ISSABELA YUMNA
NIM. P1337420119121
A. PENGKAJIAN PASIEN
Pengkajian dilakukan pada hari : Minggu, 3 April 2022, pukul 08.00 WIB
I. Identitas pasien
b) Umur : 64 Tahun
c) Pendidikan : SMP
e) Agama : Islam
B. PENGKAJIAN PRIMER
1. Airway
Terdapat sumbatan pada jalan napas berupa sputum putih kental yang
tertahan di mulut, suara nafas vesikuler, tidak terdapat suara berkumur
(gurgling), tidak terdengar suara mendengkur (snoring), dan tidak ada
jejas di leher.
2. Breathing
Pengembangan dada simetris, pasien tampak sesak, frekuensi napas 25
x/menit, SaO2 94%, dengan tanda pola napas takipnea, jalan napas tidak
paten, fase ekspirasi memanjang, pernafasan cuping hidung, irama napas ireguler,
terlihat retraksi dada minimal, terpasang non re-breathing mask 10 L/
menit.
3. Circulation
C. PENGKAJIAN SEKUNDER
1. Keluhan Utama
2. Riwayat Kesehatan
Pasien datang dibawa keluarga pada tanggal 3 April 2022, pukul 06.07
WIB dengan keluhan pasien mengalami penurunan kesadaran tidak
sadarkan diri sejak jam 12 malam. Lalu pasien dibawa ke IGD RSD
K.R.M.T Wongsonegoro Semarang untuk mendapatkan pertolongan.
Pada pengkajian tanggal 3 April 2022 pukul 08.00 WIB didapatkan hasil
bahwa TD 212/149 mmHg, HR 118 x/menit, RR 25 x/menit, S 37°C,
dan SPO2 99%. Pasien terpasang infus Ringer Lactat 20 tpm,
mendapatkan terapi inj ranitidin 2x1, inj kalnex 4x1gr, inj citicolin
2x500mg, inj mecobalamin 1x500mg, inj manitol 4x125cc, dan sp
perdipin 5mg/jam, terpasang non re-breathing mask 10 lpm. Tingkat
kesadaran Sporo Coma GCS E1 M3 V1 total 5, pupil 2 mm isokor,
respons cahaya (+), CRT<2dtk.
c. Telinga
Bibir kering, gigi ada yang tanggal, tidak ada stomatitis, tidak ada
tonsillitis.
f. Leher
Tidak ada distensi vena jugularis, bentuk leher normal dan tidak
terdapatpembesaran kelenjar tiroid.
g. Thorax
1) Paru-paru
a) Inspeksi : bentuk dada simetris, frekuensi napas 25 x/menit,
irama pernapasan ireguler, pernapasan cuping hidung, nampak
retraksi dinding dada, SaO2: 96%.
b) Palpasi : Vokal fremitus sama antara kanan dan kiri.
2) Jantung
a) Inspeksi : Tidak ada edema ekstremitas, tidak ada edema
palpebra, tidak ada asites.
h. Abdomen
i. Ekstremitas
Tidak terdapat sianosis, tidak ada lesi, turgor kulit jelek CRT > 2 detik,
tidakterdapat eskimosis (bintik merah), terdapat jejas pada kepala sebelah
kanan dan kaki kiri serta luka lecet di pergelangan tangan kanan.
k. Genetalia
4. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan foto head CT scan. Hasil head CT scan : IVH, thorax brpn
b. Pemeriksaan EKG
Hasil EKG : sinus tachycardya dengan LAD.
5. Program Terapi
h. Candesartan 1x16mg.
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hasil laboratorium tanggal 3 April 2022, pukul 06.42 WIB
Eosinofil 0,1 % 2 -4
Hematokrit 45,60 % 40 – 52
HFLC 0,1
NLCR 6,70
Tanggal/ Masalah
No Data Fokus Etiologi TTD
Jam Keperawatan
Minggu, Bersihan jalan
1. DS : Hipersekresi jalan napas Issab
3 April napas tidak
ela
2022/ DO : efektif
08.15
- Terdapat banyak sputum di
WIB
mulut putih kental
- RR : 25 x/menit
- SPO2 : 99%
Minggu, Pola napas
2. DS : Gangguan neurologis Issab
3 April tidak efektif
(stroke) ela
2022/ DO:
08.20
- Pasien nampak sesak napas,
WIB
pola napas takipnea, jalan
napas tidak paten, fase
ekspirasi memanjang,
pernafasan cuping hidung,
irama napas ireguler,
nampak retraksi dada
minimal
- SPO2 : 99%
3. Minggu, DS : Stroke Risiko perfusi Issa
3 April DO : serebral tidak bela
2022/ - Wajah pasien tampak efektif
08.25 pucat dan gelisah.
- Tingkat kesadaran:
o Sporo coma.
- Pasien mengalami
penurunan kesadaran : Sporo
Coma dengan GCS E1 M3
V1 total 5
- RT < 2 detik.
- HR : 118 x/menit
- Suhu: 37oC
- SpO2 :99%
- RR : 25 x/menit.
F. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Kolaborasi
pemberian
bronkodilator,
ekspektoran,mukotili
k, jika perlu
2. Minggu, Pola nafas tidak Setelah dilakukan Manajemen Jalan Napas Issab
3 April efektif b.d intervensi keperawatan (I.01011) ela
2022/ Gangguan selama 1 x 4 jam Observasi :
08.35 neurologis diharapkan pola napas 1. Monitor pola napas
WIB (stroke) membaik dengan kriteria (frekuensi,
hasil: kedalaman, usaha
1. Ventilasi semenit napas)
meningkat(5) 2. Monitor bunyi napas
2. Kapasitas vital tambahan (mis.
meningkat(5) Gurgling, mengi,
3. Dispnea menurun (5) wheezing, ronchi
optimal.
Intervensi Utama:
Pemantauan Tekanan
Intrakranial
Observasi:
1. Identifikasi
penyebab
peningkatan TIK
(mis.
Lesi menempati
ruang,
gangguan
metabolisme,
edema serebral
tekanan
vena, obstruksi
aliran
cairan
serebrospinal,
hipertensi,
intracranial
idiopatik).
2. Monitor
peningkatan
TD.
3. Monitor
irregularitas
irama napas.
4. Monitor penurunan
tingkat kesadaran.
5. Monitor
perlambatan atau
ketidaksimetrisan
respon pupil.
Terapeutik:
1. Pertahankan
sterilitas system
pemantauan.
2. Atur interval
pemantauan sesuai
keadaan pasien.
3. Dokumentasikan
hasilpemantaua.
Edukasi:
1. Jelaskan prosedur
dan tujuan
pemantauan.
2. Informasikan hasil
pemantauan jika
perlu.
H. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
- SpO2: 99%
- TD :167/89 mmHg
- HR: 116x/menit
- S:37oC
- RR :24x/menit
08.50 Pasien terpasang O2 non re
1,2 1. Memberikan terapi O2 Issabela
WIB breathin masl dengan 10
sesuai indikasi
Lpm, saturasi meningkat
2. Memonitor kecepatan
99%.
aliran oksigen -
Memonitor efektifitas
pemberian O2 (Saturasi
Oksigen)
08.53 - Sputum putih kental,
1,2 1. Memonitor sputum Issabela
WIB bau khas sputum,
2. Melakukan suction
pengeluaran sputum
berkurang
- Pasien gelisah saat
dilakukan tindakan
suction
1. Monitor sputum
- MAP: 80 mmHg
A : Risiko perfusi serebral tidak
efektif teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
2. Monitor tanda/gejala
peningkatan TIK (mis.
Tekanan darah meningkat,
tekanan nadi melebar,
bradikardi, pola napas
ireguler, kesadaran
menurun).