Anda di halaman 1dari 3

Kista Duktus Koledokus

Atan Baas Sinuhaji


Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara/Rumah Sakit H. Adam Malik, Medan

Abstrak: Tujuan penulisan karangan ini untuk melaporkan satu kasus Kista Duktus Kole-dokus pada
seorang anak perempuan Indonesia umur 6 tahun 6 bulan dengan manifestasi klinis tidak seperti
biasanya yaitu asites. Diagnosa pasti ditegakkan setelah tindakan bedah. Pengobatan dengan
tindakan bedah memberikan hasil yang memuaskan.
Kata kunci: Kista Duktus Koledokus, dilatasi saluran empedu, sistem vena porta, tekanan hidrostatik,
asites

Abstract: The aim of this paper is to report a case of Choledochal Cyst in Indonesian girl six years
and six months old who presented with unusual manifestation i.e.ascites. Defenitive diagnosis is
established after surgical procedure. Treatment with surgical had given impressive result.
Keywords: Choledochal Cyst, dilatation of biliary tree, portal venous system, hydrostatic pressure,
ascites

PENDAHULUAN
Kista Duktus Koledokus adalah dilatasi
kistik dari saluran empedu baik intrahepatik
maupun ekstrahepatik.1-6 Walaupun terminologi
ini lebih sering dibatasi hanya pada dilatasi
kistik saluran empedu ekstrahepatik. Insiden
bervariasi dari 1 dalam 13.000 sampai 1 dalam
2.000.000 kelahiran hidup.7-8
Etiologi Kista Duktus Koledokus belum
dapat diketahui dengan pasti, mungkin banyak
faktor yang berperan. Diduga penyebab
kongenital atau didapat.1-2, 5-7 Gejala klinis
tergantung dari usia.1-3 Pada neonati dan bayi
dijumpai ikterus sedangkan pada anak yang
lebih tua dijumpai trias klasik yaitu ikterus, sakit
perut dan massa di abdomen.1-6, 10-11 Kunci
menegakkan
diagnosa
adalah
dengan
ultrasonografi sedangkan pengobatan dengan
melakukan eksisi komplet dari kista.9
Tujuan penulisan ini untuk melaporkan satu
kasus Kista Duktus Koledokus pada seorang
anak perempuan Indonesia usia 6 tahun 6 bulan
yang datang dengan manifestasi asites.
KASUS
Seorang anak perempuan Indonesia umur 6
tahun 6 bulan dirawat untuk pertama kalinya di
ruang anak Rumah Sakit H. Adam Malik
tanggal 29 Februari 2000, dengan keluhan perut
membesar yang sudah berlangsung 2 bulan
sehingga anak sulit bernafas dan sakit perut.
Satu tahun sebelum masuk rumah sakit anak
mengalami trauma tumpul abdomen. Tidak ada
448

riwayat sering-sering demam, kuning, sembab,


tinja dempul dan air seni seperti teh. Riwayat
kontak dengan penderita tuberkulosis disangkal.
Buang air besar dan buang air kecil lancar.
Sianak sudah lengkap mendapat imunisasi
dasar BCG, Polio, Difteri, Tetanus, Pertusis,
Campak dan Hepatitis B. Tidak ada keluarga
yang menderita penyakit seperti orang sakit.
Orang sakit merupakan anak ke-3 dari 5
bersaudara. Kedua orang tua dan saudarasaudaranya kelihatan sehat.
Pada pemeriksaan fisik, kelihatan seorang
anak perempuan Indonesia sakit dan kurus
dengan perut membesar, sedikit sesak, anak
sadar. Pucat, sianosis, ikterus dan edema tidak
dijumpai. Berat badan = 15 kg, tinggi badan = 97
cm dan suhu tubuh = 370 C. Tidak ada dilatasi
vena jugularis. Laju nadi sama dengan laju
jantung = 120 x/menit, regular, desah (-). Laju
nafas = 32 x/menit, regular, ronki (-). Perut
tegang dan mengkilat, dijumpai tanda-tanda
asites. Hati dan limpa sulit diraba. Hasil
pemeriksaan laboratorium rutin:
- Darah: hemoglobin = 11,5 gr%, laju endap
darah = 51 mm/jam, lekosit = 8800/mm3,
hitung jenis (%): basofil = 0, eosinofil = 1,
batang = 0, segmen = 76, limfosit = 21,
monosit = 2. Trombosit: cukup.
- Tidak ada kelainan tinja pada pemeriksaan
makroskopis dan mikroskopis.
- Urinalisis: dalam batas normal.

Majalah Kedokteran Nusantara Volume 39 y No. 4 y Desember 2006

Atan Baas Sinuhaji

Diagnosa pasien saat itu adalah Asites ec.


Sirosis Hepatis + Gizi Buruk dengan diagnosa
banding Asites ec. Peritonitis Tuberkulosis +
Gizi Buruk. Diberikan pengobatan dengan
diuretik kombinasi Spironolakton dengan
Furosemid.
Hasil pemeriksaan penunjang lainnya:
- Pemeriksaan biokimia hati, faal ginjal dan
elektrolit darah: dalam batas normal.
- Hasil uji Mantoux: (-) dan foto toraks:
pendorongan
diafragma
sedangkan
gambaran paru dan jantung normal.
- Foto polos abdomen menunjukkan adanya
perselubungan massif diseluruh rongga
abdomen.
- Foto minum bubur barium: tidak dijumpai
varises dan tidak tampak penekanan usus.
- Ultrasonografi abdomen: tidak dijumpai
pembesaran hati dan limpa.
- Analisa cairan asites: eksudat, tetapi tidak
dijumpai pertumbuhan mikroorganisme
pada biakan. Sayangnya pemeriksaan
amilase tidak dapat dilakukan.
- Skanning abdomen menunjukkan adanya
asites dengan penumpukan cairan di Lesser
Sac dan Left Anterior Perirenal Space.
Tidak tampak tumor abdomen dan disangka
Kista Pankreas.
Diagnosa saat itu ditegakkan: Asites
Pankreas + Kista Pankreas + Gizi Buruk.
Selama sebulan perawatan pasien mendapat
pengobatan dengan diuretik (kombinasi
Spironolakton dan Furosemid) dan dijumpai
pengurangan asites. Orang tua pasien meminta
berobat jalan sehubungan dengan masalah
keuangan.
Dua minggu setelah pulang, pasien masuk
lagi ke rumah sakit karena perut semakin
membesar dan sulit bernafas. Orang sakit
dirujuk ke Bagian Bedah Anak dengan diagnosa
Asites Pankreas + Kista Pankreas + Gizi Buruk.
Dua belas hari setelah rawatan kedua dilakukan
eksplorasi laparatomi. Diagnosa paska operasi:
Kista Duktus Koledokus. Hasil pemeriksaan
histopatologi menunjukkan kista benigna.
Sebulan setelah operasi pasien pulang sembuh
dan pada pengamatan jangka panjang ( 4
tahun) anak makin sehat dan tidak ada asites
yang berulang.
DISKUSI
Telah dilaporkan satu kasus Kista Duktus
Koledokus pada anak perempuan Indonesia usia
6 tahun 6 bulan yang datang dengan manifestasi

Kista Duktus Koledokus

yang tidak seperti biasanya yaitu asites. Pada


anak besar penderita Kista Duktus Koledokus,
umumnya dijumpai trias klasik yaitu ikterus,
sakit perut dan massa di abdomen kanan atas.1-6,
10-11
Sedangkan pada neonati dan bayi dijumpai
ikterus
disebabkan
hiperbilirubinemia
konjugated yang harus dibedakan dengan atresia
biliaris atau penyakit hati lain.
Belum ada laporan mengenai penderita
asites yang disebabkan Kista Duktus Koledokus,
setidak-tidaknya di Indonesia. Pada kasus kami
ini, setelah dilakukan tindakan operasi terhadap
kista, asites sembuh dan tidak berulang dalam
pengamatan jangka panjang ( 4 tahun). Asites
yang terjadi pada Kista Duktus Koledokus
kemungkinan penekanan kista pada sistem vena
porta sehingga terjadi hipertensi portal.12 Hal ini
mengakibatkan peninggian tekanan hidrostatik
sehingga terjadi asites. Penekanan ini terjadi
sebelum vena lienalis memasuki sistem vena
porta sehingga tidak dijumpai pembesaran hati
dan limpa.
Walau penyebab Kista Duktus Koledokus
belum jelas diketahui, tetapi diduga kelainan
kongenital (embriogenesis yang salah) ataupun
didapat. Adanya dilatasi saluran empedu
disebabkan kelemahan struktur saluran empedu.1
Dilatasi ini dapat berbentuk silinder atau kistik.6
Dilatasi kistik saluran empedu (Kista Duktus
Koledokus) pertama kali dilaporkan oleh Vater
pada tahun 1720.7 Volume kista ini bervariasi
dari beberapa mililiter sampai 2000 mililiter.
Tebal dinding kista juga bervariasi dari yang
begitu tipis hingga dapat terlihat cairan empedu
sampai setebal 1 cm.4 Dinding kista terdiri dari
jaringan fibrous dan inflamasi.1,4,8 Refluks
cairan
pankreas
ke
saluran
empedu
menyebabkan inflamasi, fibrosis, edema,
sumbatan aliran empedu, kelemahan dinding
setempat dan dilatasi.1 Tidak jelas apakah ada
hubungan Kista Duktus Koledokus pada kasus
ini dengan trauma tumpul abdomen yang
dialami penderita satu tahun sebelum dirawat di
rumah sakit. Trauma tumpul abdomen
merupakan salah satu penyebab pankreatitis.13
Sayangnya pemeriksaan amilase di cairan asites
tidak dapat dilakukan.
KESIMPULAN
Manifestasi klinis Kista Duktus Koledokus
berupa asites tidak sebagaimana biasanya.
Namun kemungkinan adanya Kista Duktus
Koledokus pada penderita asites harus
dipertimbangkan disamping sirosis hepatis,
kelainan jantung kongestif, sindroma nefrotik,

Majalah Kedokteran Nusantara Volume 39 y No. 4 y Desember 2006

449

Laporan Kasus

tumor
peritoneum
tuberkulosis.

ataupun

peritonitis

DAFTAR PUSTAKA
1. Rosenthal P. Other disease. Dalam : Walker
WA, Goulet G, Kleinmer R, Shermen PM,
Shneider BL, Sanderson LR, penyunting.
Pediatrics
Gastrointestinal
Disease.
Pathofisiology
Disease.
Management.
Volume 2 Edisi ke-4. Hamilton : BC
Decker Inc, 2004. h. 1139-45.

Management.
Edisi
ke-2.
London,
Buttherwoth Heinemann, 1991. h. 652-54
10. Rowe MI. Choledocal Cyst. Dalam: Rowe
MI, ONeill JA, Grosfeld Jl, dkk,
penyunting. Essentials of Pediatric Surgery.
Edisi ke-2. St, Louis Missouri: Mosby,
1995. h.639-44
11. Lister J. Liver and Biliary Tree. Dalam:
Lister J, penyunting. Complication of
Paediatric Surgery.Edisi-1. London, Baillier
Tindall, 1986. h. 164-65

2.

Everson GT, Choledochal Cyst. Dalam :


OGrady JG, Lake JR, Ho:wdle PD,
penyunting.
Comprehensive
Clinical
Hepatology. Edisi-1. London : Mosby,
2000. h. 26. 13-14

12. Hassal E, Israel D. Portal hypertension.


Dalam: Willie R, Hyams JS, penyunting.
Paediatrics Gastroenterointestinal Disease.
Pathophysiology, Diagnosis, Management.
Edisi-1. Philadelphia, WB Sounders
Company, 1993, h. 370-90

3.

Daveport M, Howard ER. Surgical


disorders of the Liver and Bile Ducts.
Dalam: Kelly DA, Penyunting Disease of
the Liver and Biliary System in Children.
Edisi ke-1. Birmingham : Blackwell
Science, 1999. h. 260-62

4.

Upadhayaya
P.
Jaundice,
hepatosplenomegaly and disease of the
pancreas.
Dalam:
MacMahon
RA,
penyunting. An Aid to Paediatric Surgery.
Edisi-1. New York: Churchill Livingstone,
1984. h. 65-67

13. Whitcomb DC, Lowe ME. Other disease.


Dalam : Walker WA, Goulet G, Kleinmer
R, Shermen PM, Shneider BL, Sanderson
LR, penyunting. Pediatrics Gastrointestinal
Disease.
Pathofisiology
Disease.
Management. Volume 2 Edisi ke-4.
Hamilton : BC Decker Inc, 2004. h. 15841597.

5.

Raffensperger JG. Cystic dilatation of the


bile ducts. Dalam : Raffensperger JG,
penyunting. Swensons pediatric surgery.
Edisi-4. New York: Appleton- CenturyCrofts, 1980. h. 614-19

6.

Suchy FJ. Cystic Disease of the Biliary


Tract ang Liver. Dalam: Behrman RE,
Kliegman RM, Jenson HB, penyunting.
Nelson texbook of pediatrics. Edisi-17.
Philadelphia: Saunders 2004. h. 1343-45

7.

Stein JE, Vacanti JP, Biliary atresia and


other disorder of the extrahepatic biliary
tree. Dalam: Suchy FJ, penyunting Liver
Disease in Children. St. Louis: Mosby,
1994. h. 435-39

8.

Herman RE, Vogt DP, Chung RS. Biliary


system. Dalam: Davis JH, Sheldon GF,
Drucker WR, dkk, penyunting. Surgery a
problem-solving approach. Edisi ke-2. St.
Louis Baltimore: Mosby, 1995. h. 1515-55

9.

Howard ER. Paediatric Abdominal Surgery.


Dalam: OHiggins NJ, Chisholm GD,
Williamson RCN, penyunting Surgical

450

Majalah Kedokteran Nusantara Volume 39 y No. 4 y Desember 2006

Anda mungkin juga menyukai