ILEUS OBSTRUKSI
Oleh :
FAKULTAS KEDOKTERAN
2022
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Penulisan referat ini bertujuan untuk mengetahui lebih jaun mengenai Ileus
Obstruktif mulai definisi, etiologi, patogenesis, manifestasi klinis, diagnosis,
hingga penatalaksanaannya.
1.3 Manfaat
Penulisan referat ini diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan dan
pemahaman penulis maupun pembaca mengenai Ileus Obsturksi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Ileus obstruktif merupakan keadaan tersumbatnya lumen usus yang
mengakibatkan isi lumen saluran cerna tidak dapat disalurkan ke anus. Hal ini
dapat disebabkan karena adanya kelainan dalam lumen usus, dinding usus atau
luar usus yang menekan atau dapat terjadi karena adanya kelainan vaskularisasi
pada suatu segmen usus yang menyebabkan terjadinya nekrosis pada segmen
usus (Mansjoer, 2000).
2.2 Klasifikasi
Berdasarkan lokasi obstruksinya, ileus obstrukif dibedakan menjadi dua
yaitu Ileus obstruktif letak tinggi dan Ileus obstruktif letak rendah.
a. Ileus obstruksi letak tinggi : obstruksi mengenai usus halus (gaster hingga
ileum terminal)
b. Ileus obstruksi letak rendah : obstruksi mengenai usus besar (ileum terminal
hingga rectum)
2.3 Etiologi
Hernia, adhesi, invaginasi, dan volvulus merupakan penyebab 80% ileus
obstruktif yang sering disertai strangulasi, sedangkan tumor dan infark
menyebabkan 10-15% dari ileus obstruktif. Berikut merupakan penjabaran
mengenai etiologi atau penyebab Ileus Obstruksi :
a. Hernia inkarserata
Hernia inkarserata timbul karena usus yang masuk ke dalam kantung
hernia terjepit oleh cincin hernia sehingga timbul gejala obstruksi
(penyempitan) dan strangulasi usus (sumbatan usus menyebabkan terhentinya
aliran darah ke usus). Hernia yang tidak bergejala atau simptomatik pada
akhirnya dapat menyebabkan obstruksi karena usus halus menonjol melalui
defek pada dinding perut dan terperangkap didalamnya. Hernia yang tidak
teridentifikasi atau tidak dapat direduksi dapat berkembang menjadi obstruksi
usus dan dianggap sebagai kasus darurat bedah dengan usus yang tercekik
atau terperangkap dalam kantung hernia dan seiring waktu menjadi iskemik.
b. Non hernia inkarserata, antara lain :
1) Adhesi atau perlekatan usus
Adhesi bisa disebabkan oleh riwayat operasi intra abdominal
sebelumnya atau proses inflamasi intra abdominal.
2) Askariasis
Obstruksi umumnya disebabkan oleh suatu gumpalan padat terdiri atas
sisa makanan dan puluhan ekor cacing yang mati atau hampir mati akibat
pemberian obat cacing. Segmen usus yang penuh dengan cacing berisiko
tinggi untuk mengalami volvulus, strangulasi, dan perforasi.
3) Volvulus
Merupakan suatu keadaan di mana terjadi pemuntiran usus yang
abnormal dari segmen usus sepanjang aksis usus sendiri, maupun
pemuntiran terhadap aksis sehingga pasase (gangguan perjalanan makanan)
terganggu.
4) Tumor
Tumor usus halus agak jarang menyebabkan obstruksi Usus, kecuali
jika ia menimbulkan invaginasi . Hal ini terutama disebabkan oleh
kumpulan metastasis (penyebaran kanker) di peritoneum atau di
mesenterium yang menekan usus.
5) Batu empedu yang masuk ke ileus
Inflamasi yang berat dari kantong empedu menyebabkan fistul
(koneksi abnormal antara pembuluh darah, usus, organ, atau struktur
lainnya) dari saluran empedu ke duodenum atau usus halus yang
menyebabkan batu empedu masuk ke raktus gastrointestinal.
2.4 Patofisiologi
Usus halus memiliki fungsi membantu pencernaan makanan dan
bertanggung jawabpada penyerapan nutrisi berupa sintesis vitamin, penyerapan
air, dan pemecahan bilirubin. Secara normal 7-8 cairan kaya elektrolit disekresi
oleh usus dan kebanyakan direabsorbsi. Pada Ileus obstruksi, proses mekanisme
fisiologis ini terganggu. Hal ini menyebabkan cairan dalam usus sebagian
tertahan dan sebagian dieliminasi melalui muntah dan mengakibatkan terjadinya
pengurangan besar volume darah dan sirkulasi.
a. Obstruksi sederhana
Obstruksi usus halus merupakan obstruksi saluran cerna tinggi, artinya
disertai dengan pengeluaran banyak cairan dan elektrolit baik di dalam lumen
usus bagian oral dari obstruksi, maupun oleh muntah. Gejala penyumbatan
usus meliputi nyeri kram pada perut, disertai kembung. Pada obstruksi usus
halus proksimal akan timbul gejala muntah yang banyak, yang jarang menjadi
muntah fekal walaupun obstruksi berlangsung lama. Nyeri bisa berat dan
menetap. Nyeri abdomen sering dirasakan sebagai perasaan tidak enak di
perut bagian atas. Semakin distal sumbatan, maka muntah yang dihasilkan
semakin fekulen.
Tanda vital normal pada tahap awal, namun akan berlanjut dengan
dehidrasi akibat kehilangan cairan dan elektrolit. Suhu tubuh bisa normal
sampai demam. Distensi abdomen dapat dapat minimal atau tidak ada pada
obstruksi proksimal dan semakin jelas pada sumbatan di daerah distal. Bising
usus yang meningkat dan “metallic sound” dapat didengar sesuai dengan
timbulnya nyeri pada obstruksi di daerah distal.
2.6 Diagnosis
a. Anamnesis
Pada anamnesis obstruksi tinggi sering dapat ditemukan penyebab
misalnya berupa adhesi dalam perut karena pernah dioperasi atau terdapat
hernia. Gejala umum berupa syok, oliguri dan gangguan elektrolit.
Selanjutnya ditemukan meteorismus dan kelebihan cairan di usus,
hiperperistaltis berkala berupa kolik yang disertai mual dan muntah. Kolik
tersebut terlihat pada inspeksi perut sebagai gerakan usus atau kejang usus dan
pada auskultasi sewaktu serangan kolik, hiperperistaltis kedengaran jelas
sebagai bunyi nada tinggi. Penderita tampak gelisah dan menggeliat sewaktu
kolik dan setelah satu dua kali defekasi tidak ada lagi flatus atau defekasi.
b. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan dengan meraba dinding perut bertujuan untuk mencari
adanya nyeri tumpul dan pembengkakan atau massa yang abnormal. Gejala
permulaan pada obstruksi kolon adalah perubahan kebiasaan buang air besar
terutama berupa obstipasi dan kembung yang kadang disertai kolik pada perut
bagian bawah. Pada inspeksi diperhatikan pembesaran perut yang tidak pada
tempatnya misalnya pembesaran setempat karena peristaltis yang hebat
sehingga terlihat gelombang usus ataupun kontur usus pada dinding perut.
Biasanya distensi terjadi pada sekum dan kolon bagian proksimal karena
bagian ini mudah membesar.
Pada ileus paralitik nyeri yang timbul lebih ringan tetapi konstan dan
difus, dan terjadi distensi abdomen. Ileus paralitik, bising usus tidak terdengar
dan tidak terjadi ketegangan dinding perut. Bila ileus disebabkan oleh proses
inflamasi akut, akan ada tanda dan gejala dari penyebab primer tersebut.
Gastroenteritis akut, apendisitis akut, dan pankreatitis akut juga dapat
menyerupai obstruksi usus sederhana.
c. Pemeriksaan Penunjang
1) Laboratorium
Nilai laboratorium pada awalnya normal, kemudian akan terjadi
hemokonsentrasi, leukositosis, dan gangguan elektrolit. Pada pemeriksaan
radiologis, dengan posisi tegak, terlentang dan lateral dekubitus
menunjukkan gambaran anak tangga dari usus kecil yang mengalami
dilatasi dengan air fluid level. Pemberian kontras akan menunjukkan
adanya obstruksi mekanis dan letaknya. Pada ileus obstruktif letak rendah
jangan lupa untuk melakukan pemeriksaan rektosigmoidoskopi dan kolon
(dengan colok dubur dan barium in loop) untuk mencari penyebabnya.
Periksa pula kemungkinan terjadi hernia.
Tes laboratorium mempunyai keterbatasan nilai dalam menegakkan
diagnosis, tetapi sangat membantu memberikan penilaian berat ringannya
dan membantu dalam resusitasi. Pada tahap awal, ditemukan hasil
laboratorium yang normal. Selanjutnya ditemukan adanya
hemokonsentrasi, leukositosis dan nilai elektrolit yang abnormal.
Peningkatan serum amilase sering didapatkan. Leukositosis menunjukkan
adanya iskemik atau strangulasi, tetapi hanya terjadi pada 38% - 50%
obstruksi strangulasi dibandingkan 27% - 44% pada obstruksi non
strangulata. Hematokrit yang meningkat dapat timbul pada dehidrasi.
Selain itu dapat ditemukan adanya gangguan elektrolit. Analisa gas darah
mungkin terganggu, dengan alkalosis metabolik bila muntah berat, dan
metabolik asidosis bila ada tanda – tanda shock, dehidrasi dan ketosis.
2) Radiologis
Posisi supine (terlentang): tampak herring bone appearance. Posisi
setengah duduk atau LLD: tampak step ladder appearance atau cascade.
Adanya dilatasi dari usus disertai gambaran “step ladder” dan “air fluid
level” pada foto polos abdomen dapat disimpulkan bahwa adanya suatu
obstruksi. Foto polos abdomen mempunyai tingkat sensitivitas 66% pada
obstruksi usus halus, sedangkan sensitivitas 84% pada obstruksi kolon.
a) Foto polos abdomen 3 posisi :
- Ileus obstruktif letak tinggi
Tampak dilatasi usus di proksimal sumbatan (sumbatan paling
distal di iliocaecal junction) dan kolaps usus di distal sumbatan.
Penebalan dinding usus halus yang mengalami dilatasi memberikan
gambaran herring bone appearance, karena dua dinding usus halus
yang menebal dan menempel membentuk gambaran vertebra dan
muskulus yang sirkuler menyerupai kosta. Tampak air fluid level
pendek-pendek berbentuk seperti tangga yang disebut step
ladder appearance karena cairan transudasi berada dalam usus halus
yang terdistensi.
1. Arief, Muhamad, et al. 2020. Ileus Obstruktif : Case Report. Jurnal Medical
Profession (MedPro) Vol.2 No.1. Medical Profession Program, Faculty of
Medicine, Universitas Tadulako Palu.
2. Wahyudi, Alfi, et al. 2020. Angka Kejadian Ileus Obstruktif pada Pemeriksaan
BNO 3 Posisi di RSUD Abdul Moeloek. Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada
Vol. 11 No.1.
3. Nisa, Syeila Ainun, et al. 2021. Differences Characteristics of Partial Bowel
Obstruction and Total Bowel Obstruction in Ileus Patients at Dr. Soegiri
Lamongan Hospital. Magna Medika Research Article.
4. Dewi, Kezia Febiola Putri. 2020. Karakteristik Ileus Obstruktif di RSUP dr.
Wahidin Sudirohusodo Makassar Tahun 2018. Makassar : Program Studi
Pendidikan Dokter Universitas Hasanuddin.
5. Sembiring, Susi. 2017. Laporan Kasus Anasteri pada Kasus Ileus Obstruksi
dengan Teknik ‘Rapid Sequence Intubation (RSI)’. Nommensen Journal of
Medicine, Vol. 3 No.2.