Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN


DIABETES MELITUS

Disusun untuk memenuhi tugas kepaniteraan umum Keperawatan Medikal Bedah


Dosen Pengampu : Rosalina, S.Kp., M.Kes

OLEH :
LATIFA KARLINDA, S.Kep

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
2021
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN
DIABETES MELITUS

A. Konsep Penyakit
1. Definisi
Diabetes mellitus (DM) adalah penyakit kronis progresif yang ditandai
dengan ketidakmampuan tubuh untuk melakukan metabolisme
karbohidrat, lemak dan protein, mengarah ke hiperglikemia (kadar gula
darah tinggi). (Keperawatan Medical Bedah : Manajemen Klinis untuk
Hasil yang Diharapkan, Edisi 8 Buku 2).
Sedangkan menurut Kemenkes RI, diabetes mellitus merupakan
penyakit gangguan metabolik menahun akibat pankreas tidak
memproduksi cukup insulin atau tubuh tidak dapat menggunakan insulin
yang diproduksi secata efektif sehingga terjadi peningkatan konsentrasi
glukosa di dalam darah (hiperglikemia). Insulin adalah hormone yang
mengatur keseimbangan kadar gula darah.
Jadi, diabetes mellitus adalah penyakit kronis progresif menahun,
akibat dari pankreas tidak memproduksi cukup insulin atau tubuh tidak
dapat menggunakan insulin yang diproduksi secara efektif sehingga tubuh
tidak mampu untuk melakukan metabolisme karbohidrat, lemak dan
protein yang mengakibatkan konsentrasi glukosa di dalam darah
meningkat (hiperglikemia).
a. Jenis diabetes mellitus dan metabolism glukosa abnormal
1) Diabetes mellitus tipe 1, sebelumnya disebut insulin dependent
(IDDM) atau juvenile/childhood-onset diabetes, ditandai dengan
destruksi sel beta pankreas yang mengakibatkan defisiensi insulin
absolute. Pancreas tidak bisa menghasilkan insulin secara absolute
sehingga seumur hidup tergantung insulin dari luar dan
kebanyakan terjadi pada usia dibawah 30 tahun.
2) Diabetes mellitus tipe 2, sebelumnya disebut non insulin
dependent (NIDDM) atau adult-onset diabetes disebabkan
penggunaan insulin yang kurang efektif oleh tubuh. Pankreas
masih bisa menghasilkan insulin secara relatif, biasanya
terdiagnosis setelah usia 40 tahun dan sangat dipengaruhi oleh
faktor lingkungan yang berimbas pada gaya hidup.
3) Diabetes gestasional, adalah hiperglikemia yang didapatkan saat
kehamilan.
4) Diabetes mellitus sekunder, yaitu DM yang disebabkan oleh :
a) Defek genetic
b) Penyakit-penyakit pancreas (pancreatitis, neoplasia,
trauma/pankreatektomi)
c) Endokrinopati (akromegali, sindrom cushing, feokrositoma,
hiopertiroid)
d) Induksi obat-obatan/kimia (glukokortikoid, hormone tiroid,
diazoksida, tiazid, dilantin, nikotinik asid)
e) Infeksi ( rubella konginetal, sitomegalovirus)
f) Sindrom genetik terkait dengan DM (Sindrom Down,
Sindrom Klinefelter, korea Huntington)
b. Pradiabetes mellitus (kondisi transisi antara normal dan diabetes)
1) Toleransi Glukosa Terganggu (TGT) atau Impaired Glucose
Tolerance (IGT) : 2 jam pasca pembebanan glukosa 140-199
mg/dl
2) Glukosa Puasa Terganggu (GPT) atau Impairet Fasting
Glycaemia (IFG) : glukosa darah puasa 100-125 mg/dl
Orang dengan TGT atau GPT beresiko tinggi berkembang menjadi
diabetes tipe 2, akan tetapi dengan penurunan berat badan dan
perubahan gaya hidup, perkembangan menjadi diabetes dapat
dicegah atau ditunda.

2. Etiologi dan faktor resiko


Etiologi
Etiologi DM adalah :
a. DM tipe 1
1) Faktor genetik
2) Faktor imunologi (HLAs, ICAs)
3) Faktor lingkungan (virus)
b. DM tipe 2
Belum diketahui, diduga karena genetik. Adapun faktor lain :
1) Usia (> 40 tahun)
2) Obesitas
3) Riwayat keluarga
4) Kelompok etnik/ras

Faktor resiko diabetes mellitus


Menurut Kemenkes RI, faktor resiko DM dapat dikelompokkan
menjadi faktor resiko yang tidak dapat dimodifikasi dan faktor resiko
yang dapat dimodifikasi.
a. Faktor resiko yang tidak dapat dimodifikasi
1) Ras dan etnik
2) Umur
3) Jenis kelamin
4) Genetik
5) Riwayat melahirkan bayi dengan BB > 4000 gr
6) Riwayat lahir dengan BB < 2500 gr
b. Faktor resiko yang dapat dimodifikasi yaitu berkaitan dengan perilaku
hidup yang kurang sehat
1) Berat badan berlebih/obesitas (> 120% BB yang diinginkan
atau IMT > 25 kg/m 2)
2) Kurang aktifitas fisik
3) Hipertensi (tekanan darah > 130/80 mmHg)
4) Dislipidemia (kadar HDL < 35 mg/dl atau kadar trigliserida >
250 mg/dl)
5) Diit tidak sehat/tidak seimbang
6) Riwayat TGT
7) Riwayat GPT
8) Merokok

3. Patofisiologi
a. Diabetes mellitus tipe 1
Lingkungan telah lama dicurigai sebagai pemicu DM tipe 1.
Insiden meningkat dan onset sering bersamaan dengan epidemik
berbagai penyakit virus. Autoimun aktif langsung menyerang sel beta
pankreas dan produknya. ICA ( sel antibody islet) dan antibody insulin
secara progresif menurunkan keefektifan kadar sirkulasi insulin. Hal
ini secara pelan-pelan terus menyerang sel beta dan molekul insulin
endogen sehingga menimbulkan onset mendadak DM. Ketika massa
sel beta yang berkurang tidak dapat memproduksi cukup insulin, klien
menjadi tergantung kepada pemberian insulin eksogen (diproduksi di
luar tubuh) untuk bertahan hidup.
b. Diabetes mellitus tipe 2
Patogenesis DM tipe 2 berbeda signifikan dari DM tipe 1. Sel
beta terpapar secara kronis terhadap kadar gula darah tinggi menjadi
secara progresif kurang efisien ketika merespon peningkatan glukosa
lebih lanjut. Fenomena ini dinamakan desensitisasi, dapat kembali
dengan menormalkan kadar glukosa. Rasio proinsulin (prekursor
insulin) terhadap insulin tersekresi juga meningkat.
Dalam DM tipe 2 juga resisten terhadap aktifitas insulin
biologis, baik di hati maupun jaringan perifer (resistensi insulin).
Penurunan sensitifitas insulin terhadap kadar glukosa mengakibatkan
produksi glukosa hepatik berlanjut, bahkan sampai dengan kadar
glukosa darah tinggi. Hal ini bersamaan dengan ketidakmampuan otot
dan jaringan lemak untuk meningkatkan pengambilan glukosa.
Mekanisme penyebab resistensi insulin perifer tidak jelas, namun ini
tampak terjadi setelah insulin berikatan terhadap reseptor pada
permukaan sel.
Insulin adalah hormon pembangun (anabolik), sehingga tanpa
insulin mengakibatkan tiga masalah metabolik mayor terjadi yaitu :
1) Penurunan pemanfaatan glukosa.
2) Peningkatan mobilisasi lemak.
3) Peningkatan pemanfaatan protein.

4. Pathway
Kerusakan sel beta & alfa
Pankreas

Gagal produksi/resistensi produksi


glucagon
insulin berlebih
(dari simpanan
protein&lemak)
gula darah
pemakaian
berlebihan
osmolaritas masa lemak
tubuh
penumpukan glikoprotein
polidipsi dinding sel kelelahan
Penurunan BB
poliuri
polifagia Intoleransi aktifitas

Gg. Mikrovaskuler Gg. Makrovaskuler


Aterosklerosis Gg.
fungsi
Neuropati Nefropati Retinopati
imun
Diabetikum diabetikum diabetikum Hipertensi

Neuropati autonom Gg. penglihatan Resiko injuri Resiko infeksi

Gg. Integritas kulit


Kulit pecah&kering penyembuhan
luka lambat
Dysfungsi motilitas
Gastroparesis gastrointestinal

Impotensi Disfungsi seksual

Neurogenik bladder Inkontinensia urin

Polineuropati kesemutan, mati rasa/kehilangan


Gg. Keseimbangan
elektrolit (kalium)
sensori Nyeri neuropati
Rasa terbakar
5. Manifestasi klinis
Manifestasi klinis DM adalah :
Sumber : Keperawatan Medikal Bedah : Manajemen Klinis untuk Hasil yang Diharapkan, Edisi 8 Buku 2
a. Poliuria (sering BAK) : air tidak diserap kembali oleh tubulus ginjal
sekunder untuk aktifitas osmotik glukosa, mengarah kepada
kehilangan air, glukosa dan elektrolit.
b. Polidipsi (haus berlebihan) : dehidrasi sekunder terhadap poliuri
menyebabkan haus.
c. Polifagi (lapar berlebihan) : kelaparan sekunder terhadap katabolisme
jaringan menyebabkan rasa lapar.
d. Penurunan BB : kehilangan awal sekunder terhadap penipisan
simpanan air, glukosa dan trigliseritt, kehilangan kronis sekunder
terhadap penurunan masa otot karena asam amino dialihkan untuk
membentuk glukosa dan keton.
e. Pandangan kabur berulang : sekunder terhadap paparan kronis
retinadan lensa mata terhadap cairan hiperosmolar.
f. Pruritis, infeksi kulit, vaginitis : infeksi jamur dan bakteri pada kulit
terlihat lebih umum, hasil penelitian masih bertentangan.
g. Ketonuria : ketika glukosa tidak dapat digunakan untuk energi oleh sel
tergantung insulin, asam lemak digunakaan untuk energi, asam lemak
dipecah menjadi keton dalam darah dan diekskresikan oleh ginjal.
h. Lemah dan letih, pusihg : penurunaan isi plama mengarah kepada
postural hipertensi, kehilangan kalium dan ktabolisme protein
berkontribusi terhadap kelemahan.
i. Sering asimtomatik : tubuh dapat beradaptasi terhadap peningkatan
pelan-pelan kadar glukosa darah sampai tingkat lebih besar
dibandingkan peningkatn yang cepat.
Diagnosa DM dibuat ketika kadar glukosa darah klien > 126 mg/dl, nilai
antara 110-125 mg/dl mengindikasikan intoleransi glukosa puasa. Klien
mungkin juga didiagnosis DM berdasarkan manifestasi klinis dan kadar
glukosa darah sewaktu > 200 mg/dl. (Keperawatan Medikal Bedah:
Manajemen Klinis untuk Hasil yang Diharapkan, Edisi 8 Buku 2).
6. Penatalaksanaan
Menurut dr. Lucky Taufika Yuhedi dan dr. Anas Ma’ruf, MKM (2013),
dikenal pilar penatalaksanaan DM, antara lain :
a. Edukasi
Memberikan pengetahuan yang cukup dengan tujuan promosi hidup
sehat dan perubahan perilaku hidup sehat, hal ini dilakukan sebagai
bagian dri upaya pencegahan dan bagian dari pengelolaan DM secara
menyeluruh.
b. Terapi nutrisi medik
Terapi ini memerlukan kerjasama dokter dan ahli gizi serta petugas
kesehatan lainnya jika diperlukan dan bagi penderita DM ditekankan
tentang pentingnya keteraturan makan dalam hal jadwal, jenis dan
jumlah makanan disesuaikan dengan komposisi dan kebutuhan
kalorinya terutama bagi mereka yang menggunakan obat oral dan
insulin.
c. Latihan jasmani
Latihan jasmani yang direkomendasikan adalah yang bersifat aerobik,
seperti jalan kaki, sepeda santai, jogging dan berenang. Latihan
disesuaikan dengan umur dan status kesegaran jasmani individu, dan
dianjurkan 3-4 kali dalam seminggu selama kurang lebih 30 menit.
d. Terapi farmakologis
Terdiri dari pemberian obat yang diminum (oral) maupun obat yang
disuntikkan (injeksi).
7. Komplikasi DM
Menurut Kemenkes RI, hiperglikemia yang terjadi dari waktu ke
waktu dapat menyebabkan kerusakan berbagai sistemtubuh terutama saraf
dan pembuluh darah. Beberap konsekuensi dari DM yang sering terjadi
adalah :
1) Meningkatnya resiko penyakit jantung dan stroke
2) Neuropati (kerusakan saraf) di kaki yang meningkatkan kejadian ulkus
kaki, infeksi dan bahkan keharusan untuk amputasi kaki
3) Retinopati diabetikum, yang merupakan salah satu penyebab utama
kebutaan, terjadi akibat kerusakan pembuluh darah kecil di retina
4) Gagal ginjal (nefropati)
5) Kematian

8. Pemeriksaan Diagnostik
a. Pemeriksaan laboratorium:
1) Gula darah puasa yaitu pemeriksaan gula darah terhadap seseorang
yang telah dipuasakan semalam (6-8jam). Nilai normal untuk
orang dewasa adalah 70-110 mg/dl, sedangkan seseorang
dinyatakan DM apabila nilainya > 126 mg/dl.
2) Glukosa darah sewaktu atau 2 jam setelah makan
Nilai normal adalah < 140 mg/dl, sedangkan seseorang didiagnosa
DM jika nilainya > 200 mg/dl.
3) Glycosylated hemoglobin (HBA1C)
Menunjukkan kadar glukosa darah dalam 3 bulan terakhir karena
sesuaai dengan umur eritrosit yaitu 90-120 hari. Nilai 4%-6%
adalah nilai normal, 6%-8% nilai sedang, dan nilai 8%-10%
menunjukkan kontrol yang buruk.
b. Pemeriksaan Elektroneuromiografi (ENMG) yaitu untuk mengetahui
kecepatan hantar saraf motorik / sensorik (KHSM / KHSS).
DAFTAR PUSTAKA

Black, Joice M., Jane Hokanson Hawks. 2014. Keperawatan Medikal Bedah

Manajemen Klinis untuk Hasil yang Diharapkan. Edisi 8. Buku 2.

Jakarta : Salemba Medika

Blackwell, Willey. 2014. NANDA Internasional Nursing Diagnosis :

Devinitions and Classification,NIC.NOC. 2015-2017. ELSEVIER

Infodatin-diabetes.pdf.2014. http://www.depkes.go.id/download.php?

file=download/pusdatin/...diabetes.pdf .(diakses 15 Juni 2015 jam

08.00 wib)

Trisnawati SK, Setyorogo S. 2014. Jurnal ilmiah Kesehatan, 5(1) ; Januari

2013. https://redboxmedicalplus.wordpress.com/.../diabetes-

malitus-di-indonesia. (diakses 17 Juni 2015 jam 07.15 wib)


Yuhedi, Lucky Taufika, Anas Ma’ruf.

www.kespelsemarang.com/kkp/bacaberita.php?milihndi=18.

(diakses 18 Juni 2015 jam 10.00)

FORMAT LAPORAN KASUS LENGKAP

Nama Mahasiswa : Ully hikmah


NIM : 010214A084
Tempat praktek : Ruang Amarilis 3 RSUD Tugurejo Semarang
Tanggal :

I. Pengkajian

a. Pengkajian Sistem Tubuh


Keadaan Umum : baik
Tingkat kesadaran : komposmentis
Glascow Coma Scale: E 4 M 6 V 5 = 15
Tinggi badan : 167 cm
Berat badan : 52 kg
TTV
Tekanan darah : 128/76
Nadi : 76 x/menit
Suhu : 36,5°C
Pernafasan : 18 x/menit
1. Sistem Pernafasan
Data Subyektif :
a. Dispnea ( ) ya ( √ ) Tidak
b. Pemajanan terhadap polusi udara :
c. Perokok ( ) ya (√ ) Tidak, berapa lama ……………..
Habis berapa …………………………………………
d. Penggunaan alat bantu
Tidak
e. Pengetahuan batuk efektif
Tidak
f. Hasil temuan lain
Tidak ada
Data Obyektif :
a. Pernafasan : Frekuens 18 x/menit
Kedalaman : eupnea irama : regular
Kesimetrisan : simetris
b. Penggunaan otot bantu pernafasan :
Tidak
c. Pernafasan cuping hidung :
Tidak
d. Patensi nares/hidung :
Tidak
e. Batuk : tidak sputum : tidak ada
Karakteristik :
…………………………………………………………..
f. Taktil fremitus :
Paru Kanan : normal
Paru kiri : normal
g. Perkusi paru : resonan/sonor
Letak :
Paru kanan : resonan
Paru kiri : resonan
h. Bunyi nafas : vesikuler
i. Sianosis : tidak
j. Fungsi mental/ gelisah : tidak
k. Hasil temuan lain : tidak ada

2. Sistem Kardiovaskuler
Data Subyektif :
a. Riwayat hipertensi/masalah jantung : tidak
b. Riwayat edema ( - ) batuk berdarah (- ) Perawatannya:
………
c. Kesemutan : ya baal/kebas : kadang-kadang
d. Palpitasi : tidak
e. Nyeri dada : tidak
f. Hasil temuan lain : tidak ada
Data Obyektif :
a. Tekanan darah berbaring : 128/76 mmHg
Duduk : 128/76 mmHG
b. Denyut nadi/Pulsasi :
1). Karotis : 76 x/menit 4). Femoralis : 76 x/menit
2). Jugularis : 76 x/menit 5). Dorsal pedis : 76 x/menit
3). Radialis : 76 x/menit 6). Tekanan Vena Jugularis tidak
diukur
c. Bunyi jantung, : normal Irama reguler
Bunyi jantung 1 dan 2 : normal murmur tidak ada
Temuan lain : tidak ada
d. Ekstremitas : suhu 36,5°C Warna sesuai
warna kulit
Pengisian kapiler /capillary refille (CRT) : ≤ 2 detik
Varises : tidak ada Plebitis : tidak
Abnormalitas kuku (clubbing finger) : tidak ada
Penyebaran rambut : merata
e. Membran mukosa : bibir lembab
Konjungtiva : tidak anemis
Sclera : tidak ikterik
f. Hasil temuan lain : tidak ada

3. System persarafan dan musculoskeletal


Data Subyektif :
a. Riwayat kecelakaan : tidak pernah
Fraktur : tidak Kapan ……………………..
Kondisi : ………………Pengobatan ……………….
Sembuh :
………………………………………………………..
b. Riwayat cidera kepala dan medulla spinalis : tidak pernah
Kapan ……………………………. Kondisi
………………………….
Pengobatan ………………………. Sembuh
…………………………
c. Riwayat penyakit cedera serebrovaskuler: tidak ada
Kapan ……………………………. Kondisi
………………………….
Pengobatan ………………………. Sembuh
…………………………
d. Nyeri kepala : tidak
e. Penurunan sensori : tidak
Kesemutan/kebas/kelemahan : kesemutan Lokasi
tungkai kanan dan kiri
f. Nyeri sendi : tidak
g. Diplopia : tidak amnesia : tidak
Data Objektif :
a. Kesadaran : komposmentis GCS : E4 M6 V5 = 15
b. Paralisis : tidak facial drop : tidak
c. Letargi : tidak bahasa : normal
d. Orientasi terhadap waktu/tempat/orang : baik
e. Memori jangka panjang : baik
f. Memori jangka pendek : baik
g. Fungsi saraf cranial/ nervus cranial (NC) :
NC I : normal NC II : normal
NC III : normal NC IV : normal
NC V : normal NC VI : normal
NC VII : normal NC VIII : normal
NC XI : normal NC X : normal
NC XI : normal NC XII : nornal
h. Fungsi saraf sensorik :
Respon terhadap nyeri : baik , Sentuhan ringan : terasa
Respon terhadap suhu : baik , posisi : normal
Respon terhadap vibrasi : baik , streognosis : baik
i. Fungsi motorik :
Inspeksi sikap, bentuk, dan ukuran tubuh, gerakan
abnormal : tidak ditemukan kelainan
Kemampuan berjalan : normal
Kemampuan koordinasi : normal
Tremor : tidak
Kemampuan pergerakan sendi : normal
Tonus otot : normal
Kekuatan otot : normal
Kemampuan mobilisasi : baik
Deformitas : tidak ada
Sendi bengkak : tidak ada
Penggunaan alat bantu jalan : tidak
Piting edema : tidak ada
j. Pemeriksaan reflek :
Reflek tendon bisep : normal , trisep : normal, patella :
normal, Archiles : normal
Reflek patologis : tidak ada
k. Hasil temuan lain :
Tidak ada

4. System Integumen
Data Subjektif :
a. Riwayat gangguan kulit : tidak ada
b. Keluhan klien : tidak ada
c. Gatal : tidak Panas : tidak
d. Nyeri : tidak

e. Hasil temuan lain : tidak ada

Data Objektif :
a. Adanya lesi/luka/eritema: tidak
b. Lokasi lesi/luka/eritema :tidak ada
c. Jumlah lesi/luka/eritema : -
d. Stadium luka :-
e. Warna dasar luka :-
f. Ukuran luka :-
g. Tanda-tanda infeksi :-
h. Abnormalitas kuku : tidak ada
i. Abnormalitas kulit : tidak ada
j. Hasil temuan lain : tidak ada

5. System Perkemihan
Data Subjektif :
a. Riwayat gangguan ginjal/saluran kemih : tidak ada
b. Riwayat penggunaan obat diuretic : tidak
c. Rasa nyeri dan terbakar saat kencing : tidak
d. Kesulitan BAK : tidak
e. Pola BAK : dorongan : kuat Frekuensi BAK : sering
f. Hasil temuan lain : tidak ada
Data Objektif :
a. Retensi urin : tidak inkontinensia urin : tidak
b. Perubahan kandung kemih : tidak ada
Distensi : tidak
c. Karakteristik urin :
Jumlah : 2500 cc/24 jam

Endapan : tidak ada


Hasil temuan lain : -

6. System Gastrointestinal
Data Subjektif :
a. Makanan pantang : makanan yang manis/gula
b. Kebiasaan makan : 3 x sehari
c. Jenis diit : nasi, lauk, sayur , jumlah makanan
per hari : 3 piring tapi tidak penuh
d. Kehilangan selera makan (anoreksia) : tidak
e. Mual : ya, muntah : tidak
f. Nyeri ulu hati/saluran cerna : tidak, akibat : -
g. Pembesaran abdomen : tidak
h. Gangguan menggunyah : tidak, menelan: tidak ada
gangguan
i. Sakit gigi : tidak
j. BB sebelum sakit : 52, penurunan BB : tidak
k. Pola BAB : frekuensi : 1 x sehari, warna : kuning,
konsistensi lunak
kesulitan : tidak ada
l. Konstipasi ; tidak, diare : tidak, inkontinensia alvi :tidak
BAB bercampu darah : tidak, BAB terakhir : tadi pagi
m. Hasil temuan lain : tidak ada

Data Objektif :
a. BB sekarang : 52 kg, TB : 167 cm, Bentuk tubuh : normal
b. Halitosis (bau mulut) : tidak
c. Kondisi mulut : gigi : caries gigi geraham atas kanan dan
kiri, lidah : bersih, tidak ada lesi, faring : tidak hiperemia,
tonsil : normal
d. Pemeriksaan abdomen : Inspeksi : simetris , auskultasi :
bising usus 10 x/menit,
Perkusi : timpani, Palpasi : tidak nyeri tekan, tidak ada masa,
hati dan limpa tidak teraba, Lingkar abdomen: -
e. Hernia/massa : tidak ada
f. Pola BAB : frekuensi : 1 x/hari,
warna :kuning, konsistensi : lunak, bau : feses
g. Anus: Kebersihan : bersih, Hemoroid : tidak ada,
lesi : tidak ada, Massa : tidak ada
h. Hasil temuan lain : tidak ada
7. System Penginderaan
Data Subjektif :
a. Riwayat infeksi mata/telinga : konjungtivitis , Kapan :
sudah lama, pasien lupa
b. Riwayat trauma mata/telinga : tidak pernah Kapan : -
c. Riwayat katarak : tidak Kapan : -
d. Riwayat glaucoma : tidak pernah Kapan : -
e. Riwayat penyakit mata lain : tidak ada Kapan : -
f. Gangguan penglihatan : diplopia : tidak
Penurunan penglihatan : tidak
Fotophobia : tidak
g. Kemampuan pendengaran : normal
h. Nyeri hidung/telinga : tidak
i. Telinga berdengung/tinnitus : tidak
j. Sensasi pengecap : normal
k. Hasil temuan lain : tidak ada
Data Objektif :
Pemeriksaan Mata :
a. Pemeriksaan visus/ketajaman penglihatan : -
b. Lapang pandang : normal
c. Gerakan ekstraokuler/gerakan mata : normal
d. Pemeriksaan fisik mata : Area orbital ; edema : tidak
hematom : tidak, lesi/luka : tidak massa : tidak
e. Kelenjar lakrimal : normal, konjungtiva : tidak anemis
f. sklera : tidak ikterik, kornea : jernis, Iris : baik
g. Pupil : bentuk : isokor, ukuran : 2-3 mm, .
h. kesimetrisan : simetris, reaksi terhadap cahaya : gelap
membesar dan terang mengecil
i. Hasil temuan lain : tidak ada
Pemeriksaan Hidung :
a. Inspeksi hidung : kesimetrisan : simetris, bentuk : normal
luka/lesi : tidak ada massa : tidak ada,
pembesaran polip : tidak ada, kebersihan : bersih,
keluar cairan : tidak, perdarahan/epistaksis : tidak
b. Palpasi : perubahan anatomis : tidak, nyeri: tidak,
c. Sinus frontalis : normal, sinus maksilaris : normal
d. Patensi aliran udara dalam nares : baik
e. Hasil temuan lain : tidak ada
Pemeriksaan Telinga :
a. Inspeksi telinga luar : bentuk normal, bersih
b. Inspeksi telinga dalam : kebersihan : bersih, lesi : tidak ada,
massa : tidak ada, serumen : tidak ada
c. Palpasi daun telinga : Nyeri : tidak, massa : tidak ada
d. Pemeriksaan Rine : - , Weber : - ,
Swabach : -
e. Hasil temuan lain : tidak ada

8. System Endokrin
Data Subjektif :
a. Riwayat gangguan pertumbuhan dan perkembangan :
tidak
b. Riwayat DM (ditanyakan keluhan trias DM) : sejak 2
tahun yang lalu, mengalami sering kencing, haus berlebih
dan sering lapar
c. Riwayat pembesaran pada leher/operasi tyroid : tidak
d. Infertilitas/kesuburan : tidak
e. Gangguan siklus haid :-
f. Keringat berlebih (diaphoresis) : tidak
g. Palpitasi : tidak
h. Hasil temuan lain : tidak ada
Data Objektif :
a. Inspeksi gangguan pertumbuhan dan perkembangan : tidak
ada kelainan
bentuk dan proporsi tubuh : normal
b. Inspeksi wajah terhadap abnormalitas strktur, bentuk, dan
ekspresi wajah,
seperti bentuk dahi, rahang, dan lidah : normal
c. Inspeksi kesimetrisan leher : simetris
d. Hiperpigmentasi/hipopigmentasi kulit : tidak
e. Penumpukan massa otot di leher bagian belakang (bufflow
neck) : tidak
f. Perubahan tanda sex sekunder : tidak ada
g. Pertumbuhan rambut berlebih pada dada dan wajah :
tidak
h. Pembesaran payudara pada laki laki : tidak
i. Bentuk abdomen cembung akibat penumpukan lemak : tidak
j. Tremor : tidak
k. Pembesaran kelenjar tiroid : tidak
l. Pembesaran testis : tidak
m.Adanya suara bruit pada leher : tidak
n. Hasil temuan lain : tidak ada

9. System Cairan dan Elektrolit


Data Subjektif :
a. Perasaan haus : ya
b. Factor resiko kekurangan cairan dan elektrolit : tidak
c. Kedutan otot : tidak
d. Kejang/riwayat kejang : tidak
e. Hasil temuan lain : tidak ada
Data Objektif :
a. Intake cairan : 3000 cc / 24 jam
b. Output cairan : 2500 cc/jam , IWL: 780
c. Balance cairan : - 280 cc
d. Muntah : tidak , diare: tidak
e. Turgor kulit : normal
f. Tekstur kulit : kenyal
g. Kelembaban kulit : lembab
h. Kelembaban membrane mukosa: membrane mukosa
lembab
i. Tekstur lidah : normal
j. Tekanan vena jugularis: -
k. Edema : umum : tidak
l. Lingkar abdomen : -
m.Perfusi perifer : normal
n. Hasil temuan lain : tidak ada

10. System Imunitas


Data Subjektif :
a. Riwayat alergi/sensitivitas : tidak ada, Sebutukan : -
b. Reaksinya : -
c. Perubahan imunitas sebelumnya: tidak ada,
Penyebab : -
d. Riwayat penyakit hubungan seksual: tidak ada
e. Perilaku resiko tinggi : tidak
f. Tranfusi darah/jumlah : tidak, Kapan : -
g. Riwayat infeksi kronis : tidak ada
h. Riwayat pembedahan : tidak pernah
i. Riwayat imunisasi dewasa : -
j. Riwayat penggunaan obat – obat steroid : tidak
k. Keluhan nyeri tekan pada kelenjar limfe : tidak ada
l. Pembesaran kelenjar limfe : tidak ada
m. Hasil temuan lain : tidak ada
.
Data Objektif :
a. Inspeksi kulit dan mukosa : lesi tidak ada
b. Purpura/perdarahan subkutan tidak ada , dermatitis tidak
ada,
Inflamasi tidak ada,Pengeluaran secret tidak ada
Ulticaria tidak ada, Dimana: - ,banyaknya : -
c. Kemerahan di kulit : tidak ada
d. Palpasi kelenjar limfe servikal, aksilaris dan inguinalis :
tidak ada pembesaran
Ukuran : - , konsistensy : -
e. Hasil temuan lain : tidak ada

11. System Reproduksi


Data Subjektif :
a. Aktif melakukan hubungan seksual : ya
b. Penggunaan kondom saat berhubungan : kadang-
kadang
c. Masalah/kesulitan dalam berhubungan sek : tidak ada
d. Hasil temuan lain : tidak ada

Data Objektif :
a. Wanita :
1. Usia menarche : …………………… lama siklus
haid ……………….
Durasinya : …………………… menstruasi terakhir
: …………
Gangguan menstruasi : ……………… menopause
……………………
2. Rabbas vagina :……………………. Warna
………………………….
Bau …………………………………. Banyaknya
…………………….
Waktu keluar
………………………………………………………….
.
3. Penggunaan alat kontrasepsi : jenisnya :
……………………………….
Berapa lama ………………………… kecocokan
…………………….
4. Melakukan pemeriksaan payudara sendiri/mammografi
: ………..
5. Pemeriksaan payudara :
………………………………………………..
6. Pemeriksaan PAP Smear :
………………………………………..
7. Hasil temuan lain :
……………………………………………….
…………………………………………………………
………………..
b. Pria:
1. Rabbas penis : - warna : -
2. Gangguan prostat : tidak ada
3. Sirkumsisi : ya
4. Vasektomi : tidak
5. Melakukan pemeriksaan testis sendiri : ya
6. Pemeriksaan testis/prostat/penis : normal
7. Hasil temuan lain : tidak ada

12. Sistem Hematologi


a. Riwayat transfusi darah : belum pernah, kapan : - , jumlah: -
b. Konjungtiva tidak anemis
c. Adakah pucat pada kulit dan kuku : tidak

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. TM DENGAN DIABETES


MELITUS DI RUANG AMARILIS 3 RSUD TUGUREJO SEMARANG
SEMARANG

MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas praktek KMB semester genap
Oleh :
Nama : Ully hikmah
NIM : 010214A084

PROGRAM STUDY ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI


ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO UNGARAN
2015

Anda mungkin juga menyukai