Disusun oleh :
FAKULTAS KEDOKTERAN
2019
DAFTAR ISI
Halaman Sampul….…………………………..........…………………………………….
Daftar Isi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang………………………..…………………………………………...
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian tata surya..................……………………………………………....
BAB III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan………………………………………………………………………..
1.2 Saran……………………………………………………………………………....
Daftar Rujukan..................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Studi teoritis tentang pembentukan tata surya dan sistem keplanetan telah berlangsung
lama. Banyak hipotesa yang disusun oleh para ahli untuk menjelaskan bagaimana asal mula
terjadinya Sistem Tata Surya. Cabang ilmu astronomi yang khusus mempelajari asal-muasal
terbentuknya Tata Surya adalah kosmogoni (cosmogony). Sejak abad ke-18 sudah diusulkan
teori-teori mengenai asal-muasal Tata Surya ini. Tidak ada yang benar dalam sebuah teori.
Namun, pengujian teori-teori tersebut dilakukan dengan membandingkannya dengan fakta-
fakta di lapangan dan temuan-temuan baru akibat perkembangan teknologi. Para ahli
komogoni selalu memperhatikan fakta-fakta berdasarkan teori yang telah ditemukan
sebelumnya untuk menguji teori baru yang ditemukan untuk menyempurnakan teori asal-
muasal pembentukan tata surya.
B. Topik Bahasan
Untuk menghindari meluasnya permasalahan yang akan dikaji dalam makala ini, topik
bahasan dibatasi dengan pembatasan sebagai berikut :
1) Teori yang dikaji hanyalah beberapa teori yang berhasil ditemukan oleh penulis dengan
metode studi pustaka.
2) Penciptaan tata surya yang ditinjau dari kajian Al-Qur’an tidak semuanya akan dibahas
dalam makalah ini. Penulis hanya akan mengkaji beberapa ayat dari Al-Qur’an yang dirasa
paling mewakili penciptaan tata surya.
C. Tujuan Penulisan
2) Mengetahui dan memahami teori-teori yang berkaitan dengan proses pembentukan tata
surya
Tata Surya merupakan sebuah sebuah sistem yang terdiri dari Matahari, delapan planet,
planet-kerdil, komet, asteroid dan benda-benda angkasa kecil lainnya. Matahari merupakan
pusat dari Tata Surya di mana anggota Tata Surya yang lain beredar mengelilingi Matahari.
Benda-benda langit tersebut beredar mengelilingi Matahari secara konsentris pada
lintasannya masing-masing. Anggota-anggota dalam sistem Tata Surya ditunjukkan seperti
gambar 1.
Gambar 1. Matahari, planet, dan planet kerdil (dwarf planet) yang menjadi anggota Tata Surya.
Besar diameter dihitung relatif terhadap diamater Matahari sedangkan jarak tidak diskalakan.
(Sumber: Kartunnen, 2007: 132).
1) Planet
Sebuah benda langit dikatakan planet jika memenuhi kriteria sebagai berikut:
mengorbit Matahari
2) Planet-Kerdil
Sebuah benda langit dikatakan sebagai planet-kerdil jika:
mengorbit Matahari
Seluruh benda angkasa lain yang mengelilingi Matahari selain planet atau planet-
kerdil. Benda-benda Tata Surya Kecil tersebut di antaranya adalah komet, asteroid, objek-
objek trans-neptunian, serta benda-benda kecil lainnya.
Salah satu teori asal-muasal Tata Surya adalah hipotesa nebula (nebular hypothesys)
yang diusulkan oleh Immanuel Kant yang pada tahun 1755 (Kartunnen, 2006: 197). Teori
ini menjelaskan bahwa tata surya berasal dari kabut panas (nebula) yang terus berputar
dan membentuk gumpalan. Sebagian massa gas pada equatornya akan menjauh dari
gumpalan inti dan akan membentuk cincin-cincin yang melingkari bagian intinya.
Cincin-cincin itu akan berubah menjadi gumpalan padat yang kecil-kecil yang disebut
palnet. Sedangkan inti kabut berbentuk gas pijar yang disebut matahari. (perhatikan
gambar 2.)
Gambar 2. Model Nebula Laplace. (a) Nebula yang berotasi. (b) Nebula mengalami
pemipihan sepanjang sumbu rotasinya. (c) Pembentukan bentuk lentikular. (d) serangkaian
cincin terbentuk akibat terjadinya pengerutan inti. (e) terbentuk planet di masing-masing
cincin. (Sumber: Woolfson, 2007)
2) Teori Pasang Surut (Planetesimal)
Teori ini dipelopori oleh Jeans dan Jefreey. Teori ini menjelaskan bahwa tata surya
berasal dari efek pasang gas-gas matahari akibat gaya gravitasi bintang besar yang
melintasi protobintang (bakal matahari). Akibatnya ada sebagian materi dari
protobintang tersebut yang tertarik karena pengaruh gaya tarik bintang yang besar
tersebut. Materi protobintang yang tertarik tersebut kemudian menjadi planet-planet,
sedangkan protobintang menjadi Matahari. Perhatikan gambar 3 di bawah ini !
3) Teori Penangkapan
Teori ini menjelaskan terbentuknya Tata Surya berawal dari adanya interaksi antara
Matahari dengan protobintang (calon bintang). Gambar 3 menunjukkan proses tersebut
dimana suatu massa protobintang melintasi Matahari dan sebagian materi dari
protobintang tersebut tertarik oleh gravitasi Matahari kemudian membentuk planet.
5) Teori Osilasi
“Materi alam semesta bergerak saling menjauhi kemudian akan berhenti, lalu
akan mengalami pemampatan demikian seterusnya secara periodik.”
Teori ini mengemukakan bahwa alam semesta sekarang sedang mengembang karena
sebelumnya telah terjadi penyusutan. Dalam proses ini tidak ada materi yang rusak
atau hilang ataupun tercipta, hanya mampat atau merenggang.
Menjelaskan bahwa tata surya pada awalnya berasal dari 2 buah bintang kembar
raksasa. Selanjutnya, salah satu dari bintang kembar meledak menghasilkan serpihan
dan debu yang akhirnya berevolusi membentuk planet, sedangkan bintang yang tidak
meledak itulah yang disebut matahari.
Teori ini berpendapat bahwa ada suatu siklus di jagat raya. Satu siklus mengalami
satu masa ekspansi dan satu masa kontraksi. Satu siklus diperkirakan berlangsung
selama 30 milyar tahun. Dalam masa ekspansi terbentuklah galaksi-galaksi serta
bintang-bintang di dalamnya. Ekspansi ini diakibatkan oleh adanya reaksi inti hydrogen
yang pada akhirnya membentuk unsur-unsur lain yang komplek.
Pada masa kontraksi, galaksi-galaksi dan bintang-bintang yang telah terbentuk
meredup dan unsure-unsur yang telah terbentuk menyusut dengan mengeluarkan
tenaga berupa panas yang sangat tinggi. Disebut juga Oscillating Theory (teori
mengembang dan memampat).