Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pelayanan keperawatan dilakukan berdasarkan kaidah ilmu keperawatan serta model konsep
teori keperawatan yang merupakan pedoman dalam pemberian asuhan keperawatan. Model
konseptual merupakan landasan untuk mengembangkan sebuah teori dan nilai moral bagi perawat.
Konsep yang menjadi titik sentral yang dipertimbangkan dalam mengembangkan model
konseptual disiplin keperawatan, yaitu manusia, lingkungan, keperawatan dan kesehatan. Teori
akan membantu untuk menggambarkan, menjelaskan, memprediksi, dan memperjelas asuhan
keperawatan (Potter & Perry, 2009). Teori menghasilkan pengetahuan keperawatan yang dapat
digunakan dalam praktik. Integrasi teori ke dalam praktik merupakan dasar profesi keperawatan
(McEwen & Will, 2007 dalam Potter & Perry, 2009 ). Sebagai contoh teori Kolcaba yang
menjelaskan tentang kenyamanan. Teori ini mempunyai nilai dalam membantu keperawatan
menciptakan kenyamanan secara fisik, psikospritual, sosiokultural, dan lingkungan.
Kenyamanan adalah konsep sentral tentang kiat keperawatan. Berbagai teori keperawatan
menyatakan kenyamanan sebagai kebutuhan dasar klien yang merupakan tujuan pemberian asuhan
keperawatan. Kolcaba (1994) mendefinisikan kenyamanan dengan cara yang konsisten pada
pengalaman subjektif klien. Kolcaba mendefinisikan kenyamanan sebagai suatu keadaan telah
terpenuhinya kebutuhan dasar manusia. Teori Kolcaba termasuk dalam middle range theory.
Menurut Kolcaba, teori kenyamanan menjadi salah satu pilihan teori keperawatan yang dapat
diaplikasikan langsung di lapangan karena bersifat universal dan tidak terhalang budaya yang
dimiliki oleh setiap masyarakat. Hal ini menyebabkanteori kenyamanan bisa dimodifikasi seluas-
luasnya sesuai kebutuhan klien masing-masing (March & McCormack, 2009 dalam Utami (2016).

Memberikan kenyamanan dari seluruh aspek bio-psiko-sosio-kultural-spiritual dapat


memberikan asuhan keperawatan secara komprehensif. Oleh karena itu, teori Kolkaba sesuai untuk
diterapkan pada asuhan keperawatan yang membutuhkan segenap aspek baik dari dukungan
keluarga maupun lingkungan rumah sakit.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana teori kenyamanan kolcaba?


2. Bagaimana hubungan Teori Kolcaba dengan Pardigma Keperawatan?

C. Tujuan Penulisan

Tujuan dari makalah ini adalah untuk mengintegrasikan atau menguraikan teori keperawatan
yang sesuai dalam hal ini teori kenyamanan (Comfort Theory) yang dikemukakan oleh Katharine
Kolcaba
BAB II
TINJUAN PUSTAKA
A. Teori kenyamanan kolcaba
Kenyamanan adalah pengalaman yang diterima oleh seseorang dari suatu intervensi. Hal ini
merupakan pengalaman langsung dan menyeluruh ketika kebutuhan fisik, psikospiritual, sosial,
dan lingkungan terpenuhi (Peterson & Bredow, 2008 dalam Utami (2016). Konsep teori
kenyamanan meliputi kebutuhan kenyamanan, intervensi kenyamanan, variabel intervensi,
peningkatan kenyamanan, perilaku pencari kesehatan, dan integritas institusional.
Teori comfort merupakan middle range theory katena mempunyai batasan konsep dan
proposisi, tingkat abstraksinya rendah dan mudah untuk diterapkan pada pelayanan keperawatan
(kolcaba, 2003 dalam Wirastri, 2014).
Menurut Katharine Kolcaba (Kolcaba, 2003), aspek kenyamanan terdiri dari:
1. Kenyamanan fisik berkenaan dengan sensasi tubuh yang dirasakan oleh individu itu sendiri.
2. Kenyamanan psikospiritual, yang berkenaan dengan kesadaran internal diri, yang meliputi
konsep diri, harga diri, makna kehidupan, seksualitas hingga hubungan yang sangat dekat dan
lebih tinggi.
3. Kenyamanan lingkungan, yang berkenaan dengan lingkungan, kondisi dan pengaruh dari luar
kepada manusia seperti temperatur, warna, pencahayaan, kebisingan, dan lain-lain.
4. Kenyamanan sosiokultural, yang berkenaan dengan hubungan antar personal, keluarga, dan
sosial atau masyarakat (keuangan, perawatan kesehatan, kegiatan religius, tradisi
keluarga/masyarakat dan sebagainya).
Kolcaba dalam teori tentang kenyamanan mensintesis tiga tipe kenyamanan dalam analisis
konsepnya. Tiga tipe kenyamanan itu adalah: relief yang berarti ketika kenyamanan spesifik yang
dibutuhkan klien terpenuhi, ease berarti ketika klien merasa tenang dan puas, dan yang terakhir
adalah transcendence ketika klien berhasil melampaui kebutuhan rasa nyaman (Tomey &
Alligood, 2010 dalam Yeni (2017). Relief didefinisikan sebagai keadaan dimana rasa tidak
nyaman berkurang atau menemukan kebutuhan yang spesifik. Ease diartikan sebagai keadaan
tenang atau kepuasan. Transcendence merupakan tahapan dimana seseorang mampu beradaptasi
terhadap masalahnya.
Physical comfort atau kenyamanan fisik meliputi kebutuhan pasien akan status hemodinamik
(kebutuhan cairan, elektrolit, pernafasan, suhu tubuh, eliminasi, sirkulasi, metabolisme, nutrisi dan
lain-lain), nyeri dan kenyamanan manajemen nyeri, ketidaknyamanan fisik lainnya (yang
dirasakan saat ini atau potensial), kurangnya sensori (alat bantu dengar, kacamata, bicara pelan,
proses berfikir lama). Psychospiritual comfort atau kenyamanan psikospiritual antara lain
kebutuhan dihadirkan rohaniawan, kecemasan, ketakutan, berdoa dengan perawat atau yang
lainnya, persepsi terhadap penyakit, persepsi terhadap hidup dan pengalaman hidup. Sociocultural
comfort atau kenyamanan sosial budaya meliputi keuangan, perencanaan pulang, rutinitas dirumah
sakit, kebutuhan pendidikan kesehatan atau informasi kesehatan, kunjungan teman atau kerabat,
hubungan dengan orang lain, dukungan atau kekuatan, ketersediaan tenaga untuk keberlanjutan
perawatan di rumah. Environmental comfort atau kenyamanan lingkungan meliputi privasi, bau,
kebisingan, pencahayaan, tempat tidur yang nyaman, hiasan ruangan dan lain-lain (Kolcaba, Tilton
& Drouin, 2006 dalam Wirastri (2017).
Kolcaba memandang bahwa kenyamanan merupakan kebutuhan dasar seorang individu yang
bersifat holistik, meliputi kenyamanan fisik, psikospiritual, sosiokultural, lingkungan.
Kenyamanan fisik berhubungan dengan mekanisme sensasi tubuh dan homeostasis, meliputi
penurunan kemampuan tubuh dalam merespon suatu penyakit atau prosedur invasif. Beberapa
alternatif untuk memenuhi kebutuhan fisik adalah memberikan obat, merubah posisi, backrub,
kompres hangat atau dingin, sentuhan terapeutik. Kenyamanan psikospiritual dikaitkan dengan
keharmonisan hati dan ketenangan jiwa, yang dapat difasilitasi dengan memfasilitasi kebutuhan
interaksi dan sosialisasi klien dengan orang-orang terdekat selama perawatan dan melibatkan
keluarga secara aktif dalam proses kesembuhan klien.
Kebutuhan kenyamanan sosiokultural berhubungan dengan hubungan interpersonal, keluarga
dan masyarakat, meliputi kebutuhan terhadap informasi kepulangan (discharge planning), dan
perawatan yang sesuai dengan budaya klien. Beberapa cara untuk memenuhi kebutuhan
sosiokultural adalah menciptakan hubungan terapeutik dengan klien, menghargai hak-hak klien
tanpa memandang status sosial atau budaya, mendorong klien untuk mengekspresikan
perasaannya, dan memfasilitasi kerja tim yang mengatasi kemungkinan adanya konflik antara
proses penyembuhan dengan budaya klien. Kebutuhan yang terakhir adalah kebutuhan akan
kenyamanan lingkungan yang berhubungan dengan menjaga kerapian dan kebersihan lingkungan,
membatasi pengunjung dan terapi saat klien beristirahat, dan memberikan lingkungan yang aman
bagi klien (Kolcaba, Tilton, & Drouin, 2006 Utami (2016).

B. Konsep Utama
Teori Comfort dari Kolcaba ini menekankan pada beberapa konsep utama beserta definisinya,
antara lain :

Gambar 1. Model Konseptual Theory of Comfort

1.      Health Care Needs


Kolcaba mendefinisikan kebutuhan pelayanan kesehatan sebagai suatu kebutuhan akan
kenyamanan, yang dihasilkan dari situasi pelayanan kesehatan yang stressful, yang tidak dapat
dipenuhi oleh penerima support system tradisional. Kebutuhan ini meliputi kebutuhan fisik,
psikospiritual, sosial dan lingkungan, yang kesemuanya membutuhkan monitoring, laporan verbal
maupun non verbal, serta kebutuhan yang berhubungan dengan parameter patofisiologis,
membutuhkan edukasi dan dukungan serta kebutuhan akan konseling financial dan intervensi.
2.      Comfort
Comfort merupakan sebuah konsep yang mempunyai hubungan yang kuat dalam
keperawatan. Comfort diartikan sebagai suatu keadaan yang dialami oleh penerima yang dapat
didefinisikan sebagai suatu pengalaman yang immediate yang menjadi sebuah kekuatan melalui
kebutuhan akan keringanan (relief), ketenangan (ease), dan (transcedence) yang dapat terpenuhi
dalam empat kontex pengalaman yang meliputi aspek fisik, psikospiritual, sosial dan lingkungan.
Beberapa tipe Comfort didefinisikan sebagai berikut:
a.   Relief, suatu keadaan dimana seorang penerima (recipient) memiliki pemenuhan kebutuhan
yang spesifik
b.      Ease, suatu keadaan yang tenang dan kesenangan
c.       Transedence, suatu keadaan dimana seorang individu mencapai diatas masalahnya.

Gambar 2. Strukrur Taksonomi Kolcaba

Pada tabel diatas menjelaskan tentang struktur taksonomi dari teori kenyamanan
Kolkaba, yang terdiri dari tiga tipe kenyamanan, yaitu relief, ease, dan transcendence;
dan meliputi empat konteks kenyamanan, antara lain fisik, psikospiritual, lingkungan dan
sosial. Adapun cara menggunakan tabel ini adalah:

1) Pada kolom relief dituliskan pernyataan tentang kondisi pasien yang membutuhkan
tindakan perawatan spesifik dan segera terkait dengan kenyamanan pasien, meliputi
empat konteks kenyamanan (fisik, psikospiritual, lingkungan dan sosial).
2) Pada kolom ease dituliskan pernyataan yang menjelaskan tentang bagaimana kondisi
ketentraman dan kepuasan hati pasien yang berkaitan dengan kenyamanan, meliputi
empat konteks kenyamanan (fisik, psikospiritual, lingkungan dan sosial).
3) Pada kolom transcendence dituliskan pernyataan tentang bagaimana kondisi pasien
dalam mengatasi masalah yang terkait dengan kenyamanan, meliputi empat konteks
kenyamanan (fisik, psikospiritual, lingkungan dan sosial).

Selanjutnya Empat konteks kenyamanan menurut (Kolcaba 2008 dalam Alligood


2014) pada penderita kanker dapat digambarkan sebagai berikut :

1. Kenyamanan fisik

Kenyamanan fisik berhubungan penyakit kanker dan kemoterapi yang dijalani adalah
dan masalah utama dari kenyamanan adalah nyeri. Adanya luka akan berdampak
terhadap perubahan integritas struktural kulit sehingga diproduksi berbagai mediator
inflamasi. Selain itu efek samping dari kemoterapi akan mempengaruhi kenyamanan
secara fisik yang paling sering terjadi adalah mual dan muntah, penurunan nafsu
makan, rambut rontok, kerusakan sumsum tulang, neuropati, gangguan
gastrointestinal, lemah dan kerusakan kulit. sehingga diperlukan keseimbangan untuk
dapat memulihkan perubahan yang terjadi.
2. Kenyamanan psikospiritual

Kenyamanan psikospiritual berhubungan dengan nyaman secara spiritual dan


psikologis yang dipandang secara holistik. Terdapat hubungan antara pengalaman
pikiran, spiritual dan emosi. Kebutuhan Kenyamanan psikospiritual pada pasien
kanker yang menjalani kemoterapi dapat berupa kondisi nyaman dalam mengatasi
stress, rasa khawatir, cemas dan takut menghadapi ancaman kematian dan rasa sakit
saat menjalani terapi, sehingga penderita kanker membutuhkan penyesuaian
psikologis untuk mengatasi masalah tersebut

3. Kenyamanan lingkungan

Kenyamanan lingkungan diartikan sebagai suatu hal yang berkaitan dengan pengaruh
eksternal, seperti warna, cahaya, alam yang akan mempengaruhi proses
penyembuhan pasien. Aplikasi dalam perawatan pasien kemoterapi dapat berupa
lingkungan yang tenang yang akan berpengaruh terhadap respon pasien scara fisik
maupun psikis.

4. Kenyamanan sosiokultural

Kenyamanan sosiokuktural Berkaitan dengan hubungan interpersonal, keluarga dan


hubungan sosial yang akan berdampak terhadap kenyamanan pasien dalam menjalani
terapi termasuk pelayaanan kesehatan yang dirasakan oleh pasien. Bentuk aplikasi
pada pasien kanker yang menjalani kemoterapi yaitu perlunya sikap caring seluruh
pihak yang terlibat dalam proses perawatan sehingga akan berdampak positif dalam
menunjang kesembuahn pada pasien.

3.      Comfort Measures

Tindakan kenyamanan diartikan sebagai suatu intervensi keperawatan yang didesain untuk
memenuhi kebutuhan kenyamanan yang spesifik dibutuhkan oleh penerima jasa, seperti fisiologis,
sosial, financial, psikologis, spiritual, lingkungan, dan intervensi fisik. Kolcaba menyatakan bahwa
perawatan untuk kenyamanan memerlukan sekurangnya tiga tipe intervensi comfort yaitu :

a. Standart comfort intervention yaitu Teknis pengukuran kenyamanan,


merupakan intervensi yang dibuat untuk mempertahankan homeostasis dan mengontrol nyeri
yang ada, seperti memantau tanda-tanda vital, hasil kimia darah, juga termasuk pengobatan
nyeri. Tehnis tindakan ini didesain untuk membantu mempertahankan atau mengembalikan
fungsi fisik dan kenyamanan, serta mencegah komplikasi.
b. Coaching (mengajarkan) meliputi intervensi yang didesain untuk menurunkan kecemasan,
memberikan informasi, harapan, mendengarkan dan membantu perencanaan pemulihan
(recovery) dan integrasi secara realistis atau dalam menghadapi kematian dengan cara yang
sesuai dengan budayanya. Agar Coaching ini efektif, perlu dijadwalkan untuk kesiapan pasien
dalam menerima pengajaran baru.
c. Comfort food for the soul, meliputi intervensi yang menjadikan penguatan dalam sesuatu hal
yang tidak dapat dirasakan. Terapi untuk kenyamanan psikologis meliputi pemijatan, adaptasi
lingkungan yang meningkatkan kedamaian dan ketenangan, guided imagery, terapi musik,
mengenang, dan lain lain. Saat ini perawat umumnya tidak memiliki waktu untuk
memberikan comfort food untuk jiwa (kenyamanan jiwa/psikologis), akan tetapi
tipe intervensi comfort tersebut difasilitasi oleh sebuah komitmen oleh institusi terhadap
perawatan kenyamanan.

4.      Enhanced Comfort
Sebuah outcome yang langsung diharapkan pada pelayanan keperawatan, mengacu pada teori
comfort ini.
5.      Intervening variables
Didefinisikan sebagai variabel-variabel yang tidak dapat dimodifikasi oleh perawat. Variabel
ini meliputi pengalaman masa lalu, usia, sikap, status emosional, support system, prognosis,
financial atau ekonomi, dan keseluruhan elemen dalam pengalaman si resipien.
6.      Health Seeking Behavior (HSBs)
Merupakan sebuah kategori yang luas dari outcome berikutnya yang berhubungan dengan
pencarian kesehatan yang didefinisikan oleh resipien saat konsultasi dengan perawat. HSBs ini
dapat berasal dari eksternal (aktivitas yang terkait dengan kesehatan), internal (penyembuhan,
fungsi imun,dll.)
7.      Institusional integrity
Didefinisikan sebagai nilai nilai, stabilitas financial, dan keseluruhan dari organisasi
pelayanan kesehatan pada area local, regional, dan nasional. Pada sistem rumah sakit, definisi
institusi diartikan sebagai pelayanan kesehatan umum, agensi home care, dll.

C.     Hubungan Teori Kolcaba dengan Pardigma Keperawatan


1.      Keperawatan
Keperawatan adalah penilaian kebutuhan akan kenyamanan, perancangan kenyamanan
digunakan untuk mengukur suatu kebutuhan, dan penilaian kembali digunakan untuk mengukur
kenyamanan setelah dilakukan implementasi. Pengkajian dan evaluasi dapat dinilai secara
subjektif, seperti ketika perawat menanyakan kenyamanan pasien, atau secara objektif, misalnya
observasi terhadap penyembuhan luka, perubahan nilai laboratorium, atau perubahan perilaku.
Penilaian juga dapat dilakukan melalui rangkaian penilaian skala (VAS) atau daftar pertanyaan
(kuesioner), yang mana  keduanya telah dikembangkan oleh Kolcaba.

2.      Pasien
Penerima perawatan seperti individu, keluarga, institusi, atau masyarakat yang membutuhkan
perawatan kesehatan.
3.      Lingkungan
Lingkungan adalah aspek dari pasien, keluarga, atau institusi yang dapat dimanipulasi oleh
perawat atau orang tercinta untuk meningkatkan kenyamanan.
4.      Kesehatan
Kesehatan adalah fungsi optimal, seperti yang digambarkan oleh pasien atau kelompok, dari
pasien, keluarga, atau masyarakat.
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

Teori comfort merupakan middle range theory katena mempunyai batasan konsep dan
proposisi, tingkat abstraksinya rendah dan mudah untuk diterapkan pada pelayanan keperawatan.
Kolcaba dalam teori tentang kenyamanan mensintesis tiga tipe kenyamanan dalam analisis
konsepnya. Tiga tipe kenyamanan itu adalah: relief yang berarti ketika kenyamanan spesifik yang
dibutuhkan klien terpenuhi, ease berarti ketika klien merasa tenang dan puas, dan yang terakhir
adalah transcendence ketika klien berhasil melampaui kebutuhan rasa nyaman.

Penerapan teori comfort Kolcaba dapat dijadikan acuan dalam melakukan asuhan
keperawatan yang dapat diaplikasikan dan berfokus pada tingkat kenyamanan pasien secara fisik,
psikospiritual, lingkungan dan sosiokultural sehingga mampu memenuhi kebutuhan kenyamanan
secara menyeluruh.

B. Saran

Ilmu keperawatan merupakan ilmu terapan yang selalu berubah mengikuti perkmbangan
zaman, pelayanan kesehatan di Indonesia ke depan harus mampu memberikan pelayanan kepada
masyarakat secara profesional sesuai dengan tuntutan kebutuhan masyarakat serta teknologi
bidang kesehatan yang senantiasa berkembang. Sehingga penting bagi perawat untuk memahami
berbagai teori keperawatan termasuk teori kenyamanan yang dikemukakan oleh Katherine
Kolcaba. Melalui teori ini, perawat dapat memiliki pengetahuan mengenai pentingnya penerapan
proses keperawatan yang disertai dengan pemberian kenyamanan.
DAFTAR PUSTAKA

Kolbaca, Katharine. (2003). Comfort theory and practice: a vision for holistic helath care and
research. New York : Springer Publishing Company.

Potter & Perry, (2009). Fundamentals of nursing, (7th ed.). Missouri : Mosby Elsevier, Inc.

Utami, Kadek Cahya. 2016. Integrasi Teori/Model Kenyamanan (Kolcaba) Pada Ruang Perawatan
Risiko Tinggi. https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&ved=2ahUKEwjn6oLt5ObkAhUxhuYKHd3OBR0QFj
AAegQIABAH&url=https%3A%2F%2Fsimdos.unud.ac.id%2Fuploads%2Ffile_penelitian_dir
%2F72f9c72c5ab9462a7894dc8ef1415033.PDF&usg=AOvVaw0faBklRMyjQgOpWBnEXpAK .
Diakses pada tanggal 23 september 2019.

Wirastri, dkk. 2017. Aplikasi Teori Comfort Kolcaba Dalam Asuhan Keperawatan Pada Anak
Dengan Demam Di Ruang Infeksi Anak Rsupn Dr. Cipto Mangunkusumo.
https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=3&ved=2ahUKEwifoKbL6ebkAhVw63MBHUtIDs4QFj
ACegQIBBAH&url=http%3A%2F%2Fjurnal.lib-akperngestiwaluyo.ac.id%2Fojs%2Findex.php
%2Fcomfort%2Farticle%2Fdownload%2F12%2F12&usg=AOvVaw1SdT3epr0JA6VdN6rUPWGh.
Diakses pada tanggal 23 september 2019.

Wirastri, Unang. 2014. Aplikasi Teori Comfort Kolcaba Dalam Asuhan Keperawatan Pada Anak
Dengan Demam Diruang Infeksi Anak RSUPN Dr, Cipto Mangunkusumo.
https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=4&ved=2ahUKEwjRz8LF7-
bkAhVRmI8KHQqMCuIQFjADegQIARAE&url=http%3A%2F%2Flib.ui.ac.id%2Ffile%3Ffile
%3Ddigital%2F2016-3%2F20405369-SP-Unang
%2520Wirastri.pdf&usg=AOvVaw1YOP_IR5IkLi8AmrKao4u4. Diakses pada tanggal 23 september
2019.

Yeni, Roza Indra. 2017. Aplikasi Teori Comfort Katherine Kolcaba Pada Anak Dalam Pemenuhan
Kebutuhan Oksigenasi Di Ruang Perawatan. Volume 8, Nomor 1. E-journal umm.
https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=9&ved=2ahUKEwj465_35-
bkAhXSlOYKHR-VBR4QFjAIegQIChAH&url=https%3A%2F%2Fmedia.neliti.com%2Fmedia
%2Fpublications%2F137695-ID-none.pdf&usg=AOvVaw1LM9xeWB2HvK-RdD0gr8EA . Diakses
pada tanggal 23 september 2019.

Anda mungkin juga menyukai