TERMINASI:
”Pertahankan terus apa yang sudah ibu lakukan tadi. Jangan lupa untuk menanyakan topik
lain supaya perkenalan berjalan lancar. Misalnya menanyakan keluarga, hobi, dan
sebagainya. Bagaimana, mau coba dengan perawat lain. Mari kita masukkan pada
jadwalnya. Mau berapa kali sehari? Bagaimana kalau 2 kali. Baik nanti ibu coba
sendiri. Besok kita latihan lagi ya, mau jam berapa? Jam 10? Sampai besok.”
FASE ORIENTASI:
(jika jawaban pasien: ya, saudara bisa lanjutkan komunikasi berikutnya orang lain
”Bagaimana kalau sekarang kita berkenalan lagi dengan orang lain, yaitu pasien O”
FASE KERJA:
« Baiklah bu, ibu sekarang bisa berkenalan dengannya seperti yang telah ibu lakukan
sebelumnya. »
« Kalau tidak ada lagi yang ingin dibicarakan, ibu bisa sudahi perkenalan ini. Lalu ibu bisa
buat janji bertemu lagi, misalnya bertemu lagi jam 4 sore nanti »
« Baiklah O, karena ibu sudah selesai berkenalan, saya dan klien akan kembali ke
ruangan ibu. Selamat pagi »
FASE TERMINASI:
“Bagaimana perasaan ibu setelah berkenalan dengan O”
”Selanjutnya, bagaimana jika kegiatan berkenalan dan bercakap-cakap dengan orang lain
kita tambahkan lagi di jadwal harian. Jadi satu hari ibu dapat berbincang-bincang
dengan orang lain sebanyak tiga kali, jam 10 pagi, jam 1 siang dan jam 8
malam, ibu bisa bertemu dengan V, dan tambah dengan pasien yang baru dikenal.
Selanjutnya ibubisa berkenalan dengan orang lain lagi secara
bertahap. Bagaimana ibu, setuju kan?”
”Baiklah, besok kita ketemu lagi untuk membicarakan pengalaman ibu. Pada jam yang sama
dan tempat yang sama ya. Sampai besok.”
Tujuan:
Tindakan:
membantu pasien mengatasi masalah isolasi sosial ini, karena keluargalah yang
Tahapan melatih keluarga agar mampu merawat pasien isolasi sosial di rumah
meliputi:
Membina hubungan saling percaya dengan pasien dengan cara bersikap peduli
kegiatan bersama-sama dengan orang lain yaitu dengan tidak mencela kondisi
FASE ORIENTASI:
“Bagaimana kalau kita berbincang-bincang tentang masalah anak Bapak dan cara
perawatannya”
”Kita diskusi di sini saja ya? Berapa lama Bapak punya waktu? Bagaimana kalau
setengah jam?”
FASE KERJA:
”kira-kira bapak tahu apa yang terjadi dengan anak bapak? Apa yang sudah dilakukan?”
“Masalah yang dialami oleh anak disebut isolasi sosial. Ini adalah salah satu gejala
penyakit yang juga dialami oleh pasien-pasien gangguan jiwa yang lain”.
” Tanda-tandanya antara lain tidak mau bergaul dengan orang lain, mengurung diri,
kalaupun berbicara hanya sebentar dengan wajah menunduk”
”Biasanya masalah ini muncul karena memiliki pengalaman yang mengecewakan saat
berhubungan dengan orang lain, seperti sering ditolak, tidak dihargai atau berpisah
dengan orang–orang terdekat”
“Apabila masalah isolasi sosial ini tidak diatasi maka seseorang bisa mengalami
halusinasi, yaitu mendengar suara atau melihat bayangan yang sebetulnya tidak
ada.”
“Untuk menghadapi keadaan yang demikian Bapak dan anggota keluarga lainnya harus
sabar menghadapi anak bapak. Dan untuk merawat anak bapak, keluarga perlu
melakukan beberapa hal. Pertama keluarga harus membina hubungan saling percaya
dengan anak bapak yang caranya adalah bersikap peduli dengan anak bapak dan
jangan ingkar janji. Kedua, keluarga perlu memberikan semangat dan dorongan
kepada anak bapak untuk bisa melakukan kegiatan bersama-sama dengan orang
lain. Berilah pujian yang wajar dan jangan mencela kondisi pasien.”
” Begini contoh komunikasinya, Pak: anak bapak, bapak lihat sekarang kamu sudah
bisa bercakap-cakap dengan orang lain.Perbincangannya juga lumayan lama. Bapak
senang sekali melihat perkembangan kamu, Nak. Coba kamu bincang-bincang dengan
saudara yang lain. Lalu bagaimana kalau mulai sekarang kamu sholat berjamaah.
Kalau di rumah sakit ini, kamu sholat di mana? Kalau nanti di rumah, kamu sholat
bersana-sama keluarga atau di mushola kampung. Bagiamana anak bapak, kamu mau
coba kan, nak ?”
”Nah coba sekarang Bapak peragakan cara komunikasi seperti yang saya contohkan”
FASE TERMINASI:
“Baiklah waktunya sudah habis. Bagaimana perasaan Bapak setelah kita latihan tadi?”
“Coba Bapak ulangi lagi apa yang dimaksud dengan isolasi sosial dan tanda-tanda orang
yang mengalami isolasi sosial »
« Selanjutnya bisa Bapak sebutkan kembali cara-cara merawat anak bapak yang mengalami
masalah isolasi sosial »
« Bagus sekali Pak, Bapak bisa menyebutkan kembali cara-cara perawatan tersebut »
«Nanti kalau ketemu S coba Bp/Ibu lakukan. Dan tolong ceritakan kepada semua keluarga
agar mereka juga melakukan hal yang sama. »
« Bagaimana kalau kita betemu tiga hari lagi untuk latihan langsung kepada S ? »
”Bapak masih ingat latihan merawat anak Bapak seperti yang kita pelajari berberapa hari
yang lalu?”
“Mari praktekkan langsung ke klien! Berapa lama waktu Bapak/Ibu Baik kita akan coba 30
menit.”
FASE KERJA :
”Bpk/Ibu mba datang besuk. Beri salam! Bagus. Tolong mba tunjukkan jadwal
kegiatannya!”
”Nah Pak, sekarang Bapak bisa mempraktekkan apa yang sudah kita latihkan beberapa hari
lalu”
(Saudara mengobservasi keluarga mempraktekkan cara merawat pasien seperti yang telah
dilatihkan pada pertemuan sebelumnya).
(Saudara dan keluarga meninggalkan pasien untuk melakukan terminasi dengan keluarga)
FASE TERMINASI :
“ Bagaimana perasaan Bapak/Ibu setelah kita latihan tadi? Bapak/Ibu sudah bagus.”
« «Mulai sekarang Bapak sudah bisa melakukan cara merawat tadi kepada anak bapak »
« Tiga hari lagi kita akan bertemu untuk mendiskusikan pengalaman Bapak melakukan cara
merawat yang sudah kita pelajari. Waktu dan tempatnya sama seperti
sekarang Pak »
« Sampai jumpa »
FASE ORIENTASI:
”Karena rencana anak bapak mau pulang, maka perlu kita bicarakan perawatan lanjutan di
rumah.”
FASE KERJA:
”Bpk/Ibu, ini jadwal anak bapak yang sudah dibuat. Coba dilihat, mungkinkah dilanjutkan?
Di rumah Bpk/Ibu yang menggantikan perawat. Lanjutkan jadwal ini di rumah, baik
jadwal kegiatan maupun jadwal minum obatnya”
”Hal-hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah perilaku yang ditampilkan oleh anak
Bapak selama di rumah. Misalnya kalau anak bapak terus menerus tidak mau bergaul
dengan orang lain, menolak minum obat atau memperlihatkan perilaku
membahayakan orang lain. Jika hal ini terjadi segera lapor ke rumah sakit atau bawa
anak bapak ke rumah sakit”
FASE TERMINASI:
”Bagaimana Pak/Bu? Ada yang belum jelas? Ini jadwal kegiatan harian anak bapak. Jangan
lupa kontrol ke rumah sakit sebelum obat habis atau ada gejala yang tampak. Silakan
selesaikan administrasinya!”
BAB 3
Nama : Tn. A
Umur : 25 Tahun
Alamat : Kediri
Pendidikan : SMA
Agama : Islam
Pekerjaan :-
JenisKel. : Laki-laki
No CM : 128xxx
a. Data Primer
Pasien Mengatakan “ aku dibawa kesini sama polisi mbak, ndak tau kenapa kok tiba-
b. Data Sekunder
Perawat ruang kakak tua mengatakan Tn.A pasien dibawa ke Rumah Sakit oleh
keluarganya (ibu) karena Tn.A sering teriak-teriak dan tertawa sendiri sejak 4 tahun
yang lalu. Keluarga mengatakan (Ibu dan Ayah) bahwa awal mula pasien seperti itu
karena kesurupan sejak ada rekan keluarganya dari luar negeri yang meninggal dunia.
Tn.A sempat ikut ke pemakaman, namun setelah pulang dari pemakaman Tn. A
Nampak berbeda. Menurut kepercayaan keluarga Tn.A dirasuki oleh roh keluarganya,
hingga keluarga membawa Tn.A berobat kepada tabib (kiyai) hingga 4 tahun, akhirnya
keluarga membawa ke RSJ karena sang tabib menyuruh membawa Tn.A harus
mendapat perawatan di RSJ. Akhirnya keluarga membawa Tn.A ke RSJ pada tanggal
25 Februari 2019.
dibawa ke RS, pasien juga mengingkari bahwa dirinya sedang sakit. “aku ini
sebenarnya kenapa mbak kok disini aku, aku mau pulang, polisi itu kenapa kok bawa
aku kesini, Apa ya, apa mbak kok lihat saya, kenapa kok ditulis-tulis itu apa mbak”
Pasien datang pada tanggal 25 Februari 2019 di IPCU Camar, kemudian pasien
dipindah di ruang kakak tua pada tanggal 27 Februari 2019. Pasien dating diantar oleh
keluarganya (ibu) karena Tn. A sering teriak-teriak dan tertawa sendiri sejak 4 tahun yang
lalu. Ibu tidak tau kenapa anaknya bias seperti itu karena setelah menghadiri pemakaman
saudaranya Tn.A tiba-tiba kesurupan. Tn.A juga sempat ketahuan menyimpan Double ,
Tn.A mengalami sulit tidur dan jarang mandi. Tn.A dalah anak pertama dari 2 bersaudara.
Ya
Tidak
pernah masuk di Rumah Sakit yang sama seperti ini” Pasien mengatakan tidak ketika
perawat mengatakan : apakah tuan A dulu pernah dipasung oleh keluarga” pasien juga
mengatakan tidak ketika perawat menanyakan “ apakah Tn.A sering teriak-teriak dirumah
2. Faktor Penyebab/Pendukung :
a. Riwayat Trauma
1. Aniaya fisik - - - -
2. Aniaya seksual - - - -
3. Penolakan - - - -
5. Tindakan kriminal - - - -
Jelaskan:
Pasien mengatakan tidak ketika perawat menanyakan “Tn.A apakah tuan A pernah
dipukul atau dipasung oleh keluarga Tn.A”, pasien juga mengatakan tidak ketika perawat
menanyakan “ Tn.A apakah pernah ada orang lain atau sanak keluarga Tn.A yang
melakukan pelecehan seksual terhadap Tn.A”, pasien juga tetap mengatakan tidak ketika
perawat mengatakan “ Tn.A apakah selama ini ada yang tidak suka melihat Tn.A ketika
Tn.A mengajak berbicara”, pasien juga mengatakan tidak ketika perawat menanyakan “
apakah tuan A pernah disiksa oleh kedua orangtua Tn.A atau saudara Tn.A”, namun Tn.A
hanya menjawab “ saya pernah dicubit oleh ibu saya mbak gara-gara saya ndak mau
membuang sampah rumah”, Pasien juga berkata tidak ketika perawat menanyakan “ Tn.A
apakah tuan pernah melihat adegan pembunuhan atau sebagai saksi ketika ada
pembunuhan ? atau apakah Tn.A pernah melakukan itu terhadap orang lain?”
DiagnosaKeperawatan : -
Jelaskan:
Pasien mengatakan “ tidak pernah, ngapain saya harus bunuh diri saya kenapa kok
harus bunuh diri, ndak boleh bunuh diri itu mbak dosa, mbak tau dosa? Ayo ikut saya
pulang disana ada orang bunuh diri terus gentayangan, hayo takut gak, apa mbak apa “
pasien tampak berbicara sendiri dan selalu mengatakan “ apa mbak, apa mbak”
perpisahan )
Pasien mengatakan: “ saya dulu ditinggal sama pacar saya mbak (sambal tertawa). Kita
ini sekarang pacaran ya mbak, ahh ndak mau aku pacaransama cowok aku maunya sama
cewek. Kamu cowok apa cewek mbak ?” ketika perawat menanyakan “ Tn.A apakah duu
Ya
Tidak
Jika ya Jelaskan
Tidak, pasien mengatakan: “ tidak pernah baru kali ini saya mbak. Tiba-tiba diajak
sama polisi kesini, anterin aku pulang mbak,” ketika perawat menanyakan “ Tn.A apakah
dulu mas pernah masuk rumah Sakit Seperti sekarang ini”. Pasien mengatakan tidak
pernah “ Ketika perawat mengatakan “Tn.A apakah dulu pernah kejang-kejang ketika
Diagnosa Keperawatan : -
Pasien mengatakan “ Tidak mbak obat apa itu, saya ndak suka obat mbak” ketika
perawat menanyakan kepada pasien “ Tn.A apakah dulu pernah mengonsumsi obat-
obatan seperti narkoba atau inuman sejenis alcohol” namun menurut hasil yang
Jelaskan :
Menurut hasil yang didapatkan oleh keluarga (ibu dan ayah) dulu pertama kali Tn.A
sakit dan keluarga sempat membawa ke kiyai, pasien berobat selama 4 tahun, namun
pasien tiba-tiba dibawa ke RSJ karena usulan dari sang kiyai, akhirnya pasien dibawa
Ada
Tidak
Jika ada : Menurut hasil yang didapatkan oleh perawat bahwa anggota keluarganya tidak
ada yang mengalami gangguan jiwa, atau penyakit yang sama dan menurut keluarga (ibu
dan ayah) dari sanak keluarganya juga tidak ada yang memiliki penyakit gangguan jiwa
Hubungan keluarga :
Tn.A ada yang pernah marah-marah atau teriak-teriak dan menyendiri atau sering
membanting- banting barang hingga emosi tidak terkontrol hingga tidak mau keluar
rumah ? “
Gejala :
Tidak Ada
Riwayat pengobatan :
Tidak Ada
Diagnosa Keperawatan : -
1. Genogram:
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Meninggal
25 : Umur
: Tinggal Serumah
: Sangat Dekat
: Klien
: Perkawinan
Jelaskan:
Pasien ber-usia 25 Tahun anak pertama dari dua bersaudara, pasien tinggal serumah
dengan kedua orang tua nya dan satu adik laki-lakinya, orang terdekat dengan Tn.A
adalah ibunya. Yang mengambil keputusan dirumah adalah ayahnya. Tn.A diasuh oleh
kedua orangtuanya, namun Tn.A berhubungan baik dengan neneknya.Sifat Bapak Tn.A
baik dan tegas sedangkan ibu Tn.A lembut dan penyanyang. Tn.A tidak memiliki
keluarga yang mempunyai riwayat dengan gangguan jiwa. Hubungan klien dengan
saudara dan kedua orangtuanya sangat baik dikarenakan pasien tinggal dengan orangtua
dan sejak pasien mengalami kejadian halusinasi, klien sering teriak-teriak dan ngomong
sendiri. Akhirnya sang keluarga membawa Tn.A ketabib (kiyai) untuk mendapat
pengobatan. Karena Orangtua cemas akhirnya sang ibu membawa Tn.A ke RSJ Dr.
Radjiman Widiodiningrat.
2. Konsep Diri
a. Citra tubuh :
Tn.A mengatakan: “Tidak tahu” saat ditanya “ bagian mana/tubuh mana yang disukai
oleh Tn.A. Tn.A mengatakan ganteng ketika perawat mengatakan “Tn.A menurut Tn.A
b. Identitas :
Pasien mengatakan “tidak tau” tentang identitas dirinya sendiri saat ditanya “ mas A,
apakah mas tau, mas A berjenis kelamin lai-laki atau perempuan”? klien merupakan anak
c. Peran :
Pasien mengatakan :” saya kalo dirumah itu ya bantu ibu saya nyapu rumah, buang
sampah setiap hari, kalo gak marah ibu saya mbak”. Ketika perawat menanyakan “Tn.A
kira-kira kegiatan Tn.A dirumah apa saja ketika Tn.A tidak bias tidur.”
d. Ideal diri :
Pasien mengatakan : “ayo anterin aku, ikut aku, aku mau pulang kekediri”, ketika
perawat menanyakan “ apa keinginan Tuan A saat ini, apa cita-cita Tn.A nanti ?”
e. Harga diri :
Pasien mengatakan : “ngapain saya malu mbak kan saya pakek baju” ketika perawat
mengatakan “bagaimana perasaan Tn.A saat ini ? Apakah Tn.A malu dengan keadaan
3. Hubungan Sosial
Tn.A mengatakan orang yang berarti dan orang terdekatnya adalah ibunya saat di
rumah. Dan di RSJ pasien tidak punya orang terdekat hanya sebatas tau tanpa mengenal
Saat berada diruang kakak tua Tn.A jangan terkadang. Tidak pernah berinteraksi
dengan orang lain. Tn.A hanya lebih suka menyendiri dan mondar-mandir didalam
sekamarnya ketika perawat menanyakan “Tn.A temannya udah berapa disini, kenal gak
sama teman sebelahnya”? pasien mengatakan “ tidak papa, malu” ketika perawat
mengatakan “ Tn.A kenapa kok tidak mau bersosialisasi dengan temannya yang lain?”
4. Spiritual
a. Agama
Tn.A mengatakan beragama islam ketika perawat menanyakan “Tn.A kalo boleh tau
menganut agama apa?”, pasien juga mengatakan “ Tuhanku Allah SWT mbak” ketika
Tn.A mengatakan tidak pernah melakukan sholat. Karena malas ketika perawat
menanyakan “ hari ini apakah Tn.A sudah sholat”. Pasien menanyakan “ ya ndak apa”
1. Keadaan umum
Keadaan umum Tn.A baik, Normocepholi, rambut acak-acakan, tidak ada bekas luka
pada kulit ekstremitas, kekuatan otot ekstremitas atas 5/5, kekuatan otot ekstremitas
bawah 5/5, cara berpakaian benar, tidak bau badan. Bau mulut (+)
2. Kesadaran (Kuantitas)
3. Tanda vital:
TD : 140/70 mm/Hg
N : 122 x/menit
S : 36,6 CO
P : 20 x/menit
4. Ukur:
BB : 61 Kg
TB : 168 Cm
5. Keluhan fisik:
Jelaskan :
Pasien mengatakan : “ tidak ada mbak” ketika perawat menanyakan “ Tn.A apa
keluhan Tn.A saat ini, apakah Tn.A merasa pusing, sakit semua badannya atau habis jatuh
Tn.A ?
Diagnosa Keperawatan : -
Jelaskan:
Pasien berpenampilan rapi, sesuai, tidak terbalik, memakai baju atasan dengan benar,
memakai celana dengan benar, dan selalu cuci tangan ketika merasa tangannya kotor,
mata tidak terdapat kotoran, hidung tidak terdapat kotoran, gigi depan karies dan ada yang
Jelaskan:
Pasien mau menjawab tetapi terkadang tidak sesuai dengan pertanyaan, sering
menggumam sendiri, nada suara biasa volume pelan, pasien enggan menjawab ketikka
ditanya dan setiap pasien berbicara selalu menanyakan kembali dan lupa dengan apa yang
telah diucapkan, ngelantur apabila tidak diarahkan ke hal realistik.Karakter jelas dan tidak
“nyapo-nyapo” = apa-apa
3. Aktifitas motorik/Psikomotor
Kelambatan :
Hipokinesia,hipoaktifitas
Katalepsi
Fleksibilitas serea
Jelaskan:
Pasien mengatakan adanya kelambatan pada saat beraktivitas maupun sedang makan,
bahkan ketika diberi pertanyaan pun pasien juga lamban ketika menjawab, bahkan
berjalan pun klien sangat lambat seperti sedang memiliki luka pada kedua kakinya. Pasien
tidak menunjukkan peningkatan pada saat beraktivitas, seperti orang tak bertenaga dan
malas melakukan kegiatan baik senam maupun kegiatan lain. Pasien berbicara dengan
volume pelan mengatakan kata-kata yang sama dan ulang-ulang. Pasien diruangan
tampak sering diam dan sering berjalan memutari ruangan, tidak mau berinteraksi dengan
teman yang lainnya saat di Tanya pasien mengatakan “nyapo yo” ketika perawat
Peningkatan :
Hiperkinesia,hiperaktifitas
Stereotipi
Mannarism
Katapleksi
Tik
Ekhopraxia
Command automatism
Grimace
Otomatisma
Negativisme
Reaksikonversi
Tremor
Verbigerasi
Berjalankaku/rigid
Jelaskan:
a. Mood
Depresi Khawatir
Ketakutan Anhedonia
Euforia Kesepian
Lain lain
Jelaskan
Pasien nampak cemas ketika perawat menanyakan kabar pasien. Pasien merasa tidak
nyaman yang tidak jelas penyebabnya disertai komponen psikologis seperti gugup, Rasa
b. Afek
Tumpul/dangkal/datar Labil
Jelaskan:
Afek pasien dangkal, datar tidak sesuai dengan mood pasien. Ketika perawat mengajak
bercanda dan menunjukkan hal-hal aneh pada pasien, ketika dikaji pendangan pasien
mudah beralih.
Jelaskan:
ngomong dan selalu merasa curiga ketika perawat menggunakan media buku untuk
6. Persepsi Sensorik
a. Halusinasi
Pendengaran
Penglihatan
Perabaan
Pengecapan
Penciuman
b. Ilusi
Ada
Tidakada
Jelaskan:
Pasien tampak sering mengucapkan kalimat yang tidak sesuai dengan pertanyaan
perawat ketika perawat mengajukan pertanyaan. Pasien sering mengatakan “ nyapo toh”
7. Proses Pikir
a. ArusPikir:
Koheren Inkoheren
Blocking Perseverasi
Logorhoe Neologisme
antara satu kalimat dengan kalimat lainnya tanpa klien sadari. Kurangnya hubungan yang
logis antara pikiran dan ide sehingga tak jelas makna nya mengembang dan tidak
berfokus.
Pasien ketika berbicara kata-kata yang dikatakannya tidak ada hubungan antara satu
kalimat dengan kalimat lainnya. Pasien menjawab “nyapo toh, nyapo” ketika perawat
b. Isi Pikir
Obsesif Fobia,sebutkan…………..
Ekstasi Waham:
Fantasi o Agama
Alienasi o Somatik/hipokondria
Jelaskan:
Pasien tampak tidak bias mengungkapkan perasannya, pasien hanya terdiam dan
menatap perawat ketika perawat menanyakan “Tn.A apa Tn.A rasakan hari ini, sepertinya
Tn.A ingin mengatakan sesuatu pada saya, mungkin Tn.A bias menceritakan kepada saya
c. Bentuk pikir :
Realistik
Non realistik
Dereistik
Otistik
Jelaskan:
Pasien mengatakan : “ kenapa saya ada disini, kenapa polisi membawa saya kesini,
8. Kesadaran
Jelaskan:
orang : pasien tidak dapat mengingat nama seseorang yang mengajaknya berbicara
Meninggi
Menurun:
Kesadaran berubah
Hipnosa
Confusion
Sedasi
Stupor
Jelaskan:
Pasien Nampak kebingungan ketika perawat menanyakan “ Tn.A sudah berapa lama
ada disini?”. Pasien hanya diam seperti tidak menyadari samua yang terjadi di
9. Memori
Jelaskan:
1. Tidak ada, pasien ingat ketika dulu SMA ditinggalkan oleh pasangannya.
2. Ada, pasien tidak ingat kapan masuk RS dan pindah dari ruangan apa
a. Konsentrasi
Mudah beralih
Pasien tidak mampu berkonsentrasi dengan baik ketika diajak berbicara, pasien mudah
beralih pada hal lain. Pasien sering menanyakan kembali pertanyaan untuk diulang.
b. Berhitung
Jelaskan:
Pasien mampu berhitung sederhana dengan baik. Pasien mampu menyebutkan angka
1-20.
Gangguan ringan
Gangguan bermakna
Jelaskan :
Pasien tidak peduli jika ada orang yang mengajak berbicara, menurut dirinya tidak
peduli jika tidak punya teman karna orang lain sangat menganggu bagi dirinya.
Jelaskan:
Pasien mengatakan tidak sedang sakit, pasien mengatakan tidak gila dan menganggap
orang lain tidak mau mengerti dirinya, dan menganggap orang di sekelilingnya adalah
orang gila.
perawatan kesehatan,
transportasi,
tempat tinggal.
Jelaskan:
Pasien mengatakan dia ingin pulang dan bertemu adik laki-lakinya karena sejakkecil
a. Perawatan diri
1) Mandi
Jelaskan :
Pasien mengatakan mampu mandi sendiri tanpa bantuan orang lain, pasien mandi 1-2
Jelaskan :
Pasien tampak berpakaian rapi, berdandan sesuai usia, pasien selalu memakai baju
sesuai dan tidak terbalik mengenakan celana sesuai dan tidak terbalik.
3) Makan
Jelaskan :
Pasien mampu makan sendiri tanpa bantuan, frekuensi makan pasien 3 kali/hari, jatah
porsi setiap makan tidak pernah habis, karena tidak nafsu makan, pasien mampu
Jelaskan :
Pasien mampu memenuhi kebutuhan BAB dan BAK sendiri kekamar mandi.
b. Nutrisi
Frekuensi makan pasien 3 kali/hari tidak pernah habis, frekuensi minum kurang lebih
Nafsu makan menurun, pasien tidak pernah menghabiskan porsi makannya. Hanya 5-8
Pasien mengatakan dirinya semakin kurus karena tidak suka dengan makanannya.
c. Tidur
Jelaskan
Istirahat pasien belum cukup terpenuhi, sering terbangaun dimalam hari, pasien sering
mondar mandir ketika temannya sedang istirahat. Pasien sering mengeluh lelah karena
susah tidur.
2) Gangguan tidur
Insomnia
Hipersomnia
Parasomnia
Lain lain
Jelaskan
Pasien mengatakan badannya sangat lelah, energinya seperti terkuras habis, merasa
tidak semangat saat beraktivitas, pasien mengatakan selalu bingung setiap beraktivitas.
Pasien mengatakan tidak tahu untuk mengantisipasi kebutuhan hidup ketika perawat
bertanya :”kalau ibu Tn.A pergi kerja jauh bagaimana dengan kelangsungan hidup Tn.A”
Keluarga
Terapis
Teman sejawat
Kelompok sosial
Jelaskan :
Pasien mengatakan selama diruang Kakak Tua ini hanya perawat yang selalu
Jelaskan :
Pasien mengatakan jika ada masalah tidak mau bercerita hanya di pendam sendiri dan
Jelaskan :
Pasien mengatakan “ tidak tahu mbak” ketika perawat menanyakan “ Tn.A apakah
selama ini keluarga Tn.A menolak adanya Tn.A atau teman-teman Tn.A tidak mau
Jelaskan :
Pasien mengatakan “ tidak mau saya tidak suka” ketika perawat mengatakan “ Tn.A
Jelaskan :
Pasien mengatakan dulu sekolah SD dikediri sekolah SMP di pare dan sekolah SMA di
Jelaskan :
Pasien mengatakan tidak bekerja, hanya membantu ibunya menyapu dan membuang
sampah rumah.
Jelaskan :
Pasien mengatakan :” saya tinggal sama ibu mbak adik saya laki-laki sudah kerja dia”
Jelaskan :
Pasien mengatakan “ tidak tahu”, ketika perawat menanyakan “ Tn.A apakah pernah
Jelaskan :
Pasien mengatakan “ saya tidak sakit mbak, ndak pernah sakit saya”, ketika perawat
Jelaskan :
Pasien mengatakan tidak pernah sakit, pasien hanya mengeluh tidak bias tidur dan
Faktor presipitasi
Jelaskan :
Pasien menjawab “ tidak tahu dan diam” ketika perawat menanyakan “ Tn.A apakah
Axis II : -
Axis III : -
Axis IV :
Axis V : -
2. Terapi Medis
NO DATA DIAGNOSA
KEPERAWATAN
maupun perkenalan
- Pasien bingung
lain.
- Klien bingung
- Klien menyendiri
- Ekspresi wajah
pertanyaan
2. Halusinasi
1. Isolasi Sosial
3. Halusinasi
No Dx Perencanaan
Tgl
Dx Keperawatan Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
4/3/19 1 Isolasi sosial TUM: Klien 1. Setelah … X interaksi klien 1.1.Bina hubungan saling percaya dengan:
dapat berinteraksi menunjukkan tanda-tanda
Beri salam setiap berinteraksi.
dengan orang lain percaya kepada / terhadap
Perkenalkan nama, nama panggilan
perawat: perawat dan tujuan perawat berkenalan
TUK:
o Wajah cerah, tersenyum Tanyakan dan panggil nama kesukaan
1. Klien dapat klien
o Mau berkenalan
membina Tunjukkan sikap jujur dan menepati
o Ada kontak mata
hubungan janji setiap kali berinteraksi
o Bersedia menceritakan
saling percaya Tanyakan perasaan klien dan masalah
perasaan
yang dihadapi kllien
o Bersedia
Buat kontrak interaksi yang jelas
mengungkapkan Dengarkan dengan penuh perhatian
masalahnya ekspresi perasaan klien
o Bersedia
mengungkapkan
masalahnya
2. Klien mampu 2.Setelah … x interaksi klien 2.1 Tanyakan pada klien tentang:
menyebutkan dapat menyebutkan minimal
Orang yang tinggal serumah / teman
penyebab satu penyebab menarik diri
sekamar klien
menarik diri dari: Orang yang paling dekat dengan klien
o diri sendiri di rumah/ di ruang perawatan
o orang lain Apa yang membuat klien dekat dengan
o lingkungan orang tersebut
Orang yang tidak dekat dengan klien di
rumah/di ruang perawatan
Apa yang membuat klien tidak dekat
dengan orang tersebut
Upaya yang sudah dilakukan agar
dekat dengan orang lain
2.2 Diskusikan dengan klien penyebab
menarik diri atau tidak mau bergaul
dengan orang lain.
2.3 Beri pujian terhadap kemampuan klien
mengungkapkan perasaannya
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien:
DS : -
2. Diagnosa keperawatan :
Isolasi sosial
c. Klien mampu menyebutkan keuntungan dan kerugian hubungan dengan orang lain
4. Tindakan Keperawatan
KEPERAWATAN
a. FASE ORIENTASI
1. Salam Terapeutik
“Selamat sore mas, perkenalkan nama saya tika saya mahasiswa keperawatan yang
praktik di ruangan ini selama 3 minggu. Nama mas siapa? Biasanya sering di
2. Evaluasi / validasi
“bagaimana keadaan mas hari ini? Apa yang dirasakan mas saat ini? Bagaimana
kalau kita bercakap-cakap sebentar saja tentang identitas mas, keluarga mas, dan
3. Kontrak
Tempat :”bagaimana kalau kita berbincang – bincang di ruang tamu sini saja?”
b. FASE KERJA
“Mas sekarang di rawat di sini ya, saya akan merawat mas selama 3 minggu kedepan.
Mas rumahnya dimana? Apa yang mas rasakan sekarang? Saya mengerti dengan apa
yang mas rasakan sekarang, namun alangkah baiknya jika mas ada yang dirasakan bisa
di unngkapkan saja pada saya atau orang lain. Jika tidak mas mas pendam sendiri, dan
siapa tau nanti saya bisa membantu mas. Jadi mas suka di panggil dengan panggilan
apa? Oh dengan panggilan x ya. Bagaimana hubungan mas dengan keluarga dirumah?
Mas saudara berapa, dan mas anak keberapa? Mas x hobinya apa? Nah lalu apa
sebenarnya harapan atau cita – cita mas? Baik sebelumnya mas bekerja dimana? Mas x
masih ingat kenapa dibawah kesini dan siapa yang mengantar mas kesini? Kalau di
rumah anggota keluarga yang paling mas anggap penting siapa? Bagaimana sekarang
perasaan mas setelah berada disini? Mas punya teman yang biasanya diajak ngobrol
tidak? Kenapa tidak puunya teman mas? apa yang menyebapkan mas tidak mau
berinteraksi? Baiklah saya kira cukup untuk hari ini untuk berbincang-bincang ya mas,
besok apakah mas bersedia berbincang – bincang lagi dengan saya, kalau di sini lagi
apakah mas x mau? Baik besok pagi setelah senam kita berbincang – bincang lagi ya
mas “
c. FASE TERMINASI
Pasien dapat menjawab pertanyaan walau perlu waktu lama dan berbelit – belit apa
bila tidak di arahkan meskipun perlu menunggu waktu lama untuk menjawab
pertanyaannya.
“baiklah, sekian dulu pembicaraan kita, besok kita lanjuti lagi mas ya, untuk cerita
dan berbincang - bincang ya. Terima kasih sudah mau berbincang – bincang
dengan saya”
3. Kontrak yang akan datang
Topik : “besok kita mengobrol lagi ya mas tentang kenapa mas tidak mau
Waktu : ”untuk besok kita akan bertemu lagi ya mas setelah senam”
Tempat : “mas kita besok ngobrolnya tetap diruangan dulu ya? Bagaimana
apakah mas berseddia? Nah sekarang mas boleh istirahat dulu sudah
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien:
DS : -
- ekspresi bingung
2. Diagnosa keperawatan
Isolasi sosial
4. Tindakan Keperawatan
b. Perkenalkan diri dengan sopan dan menggunakan bahasa yang dapat di mengerti
pasien
h. Berdiskusi dengan pasien tentang kerugian tidak berinteraksi dengan orang lain
KEPERAWATAN
a. FASE ORIENTASI
1. Salam Terapeutik
“selamat pagi mas, boleh kenalan dengan mas? Nama saya tika, saya boleh tau
2. Evaluasi / validasi
“bagaimana perasaan mas hari ini? Bagaimana tidurnya tadi malam? Ada keluhan
tidak?”
3. Kontrak
Topik :”apakah mas tidak keberatan untuk ngobrol dengan saya? Menurut mas
kenapa mas tidak mau berteman dan mengobrol dengan teman sekitar?”
Waktu :”berapa lama kira –kira kita bisa ngobrol? Mas maunya berpa menit?”
Tempat :”dimana kita akan berbincang – bincang? Bagaimana kalau di depan
ruangan?.”
b. FASE KERJA
“mas kenapa kok sendirian di sini? Kenama tidak bergabung dengan teman –
temannya yang lain?”, “coba ceritakan kenapa mas sering menyendiri di sini? Apakah
mas inggin bercerita dengan saya?”, “atau adakah masalah yang mas terima pada
waktu dirumah? Coba ceritakan.”menurut mas apa saja keuntungan kalau tidak
mempunyai teman?”. “ nah kalau kerugian tidak mempunyai teman bagaimana mas?”.
“bagaimana kalau sekarang kita belajar berkenalan dengan orang lain.?” “jadi begini,
cara untuk berkenalan dengan orang lain, kita sebutkan dulu nama kita dan nama
panggilan kita, selanjutnya mas menanyakan nama orang yang diajak berkenalan,
setelah mas berkenalan dengan orang tersebut mas bisa melanjutkan bercakap tentang
c. FASE TERMINASI
“ayo coba ulangi cara berkenalan yang sudah saya ajarkan tadi”
“karena mas sudah mencoba berkenalan, coba mas berkenalan dengan satu
“selanjutnya mas dapat mengingat apa yang kita pelajari tadi selama saya tidak ada
Topik : “besok saya akan mengajarkan mas untuk berkenalan dengan teman
saya perawat c”
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien:
DS : -
- pasien bingung
- pandangan kosong
2. Diagnosa keperawatan.
Isolasi sosial
4. Tindakan Keperawatan
pasien bersosialisasi
e. Beri pujian terhadap kemampuan pasien memperluas pergumulannya melalu
KEPERAWATAN
a. FASE ORIENTASI
1. Salam Terapeutik
“ Selamat pagi mas, bagaimana kabarnya? Masih ingat dengan saya kan? “
2. Evaluasi / validasi
“ suydah di ingat – ingat lagi pelajaran kita tentang berkenalan?” coba sebutkan
3. Kontrak
Topik :nah seperti janji saya keman saya akan ajari mas mencoba berkenalan
Waktu :dengan teman saya perawat “c” tidak lama kok sekitar 5 – 20 menit
b. FASE KERJA
“selamat pagi perawat c, ini ada mas a ingin berkenalan dengan perawat N ?” baiklah
mas, sekarang mas bisa berkenalan dengan perawat c seperti yang kita praktikan
“ada lagi yang ingin di tanyakan kepada perawaqt “c” ? coba tanyakan tentang
keluarga perawat”c”? kalau tidak ada lagi yang inggin dibicarakan, mas bisa sudahi
perkenalan ini, lalu mas bisa buat janji berteny lagi dengan perawat C, misalnya besok
c. FASE TERMINASI
“lebih percaya diri lagi apa yang sudah mas lakukan tadi”
“Jangan lupa untuk menanyakan topik lain supaya perkenalan lancar, misalnya
“Bagaimana mau mencoba dengan perawat yang lain? Mari kita masukan pada
jadwalnya”
Topik : “mau berapa kali sehari? Bagaimana kalau 2 kali? Baik nanti mas,
coba sendiri”
Waktu : “besok kita latihan lagi ya di tempat yang sama, mau jam berapa? Jam
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien:
DS : -
2. Diagnosa keperawatan.
Isolasi sosial
4. Tindakan Keperawatan
b. Memberi motivasi dan bantu pasien untuk berkenalan dengan perawat lain
pasien bersosialisasi
KEPERAWATAN
a. FASE ORIENTASI
1. Salam Terapeutik
2. Evaluasi / validasi
“saya lihat mas sudah mau diajak ngobrol dengan teman sekamarnya ya?”
3. Kontrak
Topik :”nah seperti jadwal yang sudah diatur kemarin, hari ini saya akan
lain”
Waktu :”bapak mencoba berkenalan dengan teman saya perawat uang lain “
b. FASE KERJA
“selamat pagi perawat y, nini ada yang mau berkenalan dengan perawat y” “baiklah
mas, mas bisa berkenalan dengan perawat y sperti yang kita praktekan dengan perawat
“ada lagi yang mas ingin tanyakan kepada perawat y. coba tanyakan tentang keluarga
perawat y”. “kalau tidak ada lagi yang di bicarakan, mas bisa sudahi perkenalan ini.
Lalu mas bisa buat janji bertemu lagi dengan perawat y, misalnya jam 2 siang nanti”,
“baiklah perawat y, karena mas sudah berkenalan dengan perawat y, saya dan mas
kembali keruangan mas, selamat pagi”. ( bersama – sama pasien dan saudara
c. FASE TERMINASI
“mas sudah terlihat bagus dan percaya diri saat berkenalan tadi”
“jangan lupa setiap berkenalan menanyakan topik lain supaya perkenalan berjalan
“bagaimana kalau besok mencoba dengan teman – teman mas yang berbeda
Topik : “besok mau jam berapa kita latihan berkenalan dengan teman yang
ada di sini?”
Waktu : “bagaimana kalau jam 10 pagi di teras depan?” “mau kan mas?”
Tempat : “baiklah sampai jumpa besok jam 10 di teras depan ya mas?” “selamat
pagi”
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien:
DS : -
2. Diagnosa keperawatan.
Isolasi sosial
4. Tindakan Keperawatan
b. Memberi motivasi dan bantu pasien untuk berkenalan dengan perawat lain
KEPERAWATAN
a. FASE ORIENTASI
1. Salam Terapeutik
2. Evaluasi / validasi
“saya lihat mas habis dijenguk oleh keluarga mas ya? Bagaimanaperasaan mas
3. Kontrak
Topik :”nah jadwal yang sudah diatur kemarin, hari ini saya akan ajak mas
Waktu :“tidak lama kok seperti biasa hanya sekitar 5 – 10 menit saja
bagaimana?
b. FASE KERJA
“selamat pagi mas A, ini ada yang mau berkenalan dengan mas A” “baiklah mas, mas
bisa berkenalan dengan mas A seperti yang kita praktikan dengan perawat y kemarin”
menyebutkan nama, menanyakan nama pasien dan seterusnya) “ada yang mas ingin
tanyakan kepada mas A, coba tanyakan tentang keluarga pasien mas A”. “kalau tidak
ada lagi yang ingin dibicarakan mas bisa sudahi perkenalan ini lalu mas bisa buat janji
dengan pasien A, misalnya jam 2 siang nanti”. (baiklah pasien A, karena mas sudah
berkenalan dengan pasien A, saya dan mas A, kembali ke ruangan mas, selamat pagi).
c. FASE TERMINASI
“mas sudah terlihat bagus dan percaya diri saat berkenalan tadi”
“jangan lupa setiap berkenalan menanyakan topik lain supaya perkenalan berjalan
“bagaimana kalau hari ini selasa kita mencoba berkenalan dengan beberapa teman
Topik, Waktu, Tempat : “hari selasa jam berapa kita mencoba berkenalan
pagi”.
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien :
2. Diagnosa Keperawatan :
Isolasi Sosial
4. Tindakan Keperawatan :
- Memberi motivasi dan bantu pasien untuk berkenalan dengan teman dalam satu
kelompok
dengan kelompok
KEPERAWATAN
a. FASE ORIENTASI
1. Salam Terapeutik
2. Evaluasi / validasi
“ Apa masih nyeri dada nya ?” saya lihat mas.a masih sering mondar mandir
3. Kontrak
Topik : “ baik hari ini kita akan berkenalan dengan beberapa teman sekamar
mas ya “
Waktu : “ kira- kira mau berapa lama mas latihannya ? “ Bagaiamana kalau 10-
15 menit ?”
Tempat : “ baiklah nantik kita temui teman-teman mas yang ada di ruangan ini
ya mas ? ”
b. FASE KERJA
“ Mas sudah hafal kan cara berkenalannya?, coba mas praktikkan dulu” ok bagus ya
mas, sudah hafal dan masih ingat, sekarang kita hampiri teman-teman mas yang
semua, baiklah mas, sekarang mas.a sudah bisa berkenalan dengan bapak-bapak disini
“ kalau memang tidak ada lagi yang ingin dibicarakan mas.a sudah bisa sudahi
perkenalan hari ini, lalu mas.a bisa buat janji untuk bertemu lagi dengan teman-teman
“ baiklah bapak-bapak karna mas.a sudah selesai perkenalan saya dan mas.a akan
c. FASE TERMINASI
“ coba mas sebutkan lagi siapa-siapa saja yang sudah berkenalan dengan mas.a
“ jangan lupa setiap berkenalan menanyakan topik lain supaya perkenalan berjalan
dengan lancar “
“ baik, mas juga harus mengingat lagi nama-nama teman yang sudah berkenalan
Topik : “ Bagaimana kalau besok pagi kita mencoba berkenalan dengan teman
Waktu : “ Besok bagiaman kalau jam 9 pagi setelah selesai senam, maukan?”
Tempat : “ besok kita beajar berkenalaan dengan teman yang lain di ruangan ini
IMPLEMENTASI
NO TANGGAL EVALUASI
KEPERAWATAN
1. 12-03-2019 - Mengobservasi perilaku pasien S:
Selasa saat berhubungan sosial - Pasien mengatakan nyeri pada
- Memberi motivasi dan bantu dada sebelah kiri
pasien untuk berkenalan dengan - Pasien mengatakan besok mau
teman sau kelompoknya berkenalan dengan teman yang
- Mendiskusikan dengan pasien lainnya lagi
tentang perencanaanya setelah O:
berhubungan sosial dengan - Kontak mata mulai terjalin
kelompok meskipun masih terus di
- Memberi pujian terhadap ingatkan
kemampuan pasien memperluas - Masih sedikit bingung jika
pergaulannya melalui aktivitas berkenalan
yang dilaksanakan - Jika berkenalan pasien lebih
nyaman menggunakan bahasa
jawa (bahasa sehari-hari)
- Sudah mulai baik dan mulai
tampak mengobrol dengan
teman sekamarnya
A : Tuk yang terlaksanakan :
- Pasien dapat melaksanakan
hubungan sosial secara
bertahap (berkenalan dengan
kelompok-pasien lain dalam
satu kamar)
- Pasien belum mampu
menjelaskan perasaannya
setelah berhubungan sosial
P : ulangi SP 4
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien :
2. Diagnosa Keperawatan :
Isolasi Sosial
4. Tindakan Keperawatan :
- Memberi motivasi dan bantu pasien untuk berkenalan dengan teman dalam satu
kelompok
dengan kelompok
KEPERAWATAN
a. FASE ORIENTASI
1. Salam Terapeutik
“ Selamat pagi mas a. Bagaimana kabarnya hari ini ? “.“ Masih ingat dengan
saya ?”
2. Evaluasi / validasi
“ Bagaimana perasaan mas.a hari ini ? “.“ Apa masih nyeri dada nya ?” saya lihat
mas.a tampak memegangi kepalanya terus menerus kalok boleh tau kenapa mas.a
3. Kontrak
Topik : “ baik sesuai janji kita kemarin hari ini kita akan berkenalan lagi
Waktu : “ kira- kira mau berapa lama latihannya mas ? “ Bagaiamana kalau 10-
Tempat : “ baiklah habis ini kita temui teman-teman mas yang ada di ruangan
ini ya mas ? ”
b. FASE KERJA
“ Mas sudah hafal kan cara berkenalannya?, coba mas praktikkan lagi ke saya” ok
bagus ya mas, sudah hafal dan masih ingat, sekarang kita hampiri teman-teman mas
lain).
“ selamat pagi mas.G, Sedang apa disini kok sendirian? Mas.G ini ada mas.a yang
ingin berkenalan dengan mas.G, apakah boleh mas.a duduk di samping mas.G ? baik
lah, mas sekarang sudah bisa berkenalan dengan mas.G sepeti yang sudah di
“ kalau memang tidak ada lagi yang ingin dibicarakan mas.a sudah bisa sudahi
perkenalan hari ini, lalu mas.a bisa buat janji untuk bertemu lagi dengan teman-teman
“ baiklah mas.G karna mas.a sudah selesai Berkenalan saya dan mas.a akan kembali ke
c. FASE TERMINASI
merasa senang ? jadi temannya nambah lagi ya mas.a ? mas.a sekarang temannya
sudah banyak”
Evaluasi Obyektif (Perawat)
“ coba sebutkan lagi siapa nama tadi yang berkenlan dengan mas.a ?” iya bagus
sekali”
“ baik, mas juga harus mengingat lagi nama-nama teman yang sudah berkenalan
Waktu : “ Bagiaman kalau jam 12 siang setelah selesai makan siang, maukan?”
Tempat : “ besok kita belajar berkenalaan dengan teman yang lain di ruangan
IMPLEMENTASI
NO TANGGAL EVALUASI
KEPERAWATAN
1. 13-03-2019 - Mengobservasi perilaku pasien S:
Rabu saat berhubungan sosial - Pasien mengatakan pusing
- Memberi motivasi dan bantu kepalanya ketika saaat
pasien untuk berkenalan dengan berkenalan ada yang
teman sau kelompoknya melihatinya
- Mendiskusikan dengan pasien - Pasien mengatakan lebih suka
tentang perencanaanya setelah berkenalan dengan orang
berhubungan sosial dengan banyak
kelompok O:
- Memberi pujian terhadap - Kontak mata mulai terjalin
kemampuan pasien memperluas meskipun masih terus di
pergaulannya melalui aktivitas ingatkan
yang dilaksanakan - Masih bingung mencari topik
perkenalan
- Sudah mulai baik dan mulai
tampak mengobrol dan
bergurau dengan teman
sekamarnya
A : Tuk yang terlaksanakan :
- Pasien dapat melaksanakan
hubungan sosial secara
bertahap (berkenalan dengan
kelompok-pasien lain dalam
satu kamar)
- Pasien belum mampu
mencari topik baru untuk
berkenalan
P : ulangi SP 4
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien :
- Pasien sudah mulai terlihat sering berada di ruang tengah dengan teman sembari
menonton tv
2. Diagnosa Keperawatan :
Isolasi Sosial
4. Tindakan Keperawatan :
- Memberi motivasi dan bantu pasien untuk berkenalan dengan teman dalam
ruangan
dengan kelompok
KEPERAWATAN
a. FASE ORIENTASI
1. Salam Terapeutik
2. Evaluasi / validasi
”Saya lihat mas.a sudah mulai berani dan mengobrol dengan teman saut kamarnya
ya mas? Mas sudah siap berkenalan dengan teman yang lainnya lagi ?”
3. Kontrak
Topik : “baik mas hari ini kita akan berkenalan dengan teman mas.a yang lain
Waktu : “ kira- kira mau berapa lama latihannya mas ? “ Bagaiamana kalau 10-
Tempat : “ baiklah kita temui teman-teman mas yang ada di ruangan ini ya
mas ? ”
b. FASE KERJA
“ Mas sudah hafal kan cara berkenalannya?, coba mas praktikkan dulu. Ya benar mas”
sekarang kita hampiri teman-teman mas yang sedang duduk-duduk disana ya”
disini semua, baik lah, mas sekarang sudah bisa berkenalan dengan mas-mas seperti
“ kalau memang tidak ada lagi yang ingin dibicarakan mas.a sudah bisa sudahi
perkenalan hari ini, lalu mas.a bisa buat janji untuk bertemu lagi dengan teman-teman
“ baiklah mas-mas karna mas.a sudah selesai Berkenalan saya dan mas.a akan kembali
c. FASE TERMINASI
“ coba sebutkan lagi siapa nama tadi yang berkenlan dengan mas.a ?” iya bagus
sekali”
jangan lupa setiap berkenalan menanyakan topik lain ya supaya perkenalan lebih
“ baik, mas juga harus mengingat lagi nama-nama teman yang sudah berkenalan
Tempat : “ baiklah hari ini sampai sini dulu perjumpaan kita hari ini ya mas,
IMPLEMENTASI
NO TANGGAL EVALUASI
KEPERAWATAN
1. 14-03-2019 - Mengobservasi perilaku pasien S:
Kamis saat berhubungan sosial - Pasien mengatakan “ iya boleh
- Memberi motivasi dan bantu besok kita berbincang-bincang
pasien untuk berkenalan dengan tentang obat”
teman sau kelompoknya O:
- Mendiskusikan dengan pasien - Kontak mata mulai terjalin
tentang perencanaanya setelah - Sudah mulai percaya diri saat
berhubungan sosial dengan berkenalan
kelompok - Sudah mulai baik dan mulai
- Memberi pujian terhadap mengobrol dengan teman-
kemampuan pasien memperluas temannya
pergaulannya melalui aktivitas - Sudah mulai bergabung dan
yang dilaksanakan berkumpul dengan yang lain
A : Tuk yang terlaksanakan :
- Pasien dapat melaksanakan
hubungan sosial secara
bertahap (berkenalan dengan
kelompok-pasien lain dalam
satu kamar)
- Pasien mampu menjelaskan
perasaannya setelah
berhubungan sosial
P:
- Pertahankan SP 4
- Lanjutkan SP 5
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien :
2. Diagnosa Keperawatan :
Isolasi Sosial
4. Tindakan Keperawatan :
- Diskusikan dengan pasien tentang manfaat dan kerugian tidak minum obat nama,
warna, dosis, cara, efek, terapi dan efek samping penggunaan obat
KEPERAWATAN
a. FASE ORIENTASI
1. Salam Terapeutik
2. Evaluasi / validasi
“ Bagaimana perasaan mas.a hari ini ? apakah mas A sudah bercakap-cakap dengan
”Bagaimana perasaan mas setelah bercakap-cakap kemarin?” Apakah mas pagi ini
sudah minum obat ? Kalau boleh tau nama obat nya apa mas ?
3. Kontrak
Topik : “baik lah mas sesuai janji kita kemarin hari ini kita akan latihan
Waktu : “ kira- kira mau berapa lama mas ? “ Bagaiamana kalau 10-15 menit,
b. FASE KERJA
“berapa macam obat yang mas minum tadi pagi ? warna nya apa saja ? jam berapa saja
mas minum obat ? mas a sudah tau nama obatnya apa saja ? apakah ada bedanya
setelah minum obat secara teratur ? obat yang mas minum ada 3 macam yang pertama
obat risperidone berbentuk lonjong berwarna kuning diminum pada saat pagi hari dan
malam hari mafaatnya menenangkan pikiran dan rasa panik yang kedua namanya
clobazam bentuknya bulat berwarna putih diminum pada saat malam hari manfaatnya
menghindari terjadinya kejang pada mas a yang ketiga namanya abilify dismelt
berbentuk bulat berwarna merah jambu diminum pada saat malam hari manfaatnya
samping mas seperti mual dan pusing, tapi itu jarang terjadi jadi mas tenang saja”
“ menurut mas boleh tidak berhenti minum obat sebelum di ijinkan dokter ?”
“ sebelum minum obat tadi mas harus cek terlebih dahulu nama obatnya apa dosisnya
warnanya dan kapan waktunya obat itu diminumkan. Jadi mas harus sering bertanya
iya mengenai obat yang di konsumsi oleh mas sendiri, kalau di rumah ditamyakan ke
“ Bagaimana mas ? apakah mas sudah mengerti ? “ Apa yang mau mas tanyakan
kepada saya ? “kalau misalnya terjadi hal-hal atau efek samping tadi mas harus banyak
minum air putih minimal 8 gelas perhari “ Oh ya kalau sudah mendapatkan obat
c. FASE TERMINASI
minum?”
“ coba mas sebutkan lagi nama-nama obat yang diminum dan sebutkan manfaatnya
apa ? berapa kali minum dalam sehari, efek samping, kerugian saat minum obat,
apa yang harus mas lakukan kalau mau minum obat ? Bagaimna mas masih
bingung iya menyebutkan nama-nama obatnya tadi ?” baikalah kalau mas masih
“jangan lupa mas harus memperhatikan jadwal minum obat secara teratur agar bisa
cepat pulih, serta mas harus selalu ingat nama obat warna, dosis, cara pemberian
dan waktu agar tidak tertukar dengan yang lain semangat ya mas“
Topik : “ Baiklah, nanti kalau keluarga mas datang menjenguk akan coba saya
jelaskan cara minum obat dengan benar pada keluarga mas, agar dapat
Waktu : “tapi ingat, besok jam 10 pagi, saya akan datang lagi dan akan
Tempat : “ besok kita ketemu lagi disini ya mas, harus tetap percaya diri dan
IMPLEMENTASI
NO TANGGAL EVALUASI
KEPERAWATAN
1. 15-03-2019 - Mendiskusikan dengan pasien S:
Jumat tentang manfaat dan kerugian - Pasien mengatakan “ saya tadi
tidak minum obat, nama, warna, pagi sudah minum obat”
dosis, cara, efek samping - Pasien mengatakan “Tadi
penggunaan obat. Cuma satu yg saya minum “
- Memantau pasien pada saat - Pasien mengatakan “ saya
penggunaan obat tidak tau namanya, warnanya
- Mendiskusikan akibat berhenti tadi kuning”
minum obat tanpa konsultasi - Pasien mengatakan “ tadi
dengan dokter perawatnya yang ngasi
- Memberi pujian jika pasien obatnya”
menggunakan obat dengan - Pasien mengatakan “ ya boleh
benar saja orang saya tidak sakit”
O:
- Kontak mata mulai terjalin
- Awal mula pasien tidak tau
akan pentingnya minum obat
- Awal mula pasien tidak tau
nama dan manfaat obat
- Awal mula pasien tidak tau
jenis obat dan pemberian obat
- Pasien tampak tidak
bersemangat saat membahas
tentang cara,manfaat dan
kegunaan obat
A : Tuk yang terlaksanakan :
- Pasien masih belum bisa
menjelaskan obat apa saja yg
di konsumsi
- Pasien belum bisa
menjelaskan waktu dan
manfaat obat
P : Pertahankan SP 5
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien :
- Pasien sudah mulai terlihat sering berada di ruang tengah dengan teman sembari
2. Diagnosa Keperawatan :
Isolasi Sosial
4. Tindakan Keperawatan :
- Diskusikan dengan pasien tentang manfaat dan kerugian tidak minum obat nama,
warna, dosis, cara, efek, terapi dan efek samping penggunaan obat
KEPERAWATAN
a. FASE ORIENTASI
1. Salam Terapeutik
2. Evaluasi / validasi
“Apakah mas pagi ini sudah minum obat ? Kalau boleh tau tadi obatnya warna apa
3. Kontrak
Topik : “baik lah mas sesuai janji kita kemarin hari ini kita akan mengulang
Waktu : “ kira- kira mau berapa lama mas ? “ Bagaiamana kalau 10-15 menit,
Tempat : “ baiklah kita pergi di depan di ruangan ini ya mas biar mas gak
bosen?”
b. FASE KERJA
“mas tadi pagi berapa macam obat yang mas minum? warna nya apa saja masih ingat?
jam berapa tadi mas minum obat ? mas a masih ingat gak kemarin nama obatnya apa
saja ? apakah ada bedanya setelah mas minum obat tadi? obat yang mas minum ada 3
macam yang pertama obat risperidone berbentuk lonjong berwarna kuning diminum
pada saat pagi hari dan malam hari mafaatnya menenangkan pikiran dan rasa panik
yang kedua namanya clobazam bentuknya bulat berwarna putih diminum pada saat
malam hari manfaatnya menghindari terjadinya kejang pada mas a yang ketiga
namanya abilify dismelt berbentuk bulat berwarna merah jambu diminum pada saat
masing obat memiliki efek samping mas seperti mual dan pusing, tapi itu jarang terjadi
“ sebelum minum obat tadi mas harus cek terlebih dahulu nama obatnya apa dosisnya
warnanya dan kapan waktunya obat itu diminumkan. Jadi mas harus sering bertanya
iya mengenai obat yang di konsumsi oleh mas sendiri, kalau di rumah ditamyakan ke
“Bagaimana mas ? apakah mas sudah mengerti sekarang? “Apa yang mau mas
tanyakan kepada saya ? “kalau misalnya terjadi hal-hal atau efek samping tadi mas
harus banyak minum air putih minimal 8 gelas perhari “ mas jangan lupa ya kalau
sudah mendapatkan obat langsung diminum jangan disimpan atau dibuang biarcepat
c. FASE TERMINASI
minum?”
apa ? berapa kali minum dalam sehari, efek samping, kerugian saat minum obat,
apa yang harus mas lakukan kalau mau minum obat ? Bagaimana mas ada yang
mau ditanyakan lagi ?” oh mas masih lupa menghafal nama obat nya ya? Yaudah
besok hari senin kita belajar nama” obat yg mas.a minum ok mas ?
“ingat ya mas, mas harus memperhatikan jadwal minum obat secara teratur agar
bisa cepat pulih, serta mas harus selalu ingat nama obat warna, dosis, cara
pemberian dan waktu agar tidak tertukar dengan yang lain semangat ya mas“
Topik : “ Baiklah, besok kita akan ulangi lagi ya mas, belajar nama-nama obat
Waktu : “hari senin mas.a mau bercakap-cakap jam berapa? Bagaimana kalau
selesai senam jam 10 pagi, saya akan datang lagi dan akan bertanya
Tempat : “ senin kita ketemu lagi disini ya mas, harus tetap percaya diri dan
siang“
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
IMPLEMENTASI
NO TANGGAL EVALUASI
KEPERAWATAN
1. 16-03-2019 - Mendiskusikan dengan pasien S:
Sabtu tentang manfaat dan kerugian - Pasien mengatakan “ saya tadi
tidak minum obat, nama, warna, pagi sudah minum obat”
dosis, cara, efek samping - Pasien mengatakan “Tadi
penggunaan obat. Cuma satu yg saya minum “
- Memantau pasien pada saat - Pasien mengatakan “ saya lupa
penggunaan obat namanya apa mbak”
- Mendiskusikan akibat berhenti - Pasien mengatakan “ tadi
minum obat tanpa konsultasi perawatnya yang ngasi
dengan dokter obatnya”
- Memberi pujian jika pasien - Pasien mengatakan “obatnya
menggunakan obat dengan berwarna kuning dan lonjong”
benar O:
- Kontak mata mulai terjalin
namun mudah beralih dan
tidak fokus
- Pasien tampak tidak
bersemangat saat membahas
tentang cara,manfaat dan
kegunaan obat
A : Tuk yang terlaksanakan :
- Pasien bisa menjelaskan
obat apa saja yg di konsumsi
namun masih lupa obat apa
saja yg pasien minum
- Pasien belum bisa
menjelaskan waktu dan
manfaat obat
P:
Pertahankan SP 5
3.8 ANALISA PROSES INTERAKSI
K: Andris
P: senang dipanggil P: perawat berjabat Berharap klien dapat Klien berbicara Sikap empati akan
dengan panggilan apa tangan dengan klien menjawab dan dengan volume suara membuat klien merasa
mas ? dan tersenyum melanjutkan sikap akrab yang kecil diperhatikan
dan berjabat tangan
K: Andris K: .pasien membalas
jabatan tangan dan
tersenyum serta tatapan
serius kepada parawat
. .
P: Bagaimana keadaan P: Perawat duduk Berharap klien dapat Terlihat ragu-ragu dan Keakraban akan
mas hari ini ? berhadapan dengan memahami tujuan sedikit curiga mempermudah
K: Baik mbak, kenapa ? pasien dan senyum perawat agar dapat komunikasi
K: pasien duduk terjalin BHSP yang
berhadapan dengan baik.
perawat dan tidak ada
ekpresi wajah
. .
P: apa yang dirasakan P: perawat melakukan Berharap pasien dapat Klien enggan seperti Keakraban akan
mas saat ini ? kontak mata menjawab perasaan dan menjawab membuat klien merasa
merespon dengan baik nyaman dan terbuka
K: ndak tau mbak K: kontak mata dan kepada perawat.
menutup mulut
Kesan Perawat : ....................................................................
P: mau dimana mas ? P: perawat tersenyum Berharap menunjukan Klien terlihat Keakraban akan
dan melakukan kontak sikap akrab menunjukkan sikap mempermudah
K: disini aja mata terbuka kepada kominikasi
perawat
K: ekspresi kurang
berseri dan menunjuk
ruang tengah
. .
P: berapa lama mas ? P: perawat melakukan Berharap menunjukkan Klien tampak berfikir Sikap empati akan
kontak mata sambal sikap empati dan melihat kearah membuat klien merasa
K: sebentar saja mbak tersenyum atas dan ruangan tidur nyaman
. .
P: mas sekarang dirawat P: perawat menanyakan Berharap menunjukkan Klien menjawab Sikap empati akan
disini ya? dan sambal kontak mata kekakraban dan peduli dengan kontak mata membuat klien merasa
dan serius diperhatikan
K: iya mbak K: tersenyum dan ada
kontak mata
Kesan Perawat : ....................................................................
P: apa yang mas rasakan P: melakukan kontak Menunjukan sikap Klien tampak bingung Sikap empati membuat
sekarang ? mata empati untuk menjawab klien tampak merasa
nyaman
K: ndak tau K: kontak mata dan
memegang tangan
perawat
. .
P: saya mengerti dengan P: menunjukan ekspresi Menunjukan sikap Klien enggan Sikap empati akan
apa yang rasakan ingin tau, melakukan empati keakraban dan menunjukkan serta membuat klien merasa
sekarang namun alangkah kontak mata peduli menceritakan diperhatikan
baiknya jika mas ada keadannya
yang sedang dirasakan K: ekspresi kurang
bias disampaikan saja berseri dan melakukan
pada saya atau orang lain kontak mata kepada
perawat
K: (pasien diam saja)
. .
P: dan siapa tau nanti P: menunjukan sikap Menunjukan sikap Klien tampak melihat Keakraban akan
saya bias membantu mas empati kepada klien peduli kesudut ruangan membuat klien merasa
nyaman dan terbuka
K: (pasien diam saja) K: menunjukkan kepada perawat
ekspresi murung
Kesan Perawat : ....................................................................
P: mas anak keberapa ? P: memandang klien Perawat ingin menjalin Masih tampak ragu- Topik sederhana
sambal memegang kedekatan dengan pasien ragu membantu menjalin
K: Berapa ? satu tangan pasien kedekatan dengan klien
P: masih ingat kenapa P: menatap klien Berhati-hati karena Mengingat-ingat dan Keluhan utama merupan
mas dibawa kesini ? dan sambil menunjukkan pertanyaan tersebut menatap perawat dasar pasien dirawat di
siapa yang mengantar keseriusan sangat spesifik dan RS jiwa
mas kesini ? takut menyinggung
K: berpaling sambil pasien
K: ndak, sama polisi menjawab
. .
P: kalau dirumah anggota P: mendekatkan diri Berusaha mengkaji data Membayangkan Teknik eksplorasi
keluarga yang paling mas yang terkait identitas keadaan keluarganya berguna untuk
anggap penting siapa K: menatap sambil mendapatkan lebih
mas ? menggenggam kedua banyak data terkait
tangan masalah pasien
K: ibu
. .
P: bagaimana sekarang P: memandang sambil Berusaha megkaji data Mengingat aktivitas Diam terapeutik
perasaan mas setelah tersenyum yang terkait kata-kata dirumahnya membantu pasien.
berada disini ? tadi Mengungkapkan
K: memandang dengan perasaannya pada
K: (pasien hanya diam tatapan keatas perawat
dan mengangkat kedua
bahu)
P: baiklah saya kira P: memandang pasien Ingin mengakhiri fase 1 Merenungkan Evaluasi fase 1
cukup untuk hari ini karena sudah cukup keadaannya berhasil jika klien
untuk bincang- K: memperhatikan banyak data yang terkaji dapat mengingat nama
bincangnya lagi dengan dengan serius perawat sehingga
saya mas nantinya terjalin
kepercayaan
K: iya
. .
P: besok apakah mas P: memandang pasien Memberikan Mamperhatikan Kegiatan yang akan
bersedia berbincang- reinforcement pada perawat dan tersenyum dilaksanakan harus
bincang lagi dengan K: memandang perawat pasien mendapat persetujuan
saya ? klien sehingga bila
klien keluar dari
K: iya (sambil kegiatan dimaksud,
mengangkat kedua bias di ingatkan
alisnya) tentang batasan
kegiatan sesuai kontrak
. .
P: kalau disini lagi P: memandang pasien Menentukan topik Memikirkan tentang Kontrak berikutnya
apakah mas A mau ? sambil memegang aktivitas kegiatan harus ditentukan dan
pasien harus mendapatkan
K: iya persetujuan klien agar
K: tersenyum klien ingat terhadap
kontrak
Kesan Perawat : ....................................................................
P: selamat pagi mas A, P: berjabat tangan Senang karena klien Menyambut salam Salam penutup
sampai jumpa dengan klien mau berinteraksi dengan merupakan akhir fasa
klien yang lama dilakukan
K: pagi mbak, iya K: berjabat dengan untuk mencegah tidak
perawat percaya klien ke
perawat
Kesan Perawat : ....................................................................
BAB 4
PEMBAHASAN
Dalam pembahasan ini penulis akan menguraikan tentang kesenjangan yang terjadi
antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus dalam Asuhan Keperawatan Jiwa pada Tn. A
dengan masalah Isolasi Sosial di Ruang Kakak Tua RSJ dr. Radjiman Widiodiningrat
evaluasi.
4.1 Pengkajian