Anda di halaman 1dari 9

Farmaka

Suplemen Volume 14 Nomor 1 127

ARTIKEL REVIEW: FORMULASI NANOPARTIKEL UNTUK TERAPI KANKER

Astri Sherly Inggriani, Patihul Husni


Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran
Jl. Raya Bandung, Sumedang Km 21 Jatinangor 45363
Telp./Fax. (022) 779 6200
Email : astrisher@gmail.com

ABSTRAK

Kanker merupakan salah satu penyakit penyebab kematian di dunia. Saat ini telah
dikembangkan sebuah metode nanomedicine yang dapat menargetkan obat ke sel tumor
secara spesifik yaitu terapi nanopartikel. Nanopartikel adalah partikel koloid yang dapat
berbentuk amorf atau kristal yang memiliki ukuran lebih kecil dari 1 mikron. Tujuan review
artikel ini adalah untuk mengetahui metode-metode yang dapat digunakan dalam pembuatan
nanopartikel. Metode yang dapat digunakan untuk membuat nanopartikel adalah
nanopresipitasi, ekstraksi/evaporasi, nanoemulsi, homogenisasi, desolvasi dan emulsifikasi.
Berdasarkan penelitian menunjukan bahwa obat yang diformulasikan nanopartikel memiliki
efektivitas yang lebih baik dari pada obat tanpa formulasi nanopartikel

Kata kunci: nanopartikel, kanker, formulasi, karakterisasi

ABSTRACT

Cancer is one of the leading causes of death in the world. Currently it has developed a
nanomedicine method that can targetting the drug specifically to tumor cells called
nanoparticle therapy. Nanoparticles are colloidal particles that can be amorphous or
crystalline which have a size smaller than 1 micron. The purpose of this article review is to
determine methods that can be used in the production of nanoparticles. The method that can
be used to make nanoparticles are nanoprecipitation, extraction/evaporation, nanoemulsion,
homogenization, emulsification and desolvation. Based on the studies show that the drug
which formulated by nanoparticle has a better effectiveness than the drug without the
nanoparticle formulation.

Keywords: nanoparticle, cancer, formulation, characterization

Pendahuluan kanker di seluruh dunia[2] Prevalensi

Kanker merupakan salah satu penyakit kanker di Indonesia cukup tinggi

penyakit yang sangat mematikan[1] yaitu mencapai 135.000 kasus pertahun.

Berdasarkan Data GLOBOCAN, Hal ini menjadikan Indonesia sebagai

International Agency for Research on negara dengan kasus penyakit kanker

Cancer (IARC), diketahui bahwa pada terbanyak di wilayah ASEAN setelah

tahun 2012 terdapat 14.067.894 kasus baru Vietnam[3]. Data tersebut hampir sama

kanker dan 8.201.575 kematian akibat dengan data dari Depkes RI pada tahun
Farmaka
Suplemen Volume 14 Nomor 1 128

2007 yang menyebutkan bahwa prevalensi dikembangkan sebuah metode

penyakit kanker di Indonesia mencapai 100 nanomedicine yang dapat menargetkan

ribu setiap tahunnya[4]. obat ke sel tumor secara spesifik[7].

Kanker adalah pertumbuhan sel National Cancer Institute

yang terjadi secara terus menerus dan tidak mendefinisikan nanopartikel sebagai segala

terkendali yang dapat merusak jaringan bentuk yang berukuran kurang dari 1

sekitarnya serta dapat menjalar ke tempat mikrometer[8] Nanopartikel merupakan

yang jauh dari asalnya. Kanker terjadi partikel koloid yang memiliki ukuran

sebagai akibat mutasi atau perubahan diameter 1-10 nm, dan diformulasikan

abnormal dalam gen yang bertanggung dengan menggunakan polimer

jawab untuk mengatur pertumbuhan sel[5]. biodegradabel[9]. Penghantaran obat

Penanganan penyakit kanker dengan menggunakan nanopartikel

bermacam-macam mulai dari dukungan berguna untuk meningkatkan efektivitas,

psikologi, pembedahan, radioterapi, efisiensi obat yang diaplikasikan, dan

kemoterapi dan terapi hormon. Hal itu meningkatkan keamanan obat dengan

bertujuan untuk memperpanjang waktu mencegah obat untuk bereaksi pada tempat

hidup pasien beberapa tahun dan yang tidak diharapkan.

meningkatkan kualitas hidup pasien. Teknologi penghantaran obat

Pengobatan dapat diberikan secara tunggal menggunakan nanopartikel sukses

atau dikombinasikan, seperti pembedahan digunakan pada terapi kanker. Ada

dan kemoterapi[6]. Namun, terdapat beberapa nanopartikel yang dapat

beberapa permasalahan dalam penggunaan digunakan dalam pengobatan kanker yaitu


[10]
kemoterapi konvensional, seperti PLGA-ORM Nanopartikel , PCL-PLA-
[11], [12]
metabolisme obat yang terlalu cepat, TPGS NP- HDACls , DTX-NPs [13],
[14]
distribusi obat yang tidak sesuai, dan Shikonin-Act-SLN , BSA-ANZ dan

adanya efek pada jaringan yang normal[7] Nab-ABZ [15], LPI-NPs [16], LCNP [17], SH-

Untuk mengatasi permasalahan tersebut


Farmaka
Suplemen Volume 14 Nomor 1 129

[18]
siRNA/ ssPEI (SAT) , PLGA- nanoparticle formulation for cancer. Dari

Fenretinide [19]. 33 jurnal yang didapat, dipilih 10 jurnal

Metode yang memiliki tema formulasi nanopartikel

Metode review yang digunakan yaitu studi untuk kanker. Kemudian dilakukan analisis

pustaka dengan mengumpulkan beberapa dari 10 jurnal yang didapat. Pencarian

jurnal melalui sarana internet dari web fakta dan bahan referensi yang mendukung

terpercaya seperti elsevier. Pencarian data diperoleh juga melalui sarana internet.

pustaka menggunakan kata kunci

Hasil
Tabel 1. Perbandingan formulasi nanopartikel untuk terapi kanker
No Nanopartikel Platform Obat Metode Ukuran Pengujian
1. PLGA-ORM10 Poly (lactic-co- Ormeloxif Teknik nano- ~100 nm Kanker
glycolic acid) ene presipitasi pankreas tikus
(PLGA)
2. PCL-PLA- 3-caprolactone, Docetaxel Ekstraksi/ 200 nm Sel kanker
TPGS11 lactide and D-a- evaporasi ovarium
tocopheryl (HeLa).
polyethylene
glycol 1000
succinate (TPGS)
3. NP-HDACIs12 PLGA-lecithin- Vorinosta Teknik nano- vorinostat Kanker prostat
PEG t& presipitasi 72.6 nm dan kolorektal
quisinosta &quisinost
t at 125.6
nm
4. DTX-NPs13 Chitosan Docetaxel Nanoemulsi air 170–227 Sel kanker
dalam minyak nm payudara
(MDA-MB-
231)
5. Shikonin-Act- SLN shikonin- Homogenisasi 70–120 nm Sel epitel paru-
SLN14 Act panas paru (A549)
6. BSA-ANZ dan - Albendaz Desolvasi BSA-ABZ Sel kanker
Nab-ABZ15 ole 10 nm ovarium
Nab-ABZ (SKOV3,
200 nm OVCAR3)

7. LPI-NPs16 cis- Ciplastin Mikroemulsi 16-128 nm Sel melanoma


[Pt(NH3)2(H2O)2 tikus (A375M)
](NO3)2
8. LCNP17 Lipid mixture Docetaxel Tidak 80-90 nm Kanker prostat
disebutkan tikus
9. SH-siRNA/ thiolated BPEI Thiolated Tidak 150-200 Sel kanker
ssPEI (SAT)18 (BPEI-SH) and disebutkan nm kolon tikus
disulfide-
crosslinkedBPEI
(ssPEI)
10. PLGA- PLGA/PEG Fenretinid Emulsifikasi/ 165-600 Kanker
Fenretinide19 e evaporasi nm payudara
Farmaka
Suplemen Volume 14 Nomor 1 130

Pembahasan polimer biodegradabel yang paling sering

Nanopartikel adalah partikel koloid digunakan karena mengalami degradasi

yang berbentuk amorf atau kristal yang hidrolitik yang dimodulasi dengan

memiliki ukuran lebih kecil dari 1 mikron bermacam-macam faktor seperti komposisi

dan berpotensi menjadi skala atom[20]. kimia, porositas, hidrofilisitas,

Teknologi nanopartikel telah menjadi tren hidrofobisitas, morfologi, ukuran molekul

baru dalam pengembangan sistem dan distribusi molekul[24] selain itu PGLA

penghantaran obat[21] karena memiliki memiliki karakter khusus, bersifat inert

beberapa kelebihan, seperti nanopartikel terhadap bahan aktif namun kompatibel


[25]
mampu menembus ruang-ruang antar sel jika dilakukan kombinasi , serta

yang hanya dapat ditembus oleh ukuran memiliki kemampuan membentuk

partikel koloidal[20], memiliki stabilitas jaringan. Penelitian telah menunjukan

tinggi, kapasitas tinggi, terlindung dari bahwa PLGA-PEG berperan dalam

degradasi, pelepasan terkontrol, membentuk sistem penghantaran obat

tolerabilitas yang sangat baik dan dengan pelepasan obat yang terkontrol

memungkinkan rute administrasi dengan lambat yaitu 7 hari (in vitro) dan

parenteral, oral, subkutan, optalmik dan 11 hari (in vivo) dengan biodegradasi

rektal[22], aman dan memenuhi persyaratan gradual[26]. Penggunaan polimer dalam

dosis[23]. pembuatan nanopartikel dapat ditentukan

Dalam pembuatan nanopartikel dengan melihat jenis ikatan yang paling

terdapat beberapa sistem yang dapat optimal antara gugus fungsi dengan

digunakan, yaitu polimer nanopartikel, molekul obat, kelebihan spesifik polimer

polimer konjugat, liposom, dan dalam proses biofarmasetis, dan dengan

nanokristal. Pada tabel 1. Rata-rata optimasi beberapa alternatif polimer[21].

nanopartikel diformulasikan dengan Nanopartikel diformulasikan

menggunakan sistem polimer seperti dengan beberapa metode yakni

PLGA/PEG. PGLA merupakan salah satu nanopresipitasi, ekstraksi/evaporasi,


Farmaka
Suplemen Volume 14 Nomor 1 131

nanoemulsi, homogenisasi, desolvasi dan menghilangkan residu stabilizer atau obat

emulsifikasi. Pembuatan nanopartikel bebas kemudian diliofilisasi untuk

PLGA-ORM, NP-NDACIs digunakan penyimpanan[26] DTX-NPs dengan

metode nanopresipitasi. Pada metode ini nanoemulsi air dalam minyak yaitu dengan

terjadi perpindahan pelarut yang dicampurkannya surfaktan, fase minyak,

melibatkan pengendapan dari polimer dari fase air dan cosurfaktan[13]. Shikonin-Act-

pelarut organik dan difusi pelarut organik SLN dengan homogenisasi panas. Metode

dalam medium berair dengan ada atau ini dilakukan pemanasan pada suhu tinggi,

tidaknya surfaktan. Polimer, obat dan kemudian dihomogenisasi dengan alat

surfaktan lipofilik dilarutkan dalam air sentrifugasi[14]. BSA-ANZ dan Nab-ABZ

semipolar seperti aseton atau etanol. dengan desolvasi, yaitu ABZ dilarutkan

Larutan tersebut kemudian dituangkan ke dengan pelarut yang sesuai, kemudian

dalam larutan yang mengandung stabilizer dicampur albumin dan dipanaskan. Metode

dengan magnetic stirer. Nanopartikel ini tidak diperlukan sentrifugasi untuk

terbentuk seketika oleh difusi pelarut yang membentuk sedimentasi[15]. Sedangkan

cepat[27]. pembuatan LPI-NPs menggunakan metode

PCL-PLA-TPGS dan PLGA- mikroemulsi dengan cara mencampurkan

Fenretinide dibuat dengan metode prekursor dan senyawa leaving group yang

ekstraksi/evaporasi. Ekstraksi/evaporasi baik, dimana keduanya merupakan

melibatkan dua langkah yaitu emulsifikasi senyawa yang larut dalam air. Pembuatan

dari larutan polimer ke dalam fase air dan CDDP-I menjadi NPs tidak dapat

penguapan pelarut polimer. Nanopartikel dilakukan dengan metode double emulsi

dihasilkan dengan ultrasentrifugasi dan atau nanopresipitasi karena CDDP


[16]
dicuci dengan air suling untuk merupakan molekul anorganik .
Farmaka
Suplemen Volume 14 Nomor 1 132

Gambar 1. Beberapa metode yang dapat digunakan untuk membuat nanopartikel28

Ada beberapa macam parameter sistem penghantaran obat berbeda dengan

yang digunakan untuk mengkarakterisasi teknologi nanopartikel secara umum.

sistem nanopartikel seperti ukuran partikel, Diameter partikel rata-rata dan distribusi

analisis dimensi, dan zeta potensial.[24] ukuran akan mempengaruhi stabilitas fisik

Karakterisasi nanopartikel dapat digunakan dan distribusi nanopartikel. Teknik

beberapa jenis alat seperti JEOL-1210 mikroskop elektron berguna untuk


[10], [11],
TEM Dynamic Light Scattering memastikan bentuk keseluruhan partikel
[11],
JEOL JSM-6700F Zetasizer Nano Z polimer, yang mana dapat menentukan
[12], [27].
dynamic light scattering detector toksisitasnya Semakin kecil ukuran

Zetasizer Nano ZS [13][18], Malven Zetasizer partikel maka semakin besar luas
[15][16][17],
TEM [15]. Pada Tabel 1 dihasilkan permukaannya, sehingga pelepasan obat

ukuran partikel dengan range 10-600 nm. akan semakin cepat. Namun kelemahannya

Batasan ukuran partikel yang efektif yaitu partikel yang lebih kecil cenderung

digunakan dalam penghantaran obat masih membentuk agregat selama penyimpanan

belum pasti karena nanopartikel pada dan transportasi nanopartikel[27].


Farmaka
Suplemen Volume 14 Nomor 1 133

Pengujian aktivitas anti kanker Simpulan

dapat dilakukan secara in vitro maupun in Nanopartikel adalah partikel koloid yang

vivo dengan menggunakan berbagai jenis dapat berbentuk amorf atau kristal yang

sel kanker seperti sel kanker ovarium memiliki ukuran lebih kecil dari 1 mikron.

(HeLa)[10] (SKOV3, OVCAR3)[15] , sel Nanopartikel dapat diformulasikan dengan

kanker prostat[17] dan kolorektal[12], Sel beberapa metode seperti nanopresipitasi,

kanker payudara (MDA-MB-231)[13], Sel ekstraksi/evaporasi, nanoemulsi,

epitel paru-paru (A549)[14], Sel melanoma homogenisasi, desolvasi dan emulsifikasi.

tikus (A375M)[16], kanker kolon[18], dan Berdasarkan hasil penelitian menunjukan

kanker payudara[19]. Pengujian efektivitas bahwa obat yang diformulasikan

dilakukan dengan cara membandingkan nanopartikel memiliki indeks terapi yang

obat yang diformulasikan nanopartikel lebih baik dengan tidak adanya toksisitas

dengan obat tanpa formulasi nanopartikel. sistemik pada administrasi kronis, anti-

Berdasarkan penelitian menunjukan bahwa poliferasi yang lebih baik, pelepasan obat

obat yang diformulasikan nanopartikel lebih cepat, efikasi terapi lebih tinggi, dan

memiliki indeks terapi yang lebih baik penetrasi lebih baik.

dengan tidak adanya toksisitas sistemik Ucapan Terima Kasih


[10],
pada administrasi kronis anti-poliferasi Penulis mengucapkan banyak terima kasih

yang lebih baik [10][16], pelepasan obat lebih kepada Bapak Patihul Husni, M.Si., Apt
[11] [12],
cepat efikasi terapi lebih tinggi dan selaku dosen pembimbing, dan juga
[17].
penetrasi lebih baik Namun terdapat kepada Bapak Rizky Abdullah, PhD., Apt

penelitian menyatakan bahwa ukuran sebagai dosen pengampu mata kuliah

partikel yang lebih kecil memiliki Metode dan Desain Penelitian.

penghantaran obat yang lebih baik dengan Konflik Kepentingan

toksisitas yang lebih tinggi [15]. Seluruh penulis menyatakan tidak terdapat

potensi konflik kepentingan dengan


Farmaka
Suplemen Volume 14 Nomor 1 134

penelitian, kepenulisan (authorship), dan poly(Lactide-Co-Glycolide)-d-a-


Tocopheryl polyethylene glycol 1000
atau publikasi artikel ini. succinate random copolymer for
cancer treatment. Nanoscale Res Lett.
Daftar Pustaka Elsevier Ltd; 2010;5(7):1161–9.
[12] Wang EC, Min Y, Palm RC,
[1] Kemenkes RI. Data dan Informasi Fiordalisi JJ, Wagner KT, Hyder N, et
Kesehatan Situasi Penyakit Kanker. al. Nanoparticle formulations of
Jakarta: : Buletin Jendela Data dan histone deacetylase inhibitors for
Informsi Kesehatan; 2014. 1-5 p. effective chemoradiotherapy in solid
[2] International Agency for Research on tumors. Biomaterials. Elsevier Ltd;
Cancer (IARC). Estimated cancer 2015;51:208–15.
incidence, mortality, and prevalence [13] Jain A, Thakur K, Kush P, Jain UK.
worldwide in 2012. GLOBOCAN; Docetaxel loaded chitosan
2012. nanoparticles: Formulation,
[3] WHO. WHO Reference 2007 for Child characterization and cytotoxicity
& Adolescent. Geneva : WHO; 2007. studies. Int J Biol Macromol. Elsevier
[4] Depkes RI. Keputusan Menteri B.V.; 2014;69:546–53.
Kesehatan Republik Indonesia Nomor [14] Eskandani M, Nazemiyeh H. Self-
: 812/Menkes/SK/ VII/2007 Tentang reporter shikonin-Act-loaded solid
Kebijakan Perawatan Paliatif; 2007. lipid nanoparticle: Formulation,
[5] Depkes RI. Pencegahan Kanker Leher physicochemical characterization and
Rahim dan Kanker Payudara. Jakarta: geno/cytotoxicity evaluation. Eur J
Direktorat Pengendalian Penyakit Pharm Sci. Elsevier B.V.;
Tidak Menular Direktorat Jenderal 2014;59(1):49–57.
PPP Departemen Kesehatan RI; 2009. [15] Noorani L, Stenzel M, Liang R,
[6] WHO. Cancer Control Knowledge into Pourgholami MH, Morris DL.
Action Treatment Knowledge into Albumin nanoparticles increase the
Action Diagnosis and Treatment. anticancer efficacy of albendazole in
Geneva : WHO Guid Eff Program; ovarian cancer xenograft model. J
2008. Nanobiotechnology. 2015;13(1):25.
[7] Keen J. 2008. Commentary: a step [16] Guo S, Wang Y, Miao L, Xu Z, Lin
towards a new targeted nanotherapy CHM, Huang L. Turning a water and
for pancreatic cancer. Cancer Biol oil insoluble cisplatin derivative into a
Ther 2008;7(10):1591-2. nanoparticle formulation for cancer
[8] Shanker M, Jin J, Branch CD, therapy. Biomaterials. Elsevier Ltd;
Miyamoto S, Grimm EA, Roth JA, 2014;35(26):7647–53.
Ramesh R. 2011. Tumor suppressor [17] Cervin C, Tinzl M, Johnsson M,
gene-based nanotherapy : from test Abrahamsson PA, Tiberg F, Dizeyi N.
tube to the clinic. J Drug Deliv Properties and effects of a novel liquid
2011;1-10. crystal nanoparticle formulation of
[9] Sahoo, S., K., Labhasetwar, V. docetaxel in a prostate cancer mouse
Nanotech Approaches to Drug model. Eur J Pharm Sci. Elsevier
Delivery and Imaging, Drug Discov, B.V.; 2010;41(2):369–75.
2003;8:1112–1120. [18] Muthiah M, Che HL, Kalash S, Jo J,
[10] Khan S, Chauhan N, Yallapu MM, Choi SY, Kim WJ, et al. Formulation
Ebeling MC, Balakrishna S, Ellis RT, of glutathione responsive anti-
et al. Nanoparticle formulation of proliferative nanoparticles from
ormeloxifene for pancreatic cancer. thiolated Akt1 siRNA and disulfide-
Biomaterials. Elsevier Ltd; crosslinked PEI for efficient anti-
2015;53:731–43. cancer gene therapy. Colloids Surfaces
[11] Ma Y, Zheng Y, Liu K, Tian G, Tian B Biointerfaces. Elsevier B.V.;
Y, Xu L, et al. Nanoparticles of 2015;126:322–7.
Farmaka
Suplemen Volume 14 Nomor 1 135

[19] Graves R a., Ledet G a., Glotser EY, Smart Drug Delivery; intech;
Mitchner DM, Bostanian L a., Mandal 2014:257-310.
TK. Formulation and evaluation of
biodegradable nanoparticles for the
oral delivery of fenretinide. Eur J
Pharm Sci. Elsevier B.V.;
2015;76(April):1–9.
[20] Buzea C, Pacheco II, Robbie K.
Nanomaterials and nanoparticles:
sources and toxicity. Biointerphases.
2007;2(4):MR17–R71.
[21] Martien R, Adhyatmika, Irianto IDK,
Farida V, Dian PS. Perkembangan
Teknologi Nanopartikel Sebagai
Sistem Penghantaran Obat. Majalah
Farmaseutik. 2012;8(1):133–44.
[22] Bawarski WE, Chidlowsky E, Bharali
DJ, Mousa SA. Nanomedicine: NBM
2008;4:273.
[23] Merisko-Liversidge EM, Liversidge
GG. Drug Nanoparticles: Formulating
Poorly Water-Soluble Compounds.
Toxicol Pathol. 2008;36(1):43–8.
[24] Pathak Y, Thassu D. Drug Delivery
Nanoparticles Formulation and
Characterization. Vol. 191, Drugs and
the Pharmaceutical Sciences [First
Edition]. 2009. 126-143 p.
[25] Schellenkens R. C. A., Baltink J. H.,
Woesthuis E. M., Stellaard F.,
Kosterink J. G. W., Woerdenbag H. J.,
dan Frijlink H. W., Film coated tablets
(ColoPulse technology) for targeted
delivery in the lower intestinal tract:
Influence of the core composition on
release characteristics. Pharmaceutical
Development and Technology,
;2012:17(1): 40-47.
[26] Vij N., Min T., Marasigan R., Belcher
C. N., Mazur S., Ding H., et al.
Development of PEGylated PLGA
nanoparticle for controlled and
sustained drug delivery in cystic
fibrosis, J. Nanobiotech.; 2010:8: 22.
[27] Sovan Lal Pal, Utpal Jana, P. K.
Manna, G. P. Mohanta, R. Manavalan.
Nanoparticle: An overview of
preparation and Characterization.
Journal of Applied Pharmaceutical
Science 01 (06); 2011: 228-234.
[28] Bennet D, Kim S. Application of
Nanotechnology in Drug Delivery.
Chapter 8 : Polymer Nanoparticles for

Anda mungkin juga menyukai