Dosen Pembimbing :
Disusun Oleh :
S1 KEPERAWATAN
2018/2019
BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN
1.1 Pengertian
terdekat
f) Kurang spontan
l) Aktivitas menurun
1.3.1 Etiologi
Penyebab isolasi sosial menarik diri adalah disebabkan oleh faktor internal
yaitu tipe kepribadian tiap individu. Kejadian isolasi sosial menarik diri yang
terjadi juga pada lansia, yang dapat memicu terjadinya masalah sosial seperti
rasa malu untuk berinteraksi, kecemasan, hingga dapat memicu terjadinya
depresi pada lansia(Yunalia, 2015).
Serta isolasi sosial disebabkan oleh kurangnya rasa percaya pada orang lain,
perasaan panik, regresi ketahap sebelumnya, waham, sukar berinteraksi
dimasa lampau, perkembangan ego yang lemah serta represi rasa takut.
(Pustaka Indomedika, 2016).. Selain dari penyebab diatas, isolasi sosial juga
dipengaruhi bebrapa faktor lain, yaitu :
1) Faktor Predisposisi
a. Faktor Perkembangan = Kemampuan membina hubungan
kembang.
Indomedika, 2016).
2) Faktor Precipitasi
individu.
c. Faktor Timing
frekruensi stressor
d. Faktor Number
precipitasi
g. Faktor Behaviour
dihadapinya
h. Faktor sosial
Terdapat dua respon yang dapat terjadi pada isolasi sosial, yakni :
a. Respon Adaptif
sosial dan kebudayaan secara umum yang berlaku dalam batas normal
Menyendiri (Solitude)
Merupakan respons seseorang untuk merenungkan apa yang
Otonomi
sosial.
Bekerja Sama
Interdependen
b. Respon Maladaptif
maladaptive, meliputi :
Menarik Diri
orang lain.
Ketergantungan
Manipulasi
Curiga
Impulsif
Narkisisme
1) Identitas Diri
2) Alasan Masuk
3) Faktor Predisposisi
Faktor-faktor predisposisi terjadinya gangguan hubungan social,
adalah :
a. Faktor Perkembangan
b. Faktor Biologis
c. Faktor Sosial Budaya
d. Faktor Komunikasi
4) Stressor Presipitasi
a. Stresor Sosial Budaya
b. Stresor Psikologis
5) Pemeriksaan Fisik
6) Psikososial
a. Genogram
b. Konsep Diri
Gambaran Diri
Identitas Diri
Fungsi Peran
Ideal Diri
Harga Diri
Hubungan Sosial
Spiritual
7) Status Mental
a. Penampilan
b. Pembicaraan
c. Aktivitas Motorik
d. Afek dan Emosi
e. Interaksi Selama Wawancara
f. Persepsi-Sensori
g. Proses Pikir
Proses Pikir
Isi Fikir
h. Tingkat Kesadaran
i. Memori
j. Tingkat Konsentrasi dan Berhitung
k. Daya Tilik
8) Koping Penyelesaian Masalah
Regresi
Represi
Isolasi
1.6 Diagnosa
1) Isolasi Sosial
2) Harga Diri Rendah Kronis
3) Perubahan Persepsi Sensori : Halusinasi
4) Koping Individu Tidak Efektif
5) Intoleran Aktivitas
6) Defisit Perawatan Diri
1.7 Nursing Care Plane (NCP)
Perencanaan
Tujuasn kriteria hasil Intervensi Rasional
Tujuan Umum:
Klien dapat
berinteraksi dengan
orang lain.
TUK I: kriteria evaluasi: 1.1 Bina hubungan Hubungan
Klien dapat Klien dapat saling percaya saling percaya
membinahubungan Klien mau dengan merupakan
saling percaya menjawab menggunakan langkah awal
salam prinsip untuk
Klien mau komunikasi menentukan
berjabattangan terapeutik keberhasilan
Klien mau a. Sapa klien rencana
menjawab dengan ramah selanjutnya
pertanyaan ,baik verbal
mata verbal
berdampingan sopan
Perencanaan
4 5 Diskusikan
jadwal harian
yang dapat
dilakukan
bersama klien
dalam mengisi
waktu
4.7 Beri
reinforcement
atas kegiatan
klien dalam
kegiatan ruangan
Perencanaan
a Perilaku menarik
diri
b Penyebab
perilaku menarik
diri.
c.Cara keluarga
menghadapi klien
yang sedang
menarik
6.3 Dorong
anggota
keluarga untuk
memberikan
dukungan
kepada klien
berkomunikasi
dengan orang
lain
6.4 Anjurkan
anggota
keluarga untuk
secara rutin
dan bergantian
mengunjungi
klien minimal
1x seminggu
6.5 Beri
reinforcement
atas hal-hal
yang telah
dicapai oleh
keluarga
1.8 Strategi Komunikasi (SP) Berdasarkan Pertemuan
a. SP 1 pasien :
1. Identifikasi penyebab:
a) Siapa yang satu rumah dengan pasien?
b) Siapa yang dekat dengan pasien?dan apa sebabnya?
c) Siapa yang tidak dekat dengan pasien?
2. Keuntungan dan kerugian berinteraksi dengan orang lain
3. Latihan berkenalan
4. Masukkan jadwal kegiatan pasien
b. SP 2 pasien:
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien (SP 1)
2. Melatih berhubungan social secara bertahap (pasien dan keluarga)
3. Memasukkan kedalam kegiatan jadwal kegiatan harian
c. SP 3 Pasien:
1. Mengevaluasi kegiatan yang lalu (SP 1 dan 2)
2. Latih ADL (kegiatan sehari-hari), cara bicara
3. Memasukkan dalam kegiatan jadwal kegiatan jadwal klien
d. SP 4 Pasien
1. Keuntungan dan kerugian berinteraksi dengan orang lain
2. Latihan berkenalan
3. Masukkan jadwal kegiatan pasien
e. SP 1 keluarga :
1. Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat klien
2. Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala isolasi sosial serta proses
terjadinya
3. Menjelaskan cara merawat klien dengan isolasi sosial
4. Bermain peran dalam merawat pasien isolasi sosial (simulasi)
5. Menyusun RTL keluarga/jadwal keluarga untuk merawat klien
f. SP 2 keluarga :
1. Evaluasi kemampuan keluarga (SP 1)
2. Melatih keluarga merawat langsung klien dengan isolasi sosial
3. Menyusun RTL keluarga /jadwal keluarga untuk merawat klien
g. SP 3 keluarga
1. Evaluasi kemampuan keluarga ( SP 1, 2)
2. Evaluasi kemampuan klien
3. Rencana tindak lanjut keluarga dengan follow up dan rujukan
h. SP 4 keluarga
1. Menjelaskan cara merawat klien dengan isolasi sosial
2. Evaluasi kemampuan keluarga (SP 1)
3. Menyusun jadwal keluarga untuk merawat klien
1.9 Evaluasi
2) Kemampuan Perawat
Tanggal
No Kemampuan
A Pasien
SP I p
Mengidentifikasi penyebab isolasi
1
sosial pasien
Berdiskusi dengan pasien tentang
2 keuntungan berinteraksi dengan
orang lain
Berdiskusi dengan pasien tentang
3 kerugian tidak berinteraksi dengan
orang lain
Mengajarkan pasien cara
4
berkenalan dengan satu orang
Menganjurkan pasien memasukkan
kegiatan latihan berbincang-
5
bincang dengn orang lain dalam
kegiatan harian
Nilai SP I p
SP II p
Mengevaluasi jadwal kegiatan
1
harian pasien
Memberikan kesempatan kepada
2 pasien mempraktekkan cara
berkenalan dengan satu orang
Memban tu pasien memasukkan
kegiatan berbincang-bincang
3
dengan orang lain sebagai salah
satu kegiatan harian
Nilai SP II p
SP III p
Mengevaluasi jadwal kegiatan
1
harian pasien
Memberikan kesempatan kepada
2 berkenalan dengan dua orang atau
lebih
Menganjurkan pasien memasukkan
3
dalam jadwal kegiatan harian
Nilai SP III p
B Keluarga
SP I k
Mendiskusikan masalah yang
1 dirasakan keluarga dalam merawat
pasien
Menjelaskan pengertian, tanda dan
2 gejala isolasi sosial yang dialami
pasien beserta proses terjadinya
Menjelaskan cara-cara merawat
3
pasien isolasi social
Nilai SP I k
SP II k
Melatih keluarga mempraktekkan
1 cara merawat pasien dengan isolasi
sosial
Melatih keluarga melakukan cara
2 merawat langsung kepada pasien
isolasi sosial
Nilai SP II k
SP III k
Membantu keluarga membuat
1 jadwal aktivitas di rumah termasuk
minum obat (discharge planning)
Menjelaskan follow up pasien
2
setelah pulang
Nilai SP III k
Total nilai : SP p + SP k
Rata-rata
DAFTAR PUSTAKA
Efendi, S., Rahayuningsih, A., & Muharyati, W. (2002). Pengaruh Pemberian Terapi
Aktivitas Kelompok Sosialisasi Terhadap Perubahan Perilaku Klien Isolasi Sosial.
Merawat, D., & Isolasi, K. (2010). Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of
Nursing), Volume 5, No.2, Juli 2010, 5(2), 85–94.
Perilaku, D. A. N., Penerapan, M., & Perilaku, T. (n.d.). Peningkatan kemampuan interaksi
sosial (kognitif, afektif dan perilaku) melalui penerapan terapi perilaku kognitif di rsj dr
amino gondohutomo semarang, 121–128.
Yunalia, E. M. (2015). HUBUNGAN ANTARA TIPE KEPRIBADIAN DENGAN
KEJADIAN ISOLASI SOSIAL MENARIK DIRI PADA LANSIA, 3(3), 30–35.
Zainuri, Imam., Azizah Lilik M., & Akbar, A. (2016). Buku Ajar Keperawatan Jiwa - Teori
dan Aplikasi Praktik Klinik. Edisi Pertama