A. PENDAHULUAN
Ileus obstruksi merupakan suatu keadaan yang disebabkan oleh adhesi perut
(ASBO) yang muncul sebagai sindrom klinis di abad ke-19 dengan majunya
perkembangan teknologi anestesi dan antisepsis. ASBO tetap menjadi masalah klinis
yang signifikan untuk dokter umum dan ginekologi ahli bedah saat ini. Ileus obstruktif
terjadi pada tingkat 20 per 100.000 populasi di Amerika Serikat. Meskipun kontribusi
oleh banyak pemimpin dari bedah umum selama abad terakhir, tetap ada perdebatan
atas indikasi untuk operasi pada pasien dengan ileus obstruksi dan tetap menghindari
Selanjutnyadua penyebab yang paling sering adalah hernia dan keganasan. Ketiga
penyebab lebih dari 80% dari semua penyebab lainnya termasuk penyakit Crohn,
intususepsi, volvulus, batu empedu, benda asing, bezoars, trauma, dan masalah
Ileus obstruktif merupakan suatu keadaan yang menyebabkan isi usus tidak bisa
melewati lumen usus sebagai akibat adanya sumbatan atau hambatan mekanik.Hal ini
dapat terjadi dikarenakan kelainan di dalam lumen usus, dinding usus, atau benda asing
di luar usus yang menekanserta kelainan vaskularisasi pada suatu segmen usus yang
dijumpai dan merupakan 60 - 70% dari seluruh kasus gawat abdomen.Gawat perut
dapat disebabkan oleh kelainan di dalam abdomen berupa inflamasi, dan penyulitnya,
olehcedera langsung atau tidak langsung yang mengakibatkan perforasi saluran cerna
Ileus obstruktif merupakan salah satu penyebab akut abdomen, dimana penderita
dengan keluhan nyeri pada abdomen disertai mual, muntah, perut distensi dan
obstipasi.Penderita biasa baru datang untuk memeriksakan diri pada dokter setelah
sehingga mengakibatkan gangguan pada aliran normal isi usus sepanjang saluran usus.
Terdapat 2 jenis obstruksi usus: Non mekanis (ileus paralitik atau ileus dinamik),
peristaltik usus dihambat akibat pengaruh toksin atau trauma yang mempengaruhi
usus. bdah
Sensitivitas dan spesifisitas dari MDCT memiliki pengaturan klinis lebih dari 95%,
B. EPIDEMIOLOGI
sampai 16% dari penerimaan rumah sakit untuk sakit perut akut di Amerika Serikat.
(erik k pulson)
Berdasarkan data World Health Organization (WHO) 2008, diperkirakan
Indonesia menempati urutan ke 107 jumlah kematian diakibatkan penyakit saluran cerna
Menurut data DINKES 2008 angka kunjungan penderita penyakit saluran cerna
rumah sakit di Indonesia mencapai 360,247 menempati urutan ke tiga setelah faktor
yang mempengaruhi keadaan kesehatan dan faktor yang berhubungan dengan pelayanan
kesehatan.
C. ETIOLOGI
1. Adhesi
Ileus akibat adhesi umumnya tidak disertai strangulasi. Adhesi umumnya berasal
dari rangsangan peritonium akibat peritonitis setempat atau umum, atau pascaoperasi.
Adhesi dapat berupa perlengketan dalam bentuk tunggal maupun multipel dan dapat
setempat maupun luas. Sering juga ditemukan adhesi yang berbentuk pita. Pada operasi,
perlengketan dilepaskan, dan pita dipotong agar pasase usus pulih kembali. (bedah)
Penyakit chorn merupakan ileus obstruksi yang terjadi dengan efek langsung dari
terstruktur dan segmen meradang usus atau dengan adhesi disebabkan oleh prosedur
bedah sebelumnya. Hal yang menyebabkan penyakit Crohn biasanya penyakit kronis
Obstruksi akibat hernia inkarserata pada anak dapat dikelola secara konservatif
dengan posisi tidur trendelenburg. Jika perobaan reduksi gaya berat ini tidak berhasil
4. Neoplasma
neoplasma lambung. Hal ini dapat menyebabkan beberapa metastasis serosa dari
usus halus, membentuk konfluen massa jaringan lunak yang mengelilingi usus.
Obstruksi terjadi olehkompresi ekstrinsik dari lumen usus halus atau putaran usus
oleh deposito serosa. Metastase ke dinding usus kecil tumor, seperti melanoma,
dapat menyebabkan obstruksi endoluminal. Neoplasma utama dari usus halus adalah
intususepsi. (carles)
5. Askariasis
berbagai tempat di usus halus, tetapi biasanya di ileum terminal yang lumennya
peritonium. (bedah)
6. Invaginasi
Invaginasi ataupun intususepsi sering di temukan pada anak dan agak jarang
pada orang muda maupun dewasa. Invaginasi pada anak biasanya bersifat
sekelompok umur 2-12 bulan, umumnya lebih banyak ditemukan pada anak laki-
laki. Serangan rinitis atau infeksi saluran nafas sering kali mendahului terjadinya
naik ke kolon asendens serta mungkin terus sampai keluar dari rektum.(bedah)
D. PATOFISIOLOGI
Dinding usus yang terletak di sebelah proksimal dari segmen yang tersumbat
secara progresif akan teregang oleh penimbunan cairan dan gas (70% dari udara yang
tertelan) dalam lumen. Distensi berat pada dinding usus akan mengurangi pengaliran air
dan natrium dari lumen usus ke darah. Sekitar 8 liter cairan disekresi ke dalam saluran
cerna setiap hari, sehingga tidak adanya absorpsi dapat mengakibatkan penimbunan
jaringan, dan asidosis metabolik.Peregangan usus yang terjadi secara terus menerus
nekrosis, disertai dengan absorpsi toksin bakteri ke dalam rongga peritoneum dan
E. ANATOMI
kerucut, sedangkan bakal sekum ditandai oleh suatu pelebaran yang asimetri. Duktus
vitelinus masih berhubungan dengan saluran kolon usus ini. Pada usia janin bulan kedua
dan ketiga, terjadi suatu proses yang dapat menerangkan timbulnya cacat bawaan pada
bayi dikemudian hari. Usus tumbuh dengan cepat dan berada dibawah tali pusat.
Sewaktu usus menarik kembali ke dalam rongga perut, duodenum dan sekum berputar
deengan arah berlawanan jarum jam. Duodenum memutar dorsal arteri dan vena
mesenterium pada dinding belakang atau sekum tidak berada di kanan bawah perut
melainkan lebih jauh ke kranial atau sekum ada di tempat yang normal tetapi tidak stabil
pasokan darah ke segmen-segmen usus halus dan pembentukan serta rotasi saluran usus
primer.
Panjang usus halus kurang lebih enam meter. Perbatasan antara jejunum dan
ileum tidak jelas dari luar; dinding jejunum lebih tebal dan lumen ileum lebih sempit.
Mesenterium mengandung pembuluh darah, pembuluh limfe, kelenjar limfe, dan saraf
otonom. Aliran darah kolateral melalui arkade mesenterium di pinggir usus halus yang
membentang dan pilorus hingga katup ileosekal. Panjang usus halus pada orang hidup
sekitar 12 kaki (3,6 m) dan hampir 22 kaki (6,6 m) pada kadaver (akibat relaksasi).
Usus ini mengisi bagian tengah dan bawah rongga abdomen. Ujung proksimalnya
berdiameter sekitar 3,8 cm, tetapi makin ke bawah garis tengahnya semakin berkurang
Bagian distal dari duodenum (jejunum, ileum, dan proksimal usus ke fleksura
lienalis) berkembang dari midgut embriologi.Sebuah usus kecil normal adalah sekitar
3-6 m panjang, meskipun panjang tepat seringkali sulit untuk menilai karena usus kecil
dapat menjadi jauh memanjang atau menyempit dalam hidup. Dalam sebagian besar
individu, jejunum terletak pada hypochondrium kiri, dan ileum terletak pada garis
tengah panggul.Ileum terminalis adalah bagian tersempit dari usus halus, dan gerakan
peristaltik lebih lemah di segmen ini daripada di segmen yang lebih proksimal.Valvula
polos abdomen dari lumen diisi udara.Lebar intramural dari 3 cm dianggap abnormal
dan mungkin menunjukkan obstruksi atau ileus. Pengukuran ini dikurangi menjadi 2,5
cm pada computed tomography (CT) scan. Pada orang dewasa yang sehat, usus kecil
mengandung sedikit gas, dan hanya 1 atau 2 putaran udara dapat dilihat dalam usus
perangkap air yang efisien, dan udara dapat masuk ke dalam jejunum dari perut. Ini
adalah pengamatan umum pada pasien yang menjalani urografi intravena yang
terlentang selama prosedur. Pada usia muda, usus kecil diisi gas-udara yang umunya
normal. Namun, distensi loop ini dengan gas atau cairan harus dianggap sebagai
abnormal. Penggambaran dari usus halus pada sonogram ditingkatkan ketika usus kecil
diisi dengan air.Sebuah usus kecil berisi air dapat terjadi secara normal, terutama setelah
makan atau konsumsi volume besar cairan.Sonografi menunjukkan tabung berisi cairan
dilapisi oleh mukosa echogenik yang terdapat ke lipatan atau valvula. Lipatan ini dapat
tampak bergaris pada dinding bagian dalam usus. Dinding usus normal adalah 3-5 mm
tebal, dan normal usus yang menghasilkan dan mudah berubah bentuk selama
pemeriksaan. Konfigurasi usus halus dapat diubah sebagai hasil dari gerak peristaltik
dan distensi dengan cairan dan udara. Progresif distensi patologis membuat usus lebih
Usus halus dicirikan dengan adanya tiga struktur yang sangat menambah luas
permukaan dan membantu fungsi utamanya yaitu absorpsi. Lapisan mukosa dan
(lipatan Kerckring) yang menonjol ke dalam lumen sekitar 3 sampai 10 mm. Adanya
jumlahnya sekitar empat atau lima juta dan terdapat di sepanjang usus halus. Vili
panjangnya 0,5 sampai 1,5 mm (dapat terlihat secara makroskopis) dan menyebabkan
menyerupai jari-jari yang panjangnya sekitar 1 m pada permukaan luar setiap vilus.
Mikrovili terlihat dengan pemeriksaan mikroskop elektron dan tampak sebagai brush
border pada pemeriksaan mikroskop cahaya. Bila lapisan permukaan usus halus ini rata,
maka luas permukaannya hanya sekitar 2.000 cm2. Valvula koniventes, vili, dan
mikrovili sama-sama menambah luas permukaan absorpsi hingga 1,6 juta cm2, yaitu
meningkat sekitar seribu kali lipat. Penyakit-penyakit usus halus (mis., sprue) yang
menyebabkan terjadinya atrofi dan pendataran vili, sangat mengurangi luas permukaan
Suplai saraf intrinsik, yang menimbulkan fungsi motorik, berjalan melalui pleksus
Auerbach yang terletak dalam lapisan muskularis, dan pleksus Meissner di lapisan
submukosa.
peristaltik dan persarafan simpatis oleh nervus splachicus minor (segmenta thoraciae
sepuluh dan sebelas). Serabutnya terdapat di dalam plexus mesentricus superior dengan
Usus Halus atau intestinum tenue adalah saluran panjang berkelok-kelok dengan
panjang kira-kira 5-7 m. Ini adalah bagian saluran pencernaan terpanjang.Usus halus
terbentang dari pertauatan dengan lambung untuk menyatu dengan usus besar atau
colon (intestinum crassum). Untuk kepeluan deskriptif, usus halus dibagi menjadi 3
sedikit, namun ketiga segmen tersebut dapat dibedakan.Fungsi utama usus halus adalah
mencerna isi lambunng dan abrsorpsi nutrien kedalam kapiler darah dan laktealin limfe.
Mukosa usus halus adalah lapisan terdalam dari 4 lapisan dalam saluran
meningkatkan luas permukaan sel untuk absorpsi nutrien dan cairan.Modifikasi ini
temasuk plika sirkularis, vili, dan mikrovili.Plika sirkularis adalah lipatan atau
peninggian mukosa (dengan inti submukosa) permanen yang berpilin dan terjulur
kedalam lumen khusus.Vili adalah tonjolan permanen lamina propria mukosa mirip-jari
yang terjulur kedalam lumen usus.Vili dilapisi oleh epitel selapis silindris dan juga
menonjol dibagian proksimal usus halus.Epitel selapis silindris yang melapisi vili, juga
melapisi kelenjar intestinal, di kelenjar dijumpai sel induk, sel absorptif, sel goblet, sel
paneth, dan beberapa sel enteroendokrin.Sel absorptif adalah jenis sel terbanyak di sel
epitel usus.Sel goblet terselip diantara sel-sel absorptif komular epitel usus.Sel goblet di
permukaan usus dari efek korosif bahan kimiawi dan enzim pencernaan.
lamina propria, dan mukosa muskularis, jaringan ikat submukosa di bawahnya dengan
kelenjar duodenal (Brunner) mukosa kedua lapisan otot polos muskularis eksterna dan
serosa (peritoneum viseral). Lapisan-lapisan ini menyatu dengan lapisan yang serupa
pada gaster, usus halus, dan usus besar.Usus halus ditandai banyak tonjolan mirip jari
yang disebut vili epitel pelapis berupa selapis sel silindris dengan mikrovili yang
membentuk striated borders sel-sel goblet yang terpulas pucat; dan kelenjar intestinal
tubular pendek (kripti Lieberkuhn) di dalam lamina propria. Kelenjar duodenal di dalam
submukosa menjadi ciri duodenum bagian awal.Kelenjar ini tidak terdapat pada bagian
lain usus halus maupun usus besar.Lamina propria mengandung kelenjar intestinal,
kelenjar ini bermuara ke dalam ruang antar vili.Lamina propria juga mengandung serat-
serat jaringan ikat halus dengan sel retikulum, jaringan limfoid difus, dan/atau
lamina propia yang di dalamnya ditemukan sel jaringan ikat, sel limfoid, sel plasma,
makrofag, sel otot polos, dan sel lainnya.Selain itu, lamina propia mengandung
banyak pembuluh darah dan pembuluh limfe yang melebar dan buntu yaitu lakteal.Di
antara vili terdapat kelenjar intestinal yang meluas sampai ke muskularis mukosa.
Histologi duodenum bagian bawah , jejunum dan ileum serupa dengan duodenum
biasanya terbatas di submukosa pada bangian atas duodenum dan tidak ditemukan di
jejunum dan ileum.Di lumen, setiap vilus memperlihatkan epitel silindris dengan limbus
striatus dan sel goblet.Di bawah epitel di lamina propia terdapat nodulus limfoid dengan
pusat germinal.Berkas serat otot polos dari muskularis mukosa meluas di lamina propia
Usus halus dikelilingi oleh muskularis eksterna yang mengandung lapisan otot
polos sirkular dalam dan lapisan otot polos longitudinal luar.Sel ganglion parasimpatis
pleksus mienterikus terdapat di jaringan ikat di antara lapisan otot muskularis eksterna.
Ciri khas ileum adalah agregasi nodulus limfoid yaitu nodulus lymphoideus
limoid biasanya menyatu dan batas di antara nodulus menjadi tidak jelas.
Nodulus limfoid berasal dari jaringan limfoid difus lamina propria.Vili tidak
G. MANIFESTASI KLINIS
disertai dengan pengeluaran banyak cairan dan elektrolit baik di dalam lumen usus
bagian oral dari obstruksi, maupun oleh muntah. Keadaan umum akan memburuk dalam
waktu yang relative singkat. Gejala umum berupa syok, oliguri, dan gangguan elektrolit.
obstruksi pada usus halus bagian atas, maka muntah lebih sering terjadi
5. Faeces dan flatus mungkin tidak dikeluarkan pada permulaan obstruksi usus
halus.
6. Pada obstruksi komplet, peristaltic usus pada awalnya menjadi sangat keras dan
akhirnya berbalik arah, dan isi usus terdorong ke depan mulut. Apabila obstruksi
H. DIAGNOSIS
berupa adhesi dalam perut karena pernah dioperasi atau terdapat hernia. Pada
Gejala umum yang timbul berupa syok, oliguria, dan gangguan elektrolit.
hiperperistalsis berkala berupa kolik yang disertai mual dan muntah. Kolik terlihat
pada inspeksi perut sebagai gerakan usus atau kejang usus, dan auskultasi sewaktu
sebagai bunyi nada tinggi. Penderita tampak gelisah dan menggeliat sewaktu
kolik, dan setelah satu dua kali defekasi tidak ada lagi flatus atau defekasi.
(bdah)
1. Pemeriksaan fisik
Jika pasien mempunyai keluhan nyeri perut penting bahwa daerah yang
nyeri diperiksa terakhir. Jika pemeriksa menyentuh daerah dengan nyeri maksimal,
2. Pemeriksaan Penunjang
menegakkan diagnosis. Pada foto polos Rontgen perut, tampak kelok-kelok usus
halus yang melebar, mengandung cairan dan banyak udara sehingga memberi
Penentuan ada tidaknya obstruksi tinggi tidak sukar dilakukan asal kita cukup
sabar untuk menantikan timbulnya kolik sehingga terlihat gejala kolik yang khas.
menyebabkan tanda toksis seperti yang terjadi pada sepsis, yaitu takikardia, syok
Pasien yang datang dengan fitur klinis sugestif dari ileus obstruksi pertama akan
menjalani radiografi perut. Radiografi memiliki akurasi 67-83% untuk diagnosis ileus
obstruksi dengan sensitivitas yang dilaporkan dari 64-82% dan spesifisitas 79-83%.Ciri
radiologis mekanik ileus obstruksi adalah dilatasi proksimal ileus (melintang diameter >
3 cm dari dinding luar ke dinding luar) dengan dilatasi putaran usus distal. Temuan
terkait pada pasien dengan ileus obstruksi termasuk dilatasi perut, tidak adanya dilatasi
kolon dan adanya kadar gas-cairan beberapa pada radiografi abdomen atau dekubitus.
Adanya tingkat udara-cairan lebih dari 2,5 cm di tingkat lebar dan udara-cairan
yang berbeda lebih dari 5 mm dari satu sama lain dalam lingkaran yang sama dari usus
ileus namun, hal ini tidak selalu mungkin untuk membedakan ileus adinamik dan
penyebab lain dari dilatasi ileus dari obstruksi mekanik pada radiografi. Hal ini terutama
pemberian obat yang sering penyebab ileus adinamik.Titik transisi melebar dan ileus
dilatasi biasanya tidak divisualisasikan pada gambaran radiografi, sehingga sulit untuk
abdomen jika putaran usus yang melebar banyaknya cairan.Kurangnya udara pada
ileus obstruksi.
1. Ultrasonografi
Ultrasonografi atau USG memiliki peran yang terbatas dalam penilaian ileus
obstruksi karena visualisasi kurangnya struktur yang diisi gas atau udara.Hal ini
biasanya terbatas pada penilaian perut dinding hernia yang mungkin terdapat di usus
halus.
Adhesi menyebabkan obstruksi usus kecil pada wanita 50 tahun dengan operasi
2. Penyakit crohn
menunjukkan segmen terlalu melebar dari usus kecil di sisi kiri bawah. gambar
dinding dari dinding edema dan titik transisi diskrit terlihat antara segmen dan
3. Hernia
(A) (B)
Hernia dengan strangulasi usus halus pada pasien berusia 54 tahun yang tidak
menunjukkan adanya cacat kecil di otot-otot perut dinding anterior kanan yang
J. DIAGNOSIS BANDING
1. Ruptur esofagus
3. Gastroenteritis
5. Iskemia mesenterika
6. Obstruksi colon
7. Pankreatitis
8. Apendisitis akut
9. Diabetic ketoacidosis
K. PENATALAKSANAAN
peritonitis dan syok bila ada, dan menghilangkan obstruksi untuk memperbaiki
berikut: medskep
meredakan obstruksi.
- Radiasi enteritis yaitu jika obstruksi berikut terapi radiasi akut, pengobatan
nonoperative disertai dengan steroid biasanya cukup, jika obstruksi adalah gejala
dikaitkan dengan nyeri insisi dan ileus pasca operasi; pengobatan harus
nonoperative
pasien dengan obstruksi usus halus lengkap, risiko strangulasi tinggi dan awal
intervensi bedah dibenarkan. Laparoskopi telah terbukti aman dan efektif dalam
tapi iskemia usus bisa sulit untuk menentukan klinis. Bolog 2013
L. PROGNOSIS
Dengan diagnosis yang tepat dan pengobatan ileus obstruksi, prognosis ileus
obstruksi baik. Pengobatan lengkap yang berhasil namun tidak operatif memiliki insiden
yang lebih tinggi dari kekambuhan dibandingkan mereka yang dirawat pembedahan.
aspirasi, sindrom pendek usus (sebagai hasil dari beberapa operasi), Kematian (sekunder
ileus obstruksi yang tepat. Jika tidak diobati dapat menyebabkan kematian pada 100%
pasien. Jika operasi dilakukan dalam waktu 36 jam, angka kematian menurun hingga
8%. Tingkat kematian adalah 25% jika operasi ditunda melampaui 36 jam pada pasien.
Beberapa faktor yang terkait dengan kematian dan komplikasi pasca operasi meliputi