Disusun Untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Psikososial dan Budaya dalam Keperawatan
Dosen pengampu Suwanti, S.Kep., Ns., MNS
Latifa Karlinda
NIM. 012191008
Nyeri adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat
kerusakan jaringan. Nyeri bersifat individual dan menyangkut dua aspek yaitu psikologis
dan fisiologis yang keduanya dipengaruhi faktor-faktor seperti budaya, usia, lingkungan
dan sistempendukung, pengalaman masa lalu.
Keseimbangan aktivitas dari neuron sensori dan serabut kontrol desenden dari otak
mengatur proses pertahanan. Input yang menuju neuron dibawa dalam dua macam serabut
saraf, yaitu non-nosiseptor dan nosiseptor. Input non –nosiseptor yang dibawa melalui
serabut berdiameter besar disebut serabut A sedangkan informasi nosiseptor ditransmisikan
melalui serabut C yang berdiameter kecil dan A-delta. Komponen pertahanan dimainkan
oleh interneurons dari substansi gelatinosa (SG) dan memodulasi input ke saraf tulang
belakang dengan menghambat atau memfaslitasi serabut saraf aferen.
Aktivitas serabut A berdiameter besar dari neuron SG adalah menghambat
transmisi sinapsis yang berakibat hypoalgesia (sensitifitas nyeri menurun). Sedangkan
aktivitas serabut C berdiameter kecil / A delta halus adalah menghambat neuron SG dan
meningkatkan transmisi sinapsis di Substantia gelatinosa yang berakibat hyperalgesia
(sensitivitas meningkat). Dengan kata lain, sesuatu akan menutup “gerbang” dengan
meningkatkan serabut A berdiameter besar sehinggga tidak memungkinkan saraf
mengalirkan pesan nyeri ke otak akibatnya nyeri tidak dapat dipersepsikan. Gerbang yang
“terbuka” memungkinkan aliran impuls saraf dari serabut C ke sistem saraf sehingga otak
menerima pesan nyeri.
Pada umumnya diantara peneliti teori gerbang kendali dari mekanisme nyeri setuju
bahwa teori ini mempunyai pengaruh besar terhadap penelitian tentang nyeri, yang mana
hal ini memiliki nilai tersendiri dalam pemahaman tentang mekanisme nyeri dan beberapa
isu kontroversial mengenai mekanisme tersebut. Teori ini memberikan dorongan besar dan
panduan dalam melakukan penelitian tentang nyeri, lebih dari 35 tahun. Gate Control
Theory sudah banyak diujikan dengan pandangan terkini mengenai pemahaman tentang
neuroanatomical, neurophysiological, dan neurochemical dari nosiseptod dan non-
nosiseptor. Meskipun kontroversi tentang teori ini banyak bermunculan, tidak ada satupun
teori yang dapat membantah teori dasar ini. Hanya saja muncul beberapa pendapat
berdasarkan penilitian nyeri yang memberikan kesimpulan bahwa teori gerbang kendali
masih perlu dilengkapi dengan penjelasan secara detail mengenai mekanisme nyeri.
Banyak yang berpendapat tentang teori ini dengan menunjukkan bukti-bukti yang
mendukung. Akan tetapi, Teori gerbang kendali (gate control theory) sudah cukup adekuat
dalam menjelaskan mekanisme nyeri untuk mahasiswa kesehatan, dokter dan profesi
kesehatan lain.
Sumber Jurnal:
Sufka, Kenneth J, and Price, Donald D. 2002. Gate Control Theory Reconsidered. Brain
and Mind 3: 277-290. Netherlands: Kluwer Academic Publishers.