Disusun Oleh :
ISSABELA YUMNA
P1337420119121
3A2 REGULER
f. Status Mental
1) Penampilan
Observasi penampilan umum klien yaitu penampilan usia, cara
berpakaian, kebersihan, sikap tubuh, cara berjalan, ekspresi wajah, kontak
mata.
2) Pembicaraan
Bagaimana pembicaraan yang didapatkan pada klien, apakah cepat, keras,
gagap, inkoheren, apatis, lambat, membisu dan lain- lain.
3) Aktivitas Motorik (Psikomotor)
Aktivitas motorik berkaitan dengan gerakan fisik perlu dicatat dalam hal
tingkat aktivitas (letargi, tegang, gelisah, agitasi), jenis (TIK, tremor) dan
isyarat tubuh yang tidak wajar.
4) Afek dan Emosi
Afek merupakan nada perasaan yang menyenangkan atau tidak
menyenangkan yang menyertai suatu pikiran dan berlangsung relatif lama
dan dengan sedikit komponen fisiologis/ fisik serta bangga, kecewa.
Emosi merupakan manifestasi afek yang ditampilkan/ diekspresikan
keluar, disertai banyak komponen fisiologis dan berlangsung relatif lebih
singkat/ spontan seperti sedih, ketakutan, putus asa, kuatir atau gembira
berlebihan.
5) Interaksi selama wawancara
Bagaimana respon klien saat wawancara, kooperatif/tidak, bagaimana
kontak mata dengan perawat dan lain-lain.
6) Persepsi Sensori
Memberikan pertanyaan kepada klien seperti “Apakah anda sering
mendengar suara saat tidak ada orang? Apa anda mendengar suara yang
tidak dapat anda lihat? Apa yang anda lakukan oleh suara itu?“.
Memeriksa ada/ tidak halusinasi, ilusi.
7) Proses Pikir
Bagaimana proses pikir klien, bagaimana alur pikirnya
(koheren/inkoheren), bagaimana isi pikirannya realitas/ tidak.
8) Tingkat Kesadaran
Pada klien menarik diri tingkat kesadaran klien menurun atau meninggi.
9) Memori
Pada klien menarik diri mengalami gangguan daya ingat, seperti: efek
samping dari obat dan dari psikologis.
10) Tingkat Konsentrasi dan Berhitung
Pada klien dengan menarik diri mengalami kesulitan saat berkonsentrasi,
bagaimana kemampuan berhitung klien, seperti: disaat ditanya apakah
klien menjawab pertanyaan sesuai dengan yang ditanyakan oleh observer.
11) Kemampuan Penilaian
Apakah klien mengalami gangguan penilaian atau tidak dengan menilai
gangguan ringan : dapat mengambil keputusan secara sederhana baik
dibantu orang lain/tidak. gangguan bermakna : tidak dapat mengambil
keputusan secara sederhana cenderung mendengar/melihat ada yang
diperintahkan dan lain-lain.
12) Daya Tilik Diri (Insight)
Pada klien menarik diri cenderung mengingkari penyakit yang diderita:
klien tidak menyadari gejala penyakit (perubahan fisik dan emosi) pada
dirinya dan merasa tidak perlu minta pertolongan/klien menyangkal
keadaan penyakitnya, klien tidak mau bercerita tentang penyakitnya.
g. Kemampuan Klien Memenuhi Kebutuhan
Tanyakan apakah klien mampu atau tidak untuk memenuhi kebutuhannya
sendiri.
1) Perawatan diri
Pada klien menarik diri tidak mampu melakukan kegiatan hidup sehari-
hari seperti mandi, makan, kebersihan, buang air kecil/ BAK, buang air
besar/ BAB ganti pakaian secara mandiri perlu bantuan minimal.
2) Tidur
Pada klien menarik diri tidak dapat tidur yang berkualitas karena ketakutan
dan kecemasan.
3) Kemampuan klien dalam hal-hal lain
Klien tidak dapat mengantisipasi kehidupan sehari-hari dan tidak dapat
membuat keputusan.
4) Klien memiliki sistem pendukung
Klien menarik diri tidak memiliki dukungan dari keluarga, teman sejawat
maupun orang disekitarnya karena kurangnya pengetahuan keluarga bisa
menjadi penyebab. Klien lebih memilih mengasingkan dirinya.
5) Klien menikmati saat bekerja, kegiatan produktif atau hobi
Klien menarik diri merasa menikmati pekerjaan, kegiatan yang produktif
karena ketika klien melakukan kegiatan, akan berkurang pandangan
kosong dan merasa dihargai.
h. Mekanisme Koping
Mekasnisme koping yang digunakan untuk setiap gangguan hubungan sosial
bermacam-macam (Badar, 2016).Mekanisme yang sering digunakan pada
pasien menarik diri adalah regresi, represi dan isolasi (Damayanti, 2014).
Berikut penjelasan dari macam-macam mekanisme :
a) Regresi merupakan mundur ke masa perkembangan yang telah lain.
b) Represi merupakan perasaan dan pikiran yang tidak dapat diterima secara
sadar.
c) Isolasi merupakan mekanisme mental tidak sadar yan mengakibatkan
timbulnya kegagalan defensif dalam menghubungkan perilaku dengan
motivasi atau pertantangan antara sikap dan perilaku.
(Damayanti, 2014).
i. Pengetahuan
Pada klien menarik diri kurang mengetahui tentang penyakit jiwa karena tidak
merasakan yang dilakukan.
j. Aspek Medik
Terapi yang diterima klien bisa berupa terapi farmakologi psikomotor, terapi
okupasional, TAK, dan rehabilitas.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Isolasi Sosial : Menarik Diri
b. Resiko gangguan persepsi sensori halusinasi
c. Harga diri rendah
Pohon Masalah Menarik Diri
Gangguan
sensori/persepsi:
halusinasi pendengaran
Fitria, Nita. (2010). Prinsip Dasar dan aplikasi penulisan Laporan Pendahuluan dan
Strategi Pelaksanaan Tindakan keperawatan ( LP dan SP). Jakarta : Salemba
Medika