VESIKHOLITIASIS
A. Definisi
Vesikolitiasis adalah penyumbatan saluran kemih khususnya pada vesika
urinaria atau kandung kemih oleh batu penyakit ini juga disebut batu kandung
kemih.( Smeltzer and Bare, 2000 ).
Vesikolitiasis adalah batu yang terjebak di vesika urinaria yang
menyebabkan gelombang nyeri yang luar biasa sakitnya yang menyebar ke
paha, abdomen dan daerah genetalia. Medikasi yang diketahui menyebabkan
pada banyak klien mencakup penggunaan antasid, diamox, vitamin D, laksatif
dan aspirin dosis tinggi yang berlebihan. Batu vesika urinaria terutama
mengandung kalsium atau magnesium dalam kombinasinya dengan fosfat,
oksalat, dan zat-zat lainnya. (Brunner and Suddarth, 2001)
B. Anatomi dan Fisiologi
Anatomi
1. Anatomi Ginjal (Renal)
Ginjal suatu kelenjar yang terletak dibagian belakang dari kavum
abdomeinalis dibelakang peritonium pada kedua sisi vertebral lumbalis III,
melekat langsung pada dinding belakang abdomen. Bentuknya seperti biji
kacang, jumlahnya ada dua kiri dan kanan, ginjal kiri lebih besar dari ginjal
kanan dan pada umumnya ginjal laki-laki lebih panjang dari ginjal wanita
(Syaifuddin, 1999).
2. Anatomi Ureter
Ureter terdiri dari dua saluran pipa masing-masing bersambung dari ginjal
ke kandung kemih (vesika urinaria) panjangnya 25-30 cm, dengan
penampang 0,5 cm. Ureter sebagian terletak dalam rongga abdomen dan
sebagian terletak dalam rongga pelvis.
Lapisan dinding ureter terdiri dari:
a. Dinding luar jaringan ikat (jaringan fibrosa)
b. Lapisa tengah lapisan otot polos.
c. Lapisan sebelah dalam lapisan mukosa.
d. Lapisan dinding ureter menimbulkan gerakan-gerakan peristaltik tiap
5x/menit sekali yang akan mendorong air kemih masuk kedalam
kandung kemih. Gerakan peristaltik urin masuk ke dalam kandung
kemih.
3. Anatomi Vesika urinaria (kandung kemih)
Kandung kemih adalah satu kantong berotot yang dapat mengempes,
terletak dibelakang simfisis pubis dan kandung kemih mempunyai tiga
muara, dua muara ureter serta satu muara uretra. Kandung kemih dapat
mengembang dan mengempis seperti balon karet, terletak dibelakang
simfisis pubis didalam rongga panggul. Bentuk kandung kemih seperti
kerucut dikelilingi oleh otot yang kuat, berhubungan dengan ligamentum
vesika umbilikus medius
Bagian vesika urinaria terdiri dari:
a) Fundus yaitu bagian yang menghadap kearah belakang dan bawah,
bagian ini terpisah dari rektum oleh spatium rectovesikale yang terisi
oleh jaringan ikat duktus deferent vesika seminalis dan prostat.
b) Korpus yaitu bagian antara verteks dan fundus.
c) Verteks bagian yang runcing kearah muka dan berhubungan dengan
ligamentum vesika umilikalis.
Dinding kandung kemih terdiri dari lapisan:
a) Peritonium (Lapisan Luar)
b) Tunika Muskularis (lapisan otot)
c) Tunika Submukosa dan
d) Lapisan mukosa (lapisan bagian dalam)
4. Proses miksi atau rangsangan berkemih
Distensi kandung kemih oleh air kemih akan merangsang
stresreseptor yang terdapat pada dinding kandung kemih dengan jumlah
250 cc sudah cukup untuk merangsang berkemih (proses miksi).
Akibatnya akan terjadi reflek kontraksi dinding kandung kemih, dan pada
saat yang sama terjadi relaksasi spinter internus segera diikuti oleh
relaksasi spinter eksternus, akhirnya terjadi pengosongan kandung kemih.
Rangsangan yang menyebabkan kontraksi kandung kemih dan relaksasi
spinter interhus dihantarkan melalui serabut-serabut saraf para simpatis.
Kontraksi spinter eksternus secara volunter ini hanya mungkin bila saraf-
saraf yang menangani kandung kemih uretra medula spinalis dan otak
masih utuh. Bila ada kerusakan pada saraf-saraf tersebut maka terjadi
inkontinensia urin (kencing keluar terus menerus tanpa disadari) dan
retensi urin (kencing tertahan). Persyaratan dan peredaran darah vesika
urinarius. Persyaratan diatur torako lumbar berfungsi untuk relaksasi
lapisan otot dan kontaksi spinter internal peritonium melapisi kandung
kemih. Peritonuim dapat digerakkan membuat lapisan dan menjadi lurus
apabila kandung kemih berisi penuh.
5. Pembuluh Darah
Arteri vesikalis superior berpangkal dari umbikalis bagian distal, vena
membentuk anyaman dibawah kandung kemih. Pembuluh Limfa berjalan
menuju duktus limfatikus sepanjang arteri umbilikalis
C. Fisiologi
Kandung kemih juga sering disebut buli-buli. Adapun fungsi dari kandung
kemih adalah:
1) Muara tempat akhir zat-zat sisa dari makanan yang kita makan yang tidak
diperlukan tubuh atau tidak diroabsorsi tubuh.
2) Tempat penampungan atau menyimpan air kemih yang akan dikeluarkan
melalui uretra (Syaifuddin, 1996).
Ginjal juga merupakan salah satu salah satu organ tubuh yang sangat penting
berfungsi sebagai:
1) Memegang peranan penting dalam pengeluaran zat-zat toksis atau racun.
2) Mempertahankan suasana keseimbangan cairan.
3) Mempertahankan keseimbangan garam-garam dan zat-zat lain dalam
tubuh.
4) Mempertahankan keseimbangan kadar asam dan basa dari cairan tubuh.
5) Mengeluarkan sisa-sisa metabilosme hasil akhir dari protein ureum,
kreatinin, amoniak
D. Etiologi
Menurut Smeltzer (2002:1460) bahwa, batu kandung kemih disebabkan
infeksi, statis urin dan periode imobilitas (drainage renal yang lambat dan
perubahan metabolism kalsium). Faktor- faktor yang mempengaruhi menurut
Soeparman (2001:378) batu kandung kemih (Vesikolitiasis) adalah
1. Hiperkalsiuria
Suatu peningkatan kadar kalsium dalam urin, disebabkan karena,
hiperkalsiuria idiopatik (meliputi hiperkalsiuria disebabkan masukan tinggi
natrium, kalsium dan protein), hiperparatiroidisme primer, sarkoidosis, dan
kelebihan vitamin D atau kelebihan kalsium.
2. Hipositraturia
Suatu penurunan ekskresi inhibitor pembentukan kristal dalam air kemih,
khususnya sitrat, disebabkan idiopatik, asidosis tubulus ginjal tipe I (lengkap
atau tidak lengkap), minum Asetazolamid, dan diare dan masukan protein
tinggi.
3. Hiperurikosuria
Peningkatan kadar asam urat dalam air kemih yang dapat memacu
pembentukan batu kalsium karena masukan diet purin yang berlebih.
4. Penurunan jumlah air kemih
Dikarenakan masukan cairan yang sedikit.
5. Jenis cairan yang diminum
Minuman yang banyak mengandung soda seperti soft drink, jus apel dan jus
anggur.
6. Hiperoksalouria
Kenaikan ekskresi oksalat diatas normal (45 mg/hari), kejadian ini
disebabkan oleh diet rendah kalsium, peningkatan absorbsi kalsium
intestinal, dan penyakit usus kecil atau akibat reseksi pembedahan yang
mengganggu absorbsi garam empedu
7. Ginjal Spongiosa Medula
Disebabkan karena volume air kemih sedikit, batu kalsium idiopatik (tidak
dijumpai predisposisi metabolik).
8. Batu Asan Urat
Batu asam urat banyak disebabkan karena pH air kemih rendah, dan
hiperurikosuria (primer dan sekunder).
9. Batu Struvit
Batu struvit disebabkan karena adanya infeksi saluran kemih dengan
organisme yang memproduksi urease.
Kandungan batu kemih kebayakan terdiri dari :
- 75 % kalsium.
- 15 % batu tripe/batu struvit (Magnesium Amonium Fosfat).
- 6 % batu asam urat.
- 1-2 % sistin (cystine).
F. Patofisiologi
Penyebab spesifik dari batu kandung kemih adalah bisa dari batu kalsium
oksalat dengan inhibitor sitrat dan glikoprotein. Beberapa promotor (reaktan)
dapat memicu pembentukan batu kemih seperti asam sitrat memacu batu kalsium
oksalat. Aksi reaktan dan intibitor belum di kenali sepenuhnya dan terjadi
peningkatan kalsium oksalat, kalsium fosfat dan asam urat meningkat akan
terjadinya batu disaluran kemih. Adapun faktor tertentu yang mempengaruhi
pembentukan batu kandung kemih, mencangkup infeksi saluran ureter atau vesika
urinari, stasis urine, priode imobilitas dan perubahan metabolisme kalsium. Telah
diketahui sejak waktu yang lalu, bahwa batu kandung kemih sering terjadi pada
laki-laki dibanding pada wanita, terutama pada usia 60 tahun keatas serta klien
yang menderita infeksi saluran kemih. ( Brunner and Suddarth. 2001 )
Faktor-faktor resiko mencangkup :
a. Riwayat pribadi tentang batu kandung kemih dan saluran kemih\
b. Usia dan jenis kelamin
c. Kelainan morfologi
d. Pernah mengalami infeksi saluran kemih
e. Makanan yang dapat meningkatkan kalsium dan asam urat
f. Adanya kelainan pada ginjal dan saluran kemih
g. Masukan cairan kurang dari pengeluaran
h. Profesi sebagai pekerja keras
i. Penggunaan obat antasid, aspirin dosis tinggi dan vitamin D terlalu lama.
( Brunner and Suddart, 2001 ).
G. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjangnya dilakukan di laboratorium yang meliputi
pemeriksaan:
1. Urine
- pH lebih dari 7,6 biasanya ditemukan kuman area splitting, organisme
dapat berbentuk batu magnesium amonium phosphat, pH yang rendah
menyebabkan pengendapan batu asam urat.
- Sedimen : sel darah meningkat (90 %), ditemukan pada penderita dengan
batu, bila terjadi infeksi maka sel darah putih akan meningkat.
- Biakan Urin : Untuk mengetahui adanya bakteri yang berkontribusi dalam
proses pembentukan batu saluran kemih
- Ekskresi kalsium, fosfat, asam urat dalam 24 jam untuk melihat apakah
terjadi hiperekskresi
2. Darah
- Hb akan terjadi anemia pada gangguan fungsi ginjal kronis.
- Lekosit terjadi karena infeksi.
- Ureum kreatinin untuk melihat fungsi ginjal
- Kalsium, fosfat dan asam urat.
3. Radiologis
- Foto BNO/IVP untuk melihat posisi batu, besar batu, apakah terjadi
bendungan atau tidak.
- Pada gangguan fungsi ginjal maka IVP tidak dapat dilakukan, pada
keadaan ini dapat dilakukan retrogad pielografi atau dilanjutkan dengan
antegrad pielografi tidak memberikan informasi yang memadai.
4. USG (Ultra Sono Grafi)
Untuk mengetahui sejauh mana terjadi kerusakan pada jaringan
ginjal.Menunjukan abnormalitas pelvis saluran ureter dan kandung kemih.
Diagnosis ditegakan dengan studi ginjal, ureter, kandung kemih, urografi
intravena atau pielografi retrograde. Uji kimia darah dengan urine dalam 24
jam untuk mengukur kalsium, asam urat, kreatinin, natrium, dan volume total
merupakan upaya dari diagnostik. Riwayat diet dan medikasi serta adanya
riwayat batu ginjal, ureter, dan kandung kemih dalam keluarga di dapatkan
untuk mengidentifikasi faktor yang mencetuskan terbentuknya batu kandung
kemih pada klien.(Tjokro,N.A, et al. 2001 )
H. Komplikasi
Komplikasi yang disebabkan dari Vesikolithotomi (Perry dan Potter, 2002:1842)
adalah sebagai berikut:
1. Sistem Pernafasan
Atelektasis bida terjadi jika ekspansi paru yang tidak adekuat karena
pengaruh analgetik, anestesi, dan posisi yang dimobilisasi yang menyebabkan
ekspansi tidak maksimal. Penumpukan sekret dapat menyebabkan pnemunia,
hipoksia terjadi karena tekanan oleh agens analgetik dan anestesi serta bisa
terjadi emboli pulmonal.
2. Sistem Sirkulasi
Dalam sistem peredaran darah bisa menyebabkan perdarahan karena lepasnya
jahitan atau lepasnya bekuan darah pada tempat insisi yang bisa menyebabkan
syok hipovolemik. Statis vena yang terjadi karena duduk atau imobilisasi
yang terlalu lama bisa terjadi tromboflebitis, statis vena juga bisa
menyebabkan trombus atau karena trauma pembuluh darah.
3. Sistem Gastrointestinal
Akibat efek anestesi dapat menyebabkan peristaltik usus menurun sehingga
bisa terjadi distensi abdomen dengan tanda dan gejala meningkatnya lingkar
perut dan terdengar bunyi timpani saat diperkusi. Mual dan muntah serta
konstipasi bisa terjadi karena belum normalnya peristaltik usus.
4. Sistem Genitourinaria
Akibat pengaruh anestesi bisa menyebabkan aliran urin involunter karena
hilangnya tonus otot.
5. Sistem Integumen
Perawatan yang tidak memperhatikan kesterilan dapat menyebabkan infeksi,
buruknya fase penyembuhan luka dapat menyebabkan dehisens luka dengan
tanda dan gejala meningkatnya drainase dan penampakan jaringan yang ada
dibawahnya. Eviserasi luka/kelurnya organ dan jaringan internal melalui
insisi bisa terjadi jika ada dehisens luka serta bisa terjadi pula surgical mump
(parotitis).
6. Sistem Saraf
Bisa menimbulkan nyeri yang tidak dapat diatasi.
I. Penatalaksanaan
Tujuan dasar penatalaksanaan adalah untuk menghilangkan batu,
menentukan jenis batu, mencegah kerusakan nefron, mengidentifikasi infeksi,
serta mengurangi obstruksi akibat batu. Cara yang biasanya digunakan untuk
mengatasi batu kandung kemih (Arif Mansjoer, et.al.2000) adalah :
1. Vesikolitektomi atau secsio alta.
2. Litotripsi gelombang kejut ekstrakorpureal
3. Ureteroskopi.
4. Nefrostomi.
Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Pada Pasien Vesikolithis
Diagnosa II
Diagnosa Keperawatan/ Masalah Rencana keperawatan
Kolaborasi
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
http://mydocumentku.blogspot.com/2012/03/asuhan-keperawatan-pada-
pasien_28.html#ixzz1loXTC5MZ
Penyimpangan KDM pada Vesikolithiasis
Kalkulogenesis
Vesikolithiasis