Disusun Oleh:
A. Latar Belakang
B. Tujuan
A. Pengertian
B. Sistem Bilier
1. Intrahepatik
Sistem biliaris Intrahepatik terdiri atas kanalikuli biliaris dan duktuli
biliaris intralobular. Duktus biliaris intrahepatik terdiri atas sel kuboid atau
sel epitel kolumnar. Bersama dengan bertambahnya jaringan konektif
fibroelastis di sekitar epitel, maka duktus semakin besar. Duktus yang
terbesar mempunyai otot polos pada dindingnya. Kanalikuli biliaris
sebenarnya bukan merupakan suatu duktus melainkan suatu dilatasi ruang
interseluler antara hepatosit yang berdekatan. Diameter lumen kanalikuli
ini rata-rata 0,7 mm.
2. Ekstrahepatik
c) Duktus sistikus
d) Duktus Koledokus
e) Ampula vateri
f) Sphingter Oddi
g) Sistem Vaskularisasi
D. Klasifikasi
H. Penatalaksanaan
1. Medik
Penanganan atresia biliary harus segera dilakukan laparotomi
eksplorasi, sekaligus dilakukan kolangiografi pada saat melakukan operasi
untuk mengetahui adanya dan letak obstruksi yang tepat. Tahap
berikutnya tergantung dari jenis kelainan yang tampak, dapat dikoreksi
atau tidak dapat dikoreksi.
Terhadap atresia yang dapat dikoreksi dilakukan pemasangan Salin,
bila diduga tidak mungkin dilakukan tindakan koreksi harus dibuat
sendian beku, untuk menentukan adanya sisa saluran empedu dan
besarnya penyempitan. Dalam kasus demikian tidak dibenarkan untuk
melakukan tindakan bedah seperti transeksi atau diseksi jaringan hepar
sampai ke porta hepatic. Diantara kasus yang tidak dapat dikoreksi pada
beberapa bayi masih mungkin dilakukan hepatoportoonterostomi.
Terapi pengobatan yang dapat diberikan:
a. Feno barbital 5 mg / kg / BB (dibagi 2 kali pemberian)
b. Kolesteramin 1 gr / kg / BB (dibagi 6 kali pemberian)
2. Keperawatan
a. Pertahankan kesehatan bayi (pemberian makan cukup gizi sesuai
dengan kebutuhan serta menghindarkan kontak infeksi).
b. Berikan penjelasan kepada orang tua bahwa keadaan kuning pada
bayinya berbeda dengan bayi lain yang kuning karena
hiperbilirubinemia biasa yang dapat hanya dengan terapi sinar / terapi
lain.