Anda di halaman 1dari 12

Makalah Ilmu Alam Dasar (IAD)

Proses Pembentukan Tata Surya

Disusun oleh :

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2019
DAFTAR ISI

Halaman Sampul….…………………………..........…………………………………….
Daftar Isi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang………………………..…………………………………………...

1.2 Topik bahasan..........................................................................................................

1.3 Tujuan penulisan…….…………………………………….………………………

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian tata surya..................……………………………………………....

2.2 Asal mula tata surya beserta teori-teori yang mendukung.…………………...

2.3 Pembentukan tata surya menurut Al-Qur’an.…………………………………

BAB III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan………………………………………………………………………..

1.2 Saran……………………………………………………………………………....

Daftar Rujukan..................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Studi teoritis tentang pembentukan tata surya dan sistem keplanetan telah berlangsung
lama. Banyak hipotesa yang disusun oleh para ahli untuk menjelaskan bagaimana asal mula
terjadinya Sistem Tata Surya. Cabang ilmu astronomi yang khusus mempelajari asal-muasal
terbentuknya Tata Surya adalah kosmogoni (cosmogony). Sejak abad ke-18 sudah diusulkan
teori-teori mengenai asal-muasal Tata Surya ini. Tidak ada yang benar dalam sebuah teori.
Namun, pengujian teori-teori tersebut dilakukan dengan membandingkannya dengan fakta-
fakta di lapangan dan temuan-temuan baru akibat perkembangan teknologi. Para ahli
komogoni selalu memperhatikan fakta-fakta berdasarkan teori yang telah ditemukan
sebelumnya untuk menguji teori baru yang ditemukan untuk menyempurnakan teori asal-
muasal pembentukan tata surya.

B. Topik Bahasan

Untuk menghindari meluasnya permasalahan yang akan dikaji dalam makala ini, topik
bahasan dibatasi dengan pembatasan sebagai berikut :

1) Teori yang dikaji hanyalah beberapa teori yang berhasil ditemukan oleh penulis dengan
metode studi pustaka.

2) Penciptaan tata surya yang ditinjau dari kajian Al-Qur’an tidak semuanya akan dibahas
dalam makalah ini. Penulis hanya akan mengkaji beberapa ayat dari Al-Qur’an yang dirasa
paling mewakili penciptaan tata surya.

C. Tujuan Penulisan

1) Mengetahui dan memahami bagaimana proses pembentukan tata surya

2) Mengetahui dan memahami teori-teori yang berkaitan dengan proses pembentukan tata
surya

3) Mengetahui dan memahami proses pembentukan tata surya menurut Al-Qur’an


BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Tata Surya

Tata Surya merupakan sebuah sebuah sistem yang terdiri dari Matahari, delapan planet,
planet-kerdil, komet, asteroid dan benda-benda angkasa kecil lainnya. Matahari merupakan
pusat dari Tata Surya di mana anggota Tata Surya yang lain beredar mengelilingi Matahari.
Benda-benda langit tersebut beredar mengelilingi Matahari secara konsentris pada
lintasannya masing-masing. Anggota-anggota dalam sistem Tata Surya ditunjukkan seperti
gambar 1.

Gambar 1. Matahari, planet, dan planet kerdil (dwarf planet) yang menjadi anggota Tata Surya.
Besar diameter dihitung relatif terhadap diamater Matahari sedangkan jarak tidak diskalakan.
(Sumber: Kartunnen, 2007: 132).

IAU secara umum mengelompokkan benda angkasa yang mengeliligi Matahari

menjadi tiga (Kartunnen, 2007) yaitu:

1) Planet

Sebuah benda langit dikatakan planet jika memenuhi kriteria sebagai berikut:

 mengorbit Matahari

 bentuk fisiknyanya cenderung bulat

 orbitnya bersih dari keberadaan benda angkasa lain

2) Planet-Kerdil
Sebuah benda langit dikatakan sebagai planet-kerdil jika:

 mengorbit Matahari

 bentuk fisiknya cenderung bulat

 orbitnya belum bersih dari keberadaan benda angkasa lain

 bukan merupakan satelit

3) Benda-benda Tata Surya Kecil (Small Solar System Bodies)

Seluruh benda angkasa lain yang mengelilingi Matahari selain planet atau planet-
kerdil. Benda-benda Tata Surya Kecil tersebut di antaranya adalah komet, asteroid, objek-
objek trans-neptunian, serta benda-benda kecil lainnya.

B. Asal Mula Tata Surya beserta Teori-Teori yang Mendukung

1) Teori Hipotesa Nebula Kant dan Laplace

Salah satu teori asal-muasal Tata Surya adalah hipotesa nebula (nebular hypothesys)
yang diusulkan oleh Immanuel Kant yang pada tahun 1755 (Kartunnen, 2006: 197). Teori
ini menjelaskan bahwa tata surya berasal dari kabut panas (nebula) yang terus berputar
dan membentuk gumpalan. Sebagian massa gas pada equatornya akan menjauh dari
gumpalan inti dan akan membentuk cincin-cincin yang melingkari bagian intinya.
Cincin-cincin itu akan berubah menjadi gumpalan padat yang kecil-kecil yang disebut
palnet. Sedangkan inti kabut berbentuk gas pijar yang disebut matahari. (perhatikan
gambar 2.)
Gambar 2. Model Nebula Laplace. (a) Nebula yang berotasi. (b) Nebula mengalami
pemipihan sepanjang sumbu rotasinya. (c) Pembentukan bentuk lentikular. (d) serangkaian
cincin terbentuk akibat terjadinya pengerutan inti. (e) terbentuk planet di masing-masing
cincin. (Sumber: Woolfson, 2007)
2) Teori Pasang Surut (Planetesimal)

Teori ini dipelopori oleh Jeans dan Jefreey. Teori ini menjelaskan bahwa tata surya
berasal dari efek pasang gas-gas matahari akibat gaya gravitasi bintang besar yang
melintasi protobintang (bakal matahari). Akibatnya ada sebagian materi dari
protobintang tersebut yang tertarik karena pengaruh gaya tarik bintang yang besar
tersebut. Materi protobintang yang tertarik tersebut kemudian menjadi planet-planet,
sedangkan protobintang menjadi Matahari. Perhatikan gambar 3 di bawah ini !

Gambar 3. Representasi teori Pasang-Surut Jeans.


(Sumber: Woolfson, 2007)

3) Teori Penangkapan

Teori ini menjelaskan terbentuknya Tata Surya berawal dari adanya interaksi antara
Matahari dengan protobintang (calon bintang). Gambar 3 menunjukkan proses tersebut
dimana suatu massa protobintang melintasi Matahari dan sebagian materi dari
protobintang tersebut tertarik oleh gravitasi Matahari kemudian membentuk planet.

Gambar 4. Representasi teori penangkapan.


(Sumber: Woolfson, 2007)

4) Teori Keadaan Tetap


“Alam semasta sama di manapun atau bilamanapun atau dengan kata lain alam
semesta sama di mana-mana setiap saat.”
Hipotesis ini disebut Kosmologi Keadaan Tetap (Steady-State Cosmology). Namun
teori ini tergoyahkan karena alam semesta cenderung mengembang dan tidak tetap.

5) Teori Osilasi

“Materi alam semesta bergerak saling menjauhi kemudian akan berhenti, lalu
akan mengalami pemampatan demikian seterusnya secara periodik.”
Teori ini mengemukakan bahwa alam semesta sekarang sedang mengembang karena
sebelumnya telah terjadi penyusutan. Dalam proses ini tidak ada materi yang rusak
atau hilang ataupun tercipta, hanya mampat atau merenggang.

6) Teori Bintang Kembar

Menjelaskan bahwa tata surya pada awalnya berasal dari 2 buah bintang kembar
raksasa. Selanjutnya, salah satu dari bintang kembar meledak menghasilkan serpihan
dan debu yang akhirnya berevolusi membentuk planet, sedangkan bintang yang tidak
meledak itulah yang disebut matahari.

7) Teori Steady State


Teori ini berpendapat bahwa materi yang hilang melalui resesi galaksi-galaksi,
karena pengembungan alam yang berlangsung terus menerus digantikan oleh materi
yang baru saja tercipta sehingga alam semesta yang terlihat tetap berada dalam
keadaan tidak berubah (stady state), artinya bahwa materi secara terus menerus tercipta
diseluruh alam semesta. Teori ini sama sekali tidak menyebut peristiwa awal yang
bersifat khusus pada waktu atau ruang. Tidak ada awal maupun akhir karena materi
diperbarui secara terus menerus di satu tempat sementara di tempat lain dihancurkan.

8) Teori Ekspansi dan Kontraksi

Teori ini berpendapat bahwa ada suatu siklus di jagat raya. Satu siklus mengalami
satu masa ekspansi dan satu masa kontraksi. Satu siklus diperkirakan berlangsung
selama 30 milyar tahun. Dalam masa ekspansi terbentuklah galaksi-galaksi serta
bintang-bintang di dalamnya. Ekspansi ini diakibatkan oleh adanya reaksi inti hydrogen
yang pada akhirnya membentuk unsur-unsur lain yang komplek.
Pada masa kontraksi, galaksi-galaksi dan bintang-bintang yang telah terbentuk
meredup dan unsure-unsur yang telah terbentuk menyusut dengan mengeluarkan
tenaga berupa panas yang sangat tinggi. Disebut juga Oscillating Theory (teori
mengembang dan memampat).

9) Teori Dentuman Besar/Big Bang

Keberadaan awal pada peristiwa besar ini melengkapi ketidaktahuan manusia


tentang awal mula alam semesta dan merupakan bahan dari spekulasi sesungguhnya
yang mempunyai dasar kuat. Teori ini mengasumsikan sekitar 15 milyar tahun lalu
dimulai dari ledakan yang dahyat dan dilanjutkan dengan pengambangan alam
semesta. Point penting dari semua peristiwa ini adalah waktu, materi , energi dan
ruang merupakan satu keterpaduan. Kejadian ini bukan ledakan biasa tetapi cukup
memenuhi semua peristiwa dari ruang dengan semua partikel yang menjadi embrio
alam semesta yang mendesak keluar dari masing-masing yang lain.
Telah dijelaskan sebelumnya Big bang adalah teori ilmu pengetahuan yang
menjelaskan perkembangan dan bentuk awal dari alam semesta. Ide sentral dari teori
ini adalah bahwa teori relativitas umum dapat dikombinasikan dengan hasil
pemantauan dalam skala besar pada pergerakan galaksi terhadap satu sama lain, dan
meramalkan bahwa suatu saat alam semesta akan kembali atau terus. Konsekuensi
alami dari Teori Big Bang yaitu pada masa lampau alam semesta punya suhu yang
jauh lebih tinggi dan kerapatan yang jauh lebih tinggi.
Teori Big-Bang juga dikenal teori Super Dense, menyatakan bahwa jika alam
semesta mengembang pada skala tertentu, maka ketika kita pergi kembali ke dalam
waktu, kelompok-kelompok galaksi akan semakin mendekat dan tentu akan sampai
pada suatu saat di mana semua materi, energi dan waktu yang membentuk alam
semeseta terkonsentrasi pada suatu tempat dalam bentuk gumpalan yang sangat padat (
super dense agglomeration). Dengan bekerja mundur, dari peringkat resesi galaksi-
galaksi yang teramati, ditemukan bahwa galaksi-galaksi itu diduga telah berada
berdekatan satu sama lain sekitar 12 milyar tahun yang lalu. Dipostulasikan bahwa
saat ini ledakan hebat menyebabkan seperti yang ada sekarang.
Pengembangan alam alam yang teramati ini merupakan kelanjutan dari proses ini.
Teori berkonsentrasi pada peristiwa spesifik sebagai “awal” alam semesta dan
menampilkan suatu evolusi progresif sejak titik itu hingga sekarang. Selama satu abad
terakhir, serangkaian percobaan, pengamatan, dan perhitungan yang dilakukan dengan
menggunakan teknologi mutakhir, telah mengungkapkan tanpa ragu bahwa alam
semesta memiliki permulaan. Para ilmuwan telah memastikan bahwa alam semesta
berada dalam keadaan yang terus mengembang. Dan mereka telah menyimpulkan
bahwa, karena alam semesta mengembang, jika alam ini dapat bergerak mundur dalam
waktu, alam semesta ini tentulah memulai pengembangannya dari sebuah titik tunggal.
Sungguh, kesimpulan yang telah dicapai ilmu pengetahuan saat ini adalah alam
semesta bermula dari ledakan titik tunggal ini. Ledakan ini disebut “Dentuman Besar”
atau Big-bang.

C) Pembentukan Tata Surya menurut Al-Qur’an

Anda mungkin juga menyukai