Anda di halaman 1dari 5

Jurnal Keperawatan Muhammadiyah Edisi Khusus 2019

Jurnal Keperawatan Muhammadiyah


Alamat Website: http://journal.um-surabaya.ac.id/index.php/JKM

Progressive Muscle Relaxation dalam Menurunkan Nyeri

Fitriani1, Kadek Ayu Erika2, Syahrul3


1
Mahasiswa Magister Ilmu Keperawatan Universitas Hasanuddin Makassar
Dosen Program Magister Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Hasanuddin Makassar
2,3

INFORMASI ABSTRACT
Korespondensi: pain is a subjective response felt by an individual that caused by several con-
anhybustam@gmail.com ditions such as surgery or trauma, or due to disease process. pain management
is needed to overcome such things as progressive muscle relaxation (PMR) tech-
niques that can reduce anxiety and depression, improve sleep quality, reduce
fatigue and reduce pain. Aims of this literature study was to evaluate the effect
of progressive muscle relaxation (PMR) in reducing pain levels.
Methods: The data base used in this review literature is Pubmed, Science, Di-
rect and google scholar
Results : Literature search from 42 articles obtained 5 articles that met the cri-
teria. This study observe the effect of progressive muscle relaxation (PMR) on the
level of pain. Some results shows progressive muscle relaxation (PMR) effectively
decreases pain levels.
Conclusion: progressive muscle relaxation (PMR) is effective in reducing acute
pain and chronic pain.
Keywords:
Progressive Muscle Relaxation,
Pain

36
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah Edisi Khusus 2019

PENDAHULUAN mempertahankan kondisi relaksasi yang dalam yang


Nyeri merupakan respon subjektif terhadap stresor melibatkan kontraksi dan relaksasi berbagai kelompok
fisik dan psikologis. Setiap individu akan merasak otot mulai dari kaki kearah atas atau dari kepala kea
nyeri pada beberapa bagian selama kehidupan mereka rah bawah. Untuk meregangkan otot secara progres-
(Evans, 2012). sive, dimulai dengan menegangkan kumpulan otot
Nyeri yang dirasakan oleh individu dapat disebab- utama tubuh. Dengan cara ini maka akan disadari
kan oleh beberapa kondisi seperti proses pembeda- dimana otot itu akan berada dan dalam hal ini akan
han, atau trauma yang dapat mengakibatkan nyeri meningkatkan kesadaran terhadap respon otot tubuh
akut, atau nyeri kronis yang diakibatkan oleh beber- (Syarif & Putra, 2014).
apa kondisi penyakit seperti kanker, nyeri pinggang PMR dapat mengurangi kecemasan dan depresi,
bawah, migrain atau nyeri sendi. Meskipun nyeri meningkatkan kualitas tidur, mengurangi kelelah-
terjadi akibat penurunan kondisi kesehatan, namun an dan mengurangi nyeri (Kobayashi & Koitabashi,
dapat berdampak pada disfungsi pola kesehatan fung- 2016) sehingga PMR merupakan salah satu terapi
sional, baik nyeri akut maupun nyeri kronis (LeMone, komplementer yang dapat diberikan untuk memban-
Burke, & Bauldoff, 2016). tu mengendalikan dan mengurangi nyeri. Dengan
Nyeri akut yang disebabkan oleh proses pembedahan demikian tujuan dari studi literatur ini adalah untuk
merupakan efek yang tidak dapat dihindari. Apfel- mengevaluasi efek Progressive Muscle Relaxation dalam
baum et al (2003) mengemukakan bahwa 80% pa- menurunkan tingkat nyeri.
sien akan mengalami nyeri akut setelah operasi dan
dari pasien tersebut, 86% mengalami nyeri sedang METODE
dan berat. Demikian pula nyeri kronis, pada pender- Tinjauan literatur dilakukan melalui penelusuran ha-
ita kanker akan merasakan nyeri yang sangat tinggi. sil-hasil publikasi ilmiah pada rentang tahun 2007-
Diperkirakan bahwa, 79% dari pasien kanker yang 2017 menggunakan database PubMed, Google Scholar,
dirawat dirumah sakit akan mengalami nyeri (Pathak, dan ScienceDirect. Adapun kriteria inklusi yaitu semua
Mahal, Kohli, & Nimbran, 2013). Untuk migrain jenis penelitian yang terpublikasi internasional, hasil
atau sakit kepala berat hampir 15% orang dewa- literature menjelaskan tentang efek Progressive Mus-
sa akan mengalami, dan pada kalangan lansia, 20% cle Relaxation dalam menurunkan nyeri, serta artikel
diantaranya akan melaporkan nyeri (LeMone et al., baerbahasa inggris.
2016). Dari data tersebut, dibutuhkan manajemen
nyeri yang dapat membantu pasien dalam mengenda- Pada data base PubMed dengan memasukkan kata
likan nyeri yang dialami. kunci 1 “Progressive Muscle Relaxation” ditemukan
Saat ini, manajemen pengendalian nyeri telah ban- 2,020 artikel. Kata kunci 2 “Reducing Pain” OR
yak dikembangkan baik secara farmakologi maupun “Pain Relief” ditemukan 57.432 artikel. Selanjutnya
non farmakologi. Pemberian analgetik merupakan menggabungkan ketiga kata kunci diperoleh 9 artikel,
intervensi yang diberikan kepada pasien untuk men- kemudian dilakukan screaning full text dan artikel 10
gurangi nyeri yang dirasakan sehingga dapat memper- tahun terakhir diperoleh 1 artikel sebagai referensi.
cepat proses pemulihan ataupun menigkatkan kuali- Pada data base Google Scholar menggunakan kata kun-
tas hidup pasien (Pathak et al., 2013 ; Topcu, 2012). ci “Progressive Muscle Relaxation” AND “Pain” diper-
Meskipun demikian, metode pengendalian nyeri se- oleh 16.900 artikel, kemudian dilakukan pembatasan
cara non farmakologi juga dapat digunakan (Topcu, sejak tahun 2016 diperoleh 14.700 artikel dipilih 2
2012) seperti teknik relaksasi. Relaksasi bertujuan un- artikel sebagai referensi. Pada data base ScienceDirect
tuk mengurangi kecemasan, menurunkan ketegangan kata kunci yang digunakan yaitu “Progressive Muscle
otot dan secara tidak langsung akan menghilangkan Relaxation” AND “Pain” kemudian discreaning Nurs-
nyeri (Solehati & Rustina, 2015). Salah satu tekhnik ing and Health Profession, 5 tahun terakhir, selanjutn-
relaksasi yang dapat dilakukan adalah Progressive Mus- ya screaning Jurnal And Pain diperoleh 27 artikel
cle Relaxation (PMR) Selain ketiga data base tersebut, dilakukan pula pen-
PMR merupakan tekhnik relaksasi sistematis dan carian sekunder dan diperoleh 12 artikel.
mendalam dengan tegang dan santai otot secara be- Setelah diseleksi maka diperoleh 6 artikel yang sesuai
rulang yang dikombinasikan dengan latihan per- dengan kriteria inklusi dan eksklusi.
napasan (Snyder & Lindquist, 2006 ; Meyer et al.,
2016). PMR merupakan terapi yang terfokus untuk PEMBAHASAN

37
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah Edisi Khusus 2019

Nyeri pada hipotalamus (Conrad & Roth, 2007). Hipotala-


Sensasi penglihatan, pendengaran, bau rasa, sentu- mus yang berhubungan dengan sirkuit neural yang di-
han dan nyeri merupakan stimulasi reseptor sensorik. yakini terjadi dikorteks serebral. Sirkuit ini akan ber-
Nyeri merupakan hasil sensasi yang penting bagi tu- interaksi dengan terminal akson sensori perifer dalam
buh yaitu pengalaman sensorik dan emosional yang kornus dorsalis dimedula spinalis untuk mengontrol
tidak menyenangkan berkaitan dengan kerusakan jar- neuron yang mentransmisikan sinyal nyeri. Neuron
ingan atau dijelaskan dalam istilah seperti kerusakan. ini akan menghasilkan opoid endogen yaitu enke-
(Evans, 2012 ; Yudiyanta, Khoirunnisa, & Novitasari, palin, endorfin, dinorfin dan endomorfin. Endorfin
2015; LeMone, Burke, & Bauldoff, 2016). Persepsi yang dilepaskan akan bekerja sebagai neurotransmiter
nyeri dibentuk oleh kondisi emosional dan pengala- berikatan dengan reseptor opoid sehingga akan meng-
man masa lalu. Sejumlah faktor yang menyebabkan hambat transmisi stimulus nyeri. Dengan demikian,
persepsi nyeri menjadi pengalaman subjektif (Black & PMR dapat menurunkan persepsi nyeri (LeMone et
Hawks, 2014). Nyeri yang dirasakan dapat diakibat- al., 2016)
kan oleh proses pembedahan atau trauma, serta pen-
yakit yang menyertai seperti kanker, migrain, nyeri Hasil penelitian yang dilakukan oleh (Kumar & Raje,
punggung belakang atau nyeri sendi (LeMone et al., 2014) yang membandingkan Progressive Muscle Relax-
2016). ation dengan TENS dalam mengurangi rasa sakit dan
stress pada pasien dengan Tension Headache (THT).
Manajemen nyeri merupakan upaya yang dapat Sampel dalam penelitian ini yaitu 36 responden yang
dilakukan untuk membantu pasien dalam mengon- dibagi dalam 2 kelompok yaitu kelompok A (meneri-
trol atau menurunkan nyeri yang dirasakan. Medikasi ma Progressive Muscle Relaxation, n=19) dan kelom-
atau farmakologi merupakan pendekatan yang paling pok B (menerima TENS, n=17). Pada kelompok A
umum untuk penetalaksanaan nyeri. Selain itu, teknik responden menerima latihan PMR harian selama se-
nonfarmakologi juga dapat dilakukan seperti teknik lama 15 menit setiap sesi selama 7 hari, sedangkan
relaksasi dan salah satu relaksasi yang dapat diterapkan pada kelompok B responden akan menerima TENS
adalah Progressive Muscle Relaxation. harian selama 15 menit setiap sesi selama 7 hari. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa rasa sakit yang di-
Progressive Muscle Relaxation alami pada kelompok A mengalami penurunan sig-
Progressive Muscle Relaxation adalah tehnik relak- nifikan (p<0.001), namun pada kelompok B tidak
sasi otot dalam yang tidak memerlukan imajinasi, ada penurunan yang signifikan (p=0.233). Sedangkan
ketekunan, atau sugesti. Teknik relaksasi ini dilakukan pada tingkat stress kedua kelompok A dan kelompok B
secara sistematis dan mendalam dengan tegang dan menunjukkan penurunan yang signifikan (p<0.001).
santai otot secara berulang yang dikombinasikan den- Dengan demikian, Progressive Muscle Relaxation leb-
gan latihan pernapasan (Snyder & Lindquist, 2006 ; ih efektif dalam menurunkan nyeri dan tingakt stress
Meyer et al., 2016). pada psien dengan Tension Headache
Penelitian lain dilakukan oleh Pathak et al (2013) me-
Progressive Muscle Relaxation (PMR) telah direkomen- lihat Progressive Muscle Relaxation (PMR) sebagai tera-
dasikan untuk mengurangi rasa nyeri (Sands, 2004) pi untuk mengurangi nyeri dan kelelahan pada pasien
dengan komponen utama yaitu relaksasi otot seh- kanker yang dirawat dirumah sakit dengan menerima
ingga sistem parasimpatis akan mendominasi selama radioterapi. Sampel yang digunakan yaitu 100 respon-
dan setelah pelaksanaan PMR, dengan demikian akan den (kelompok intervensi, n=50, kelompok kontrol,
menurunkan denyut jantung, laju pernapasan, dan n=50). Responden menerima interversi PMR harian
tekanan darah. Hal ini pula mempengaruhi susunan selama 15-20 menit dalam 6 minggu pada kelompok
saraf somatik yang dalam serta mempengaruhi saraf intervensi sementara pada kelompok kontrol respon-
parasimpatis sehingga mengurangi kecemasan. Re- den hanya menerima perawatan biasa. Hasil penelitian
spon relaksasi juga mengurangi nyeri dengan men- menunjukkan bahwa PMR efektif dalam mengurangi
gurangi permintaan oksigen jaringan, menurunkan nyeri pada pasien kanker (p=0.002). Dengan demiki-
kadar bahan kimia seperti asam laktat dan melepaskan an, hasil penelitian merekomendasikan Progressive
endorfin (Akmes, 2014). Kaitan antara ketegangan Muscle Relaxation untuk mengurangi persepsi nyeri
otot, relaksasi dan sistem saraf otonom, pada jalur ini dan kelelahan. Namun kerbatasan dalam penelitian
neuromuskular aferen akan menginervasi pembentu- ini yaitu tempat penelitian hanya dilakukan disebuah
kan retikular yang pada akhirnya akan diproyeksikan rumah sakit sehingga meminimalkan generalisasi.

38
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah Edisi Khusus 2019

Penelitian yang sama juga dilakukan oleh (Charalam- dirawat di Rumah Sakit dengan nyeri kanker. Sampel
bous et al., 2016) terkait Progressive Muscle Relaxation dalam penelitian ini sebanyak 40 responden, dimana
(PMR) dan Guided Imagery (GI) sebagai intervensi 24 responden dialokasikan ke group 1 untuk inter-
pada pasien kanker yang menerima kemoterapi un- vensi PMR & GI, dan 16 responden dialokasikan ke
tuk meringankan gejala seperti nyeri, kelelahan, mula group 2 untuk intervensi GI & PMR. Pada Group 1
muntah dan kecemasan. Jumlah sampel dalam peneli- hari pertama akan diberikan intervensi PMR dan pada
tian ini sebanyak 238 responden (kelompok intervensi hari ke dua akan diberikan intervensi GI, sedangkan
n=120, kelompok kontrol n=116). Responden mener- pada group 2 hari pertama diberikan intervensi GI
ima intervensi PMR selama 10 menit dan GI selama dan hari kedua diberikan intervensi PMR. Hasil pe-
15 menit dalam waktu 4 minggu. Hasil menunjukkan nelitian menunjukkan bahwa PMR dan GI efektif
bahwa pada kelompok intervensi, nyeri yang dirasakan dalam mengobati nyeri akut untuk beberapa pasien
lebih rendah dibandingkan pada kelompok kontrol dengan nilai p<0.001.
(p=0.0003), demikian pula untuk mual muntah lebih Berdasarkan data dari setiap artikel yang dikhususkan
jarang terjadi pada kelompok intervensi dibandingkan pada penilaian nyeri, diasumsikan bahwa Progressive
kelompok kontrol, sedangkan pada gejala kecemasan Muscle Relaxation menjadi salah satu intervensi yang
kelompok kontrol menunjukkan kecemasan yang leb- dapat diberikan kepada pasien yang mengalami nyeri.
ih tinggi dibandingkan kelompok intervensi.
Penelitian yang dilakukan oleh (Topcu, 2012) me-
neliti terkait pengaruh latihan relaksasi untuk men- KESIMPULAN
gendalikan nyeri pasca operasi. Latihan relaksasi yang Dari beberapa artikel yang telah diperoleh maka dapat
diberikan yaitu relaksasi dengan musik, latihan per- disimpulkan bahwa Progressive Muscle Relaxation
napasan dan Progressive Muscle Relaxation pada beber- (PMR) efektif dalam menurunkan tingkat nyeri baik
apa kelompok otot. Responden dalam penelitian ini pada nyeri akut maupun pada nyeri kronis.
sebanyak 60 responden yaitu pasien yang menjalani
operasi perut. Latihan relaksasi diberikan selama 30 Dengan demikian, pasien maupun tenaga kesehatan
menit dalam waktu 4 hari mulai dari hari pertama pas- dapat menerapkan PMR sebagai salah satu intervensi
ca operasi. Hasil menunjukkan bahwa latihan relak- dalam menurunkan nyeri sehingga dapat meningkat-
sasi yaitu music, latihan pernapasan dan Progressive kan derajat kesehatan. Demikian pula dalam institusi
Muscle Relaxation memiliki peran yang efektif dalam pendidikan diharapkan dapat menjadikan Progressive
mengontrol rasa sakit setelah operasi (p<0.001). Da- Muscle Relaxation (PMR) sebagai bahan pembelajaran
lam penelitian ini, latihan relaksasi direkomendasikan terapi komplementer kepada mahasiswa. Review lit-
untuk digunakan dalam perawatan pasca operasi un- erature ini masih memerlukan penelitian lebih lanjut
tuk mengontrol rasa sakit. dengan intervensi yang lebih lama dan jumlah sampel
Demikian pula penelitian oleh (Akmes, 2014) men- yang lebih banyak.
gidentifikasi terkait efek Progressife Muscle Relaxation
terhadap Low Back Pain dan kualitas hidup selama
masa kehamilan. dalam penelitian ini, 66 wanita DAFTAR PUSTAKA
hamil menjadi responden (kelompok intervensi n=33, Akmes, Z. B. (2014). Effects of Progressive Muscle Re-
kelompok kontrol n=33). Latihan PMR diberikan 2 laxation Exercises Accompanied by Music on Low
sesi perminggu dalam waktu 8 minggu. Hasil peneli- Back Pain and Quality of Life During Pregnancy,
tian menunjukkan bahwa nyeri yang dialami menun- 503–509. https://doi.org/10.1111/jmwh.12176
jukkan penurunan yang signifikan pada kelompok Apfelbaum, J. ., Chen, C., Mehta, S. ., & Gan, T. .
intervensi (p=0.005). Sedangkan pada kelompok kon- (2003). Postoperative pain experience: Results
trol memperlihatkan peningkatan tingkat nyeri pada from a national survey suggest postoperative pain
minggu ke 8. Dengan demikian disimpulkan bahwa continues to be undermanaged. Anesthesia and
pelatihan dan praktek PMR dapat mengurangi Low Analgesia, 97, 534–540.
Back Pain dan meningkatkan kualitas hidup pada Black, J. M., & Hawks, J. H. (2014). Keperawatan
wanita hamil. Medikal Bedah Manajemen Klinis dan Hasil Yang
Kwekkeboom & Wanta (2008) melakukan penelitian Diharapkan (Edisi 8). Singapore: Elseiver.
dengan melihat pengaruh Progressive Muscle Re- Charalambous, A., Giannakopoulou, M., Bozas, E.,
laxation dan pemberian analgesik pada pasien yang Marcou, Y., Kitsios, P., & Paikousis, L. (2016).
Relaxation as a Cluster of Symptoms Management

39
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah Edisi Khusus 2019

Intervention in Patients Receiving Chemothera- al Anesthesia and Pain Medicine (ISRAPM), 5(3).
py : A Randomized Control Trial, 2(23), 1–18. https://doi.org/10.5812/aapm.22236v2
https://doi.org/10.1371/journal.pone.0156911 Syarif, H., & Putra, A. (2014). Pengaruh Progressive
Conrad, A., & Roth, W. T. (2007). Muscle relax- Muscle Relaxation Terhadap Penurunan Kecema-
ation therapy for anxiety disorders : It works but san Pada Pasien Kanker Yang Menjalani Kemoter-
how ?, 21, 243–264. https://doi.org/10.1016/j. api : Randomizes Clinical Trial. Idea Nursing Jur-
janxdis.2006.08.001 nal, V(3), 1–8.
Evans, M. R. (2012). Pathophysiology of Pain and Topcu, S. Y. (2012). Original Article Effect of Relax-
Pain Assessment Module 1 Pain Management : ation Exercises on Controlling Postoperative Pain.
Pathophysiology of Pain and Pain Assessment Pain Management Nursing, 13(1), 11–17. https://
American Academy of Orthopaedic Surgeons. doi.org/10.1016/j.pmn.2010.07.006
American Medical Association., 7, 1–12. Yudiyanta, Khoirunnisa, N., & Novitasari, R. W.
Kobayashi, S., & Koitabashi, K. (2016). Complemen- (2015). Assessment Nyeri, 42(3), 214–234.
tary Therapies in Medicine Effects of progres-
sive muscle relaxation on cerebral activity : An
fMRI investigation. Complementary Therapies in
Medicine, 26, 33–39. https://doi.org/10.1016/j.
ctim.2016.02.010
Kumar, S., & Raje, A. (2014). ScienceDirect Effect
of progressive muscular relaxation exercises ver-
sus transcutaneous electrical nerve stimulation on
tension headache : A comparative study. Hong
Kong Physiotherapy Journal, 32(2), 86–91. https://
doi.org/10.1016/j.hkpj.2014.06.002
Kwekkeboom, K. L., & Wanta, B. (2008). Individ-
ual Difference Variables and the Effects of Pro-
gressive Muscle Relaxation and Analgesic Imagery
Interventions on Cancer Pain. Journal of Pain and
Symptom Management, 36(6), 604–615. https://
doi.org/10.1016/j.jpainsymman.2007.12.011
LeMone, P., Burke, K. M., & Bauldoff, G. (2016).
Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. (A. Linda
& R. P. Wulandari, Eds.) (Edisi 5). Jakarta: Pener-
bit Buku Kedokteran EGC.
Pathak, P., Mahal, R., Kohli, A., & Nimbran, V.
(2013). Progressive Muscle Relaxation : An adju-
vant therapy for reducing pain and fatigue among
hospitalized cancer patients receiving radiothera-
py, 2(2), 58–65.
Sands, L. (2004). Original Articles A Pilot Study of
the Effectiveness of Guided Imagery with Pro-
gressive Muscle Relaxation to Reduce Chronic
Pain and Mobility Difficulties of Osteoarthri-
tis. American Society for Pain Management Nurs-
ing, 5(3), 97–104. https://doi.org/10.1016/j.
pmn.2004.01.003
Snyder, M., & Lindquist, R. (2006). Complementary /
Alternative Therapies in Nursing.
Solehati, T., & Rustina, Y. (2015). Benson Relaxation
Technique in Reducing Pain Intensity in Women
After Cesarean Section. Iranian Society of Region-

40

Anda mungkin juga menyukai