Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PENDAHULUAN

KEPERAWATAN KEGAWATDARURATAN
STROKE HEMORAGIK

Disusun untuk memenuhi tugas Praktik Klinik Keperawatan Kegawatdaruratan

Disusun Oleh :
ISSABELA YUMNA
P1337420119121

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN SEMARANG


JURUSAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
2022
Stroke hemoragik adalah perdarahan ke dalam
jaringan otak atau perdarahan subarachnoid, yaitu
ruang sempit antara permukaan otak dan lapisan
jaringan yang menutupi otak. Stroke ini merupakan
jenis stroke yang paling mematikan dan merupakan
Etiologi sebagian kecil dari keseluruhan stroke yaitu
1. Usia sebesar 10-15% untuk perdarahn intraserebrum dan
2. Hipertensi sekitar 5% untuk Manifestasi Klinis
3. Riwayat stroke perdarahan subarachnoid (Felgin, V., 2017).
1. Kehilangan Motorik
sebelumnya
2. Kehilangan Komunikasi
4. Alkohol
3. Gangguan Persepsi
5. Narkoba
4. Kerusakan Fungsi Kognitif dan Efek
Komplikasi Psikologi
5. Disfungsi Kandung Kemih
1. Hipoksia serebra 6. Vertigo, mual, muntah, nyeri kepala,
2. Penurunan aliran darah terjadi karena peningkatan tekanan
Penatalaksanaan
serebral intrakranial, edema serebri
1. Fase Akut 3. Luasnya area cidera
a. Terapi cairan 4. Distritmia dapat
b. Terapi oksigen mengakibatkan curah
c. Peningkatan TIK jantung tidak konsisten dan
d. Monitor fungsi pernapasan penghentian trombus lokal. Pemeriksaan Penunjang
e. Monitor jantung & TTV, EKG
2. Fase Rehabilitasi 1. Radiologi
a. ROM 2. MRI
b. Manajemen bladder & bowel 3. EEG
c. Pertahankan nutrisi adekuat 4. USG Doppler
3. Pembedahan 5. Angiografi Serebri
4. Terapi Obat – obatan 6. Laboratorium
a. Antihipertensi : katropil, antagonis - Pemeriksaan Darah
kalsium Lengkap
b. Diuretic : manitol 20%, furosemid - Tes Darah Koagulasi
c. Antikolvusan : fenitoin - Tes Kimia Darah
Iskemia-hipoksia jar. Serebral

(risiko perfusi sererbral tidak efektif)

Pola Napas Bersihan Jalan


Tidak Efektif Napas Tidak Efektif
Dx. 1 Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif D.0001 Dx 2 Pola Napas Tidak Efektif D.0005
Tujuan Tujuan
Bersihan jalan napas (L.01011) Pola napas (L.01004)
1. Produksi sputum menurun 1. Dispnea menurun
2. Frekuensi napas membaik 2. Frekuensi napas membaik
3. Pola napas membaik 3. Kedalaman napas membaik
Intervensi Intervensi
Manajemen jalan napas (L.01011) Pemantauan respirasi (L.01014)
1. Observasi 1. Observasi
a. Monitor pola napas (frekuensi, a. Monitor frekuensi iraman, kedalaman, dan
kedalaman, usaha napas). upaya napas
b. Monitor bunyi napas tambahan (mis, b. Monitor pola napas (seperti bradipnea,
Gurgling, wheezing, ronkhi) takipnea, hiperventilasi, kussmaul, chetne-
c. Monitor sputum (jumlah, warna, stokes, biot, ateksia)
aroma). c. Monitor kemampuan batuk efektif
2. Terapeutik d. Monitor adanya produksi sputum
a. Pertahankan kepatenan jalan napas e. Monitor adanya sumbatan jalan napas
b. Lakukan pengisapan lendir kurang dari f. Palpasi kesimetrisan ekspensi paru
10 detik g. Auskultasi bunyi napas
c. Berikan oksigen sesuai dengan h. Monitor saturasi oksigen
kebutuhan pasien i. Monitor nilai AGD
j. Monitor hasil x-ray toraks
3. Kolaborasi
2. Terapeutik
a. Kolaborasi pemberian bronkodilator, a. Lakukan penghisapan lendir <15 detik
ekspektoran, mukolitik, jika perlu b. Lakukan hiperoksigenasi sebelum
penghisapan endotrakeal
Dx. 3 Risiko Perfusi Serebral Tidak Efektif D.0017
c. Berikan oksigenasi, jika perlu
d. Alur interval pemantauan respirasi sesuai
Tujuan kondisi pasien
e. Dokumentasi hasil pemantauan
Perfusi serebral (L.02014)
3. Edukasi
1. Tingkat kesadaran meningkat a. Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
2. Tekanan intra kranial menurun
3. Kesadaran meningkat
Intervensi

Manajemen peningkatan TIK (L.09325).

1. Observasi
a. Identifikasi penyebab peningkatan TIK
b. Monitor status pernafasan
c. Monitor intake dan out put cairan
d. Monitor cairan serebro-spinalis
2. Terapeutk
a. Meminimalkan stimulus dengan
menyediakan lingkungan yang tenang
b. Berikan posisi semi fowler
c. Pertahankan suhu tubuh normal
3. Edukasi
a. Kolaborasi pemberian sedasi dan anti
konvulsan
b. Kolaborasi pemberian diuretik osmosis
c. Kolaborasi pemberian pelunak tinja
DAFTAR PUSTAKA

Fadhillah, Harif dkk. (2017). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia: Definisi dan
Indikator Diagnostik, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.

Fadhillah, Harif dkk. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan
Tindakan Keperawatan. Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.

Fadhillah, Harif dkk. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria
Hasil Keperawatan. Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.

Tarwoto. 2013. Keperawatan Medikal Bedah, gangguan sistem persarafan.


Jakarta: CV.Sagung Seto.

Wahid, & Suprapto. (2013). Keperawatan Medikal Bedah Asuhan


KeperawatanPada Gangguan Sistem Respirasi. Jakarta: TIM.

Anda mungkin juga menyukai