Anda di halaman 1dari 24

ILEUS OBSTRUKTIF

A. PENDAHULUAN

Ileus obstruksi merupakan suatu keadaan yang disebabkan oleh adhesi perut

(ASBO) yang muncul sebagai sindrom klinis di abad ke-19 dengan majunya

perkembangan teknologi anestesi dan antisepsis. ASBO tetap menjadi masalah klinis

yang signifikan untuk dokter umum dan ginekologi ahli bedah saat ini. Ileus obstruktif

terjadi pada tingkat 20 per 100.000 populasi di Amerika Serikat. Meskipun kontribusi

oleh banyak pemimpin dari bedah umum selama abad terakhir, tetap ada perdebatan

atas indikasi untuk operasi pada pasien dengan ileus obstruksi dan tetap menghindari

terjadimya peritonitis. (Dean Schraufnagel)

Di Amerika serikat, penyebab utama dari ileus obstruktif adalah adhesi.

Selanjutnyadua penyebab yang paling sering adalah hernia dan keganasan. Ketiga

penyebab lebih dari 80% dari semua penyebab lainnya termasuk penyakit Crohn,

intususepsi, volvulus, batu empedu, benda asing, bezoars, trauma, dan masalah

iatrogenik. (erik k pulson)

Ileus obstruktif merupakan suatu keadaan yang menyebabkan isi usus tidak bisa

melewati lumen usus sebagai akibat adanya sumbatan atau hambatan mekanik.Hal ini

dapat terjadi dikarenakan kelainan di dalam lumen usus, dinding usus, atau benda asing

di luar usus yang menekanserta kelainan vaskularisasi pada suatu segmen usus yang

dapat menyebabkan nekrosis segmenusus.Ileus obstruktif merupakan suatu keadaan

yang darurat sehingga memerlukan penanganan segera.(pricee)

Obstruksi intestinal merupakan kegawatan dalam bedah abdominalis yang sering

dijumpai dan merupakan 60 - 70% dari seluruh kasus gawat abdomen.Gawat perut
dapat disebabkan oleh kelainan di dalam abdomen berupa inflamasi, dan penyulitnya,

ileus obstruktif, iskemik, dan perdarahan.Sebagian kelainan dapat disebabkan

olehcedera langsung atau tidak langsung yang mengakibatkan perforasi saluran cerna

atau perdarahan. pato

Ileus obstruktif merupakan salah satu penyebab akut abdomen, dimana penderita

dengan keluhan nyeri pada abdomen disertai mual, muntah, perut distensi dan

obstipasi.Penderita biasa baru datang untuk memeriksakan diri pada dokter setelah

keadaan ileus obstruksi semakin parah.Obstruksi usus disebabkan berbagai penyebab

sehingga mengakibatkan gangguan pada aliran normal isi usus sepanjang saluran usus.

Terdapat 2 jenis obstruksi usus: Non mekanis (ileus paralitik atau ileus dinamik),

peristaltik usus dihambat akibat pengaruh toksin atau trauma yang mempengaruhi

pengendalian otonom motilitas usus,mekanis, yaitu terjadinya obstruksi di dalam lumen

usus. bdah

Pemeriksaan radiologis sangat berperan penting dalam mengarahkan dan

menentukan ileus obstruktif dikarenakan oleh ketersediaannya MDCT (Multidetector

Computed Tomography) yang mempermudah dokter mendiagnosis.MDCT akurat dalam

menentukan apakah penyebab mekanik obstruksi dan mendeteksi komplikasi.

Sensitivitas dan spesifisitas dari MDCT memiliki pengaturan klinis lebih dari 95%,

dengan akurasi yang tinggi. (charles 2012)

B. EPIDEMIOLOGI

Ileus obstruksi adalah penyebab besar morbiditas dan kematian, terhitung

sampai 16% dari penerimaan rumah sakit untuk sakit perut akut di Amerika Serikat.

(erik k pulson)
Berdasarkan data World Health Organization (WHO) 2008, diperkirakan

penyakit saluran cerna tergolong 10 besar penyakit penyebab kematian di dunia.

Indonesia menempati urutan ke 107 jumlah kematian diakibatkan penyakit saluran cerna

dunia tahun 2004, dengan 39.3 jiwa per 100.000 jiwa.

Menurut data DINKES 2008 angka kunjungan penderita penyakit saluran cerna

rumah sakit di Indonesia mencapai 360,247 menempati urutan ke tiga setelah faktor

yang mempengaruhi keadaan kesehatan dan faktor yang berhubungan dengan pelayanan

kesehatan.

C. ETIOLOGI

Ileus obstruktif disebabkan oleh berbagai proses patologis. Penyebab utamadi

negara-negara industri adalah adhesi pascaoperasi (60%), diikuti oleh keganasan,

penyakit Crohn, dan hernia. (medskep 1)

1. Adhesi

Ileus akibat adhesi umumnya tidak disertai strangulasi. Adhesi umumnya berasal

dari rangsangan peritonium akibat peritonitis setempat atau umum, atau pascaoperasi.

Adhesi dapat berupa perlengketan dalam bentuk tunggal maupun multipel dan dapat

setempat maupun luas. Sering juga ditemukan adhesi yang berbentuk pita. Pada operasi,

perlengketan dilepaskan, dan pita dipotong agar pasase usus pulih kembali. (bedah)

2. Penyakit Crohn (Crohn Disease)

Penyakit chorn merupakan ileus obstruksi yang terjadi dengan efek langsung dari

terstruktur dan segmen meradang usus atau dengan adhesi disebabkan oleh prosedur

bedah sebelumnya. Hal yang menyebabkan penyakit Crohn biasanya penyakit kronis

dan kurangnya sistem kekebalan tubuh. (carles 2012)


3. Hernia Inkarserata

Obstruksi akibat hernia inkarserata pada anak dapat dikelola secara konservatif

dengan posisi tidur trendelenburg. Jika perobaan reduksi gaya berat ini tidak berhasil

dalam waktu 8 jam, harus dilakukan herniotomi segera. (bedah)

Hernia sebelum reposisi usus halus (stevven)

4. Neoplasma

Neoplasma yang bermetastasis adalah penyebab neoplastik merupakan yang

paling sering pada ileus obstruksi. Tumor dengan kecenderungan untuk

menyebabkan metastasis peritoneal luas meliputi ovarium, kolon,pankreas, dan

neoplasma lambung. Hal ini dapat menyebabkan beberapa metastasis serosa dari

usus halus, membentuk konfluen massa jaringan lunak yang mengelilingi usus.

Obstruksi terjadi olehkompresi ekstrinsik dari lumen usus halus atau putaran usus

oleh deposito serosa. Metastase ke dinding usus kecil tumor, seperti melanoma,

dapat menyebabkan obstruksi endoluminal. Neoplasma utama dari usus halus adalah

penyebab obstruksi mekanik meliputi adenokarsinoma, limfoma, dan

gastrointestinaltumor stroma. lesi ini dapat menyebabkan penyempitan lumen atau

intususepsi. (carles)
5. Askariasis

Kebanyakan cacing askaris hidup di usus halus bagianyeyenum, jumlahnya

biasanya mencapai puluhan hingga ratusan ekor.Obstruksi dapat terjadi di

berbagai tempat di usus halus, tetapi biasanya di ileum terminal yang lumennya

paling sempit. Cacing menyebabkan terjadinya kontraksi lokal dinding usus

yang disertai dengan reaksi radang setempat yang tampak di permukaan

peritonium. (bedah)

6. Invaginasi

Invaginasi ataupun intususepsi sering di temukan pada anak dan agak jarang

pada orang muda maupun dewasa. Invaginasi pada anak biasanya bersifat

idiopatik karena tidak diketahui penyebabnya. Kebanyakan ditemukan pada

sekelompok umur 2-12 bulan, umumnya lebih banyak ditemukan pada anak laki-

laki. Serangan rinitis atau infeksi saluran nafas sering kali mendahului terjadinya

invaginasi. Invaginasi umumnya berupa intususepsi ileosekal yang masuk dan

naik ke kolon asendens serta mungkin terus sampai keluar dari rektum.(bedah)

D. PATOFISIOLOGI

Dinding usus yang terletak di sebelah proksimal dari segmen yang tersumbat

secara progresif akan teregang oleh penimbunan cairan dan gas (70% dari udara yang

tertelan) dalam lumen. Distensi berat pada dinding usus akan mengurangi pengaliran air

dan natrium dari lumen usus ke darah. Sekitar 8 liter cairan disekresi ke dalam saluran

cerna setiap hari, sehingga tidak adanya absorpsi dapat mengakibatkan penimbunan

intralumen dengan cepat.Muntah dan penyedotan usus setelah dimulainya pengobatan

merupakan penyebab utama kehilangan cairan dan elektrolit.(pato)


Pengaruh kehilangan ini adalah pengerutan ruang cairan ekstra sel yang

mengakibatkan syok, hipotensi, berkurangnya curah jantung, berkurangnya perfusi

jaringan, dan asidosis metabolik.Peregangan usus yang terjadi secara terus menerus

mengakibatkan timbulnya lingkaran setan penurunan absorpsi cairan dan

peningkatan sekresi cairan ke dalam usus.Efek lokal peregangan usus adalah

iskemia akibat peregangan dan peningkatan permeabilitas yang disebabkan oleh

nekrosis, disertai dengan absorpsi toksin bakteri ke dalam rongga peritoneum dan

sirkulasi sistemik. (pato)

Patofisiologi obstruksi usus

E. ANATOMI

Dalam permulaan perkembangannya, saluran cerna hanya berupa tabung

sederhana dengan beberapa benjolan.Bakal lambung berupa suatu pelebaran berbentuk

kerucut, sedangkan bakal sekum ditandai oleh suatu pelebaran yang asimetri. Duktus
vitelinus masih berhubungan dengan saluran kolon usus ini. Pada usia janin bulan kedua

dan ketiga, terjadi suatu proses yang dapat menerangkan timbulnya cacat bawaan pada

bayi dikemudian hari. Usus tumbuh dengan cepat dan berada dibawah tali pusat.

Sewaktu usus menarik kembali ke dalam rongga perut, duodenum dan sekum berputar

deengan arah berlawanan jarum jam. Duodenum memutar dorsal arteri dan vena

mesentrika superior, sedangkan sekum memutar di ventralnya sehingga kemudian

sekum terletak di fosa iliaka kanan. (bedah)

Gangguan perkembangan selama minggu kesepuluh atau kesebelas akan

mengakibatkan kelainan yang ditandai dengan misalnya, tidak terbentangnya

mesenterium pada dinding belakang atau sekum tidak berada di kanan bawah perut

melainkan lebih jauh ke kranial atau sekum ada di tempat yang normal tetapi tidak stabil

dan terpancang. Sisa duktus omfalomesentrikus dapat merupakan divertikulum Meckel.

Gambar skematik embrio pada perkembangan minggu ke-6 yang memperlihatkan

pasokan darah ke segmen-segmen usus halus dan pembentukan serta rotasi saluran usus

primer.

Panjang usus halus kurang lebih enam meter. Perbatasan antara jejunum dan

ileum tidak jelas dari luar; dinding jejunum lebih tebal dan lumen ileum lebih sempit.

Mesenterium mengandung pembuluh darah, pembuluh limfe, kelenjar limfe, dan saraf
otonom. Aliran darah kolateral melalui arkade mesenterium di pinggir usus halus yang

cukup banyak turut menjamin penyembuhan luka anastomosis usus.

Usus halus merupakan suatu tabung yang kompleks, berlipat-lipat, dan

membentang dan pilorus hingga katup ileosekal. Panjang usus halus pada orang hidup

sekitar 12 kaki (3,6 m) dan hampir 22 kaki (6,6 m) pada kadaver (akibat relaksasi).

Usus ini mengisi bagian tengah dan bawah rongga abdomen. Ujung proksimalnya

berdiameter sekitar 3,8 cm, tetapi makin ke bawah garis tengahnya semakin berkurang

sampai menjadi sekitar 2,5 cm.

Anatomi usus halus

Bagian distal dari duodenum (jejunum, ileum, dan proksimal usus ke fleksura

lienalis) berkembang dari midgut embriologi.Sebuah usus kecil normal adalah sekitar

3-6 m panjang, meskipun panjang tepat seringkali sulit untuk menilai karena usus kecil

dapat menjadi jauh memanjang atau menyempit dalam hidup. Dalam sebagian besar

individu, jejunum terletak pada hypochondrium kiri, dan ileum terletak pada garis

tengah panggul.Ileum terminalis adalah bagian tersempit dari usus halus, dan gerakan

peristaltik lebih lemah di segmen ini daripada di segmen yang lebih proksimal.Valvula

yang lebih menonjol di jejunum daripada di ileum.


Lebar intramural dari usus halus dapat diukur dengan mengambil radiografi

polos abdomen dari lumen diisi udara.Lebar intramural dari 3 cm dianggap abnormal

dan mungkin menunjukkan obstruksi atau ileus. Pengukuran ini dikurangi menjadi 2,5

cm pada computed tomography (CT) scan. Pada orang dewasa yang sehat, usus kecil

mengandung sedikit gas, dan hanya 1 atau 2 putaran udara dapat dilihat dalam usus

kecil. Namun, dalam posisi terlentang, duodenum tidak dapat mempertahankan

perangkap air yang efisien, dan udara dapat masuk ke dalam jejunum dari perut. Ini

adalah pengamatan umum pada pasien yang menjalani urografi intravena yang

terlentang selama prosedur. Pada usia muda, usus kecil diisi gas-udara yang umunya

normal. Namun, distensi loop ini dengan gas atau cairan harus dianggap sebagai

abnormal. Penggambaran dari usus halus pada sonogram ditingkatkan ketika usus kecil

diisi dengan air.Sebuah usus kecil berisi air dapat terjadi secara normal, terutama setelah

makan atau konsumsi volume besar cairan.Sonografi menunjukkan tabung berisi cairan

dilapisi oleh mukosa echogenik yang terdapat ke lipatan atau valvula. Lipatan ini dapat

tampak bergaris pada dinding bagian dalam usus. Dinding usus normal adalah 3-5 mm

tebal, dan normal usus yang menghasilkan dan mudah berubah bentuk selama

pemeriksaan. Konfigurasi usus halus dapat diubah sebagai hasil dari gerak peristaltik

dan distensi dengan cairan dan udara. Progresif distensi patologis membuat usus lebih

tubular, dengan hilangnya sudut tajam.

Usus halus dicirikan dengan adanya tiga struktur yang sangat menambah luas

permukaan dan membantu fungsi utamanya yaitu absorpsi. Lapisan mukosa dan

submukosa membentuk lipatan-lipatan sirkular yang disebut sebagai valvula koniventes

(lipatan Kerckring) yang menonjol ke dalam lumen sekitar 3 sampai 10 mm. Adanya

lipatan-lipatan ini menyebabkan gambaran usus halus menyerupai bulu pada


pemeriksaan radiografi. Vili merupakan tonjolan-tonjolan mukosa seperti jari-jari yang

jumlahnya sekitar empat atau lima juta dan terdapat di sepanjang usus halus. Vili

panjangnya 0,5 sampai 1,5 mm (dapat terlihat secara makroskopis) dan menyebabkan

gambaran mukosa menjadi menyerupai beludru. Mikrovili merupakan tonjolan

menyerupai jari-jari yang panjangnya sekitar 1 m pada permukaan luar setiap vilus.

Mikrovili terlihat dengan pemeriksaan mikroskop elektron dan tampak sebagai brush

border pada pemeriksaan mikroskop cahaya. Bila lapisan permukaan usus halus ini rata,

maka luas permukaannya hanya sekitar 2.000 cm2. Valvula koniventes, vili, dan

mikrovili sama-sama menambah luas permukaan absorpsi hingga 1,6 juta cm2, yaitu

meningkat sekitar seribu kali lipat. Penyakit-penyakit usus halus (mis., sprue) yang

menyebabkan terjadinya atrofi dan pendataran vili, sangat mengurangi luas permukaan

absorpsi dan mengakibatkan terjadinya malabsorpsi.

Usus halus dipersarafi oleh cabang-cabang sistem saraf otonom. Rangsangan

parasimpatis merangsang aktivitas sekresi dan motilitas, dan rangsangan simpatis

menghantarkan nyeni, sedangkan serabut-serabut parasimpatis mengatur refleks usus.

Suplai saraf intrinsik, yang menimbulkan fungsi motorik, berjalan melalui pleksus

Auerbach yang terletak dalam lapisan muskularis, dan pleksus Meissner di lapisan

submukosa.

Persarafan parasimpatis diurus oleh nervus vagus yang mempcepat gerakan

peristaltik dan persarafan simpatis oleh nervus splachicus minor (segmenta thoraciae

sepuluh dan sebelas). Serabutnya terdapat di dalam plexus mesentricus superior dengan

ganglion mesentricum superius di dalamnya. Serabut-serabut berjalan bersama arteri

kecil yang menuju usus. (anatomi)


F. HISTOLOGI

Usus Halus atau intestinum tenue adalah saluran panjang berkelok-kelok dengan

panjang kira-kira 5-7 m. Ini adalah bagian saluran pencernaan terpanjang.Usus halus

terbentang dari pertauatan dengan lambung untuk menyatu dengan usus besar atau

colon (intestinum crassum). Untuk kepeluan deskriptif, usus halus dibagi menjadi 3

bagian : duodenum, jejenum dan ileum. Meskipun perbedaan mikroskopiknya hanya

sedikit, namun ketiga segmen tersebut dapat dibedakan.Fungsi utama usus halus adalah

mencerna isi lambunng dan abrsorpsi nutrien kedalam kapiler darah dan laktealin limfe.

a. Modifikasi Permukaan Usus Halus untuk Absorpsi

Mukosa usus halus adalah lapisan terdalam dari 4 lapisan dalam saluran

pencernaan.Mukosa usus halus menunjukkan modifikasi struktural khusus yang

meningkatkan luas permukaan sel untuk absorpsi nutrien dan cairan.Modifikasi ini

temasuk plika sirkularis, vili, dan mikrovili.Plika sirkularis adalah lipatan atau

peninggian mukosa (dengan inti submukosa) permanen yang berpilin dan terjulur

kedalam lumen khusus.Vili adalah tonjolan permanen lamina propria mukosa mirip-jari

yang terjulur kedalam lumen usus.Vili dilapisi oleh epitel selapis silindris dan juga

menonjol dibagian proksimal usus halus.Epitel selapis silindris yang melapisi vili, juga

melapisi kelenjar intestinal, di kelenjar dijumpai sel induk, sel absorptif, sel goblet, sel

paneth, dan beberapa sel enteroendokrin.Sel absorptif adalah jenis sel terbanyak di sel

epitel usus.Sel goblet terselip diantara sel-sel absorptif komular epitel usus.Sel goblet di

epitel permukaan mengahsilkan mucus yang melumasi, menyelubungi, dan melindungi

permukaan usus dari efek korosif bahan kimiawi dan enzim pencernaan.

b. Usus Halus: Duodenum (Potongan Longitudinal)


Dinding duodenum terdiri atas empat lapisan: mukosa dengan epitel pelapisnya,

lamina propria, dan mukosa muskularis, jaringan ikat submukosa di bawahnya dengan

kelenjar duodenal (Brunner) mukosa kedua lapisan otot polos muskularis eksterna dan

serosa (peritoneum viseral). Lapisan-lapisan ini menyatu dengan lapisan yang serupa

pada gaster, usus halus, dan usus besar.Usus halus ditandai banyak tonjolan mirip jari

yang disebut vili epitel pelapis berupa selapis sel silindris dengan mikrovili yang

membentuk striated borders sel-sel goblet yang terpulas pucat; dan kelenjar intestinal

tubular pendek (kripti Lieberkuhn) di dalam lamina propria. Kelenjar duodenal di dalam

submukosa menjadi ciri duodenum bagian awal.Kelenjar ini tidak terdapat pada bagian

lain usus halus maupun usus besar.Lamina propria mengandung kelenjar intestinal,

kelenjar ini bermuara ke dalam ruang antar vili.Lamina propria juga mengandung serat-

serat jaringan ikat halus dengan sel retikulum, jaringan limfoid difus, dan/atau

limfonoduli.Di duodenum, hampir seluruh submukosanya diisi oleh kelenjar duodenal

tubular yang sangat bercabang.

Duodenum usus halus (potongan longitudinal)

c. Usus Halus: Duodenum (Potongan Transversal)


Fotomikrograf pembesaran-lemah memperhatikan potongan melintang

duodenum.Permukaan lumen duodenum terdapat vili, yang dilapisi oleh epitel

selapis silindris dengan limbus striatus.Bagian tengah setiap vilus mengandung

lamina propia yang di dalamnya ditemukan sel jaringan ikat, sel limfoid, sel plasma,

makrofag, sel otot polos, dan sel lainnya.Selain itu, lamina propia mengandung

banyak pembuluh darah dan pembuluh limfe yang melebar dan buntu yaitu lakteal.Di

antara vili terdapat kelenjar intestinal yang meluas sampai ke muskularis mukosa.

Usus halus: Duodenum (potongan transversal)

d. Usus Halus Jejunum (Potongan Transversal)

Histologi duodenum bagian bawah , jejunum dan ileum serupa dengan duodenum

bagian atas. Satu-satu pengecualian adalah kelenjar duodenal (Brunner).Kelenjar ini

biasanya terbatas di submukosa pada bangian atas duodenum dan tidak ditemukan di

jejunum dan ileum.Di lumen, setiap vilus memperlihatkan epitel silindris dengan limbus

striatus dan sel goblet.Di bawah epitel di lamina propia terdapat nodulus limfoid dengan
pusat germinal.Berkas serat otot polos dari muskularis mukosa meluas di lamina propia

vili.Setiap vilus mengandung sebuah lakteal sentral dan kapiler.

Usus halus dikelilingi oleh muskularis eksterna yang mengandung lapisan otot

polos sirkular dalam dan lapisan otot polos longitudinal luar.Sel ganglion parasimpatis

pleksus mienterikus terdapat di jaringan ikat di antara lapisan otot muskularis eksterna.

Usus halus: jejunum (potongan transversal)

e. Usus Halus: Ileum dengan Nodulus Limfoid (peyers patch)

Ciri khas ileum adalah agregasi nodulus limfoid yaitu nodulus lymphoideus

aggregatus submucosus ((peyers patch).Setiap bercak peyer adalah agregasi banyak

nodulus limfoid yang terdapat di dinding ileum berseberangan dengan perlekatan

mesenterium.Kebanyakan nodulus limfoid memperlihatkan pusat germinal.Nodulus

limoid biasanya menyatu dan batas di antara nodulus menjadi tidak jelas.

Nodulus limfoid berasal dari jaringan limfoid difus lamina propria.Vili tidak

terdapat di daerah lumen usus tempat nodulus mencapai permukaan mukosa.Nodulus


limfoid biasanya meluas ke dalam submukosa, menembus muskularis mukosa dan

menyebar di jaringan ikat longgar submukosa.

Usus halus: ileum dengan nodulus limfoid (peyers patch)

G. MANIFESTASI KLINIS

Obstruksi usus halus merupakan obstruksi saluran cerna tinggi, artinya

disertai dengan pengeluaran banyak cairan dan elektrolit baik di dalam lumen usus

bagian oral dari obstruksi, maupun oleh muntah. Keadaan umum akan memburuk dalam

waktu yang relative singkat. Gejala umum berupa syok, oliguri, dan gangguan elektrolit.

Selanjutnya ditemukan meteorismus dan kelebihan cairan di usus, hiperperistaltik

berkala berupa kolik yang disertai mual dan muntah. bdah

Tanda dan gejala cardinal obstruksi usus halus, yaitu;

1. Peregangan abdomen sampai menjadi distensi,

2. Nyeri menyerupai kejang dan di pertengahan abdomen, memberat bila letak

obstruksi makin tinggi.


3. Muntah. Frekuensi muntah bervariasi bergantung pada letak obstruksi. Bila

obstruksi pada usus halus bagian atas, maka muntah lebih sering terjadi

dibandingkan dengan obstruksi yang terjadi di ileum atau usus besar.

4. Konstipasi absolut sering terjadi dini pada obstruksi usus besar.

5. Faeces dan flatus mungkin tidak dikeluarkan pada permulaan obstruksi usus

halus.

6. Pada obstruksi komplet, peristaltic usus pada awalnya menjadi sangat keras dan

akhirnya berbalik arah, dan isi usus terdorong ke depan mulut. Apabila obstruksi

terjadi pada ileum, maka muntah fekal dapat terjadi. pato

H. DIAGNOSIS

Pada anamnesis obstruksi tinggi, sering dapat ditemukan penyebab, misalnya

berupa adhesi dalam perut karena pernah dioperasi atau terdapat hernia. Pada

pemeriksaan, ditemukan tanda dan gejala yang bergantungan pada tahap

perkembangan obstruksi. bdah

Gejala umum yang timbul berupa syok, oliguria, dan gangguan elektrolit.

Selanjutnya, ditemukan meteorisme dan kelebihan aliran di usus serta

hiperperistalsis berkala berupa kolik yang disertai mual dan muntah. Kolik terlihat

pada inspeksi perut sebagai gerakan usus atau kejang usus, dan auskultasi sewaktu

serangan kolik menunjukan terjadinya hiperparistalsis yang terdengar dasar

sebagai bunyi nada tinggi. Penderita tampak gelisah dan menggeliat sewaktu

kolik, dan setelah satu dua kali defekasi tidak ada lagi flatus atau defekasi.

(bdah)
1. Pemeriksaan fisik

Jika pasien mempunyai keluhan nyeri perut penting bahwa daerah yang

nyeri diperiksa terakhir. Jika pemeriksa menyentuh daerah dengan nyeri maksimal,

otot perut akan mengeras dan pemeriksaan akan lebih sulit.

Pemeriksaan fisik meliputi: inspeksi, auskultasi, perkusi, palpasi, pemeriksaan

rektum dan teknik khusus. fisik

Teknik pemeriksaan fisik

2. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan laboratorium umumnya tidak dapat menjadikan pedoman

menegakkan diagnosis. Pada foto polos Rontgen perut, tampak kelok-kelok usus

halus yang melebar, mengandung cairan dan banyak udara sehingga memberi

gambaran batas-cairan (fluid vel) yang jelas. (bdah)

Penentuan ada tidaknya obstruksi tinggi tidak sukar dilakukan asal kita cukup

sabar untuk menantikan timbulnya kolik sehingga terlihat gejala kolik yang khas.

Pada strangulasi, terdapat jepitan atau lilitan yang menyebabkan gangguan

peredaran darah sehingga terjadi iskemia, nekrosis, atau gangren. Gangren

menyebabkan tanda toksis seperti yang terjadi pada sepsis, yaitu takikardia, syok

septik, dengan leukositosis. (bdah)


I. RADIOLOGI

Pasien yang datang dengan fitur klinis sugestif dari ileus obstruksi pertama akan

menjalani radiografi perut. Radiografi memiliki akurasi 67-83% untuk diagnosis ileus

obstruksi dengan sensitivitas yang dilaporkan dari 64-82% dan spesifisitas 79-83%.Ciri

radiologis mekanik ileus obstruksi adalah dilatasi proksimal ileus (melintang diameter >

3 cm dari dinding luar ke dinding luar) dengan dilatasi putaran usus distal. Temuan

terkait pada pasien dengan ileus obstruksi termasuk dilatasi perut, tidak adanya dilatasi

kolon dan adanya kadar gas-cairan beberapa pada radiografi abdomen atau dekubitus.

Foto BNO pada penderita ileus obstruktif

Adanya tingkat udara-cairan lebih dari 2,5 cm di tingkat lebar dan udara-cairan

yang berbeda lebih dari 5 mm dari satu sama lain dalam lingkaran yang sama dari usus

kecil adalah temuan tambahan.

Udara bebas di intraperitoneal dapat digambarkan pada gambaran radiografi di

ileus namun, hal ini tidak selalu mungkin untuk membedakan ileus adinamik dan

penyebab lain dari dilatasi ileus dari obstruksi mekanik pada radiografi. Hal ini terutama

bermasalah dalam pengaturan pasca operasi ketika elektrolit ketidakseimbangan dan

pemberian obat yang sering penyebab ileus adinamik.Titik transisi melebar dan ileus
dilatasi biasanya tidak divisualisasikan pada gambaran radiografi, sehingga sulit untuk

menentukan pencetus dan penyebab obstruksi.

Tingkat keparahan ileus obstruksif dapat ditemukan pada gambaran radiografi

abdomen jika putaran usus yang melebar banyaknya cairan.Kurangnya udara pada

abdomen di gambaran radiografi pada pasien dengan gambaran klinis kemungkinan

ileus obstruksi.

1. Ultrasonografi

Ultrasonografi atau USG memiliki peran yang terbatas dalam penilaian ileus

obstruksi karena visualisasi kurangnya struktur yang diisi gas atau udara.Hal ini

biasanya terbatas pada penilaian perut dinding hernia yang mungkin terdapat di usus

halus.

Hasil USG penderita ileus obstruktif


1. Adhesi

Adhesi menyebabkan obstruksi usus kecil pada wanita 50 tahun dengan operasi

sebelumnya untuk penyakit crohn.. Gambar aksial CT-scan menunjukkan titik

transisi yang tajam (Panah) adhesi, yang dibutuhkan tindakan pembedahan.

2. Penyakit crohn

Penyakit Crohn pada seseorang usia 22 tahun. Gambar coronal CT-scan

menunjukkan segmen terlalu melebar dari usus kecil di sisi kiri bawah. gambar

axial CT-scan menunjukkan segmen panjang ileum dengan melingkar penebalan

dinding dari dinding edema dan titik transisi diskrit terlihat antara segmen dan

usus proksimal dilatasi (panah). Gambar menunjukkan Axial terdapat lemak


mesenterika yang menebal, segmen kecil usus (panah), konsisten dengan

inflamasi aktif penyakit.

3. Hernia

(A) (B)

Hernia dengan strangulasi usus halus pada pasien berusia 54 tahun yang tidak

memiliki riwayat bedah sebelumnya.Sagittal (A) dan aksial (B).Gambar CT-scan

menunjukkan adanya cacat kecil di otot-otot perut dinding anterior kanan yang

dikembangkan secara spontan.Dinding antimesenterik dari segmen usus kecil

menjorok ke kantung hernia (Panah, B) dan diperlukan reseksi bedah.

J. DIAGNOSIS BANDING

1. Ruptur esofagus

2. Benda asing gastrointestinal

3. Gastroenteritis

4. Penyakit radang usus

5. Iskemia mesenterika

6. Obstruksi colon

7. Pankreatitis
8. Apendisitis akut

9. Diabetic ketoacidosis

10. Infeksi saluran kemih (medskep)

K. PENATALAKSANAAN

Dasar pengobatan ileus obstruksi adalah koreksi keseimbangan elektrolit dan

cairan, menghilangkan peregangan dan muntah dengan dekompresi, mengatasi

peritonitis dan syok bila ada, dan menghilangkan obstruksi untuk memperbaiki

kelangsungan dan fungsi usus kembali normal. Pato

Pengobatan nonoperative untuk beberapa jenis ileus obstruktif adalah sebagai

berikut: medskep

- Obstruksi oleh tumor biasanya disebabkan oleh metastasis, pengobatan awal

harus nonoperative (reseksi bedah dianjurkan jika memungkinkan).

- Radang usus yaitu untuk mengurangi proses inflamasi, pengobatan umumnya

nonoperative dalam kombinasi dengan steroid dosis tinggi, pertimbangkan

pengobatan parenteral untuk waktu lama istirahat usus, dan melakukan

perawatan bedah, reseksi usus,atau strictureplasty (prosedur bedahuntuk

penyakit Crohn) jika pengobatan nonoperative gagal.

- Intra-abdomen abses dengan CT scan dipandu drainase biasanya cukup untuk

meredakan obstruksi.

- Radiasi enteritis yaitu jika obstruksi berikut terapi radiasi akut, pengobatan

nonoperative disertai dengan steroid biasanya cukup, jika obstruksi adalah gejala

sisa kronis terapi radiasi, pembedahan diindikasikan.

- Operasi hernia terbukaawalnya menggunakan pengurangan manual dan

pengamatan; menyarankan perbaikan hernia elektif sesegera mungkin.


- Obstruksi pasca operasi akut - ini sulit untuk mendiagnosa, karena gejala sering

dikaitkan dengan nyeri insisi dan ileus pasca operasi; pengobatan harus

nonoperative

- Adhesi yaitu dengan penurunan trauma intraoperatif ke permukaan peritoneal

dapat mencegah pembentukan adhesi.

- perawatan bedah dengan ileusobstruksi strangulasi adalah darurat bedah. Pada

pasien dengan obstruksi usus halus lengkap, risiko strangulasi tinggi dan awal

intervensi bedah dibenarkan. Laparoskopi telah terbukti aman dan efektif dalam

kasus-kasus yang dipilih dari ileus obstruktif.

Pengobatan konservatif dan waktu untuk operasi dan pengelolaan Adhesi

ileus obstruksi masih kontroversial karena operasi dapat menginduksi adhesi

baru, sedangkan konservatif pengobatan tidak menghapus penyebab obstruksi.

Pengobatan konservatif melibatkan intubasi nasogastrik, pemberian cairan

intravena, dan observasi klinis. Strangulasi usus membutuhkan segera operasi,

tapi iskemia usus bisa sulit untuk menentukan klinis. Bolog 2013
L. PROGNOSIS

Dengan diagnosis yang tepat dan pengobatan ileus obstruksi, prognosis ileus

obstruksi baik. Pengobatan lengkap yang berhasil namun tidak operatif memiliki insiden

yang lebih tinggi dari kekambuhan dibandingkan mereka yang dirawat pembedahan.

Komplikasi ileus obstruksi meliputi: Sepsis, abses intra-abdominal, luka dehiscence,

aspirasi, sindrom pendek usus (sebagai hasil dari beberapa operasi), Kematian (sekunder

terhadap pengobatan tertunda).

Mortalitas dan morbiditas tergantung pada pengakuan awal dan diagnosis

ileus obstruksi yang tepat. Jika tidak diobati dapat menyebabkan kematian pada 100%

pasien. Jika operasi dilakukan dalam waktu 36 jam, angka kematian menurun hingga

8%. Tingkat kematian adalah 25% jika operasi ditunda melampaui 36 jam pada pasien.

Beberapa faktor yang terkait dengan kematian dan komplikasi pasca operasi meliputi

usia, komorbiditas, dan keterlambatan pengobatan. (medskep

Anda mungkin juga menyukai