Disusun Oleh :
Noviana Wulandari
P1337420119020
3 A1
Patofisiologi :
Hiperglikemia dapat disebabkan defisiensi insulin yang dapat
Definisi:
disebabkan oleh proses autoimun, kerja pankreas yang berlebih Hiperglikemia adalah suatu kondisi medik berupa
dan herediter. Insulin yang menurun mengakibatkan glukosa peningkatan kadar glukosa. Dalam darah melebihi batas
sedikit yang masuk ke dalam sel. Hal itu bisa menyebabkan normal (Perkeni, 2015). Prediabetes merupakan kondisi
lemas dan kadar glukosa dalam darah meningkat. Kompensasi tingginya gula darah puasa (gula darah puasa 100-
tubuh dengan meningkatkan glukagon sehingga terjadi 125mg/dL) atau gangguan toleransi glukosa (kadar gula
glukoneogenesis. Selain itu tubuh akan menurunkan darah 140-199mg/dL, 2 jam setelah pembebanan 75 g
penggunaan glukosa oleh otot, lemak dan hati serta peningkatan glukosa). Bila kadar gula darah mencapai >200 mg/dL
produksi glukosa oleh hati dengan pemecahan lemak terhadap maka pasien ini masuk dalam kelas DM (Rochmah, 2007).
kelaparan sel. Dengan 9 menurunnya insulin dalam darah, Menurut American Diabetes Association (ADA), kondisi
asupan nutrisi akan meningkat sebagai akibat kelaparan sel. hiperglikemia adalah kadar glukosa puasa yang lebih tinggi
Menurunnya glukosa intrasel menyebabkan sel mudah dari 110 mg/dL
terinfeksi. Gula darah yang tinggi dapat menyebabkan
penimbunan glukosa pada dinding pembuluh darah menjadi
keras (aterosklerosis) dan bila plak ini terlepas akan
menyebabkan trombus (Arfawati,2015). Etiologi :
Penyebab tidak diketahui dengan pasti akan tetapi pada
umumnya diketahui kekurangan insulin penyebab utama
dan faktor herediter yang memegang peranan penting.
Literatur lain menyebutkan penyebab hiperglikemia
adalah akibat pengangkatan pankreas, kerusakan secara
kimiawi sel beta pulau langerhans, faktor predisposisi
Penalataksanaan : herediter, obesitas, faktor imunologi yaitu respon
autoimun (Arfawati,2015). Hiperglikemia akut paling
1. Diet umum diesbabkan oleh asupan nutrisi, inaktivasi,
2. Latihan jasmani inadekuat medikasi antidiabetik, atau kombinasi dari
faktor-faktor tersebut (Ruderman, 2013).
3. Medis
- Obathiperglikemia
- oral : metfromin, glikosit, glimipiride
- Insulin
B1 B2 B3 B4 B5
Kegagalan sel B dan resisten Destruksisel B Kerusakan Glukosa dalam darah ↑ Destruksisel B akibat
insulin pada jaringan lemak akibat proses saraf perifer proses autoimun
autoimun
Metabolisme darah ↑
Perubahan Gangguan Reseptor insulin tidak
Vaskularisasi aliran suplai darah berkaitan dengan
metabolism lemak darah menurun Ginjal tidak dapat
insulin
reabsorpsi glukosa
Hipoksia
Pembentukan dan Pembuluh jaringan
akumulasi keton darahmenyempit Glukosa tidak dapat
Kerusakan glomelurus
masuk dalam sel
Alirah darah ke Kerusakan
Keseimbangan asam
perifer ↓ saraf Kegagalan proses filtrasi Sel kekurangan
basa terganggu
glukosa
Neuropati
Gangguan suplai darah Elektrolit tubuh terbuang
Hiperventilasi perifer ↓ BB
Hipoksia jaringan
Transpot O2 menurun Kesemutan Merangsang haus MK: Defisit Nutrisi (D.0019)
/ mati rasa
Sianosis
Gangguan Pertukaran Gas Mudah luka polidipsi
(D.0003) Perfusi Perifer Tidak
Efekif (D.0009) Hipovolemi (D.0023)
Luka tidak
mendapat suplai O2
Pemantauan respirasi Manajemen Hipovolemia (I.03116)
(I.01014) Perawatan Sirkulasi
(I.02079) Kerusakan jaringan Observasi:- periksa tanda dan gejala hipovolemia,-monitor intake dan
Intervensi: output cairan. Terapeutik:- hitung kebutuhan cairan, berikan asupan
Intervensi:
Obserasi: - monitor frekuensi, cairan oral. Edukasi:- anjurkan memperbanyak asupan cairan oral.
Obserasi: -periksa Kematian jaringan Kolaborasi:- kolaborasi pemberian cairan IV isotonis
irama, kedalaman, dan upaya
napas,- monitor pola nafas, - sirkulasi perifer,-
monitr adana sumbatan jalan identifikasi factor risiko
gangguan sirkulasi,- Gangguan Integritas Kulit
napas
monitor panas, (D.0129)
Terapeutik:- atur interval kemerahan,nyeri/bengkak
pematauan respirasi sesuai pada ekstremitas Perawatan Luka (I.14564)
kondisi pasien Intervensi:
Terapeutik:- hindari
Edukasi:- jelaskan tujuan dan pemasangan infuse/ Obserasi: -monitor karakteristik luka,-monitor tanda-tanda infeksi
pengambilan darah di
area keterbatasan perfusi,- Terapeutik:- lepaskan balutan dan plester secara perlahan,-bersihkan
hindari pengukuran jaringan nekrotik,pasang balutan sesuai jenis luka
tekanan darah pada
ekstremitas dg Edukasi:- jelaskan tanda dan gejala infeksi, anjurkan mengonsumsi
keterbatasan makanan tinggi kalori dan protein. Kolaborasi: - kolaborasi prosedur
perfusiEdukasi:- ajarkan debridement, kolaborasi pemberian antibiotik
berhenti merokok dan
Defisit Nutrisi (D.0019) Ketidakstabilan kadar glukosadarah(D.0038)
Intervensi :
Manajemen hiperglikemia (I.03115)
Manajemen Nutrisi (I.03119) Observasi :
Intervensi: Identifikasi kemungkinan terjadi hiperglikemia
Observasi: - identifikasi status Identifikasi situasi yang menyebabkan kebutuhan insulin
nutrisi,-identifikasi alergi dan meningkat (mis. penyakit kambuh)
intoleransi makanan Monitor kadar glukosa dalam darah
Terapeutik:- fasilitasi Monitor tanda dan gejala hiperglikemia mis
menentukan pedoman diet,- poliuria,polidipsi)
berikan makanan tinggi serat
untuk mencegah konstipasi Terapeutik
Berikan asupan cairan oral Kolaborasi
Edukasi:- anjurkan diet yang
diprogramkan Kolaborasi pemberian insulin, jika perlu
Kolaborasi pemberian IV, jika perlu
Kolaborasi:- kolaborasi
pemberian medikasi sebelum Kolaborasi pemberian kalium, jika perlu
makan,- kolaborasi dengan ahli
gizi
DaftarPustaka
PPNI, Tim Pokja SDKI DPP. (2018). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. DPP PPNI. Jakarta Selatan.
PPNI, Tim Pokja SIKI DPP . (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. DPP PPNI. Jakarta Selatan.
PPNI, Tim Pokja SLKI DPP. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia. DPP PPNI. Jakarta Selatan.