Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PENDAHULUAN ISOLASI SOSIAL

Dosen Pembimbing :

Dr. Imam Zainuri, S.Kep.Ns.,M.Kes

Disusun Oleh :

1. Witdia Anviva (201701016)


2. Ayu Istiqomah (201701057)
3. Siti Ulyatush Sholihah (201701102)
4. Anita Rina (201701145)
5. Ariq Pratama Putra E. (201701189)

STIKES BINA SEHAT PPNI MOJOKERTO

S1 KEPERAWATAN

2018/2019
BAB I

LAPORAN PENDAHULUAN

1.1 Pengertian

Isolasi sosial adalah keadaan dimana seorang individu mengalami


penurunan atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain
disekitarnya. Pasien mungkin merasa ditolak, tidak diterima, kesepian dan tidak
mampu membina hubungan yang berarti dengan orang lain (Efendi,
Rahayuningsih, & Muharyati, 2002).
Isolasi sosial tidak hanya berdampak secara individu pada klien yang
mengalami, tetapi juga pada sistim klien secara keseluruhan yaitu keluarga dan
lingkungan sosialnya. Isolasi social dapat menurunkan produktifitas atau
berdampak buruk pada fungsi di tempat kerja, karena kecenderungan klien
menarik diri dari peran dan fungsi sebelum sakit,membatasi hubungan sosial
dengan orang lain dengan berbagai macam alasan(Merawat & Isolasi, 2010).

1.2 Tanda dan Gejala

1.2.1 Gejala Subjektif

a) Klien menceritakan perasaan kesepian atau ditolak oleh orang lain

b) Klien merasa tidak aman berada dengan orang lain

c) Respons verbal kurang dan sangat singkat

d) Klien mengatakan hubungan yang tidak berarti dengan orang lain

e) Klien lambat menghabiskan waktu

f) Klien tidak mampu berkonsentrasi dan membuat keputusan

g) Klien tidak yakin dapat melangsungkan hidup

h) Klien merasa ditolak


1.2.2 Gejala Objektif

a) Klien banyak diam dan tidak mau berbicara

b) Tidak mengikuti kegiatan

c) Klien menyendiri dan tidak mau berinteraksi dengan orang yang

terdekat

d) Klien tampak sedih, ekspresi datar, dan dangkal

e) Kontak mata kurang

f) Kurang spontan

g) Apatis (Acuh terhadap lingkungan)

h) Ekspresi wajah kurang berseri

i) Tidak merawat diri dan tidak memperhatikan kebersihan diri

j) Tidak atau bahkan kurang sadar terhadap lingkungan sekitarnya

k) Masukan makanan dan minuman terganggu

l) Aktivitas menurun

m) Postur tubuh berubah

1.3 Proses Terjadinya Masalah

1.3.1 Etiologi

Penyebab isolasi sosial menarik diri adalah disebabkan oleh faktor internal
yaitu tipe kepribadian tiap individu. Kejadian isolasi sosial menarik diri yang
terjadi juga pada lansia, yang dapat memicu terjadinya masalah sosial seperti
rasa malu untuk berinteraksi, kecemasan, hingga dapat memicu terjadinya
depresi pada lansia(Yunalia, 2015).

Serta isolasi sosial disebabkan oleh kurangnya rasa percaya pada orang lain,
perasaan panik, regresi ketahap sebelumnya, waham, sukar berinteraksi
dimasa lampau, perkembangan ego yang lemah serta represi rasa takut.
(Pustaka Indomedika, 2016).. Selain dari penyebab diatas, isolasi sosial juga
dipengaruhi bebrapa faktor lain, yaitu :

1) Faktor Predisposisi
a. Faktor Perkembangan = Kemampuan membina hubungan

yang sehat tergantung dari pengalaman proses tumbuh

kembang.

b. Faktor Biologi = Genetik adalah salah satu faktor

pendukung gangguan jiwa, dimana faktor genetik dapat

menunjang terhadap respon sosial maladaptive seseorang.

c. Faktor Sosial Budaya = Faktor yang dapat menjadi

pendukung terjadinya gangguan dalam membina hubungan

dengan orang lain

d. Faktor Komunikasi dalam Keluarga = Faktor yang dapat

mengantarkan seseorang kedalam gangguan, jika terbiasa

mengkomunikasikan hal hal yang negative akan

mempengaruhi harga diri rendah pada anak (Pustaka

Indomedika, 2016).

2) Faktor Precipitasi

Stressor pencetus pada umumnya mencakup kejadian kehidupan

yang penuh stress seperti, kehilangan yang mempengaruhi

kemampuan individu untuk berhubungan dengan orang lain dan

menyebabkan ansietas (Pustaka Indomedika, 2016).


a. Faktor Nature (Alamiah)

Karena manusia merupakan makhluk holistic. Meskipun

stressor precipitasi yang sama tetapi berdampak pada

gangguan jiwa atau kondisi psikososial tertentu yang

maladaptive dari indvidu, sangat bergantung pada holistic

individu.

b. Faktor Origin (Sumber Precipitasi)

Sumber precipitasi bak internal maupun eksternal

berdampak pada psikososial seseorang. Hal ini karena

manusia bersifat unik

c. Faktor Timing

Stressor yang berdampak pada trauma psikologis yang

ditentukan oleh kapan terjadinya stressor, berapa lama

frekruensi stressor

d. Faktor Number

Berimplikasi pada kondisi gangguan jiwa sangat ditentukan

oleh banyaknya stressor pada kurun waktu tertentu

e. Appraisal Of StressorCara menilai predisposisi dan

precipitasi

 Faktor kognitif berhubungan dengan tingkat

pendidikan, luasnya pengetahuan dan pengalaman

 Faktor afektif berhubungan dengan tipe kepribadian

seseorang, tipe introven dan ekstroven


f. Faktor Physiological

Kondisi fisik sepertistatus nutrisi, status kesehatan

fisik,faktor kecandaan berpengaruh bagi penilaian

seseorang terhadap stressor

g. Faktor Behaviour

Faktor perilaku turut berperan pada seseorang dalam

menilai faktor predisposisi dan precipitasi yang

dihadapinya

h. Faktor sosial

Makhluk sosial hidupnya saling ketergantungan antara satu

dengan lainnya.Dengan demikian dapat diamsusikan

bahwa faktor kebersamaan berpengaruh terhadap cara

menilai stressor predisposisi maupun precipitasi

1.3.2 Rentang Respon

Terdapat dua respon yang dapat terjadi pada isolasi sosial, yakni :
a. Respon Adaptif

Merupakan suatu respons yang masih dapat diterima oleh norma-norma

sosial dan kebudayaan secara umum yang berlaku dalam batas normal

ketika menyelesaikan masalah (Pustaka Indomedika, 2016). Perilaku

respon adaptif, meliputi :

 Menyendiri (Solitude)
Merupakan respons seseorang untuk merenungkan apa yang

telah terjadi di lingkungan sosial (intropeksi)

 Otonomi

Merupakan kemampuan individu untuk menentukan dan

menyampaikan ide, pikiran, dan perasaan dalam hubungan

sosial.

 Bekerja Sama

Merupakan kemampuan individu yang saling membutuhkan

satu sama lain serta mampu untuk member dan menerima

 Interdependen

Merupakan saling ketergantungan antara individu dengan orang

lain dalam membina hubungan interpersonal.

b. Respon Maladaptif

Merupakan suatu respon yang menyimpang dari norma sosial dan

kehidupan disuatu tempat (Pustaka Indomedika, 2016). Perilaku respon

maladaptive, meliputi :

 Menarik Diri

Merupakan keadaan dimana seseorang yang mengalami

kesulitan dalam membina hubungan secara terbuka dengan

orang lain.
 Ketergantungan

Merupakan keadaan diman mena seseorang gagal

mengembangkan rasa percaya dirinya sehingga tergantung

dengan orang lain.

 Manipulasi

Merupakan hubungan sosial yang terdapat pada individu

dengan menganggap orang lain sebagai objek dan berorientasi

pada diri sendiri ataupun orang lain.

 Curiga

Merupakan keadaan dimana seseorang gagal mengembangkan

rasa percaya diri terhadap orang lain.

 Impulsif

Merupakan ketidakmampuan merencanakan sesuatu, tidak

dapat diandalkan serta mempunyai penilaian yang buruk dan

cenderung memaksakan kehendak.

 Narkisisme

Merupakan harga diri yang rapuh, secara terus menerus

berusaha mendapatkan penghargaan dan pujian, memiliki sikap

egosentris, dan marah jika orang lain tidak mendukung.


1.3.3 Pathway / Patofisiologi

Menurut (Pustaka Indomedika, 2016).

Penolakan dari orang lain

Ketidak percayaan diri


Kecemasan dan ketakutan

Putus asa terhadap hubungan dengan


orng lain

Sulit mengembangkan hubungan dengan


orang lain

Menarik diri dari lingkungan


(Regresi)

Tidak mampu berinteraksi dengan


orang lain Isolasi Sosial
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN JIWA

1.4 Pengkajian Data (Data Fokus)

1) Identitas Diri
2) Alasan Masuk
3) Faktor Predisposisi
Faktor-faktor predisposisi terjadinya gangguan hubungan social,
adalah :
a. Faktor Perkembangan
b. Faktor Biologis
c. Faktor Sosial Budaya
d. Faktor Komunikasi
4) Stressor Presipitasi
a. Stresor Sosial Budaya
b. Stresor Psikologis
5) Pemeriksaan Fisik
6) Psikososial
a. Genogram
b. Konsep Diri
 Gambaran Diri
 Identitas Diri
 Fungsi Peran
 Ideal Diri
 Harga Diri
 Hubungan Sosial
 Spiritual
7) Status Mental
a. Penampilan
b. Pembicaraan
c. Aktivitas Motorik
d. Afek dan Emosi
e. Interaksi Selama Wawancara
f. Persepsi-Sensori
g. Proses Pikir
 Proses Pikir
 Isi Fikir
h. Tingkat Kesadaran
i. Memori
j. Tingkat Konsentrasi dan Berhitung
k. Daya Tilik
8) Koping Penyelesaian Masalah
 Regresi
 Represi
 Isolasi

1.5 Pohon Masalah

Resiko Halusinasi (Efek)

Isolasi Sosial (Core Problem)

Harga Diri Rendah (Causa)

1.6 Diagnosa

1) Isolasi Sosial
2) Harga Diri Rendah Kronis
3) Perubahan Persepsi Sensori : Halusinasi
4) Koping Individu Tidak Efektif
5) Intoleran Aktivitas
6) Defisit Perawatan Diri
1.7 Nursing Care Plane (NCP)

Perencanaan
Tujuasn kriteria hasil Intervensi Rasional
Tujuan Umum:
Klien dapat
berinteraksi dengan
orang lain.
TUK I: kriteria evaluasi: 1.1 Bina hubungan Hubungan
Klien dapat Klien dapat saling percaya saling percaya
membinahubungan  Klien mau dengan merupakan
saling percaya menjawab menggunakan langkah awal
salam prinsip untuk
 Klien mau komunikasi menentukan
berjabattangan terapeutik keberhasilan
 Klien mau a. Sapa klien rencana
menjawab dengan ramah selanjutnya
pertanyaan ,baik verbal

 Ada kontak maupun non

mata verbal

 Klien mau b. Perkenalkan

duduk diri dengan

berdampingan sopan

dengan perawat c. Tanya nama


lengkap klien
dan nama
pangilan
yang disukai
Klien
d. Jelaskan
tujuan
pertemuan
e. Jujur dan
menepati
janji
f. Tunjukan
sikap empati
dan
menerima
klien apa
adanya
g. Beri
perhatian
pada klien
TUK 2: Kriteria evaluasi: a. Kaji pengetahuan Dengan
Klien dapat Klien dapat klien tentang mengetahui
menyebutkan menyebutkan perilaku menarik tanda-tanda
penyebab perilaku penyebab diri dan tanda- dan gejala
menarik diri perilaku menarik tandanya menarik diri
diri yang berasal b. Beri kesempatan akan
dari : klien untuk menentukan
a.Diri sendiri mengungkapkan langkah
b.Orang lain perasaan intervensi
c.Lingkungan penyebab menarik selanjutnya.
diri atau tidak
mau bergaul
c .Diskusikan
bersama klien
tentang perilaku
menarik diri,
tanda dan gejala.
d. Berikan pujian
terhadap
kemampuan klien
mengungkapkan
perasaanya,

Perencanaan

Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Rasional

TUK 3: kriteria evaluasi: 3.1 Kaji pergetahuan Reinforcement


klien tentang dapat
Klien dapat  Klien dapat
keuntungan dan meningkatkan
menyebutkan menyebutkan
manfaat bergaul harga diri
tentang tentang
dengan orang lain
keuntungan keuntungan
3.2 Beri kesempetan
berhubungan berhubungan
klien untuk
dengan orang dengan orang
mengungkapkan
lain dan lain.misal banyak
perasaannya
kerugian tidak teman ,tidak
tentang
berhubungan sendiri ,bisa
keuntungan
dengan orang diskusi,dll.
berhubungan
lain  Klien dapat
dengan dengan
menyebutkan
orang lain
tentang kerugian
3.3 Diskusikan
tidak berhubungan
bersama klien
dengan orang lain
tentang manfaat
misal: sendiri
berhubungan
tidak k punya
berhubungan
teman, sepi,dll.
dengan orang lain
3.4 Kaji pengetahuan
klien tentang ke
rugian bila tidak
berhubungan
dengan orang
lain.
3.5 Beri kesempatan
kepada klien
untuk
mengungkapkan
perasaan tentang
kerugian bila
tidak
berhubungan
dngan orang lain
3.6 Diskusikan
bersama klien
tentang kerugian
tidak
berhubungan
dengan orang lain
3.7 Ben
reinforcement
positif terhadap
kemampuan
mengungkapkan
perasaan tentang
kerugian tidak
berhubungan
dengan orang lain
TUK 4: Kriteria evaluasi : 4.1 Kaji kemampuan Mengetahui
klien membina sejauh mana
pengetahuan
Klien dapat Klien dapat hubungan dengan Klien
Melaksanakan Mendemonstrasikan orang lain berhubungan
hubungan sosia hubungan sosia l dengan orang
4.2 Doreng dan
l secara secara secara secara lain
bantu klien untuk
bertahap. bertahap.
berhubungan
a) Klien-perawat dengan orang lain
b) Klien-perawat- melalui
perawat lain .
 Klien-perawat
c) Klien- perawat-
 Klien-perawat-
perawat lain-
perawat lain .
klien lain
 Klien- perawat-
d) Klien-kelompok
perawat lain-
kecil
klien lain
Klien-keluarga/
 Klien-kelompok
kelompok
kecil
/masyarakat
 Klien-keluarga/
kelompok
/masyarakat
4.3 Beri
reinforcement
terhadap
keberhasilan
yang yang telah
dicapai di rumah
nanti.

4.4 Bantu klien


untuk
merevaluasi
manfaat
berhubungan
dengan orang lain

4 5 Diskusikan
jadwal harian
yang dapat
dilakukan
bersama klien
dalam mengisi
waktu

4.6 Motivasi klien


untuk mengikuti
kegiatan terapi
Aktivitas
kelompok
sosialisasi.

4.7 Beri
reinforcement
atas kegiatan
klien dalam
kegiatan ruangan

Perencanaan

Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Rasional

TUK 5: Kriteria evaluasi : 5.1 Dorong klien Agar klien


mengungkapka lebih percaya
Klien dapat Klien dapat
n perasaannya diri
mengungkapkan mengungkapkan
bila berhubungan
perasaannya perasaannya setelah
berhubungan dengan orang
setelah
berhubungan berhubungan dengan dengan orang lain
dengan orang orang lain untuk : lain mengetahui
lain 5.2 Diskusikan sejauh mana
 Diri sendiri
dengan klen pengetahuan
 Orang lain
manfaat klien tentang
berhubungan kerugian bila
dengan orang tidak
lain berhubungan
5.3 Beri dengan orang
reinforcement lain
positif atas
kemampuan
klien
mengungkapka
n perasaan
manfaat
berhubungan
dengan orang
lain
TUK 6: Kriteria evaluasi : 6.1 BHSP dengan Agar klien
keluarga lebih percaya
Klien dapat Keluarga dapat:
diri dan tahu
memberdayakan  Salam,
a) Menjelaskan akibat
sistem perkenalan
Perasaannya berhubungan
pendukung atau  Sampaikan
b) Menjelaskan cara. dengan orang
keluarga atau tujuan
merawat klien lainMengetahu
keluarga  Membuat
menarik diri i sejauh mana
mampu kontrak
pengetahuan
mengembangka c)Mendemonstrasika  Eksplorasi
klien tentang
n kemampuan n cara perawatan perasaan
membina
klien untuk menarik diri keluarga
hubungan
berhubungan d) .Berpartisipasi 6..2 Diskusikan dengan orang
dengan orang dalam perawatan dengan lain
lain . menarik diri anggota
keluarga
tentang:

a Perilaku menarik
diri
b Penyebab
perilaku menarik
diri.
c.Cara keluarga
menghadapi klien
yang sedang
menarik
6.3 Dorong
anggota
keluarga untuk
memberikan
dukungan
kepada klien
berkomunikasi
dengan orang
lain

6.4 Anjurkan
anggota
keluarga untuk
secara rutin
dan bergantian
mengunjungi
klien minimal
1x seminggu

6.5 Beri
reinforcement
atas hal-hal
yang telah
dicapai oleh
keluarga
1.8 Strategi Komunikasi (SP) Berdasarkan Pertemuan

a. SP 1 pasien :
1. Identifikasi penyebab:
a) Siapa yang satu rumah dengan pasien?
b) Siapa yang dekat dengan pasien?dan apa sebabnya?
c) Siapa yang tidak dekat dengan pasien?
2. Keuntungan dan kerugian berinteraksi dengan orang lain
3. Latihan berkenalan
4. Masukkan jadwal kegiatan pasien
b. SP 2 pasien:
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien (SP 1)
2. Melatih berhubungan social secara bertahap (pasien dan keluarga)
3. Memasukkan kedalam kegiatan jadwal kegiatan harian
c. SP 3 Pasien:
1. Mengevaluasi kegiatan yang lalu (SP 1 dan 2)
2. Latih ADL (kegiatan sehari-hari), cara bicara
3. Memasukkan dalam kegiatan jadwal kegiatan jadwal klien
d. SP 4 Pasien
1. Keuntungan dan kerugian berinteraksi dengan orang lain
2. Latihan berkenalan
3. Masukkan jadwal kegiatan pasien
e. SP 1 keluarga :
1. Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat klien
2. Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala isolasi sosial serta proses
terjadinya
3. Menjelaskan cara merawat klien dengan isolasi sosial
4. Bermain peran dalam merawat pasien isolasi sosial (simulasi)
5. Menyusun RTL keluarga/jadwal keluarga untuk merawat klien
f. SP 2 keluarga :
1. Evaluasi kemampuan keluarga (SP 1)
2. Melatih keluarga merawat langsung klien dengan isolasi sosial
3. Menyusun RTL keluarga /jadwal keluarga untuk merawat klien
g. SP 3 keluarga
1. Evaluasi kemampuan keluarga ( SP 1, 2)
2. Evaluasi kemampuan klien
3. Rencana tindak lanjut keluarga dengan follow up dan rujukan

h. SP 4 keluarga
1. Menjelaskan cara merawat klien dengan isolasi sosial
2. Evaluasi kemampuan keluarga (SP 1)
3. Menyusun jadwal keluarga untuk merawat klien
1.9 Evaluasi

1) Kemampuan Pasien dan Keluarga

PENILAIAN KEMAMPUAN PASIEN DAN KELUARGA PASIEN DENGAN


MASALAH ISOLASI SOSIAL
Nama Pasien : ………………….
Ruangan : ........................
Nama Perawat : ...........................
Petunjuk Pengisian : ............................

1. Berilah tanda() jika pasien dan keluarga mampu melakukan kemampuan di


bawah ini
2. Tuliskan tanggal setiap dilakukan supervise
No Kemampuan Tgl Tgl Tgl Tgl
A. Pasien
Menyebutkan penyebab isolasi
1.
social
Menyebutkan keuntungan
2.
berinteraksi dengan orang lain
Menyebutkan kerugian tidak
3.
berinteraksi dengan orang lain
4. Berkenalan dengan satu orang
Berkenalan dengan dua orang
5.
atau lebih
Memiliki jadwal kegiatan
berbincang-bincang dengan
6.
orang lain sebagai salah satu
kegiatan harian
Melakukan perbincangan
7. dengan orang lain sesuai jadwal
harian
B. Keluarga
Menyebutkan pengertian,
1. penyebab, tanda dan gejala
isolasi social
Menyebutkan cara-cara
2. merawat pasien dengan isolasi
social
Mendemonstrasikan cara
3. merawat pasien dengan isolasi
sisial
Menyebutkan tempat rujukan
4. yang sesuai untuk pasien isolasi
social

2) Kemampuan Perawat

PENILAIAN KEMAMPUAN PERAWAT DALAM MERAWAT PASIEN


DENGAN ISOLASI SOSIAL
Nama Pasien : ..........................
Ruangan : ..........................
Nama Perawat : ..........................

Tanggal
No Kemampuan

A Pasien
SP I p
Mengidentifikasi penyebab isolasi
1
sosial pasien
Berdiskusi dengan pasien tentang
2 keuntungan berinteraksi dengan
orang lain
Berdiskusi dengan pasien tentang
3 kerugian tidak berinteraksi dengan
orang lain
Mengajarkan pasien cara
4
berkenalan dengan satu orang
Menganjurkan pasien memasukkan
kegiatan latihan berbincang-
5
bincang dengn orang lain dalam
kegiatan harian
Nilai SP I p
SP II p
Mengevaluasi jadwal kegiatan
1
harian pasien
Memberikan kesempatan kepada
2 pasien mempraktekkan cara
berkenalan dengan satu orang
Memban tu pasien memasukkan
kegiatan berbincang-bincang
3
dengan orang lain sebagai salah
satu kegiatan harian
Nilai SP II p
SP III p
Mengevaluasi jadwal kegiatan
1
harian pasien
Memberikan kesempatan kepada
2 berkenalan dengan dua orang atau
lebih
Menganjurkan pasien memasukkan
3
dalam jadwal kegiatan harian
Nilai SP III p
B Keluarga
SP I k
Mendiskusikan masalah yang
1 dirasakan keluarga dalam merawat
pasien
Menjelaskan pengertian, tanda dan
2 gejala isolasi sosial yang dialami
pasien beserta proses terjadinya
Menjelaskan cara-cara merawat
3
pasien isolasi social
Nilai SP I k
SP II k
Melatih keluarga mempraktekkan
1 cara merawat pasien dengan isolasi
sosial
Melatih keluarga melakukan cara
2 merawat langsung kepada pasien
isolasi sosial
Nilai SP II k
SP III k
Membantu keluarga membuat
1 jadwal aktivitas di rumah termasuk
minum obat (discharge planning)
Menjelaskan follow up pasien
2
setelah pulang
Nilai SP III k
Total nilai : SP p + SP k
Rata-rata
DAFTAR PUSTAKA

Efendi, S., Rahayuningsih, A., & Muharyati, W. (2002). Pengaruh Pemberian Terapi
Aktivitas Kelompok Sosialisasi Terhadap Perubahan Perilaku Klien Isolasi Sosial.
Merawat, D., & Isolasi, K. (2010). Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of
Nursing), Volume 5, No.2, Juli 2010, 5(2), 85–94.
Perilaku, D. A. N., Penerapan, M., & Perilaku, T. (n.d.). Peningkatan kemampuan interaksi
sosial (kognitif, afektif dan perilaku) melalui penerapan terapi perilaku kognitif di rsj dr
amino gondohutomo semarang, 121–128.
Yunalia, E. M. (2015). HUBUNGAN ANTARA TIPE KEPRIBADIAN DENGAN
KEJADIAN ISOLASI SOSIAL MENARIK DIRI PADA LANSIA, 3(3), 30–35.
Zainuri, Imam., Azizah Lilik M., & Akbar, A. (2016). Buku Ajar Keperawatan Jiwa - Teori
dan Aplikasi Praktik Klinik. Edisi Pertama

Anda mungkin juga menyukai